Kamis, 22 Januari 2009

[daarut-tauhiid] Dr. 'Aidh Al-Qarni: Kunci Surga Milik Allah, Bukan di Tangan Manusia

Assalamu'alaikum wr. wb.,

Semoga bermanfaat, insya Allah.

Wassalamu'alaikum wr. wb.,

Andri


Sumber: http://immasjid.com/cetak.php?id=242

---forwarded message begins---

From: Yudhie Prastowo

BismiLlahirRahmaanirRahiim
Assalaamu'alaikum wr. wb.

Para pemerhati dunia Islam, Insya Allah, sangat mengenal nama beliau
ini, Dr. 'Aidh Al-Qarni hafizhahuLlah, penulis buku best seller (di
seluruh dunia) Laa Tahzan (Don't Be Sad/Janganlah Bersedih). Tulisan
ini adalah 'laporan singkat' kunjungan beliau beberapa tahun lalu ke
Indonesia yang dibuat oleh saudara2 kita di Al-Irsyad. Walau sudah
lama, namun semoga masih dapat diambil hikmah dan manfaatnya, Insya
Allah.

Murid langsung Syaih Bin Baz rahimahuLlah ini pun saat berada di
Indonesia dan melihat keindahannya (memang tentu sangat berbeda dengan
tanah air beliau yang Allah Swt. takdirkan diselimuti padang pasir
yang luas) sempat berkelakar, bahwa andai beliau telah tahu Indonesia
sejak lama. Tentu beliau tidak akan menulis buku 'Laa Tahzaan', karena
beliau akan suruh saja orang2 untuk berkunjung ke Indonesia.

Semoga Allah Swt. berkenan memanjangkan umur beliau dan memanjangkan
pula amal shalih beliau. Maaf tulisannya agak panjang. Selamat
menikmati.


'AIDH AL-QARNI: KUNCI SURGA ITU MILIK ALLAH, BUKAN DI TANGAN MANUSIA

Kunci surga itu milik Allah, bukan milik manusia manapun. Jadi kita
tidak perlu pusing atau khawatir. Memang kalau kunci surga itu berada
di tangan salah seorang manusia maka mungkin dia hanya mengizinkan
jamaah atau kelompoknya saja untuk masuk ke dalam sorga.

Demikian dikatakan oleh ulama muda kondang Arab Saudi, Dr. 'Aidh
Abdullah al-Qarni, dalam sebuah acara silaturahmi dengan sebagian
aktifis dakwah di Hotel Sofyan (Cikini), Ahad, 5 Maret 2006, yang
diselenggarakan penerbit buku Pustaka Al-Kautsar dan Qishti Press.
Diantara yang hadir nampak Syeikh Ibrahim (direktur LIPIA), Syekh
Muhammad Kholaf, Ustadz Abdullah Jaidi (Ketua Majelis Dakwah PP
Al-Irsyad Al-Islamiyyah), dan Ustadz Abdullah Baharmuz yang juga
memandu acara ini. Sebagai penerjemah adalah Muhammad Ihsan dari
Pustaka Alkautsar.

Syeikh Al-Qarni berkunjung ke Jakarta dalam rangkaian acara Jakarta
Islamic Bookfair. Beliau didatangkan khusus oleh penerbit Qishti
Press, yang menerbitkan buku super best seller karyanya "LA TAHZAN"
dan "Menjadi Wanita Paling Bahagia." Selain bertemu dengan para
pembaca nya di Islamic Bookfair, Syeikh Al-Qarni juga menyempatkan
diri bersilaturahmi dengan umat Islam di beberapa masjid di ibukota.

Syeikh Al Qarni sangat prihatin dengan berkembangnya budaya menghujat
dan mencaci maki ulama dan gerakan Islam saat ini, yang dilakukan
sementara kalangan. Bahkan dirinya juga sering menjadi korban celaan
dan fitnah seperti itu di negaranya, antara lain dituduh sebagai
khawarij dan murji'ah.

"Kenapa kita tidak sibuk memperbaiki diri kita sendiri, dan baru
kemudian berusaha memperbaiki orang lain? Kenapa kita sibuk
mengumpulkan kesalahan-kesalahan para du'at (da'i) lalu kemudian
mengekspos nya di berbagai media, ceramah, dan buku? Padahal
Rasulullah saw. dalam sebuah hadits hasan mengatakan, "Beruntunglah
orang yang menyibukkan diri dengan mengetahui dan memperbaiki
aib-aibnya sendiri."

Sahabat Abu Darda ra. juga pernah mengatakan: "Kalian menghisab orang
lain seolah-olah kalian adalah para Tuhan! Padahal kalian adalah
hamba-hamba dan manusia biasa."

Masalah ini cukup mendominasi presentasi Syeikh Al-Qarni, terutama
dalam jawaban beliau saat tanya jawab. Selain soal diatas, Syekh
al-Qarni juga secara singkat berbicara tentang isu karikatur
Rasulullah saw., bom syahid, terorisme, dan adab menasehati penguasa.

Dalam presentasinya, Syeikh Al Qarni secara garis besar menyampaikan 3
(tiga) amanat:

"Pertama: Kita memiliki kewajiban untuk memberi pemahaman yang benar
kepada manusia tentang agama Islam. Di tengah jumlah penduduk yang 210
juta jumlahnya di Indonesia ini, kami lihat masih begitu banyak
kejahilan dan ketidakpahaman terhadap Islam. Ditambah lagi Islam
disini telah banyak mengalami pengaburan. Karena itu kita punya
kewajiban untuk memberi pemahaman Islam yang benar kepada mereka.

Kedua: Jangan sampai kita disibukkan dengan saling bantah satu sama
lain, saling menyerang satu jamaah dengan jamaah yang lain, karena itu
akan menyebabkan kita terhalangi untuk menyampaikan risalah Al-Islam
yang sesungguhnya, yang diturunkan untuk seluruh umat manusia di bumi
ini. Mengapa kita menghabiskan usia dan waktu kita dengan usaha-usaha
saling menjatuhkan satu sama lain, padahal dunia sedang menunggu kita
menyampaikan risalah Islam yang sesungguhnya.

Syeikh Abdul Aziz bin Baz sendiri sudah memberikan nasihat dan fatwa
bagi kita agar tidak menyibukkan diri kita dengan menyingkap-nyingkap
aib saudara sesama kaum muslimin. Beliau menasihatkan kita untuk
membuat manusia mencintai Islam ini dengan cara mengindarkan diri dari
kebiasaan-kebiasaan semacam itu.

Ketiga: Kita harus mewujudkan persatuan kaum muslimin, karena kita
sesungguhnya adalah umat yang satu. Kenapa umat muslimin yang ada di
Jakarta tidak bisa bersatu dengan kaum muslimin yang ada di
Mauritania? Padahal sekarang orang-orang kafir, musuh-musuh Allah SWT
sedang bersatu untuk menjatuhkan kaum muslimin. Saya pernah
mengunjungi Amerika dan saya lihat bahwa sesungguhnya dalam diri
mereka itu berpecah-belah, tapi saat memerangi Islam mereka bersatu
padu."

*****

Berikut ini transkrip panjang ceramah dan tanya jawab Syekh Al-Qarni
setelah edit bahasa. Agar lebih mudah diikuti, penyajian transkrip ini
dilakukan per masalah (item). Transkrip dan edit ini dilakukan oleh:
Mansyur Alkatiri (Balitbang PP Al-Irsyad Al-Islamiyyah).

Pembukaan:

Kita bertemu malam ini bukan karena keturunan atau interest-interest
lain, tapi hanya karena ikatan kalimat laa ilaaha illallah, karena
Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Saudara-saudara kita di Saudi Arabia menyampaikan salam pada Antum
semua, kaum muslimin Indonesia. Dari khadimul haramaian asy-syarifain,
para ulama, dan dari berbagai pihak yang terus bekerja dan bergerak di
bidang dakwah Islam. Mereka sangat memuji Anda sekalian sebagai bangsa
yang besar, sebagai sebuah bangsa yang mempunyai akhlak dan perilaku
yang mengagumkan.

Kami sampaikan apresiasi dan terima kasih yang luar biasa karena Antum
telah membantu menyebarluaskan kitab LA TAHZAN – Jangan Bersedih,
meski sebetulnya Antum di Indonesia ini sebenarnya tidak perlu
bersedih karena Antum punya tiga hal yang sangat menguntungkan, yaitu:
Air yang sangat banyak, pemandangan yang sangat hijau, dan wajah yang
berseri-seri menyenangkan. Kami berharap, sandainya memungkinkan
air-air ini dan pemandangan hijau itu bisa juga dipindahkan ke Arab
Saudi. Meskipun itu tidak mungkin dilakukan, tapi Insya Allah
mudah-mudahan Allah mempertemukan kita di Surga Firdaus.

*****

Tentang Jamaah-Jamaah Islam:

Saya hamba yang fakir ini, secara pribadi tidak berafiliasi ke salah
satu jamaah manapun. Saya bukanlah seorang tablighi, atau ikhwani,
atau anggota hizbut tahrir dan semacamnya. Saya ingin menyampaikan
pelajaran yang saya peroleh dari interaksi saya dengan para ulama,
terutama dengan Syekh Abdul Aziz bin Baz, Muhammad Sholeh al-Utsaimin,
dan Syekh Nashiruddin al-Albani rahimahumullah jamii'an. Mereka semua
menasehati kami, bahwa hendaknya yang menjadi titik tolak pergerakan
kita ini adalah kembali kepada ajaran Allah Subhanany Wa Ta'ala yang
sesungguhnya.

Saya adalah orang yang tidak setuju dan melawan segala bentuk TASYHIR
atau penggembor-gemboran kejelekan dan kesalahan jamaah-jamaah Islam
itu. Kita harus mengakui bahwa jamaah-jamaah Islam yang ada itu
semuanya telah berijtihad, telah berusaha sungguh-sungguh untuk
menyampaikan agama Allah SWT.
Jamaah Ikhwanul Muslimin dan Jamaah Tabligh telah melakukan perjuangan
dan dakwah dengan cara yang mereka anggap sebagai cara yang benar.
Syeikh Al Abdul Aziz bin Baz telah bertemu dengan beberapa dari
mereka, seperti Muhammad Quthb (Mesir), Syekh Az-Zindani (Yaman), dan
lainnya. Dan Syekh Abdul Aziz bin Baz mengatakan bahwa mereka adalah
IKHWAN kita semua, dan mereka (Jamaah Ikhwanul Muslimin) telah memberi
manfaat yang sangat banyak pada kaum muslimin. Bahwa mereka punya
kesalahan, kita semua juga punya kesalahan. Insya Allah kami akan
mengingatkan mereka. Tidak ada manusia yang maksum. Kita semua bukan
malaikat, jadi semua punya kesalahan. Hanya Rasulullah saw. manusia
yang maksum.

Beliau (Syekh Bin Baz) mengingatkan kita agar jangan menyibukkan diri
dengan kesalahan-kesalahan itu, dengan mengekspose kesalahan atau
kekeliruan mereka, lalu kita dengan sengaja meninggalkan musuh-musuh
Allah yang sudah nyata, dari kaum Nasrani dan Yahudi, yang berusaha
menyerang dan menjatuhkan kaum muslimin.

Dimana kita meletakkan akal sehat kita? Kenapa kita tidak mengambil
manfaat dan kebaikan dari sisi-sisi baik jamaah-jamaah yang ada itu,
dan kemudian menyampaikan nasehat dan meluruskan kesalahan mereka?

Jamaah Tabligh telah menyampaikan Islam ke berbagai belahan dunia,
sampai ke Kanada, Australia, bahkan ke Cina, dan banyak wilayah dunia
lainnya. Ikhwanul Muslimin juga seperti itu, dan seperti kita tahu di
Turki dan Hamas Palestina yang kini dikaruniai Allah.

Kenapa kita tidak sibuk memperbaiki diri kita sendiri, lalu kita
kemudian baru berusaha memperbaiki orang lain? Kenapa kita sibuk
mengumpulkan kesalahan-kesalahan para du'at lalu kemudian mengekspos
nya di berbagai media. Dalam sebuah hadits yang di HASAN kan oleh
sebagian besar ulama hadits, Rasulullah saw. mengatakan yang artinya:
"Beruntunglah orang yang menyibukkan diri dengan mengetahui dan
memperbaiki aib-aib nya sendiri."

Sahabat Abu Darda pernah mengatakan: "Kalian menghisab orang lain
seolah-olah kalian adalah para Tuhan! Padahal kalian adalah
hamba-hamba, manusia biasa."

Saya adalah seorang tolabul ilmi yang kecil, belum sampai pada derajat
ulama-ulama besar. Di Arab Saudi saya dengan beberapa teman
mendapatkan tuduhan dari sementara orang sebagai pelaku bid'ah, sang
khawarij, dan sebagainya. Lalu saya pergi bersama beberapa teman
menemui Syekh Abdul Aziz bin Baz dan menyampaikan hal itu. Syekh bin
Baz mengatakan, hendaklah kita menghisab mereka dengan sebaik-baiknya.
Janganlah kita kembalikan omongan mereka sebagaimana mereka ngomong.
Cukup dengan bahasa yang lemah lembut. "Tulislah berbagai syair
sebagai balasan atas omongan mereka. Insya Allah mereka mendapat
hidayah dari Allah SWT," kata Bin Baz.

Dan beliau (Syeikh bin Baz) juga mengatakan, saya bisa saja melakukan
kesalahan. Dan saya tumbuh, besar, dan berkembang di sebuah negara
yang dipenuhi dengan para ulama, dimana setiap ada satu kesalahan yang
disampaikan pasti akan diberikan peringatan oleh para ulama besar.
Beliau juga mengatakan, dirinya akan sangat berterima kasih bila ada
seseorang yang memberikan nasihat kepadanya. Dalam salah satu ceramah
di Jeddah, beliau mengatakan: "Ada seseorang yang memberi catatan yang
meluruskan kesalahan saya waktu saya menyampaikan satu bait syair. Dan
saya menyampaikan rasa terima kasih pada orang yang meluruskan itu."

Alhamdulilah, kunci surga itu adalah milik Allah SWT dan bukan milik
seorang manusia pun. Kita tdk perlu pusing, tdk perlu khawatir, karena
kalau kunci surga itu berada di tangan salah seorang manusia maka
mungkin dia hanya mengizinkan jamaah nya saja, kelompoknya saja, untuk
masuk ke dalam sorga.

Surga itu punya 8 (delapan) pintu, dan satu pintu saja lebarnya
seperti antara Al Quds sampai San'a, ribuan mil jaraknya. Bagaimana
seseorang bisa mengatakan hanya kelompoknya saja dengan jumlah yang
terbatas yang bisa masuk ke dalam surga? Allah SWT berfirman dalam Al
Qur'an: "Hamba-hamba Allah SWT itu secara umum terbagi tiga kelompok:
Ada yang dzolim terhadap dirinya sendiri, ada yang pertengahan, dan
ada yang mendahului dalam melakukan kebaikan (tsabit bil khoirot).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, bahwa ketiga kelompok ini
akan masuk surga ke dalam surga Allah SWT.

Dalam sebuah hadits Rasulullah saw. mengisahkan, ada seseorang yang
membunuh 100 orang. Dia
kemudian mati, lalu Allah SWT memasukkan dia ke dalam surga.
Subhanallah! Kenapa kita bisa memvonis orang yang terbunuh di jalan
Allah SWT, orang yang telah jelas-jelas terbunuh dalam memperjuangkan
agama Allah SWT? Ya, mungkin saja dia punya sedikit kesalahan, tapi
dia mati karena memperjuangkan agama Allah SWT! Kenapa Allah SWT bisa
memasukkan seorang pembunuh 100 orang ke dalam surga lalu Allah tidak
memasukkan orang yang terbunuh di jalan Allah ke dalam surga?

Saya tidak menyujui kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para du'at
itu. Ada kesalahan yang kita temukan dalam tulisan-tulisan mereka,
dalam buku-buku mereka. Dan lucunya ada orang yang membaca tulisan
saya dan mendengarkan ceramah saya kemudian dia mengatakan saya adalah
seorang khawarij. Pada kali yang lain dia menemukan kesalahan saya
lalu dia mengatakan saya nashibi. Di kali yang lain dia menemukan
kesalahan saya lalu mengatakan saya murji'i (penganut murjiah). Ini
tidak mungkin! Pada saat yang sama disebut seorang khawarij dan
murjiah, karena pada dasarnya mazhab khawarij dan murjiah ini adalah
mazhab yang saling bertentangan, tidak mungkin bersatu.

Intinya, kita tidak meyakini ada manusia yang maksum selain dari
Rasululullah saw. Kita tetap punya kewajiban memberi peringatan dan
nasehat terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi. Tentu dengan cara
yang terbaik sebagaimana yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur'an:
"berdakwalah ke jalan Allah Tuhan mu dengan jalan hikmah, nasehat yang
baik (mau'idzotil hasanah)!" Jangan kita menggembor-gemborkan
kesalahan itu, lalu menyebarluaskannya. Tapi dengan nasehat yang baik.

Ada sebuah kisah yang dialami oleh seorang dai di Riyadh, bernama
Syekh Abdul Aziz al-Mughim. Beliau menceritakan, ada seorang tolabul
ilm yang baru mulai belajar, tapi yang selalu menjadi perhatiannya
hanyalah mengumpulkan kesalahan-kesalahan para du'at. Sampai pada
akhirnya suatu ketika Allah menakdirkan syeikh ini mengunjungi desa
asal anak muda tersebut. Ternyata di desa itu syekh ini bertemu dengan
orang tua anak tersebut, dan ternyata orang tua anak ini mengadukan
kepada syeikh bahwa anaknya ini luar biasa durhakanya kepada dia.
Syekh Abdul Aziz mengatakan: "Subhanallah! Bagaimana dia bisa sibuk
mengumpulkan kesalahan-kesalahan para du'at dan di saat yang sama dia
melakukan dosa terbesar kedua setelah syirik kepada Allah SWT, yaitu
Durhaka kepada kedua orangtuanya."

Ada satu kisah. Penduduk Irak pada suatu waktu menunaikan ibadah haji.
Lalu pada saat akan melempar jumroh salah seorang dari mereka melihat
ada seekor lalat yang terbang dan membunuh lalat itu. Apa yang
dilakukan mereka? Mereka kemudian datang menemui sahabat Abdullah bin
Umar ra. dan bertanya: "Salah seorang dari kami membunuh seekor lalat
pada saat menunaikan ibadah haji. Kira-kira apakah dia harus membayar
denda memotong kambing atau membayar dam?"

Ibnu Umar heran dan bertanya, "Dari mana kalian?"
Mereka jawab, "Kami datang dari Irak!"
Lalu Ibnu Umar menjawab, "Subhanallah! Kalian telah menyembelih Husein
radliallahu ta'ala 'anhu, dan tidak pernah menanyakan apa yang harus
dilakukan. Tapi pada saat membunuh seekor lalat kalian bertanya."

Masya Allah! Ini wara' yg tidak pada tempatnya.

*****

Tentang Isu Mundur Dari Dakwah:

Kami pernah membaca sebuah majalah di Indonesia yang menyebutkan bahwa
saya ingin meninggalkan dunia dakwah dengan salah satu alasannya
adalah bahwa masjid-masjid di Saudi sudah dijadikan sebagai ajang
untuk memerangi apa yang disebut dengan terorisme.

(Lalu Syekh Al-Qarni memberi klarifikasi):

1. Meninggalkan dunia dakwah tidak dibenarkan bagi setiap muslim,
hukumnya haram.

2. Saya sendiri sudah menulis syair, dan di dalam syair itu saya tidak
sekalipun menyebutkan bahwa saya akan mundur dari dunia dakwah.

3. Tolabul ilm seperti saya ini, setelah Allah memuliakan saya dengan
dakwah ini tidak mungkin meninggalkan medan dakwah yang telah banyak
memberikan kemuliaan di sisi Allah SWT ini.

Adapun isu terorisme, saya ingin memberi kabar gembira. Mayoritas kaum
muslimin di Saudi Arabia berada di jalan pertengahan, di jalan Ahlus
Sunnah wal Jamaah. Adapun orang-orang yang mengusung paham TAKFIR,
ide-ide khawarij, itu jumlahnya sangat sedikit. Dan para ulama,
masyayekh, yang sekarang ada di dalam penjara juga sudah 85% merujuk
pada pandangan-pandangan awal sebelumnya, dan mereka pun mulai
dibebaskan satu persatu. Kita tidak perlu pesimis dengan kondisi yang
ada di Arab Saudi sekarang.

*****

Soal jihad dan bom bunuh diri di Palestina dan Iraq:

Hukum bom bunuh diri ini berbeda antara satu negara dengan negara
lain. Palestina misalnya berbeda hukumnya dengan negara lain karena
disana jihad telah terjadi antara kaum muslimin dan orangorang Yahudi.
Para ulama juga sudah membuat fatwa. Kaum Yahudi disana membunuh kaum
muslimin, wanita dan anak-anak, membombardir rumah-rumah kaum muslimin
dan mengusir mereka, dan para ulama mempunyai fatwa-fatwa khusus
terkait dengan masalah itu.

Seperti misalnya bom bunuh diri yang banyak dilakukan oleh
pemuda-pemuda Palestina, banyak diantara ulama yang memandang itu
sebagai bom syahid atau bom istisyhad. Saya berharap arwah mereka
diterima di sisi Allah SWT sebagai para syuhada.

Adapun terkait dengan Irak, persoalannya berbeda dengan Palestina. Di
Irak kita belum bisa memastikan dengan jelas bahwa Amerika benar-benar
menguasai disana. Sebab yang terjadi disana adalah fitnah yang sangat
besar, bahkan diantara sesama kaum muslimin sendiri.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di Irak ini sangat tidak jelas,
karena itu waktu saya ditanya apakah boleh berjihad ke Irak saya
katakan: "Saya tidak menasehatkan untuk pergi berjihad ke Irak. Karena
disana kita tidak mengetahui siapa yang membunuh dan siapa yang
dibunuh. Apakah yg membunuh itu Muslim atau bukan. Sampai panji jihad,
pemimpin (qiyadah) jihad menjadi jelas, maka di saat itulah kita bisa
mungkin menyarankan kaum muslimin untuk pergi kesana.

*****

Tentang Karikatur Penista Nabi:

Kami sampaikan rasa terima kasih secara khusus pada muslimin Indonesia
terkait dengan reaksi positif muslimin Indonesia yang menyatakan
protes, baik dalam bentuk demonstrasi maupun lainnya, menyikapi
penghinaan terhadap Rasulullah saw. melalui karikatur. Kami sampaikan
terima kasih secara khusus kepada Antum karena telah membela
Rasulullah saw. yang dimuliakan dan ditinggikan derajatnya oleh Allah
SWT.

Kita kaum muslimin bukanlah para teroris! Para teroris sesungguhnya
adalah mereka yang telah mengeruk, menghabiskan harta kekayaan kaum
Muslimin. Para teroris sesungguhnya adalah mereka yang telah menyerang
dan membunuh kaum muslimin di Afghanistan, Irak, Palestina, dan
berbagai belahan bumi lainnya. Sekali lagi, kita ini bukanlah kaum
TERORIS, karena kita diutus bersama Rasulullah saw. untuk memberi
rahmat kepada alam semesta.

Kita bersyukur dengan reaksi yang ditunjukkan kaum muslimin di seluruh
dunia terhadap peristiwa penghinaan atas Rasulullah saw. melalui
karikatur. Pemerintah Saudi sendiri telah melakukan langkah-langkah
yang sangat nyata terkait dengan masalah itu, antara lain dengan
menarik duta besarnya di Denmark, dan juga gerakan boikot atas
produk-produk Denmark, yang menyebabkan kerugian sampai 7 miliar dolar
per hari.

Kita jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan dalam masalah ini. Kita
jangan tergesa-gesa mengatakan ini sebagai awal dari Perang Salib atau
yang semacamnya. Bisa saja itu yang akan terjadi, tapi kita hrus
menyadari realitas kita kaum muslimin, jumlah kita sangat banyak tapi
kita seperti yang dikatakan oleh Rasulullah saw. seperti buih di
lautan.

Sekali lagi kami sampaikan rasa terima kasih yang besar terhadap kaum
muslimin di Indonesia, seperti respon yang saya lihat di beberapa
stasiun televisi. Tapi kami ingatkan kita untuk tidak
berlebih-lebihan, apalagi menyakiti orang lain dan melakukan tindakan
dholim. Karena Allah SWT sendiri di dalam Al-Qur'an ketika
memerintahkan untuk berperang Allah menegaskan: "Beperanglah kalian,
tapi janganlah kalian bersikap berlebih-lebihan." Kami menekankan
pentingnya pengajuan tuntutan-tuntutan yang bersifat resmi, dan itu
adalah sesuatu yang sangat syar'i, dan sekali lagi kami tegaskan
jangan sampai peristiwa ini membuat kita melakukan hal-hal yang
bertentangan perintah Allah SWT.

*****

Adab memberikan nasihat kepada para penguasa:

Memberikan nasehat kepada penguasa harus dengan cara yang lemah
lembut, dengan cara yang bijak, dengan cara yang hikmah. Kita ingat
dengan kisah Nabi Musa as. dan Nabi Harun yang diperintahkan Allah
untuk menyampaikan nasihat kepada Fir'aun, dan sampaikan lah nasehat
dengan kalimat yang lemah lembut.

Sudah banyak terjadi upaya2 perlawanan terhadap pemerintah yg sifatnya
frontal, yg dicoba oleh berbagai jamaah Islam tapi semuanya berakhir
dng kegagalan, para pelakunya dimasukan ke penjara.

Apakah boleh kita menyebar-nyebarkan keburukan penguasa melalui
mimbar-mimbar Jum'at dan media massa?

Itu bukan manhaj Islam, karena Nabi saw. sendiri ketika memberikan
nasehat selalu mengatakan: "Kenapa ada orang yang melakukan seperti
itu", tanpa menyebutkan namanya atau menyebarluaskan.

Media massa seharusnya digunakan untuk memberikan nasihat-nasehat yang
bijak, bukan digunakan untuk menyebarkan aib dan keburukan-keburukan
orang. Sudah banyak jamaah yang melakukan cara seperti ini, tapi itu
justeru menjadi sebab kegagalan proyek-proyek baik yang mereka
lakukan.

Kami amat berharap, jangan kita disibukkan oleh urusan-urusan politik.
Memang Islam adalah agama dan negara pada saat yg sama, tapi jangan
sampai kesibukan dan keseriusan orang dalam politik menyebabkan mereka
meninggalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah, memalingkan kaum muslimin dari
perhatian terhadap ilmu-ilmu Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Apa boleh mengkafirkan penguasa yang tidak berhukum dengan hukum Allah?

Takfir atau mengkafirkan penguasa adalah sesuatu yang harus ditanyakan
dan dimintakan fatwanya kepada para ulama. Para du'at atau tolabul ilm
bukanlah tempat untuk meminta fatwa dalam kasus-kasus seperti ini. Ada
kisah, ketika ada orang mencela Al Hajjaj, seorang penguasa yang
dzalim, Al Hasan al-Bashri rahimahllah ta'ala justeru mengatakan:
"Jangan mencela Al Hajjaj, karena Al Hajjaj berkuasa atas kita
disebabkan karena dosa-dosa yang telah kita lakukan!"

Ada satu kisah. Ketika saya bersama Syekh Bin Baz menunaikan ibadah
haji, ada beberapa orang jamaah haji dari salah satu negara Arab yang
datang menyampaikan kepada Syeikh Bin Baz tentang salah seorang
penguasa denga nada mencela. Syekh Bin Baz lalu menyampaikan nasehat:
"Ingat bahwa gara-gara dosa kalian pula maka penguasa itu kemudian
menguasai kalian dengan kedzoliman!" Kami ingatkan, kalau kita ingin
bertobat dan kembali pada Allah dengan sungguh-sungguh, insya Allah
Allah akan menganugerahi kepada kita pemimpin yang adil, pemimpin yang
mengasihi kita dan tidak mendzolimi kita.

Sumber: http://www.alirsyad.net

http://immasjid.com/cetak.php?id=242

Wassalaamu'alaikum wr. wb.
Yudhie

---forwarded message begins---

------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: