Minggu, 30 Juni 2013

[daarut-tauhiid] Srikandi Islam Dari Andalusia

 

Srikandi Islam Dari Andalusia
Muslimdaily.net -

Dia adalah Casilda, seorang gadis cantik tawanan gerombolan kaum
muslimin. Katakanlah bahwa yang menawan Casilda adalah sebuah
gerombolan. Sebab mereka terdiri dari anak-anak muda muslim yang
mengalami nasib yang sama. Sama-sama diperlakukan sadis oleh orang
Spanyol. Keluarga mereka habis dibantai. Desa mereka dibakar.

Terbayang kembali dalam
memori pemuda berusia dua puluh tahun yang bernama Ja'far. Desanya yang
terletak di ketinggian gunung itu sebelum diserang oleh orang-orang
Spanyol, merupakan desa aman dan tentram. Ketentraman ini membuat
desa-desa lain di sekitarnya merasa iri hati. Ketenangan desa dicapai
melalui sebuah perjanjian antara pihak Spanyol dengan penduduk desa.
Bahwa tentara Spanyol tidak akan mengusik ketenangan desa yang
penduduknya semua muslim. Imbalannya ialah dengan menyerahkan upeti
dalam jumlah yang sangat besar.

Tetapi dasar Spanyol. Beberapa
tentaranya haus darah. Mereka menyerang desa Santa Gumara yang dekat
dengan Zaragoza itu. Semua gadis, wanita, dan anak-anak dijadikan
tawanan. Sisanya dibunuh habis. Jangan sampai tersisa nyawa seorang anak
laki-laki pun. Tetapi rupanya ada seorang anak laki-laki berumur
sekitar sepuluh tahun bersembunyi di ruang bawah tanah.

Setelah semua tentara
angkat kaki meninggalkan desa Santa Gumara, pemuda kecil itu keluar dari
persembunyian, lari ke semak-semak belukar. Ia mendesis geram, "suatu
hari nanti, akan kuhabisi. Betapa sadisnya perbuatanmu terhadap keluarga
ku," marahnya.
Ia hidup sebatang kara di
desa itu. lalu mengajak bersatu pemuda-pemuda yang senasib dengannya.
Bergerilya. Penguasa-penguasa daerah mulai cemas akan meluasnya
serangan-serangan itu. Beberapa pasukan dikirim untuk menumpas, tetapi
selalu gagal menangkap Ja'far, pemimpinnya.

Bahkan suatu hari Ja'far
berhasil menyerang Kepala Daerah Anigo. Istri-istri kepala daerah
ditawan, termasuk putrinya yang cantik. Satu persatu tawanan ditelitinya
sampai pada Casilda. Gadis itu menunjukkan keangkuhan yang sangat.
Dengan pedangnya, Ja'far menunjuk ke arah Casilda.

"Siapa kau ini, hai si angkuh? Orang yang melihatmu pasti menyangka putri raja."
"Kalau pedangmu itu di tanganku, akan ku perlihatkan siapa diriku," jawab Casilda dengan sombong.

"Apa arti pedang bagi seorang gadis cantik sepertimu?" jawab Ja'far mengejek.
"Segera berikan pedang itu, supaya kamu tahu bagaimana aku mempergunakannya!" si cantik itu menjawab.

"Berani kau melawan anak buahku?" tantang Ja'far.

"Akan kulawan siapa saja yang kau pilih. Kau sendiri juga boleh!"

"Aku……? Aku Ja'far, belum kenalkah kau?'.

"Aku tahu, kau adalah seorang jagoan. karena itu cepat lepaskan belenggu ini suapaya kau segera tahu siapa diriku!"

Tali belenggu itu pun
dilepas. Casilda memegang pedang dari pemberian Ja'far. dalam perkiraan
Ja'far gadis ini dapat dipatahkan dalam sekejap. Tetapi ternyata Casilda
memperlihatkan permainan pedang dengan sangat lihai sehingga beberapa
kali hampir dapat melukai Ja'far. Pertarungan dilanjutkan. Seru dan
menakjubkan. Tanpa ada yang ditaklukkan. Walaupun Casilda mendapatkan
luka di beberapa tempat pada tubuhnya, ia masih mampu menunjukkan
kekuatannya. Ja'far barulah memandang gadis yang dalam perkiraannya
lemah ini, dengan serius. Ja'far meletakkan pedang ke tanah.

"Telah kuletakkan pedangku, wahai jagoan. Kalau kau mau, bunuhlah aku. Aku enggan bertarung dengan orang sepertimu!"

Gadis itu juga meletakkan pedangnya ke tanah. Ia membalas ucapan itu dengan kesinisan yang sama.

"Jangan kau sangka, bahwa
aku senang membunuh manusia sepertimu!" Casilda dengan angkuhnya masih
tegak dan tegar berdiri walah darah lukanya mengucur. Melihat itu Ja'far
terbesit rasa iba.

"Tuanku putri…," katanya lunak, "Kami persilahkan anda menuju tempat kami untuk kami balut luka-luka anda!"

Casilda tampak merenung sejenak. lalu berkata, "Baiklah ….tapi dengan syarat!".

"Apa syaratnya itu?" tanya Ja'far sedikit menangkap kecurigaan Casilda.

"Anak-anak buahmu jangan memperkosaku.." demikian khawatirnya.

"Keselamatan itu menjadi
hakmu, kami adalah orang-orang Islam. Suatu kaum yang akan senantiasa
menjaga kehormatan gadis sepertimu. Ini menjadi kewajiban yang berat
bagi kami," tegas Ja'far.

Masa-masa selanjutnya,
Casilda berada dalam lindungan Ja'far. Ia sedih dengan tindakan Ja'far
yang suka meneror. Ia protes, "tak malukan engkau meneror orang yang tak
bersalah?"

"Kalau kau ketahui
kisahku," kata Ja'far. "Akan kau benarkan tindakanku ini. Bila kau
melihat perbuatan bangsamu terhadap bangsa kami, pasti takkan
menyalahkan aksi-aksiku."

Ja'far mengungkapkan semua
kekejian bangsa Spanyol kepada Casilda. Teror dan penyerangannya.
Kekejaman dan kebiadabannya. Cerita ini mempengaruhi jiwa Casilda,
hingga ia berkata, "Bila memang itulah yang terjadi, kau berhak Ja'far.
Teruskan aksimu itu, bahkan bila kau tak keberatan, akan dengan senang
hati aku membantumu dalam operasi-operasi itu".

Casilda benar-benar
mewujudkan kata-katanya. Dalam setiap penyerangan, ia ikut dalam barisan
Ja'far. Kelincahan dan kehebatannya dalam mempergunakan senjata sangat
terkenal. Sehingga umum sangat memperhitungkan peranannya dalam kesatuan
Ja'far tersebut.

Casilda adalah seorang
gadis cantik. Seorang tawanan jelita. Ja'far masih ingat ketika pertama
kali bertatap muka. Gadis itu menarik hatinya. tetapi ketika itu tampak
begitu angkuhnya. Kini dalam pandangan Ja'far, Casilda semakin cantik
dari kecantikannya yang dulu.

Karena itu selayaknya ia mengungkapkan
isi hati nuraninya. Katanya suatu ketika, "Casilda…aku hendak
mengungkapkan pengharapan kepadamu."

Casilda memandang Ja'far, "Katakanlah….!

"Maukah kau menerimaku sebagai suami?" ungkap Ja'far.

Dengan tenang Casilda menjawab, "belum pernah kawinkah engkau selama ini?"

"Belum…."

"Sudahkah engkau menentukan hari pernikahannya?"

"Soal itu, kaulah yang menentukan…."

"Dengan izin Allah, Insya Allah besok pagi aku telah menjadi istrimu."

Dua pendekar muslim itu
segera melaksanakan aqad nikah. Anak buah Ja'far meramaikan pesta ini
dengan ala kadarnya. Tiba-tiba di luar dugaan, dari arah puncak gunung
terdengar jeritan-jeritan. Rupanya perkampungan Ja'far diserang pasukan
Spanyol.

Ja'far dengan sigap
menghunus pedangnya. bertempur dengan segala kekuatan yang dimiliki
menangkis serangan lawan. Ia terkena beberapa tusukan yang sangat
berbahaya. Kawan-kawannya menggotong ke tempat mempelai wanita. Kepala
Ja'far oleh Casilda di letakkan ke pangkuannya. Kondisi Ja'far sudang
sangat lemah. Ia berkata kepada istrinya yang baru saja dinikahi, "
Duhai Casilda….aku mencintaimu. Kau adalah hayatku. Apakah cintamu
demikian juga?"

Air mata Casilda meleleh. "Selama hayat ada pada ragaku, wahai suamiku." jawabnya.

Ja'far demi mendengar
kata-kata Casilda, amat berbahagia. Ia mengembangkan senyum. Namun hayat
Ja'far kini terenggut maut. Ia menutup mata dan takkan membuka lagi.
Gelora kepahlawanannya
bangkit. Diletakkannya Ja'far yang telah syahid itu di atas permadani.
Ikat kepala Ja'far dilepas dan dikenakannya. Casilda menghadap ke arah
anak buah Ja'far.

"Mulai sekarang akulah Ja'far. Serahkan pedangnya kepadaku, dan ikutlah kalian di belakangku!" tegasnya.

Pedang Ja'far diserahkan.
Mereka bersama-sama berangkat melanjutkan pertempuran. Anak buahnya
mengelu-ngelukan, "Ja'fariyah….! Ja'fariyah….!

Srikandi muslimah ini
memenangkan berbagai pertempuran. Nama Ja'fariyah mulai menjadi buah
bibir. Pelambang kecekatan dan kegesitannya. Setiap pasukan Spanyol
menghadapi kesatuan Ja'fariyah, kalah dan gagal.

Penyerangan Ja'fariyah
semakin meluas dan memasuki kota. Kota Zaragoza menjadi incarannya. Kota
tersebut berhasil ditaklukkan, dan Istananya dikuasai. Ukiran dan
lukisan-lukisan diganti. Sangat cantik. Selanjutnya keelokan dan
keindahan istana ini merupakan pelambang kecantikan seluruh Spanyol.
Sejak itu orang-orang menyebutnya sebagai "Istana Ja'fariyah".

Atas didudukinya kota
Zaragoza dan istananya, pemerintah Spanyol mulai sadar akan kekuatan
gerombolan Ja'fariyah. Pasukan dari berbagai kesatuan dikerahkan untuk
menundukkan kekuatan Ja'fariyah. Jumlah pasukan pemerintah itu sangat
besar sehingga tak bisa ditangkis balik oleh kekuatan Ja'fariyah. Walau
mereka sudah berjuang mati-matian.

Ketika tentara-tentara
Spanyol berhasil mendobrak penjagaan istana Ja'fariyah, sang pemimpin
wanita itu sudah tergeletak dalam keadaan payah. Luka-lukanya rupanya
sangat parah.

Pada penyerbuan itu, ayah
Casilda turut serta dalam kesatuan Spanyol. Diamatinya wajah Ja'fariyah.
Ia terkesima, kaget hampir tak percaya.

"Bukankah engaku putriku? tanyanya ragu.

Casilda masih mampu membuka kelopak matanya. Ia mendengar itu, sambil tersenyum ia menjawab dengan suara hampir habis.

"Aku Ja'fariyah Al Arabiyah….."

Sumber Referensi:
Muhammad Ali Quthub. 1993. Fakta Pembantaian Muslimin di Andalusia. Solo: Pustaka Mantiq
Wikipedia.org
http://muslimdaily.net

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: