KCM - Sabtu, 12 Juni 2004, 10:11 WIB
Seorang sejarawan dari Yogyakarta memprediksikan Presiden Indonesia mendatang tidak lepas dari kata "Notonagoro", sesuai dengan ramalan pujangga Jayabaya, yang sampai saat ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat, terutama di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta (DIY).
"Dengan demikian, presiden terpilih nanti di antara rangkaian huruf namanya terdapat dalam abjad Notonagoro yang terdiri atas no, to, na (no), go, dan ro, yang memiliki makna filosofis bahwa rangkaian huruf nama pemimpin Indonesia sesuai dengan urutan abjad tersebut," kata sejarawan, H Suyitno di Yogyakarta, Sabtu (12/6).
Ia mencontohkan, presiden pertama RI bernama Soekarno, yang berakhiran abjad Jawa "no", kemudian presiden RI kedua bernama Soeharto, yang berakhiran abjad Jawa "to". Rangkaian huruf pada nama kedua presiden itu sesuai dengan konsep "notonagoro" yakni abjad yang pertama (no) dan kedua (to).
Namun, ia mengakui, nama presiden RI ketiga yakni BJ Habibie tidak ada dalam abjad yang ketiga (na/yang dibaca no). Sedangkan nama presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid rangkaian huruf nama depannya masuk dalam abjad ketiga tersebut yakni "n" (Abdurrahman), yang dalam abjad Jawa adalah no "dipangku".
Sementara nama Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, huruf nama depannya terdapat dalam abjad yang keempat, yakni "ga" (Mega), yang dalam bahasa Jawa dibaca go. "Namun, saya kira nama presiden keempat dan kelima bukan yang dimaksud dalam konsep 'notonagoro' seperti yang diramalkan Jayabaya, karena mereka memimpin Indonesia tidak utuh dalam satu periode. Saya kira yang dimaksud dalam ramalan itu adalah presiden yang mampu memimpin minimal selama satu periode," katanya.
Oleh karena itu, ia memperkirakan, Presiden Indonesia periode 2004-2009 memiliki rangkaian huruf atau mengandung abjad Jawa "na" (no) atau abjad yang ketiga dari "notonagoro". Dengan dasar itu, calon presiden (capres) dari Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, capres dari Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, dan capres dari PDI Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri memiliki peluang untuk terpilih.
Menurut sejarawan alumnus UGM itu, nama belakang Susilo Bambang Yudhoyono berakhiran "no", nama depan Amien Rais berakhiran "n" (abjad Jawa no "dipangku"), sedangkan nama belakang Megawati Soekarnoputri terdapat abjad Jawa "no".
"Meskipun demikian, keputusan siapa yang akan terpilih menjadi Presiden RI periode 2004-2009 berada di tangan rakyat, karena rakyatlah yang memilih secara langsung calon pemimpinnya melalui pemilihan presiden 2004. Dengan demikian, kelima capres yang tampil dalam bursa pemilihan presiden memiliki peluang yang sama untuk menduduki kursi presiden," katanya.(Ant/nik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar