Messages In This Digest (26 Messages)
- 1a.
- Re: Mau numpang nanya From: generasi_emas99
- 1b.
- Re: Mau numpang nanya From: Lukman
- 1c.
- Re: Mau numpang nanya From: zainul abidin
- 1d.
- Re: Mau numpang nanya From: arifianto keren
- 1e.
- Re: Mau numpang nanya From: fitrullah group
- 1f.
- Re: Mau numpang nanya From: Muhammad Aziz Majidi
- 1g.
- Re: Mau numpang nanya From: zainul abidin
- 2a.
- Numpang tanya juga dong From: Franky Djutanta
- 2b.
- Re: Numpang tanya juga dong From: Bayu Hartanto
- 2c.
- Re: Numpang tanya juga dong From: Muhammad Aziz Majidi
- 3a.
- Re: Chernobyl, April 1986 From: Lukman
- 4a.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Agung
- 4b.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Muhammad Aziz Majidi
- 4c.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: andrimirzal
- 4d.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Agung
- 4e.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: fitrullah group
- 4f.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Muhammad Aziz Majidi
- 4g.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Agung
- 4h.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Muhammad Aziz Majidi
- 4i.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: zainul abidin
- 4j.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Muhammad Aziz Majidi
- 4k.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Agung
- 4l.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Muhammad Aziz Majidi
- 4m.
- Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia? From: Agung
- 5a.
- Re: OOT--jual buku eksperimen sains From: fitrullah group
- 6.
- Kuliah David Divincenzo From: Agung
Messages
- 1a.
-
Re: Mau numpang nanya
Posted by: "generasi_emas99" generasi_emas99@yahoo.com generasi_emas99
Mon May 5, 2008 3:28 am (PDT)
--- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
<aziz.majidi@...> wrote:
>
> 2008/5/2 generasi_emas99 <generasi_emas99@...>:
> >
> > Sebelumnya salam kenal.
>
> Salam kenal juga, tapi kalau tanpa identitas yang jelas gimana bisa
> kenal ya ...?
>
> > Mau nanya nih tentang entropi, di termodinamika.
> > Kalo ga salah kan entropi itu menunjukan derajad ketidak aturan dari
> > suatu sistem kan.
> > 1 apakah entropi selalu bertambah yg artinya suatu sistem semangkin
> > tidak teraatur klo ga ada pemeliharaan ????
>
> Kalau ada pernyataan bahwa setiap sistem selalu cenderung bertambah
> entropi atau derajat ketidakteraturannya, pernyataan itu bukannya
> salah, tapi kurang lengkap.
>
> Pada dasarnya sistem selalu berusaha mencari keadaan dengan energi
> minimum, tetapi akibat adanya pertukaran panas dengan lingkungannya,
> konfigurasi keadaan sistem menjadi berubah-ubah, maka entropi
> cenderung bertambah. Jadi, keadaan setimbang sistem diperoleh bukannya
> dengan meminimalkan energinya atau memaksimalkan entropinya, melainkan
> bentuk kompromi antara kedua kecenderungan tsb. Untuk merumuskannya
> diperkenalkanlah kuantitas yang didefinisikan sebagai "energi bebas".
> Misalkan, kalau volume dan jumlah partikel dalam sistem tetap, dikenal
> rumus energi bebas Helmholtz: F=E-TS (E=energi, T=suhu, S=entropi),
> di mana sistem mencapai keadaan setimbang ketika nilai F minimum.
>
>
> > 2. Kalo entropi selalu bertambah kenapa atom itu selalu menuju kearah
> > kestabilan ??? kok ky jadi bertentangan gitu.
> > Jadi bingung nih...
>
> Perlu diperjelas dulu apa yang dimaksud kestabilan di sini, apakah
maksudnya
> 1) mengapa elektron2 tidak ambruk tertarik ke dalam inti atom?, atau
> 2) mengapa elektron2 tidak lepas dari atomnya dan bergerak di alam
bebas?
>
> Kalau yang dimaksud adalah yang ke 1), penjelasannya adalah teori
> kuantum, atau paling tidak teori Bohr.
>
> Tapi kalau yang dimaksud adalah yang ke 2), maka penjelasannya kembali
> kepada seberapa efektif "lingkungan" di mana atom berada dapat
> melakukan pertukaran energi dengan elektron2 di dalam atom. Teori
> kuantum mengatakan bahwa elektron2 di dalam atom memiliki tingkat2
> energi yang diskrit (tidak sembarang harga diperbolehkan). Karena
> tingkat2 energi elektron tidak sembarangan, maka "lingkungan" tidak
> mudah melakukan pertukaran energi dengan elektron2 di dalam atom, ini
> berarti "lingkungan" tidak mudah mengganggu kestabilan atom. Kalau
> kondisinya memungkinkan bagi "lingkungan" untuk mentransfer energi
> kepada satu atau lebih elektron di dalam atom, maka atom dapat
> tereksitasi atau terionisasi.
>
> > Mohon pencerahanya, terima kasih
>
> Semoga tercerahkan.
>Terima kasih mas, oh ya perkenalkan nama saya yugo.
He4x jadi ketauan begonya maklum baru belajar termodinamika trus
langsung bingung tp ga berani nanya ke dosen (dosenya serem he4x)
- 1b.
-
Re: Mau numpang nanya
Posted by: "Lukman" lukman.leong@yahoo.com lukman.leong
Mon May 5, 2008 3:28 am (PDT)
Coba uncertainty priciple dan higgs boson, apa pengertian stabil?
--- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "generasi_emas99"com
<generasi_emas99@...> wrote:
>
> Sebelumnya salam kenal.
> Mau nanya nih tentang entropi, di termodinamika.
> Kalo ga salah kan entropi itu menunjukan derajad ketidak aturan dari
> suatu sistem kan.
> 1 apakah entropi selalu bertambah yg artinya suatu sistem semangkin
> tidak teraatur klo ga ada pemeliharaan ????
> 2. Kalo entropi selalu bertambah kenapa atom itu selalu menuju kearah
> kestabilan ??? kok ky jadi bertentangan gitu.
> Jadi bingung nih...
> Mohon pencerahanya, terima kasih
>
- 1c.
-
Re: Mau numpang nanya
Posted by: "zainul abidin" zxabidin@yahoo.com zxabidin
Mon May 5, 2008 3:28 am (PDT)
Hukum ke-2 termodinamika perlu dipandang sebagai pernyataan statistik, tidak iron-clad.
Setelah berkembangnya mekanika statistik, proses termodinamika dipahami sebagai mekanika dari banyak partikel. Karena melibatkan banyak partikel, menghitung solusi persamaan gerak setiap partikel tidak memungkinkan. Dipakailah statistik.
Ada banyak konfigurasi mikroskopik (microstate) utk setiap keadaan makro (macrostate, i.e., temperatur, tekanan, volume) . Jika setiap konfigurasi mikroskopik punya peluang yg sama (postulate of equal a priori probabilities) maka statistik menyatakan bahwa sistem lebih mungkin berada pada keadaan makro yg paling banyak microstatenya.
contohnya ada dua buah dadu: 1 muncul di dadu A dan 3 muncul di dadu B misalnya disimbolkan dengan (1,3) . Ini satu contoh konfigurasi microstate. Anggap saja macrostatenya adalah jumlah totalnya=4. Microstate lain yg punya macrostate 4 adalah (3,1) dan (2,2). Macrostate yg paling mungkin adalah 7, karena paling banyak microstatenya.
Ini contoh saja, tidak ada hubungannya dengan fisika. Utk sistem termodinamika, partikelnya misalnya ada N=10^23, mikrostatenya adalah posisi dan momentum dari 10^23 partikel. yaitu titik pada ruang fase dengan dimensi 6N=6 x 10^23.
Hubungan antara banyaknya konfigurasi mikroskopik dengan entropi pertama kali disadari oleh Boltzmann. Tapi Planck yg pertama kali menulis $S=k ln( banyaknya microstate)$ tanpa additive constant.
Jadi pernyataan bahwa derajat ketidakteraturan selalu bertambah, sebenarnya maksudnya adalah sistem paling mungkin berada pada keadaan makroskopik yg konfigurasi mikroskopiknya paling banyak.
Misalnya molekul udara dalam ruangan tempat anda berada, semuanya pindah ke sebelah kiri anda (menyisakan ruang hampa di sebelah kanan anda). Peluangnya sangat keciiiiiiiiil sekali, tapi tidak nol. Dalam jargon termodinamika disebut entropinya rendah. Proses sebaliknya lebih mungkin terjadi.
Namanya juga statistik; seandainya diplot entropi dari suatu sistem tertutup, maka kemungkinan besar sistem berada pada entropi maksimum (kalau maksimumnya ada). Tapi kadang2 entropi sistemnya drop. Drop yg "dangkal" lebih sering dari drop yg "dalam", namanya juga statistik.
Sebelum mekanika statistik hukum ke-2 termodinamika dirumuskan dari pengamatan empiris. Hubungan antara entropi dan ketidakteraturan belum dipahami. Hukum ke 2 termodinamika dinyatakan dalam kedua pernyataan berikut:
Kelvin statement: Tidak ada proses termodinamika yg semata2 hanya (sole effect) mengekstrak kalor dari reservoar panas dan mengubah semuanya menjadi kerja.
Clausius statement: Tidak ada proses termodinamika yg semata2 hanya mentransfer kalor dari reservoar yg lebih dingin ke yg lebih panas.
maaf kalau terjemahannya kacau balau. Kedua pernyataan di atas ekivalen.
Jadi apa hubungannya dengan entropi? sepertinya hukum ke-2 termodinamika di atas tidak ada kaitannya dengan ketidakteraturan.
Disinilah kejelian dari ilmuan2 jaman itu. Bisa menemukan variabel keadaan baru yg namanya entropi (selain tekanan, volume, temperatur yg sudah dikenal sebelumnya).
Sebelum mekanika statistik, yg bisa dihitung cuma perubahan entropi, yaitu integral dQ/T yg tidak "bergantung lintasan"(dan lintasannya harus proses reversible).
Dirumuskanlah pernyataan hukum 2 termodinamika yg ekivalen dengan dua yg di atas:
Pada sistem yg tertutup entropi sistem selalu bertambah atau sistemnya tidak berubah.
("selalu" yg makroskopik)
Utk pertanyaan nomor 2, maksudnya satu atom? Karena entropi itu berkaitan dengan statistik banyak partikel, maka penggunaan istilah entropi utk sebuah atom tidak tepat. Untuk sebuah atom hidrogen yg "benar2 terisolasi", seharusnya semua tingkat energinya stabil. Elektron yg berada pada excited state akan tetap berada pada excited state, selamanya..selamanya.. Begitu bukan? (ternyata tidak, konon kabarnya meskipun atomnya "terisolasi" , perturbasi dari polarisasi vakum menyebabkan ketidakstabilan, saya juga tidak mengerti)
Kalau ternyata ada banyak atom dengan elektron2nya, misalnya sistem tertutup N atom dengan elektron2nya. Transfer energi antara atom yg satu dengan yg lainnya dapat terjadi. Maka tidak benar bahwa semua atom berada pada groundstatenya, tapi membentuk distribusi tertentu. Kecuali pada nol K. Distribusinya tergantung pada energi total sistem, fermion atau boson kah atomnya dsb. Peluang bahwa energi total sistem terkonsentrasi pada satu elektron, sementara atom2 lainnya berada pada groundstate-nya tentu sangat kecil.
Ternyata sudah terlalu panjang. Menuh2in inbox. CMIIW. Maafkanlah saya yg kurang kerjaan menggunakan milis ini sebagai sarana belajar menulis.
----- Original Message ----
From: generasi_emas99 <generasi_emas99@yahoo.com >
To: fisika_indonesia@yahoogroups. com
Sent: Saturday, May 3, 2008 12:34:43 AM
Subject: [FISIKA] Mau numpang nanya
Sebelumnya salam kenal.
Mau nanya nih tentang entropi, di termodinamika.
Kalo ga salah kan entropi itu menunjukan derajad ketidak aturan dari
suatu sistem kan.
1 apakah entropi selalu bertambah yg artinya suatu sistem semangkin
tidak teraatur klo ga ada pemeliharaan ????
2. Kalo entropi selalu bertambah kenapa atom itu selalu menuju kearah
kestabilan ??? kok ky jadi bertentangan gitu.
Jadi bingung nih...
Mohon pencerahanya, terima kasih
_
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ - 1d.
-
Re: Mau numpang nanya
Posted by: "arifianto keren" arifianto_ipb@yahoo.com arifianto_ipb
Mon May 5, 2008 3:28 am (PDT)
Berdasarkan hukum 3 termodinamika, enteropi semesta secara keseluruhan bertambah. jadi bukan per-sistem namun secara keseluruhan. jika ada suatu sistem enteropinya berkurang maka pada sistem lain mengalami kenaikan enteropi yang lebih besar sehingga secara keseluruhan enteropi bertambah. pada atom berat (radioaktif) memancarkan radiasi ke lingkungan yang cukup besar untuk mencapai kestabilan, namun tetap saja secara keseluruhan enteropi bertambah. (maaf kalo penjelasannya berbelit-belit).
----- Original Message ----
From: generasi_emas99 <generasi_emas99@yahoo.com >
To: fisika_indonesia@yahoogroups. com
Sent: Saturday, May 3, 2008 11:34:43 AM
Subject: [FISIKA] Mau numpang nanya
Sebelumnya salam kenal.
Mau nanya nih tentang entropi, di termodinamika.
Kalo ga salah kan entropi itu menunjukan derajad ketidak aturan dari
suatu sistem kan.
1 apakah entropi selalu bertambah yg artinya suatu sistem semangkin
tidak teraatur klo ga ada pemeliharaan ????
2. Kalo entropi selalu bertambah kenapa atom itu selalu menuju kearah
kestabilan ??? kok ky jadi bertentangan gitu.
Jadi bingung nih...
Mohon pencerahanya, terima kasih
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ - 1e.
-
Re: Mau numpang nanya
Posted by: "fitrullah group" fitrul_group@yahoo.com fitrul_group
Mon May 5, 2008 6:59 am (PDT)
Salam kenal Mas,....Perkenalkan saya Fitrul. Member baru di group ini.
Tentang pertanyaan sampeyan, :
1. Ya, entropi selalu bertambah, yaitu sistem akan bertambah kacau atau tidak teratur jikalau tidak ada pemeliharaan. Logikanya sederhana saja : jika Sampeyan ikut sistem organisasi Karang Taruna, dan kebetulan sampeyan adalah bagian penting dari sistem organisasi tersebut (entah itu ketua/wakil ketua/anggota/dll), Dan di saat sistem organisasi berjalan entah itu rapat dll dan di waktu bersamaan Sampeyan tidak teratur untuk terjun di sistem organisasi tersebut, dapat dipastikan bahwa sistem organisasi tersebut juga semakin kacau/terganggu.
2. Tentang pertanyaan sampeyan yang kedua, juga simple saja analisisnya. Jika entropi bertambah (atau dengan kata lain suatu sistem semakin tidak teratur), maka tingkat toleransi antar komponen akan makin besar. Artinya, semakin bertambah friksi/gesekan/ketidakteraturan , maka antar komponen akan semakin menyadari arti masing-masing komponen dalam sistem tersebut. Sehingga bisa dikatakan kalau dalam situasi tersebut, kestabilan pusat komponen yaitu atom akan makin stabil.
Bukankah hal ini juga ditunjukkan pada kita semua terhadap semua sistem yang ada di dunia ini? FIsika itu realita, dari bersifat abstrak ke nyata, lalu berangkat ke aplikasi kehidupan. Memang bukti bahwa segala isi di dunia ini selalu bersifat nyata. Seperti halnya fisika.
Mohon maaf bila kurang berkenan. Salam sains....
Fitrul
http://www.globalwarmingindonesia. org
groups : http://www.groups.yahoo.com/ group/globalwarm ing_indonesia
generasi_emas99 <generasi_emas99@yahoo.com > wrote: Sebelumnya salam kenal.
Mau nanya nih tentang entropi, di termodinamika.
Kalo ga salah kan entropi itu menunjukan derajad ketidak aturan dari
suatu sistem kan.
1 apakah entropi selalu bertambah yg artinya suatu sistem semangkin
tidak teraatur klo ga ada pemeliharaan ????
2. Kalo entropi selalu bertambah kenapa atom itu selalu menuju kearah
kestabilan ??? kok ky jadi bertentangan gitu.
Jadi bingung nih...
Mohon pencerahanya, terima kasih
--------------------- --------- ---
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. - 1f.
-
Re: Mau numpang nanya
Posted by: "Muhammad Aziz Majidi" aziz.majidi@gmail.com aziz_majidi
Mon May 5, 2008 7:02 am (PDT)
Anda betul. Termodinamika, yang notabene berlandaskan konsep
statistik, memang hanya relevan untuk sistem dengan konsituen yang
sangat besar. Tipikal jumlah atom2 dan elektron2 dalam zat mampat
adalah N~10^23 (bilangan Avogadro) yang bisa dianggap sebagai
pendekatan dari "tak berhingga", maka termodinamika bisa diterapkan di
sini. Berdasarkan argumen ini, untuk atom yang terisolasi di mana
jumlah elektron2 terlalu sedikit, termodinamika dalam arti kuantitatif
tidak bisa diberlakukan. Jadi, memang tidak ada itu yang namanya
"entropi atom". Yang ada, "entropi gas", "entropi material", ... dsb.
Namun ....., terlepas dari tidak relevannya istilah "entropi atom",
kalau kita sekedar bicara kualitatif, sebuah atom yang tidak berada di
dalam vaccuum bisa selalu dianggap berada dalam "kontak termal" (yang
memungkinkan adanya pertukaran energi) atau "kontak difusif" (yang
memungkinkan adanya pertukaran partikel) dengan "lingkungan"-nya. Yang
berarti, ada probablibitas (terlepas dari besar atau kecilnya) di mana
"derajat keteraturan" di dalam atom "dipengaruhi" atau "diganggu" oleh
"lingkungan"-nya.
PS: Jawaban saya yang relatif pendek terhadap pertanyaan Yugo (si
"generasi_emas99") saya buat sesuai "kadar" pertanyaannya.
2008/5/4 zainul abidin <zxabidin@yahoo.com >:
>
> Hukum ke-2 termodinamika perlu dipandang sebagai pernyataan statistik, tidak
> iron-clad.
> Setelah berkembangnya mekanika statistik, proses termodinamika dipahami
> sebagai mekanika dari banyak partikel. Karena melibatkan banyak partikel,
> menghitung solusi persamaan gerak setiap partikel tidak memungkinkan.
> Dipakailah statistik.
> Ada banyak konfigurasi mikroskopik (microstate) utk setiap keadaan makro
> (macrostate, i.e., temperatur, tekanan, volume) . Jika setiap konfigurasi
> mikroskopik punya peluang yg sama (postulate of equal a priori
> probabilities) maka statistik menyatakan bahwa sistem lebih mungkin berada
> pada keadaan makro yg paling banyak microstatenya.
> contohnya ada dua buah dadu: 1 muncul di dadu A dan 3 muncul di dadu B
> misalnya disimbolkan dengan (1,3) . Ini satu contoh konfigurasi microstate.
> Anggap saja macrostatenya adalah jumlah totalnya=4. Microstate lain yg punya
> macrostate 4 adalah (3,1) dan (2,2). Macrostate yg paling mungkin adalah 7,
> karena paling banyak microstatenya.
> Ini contoh saja, tidak ada hubungannya dengan fisika. Utk sistem
> termodinamika, partikelnya misalnya ada N=10^23, mikrostatenya adalah posisi
> dan momentum dari 10^23 partikel. yaitu titik pada ruang fase dengan
> dimensi 6N=6 x 10^23.
>
> Hubungan antara banyaknya konfigurasi mikroskopik dengan entropi pertama
> kali disadari oleh Boltzmann. Tapi Planck yg pertama kali menulis $S=k ln(
> banyaknya microstate)$ tanpa additive constant.
> Jadi pernyataan bahwa derajat ketidakteraturan selalu bertambah, sebenarnya
> maksudnya adalah sistem paling mungkin berada pada keadaan makroskopik yg
> konfigurasi mikroskopiknya paling banyak.
> Misalnya molekul udara dalam ruangan tempat anda berada, semuanya pindah ke
> sebelah kiri anda (menyisakan ruang hampa di sebelah kanan anda). Peluangnya
> sangat keciiiiiiiiil sekali, tapi tidak nol. Dalam jargon termodinamika
> disebut entropinya rendah. Proses sebaliknya lebih mungkin terjadi.
> Namanya juga statistik; seandainya diplot entropi dari suatu sistem
> tertutup, maka kemungkinan besar sistem berada pada entropi maksimum (kalau
> maksimumnya ada). Tapi kadang2 entropi sistemnya drop. Drop yg "dangkal"
> lebih sering dari drop yg "dalam", namanya juga statistik.
>
>
> Sebelum mekanika statistik hukum ke-2 termodinamika dirumuskan dari
> pengamatan empiris. Hubungan antara entropi dan ketidakteraturan belum
> dipahami. Hukum ke 2 termodinamika dinyatakan dalam kedua pernyataan
> berikut:
> Kelvin statement: Tidak ada proses termodinamika yg semata2 hanya (sole
> effect) mengekstrak kalor dari reservoar panas dan mengubah semuanya menjadi
> kerja.
> Clausius statement: Tidak ada proses termodinamika yg semata2 hanya
> mentransfer kalor dari reservoar yg lebih dingin ke yg lebih panas.
> maaf kalau terjemahannya kacau balau. Kedua pernyataan di atas ekivalen.
> Jadi apa hubungannya dengan entropi? sepertinya hukum ke-2 termodinamika di
> atas tidak ada kaitannya dengan ketidakteraturan.
> Disinilah kejelian dari ilmuan2 jaman itu. Bisa menemukan variabel keadaan
> baru yg namanya entropi (selain tekanan, volume, temperatur yg sudah dikenal
> sebelumnya).
> Sebelum mekanika statistik, yg bisa dihitung cuma perubahan entropi, yaitu
> integral dQ/T yg tidak "bergantung lintasan"(dan lintasannya harus proses
> reversible).
> Dirumuskanlah pernyataan hukum 2 termodinamika yg ekivalen dengan dua yg di
> atas:
> Pada sistem yg tertutup entropi sistem selalu bertambah atau sistemnya
> tidak berubah.
> ("selalu" yg makroskopik)
>
> Utk pertanyaan nomor 2, maksudnya satu atom? Karena entropi itu berkaitan
> dengan statistik banyak partikel, maka penggunaan istilah entropi utk sebuah
> atom tidak tepat. Untuk sebuah atom hidrogen yg "benar2 terisolasi",
> seharusnya semua tingkat energinya stabil. Elektron yg berada pada excited
> state akan tetap berada pada excited state, selamanya..selamanya.. Begitu
> bukan? (ternyata tidak, konon kabarnya meskipun atomnya "terisolasi",
> perturbasi dari polarisasi vakum menyebabkan ketidakstabilan, saya juga
> tidak mengerti)
>
> Kalau ternyata ada banyak atom dengan elektron2nya, misalnya sistem tertutup
> N atom dengan elektron2nya. Transfer energi antara atom yg satu dengan yg
> lainnya dapat terjadi. Maka tidak benar bahwa semua atom berada pada
> groundstatenya, tapi membentuk distribusi tertentu. Kecuali pada nol K.
> Distribusinya tergantung pada energi total sistem, fermion atau boson kah
> atomnya dsb. Peluang bahwa energi total sistem terkonsentrasi pada satu
> elektron, sementara atom2 lainnya berada pada groundstate-nya tentu sangat
> kecil.
>
> Ternyata sudah terlalu panjang. Menuh2in inbox. CMIIW. Maafkanlah saya yg
> kurang kerjaan menggunakan milis ini sebagai sarana belajar menulis.
>
>
> ----- Original Message ----
> From: generasi_emas99 <generasi_emas99@yahoo.com >
> To: fisika_indonesia@yahoogroups. com
> Sent: Saturday, May 3, 2008 12:34:43 AM
> Subject: [FISIKA] Mau numpang nanya
>
>
>
>
> Sebelumnya salam kenal.
> Mau nanya nih tentang entropi, di termodinamika.
> Kalo ga salah kan entropi itu menunjukan derajad ketidak aturan dari
> suatu sistem kan.
> 1 apakah entropi selalu bertambah yg artinya suatu sistem semangkin
> tidak teraatur klo ga ada pemeliharaan ????
> 2. Kalo entropi selalu bertambah kenapa atom itu selalu menuju kearah
> kestabilan ??? kok ky jadi bertentangan gitu.
> Jadi bingung nih...
> Mohon pencerahanya, terima kasih
>
> _
>
>
> _____________________ _________ __
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it
> now.
- 1g.
-
Re: Mau numpang nanya
Posted by: "zainul abidin" zxabidin@yahoo.com zxabidin
Mon May 5, 2008 12:08 pm (PDT)
Sepertinya kita sepaham.
----- Original Message ----
From: Muhammad Aziz Majidi <aziz.majidi@gmail.com >
To: fisika_indonesia@yahoogroups. com
Sent: Monday, May 5, 2008 10:02:04 AM
Subject: Re: [FISIKA] Mau numpang nanya
Anda betul. Termodinamika, yang notabene berlandaskan konsep
statistik, memang hanya relevan untuk sistem dengan konsituen yang
sangat besar. Tipikal jumlah atom2 dan elektron2 dalam zat mampat
adalah N~10^23 (bilangan Avogadro) yang bisa dianggap sebagai
pendekatan dari "tak berhingga", maka termodinamika bisa diterapkan di
sini. Berdasarkan argumen ini, untuk atom yang terisolasi di mana
jumlah elektron2 terlalu sedikit, termodinamika dalam arti kuantitatif
tidak bisa diberlakukan. Jadi, memang tidak ada itu yang namanya
"entropi atom". Yang ada, "entropi gas", "entropi material", ... dsb.
Namun ....., terlepas dari tidak relevannya istilah "entropi atom",
kalau kita sekedar bicara kualitatif, sebuah atom yang tidak berada di
dalam vaccuum bisa selalu dianggap berada dalam "kontak termal" (yang
memungkinkan adanya pertukaran energi) atau "kontak difusif" (yang
memungkinkan adanya pertukaran partikel) dengan "lingkungan" -nya. Yang
berarti, ada probablibitas (terlepas dari besar atau kecilnya) di mana
"derajat keteraturan" di dalam atom "dipengaruhi" atau "diganggu" oleh
"lingkungan" -nya.
PS: Jawaban saya yang relatif pendek terhadap pertanyaan Yugo (si
"generasi_emas99" ) saya buat sesuai "kadar" pertanyaannya.
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ
- 2a.
-
Numpang tanya juga dong
Posted by: "Franky Djutanta" frank080shadow@yahoo.com frank080shadow
Mon May 5, 2008 3:28 am (PDT)
Salam kenal semuanya
Nama saya Franky Djutanta, kelas 1 sma.
Kemarin waktu saya pelatihan olimpiade fisika tingkat kabupaten, dosen nya bilang tentang gaya korosi, tapi gak dijelasin lebih lanjut. katanya sih buat anak sma terlalu jauh. Saya tanya guru saya, juga kurang tahu katanya.
Jadi yang mau saya tanyakan:
1) Apa itu gaya korosi dan perbedaaan dengan gaya-gaya lainnya (secara nyata dan matematis)?
2) Bagaimana pengaruhnya terhadap gerak benda?
3) Apa aplikasi/contoh nyata gaya korosi dalam kehidupan?
Mohon bantuannya
Saya penasaran.@.@
Sebelum terima kasih.
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ - 2b.
-
Re: Numpang tanya juga dong
Posted by: "Bayu Hartanto" bayu.hartanto2@gmail.com
Mon May 5, 2008 12:08 pm (PDT)
Gaya korosi? baru denger juga tuh... gaya koriolis mungkin...??
- 2c.
-
Re: Numpang tanya juga dong
Posted by: "Muhammad Aziz Majidi" aziz.majidi@gmail.com aziz_majidi
Mon May 5, 2008 12:22 pm (PDT)
Saya belum pernah dengar itu yang namanya "gaya korosi". Jangan2 anda
salah dengar dari guru anda.
Kalau "korosi" yang dimaksud adalah terjemahan dari kata "corrosion",
itu maksudnya adalah kerusakan permukaan material (khususnya logam)
akibat oksidasi dengan udara atau air. Kalau diterjemahkan ke dalam
bahasa yang lebih "merakyat", korosi=karat. Jadi, kalau dikaitkan
dengan korosi dalam pengertian ini rasanya janggal untuk
mendefinisikan: gaya korosi = gaya karat ?
2008/5/4 Franky Djutanta <frank080shadow@yahoo.com >:
>
> Salam kenal semuanya
> Nama saya Franky Djutanta, kelas 1 sma.
>
> Kemarin waktu saya pelatihan olimpiade fisika tingkat kabupaten, dosen nya
> bilang tentang gaya korosi, tapi gak dijelasin lebih lanjut. katanya sih
> buat anak sma terlalu jauh. Saya tanya guru saya, juga kurang tahu katanya.
>
> Jadi yang mau saya tanyakan:
> 1) Apa itu gaya korosi dan perbedaaan dengan gaya-gaya lainnya (secara nyata
> dan matematis)?
> 2) Bagaimana pengaruhnya terhadap gerak benda?
> 3) Apa aplikasi/contoh nyata gaya korosi dalam kehidupan?
>
> Mohon bantuannya
> Saya penasaran.@.@
>
> Sebelum terima kasih.
>
> _____________________ _________ __
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it
> now.
- 3a.
-
Re: Chernobyl, April 1986
Posted by: "Lukman" lukman.leong@yahoo.com lukman.leong
Mon May 5, 2008 3:28 am (PDT)
bagaimana dengan Bhopal? :)
- 4a.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Agung" trisetyarso@gmail.com trisetyarso
Mon May 5, 2008 3:28 am (PDT)
aziz,
Riset teori QC di Jepang tidak hanya didukung oleh lembaga pemerintah,
melainkan juga oleh perusahaan2x swasta, seperti Toshiba, Fujitsu, NEC
dsb.
Salam,
Agung
--- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
<aziz.majidi@...> wrote:
>
> Dalam hal encoding, decoding, teleportasi, error corrections, dsb ...
> dsb.., sejauh mana penelitian eksperimen telah mampu mengecek
> prediksi2 teoritik yang ada? Saya taksir teori mungkin bisa "berlari
> cepat", sementara eksperimen masih "merangkak". Area ini memang
> disenangi oleh fisikawan yang berlatar belakang theoretical
> high-energy atau mathematical physics, sebab ada kecenderungan mereka
> memang kurang begitu peduli dengan sisi theory-experiment
> interaction-nya.
>
> Kalau ada peluang untuk terlibat, mungkin saya lebih tertarik dengan
> aspek2 teoritik yang lebih memungkinkan untuk dicek secara eksperimen.
> Saya kira, penelitian disain qubit dan aspek spintroniknya masuk dalam
> wilayah ini.
>
> Salam
>
>
> 2008/5/2 Agung <trisetyarso@...>:
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Aziz,
> >
> > Menurut saya, yang nomor satu saja masih open problem. Encoding qubit
> > dalam sistem fisika, terutama bgmana mengkaitkannya dengan
> > spintronics, secara kuantitatif; untuk itu harus melibatkan
> > pengetahuan mengenai soliton, topology dsb.
> >
> > (Jadi soliton dalam information quantum menurut saya masih open
problem)
> >
> > Yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan di dalam negeri, sekali lagi
> > mengenai teori. Terutama idenya Kitaev (anyonic quantum computation),
> > Raussendorf (Measurement-Quantum Computation) dan Gottesman-Chuang
> > (Teleportation Quantum Computation)
> >
> > Segitu dulu.
> >
> > Salam,
> >
> > Agung
> >
> > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> >
> >
> > <aziz.majidi@> wrote:
> > >
> > > Agung yth.,
> > >
> > > Setahu saya riset terkait "quantum computing/information" telah
terbagi
> > > dalam 2 arah:
> > > 1) riset murni teoretik analitik tentang bagaimana mengolah dan
> > mempropagasi
> > > informasi dalam bentuk "quantum states", dengan asumsi bahwa
"qubit"
> > (i.e.
> > > quantum bit) dan semua perangkat pengolah informasi dari
"qubit"-nya
> > bisa
> > > dibuat;
> > > 2) riset untuk mendisain sebuah "qubit" (seperti dengan
"quantum dots",
> > > superconducting quantum interference device (*SQUID*), dll)
yang terbagi
> > > lagi atas:
> > > 2a. riset teoretik
> > > 2b. riset ekspermental.
> > >
> > > Saya dengar, yang no 1) itu sekarang sudah cukup jenuh, karena
> > banyak orang
> > > teoretical high-energy physics dan mathematical physics
> > berbondong-bondong
> > > lari ke situ. Sedangkan yang no 2.b), saya kira hanya lab2
besar dan
> > mapan
> > > yang bisa melakukan. CMIIW.
> > >
> > > Kalau Fisikawan Indonesia mau berpartisipasi, menurut saya yang
lebih
> > > memungkinkan adalah yang no. 2a), yakni riset teoretik untuk
mendisain
> > > sebuah qubit. Kelihatannya anda (Agung) juga berkutat di
wilayah ini ya?
> > > Bisa share lebih banyak kira2 topik2 apa lagi yang bisa
dikerjakan di
> > > Indonesia?
> > >
> > > Salam,
> > > Aziz
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> >
> > >
> > > > Rekan-Rekan yth.,
> > > >
> > > > Mengapa lama tak terdengar kawan2x yang melakukan riset informasi
> > > > kuantum di dalam negeri?
> > > >
> > > > Dulu sekali, tahun 1999-an, kami2x di ITB (fisika teori,
tepatnya)
> > > > pernah membuat diskusi kecil-kecilan mengenai quantum computing;
> > > > tepatnya Sdr. David Hutasoit (Fisika ITB 1993, setelah itu PhD di
> > > > Michigan) yang saya kira mengawali diskusi mengenai QC.
> > > >
> > > > Di Jepang ada rekan kita yang kini menjadi peneliti di IBM
Jepang,
> > > > yaitu Sdr. Rudy Raymond.
> > > >
> > > > Btw, kemarin saya menghadiri seminar rutin di NII (National
Institute
> > > > of Informatics), yang diberikan oleh Prof. Franco Nori (RIKEN dan
> > > > Universitas Michigan). Beliau memaparkan mengenai persaingan yang
> > > > terjadi untuk mengimplementasikan superconducting qubit antar
> > > > universitas dan dunia industri. Ada 4 aliran, dan 2 aliran besar
> > > > mengenai hal ini; yaitu aliran MIT, NTT, Delft dkk versus
NEC, RIKEN,
> > > > dkk.(Saya lupa 2 aliran lagi :D )
> > > >
> > > > Itu baru persaingan superconducting qubits; belum lagi jika kita
> > > > melihat persaingan dalam implementasi qubit dengan menggunakan
> > > > metoda-metoda lain, seperti all silicon quantum computer
dsb.(Lain
> > > > waktu saya akan cerita hal ini)
> > > >
> > > > http://trisetyarso.wordpress. com/2008/ 05/02/seminar- kemarin/
> > > >
> > > > Salam,
> > > >
> > > > Agung
> > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
> >
>
- 4b.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Muhammad Aziz Majidi" aziz.majidi@gmail.com aziz_majidi
Mon May 5, 2008 5:56 am (PDT)
Ya saya percaya, tapi bukan itu yang saya tanyakan.
Yang saya tanyakan adalah: secara umum apakah riset2 eksperimen
tentang QC (yang dilakukan di lab2 besar baik di Jepang maupun di
negara2 lain) mampu mengejar "kecepatan larinya" riset2 teoretik? Ini
yang kurang jelas buat saya. Jadi ini hanya pertanyaan saya (bukan
pernyataan) dari hasil sedikit mendengar dan sedikit membaca.
Menurut saya, berbeda dengan "general relativity" atau "cosmology",
hasil2 penelitian QC diharapkan untuk bisa diaplikasikan menjadi
teknologi nyata yang dapat merevolusi teknologi informasi yang ada
sekarang. Untuk itu, hasil2 riset teoretik QC dituntut untuk tidak
"melupakan" bagaimana realisasi eksperimennya.
Salam
2008/5/4 Agung <trisetyarso@gmail.com >:
>
> aziz,
>
> Riset teori QC di Jepang tidak hanya didukung oleh lembaga pemerintah,
> melainkan juga oleh perusahaan2x swasta, seperti Toshiba, Fujitsu, NEC
> dsb.
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> <aziz.majidi@...> wrote:
> >
> > Dalam hal encoding, decoding, teleportasi, error corrections, dsb ...
> > dsb.., sejauh mana penelitian eksperimen telah mampu mengecek
> > prediksi2 teoritik yang ada? Saya taksir teori mungkin bisa "berlari
> > cepat", sementara eksperimen masih "merangkak". Area ini memang
> > disenangi oleh fisikawan yang berlatar belakang theoretical
> > high-energy atau mathematical physics, sebab ada kecenderungan mereka
> > memang kurang begitu peduli dengan sisi theory-experiment
> > interaction-nya.
> >
> > Kalau ada peluang untuk terlibat, mungkin saya lebih tertarik dengan
> > aspek2 teoritik yang lebih memungkinkan untuk dicek secara eksperimen.
> > Saya kira, penelitian disain qubit dan aspek spintroniknya masuk dalam
> > wilayah ini.
> >
> > Salam
> >
> >
> > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@...>:
>
>
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Aziz,
> > >
> > > Menurut saya, yang nomor satu saja masih open problem. Encoding qubit
> > > dalam sistem fisika, terutama bgmana mengkaitkannya dengan
> > > spintronics, secara kuantitatif; untuk itu harus melibatkan
> > > pengetahuan mengenai soliton, topology dsb.
> > >
> > > (Jadi soliton dalam information quantum menurut saya masih open
> problem)
> > >
> > > Yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan di dalam negeri, sekali lagi
> > > mengenai teori. Terutama idenya Kitaev (anyonic quantum computation),
> > > Raussendorf (Measurement-Quantum Computation) dan Gottesman-Chuang
> > > (Teleportation Quantum Computation)
> > >
> > > Segitu dulu.
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > Agung
> > >
> > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > >
> > >
> > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > >
> > > > Agung yth.,
> > > >
> > > > Setahu saya riset terkait "quantum computing/information" telah
> terbagi
> > > > dalam 2 arah:
> > > > 1) riset murni teoretik analitik tentang bagaimana mengolah dan
> > > mempropagasi
> > > > informasi dalam bentuk "quantum states", dengan asumsi bahwa
> "qubit"
> > > (i.e.
> > > > quantum bit) dan semua perangkat pengolah informasi dari
> "qubit"-nya
> > > bisa
> > > > dibuat;
> > > > 2) riset untuk mendisain sebuah "qubit" (seperti dengan
> "quantum dots",
> > > > superconducting quantum interference device (*SQUID*), dll)
> yang terbagi
> > > > lagi atas:
> > > > 2a. riset teoretik
> > > > 2b. riset ekspermental.
> > > >
> > > > Saya dengar, yang no 1) itu sekarang sudah cukup jenuh, karena
> > > banyak orang
> > > > teoretical high-energy physics dan mathematical physics
> > > berbondong-bondong
> > > > lari ke situ. Sedangkan yang no 2.b), saya kira hanya lab2
> besar dan
> > > mapan
> > > > yang bisa melakukan. CMIIW.
> > > >
> > > > Kalau Fisikawan Indonesia mau berpartisipasi, menurut saya yang
> lebih
> > > > memungkinkan adalah yang no. 2a), yakni riset teoretik untuk
> mendisain
> > > > sebuah qubit. Kelihatannya anda (Agung) juga berkutat di
> wilayah ini ya?
> > > > Bisa share lebih banyak kira2 topik2 apa lagi yang bisa
> dikerjakan di
> > > > Indonesia?
> > > >
> > > > Salam,
> > > > Aziz
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> > >
> > > >
> > > > > Rekan-Rekan yth.,
> > > > >
> > > > > Mengapa lama tak terdengar kawan2x yang melakukan riset informasi
> > > > > kuantum di dalam negeri?
> > > > >
> > > > > Dulu sekali, tahun 1999-an, kami2x di ITB (fisika teori,
> tepatnya)
> > > > > pernah membuat diskusi kecil-kecilan mengenai quantum computing;
> > > > > tepatnya Sdr. David Hutasoit (Fisika ITB 1993, setelah itu PhD di
> > > > > Michigan) yang saya kira mengawali diskusi mengenai QC.
> > > > >
> > > > > Di Jepang ada rekan kita yang kini menjadi peneliti di IBM
> Jepang,
> > > > > yaitu Sdr. Rudy Raymond.
> > > > >
> > > > > Btw, kemarin saya menghadiri seminar rutin di NII (National
> Institute
> > > > > of Informatics), yang diberikan oleh Prof. Franco Nori (RIKEN dan
> > > > > Universitas Michigan). Beliau memaparkan mengenai persaingan yang
> > > > > terjadi untuk mengimplementasikan superconducting qubit antar
> > > > > universitas dan dunia industri. Ada 4 aliran, dan 2 aliran besar
> > > > > mengenai hal ini; yaitu aliran MIT, NTT, Delft dkk versus
> NEC, RIKEN,
> > > > > dkk.(Saya lupa 2 aliran lagi :D )
> > > > >
> > > > > Itu baru persaingan superconducting qubits; belum lagi jika kita
> > > > > melihat persaingan dalam implementasi qubit dengan menggunakan
> > > > > metoda-metoda lain, seperti all silicon quantum computer
> dsb.(Lain
> > > > > waktu saya akan cerita hal ini)
> > > > >
> > > > > http://trisetyarso.wordpress. com/2008/ 05/02/seminar- kemarin/
> > > > >
> > > > > Salam,
> > > > >
> > > > > Agung
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > >
> > >
> > >
> >
>
>
- 4c.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "andrimirzal" xrrha@yahoo.com
Mon May 5, 2008 6:59 am (PDT)
menurut saya, jika kita melakukan riset teoretik jangan terlalu peduli dengan bagaimana menerapkannya di dunia nyata.
yang penting bagaimana caranya menghasilkan publikasi sebanyak-banyaknya. jika ini berhasil dilakukan maka bisa dibilang ilmu kita cukup mumpuni untuk kemudian memikirkan bagaimana menerapkannya didunia nyata. itupun jika ada pihak-pihak yang tertarik dengan bidang keilmuan kita.
jadi intinya tugas peneliti adalah menghasilkan paper2 berkualitas, bukan menerapkannya didunia nyata. kalo direcoki dengan hal-hal lain, jadi tidak fokus dan susah untuk berkarya.
kalapun ada paper yang membahas penerapan suatu teori atau metode dalam suatu masalah tertentu, biarkanlah hal itu semata-mata karena kebutuhan untuk menghasilkan paper saja.
tokh jika kita berkunjung ke website peneliti terkenal, biasanya ada link untuk paper-paper yang dihasilkannya dan mungkin proyek-proyek yang ditanganinya. Nah, kedua hal ini memang berbeda, dan peneliti cuma mau terlibat dalam proyek jika ada sponsor yang menghubungi dia.
sponsor tersebut tahu tentang kapabilitas peneliti, tentunya lewat publikasi yang dilakukannya. jadi memang tugas peneliti adalah menghasilkan publikasi-publikasi yang bermutu.
lagipula peneliti yang ilmunya mumpuni biasanya tahu kok cara menerapkan ilmunya pada dunia nyata, kecuali memang hal tersebut masih mustahil dengan teknologi yang ada sekarang. jadi sekali lagi memang tugas peneliti adalah menghasilkan penelitian-penelitian yang berkualitas.
--------------------- --------- ---
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. - 4d.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Agung" trisetyarso@gmail.com trisetyarso
Mon May 5, 2008 6:59 am (PDT)
Sdr. Aziz,
Jawab: Dapat.
Itu disebabkan riset teori QC, tidak hanya didukung oleh lembaga riset
pemerintah, melainkan juga dengan perusahaan2x swasta seperti Toshiba,
NEC, Hitachi dsb.
(Sekali lagi, itu bedanya dengan riset2x teori lain di dalam fisika)
Ketika PMNLC di Tokyo kemarin, para perusahaan2x tersebut
mempresentasikan prestasi2x yang mereka raih.
Mungkin beberapa paper berikut dapat memberikan kepada anda:
www.nature.com/uidfinder/ 10.1038/nphys943
http://www.nature.com/news/ 2002/020617/ full/news020617- 3.html
Dsb.
Salam,
Agung
--- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
<aziz.majidi@...> wrote:
>
> Ya saya percaya, tapi bukan itu yang saya tanyakan.
>
> Yang saya tanyakan adalah: secara umum apakah riset2 eksperimen
> tentang QC (yang dilakukan di lab2 besar baik di Jepang maupun di
> negara2 lain) mampu mengejar "kecepatan larinya" riset2 teoretik? Ini
> yang kurang jelas buat saya. Jadi ini hanya pertanyaan saya (bukan
> pernyataan) dari hasil sedikit mendengar dan sedikit membaca.
>
> Menurut saya, berbeda dengan "general relativity" atau "cosmology",
> hasil2 penelitian QC diharapkan untuk bisa diaplikasikan menjadi
> teknologi nyata yang dapat merevolusi teknologi informasi yang ada
> sekarang. Untuk itu, hasil2 riset teoretik QC dituntut untuk tidak
> "melupakan" bagaimana realisasi eksperimennya.
>
> Salam
>
>
> 2008/5/4 Agung <trisetyarso@...>:
> >
> > aziz,
> >
> > Riset teori QC di Jepang tidak hanya didukung oleh lembaga
pemerintah,
> > melainkan juga oleh perusahaan2x swasta, seperti Toshiba,
Fujitsu, NEC
> > dsb.
> >
> > Salam,
> >
> > Agung
> >
> > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > <aziz.majidi@> wrote:
> > >
> > > Dalam hal encoding, decoding, teleportasi, error corrections,
dsb ...
> > > dsb.., sejauh mana penelitian eksperimen telah mampu mengecek
> > > prediksi2 teoritik yang ada? Saya taksir teori mungkin bisa
"berlari
> > > cepat", sementara eksperimen masih "merangkak". Area ini memang
> > > disenangi oleh fisikawan yang berlatar belakang theoretical
> > > high-energy atau mathematical physics, sebab ada kecenderungan
mereka
> > > memang kurang begitu peduli dengan sisi theory-experiment
> > > interaction-nya.
> > >
> > > Kalau ada peluang untuk terlibat, mungkin saya lebih tertarik
dengan
> > > aspek2 teoritik yang lebih memungkinkan untuk dicek secara
eksperimen.
> > > Saya kira, penelitian disain qubit dan aspek spintroniknya
masuk dalam
> > > wilayah ini.
> > >
> > > Salam
> > >
> > >
> > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> >
> >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Aziz,
> > > >
> > > > Menurut saya, yang nomor satu saja masih open problem.
Encoding qubit
> > > > dalam sistem fisika, terutama bgmana mengkaitkannya dengan
> > > > spintronics, secara kuantitatif; untuk itu harus melibatkan
> > > > pengetahuan mengenai soliton, topology dsb.
> > > >
> > > > (Jadi soliton dalam information quantum menurut saya masih open
> > problem)
> > > >
> > > > Yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan di dalam negeri, sekali lagi
> > > > mengenai teori. Terutama idenya Kitaev (anyonic quantum
computation),
> > > > Raussendorf (Measurement-Quantum Computation) dan
Gottesman-Chuang
> > > > (Teleportation Quantum Computation)
> > > >
> > > > Segitu dulu.
> > > >
> > > > Salam,
> > > >
> > > > Agung
> > > >
> > > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > > >
> > > >
> > > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > > >
> > > > > Agung yth.,
> > > > >
> > > > > Setahu saya riset terkait "quantum computing/information" telah
> > terbagi
> > > > > dalam 2 arah:
> > > > > 1) riset murni teoretik analitik tentang bagaimana mengolah dan
> > > > mempropagasi
> > > > > informasi dalam bentuk "quantum states", dengan asumsi bahwa
> > "qubit"
> > > > (i.e.
> > > > > quantum bit) dan semua perangkat pengolah informasi dari
> > "qubit"-nya
> > > > bisa
> > > > > dibuat;
> > > > > 2) riset untuk mendisain sebuah "qubit" (seperti dengan
> > "quantum dots",
> > > > > superconducting quantum interference device (*SQUID*), dll)
> > yang terbagi
> > > > > lagi atas:
> > > > > 2a. riset teoretik
> > > > > 2b. riset ekspermental.
> > > > >
> > > > > Saya dengar, yang no 1) itu sekarang sudah cukup jenuh, karena
> > > > banyak orang
> > > > > teoretical high-energy physics dan mathematical physics
> > > > berbondong-bondong
> > > > > lari ke situ. Sedangkan yang no 2.b), saya kira hanya lab2
> > besar dan
> > > > mapan
> > > > > yang bisa melakukan. CMIIW.
> > > > >
> > > > > Kalau Fisikawan Indonesia mau berpartisipasi, menurut saya yang
> > lebih
> > > > > memungkinkan adalah yang no. 2a), yakni riset teoretik untuk
> > mendisain
> > > > > sebuah qubit. Kelihatannya anda (Agung) juga berkutat di
> > wilayah ini ya?
> > > > > Bisa share lebih banyak kira2 topik2 apa lagi yang bisa
> > dikerjakan di
> > > > > Indonesia?
> > > > >
> > > > > Salam,
> > > > > Aziz
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> > > >
> > > > >
> > > > > > Rekan-Rekan yth.,
> > > > > >
> > > > > > Mengapa lama tak terdengar kawan2x yang melakukan riset
informasi
> > > > > > kuantum di dalam negeri?
> > > > > >
> > > > > > Dulu sekali, tahun 1999-an, kami2x di ITB (fisika teori,
> > tepatnya)
> > > > > > pernah membuat diskusi kecil-kecilan mengenai quantum
computing;
> > > > > > tepatnya Sdr. David Hutasoit (Fisika ITB 1993, setelah
itu PhD di
> > > > > > Michigan) yang saya kira mengawali diskusi mengenai QC.
> > > > > >
> > > > > > Di Jepang ada rekan kita yang kini menjadi peneliti di IBM
> > Jepang,
> > > > > > yaitu Sdr. Rudy Raymond.
> > > > > >
> > > > > > Btw, kemarin saya menghadiri seminar rutin di NII (National
> > Institute
> > > > > > of Informatics), yang diberikan oleh Prof. Franco Nori
(RIKEN dan
> > > > > > Universitas Michigan). Beliau memaparkan mengenai
persaingan yang
> > > > > > terjadi untuk mengimplementasikan superconducting qubit antar
> > > > > > universitas dan dunia industri. Ada 4 aliran, dan 2
aliran besar
> > > > > > mengenai hal ini; yaitu aliran MIT, NTT, Delft dkk versus
> > NEC, RIKEN,
> > > > > > dkk.(Saya lupa 2 aliran lagi :D )
> > > > > >
> > > > > > Itu baru persaingan superconducting qubits; belum lagi
jika kita
> > > > > > melihat persaingan dalam implementasi qubit dengan
menggunakan
> > > > > > metoda-metoda lain, seperti all silicon quantum computer
> > dsb.(Lain
> > > > > > waktu saya akan cerita hal ini)
> > > > > >
> > > > > > http://trisetyarso.wordpress. com/2008/ 05/02/seminar- kemarin/
> > > > > >
> > > > > > Salam,
> > > > > >
> > > > > > Agung
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
> >
>
- 4e.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "fitrullah group" fitrul_group@yahoo.com fitrul_group
Mon May 5, 2008 6:59 am (PDT)
Saya sepakat Om...
Muhammad Aziz Majidi <aziz.majidi@gmail.com > wrote: Dalam hal encoding, decoding, teleportasi, error corrections, dsb ...
dsb.., sejauh mana penelitian eksperimen telah mampu mengecek
prediksi2 teoritik yang ada? Saya taksir teori mungkin bisa "berlari
cepat", sementara eksperimen masih "merangkak". Area ini memang
disenangi oleh fisikawan yang berlatar belakang theoretical
high-energy atau mathematical physics, sebab ada kecenderungan mereka
memang kurang begitu peduli dengan sisi theory-experiment
interaction-nya.
Kalau ada peluang untuk terlibat, mungkin saya lebih tertarik dengan
aspek2 teoritik yang lebih memungkinkan untuk dicek secara eksperimen.
Saya kira, penelitian disain qubit dan aspek spintroniknya masuk dalam
wilayah ini.
Salam
2008/5/2 Agung <trisetyarso@gmail.com >:
>
>
>
>
>
>
> Aziz,
>
> Menurut saya, yang nomor satu saja masih open problem. Encoding qubit
> dalam sistem fisika, terutama bgmana mengkaitkannya dengan
> spintronics, secara kuantitatif; untuk itu harus melibatkan
> pengetahuan mengenai soliton, topology dsb.
>
> (Jadi soliton dalam information quantum menurut saya masih open problem)
>
> Yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan di dalam negeri, sekali lagi
> mengenai teori. Terutama idenya Kitaev (anyonic quantum computation),
> Raussendorf (Measurement-Quantum Computation) dan Gottesman-Chuang
> (Teleportation Quantum Computation)
>
> Segitu dulu.
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
>
>
> <aziz.majidi@...> wrote:
> >
> > Agung yth.,
> >
> > Setahu saya riset terkait "quantum computing/information" telah terbagi
> > dalam 2 arah:
> > 1) riset murni teoretik analitik tentang bagaimana mengolah dan
> mempropagasi
> > informasi dalam bentuk "quantum states", dengan asumsi bahwa "qubit"
> (i.e.
> > quantum bit) dan semua perangkat pengolah informasi dari "qubit"-nya
> bisa
> > dibuat;
> > 2) riset untuk mendisain sebuah "qubit" (seperti dengan "quantum dots",
> > superconducting quantum interference device (*SQUID*), dll) yang terbagi
> > lagi atas:
> > 2a. riset teoretik
> > 2b. riset ekspermental.
> >
> > Saya dengar, yang no 1) itu sekarang sudah cukup jenuh, karena
> banyak orang
> > teoretical high-energy physics dan mathematical physics
> berbondong-bondong
> > lari ke situ. Sedangkan yang no 2.b), saya kira hanya lab2 besar dan
> mapan
> > yang bisa melakukan. CMIIW.
> >
> > Kalau Fisikawan Indonesia mau berpartisipasi, menurut saya yang lebih
> > memungkinkan adalah yang no. 2a), yakni riset teoretik untuk mendisain
> > sebuah qubit. Kelihatannya anda (Agung) juga berkutat di wilayah ini ya?
> > Bisa share lebih banyak kira2 topik2 apa lagi yang bisa dikerjakan di
> > Indonesia?
> >
> > Salam,
> > Aziz
> >
> >
> >
> >
> > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@...>:
>
> >
> > > Rekan-Rekan yth.,
> > >
> > > Mengapa lama tak terdengar kawan2x yang melakukan riset informasi
> > > kuantum di dalam negeri?
> > >
> > > Dulu sekali, tahun 1999-an, kami2x di ITB (fisika teori, tepatnya)
> > > pernah membuat diskusi kecil-kecilan mengenai quantum computing;
> > > tepatnya Sdr. David Hutasoit (Fisika ITB 1993, setelah itu PhD di
> > > Michigan) yang saya kira mengawali diskusi mengenai QC.
> > >
> > > Di Jepang ada rekan kita yang kini menjadi peneliti di IBM Jepang,
> > > yaitu Sdr. Rudy Raymond.
> > >
> > > Btw, kemarin saya menghadiri seminar rutin di NII (National Institute
> > > of Informatics), yang diberikan oleh Prof. Franco Nori (RIKEN dan
> > > Universitas Michigan). Beliau memaparkan mengenai persaingan yang
> > > terjadi untuk mengimplementasikan superconducting qubit antar
> > > universitas dan dunia industri. Ada 4 aliran, dan 2 aliran besar
> > > mengenai hal ini; yaitu aliran MIT, NTT, Delft dkk versus NEC, RIKEN,
> > > dkk.(Saya lupa 2 aliran lagi :D )
> > >
> > > Itu baru persaingan superconducting qubits; belum lagi jika kita
> > > melihat persaingan dalam implementasi qubit dengan menggunakan
> > > metoda-metoda lain, seperti all silicon quantum computer dsb.(Lain
> > > waktu saya akan cerita hal ini)
> > >
> > > http://trisetyarso.wordpress. com/2008/ 05/02/seminar- kemarin/
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > Agung
> > >
> > >
> > >
> >
>
>
--------------------- --------- ---
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. - 4f.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Muhammad Aziz Majidi" aziz.majidi@gmail.com aziz_majidi
Mon May 5, 2008 7:18 am (PDT)
OK, terimakasih atas link-nya. Saya memang belum membaca cukup banyak,
karena QC memang bukan bidang riset saya saat ini.
2008/5/5 Agung <trisetyarso@gmail.com >:
>
> Sdr. Aziz,
>
> Jawab: Dapat.
>
> Itu disebabkan riset teori QC, tidak hanya didukung oleh lembaga riset
> pemerintah, melainkan juga dengan perusahaan2x swasta seperti Toshiba,
> NEC, Hitachi dsb.
>
> (Sekali lagi, itu bedanya dengan riset2x teori lain di dalam fisika)
>
> Ketika PMNLC di Tokyo kemarin, para perusahaan2x tersebut
> mempresentasikan prestasi2x yang mereka raih.
>
> Mungkin beberapa paper berikut dapat memberikan kepada anda:
>
> www.nature.com/uidfinder/ 10.1038/nphys943
> http://www.nature.com/news/ 2002/020617/ full/news020617- 3.html
>
>
> Dsb.
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> <aziz.majidi@...> wrote:
> >
> > Ya saya percaya, tapi bukan itu yang saya tanyakan.
> >
> > Yang saya tanyakan adalah: secara umum apakah riset2 eksperimen
> > tentang QC (yang dilakukan di lab2 besar baik di Jepang maupun di
> > negara2 lain) mampu mengejar "kecepatan larinya" riset2 teoretik? Ini
> > yang kurang jelas buat saya. Jadi ini hanya pertanyaan saya (bukan
> > pernyataan) dari hasil sedikit mendengar dan sedikit membaca.
> >
> > Menurut saya, berbeda dengan "general relativity" atau "cosmology",
> > hasil2 penelitian QC diharapkan untuk bisa diaplikasikan menjadi
> > teknologi nyata yang dapat merevolusi teknologi informasi yang ada
> > sekarang. Untuk itu, hasil2 riset teoretik QC dituntut untuk tidak
> > "melupakan" bagaimana realisasi eksperimennya.
> >
> > Salam
> >
> >
> > 2008/5/4 Agung <trisetyarso@...>:
>
>
> > >
> > > aziz,
> > >
> > > Riset teori QC di Jepang tidak hanya didukung oleh lembaga
> pemerintah,
> > > melainkan juga oleh perusahaan2x swasta, seperti Toshiba,
> Fujitsu, NEC
> > > dsb.
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > Agung
> > >
> > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > >
> > > > Dalam hal encoding, decoding, teleportasi, error corrections,
> dsb ...
> > > > dsb.., sejauh mana penelitian eksperimen telah mampu mengecek
> > > > prediksi2 teoritik yang ada? Saya taksir teori mungkin bisa
> "berlari
> > > > cepat", sementara eksperimen masih "merangkak". Area ini memang
> > > > disenangi oleh fisikawan yang berlatar belakang theoretical
> > > > high-energy atau mathematical physics, sebab ada kecenderungan
> mereka
> > > > memang kurang begitu peduli dengan sisi theory-experiment
> > > > interaction-nya.
> > > >
> > > > Kalau ada peluang untuk terlibat, mungkin saya lebih tertarik
> dengan
> > > > aspek2 teoritik yang lebih memungkinkan untuk dicek secara
> eksperimen.
> > > > Saya kira, penelitian disain qubit dan aspek spintroniknya
> masuk dalam
> > > > wilayah ini.
> > > >
> > > > Salam
> > > >
> > > >
> > > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> > >
> > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > > > Aziz,
> > > > >
> > > > > Menurut saya, yang nomor satu saja masih open problem.
> Encoding qubit
> > > > > dalam sistem fisika, terutama bgmana mengkaitkannya dengan
> > > > > spintronics, secara kuantitatif; untuk itu harus melibatkan
> > > > > pengetahuan mengenai soliton, topology dsb.
> > > > >
> > > > > (Jadi soliton dalam information quantum menurut saya masih open
> > > problem)
> > > > >
> > > > > Yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan di dalam negeri, sekali lagi
> > > > > mengenai teori. Terutama idenya Kitaev (anyonic quantum
> computation),
> > > > > Raussendorf (Measurement-Quantum Computation) dan
> Gottesman-Chuang
> > > > > (Teleportation Quantum Computation)
> > > > >
> > > > > Segitu dulu.
> > > > >
> > > > > Salam,
> > > > >
> > > > > Agung
> > > > >
> > > > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > > > >
> > > > >
> > > > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > > > >
> > > > > > Agung yth.,
> > > > > >
> > > > > > Setahu saya riset terkait "quantum computing/information" telah
> > > terbagi
> > > > > > dalam 2 arah:
> > > > > > 1) riset murni teoretik analitik tentang bagaimana mengolah dan
> > > > > mempropagasi
> > > > > > informasi dalam bentuk "quantum states", dengan asumsi bahwa
> > > "qubit"
> > > > > (i.e.
> > > > > > quantum bit) dan semua perangkat pengolah informasi dari
> > > "qubit"-nya
> > > > > bisa
> > > > > > dibuat;
> > > > > > 2) riset untuk mendisain sebuah "qubit" (seperti dengan
> > > "quantum dots",
> > > > > > superconducting quantum interference device (*SQUID*), dll)
> > > yang terbagi
> > > > > > lagi atas:
> > > > > > 2a. riset teoretik
> > > > > > 2b. riset ekspermental.
> > > > > >
> > > > > > Saya dengar, yang no 1) itu sekarang sudah cukup jenuh, karena
> > > > > banyak orang
> > > > > > teoretical high-energy physics dan mathematical physics
> > > > > berbondong-bondong
> > > > > > lari ke situ. Sedangkan yang no 2.b), saya kira hanya lab2
> > > besar dan
> > > > > mapan
> > > > > > yang bisa melakukan. CMIIW.
> > > > > >
> > > > > > Kalau Fisikawan Indonesia mau berpartisipasi, menurut saya yang
> > > lebih
> > > > > > memungkinkan adalah yang no. 2a), yakni riset teoretik untuk
> > > mendisain
> > > > > > sebuah qubit. Kelihatannya anda (Agung) juga berkutat di
> > > wilayah ini ya?
> > > > > > Bisa share lebih banyak kira2 topik2 apa lagi yang bisa
> > > dikerjakan di
> > > > > > Indonesia?
> > > > > >
> > > > > > Salam,
> > > > > > Aziz
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> > > > >
> > > > > >
> > > > > > > Rekan-Rekan yth.,
> > > > > > >
> > > > > > > Mengapa lama tak terdengar kawan2x yang melakukan riset
> informasi
> > > > > > > kuantum di dalam negeri?
> > > > > > >
> > > > > > > Dulu sekali, tahun 1999-an, kami2x di ITB (fisika teori,
> > > tepatnya)
> > > > > > > pernah membuat diskusi kecil-kecilan mengenai quantum
> computing;
> > > > > > > tepatnya Sdr. David Hutasoit (Fisika ITB 1993, setelah
> itu PhD di
> > > > > > > Michigan) yang saya kira mengawali diskusi mengenai QC.
> > > > > > >
> > > > > > > Di Jepang ada rekan kita yang kini menjadi peneliti di IBM
> > > Jepang,
> > > > > > > yaitu Sdr. Rudy Raymond.
> > > > > > >
> > > > > > > Btw, kemarin saya menghadiri seminar rutin di NII (National
> > > Institute
> > > > > > > of Informatics), yang diberikan oleh Prof. Franco Nori
> (RIKEN dan
> > > > > > > Universitas Michigan). Beliau memaparkan mengenai
> persaingan yang
> > > > > > > terjadi untuk mengimplementasikan superconducting qubit antar
> > > > > > > universitas dan dunia industri. Ada 4 aliran, dan 2
> aliran besar
> > > > > > > mengenai hal ini; yaitu aliran MIT, NTT, Delft dkk versus
> > > NEC, RIKEN,
> > > > > > > dkk.(Saya lupa 2 aliran lagi :D )
> > > > > > >
> > > > > > > Itu baru persaingan superconducting qubits; belum lagi
> jika kita
> > > > > > > melihat persaingan dalam implementasi qubit dengan
> menggunakan
> > > > > > > metoda-metoda lain, seperti all silicon quantum computer
> > > dsb.(Lain
> > > > > > > waktu saya akan cerita hal ini)
> > > > > > >
> > > > > > > http://trisetyarso.wordpress. com/2008/ 05/02/seminar- kemarin/
> > > > > > >
> > > > > > > Salam,
> > > > > > >
> > > > > > > Agung
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > >
> > >
> > >
> >
>
>
- 4g.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Agung" trisetyarso@gmail.com trisetyarso
Mon May 5, 2008 7:50 am (PDT)
Sebagai tambahan sedikit.
Encoding qubit sudah sukses diimplementasikan dalam berbagai sistem
fisika; seperti all silicon quantum computers, superconducting qubits,
dsb.
Masalahnya adalah qubit itu cepat mengalami decoherence atau perusakan
informasi; waktu tersebut sering disebut dengan T2.
Pengurasakan itu fungsi dari entanglement dengan qubit lain; maka dari
itu masalahnya sekarang adalah bagaimana mengatur entanglement tersebut.
Model fault tolerant gagasannya sudah cukup banyak; tapi sekali lagi,
mengimplementasikan ide fault tolerant dalam sistem fisika yang riil
itu masih menjadi masalah yang sangat besar.
Dan itu semua akan melibatkan ide mengenai topology, soliton, dan
dicampur-campur dengan ilmu komputer dan teknik elektro.
Salam,
Agung
--- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
<aziz.majidi@...> wrote:
>
> OK, terimakasih atas link-nya. Saya memang belum membaca cukup banyak,
> karena QC memang bukan bidang riset saya saat ini.
>
>
> 2008/5/5 Agung <trisetyarso@...>:
> >
> > Sdr. Aziz,
> >
> > Jawab: Dapat.
> >
> > Itu disebabkan riset teori QC, tidak hanya didukung oleh lembaga
riset
> > pemerintah, melainkan juga dengan perusahaan2x swasta seperti
Toshiba,
> > NEC, Hitachi dsb.
> >
> > (Sekali lagi, itu bedanya dengan riset2x teori lain di dalam fisika)
> >
> > Ketika PMNLC di Tokyo kemarin, para perusahaan2x tersebut
> > mempresentasikan prestasi2x yang mereka raih.
> >
> > Mungkin beberapa paper berikut dapat memberikan kepada anda:
> >
> > www.nature.com/uidfinder/ 10.1038/nphys943
> > http://www.nature.com/news/ 2002/020617/ full/news020617- 3.html
> >
> >
> > Dsb.
> >
> > Salam,
> >
> > Agung
> >
> > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > <aziz.majidi@> wrote:
> > >
> > > Ya saya percaya, tapi bukan itu yang saya tanyakan.
> > >
> > > Yang saya tanyakan adalah: secara umum apakah riset2 eksperimen
> > > tentang QC (yang dilakukan di lab2 besar baik di Jepang maupun di
> > > negara2 lain) mampu mengejar "kecepatan larinya" riset2
teoretik? Ini
> > > yang kurang jelas buat saya. Jadi ini hanya pertanyaan saya (bukan
> > > pernyataan) dari hasil sedikit mendengar dan sedikit membaca.
> > >
> > > Menurut saya, berbeda dengan "general relativity" atau "cosmology",
> > > hasil2 penelitian QC diharapkan untuk bisa diaplikasikan menjadi
> > > teknologi nyata yang dapat merevolusi teknologi informasi yang ada
> > > sekarang. Untuk itu, hasil2 riset teoretik QC dituntut untuk tidak
> > > "melupakan" bagaimana realisasi eksperimennya.
> > >
> > > Salam
> > >
> > >
> > > 2008/5/4 Agung <trisetyarso@>:
> >
> >
> > > >
> > > > aziz,
> > > >
> > > > Riset teori QC di Jepang tidak hanya didukung oleh lembaga
> > pemerintah,
> > > > melainkan juga oleh perusahaan2x swasta, seperti Toshiba,
> > Fujitsu, NEC
> > > > dsb.
> > > >
> > > > Salam,
> > > >
> > > > Agung
> > > >
> > > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > > >
> > > > > Dalam hal encoding, decoding, teleportasi, error corrections,
> > dsb ...
> > > > > dsb.., sejauh mana penelitian eksperimen telah mampu mengecek
> > > > > prediksi2 teoritik yang ada? Saya taksir teori mungkin bisa
> > "berlari
> > > > > cepat", sementara eksperimen masih "merangkak". Area ini memang
> > > > > disenangi oleh fisikawan yang berlatar belakang theoretical
> > > > > high-energy atau mathematical physics, sebab ada kecenderungan
> > mereka
> > > > > memang kurang begitu peduli dengan sisi theory-experiment
> > > > > interaction-nya.
> > > > >
> > > > > Kalau ada peluang untuk terlibat, mungkin saya lebih tertarik
> > dengan
> > > > > aspek2 teoritik yang lebih memungkinkan untuk dicek secara
> > eksperimen.
> > > > > Saya kira, penelitian disain qubit dan aspek spintroniknya
> > masuk dalam
> > > > > wilayah ini.
> > > > >
> > > > > Salam
> > > > >
> > > > >
> > > > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> > > >
> > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > Aziz,
> > > > > >
> > > > > > Menurut saya, yang nomor satu saja masih open problem.
> > Encoding qubit
> > > > > > dalam sistem fisika, terutama bgmana mengkaitkannya dengan
> > > > > > spintronics, secara kuantitatif; untuk itu harus melibatkan
> > > > > > pengetahuan mengenai soliton, topology dsb.
> > > > > >
> > > > > > (Jadi soliton dalam information quantum menurut saya
masih open
> > > > problem)
> > > > > >
> > > > > > Yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan di dalam negeri,
sekali lagi
> > > > > > mengenai teori. Terutama idenya Kitaev (anyonic quantum
> > computation),
> > > > > > Raussendorf (Measurement-Quantum Computation) dan
> > Gottesman-Chuang
> > > > > > (Teleportation Quantum Computation)
> > > > > >
> > > > > > Segitu dulu.
> > > > > >
> > > > > > Salam,
> > > > > >
> > > > > > Agung
> > > > > >
> > > > > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Azizcom
Majidi"
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > > > > >
> > > > > > > Agung yth.,
> > > > > > >
> > > > > > > Setahu saya riset terkait "quantum
computing/information" telah
> > > > terbagi
> > > > > > > dalam 2 arah:
> > > > > > > 1) riset murni teoretik analitik tentang bagaimana
mengolah dan
> > > > > > mempropagasi
> > > > > > > informasi dalam bentuk "quantum states", dengan asumsi
bahwa
> > > > "qubit"
> > > > > > (i.e.
> > > > > > > quantum bit) dan semua perangkat pengolah informasi dari
> > > > "qubit"-nya
> > > > > > bisa
> > > > > > > dibuat;
> > > > > > > 2) riset untuk mendisain sebuah "qubit" (seperti dengan
> > > > "quantum dots",
> > > > > > > superconducting quantum interference device (*SQUID*), dll)
> > > > yang terbagi
> > > > > > > lagi atas:
> > > > > > > 2a. riset teoretik
> > > > > > > 2b. riset ekspermental.
> > > > > > >
> > > > > > > Saya dengar, yang no 1) itu sekarang sudah cukup jenuh,
karena
> > > > > > banyak orang
> > > > > > > teoretical high-energy physics dan mathematical physics
> > > > > > berbondong-bondong
> > > > > > > lari ke situ. Sedangkan yang no 2.b), saya kira hanya lab2
> > > > besar dan
> > > > > > mapan
> > > > > > > yang bisa melakukan. CMIIW.
> > > > > > >
> > > > > > > Kalau Fisikawan Indonesia mau berpartisipasi, menurut
saya yang
> > > > lebih
> > > > > > > memungkinkan adalah yang no. 2a), yakni riset teoretik
untuk
> > > > mendisain
> > > > > > > sebuah qubit. Kelihatannya anda (Agung) juga berkutat di
> > > > wilayah ini ya?
> > > > > > > Bisa share lebih banyak kira2 topik2 apa lagi yang bisa
> > > > dikerjakan di
> > > > > > > Indonesia?
> > > > > > >
> > > > > > > Salam,
> > > > > > > Aziz
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > > Rekan-Rekan yth.,
> > > > > > > >
> > > > > > > > Mengapa lama tak terdengar kawan2x yang melakukan riset
> > informasi
> > > > > > > > kuantum di dalam negeri?
> > > > > > > >
> > > > > > > > Dulu sekali, tahun 1999-an, kami2x di ITB (fisika teori,
> > > > tepatnya)
> > > > > > > > pernah membuat diskusi kecil-kecilan mengenai quantum
> > computing;
> > > > > > > > tepatnya Sdr. David Hutasoit (Fisika ITB 1993, setelah
> > itu PhD di
> > > > > > > > Michigan) yang saya kira mengawali diskusi mengenai QC.
> > > > > > > >
> > > > > > > > Di Jepang ada rekan kita yang kini menjadi peneliti
di IBM
> > > > Jepang,
> > > > > > > > yaitu Sdr. Rudy Raymond.
> > > > > > > >
> > > > > > > > Btw, kemarin saya menghadiri seminar rutin di NII
(National
> > > > Institute
> > > > > > > > of Informatics), yang diberikan oleh Prof. Franco Nori
> > (RIKEN dan
> > > > > > > > Universitas Michigan). Beliau memaparkan mengenai
> > persaingan yang
> > > > > > > > terjadi untuk mengimplementasikan superconducting
qubit antar
> > > > > > > > universitas dan dunia industri. Ada 4 aliran, dan 2
> > aliran besar
> > > > > > > > mengenai hal ini; yaitu aliran MIT, NTT, Delft dkk versus
> > > > NEC, RIKEN,
> > > > > > > > dkk.(Saya lupa 2 aliran lagi :D )
> > > > > > > >
> > > > > > > > Itu baru persaingan superconducting qubits; belum lagi
> > jika kita
> > > > > > > > melihat persaingan dalam implementasi qubit dengan
> > menggunakan
> > > > > > > > metoda-metoda lain, seperti all silicon quantum computer
> > > > dsb.(Lain
> > > > > > > > waktu saya akan cerita hal ini)
> > > > > > > >
> > > > > > > >
http://trisetyarso.wordpress. com/2008/ 05/02/seminar- kemarin/
> > > > > > > >
> > > > > > > > Salam,
> > > > > > > >
> > > > > > > > Agung
> > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > >
> > > > > >
> > > > >
> > > >
> > > >
> > >
> >
> >
>
- 4h.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Muhammad Aziz Majidi" aziz.majidi@gmail.com aziz_majidi
Mon May 5, 2008 10:16 am (PDT)
2008/5/5 Agung <trisetyarso@gmail.com >:
>
> Sebagai tambahan sedikit.
>
> Encoding qubit sudah sukses diimplementasikan dalam berbagai sistem
> fisika; seperti all silicon quantum computers, superconducting qubits,
> dsb.
>
> Masalahnya adalah qubit itu cepat mengalami decoherence atau perusakan
> informasi; waktu tersebut sering disebut dengan T2.
>
> Pengurasakan itu fungsi dari entanglement dengan qubit lain; maka dari
> itu masalahnya sekarang adalah bagaimana mengatur entanglement tersebut.
>
> Model fault tolerant gagasannya sudah cukup banyak; tapi sekali lagi,
> mengimplementasikan ide fault tolerant dalam sistem fisika yang riil
> itu masih menjadi masalah yang sangat besar.
Sebetulnya, memang di situlah point saya sejak awal saya merespon.
Sebagai pembanding, penelitian2 eksperimen superkonduktor temperature
tinggi juga melibatkan lab2 besar, tapi sampai saat ini hasilnya masih
jauh dari memuaskan. Saya pikir, faktor utamanya adalah bahwa dari
teori2 yang ada (termasuk "anyon models" yang indah itu) belum ada
yang mampu untuk betul2 menjadi "guidance" bagi eksperimentalis untuk
dapat meningkatkan Tc superkonduktor secara sistematis, i.e. bukan
sekedar coba2 dengan mengganti2 elemen2 materialnya.
Kalau di QC mungkin kondisinya berbeda?, atau karena memang area ini
masih relatif baru?, jadi mungkin orang2 di QC masih sangat
optimistik? Anyway, semoga saja optimisme mereka betul2 akan
membuahkan hasil.
>
> Dan itu semua akan melibatkan ide mengenai topology, soliton, dan
> dicampur-campur dengan ilmu komputer dan teknik elektro.
>
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> <aziz.majidi@...> wrote:
> >
> > OK, terimakasih atas link-nya. Saya memang belum membaca cukup banyak,
> > karena QC memang bukan bidang riset saya saat ini.
> >
> >
> > 2008/5/5 Agung <trisetyarso@...>:
>
>
> > >
> > > Sdr. Aziz,
> > >
> > > Jawab: Dapat.
> > >
> > > Itu disebabkan riset teori QC, tidak hanya didukung oleh lembaga
> riset
> > > pemerintah, melainkan juga dengan perusahaan2x swasta seperti
> Toshiba,
> > > NEC, Hitachi dsb.
> > >
> > > (Sekali lagi, itu bedanya dengan riset2x teori lain di dalam fisika)
> > >
> > > Ketika PMNLC di Tokyo kemarin, para perusahaan2x tersebut
> > > mempresentasikan prestasi2x yang mereka raih.
> > >
> > > Mungkin beberapa paper berikut dapat memberikan kepada anda:
> > >
> > > www.nature.com/uidfinder/ 10.1038/nphys943
> > > http://www.nature.com/news/ 2002/020617/ full/news020617- 3.html
> > >
> > >
> > > Dsb.
> > >
> > > Salam,
> > >
> > > Agung
> > >
> > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > >
> > > > Ya saya percaya, tapi bukan itu yang saya tanyakan.
> > > >
> > > > Yang saya tanyakan adalah: secara umum apakah riset2 eksperimen
> > > > tentang QC (yang dilakukan di lab2 besar baik di Jepang maupun di
> > > > negara2 lain) mampu mengejar "kecepatan larinya" riset2
> teoretik? Ini
> > > > yang kurang jelas buat saya. Jadi ini hanya pertanyaan saya (bukan
> > > > pernyataan) dari hasil sedikit mendengar dan sedikit membaca.
> > > >
> > > > Menurut saya, berbeda dengan "general relativity" atau "cosmology",
> > > > hasil2 penelitian QC diharapkan untuk bisa diaplikasikan menjadi
> > > > teknologi nyata yang dapat merevolusi teknologi informasi yang ada
> > > > sekarang. Untuk itu, hasil2 riset teoretik QC dituntut untuk tidak
> > > > "melupakan" bagaimana realisasi eksperimennya.
> > > >
> > > > Salam
> > > >
> > > >
> > > > 2008/5/4 Agung <trisetyarso@>:
> > >
> > >
> > > > >
> > > > > aziz,
> > > > >
> > > > > Riset teori QC di Jepang tidak hanya didukung oleh lembaga
> > > pemerintah,
> > > > > melainkan juga oleh perusahaan2x swasta, seperti Toshiba,
> > > Fujitsu, NEC
> > > > > dsb.
> > > > >
> > > > > Salam,
> > > > >
> > > > > Agung
> > > > >
> > > > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > > > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > > > >
> > > > > > Dalam hal encoding, decoding, teleportasi, error corrections,
> > > dsb ...
> > > > > > dsb.., sejauh mana penelitian eksperimen telah mampu mengecek
> > > > > > prediksi2 teoritik yang ada? Saya taksir teori mungkin bisa
> > > "berlari
> > > > > > cepat", sementara eksperimen masih "merangkak". Area ini memang
> > > > > > disenangi oleh fisikawan yang berlatar belakang theoretical
> > > > > > high-energy atau mathematical physics, sebab ada kecenderungan
> > > mereka
> > > > > > memang kurang begitu peduli dengan sisi theory-experiment
> > > > > > interaction-nya.
> > > > > >
> > > > > > Kalau ada peluang untuk terlibat, mungkin saya lebih tertarik
> > > dengan
> > > > > > aspek2 teoritik yang lebih memungkinkan untuk dicek secara
> > > eksperimen.
> > > > > > Saya kira, penelitian disain qubit dan aspek spintroniknya
> > > masuk dalam
> > > > > > wilayah ini.
> > > > > >
> > > > > > Salam
> > > > > >
> > > > > >
> > > > > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> > > > >
> > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > Aziz,
> > > > > > >
> > > > > > > Menurut saya, yang nomor satu saja masih open problem.
> > > Encoding qubit
> > > > > > > dalam sistem fisika, terutama bgmana mengkaitkannya dengan
> > > > > > > spintronics, secara kuantitatif; untuk itu harus melibatkan
> > > > > > > pengetahuan mengenai soliton, topology dsb.
> > > > > > >
> > > > > > > (Jadi soliton dalam information quantum menurut saya
> masih open
> > > > > problem)
> > > > > > >
> > > > > > > Yang bisa dilakukan oleh rekan-rekan di dalam negeri,
> sekali lagi
> > > > > > > mengenai teori. Terutama idenya Kitaev (anyonic quantum
> > > computation),
> > > > > > > Raussendorf (Measurement-Quantum Computation) dan
> > > Gottesman-Chuang
> > > > > > > (Teleportation Quantum Computation)
> > > > > > >
> > > > > > > Segitu dulu.
> > > > > > >
> > > > > > > Salam,
> > > > > > >
> > > > > > > Agung
> > > > > > >
> > > > > > > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Azizcom
> Majidi"
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > > <aziz.majidi@> wrote:
> > > > > > > >
> > > > > > > > Agung yth.,
> > > > > > > >
> > > > > > > > Setahu saya riset terkait "quantum
> computing/information" telah
> > > > > terbagi
> > > > > > > > dalam 2 arah:
> > > > > > > > 1) riset murni teoretik analitik tentang bagaimana
> mengolah dan
> > > > > > > mempropagasi
> > > > > > > > informasi dalam bentuk "quantum states", dengan asumsi
> bahwa
> > > > > "qubit"
> > > > > > > (i.e.
> > > > > > > > quantum bit) dan semua perangkat pengolah informasi dari
> > > > > "qubit"-nya
> > > > > > > bisa
> > > > > > > > dibuat;
> > > > > > > > 2) riset untuk mendisain sebuah "qubit" (seperti dengan
> > > > > "quantum dots",
> > > > > > > > superconducting quantum interference device (*SQUID*), dll)
> > > > > yang terbagi
> > > > > > > > lagi atas:
> > > > > > > > 2a. riset teoretik
> > > > > > > > 2b. riset ekspermental.
> > > > > > > >
> > > > > > > > Saya dengar, yang no 1) itu sekarang sudah cukup jenuh,
> karena
> > > > > > > banyak orang
> > > > > > > > teoretical high-energy physics dan mathematical physics
> > > > > > > berbondong-bondong
> > > > > > > > lari ke situ. Sedangkan yang no 2.b), saya kira hanya lab2
> > > > > besar dan
> > > > > > > mapan
> > > > > > > > yang bisa melakukan. CMIIW.
> > > > > > > >
> > > > > > > > Kalau Fisikawan Indonesia mau berpartisipasi, menurut
> saya yang
> > > > > lebih
> > > > > > > > memungkinkan adalah yang no. 2a), yakni riset teoretik
> untuk
> > > > > mendisain
> > > > > > > > sebuah qubit. Kelihatannya anda (Agung) juga berkutat di
> > > > > wilayah ini ya?
> > > > > > > > Bisa share lebih banyak kira2 topik2 apa lagi yang bisa
> > > > > dikerjakan di
> > > > > > > > Indonesia?
> > > > > > > >
> > > > > > > > Salam,
> > > > > > > > Aziz
> > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > > 2008/5/2 Agung <trisetyarso@>:
> > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > > > > Rekan-Rekan yth.,
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Mengapa lama tak terdengar kawan2x yang melakukan riset
> > > informasi
> > > > > > > > > kuantum di dalam negeri?
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Dulu sekali, tahun 1999-an, kami2x di ITB (fisika teori,
> > > > > tepatnya)
> > > > > > > > > pernah membuat diskusi kecil-kecilan mengenai quantum
> > > computing;
> > > > > > > > > tepatnya Sdr. David Hutasoit (Fisika ITB 1993, setelah
> > > itu PhD di
> > > > > > > > > Michigan) yang saya kira mengawali diskusi mengenai QC.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Di Jepang ada rekan kita yang kini menjadi peneliti
> di IBM
> > > > > Jepang,
> > > > > > > > > yaitu Sdr. Rudy Raymond.
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Btw, kemarin saya menghadiri seminar rutin di NII
> (National
> > > > > Institute
> > > > > > > > > of Informatics), yang diberikan oleh Prof. Franco Nori
> > > (RIKEN dan
> > > > > > > > > Universitas Michigan). Beliau memaparkan mengenai
> > > persaingan yang
> > > > > > > > > terjadi untuk mengimplementasikan superconducting
> qubit antar
> > > > > > > > > universitas dan dunia industri. Ada 4 aliran, dan 2
> > > aliran besar
> > > > > > > > > mengenai hal ini; yaitu aliran MIT, NTT, Delft dkk versus
> > > > > NEC, RIKEN,
> > > > > > > > > dkk.(Saya lupa 2 aliran lagi :D )
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Itu baru persaingan superconducting qubits; belum lagi
> > > jika kita
> > > > > > > > > melihat persaingan dalam implementasi qubit dengan
> > > menggunakan
> > > > > > > > > metoda-metoda lain, seperti all silicon quantum computer
> > > > > dsb.(Lain
> > > > > > > > > waktu saya akan cerita hal ini)
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> http://trisetyarso.wordpress. com/2008/ 05/02/seminar- kemarin/
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Salam,
> > > > > > > > >
> > > > > > > > > Agung
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > > >
> > > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > > >
> > > > > >
> > > > >
> > > > >
> > > >
> > >
> > >
> >
>
>
- 4i.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "zainul abidin" zxabidin@yahoo.com zxabidin
Mon May 5, 2008 12:08 pm (PDT)
Bahkan theorist pun harus bisa "menjual" risetnya utk bisa bertahan.
Apalagi buat professor baru yg belum tenure, bisa dapat dana riset penting sekali. Gagal dapat bisa ditendang. Ini sistem yg dianut di amerika, entah di eropa atau belahan dunia lainnya.
Bagi gradstudent dampak dari professor gagal dapat dana adalah harus jadi TA (teaching assistant), yuck.
Disinilah berlaku hukum "asymptotic poorness" yg masih kontroversial itu: Makin tinggi energinya makin dikit duitnya.
----- Original Message ----
From: andrimirzal <xrrha@yahoo.com >
To: fisika_indonesia@yahoogroups. com
Sent: Monday, May 5, 2008 9:41:50 AM
Subject: Re: [FISIKA] Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
menurut saya, jika kita melakukan riset teoretik jangan terlalu peduli dengan bagaimana menerapkannya di dunia nyata.
yang penting bagaimana caranya menghasilkan publikasi sebanyak-banyaknya. jika ini berhasil dilakukan maka bisa dibilang ilmu kita cukup mumpuni untuk kemudian memikirkan bagaimana menerapkannya didunia nyata. itupun jika ada pihak-pihak yang tertarik dengan bidang keilmuan kita.
jadi intinya tugas peneliti adalah menghasilkan paper2 berkualitas, bukan menerapkannya didunia nyata. kalo direcoki dengan hal-hal lain, jadi tidak fokus dan susah untuk berkarya.
kalapun ada paper yang membahas penerapan suatu teori atau metode dalam suatu masalah tertentu, biarkanlah hal itu semata-mata karena kebutuhan untuk menghasilkan paper saja.
tokh jika kita berkunjung ke website peneliti terkenal, biasanya ada link untuk paper-paper yang dihasilkannya dan mungkin proyek-proyek yang ditanganinya. Nah, kedua hal ini memang berbeda, dan peneliti cuma mau terlibat dalam proyek jika ada sponsor yang menghubungi dia.
sponsor tersebut tahu tentang kapabilitas peneliti, tentunya lewat publikasi yang dilakukannya. jadi memang tugas peneliti adalah menghasilkan publikasi-publikasi yang bermutu.
lagipula peneliti yang ilmunya mumpuni biasanya tahu kok cara menerapkan ilmunya pada dunia nyata, kecuali memang hal tersebut masih mustahil dengan teknologi yang ada sekarang. jadi sekali lagi memang tugas peneliti adalah menghasilkan penelitian-peneliti an yang berkualitas.
_____________________ _________ _________ _________ _________ _
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/ ;_ylt=Ahu06i62sR 8HDtDypao8Wcj9tA cJ - 4j.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Muhammad Aziz Majidi" aziz.majidi@gmail.com aziz_majidi
Mon May 5, 2008 12:34 pm (PDT)
He... he.. he.... Saya juga termasuk orang teoretik, tapi yang anda
ungkapkan itu memang kenyataan. Setiap scientist tak terkecuali
theorist memang harus mampu "berjualan" supaya bisa "bertahan" dengan
karirnya, termasuk berjualan "soliton" dan "topologi", he... he...
just kidding.
2008/5/5 zainul abidin <zxabidin@yahoo.com >:
>
> Bahkan theorist pun harus bisa "menjual" risetnya utk bisa bertahan.
> Apalagi buat professor baru yg belum tenure, bisa dapat dana riset penting
> sekali. Gagal dapat bisa ditendang. Ini sistem yg dianut di amerika, entah
> di eropa atau belahan dunia lainnya.
> Bagi gradstudent dampak dari professor gagal dapat dana adalah harus jadi TA
> (teaching assistant), yuck.
>
> Disinilah berlaku hukum "asymptotic poorness" yg masih kontroversial itu:
> Makin tinggi energinya makin dikit duitnya.
>
>
> ----- Original Message ----
> From: andrimirzal <xrrha@yahoo.com >
> To: fisika_indonesia@yahoogroups. com
> Sent: Monday, May 5, 2008 9:41:50 AM
> Subject: Re: [FISIKA] Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
>
>
>
>
> menurut saya, jika kita melakukan riset teoretik jangan terlalu peduli
> dengan bagaimana menerapkannya di dunia nyata.
>
> yang penting bagaimana caranya menghasilkan publikasi sebanyak-banyaknya.
> jika ini berhasil dilakukan maka bisa dibilang ilmu kita cukup mumpuni untuk
> kemudian memikirkan bagaimana menerapkannya didunia nyata. itupun jika ada
> pihak-pihak yang tertarik dengan bidang keilmuan kita.
>
> jadi intinya tugas peneliti adalah menghasilkan paper2 berkualitas, bukan
> menerapkannya didunia nyata. kalo direcoki dengan hal-hal lain, jadi tidak
> fokus dan susah untuk berkarya.
>
> kalapun ada paper yang membahas penerapan suatu teori atau metode dalam
> suatu masalah tertentu, biarkanlah hal itu semata-mata karena kebutuhan
> untuk menghasilkan paper saja.
>
> tokh jika kita berkunjung ke website peneliti terkenal, biasanya ada link
> untuk paper-paper yang dihasilkannya dan mungkin proyek-proyek yang
> ditanganinya. Nah, kedua hal ini memang berbeda, dan peneliti cuma mau
> terlibat dalam proyek jika ada sponsor yang menghubungi dia.
>
> sponsor tersebut tahu tentang kapabilitas peneliti, tentunya lewat publikasi
> yang dilakukannya. jadi memang tugas peneliti adalah menghasilkan
> publikasi-publikasi yang bermutu.
>
> lagipula peneliti yang ilmunya mumpuni biasanya tahu kok cara menerapkan
> ilmunya pada dunia nyata, kecuali memang hal tersebut masih mustahil dengan
> teknologi yang ada sekarang. jadi sekali lagi memang tugas peneliti adalah
> menghasilkan penelitian-peneliti an yang berkualitas.
>
>
> _____________________ _________ __
>
>
> _____________________ _________ __
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it
> now.
- 4k.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Agung" trisetyarso@gmail.com trisetyarso
Mon May 5, 2008 4:03 pm (PDT)
Sdr. Aziz,
Qubit tidak hanya dapat diimplementasikan di superkonduktor, tapi juga
di all silicon quantum computer.
Silakan anda googling saja.
Salam,
Agung
--- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
<aziz.majidi@...> wrote:
>
> 2008/5/5 Agung <trisetyarso@...>:
> >
> > Sebagai tambahan sedikit.
> >
> > Encoding qubit sudah sukses diimplementasikan dalam berbagai sistem
> > fisika; seperti all silicon quantum computers, superconducting
qubits,
> > dsb.
> >
> > Masalahnya adalah qubit itu cepat mengalami decoherence atau
perusakan
> > informasi; waktu tersebut sering disebut dengan T2.
> >
> > Pengurasakan itu fungsi dari entanglement dengan qubit lain; maka
dari
> > itu masalahnya sekarang adalah bagaimana mengatur entanglement
tersebut.
> >
> > Model fault tolerant gagasannya sudah cukup banyak; tapi sekali lagi,
> > mengimplementasikan ide fault tolerant dalam sistem fisika yang riil
> > itu masih menjadi masalah yang sangat besar.
>
> Sebetulnya, memang di situlah point saya sejak awal saya merespon.
>
> Sebagai pembanding, penelitian2 eksperimen superkonduktor temperature
> tinggi juga melibatkan lab2 besar, tapi sampai saat ini hasilnya masih
> jauh dari memuaskan. Saya pikir, faktor utamanya adalah bahwa dari
> teori2 yang ada (termasuk "anyon models" yang indah itu) belum ada
> yang mampu untuk betul2 menjadi "guidance" bagi eksperimentalis untuk
> dapat meningkatkan Tc superkonduktor secara sistematis, i.e. bukan
> sekedar coba2 dengan mengganti2 elemen2 materialnya.
>
> Kalau di QC mungkin kondisinya berbeda?, atau karena memang area ini
> masih relatif baru?, jadi mungkin orang2 di QC masih sangat
> optimistik? Anyway, semoga saja optimisme mereka betul2 akan
> membuahkan hasil.
>
- 4l.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Muhammad Aziz Majidi" aziz.majidi@gmail.com aziz_majidi
Mon May 5, 2008 4:51 pm (PDT)
Ya, saya juga tahu itu. Tapi sepertinya anda salah paham dengan maksud
saya. Saya mendeskripsikan situasi yang terjadi pada riset eksperimen
HTSC hanya sebagai pembanding, i.e. untuk menunjukkan betapa riset
eksperimen itu banyak intrikasinya, dan betapapun hasil2 riset
teoretik sudah begitu berlimpah dengan segala ceritanya yang
indah-indah, manfaatnya sebagai "guidance" terhadap riset2 eksperimen
seringkali "jauh panggang dari api".
Idealnya dua hal berikut terjadi secara seimbang:
1) hasil2 eksperimen dasar menginspirasi riset2 teoretik;
2) hasil2 riset teoretik membantu membuka jalan untuk dilakukannya
eksperimen2 lebih lanjut yang mengarah kepada aplikasi, atau
pembuktian mekanisme sebuah fenomena secara lebih konkret.
Dalam HTSC tampaknya ada ketidak-seimbangan, i.e tampaknya yang nomor
1) jauh lebih dominan dari yang no 2).
Nah, bagaimana dengan di QC?
2008/5/5 Agung <trisetyarso@gmail.com >:
>
> Sdr. Aziz,
>
> Qubit tidak hanya dapat diimplementasikan di superkonduktor, tapi juga
> di all silicon quantum computer.
>
> Silakan anda googling saja.
>
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> <aziz.majidi@...> wrote:
> >
> > 2008/5/5 Agung <trisetyarso@...>:
>
>
> > >
> > > Sebagai tambahan sedikit.
> > >
> > > Encoding qubit sudah sukses diimplementasikan dalam berbagai sistem
> > > fisika; seperti all silicon quantum computers, superconducting
> qubits,
> > > dsb.
> > >
> > > Masalahnya adalah qubit itu cepat mengalami decoherence atau
> perusakan
> > > informasi; waktu tersebut sering disebut dengan T2.
> > >
> > > Pengurasakan itu fungsi dari entanglement dengan qubit lain; maka
> dari
> > > itu masalahnya sekarang adalah bagaimana mengatur entanglement
> tersebut.
> > >
> > > Model fault tolerant gagasannya sudah cukup banyak; tapi sekali lagi,
> > > mengimplementasikan ide fault tolerant dalam sistem fisika yang riil
> > > itu masih menjadi masalah yang sangat besar.
> >
> > Sebetulnya, memang di situlah point saya sejak awal saya merespon.
> >
> > Sebagai pembanding, penelitian2 eksperimen superkonduktor temperature
> > tinggi juga melibatkan lab2 besar, tapi sampai saat ini hasilnya masih
> > jauh dari memuaskan. Saya pikir, faktor utamanya adalah bahwa dari
> > teori2 yang ada (termasuk "anyon models" yang indah itu) belum ada
> > yang mampu untuk betul2 menjadi "guidance" bagi eksperimentalis untuk
> > dapat meningkatkan Tc superkonduktor secara sistematis, i.e. bukan
> > sekedar coba2 dengan mengganti2 elemen2 materialnya.
> >
> > Kalau di QC mungkin kondisinya berbeda?, atau karena memang area ini
> > masih relatif baru?, jadi mungkin orang2 di QC masih sangat
> > optimistik? Anyway, semoga saja optimisme mereka betul2 akan
> > membuahkan hasil.
> >
>
>
- 4m.
-
Re: Riset Informasi Kuantum di Indonesia?
Posted by: "Agung" trisetyarso@gmail.com trisetyarso
Mon May 5, 2008 10:03 pm (PDT)
Sdr. Aziz,
Apakah Toshiba, NEC rela menghabiskan uang untuk yang tak scalable
secara bisnis?
--> Riset QC baik teori dan eksperimen tidak sebatas wasting time dan
indah-indahan teori.
Sekali lagi, coba lihat googling mengenai "eksperimental quantum
computing" + "nature".
Salam,
Agung
--- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
<aziz.majidi@...> wrote:
>
> Ya, saya juga tahu itu. Tapi sepertinya anda salah paham dengan maksud
> saya. Saya mendeskripsikan situasi yang terjadi pada riset eksperimen
> HTSC hanya sebagai pembanding, i.e. untuk menunjukkan betapa riset
> eksperimen itu banyak intrikasinya, dan betapapun hasil2 riset
> teoretik sudah begitu berlimpah dengan segala ceritanya yang
> indah-indah, manfaatnya sebagai "guidance" terhadap riset2 eksperimen
> seringkali "jauh panggang dari api".
>
> Idealnya dua hal berikut terjadi secara seimbang:
> 1) hasil2 eksperimen dasar menginspirasi riset2 teoretik;
> 2) hasil2 riset teoretik membantu membuka jalan untuk dilakukannya
> eksperimen2 lebih lanjut yang mengarah kepada aplikasi, atau
> pembuktian mekanisme sebuah fenomena secara lebih konkret.
>
> Dalam HTSC tampaknya ada ketidak-seimbangan, i.e tampaknya yang nomor
> 1) jauh lebih dominan dari yang no 2).
>
> Nah, bagaimana dengan di QC?
>
>
>
>
>
> 2008/5/5 Agung <trisetyarso@...>:
> >
> > Sdr. Aziz,
> >
> > Qubit tidak hanya dapat diimplementasikan di superkonduktor, tapi
juga
> > di all silicon quantum computer.
> >
> > Silakan anda googling saja.
> >
> >
> > Salam,
> >
> > Agung
> >
> > --- In fisika_indonesia@yahoogroups. , "Muhammad Aziz Majidi"com
> > <aziz.majidi@> wrote:
> > >
> > > 2008/5/5 Agung <trisetyarso@>:
> >
> >
> > > >
> > > > Sebagai tambahan sedikit.
> > > >
> > > > Encoding qubit sudah sukses diimplementasikan dalam berbagai
sistem
> > > > fisika; seperti all silicon quantum computers, superconducting
> > qubits,
> > > > dsb.
> > > >
> > > > Masalahnya adalah qubit itu cepat mengalami decoherence atau
> > perusakan
> > > > informasi; waktu tersebut sering disebut dengan T2.
> > > >
> > > > Pengurasakan itu fungsi dari entanglement dengan qubit lain; maka
> > dari
> > > > itu masalahnya sekarang adalah bagaimana mengatur entanglement
> > tersebut.
> > > >
> > > > Model fault tolerant gagasannya sudah cukup banyak; tapi
sekali lagi,
> > > > mengimplementasikan ide fault tolerant dalam sistem fisika
yang riil
> > > > itu masih menjadi masalah yang sangat besar.
> > >
> > > Sebetulnya, memang di situlah point saya sejak awal saya merespon.
> > >
> > > Sebagai pembanding, penelitian2 eksperimen superkonduktor
temperature
> > > tinggi juga melibatkan lab2 besar, tapi sampai saat ini
hasilnya masih
> > > jauh dari memuaskan. Saya pikir, faktor utamanya adalah bahwa dari
> > > teori2 yang ada (termasuk "anyon models" yang indah itu) belum ada
> > > yang mampu untuk betul2 menjadi "guidance" bagi eksperimentalis
untuk
> > > dapat meningkatkan Tc superkonduktor secara sistematis, i.e. bukan
> > > sekedar coba2 dengan mengganti2 elemen2 materialnya.
> > >
> > > Kalau di QC mungkin kondisinya berbeda?, atau karena memang
area ini
> > > masih relatif baru?, jadi mungkin orang2 di QC masih sangat
> > > optimistik? Anyway, semoga saja optimisme mereka betul2 akan
> > > membuahkan hasil.
> > >
> >
> >
>
- 5a.
-
Re: OOT--jual buku eksperimen sains
Posted by: "fitrullah group" fitrul_group@yahoo.com fitrul_group
Mon May 5, 2008 6:59 am (PDT)
Salam kenal semua...Saya join group ini karena tertarik dengan ilmu fisika. Saya juga senang atas sukses buku-buku sains Mbak yang disebutkan....Memang dari hobi akan terlaksana rutinitas yang tidak membosankan sehingga menjadi pekerjaan yang enjoyable. Salut...
Rasahgelo <rasahgelo@yahoo.com > wrote: Mbak Farica,
sukses dengan buku-buku sainsnya! senang sekali rasanya membaca
berita-berita terbitnya buku sains yang ditulis oleh orang negeri
sendiri.
ngomong-ngomong tentang LIYSF, kalo boleh bertanya, kenapa sih Mbak
Farica ingin menghadiri acaranya, sementara dihitung secara kasar
biaya yang dibutuhkan minimal 30 juta? memang pengalaman dan ilmu yang
didapat tidak bisa dihitung dengan uang, tapi apakah LIYSF juga termasuk?
mohon maaf kalo tidak berkenan. saya cuma ingin tahu kok, mbak.
salam,
h.
--------------------- --------- ---
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
- 6.
-
Kuliah David Divincenzo
Posted by: "Agung" trisetyarso@gmail.com trisetyarso
Mon May 5, 2008 10:03 pm (PDT)
Rekan-Rekan yth.,
Saya menemukan video kuliah mengenai Quantum Computing lebih banyak di
google daripada di youtube.
Berikut salah satunya:
http://agung-trisetyarso. blogspot. com/2008/ 05/seminar- quantum-computin g-divicenz\
o.html
Salam,
Agung
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
===============================================================
** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/
** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
<fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================
** Arsip : http://members.tripod.com/~fisika/
** Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
<fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar