Sabtu, 08 Juni 2013

[daarut-tauhiid] Petualangan Bocah Madobag Loloskan Diri dari Perbudakan Mandor Jahanam

 


Petualangan Bocah Madobag Loloskan Diri dari Perbudakan Mandor Jahanam
MENTAWAI (voa-islam.com) -
''Ustadz, saya sekarang boleh masuk masjid ya, saya sudah Islam,'' ujar
Liliuk (13) kepada Ustadz Mahmud di Masjid Al Ikhwah Madobag, Mentawai,
belum lama ini.

''Oya? Alhamdulillah, ayo, ayo,'' sambut Mahmud, da'i Dewan Da'wah, dengan gembira.

Selama
ini, Mahmud mengenal Liliuk sebagai remaja yang rajin bekerja. Walau
masih duduk di kelas IV SDN Madobag, bocah kelahiran 15 Januari 2000 itu
sudah banting tulang untuk membantu penghasilan keluarganya.

Namun,
sejak beberapa bulan terakhir, Liliuk menghilang dari Desa Madobag, Kec
Siberut Selatan, Kab Kepulauan Mentawai. Ternyata, menurut Vincent,
salah satu santri Mahmud, Liliuk merantau ke Dumai, Kepulauan Riau. Anak
kedua dari empat bersaudara putra pasangan Barnabas-Margaretta itu
kabarnya bekerja di sebuah perusahaan. Ia pergi dengan seorang temannya.

Enam
bulan setelah kepergian Liliuk, dua santri Mahmud menyusulnya. Vincent
dan Mangga, kedua santri itu, tergiur dengan iming-iming gaji besar yang
konon diterima Liliuk di Dumai.

Kini,
setelah setahun lewat, tiba-tiba mereka berempat nongol lagi di Madobag.
Yang mengagetkan sekaligus menggembirakan, Liliuk dan temannya sudah
memeluk Islam. Liliuk yang dari keluarga pemeluk Nasrani itu namanya
berganti menjadi Muhammad Arfan.

''Sini, sini, bagaimana ceritanya?'' kata Mahmud sambil mengajak keempat bocah berbagi cerita di Masjid Al Ikhwah.

Liliuk
bertutur, ia dibawa ke Dumai oleh seorang mandor di perusahaan bernama
BP. Bocah ini dijanjikan gaji sampai Rp 3 juta perbulan. Pekerjaannya
sehari-hari hanya menanam dan merawat bibit Akasia.

''Ternyata
kebunnya luas sekali Ustadz, sampai berhektar-hektar. Capai sekali
kita,'' ungkap Liliuk. Toh ia bertahan dengan semangat, demi mendapat
gaji jutaan rupiah yang sudah dibayangkannya.

...Mandor
kami orang Mentawai dan Batak. Mereka berdua tidak pernah memberi upah
kepada kami semua. Padahal kami bekerja dari jam 4 pagi  sampai malam

Namun,
bulan demi bulan, sampai setengah setahun bekerja, Liliuk cs tak
sekalipun pernah menerima hasil jerih payahnya.  Tidak pula menerima
uang makan, minum, jajan, dan tranportasi serta uang lembur yang dulu
dijanjikan.

Menurut
informasi yang didapat Liliuk, sebenarnya perusahaan sudah mengeluarkan
hak para buruh. Namun, macet di mandor yang membawahinya.

''Mandor
kami orang Mentawai dan Batak. Mereka berdua tidak pernah memberi upah
kepada kami semua. Padahal kami bekerja dari jam 4 pagi  sampai malam, "
ungkap Arfan.

Kedatangan
sahabat sekampung halamannya, Vincent dan Mangga, cukup menghibur
Liliuk. Tapi selanjutnya mereka harus sama-sama menjalani hari-hari
bagai pekerja rodi.

Anak-anak
itu bertahan hidup dengan makan dari sisa-sisa para mandor jahanam.
Bahkan lebih keji lagi, anak-anak tersebut dipaksa minum tuak dan makan
babi.

Di barak
penginapan, Vincent berempat dan puluhan buruh anak lain harus hidup di
tengah kelakuan para mandor yang suka merokok, mabuk, berjudi, main
pelacur, makan babi, berkata-kata kotor sampai mengancam hendak
membunuh.

...Kami juga berburu kelinci, makan buah kelapa sawit dan daun pohon Damar

Menurut Liliuk, selama dia bekerja di sana, sejumlah rekan kerjanya meninggal akibat kelaparan, kelelahan, sakit, dan stress. 

Tak sampai setahun, Vincent tidak tahan lagi. Ia mengajak Liliuk dan Mangga kabur. Seorang kawan Liliuk ikutan.

Maka,
pada suatu malam nan gelap gulita, keempat remaja melarikan diri dari
''neraka''. Mereka harus masuk hutan dan bersembunyi di sana beberapa
hari. Keempatnya tidak berani melewati jalan hutan atau menuju kampung.
Sebab, kalau tertangkap, niscaya bakal disiksa atau bisa-bisa
''dihabisi'' mandor.

Berbekal
ketrampilan hidup di Madobag, keempat anak itu mampu bertahan di hutan.
Mereka menjaring ikan dengan menggunakam selimut kumal yang mereka bawa
dari barak.

...Alhamdulillah Ustadz, kami sampai kembali dengan selamat. Sekarang kami mau ngaji lagi sama Ustadz

''Kami juga berburu kelinci, makan buah kelapa sawit dan daun pohon Damar,'' ungkap Vincent.

Setelah
lebih sepekan menelusuri hutan mencari jalan ke kota, suatu hari mereka
nyasar ke perkampungan orang Melayu. Warga kampung yang semuanya
beragama Islam itulah yang menyelamatkan anak-anak.

''Mereka sangat baik, memberi kami tempat tinggal, makan, minum, dan pekerjaan,'' tutur Liliuk.

Dua
bulan tinggal bersama induk semang, keempat anak merasa seperti tinggal
di kampung sendiri. Liliuk dan temannya yang non-Islam pun diperlakukan
dengan baik.

''Di
kampung orang Melayu saya merasa tenang, tentram, serta aman. Saya juga
sering memperhatikan aktivitas dan ibadah orang sana,'' kenang Liliuk.

Akhirnya, 
Liliuk dan temannya masuk Islam. Keputusan mereka disambut gembira
orang sekampung. ''Kami merasa bahagia, seperti di keluarga sendiri.
Saya dan teman saya ini juga sudah di-khitan di sana," ungkap Muhammad Arfan alias Liliuk.

Namun,
akhirnya mereka harus segera pergi. Masalahnya, keberadaan mereka di
kampung itu sudah tercium para mandor bengis. Ternyata, lokasi
perusahaan budidaya Akasia tadi tidak jauh dari tempat pegungsian
mereka.

Anak-anak
itu lalu memutuskan pulang kampung. Sebelum pergi mereka dibekali uang,
beras, dan makanan oleh warga Melayu tempat menumpang.

"Alhamdulillah
Ustadz, kami sampai kembali dengan selamat. Sekarang kami mau ngaji
lagi sama Ustadz,'' ujar Vincent, putra Ketua Pengurus Masjid Al Ikhwah
yang bernama Syahrul Gunawan. [Ahmed Widad/Nurbowo]
http://www.voa-islam.com

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: