http://www.dakwatun
Khutbah Jum'at
17/4/2008 | 10 Rabiul Akhir 1429 H | Hits: 974
Menggapai Kebahagiaan Hakiki
Oleh: Thalhah Nuhin, Lc.
dakwatuna.com - "Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di
dalam surga mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi,
kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang
tiada putus-putusnya.
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada
hari kiamat dalam keadaan buta." Thahaa:124
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Suatu hari, di dalam sebuah rumah tangga terjadi pertengkaran yang
sengit antara suami istri. Sang suami berkata kepada istrinya dengan
kemarahan yang luar biasa seraya berkata: "Sungguh aku akan menjadikan
kamu menderita dan celaka!!!". Dengan suara lirih istrinya menjawab:
"Kamu tidak akan pernah bisa mencelakakanku sebagaimana kamu tidak
bisa membahagiakanku!
"Mengapa tidak bisa?". Istrinya menjawab dengan tegas dan yakin:
"Sekiranya kebahagiaan itu hanya berkaitan dengan uang belanja dan
perhiasan, niscaya kamu bisa menghentikan. Akan tetapi kebahagian itu
hanya ada pada suatu yang dimana kamu dan semua manusia tidak akan
pernah menguasainya.
kebahagianku ada dalam imanku, sementara imanku ada dalam relung
hatiku dan hatiku hanya ada dalam genggaman Rabbku."
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Makna kebahagian ini juga pernah diungkapkan oleh Hujjatul Islam, Imam
Ibnu Taimiah rahimahullah "Apa yang bisa dilakukan musuh-musuhku
terhadapku? Surgaku dan tamanku ada di hatiku
bila aku berjalan maka
ia bersamaku dan tidak pernah berpisah dariku
. Penjaraku adalah
kesendirianku (dengan Rabbku)
kematianku adalah syahadah
(syahid)
.pengusiran
Ya, inilah kebahagiaan yang diinginkan oleh Islam dalam kehidupan
kita. Bahagia dengan nilai-nilai keimanan, bahagia di saat
melaksanakan ketaatan kepada Allah swt. dan bahagia dalam naungan
keislaman. Allah swt. berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah"
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat akan turun
kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu" Fushshilat : 30
Jama'ah yang dimulyakan Allah
.
Ketika kita istiqomah dalam memegang ajaran agama Allah swt, maka kita
akan merasakan keamanan dan kenyamanan yang luar biasa. Bahkan surga
Allah swt. menanti di akhirat kelak, sebagaimana yang telah dijanjikan
Allah swt dalam ayat di atas. Rasa aman dan tentram dalam hidup adalah
tanda kebahagian seseorang. Rasulullah saw. juga bersabda:
Dari Anas bin Malik berkata: "Rasulullah saw. bersabda: "Barang siapa
yang menjadikan akhirat tujuannya maka Allah akan menjadikan kekayaan
dalam hatinya, memudahkan segala urusannya dan dunia akan datang
kepadanya dengan hina (tidak pernah menguasai hati, semakin kaya
semakin bersyukur-pen)
tujuannya, maka Allah akan meletakkan kefakirannya di antara kedua
matanya, mencerai-beraikan segala urusannya dan dunia tidak akan
datang kecuali hanya sekedarnya." Imam At-tirmizi
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
.
Adakalanya kita temukan dalam realitas kehidupan kita, bahwasanya
sebagian manusia ada yang merasa bahagia dengan harta yang melimpah
ruah. Mereka puas dan bahagia ketika berfoya-foya, menghamburkan
kekayaannya dan hal-hal yang tidak berfaedah lainnya. Ada juga yang
puas dan bahagia dengan menjalankan kemaksiatan dan kemungkaran.
Merasa tentram dan nyaman dengan segala aksi asusila, menontonkan
aurat dan selingkuh serta berganti-ganti pasangan. Bahagia dengan
minuman keras, ekstasi dan perjudian.
Jama'ah yang dimulyakan Allah
..
Namun di balik kehidupan yang serba gelap dan kebahagian yang semu,
kita masih melihat hamba-hamba Allah swt. yang mengoptimalkan harta,
waktu dan tenaga untuk membangun amal unggulan dan amal shaleh. Mereka
merasa bersalah ketika tidak memperhatikan saudara-saudaranya yang
sedang dihimpit kesusuhan. Mereka yang menghadapi ujian seperti
saudara kita yang terkena gempa, dilanda banjir dan tanah longsor.
Saudara kita yang lain yang berada di negeri-negeri Islam seperti
muslim Ghaza Palestine, Iraq, Chechnya, Afghanistan dan yan lainnya.
Kegelisahan dan kegamangan merasuki jiwa mereka tatkala meninggalkan
amal-amal shaleh, tidak tilawah, tidak sholat berjama'ah dan amal
kebaikan yang lain. Oleh karenanya Imam Hasan Al-Bashari
rahimakumullah berkata:
"Carilah kebahagiaan dalam tiga hal: dalam sholat, dalam dzikr dan
dalam tilawat Al-Quran."
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah mengklasifikasikan kebahagian yang
mempengaruhi suasana jiwa seseorang menjadi tiga.
Pertama; kebahagian yang berkaitan dengan eksternal. Yaitu bahagia
dengan harta yang berada di luar diri manusia. Ia bahagaia ketika
mendapatkan kekayaan. Inilah kebahagian yang disebut dengan "ladzdzah
wahmiah khayaliah" (kebahagiaan semu). Dan ketika ia bahagia
membelanjakan hartanya untuk memenuhi syahwatnya yang dilarang, maka
inilah yang disebut "ladzdzah bahimiah" (kebahagiaan dan kenikmatan
hewani).
Kedua, kebahagiaan yang berkaitan dengan nikmat badaniah. Bahagia
dengan kesehatan yang prima, bahagia dengan kesempurnaan ciptaannnya,
bahagia dengan kecantikan dan kemolekan tubuhnya dan nikmat badaniah
yang lain. Ini juga termasuk kebahagiaan yang semu. Alangkah indahnya
ungkapan penyair Arab:
"Wahai pelayan jasad, berapa banyak kamu sengsara dalam melayani. Kamu
hanya dengan ruh bukan dengan jasad, disebut manusia."
Dan jama'ah rahimakumullah yang ketiga adalah kebahagiaan yang
sebenarnya. Kebahagian dunia akhirat. Kebahagiaan abadi dan hakiki.
Kebahagiaan yang kita dambakan semua. Yaitu kebahagiaan yang bersumber
dari nilai-nilai ketaatan kepada Allah swt.
Sebab-Sebab Bahagia
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
..
Untuk menggapai kebahagiaan yang hakiki, kita harus memiliki
sebab-sebab yang melahirkan kebahagiaan ini.
Pertama, Keimanan dan Tauhid
"Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya
petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.
Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah
menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke
langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman". Al-An'am:125
Keimanan dan ketauhidan yang mengkristal dalam jiwa seorang muslim
merupakan sumber dari segala sumber kebahagiaan. Keiistiqamahan dalam
bertauhid akan memberikan energi baru untuk menghadapi segala ragam
kehidupan. Ia tidak akan pernah takut dan bersedih dalam menjalani
kehidupan dalam kondisi apupun. Baik dalam kondisi lapang maupun
kondisi dan situasi yang sempit. Maka ia tetap eksis dalam menjalani
kehidupan dengan kekuatan iman ini.
Kedua, Tazkiatun Nafs (mensucikan diri)
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Salah satu sebab yang bisa mendatangkan kebahagiaan seseorang dalam
hidup ini adalah kesuciaan jiwa. Jiwa yang suci akan mendatangkan
banyak manfaat dan kebaikan dalam kehidupan seseorang di dunia maupun
di akhirat. Karena pangkal kebaikan diri seseorang, keluarga,
masyarakat dan bahkan bangsa diawali dengan kebaikan jiwa seseorang.
Manusia yang memiliki jiwa yang suci nan sehat akan senantia komitmen
dengan nilai-nilai kebaikan. Oleh karenanya Allah swt. berfirman:
"Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa
itu, Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Rasulullah Saw bersabda: "
Ketauhilah, di dalam tubuh manusia terdapat
segumpal daging. Jika ia baik, seluruh tubuhpun baik, dan jika ia
rusak, seluruh tubuh pun rusak. Ketauhilah, segumpal daging itu adalah
hati." (Bukhari Muslim)
Ibnu Rajab berkata: "Hati yang baik adalah yang terbebas dari segala
penyakit hati dan berbagai perkara yang dibenci, hati yang penuh
kecintaan dan rasa takut kepada Allah, dan rasa takut berjauhan dari
Allah swt."
Ketiga, Sholat
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Sebab kebahagiaan yang lain adalah sholat. Karena sholat adalah
cahaya, ketenangan dan ketentraman dalam jiwa kita. Sholat juga
penghubung antara Allah dan hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.
Dengan sholat mereka menemukan ketenangan dan kebahagiaan. Bahkan
dalam menghadapi musibah pun diperintahkan untuk sholat. Allah
berfirman: "Dan memohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan kesabaran
dan sholat
" Al-Baqarah : 45
Rasulullah bersabda: "Dijadikan ketenanganku di dalam sholat," dan
apabila mendapatkan kesulitan, beliau berkata kepada Bilal," Wahai
Bilal, qamatlah! Agar dengan sholat tersebut kami tenang." (Imam Abu
Dawud)
Keempat, Ridho dan Qona'ah
Ridho dan qana'ah merupakan akhlak mulya yang harus dimiliki oleh
setiap muslim. Karena ridho dan qana'ah adalah bentuk ketulusan,
keikhlasan dan ketundukan seorang hamba dalam menerima hasil akhir
dari amal usaha. Dengan ridho, manusia akan menerima segala keputusan
yang telah digariskan oleh Allah. Baik yang berkaitan dengan dirinya,
keluarga maupun harapan-harapan lain yang sangat dicita-citakan dalam
kehidupannya. Kekuatan ridho dan qana'ah akan membendung keputusasaan
dan kesedihan yang akan masuk dalam ruang kepribadian kita. Allah swt.
berfirman:
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri."
Al-Hadiid: 22-23
Kelima, Dzikir
Seorang mukmin sangat memerlukan ketenangan hati dan ketentraman jiwa.
Karena itu, ia perlu memperbanyak dzikir kepada Allah, agar senantiasa
berhubungan dengan Allah, bersandar kepada-Nya, memohon pertolongan
dan ampunannya. Dengan senantiasa berdzikir kepada Allah dalam kondisi
apapun, manusia akan merasa tentram, tidak ada rasa takut, tidak ada
rasa khawatir dan kesedihan dalam jiwanya. Oleh karenanya Allah berfirman:
" (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah
hati menjadi tenteram." Ar-Ra'du: 28
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Semoga dengan sentuhan ayat-ayat Allah swt. dan hadits Nabawiah kita
semua bisa melakukan perbaikan diri kita dalam kehidupan yang fana
ini. Agar kita mendapatkan kebahagiaan yang hakiki, bahagia di dunia
dan bahagia di akhirat. Dan semoga kita dijadikan oleh Allah swt.
hamba-hamba-
mempesona. Aamiin Yaa Mujiibassaa'
http://www.dakwatun
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================

Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar