Minggu, 02 Juni 2013

[daarut-tauhiid] Sehat, Mulia dan Bahagia dengan Mengasuh Anak

Sehat, Mulia dan Bahagia dengan Mengasuh Anak*
*

*
*

*DALAM *pandangan hidup peradaban Barat, wanita memiliki hak yang sama
dengan kaum adam. Maka, sudah semestinya kaum wanita berkiprah sebagaimana
halnya lelaki berkiprah.
Wanita bebas untuk menentukan pilihan dalam hidupnya. Dan, apapun yang
dilakukan oleh kaum wanita, hendaknya dihormati dan tidak dihalang-halangi,
apalagi dinilai negatif atas dasar pandangan agama.

Karena peradaban Barat menghegemoni peradaban dunia modern, seluruh negara
pun, termasuk Indonesia, entah terpaksa atau suka rela, mengadopsi konsep
gender dalam sistem kenegaraannya. Bahkan konsep itu telah menjelma dalam
kebijakan strategis negara.

Di Indonesia kuota 30 persen dalam kepungurusan partai menjadi peraturan
perundang-undangan termasuk dalam komposisi anggota parlemen di Senayan.
Pada saat yang sama media massa banyak menampilkan sosok wanita karir yang
ditampilkan sebagai sosok wanita ideal dan patut diidolakan.

Akhirnya tidak sedikit kaum wanita yang terobsesi dengan dunia kerja dan
karir. Dan, kini seperti kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, kaum
wanita banyak berseliweran diberbagai tempat keramaian. Dan, umumnya sudah
menganggap pekerjaan ibu rumah tangga ketinggalan zaman alias tidak keren.

Tidaklah heran jika sekarang, ibu-ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga terlihat sedikit inferior. Biasanya mereka mengucapkan, 'Saya hanya
sebagai ibu rumah tangga'.

Seolah-olah ibu rumah tangga yang mengurus anak di rumah itu adalah wanita
teraniaya dan tertindas. Padahal, ibu rumah tangga adalah wanita yang
paling menentukan di seluruh dunia.
Dalam bahasa Mario Teguh, ibu rumah tangga adalah satu-satunya manusia yang
pekerjaannya tidak bisa diwakili oleh siapapun, termasuk oleh seorang
presiden sekalipun.

Memang benar ibu rumah tangga tidak bisa dikenal layaknya artis karena
memang pekerjaannya di dalam rumah. Bahkan ibu rumah tangga mungkin tidak
bisa berpenghasilan dengan pekerjaan yang tak terkira di dalam rumah.

Tetapi, harus jujur diakui bahwa kenakalan remaja yang kini sudah mengarah
pada kejahatan remaja, salah satunya dikarenakan hilangnya peran seorang
ibu di dalam rumah. Banyaknya orang tua yang super sibuk di kota-kota
besar, menjadikan interaksi mereka dengan buah hatinya tidak berjalan
secara sempurna, sehingga banyak anak merasa tidak diperhatikan dan
akhirnya terjerumus pada pergaulan yang merugikan.

Tugas Utama seorang Istri

Memang tidak semua wanita yang memilih berkarir semata-mata karena malu
menjadi ibu rumah tangga. Sebagian karena situasi dan kondisi yang
mengharuskan istri ikut turun ke medan kerja, untuk memenuhi kebutuhan
keluarga yang boleh jadi belum bisa diatasi seorang diri oleh suami.

Tetapi, Islam telah menegaskan bahwa tugas atau peran utama yang harus
dijalankan oleh seorang muslimah sebagai istri dan ibu adalah mengurus
rumah tangga, mendidik anak, menjaga harta suami, menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan rumah yang tak kalah beratnya dari pekerjaan suami
untuk memenuhi nafkah.

Jika memiliki bayi, maka tugas utama seorang ibu adalah menyusui anaknya,
selama dua tahun, jika ingin sempurna penyusuannya.

æóÇáúæóÇáöÏóÇÊõ íõÑúÖöÚúäó ÃóæúáÇóÏóåõäøó Íóæúáóíúäö ßóÇãöáóíúäö áöãóäú
ÃóÑóÇÏó Ãóä íõÊöãøó ÇáÑøóÖóÇÚóÉó

*"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu
bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan." *(QS. Al-Baqarah [2]:233).

Adapun kewajiban mencari nafkah, Islam tidak memberikan beban tersebut
kepada istri, tetapi dibebankan kepada suami.

æóÚáóì ÇáúãóæúáõæÏö áóåõ ÑöÒúÞõåõäøó æóßöÓúæóÊõåõäøó ÈöÇáúãóÚúÑõæÝö

*"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara
yang makruf." *(QS. Al-Baqarah [2]: 233)

Suami berkewajiban untuk memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak
seperti yang diperintahkan dalam ayat diatas. Dan kewajiban untuk
memberikan nafkah kepada istri dan anak-anak berlaku meski suami miskin
atau istri dalam keadaan kaya atau berkecukupan.

áöíõäÝöÞú Ðõæ ÓóÚóÉò ãøöä ÓóÚóÊöåö æóãóä ÞõÏöÑó Úóáóíúåö ÑöÒúÞõåõ
ÝóáúíõäÝöÞú ãöãøóÇ ÂÊóÇåõ Çááøóåõ áóÇ íõßóáøöÝõ Çááøóåõ äóÝúÓÇð ÅöáøóÇ ãóÇ
ÂÊóÇåóÇ ÓóíóÌúÚóáõ Çááøóåõ ÈóÚúÏó ÚõÓúÑò íõÓúÑÇð

*"Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang
yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya.Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah ý berikan kepadanya. ýAllah kelak akan
memberikan kelapangan sesudah kesempitan." *(QS: Ath Thalaaq [65]: 7).

Keuntungan Menjadi Ibu Rumah Tangga

Ada banyak keuntungan menjadi ibu rumah tangga yang lingkupnya tidak saja
di dunia, tetapi juga di akhirat.

*Pertama, *sehat. Seorang ibu yang mengasuh buah hatinya sendiri cenderung
akan lebih sehat. Karena seorang ibu apalagi yang masih menyusui akan
dihadapkan dengan kondisi-kondisi tertentu yang seringkali memaksanya untuk
jalan cepat, berlari, atau bergerak sigap.

Misalnya bayi sedang menangis, maka secara spontan seorang ibu akan pergi
berlari menuju bayi mungilnya. Kejadian seperti itu boleh jadi berlangsung
sepanjang hari. Kesigapan seorang ibu saat bangkit dari kursi dan berlari
menghampirinya bisa melatih daya tahan ibu (*endurance*).

Lebih dari itu ketika bayi sudah berumur enam bulan ke atas, biasanya
seorang ibu akan tertarik untuk bermain dengan bayinya. Seorang ibu akan
dibuat gemas oleh bayinya ketika tersenyum atau mungkin tertawa, sehingga
merangsang ibu untuk mengabil bayinya kemudian mengayunnya seperti pesawat,
bermain kuda-kudaan, atau mengelitikinya. Aktivitas semacam itu akan
terjadi dalam keseharian seorang ibu, dan itu berarti seorang ibu telah
melakuakan latihan fleksibilitas.

*Kedua, *mulia. Dalam Islam, seorang ibu adalah manusia pertama dan utama
yang harus ditaati, dipatuhi dan dihormati oleh seorang anak. Jadi, Islam
menempatkan kaum ibu sebagai manusia paling mulia di muka bumi ini.

"Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kupergauli
dengan baik?" Beliau berkata, "Ibumu." Laki-laki itu kembali bertanya,
"Kemudian siapa?", tanya laki-laki itu. "Ibumu", jawab beliau, "Kemudian
siapa?" tanyanya lagi. "Kemudian ayahmu", jawab beliau." (HR. Bukhari).

Sementara itu di dalam Al-Qur'an Allah berfirman,


æóæóÕøóíúäóÇ ÇáúÅöäÓóÇäó ÈöæóÇáöÏóíúåö ÍóãóáóÊúåõ Ãõãøõåõ æóåúäÇð Úóáóì
æóåúäò æóÝöÕóÇáõåõ Ýöí ÚóÇãóíúäö Ãóäö ÇÔúßõÑú áöí æóáöæóÇáöÏóíúßó Åöáóíøó
ÇáúãóÕöíÑõ

*"Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbakti kepada) kedua
orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun" *(QS: Luqman [31] : 14).


'Atha` bin Yasar berkata, "Aku pergi lalu bertanya kepada Ibnu 'Abbas,
'Kenama engkau menanyakan tentang kehidupan ibunya (masih hidup atau
tidak)?'

"Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma menjawab, *"Sungguh aku tidak mengetahui
adanya suatu amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah 'Azza wa Jalla
daripada berbakti kepada ibu." *(HR: Bukhari).
**

*Ketiga, *bahagia

Menjadi ibu rumah tangga sangat berpotensi menjadi bahagia dunia-akhirat,
terkhusus jika anak-anak yang dididiknya tumbuh menjadi orang yang sholeh
dan sholehah. Setidaknya itulah yang dirasakan oleh ibunda dari Imam
Syafi'i dan Imam Bukhari.

Kedua ulama itu besar dengan bimbingan seorang ibu yang tekun dan sabar
dalam mendidik putranya, sehingga keduanya tumbuh dewasa menjadi manusia
'penyelamat' ajaran Islam. Dari kedua tangan ulama besar itu, lahirlah
berbagai macam kitab yang sangat dibutuhkan umat manusia hingga akhir zaman.

Lantas, bagaimana tidak bahagia, sementara Rasulullah bersabda, "*Apabila
seorang anak Adam mati putuslah amalnya kecuali tiga perkara : sedekah
jariah atau ilmu yang memberi manfaat kepada orang lain atau anak yang
sholeh yang berdoa untuknya." (*HR. Muslim).

Jadi, tidak ada investasi terbesar yang mutlak menguntungkan selama-lamanya
selain mendidik anak-anak kita sendiri untuk masa depan mereka menjadi
manusia yang siap membela dan memperjuangkan dakwah Islam.


Coba kita renungkan bersama, adakah ibu yang paling bahagia di muka bumi
ini selain daripada ibu yang memiliki anak yang sholeh dan sholehah dan
selalu mendoakan keduanya?

Maka, alasan apalagi yang akan dikemukakan, sementara keuntungan mengasuh
anak itu sangat luar biasa?*/*Imam Nawawi*
Rep: Administrator
Red: Cholis Akbar

http://www.hidayatullah.com/read/28566/14/05/2013/sehat,-mulia-dan-bahagian-dengan-mengasuh-anak.html


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: