Rabu, 21 Januari 2009

[daarut-tauhiid] Maaf Suamiku..Aku tidak akan menaatimu!!

Maaf Suamiku… Aku Tidak Akan Menaatimu!!

Penulis: Ummu Aiman

 

---------------------------
Bahagia rasanya saat akad nikah terucap, saat semarak walimatul `urs
menggema, saat tali pernikahan terikat. Saat itu telah halal cinta dua orang
insan, saling mengisi dan saling melengkapi setiap harinya. Saat itu pula
masing-masing pasangan akan memiliki tugas dan kewajiban baru dalam kehidupan
mereka.
Sang suami memiliki hak yang harus ditunaikan istrinya, dan sang
istripun mempunyai hak yang harus ditunaikan oleh suaminya. Alangkah bahagianya
jika masing-masing secara seimbang senantiasa berupaya menunaikan kewajibannya.

Duhai saudariku muslimah, kini aku bertanya padamu… bukankah indah rasanya jika
seorang istri mematuhi suaminya, kemudian ia senantiasa menjadi penyejuk mata
bagi suaminya, menjaga lisan dari menyebarkan rahasia suaminya, lalu menjaga
harta dan anak-anak suami ketika ia pergi? Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
`alaihi wa sallam, "Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang
mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang shalihah, bila ia
menyuruhnya maka ia menaatinya, bila memandangnya membuat hati senang, bila
bersumpah (agar istrinya melakukan sesuatu), maka ia melakukannya dengan baik,
dan bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri dan hartanya." (HR.
Ibnu Majah)

Sehingga… kehidupan rumah tangga pun akan berjalan penuh dengan kemesraan
dan kebahagiaan. Yang satu menjadi tempat berbagi bagi yang lain, saling
menasehati dalam ketakwaan, dan saling menetapi dalam kesabaran.


Saudariku muslimah… tulisan tentang kewajiban istri dalam mematuhi perintah
suami telah banyak dibahas. Maka kini penulis akan mencoba mengetengahkan
hal-hal apa saja yang tidak boleh dipatuhi oleh seorang istri di saat suaminya
memerintah.

Ini Saatnya Mematuhi Perintah Suami

Diantara ciri seorang istri sholihah adalah mematuhi
perintah suaminya.Yang dimaksud mematuhi perintah adalah
mematuhi dalam hal yang mubah dan disyari'atkan. Jika dalam perkara yang
disyari'atkan, tentu hal ini tidak perlu dipertanyakan lagi hukumnya, karena
perkara yang demikian adalah hal-hal yang Allah perintahkan kepada para
hamba-Nya, seperti kewajiban sholat, berpuasa di bulan Ramadhan, memakai
jilbab, dan lain-lain. Maka untuk hal ini, seorang hamba tidak boleh
meninggalkannya karena meninggalkan perintah Allah Ta'ala adalah sebuah dosa.
Sedangkan dalam perkara yang mubah, jika suami memerintahkan kita untuk
melakukannya maka kita harus melaksanakannya sebagai bentuk ketaatan kepada
suami. Contohnya suami menyuruh sang istri rajin membersihkan rumah, berusaha
mengatur keuangan keluarga dengan baik, selalu bangun tidur awal waktu,
membantu pekerjaan suami, dan hal-hal lain yang diperbolehkan dalam syari'at Islam.

Ada
Saatnya Menolak Perintah Suami

Jika dalam hal yang disyari'atkan dan yang mubah kita wajib mematuhi suami,
maka lain halnya jika suami menyuruh kepada istri untuk melakukan kemaksiatan
dan menerjang aturan-aturan Allah. Untuk yang satu ini kita tidak boleh
mematuhinya meskipun Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam pernah
bersabda,
"Kalau sekiranya aku (boleh) memerintahkan seseorang untuk sujud
kepada orang lain maka akan aku perintahkan seorang wanita untuk sujud kepada
suaminya." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kita tidak boleh tunduk pada suami yang memerintah kepada kemaksiatan
meskipun hati kita begitu cinta dan sayangnya kepada suami. Jika kewajiban
patuh pada suami sangatlah besar, maka apalagi kewajiban mematuhi Allah, tentu
lebih besar lagi. Allahlah yang menciptakan kita dan suami kita, kemudian
mengikat tali cinta diantara sang istri dan suaminya. Namun perlu diketahui,
bukan berarti kita harus marah-marah dan bersikap keras kepada suami jika ia
memerintahkan suatu kemaksiatan kepada kita, tetapi cobalah untuk menasehatinya
dan berbicara dengan lemah lembut, siapa tahu suami tidak sadar akan
kesalahannya atau sedang perlu dinasehati, karena perkataan yang baik adalah
sedekah.

Saudariku, berikut ini beberapa contoh perintah suami yang tidak boleh kita
taati karena bertentangan dengan perintah Allah:

1. Menyuruh Kepada Kesyirikan

Tidak layak bagi kita untuk menaati suami yang memerintah untuk melakukan
kesyirikan seperti menyuruh istri pergi ke dukun, menyuruh mengalungkan jimat
pada anaknya, ngalap berkah di kuburan, bermain zodiak, dan lain-lain.
Ketahuilah saudariku, syirik adalah dosa yang paling besar. Syirik merupakan
kezholiman yang paling besar (lihat QS Luqman: 13). Bagaimana bisa seorang
hamba menyekutukan Allah sedang Allah-lah yang telah menciptakan dan memberi
berbagai nikmat kepadanya? Sungguh merupakan sebuah penghianatan yang sangat
besar!

2. Menyuruh Melakukan Kebid'ahan


Nujuh bulan (mitoni – bahasa jawa) adalah acara yang banyak dilakukan oleh
masyarakat ketika calon ibu genap tujuh bulan mengandung si bayi. Ini adalah
salah satu dari sekian banyak amalan yang tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu
`alaihi wa sallam. Walaupun begitu banyak masyarakat yang mengiranya
sebagai ibadah sehingga merekapun bersemangat mengerjakannya. Ketahuilah wahai
saudariku muslimah, jika seseorang melakukan suatu amalan yang ditujukan untuk
ibadah padahal Nabi shallallahu `alaihi wa sallam tidak pernah
menyontohkannya, maka amalan ini adalah amalan yang akan mendatangkan dosa jika
dikerjakan. Ketika sang suami menyuruh istrinya melakukan amalan semacam ini,
maka istri harus menolak dengan halus serta menasehati suaminya.

3. Memerintah untuk Melepas Jilbab


Menutup aurat adalah kewajiban setiap muslimah. Ketika suami memerintahkan
istri untuk melepas jilbabnya, maka hal ini tidak boleh dipatuhi dengan alasan
apapun. Misalnya sang suami menyuruh istri untuk melepaskan jilbabnya agar
mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan, hal ini tentu tidak boleh
dipatuhi. Bekerja diperbolehkan bagi muslimah (jika dibutuhkan) dengan syarat
lingkungan kerja yang aman dari ikhtilat (campur baur dengan laki-laki) dan
kemaksiatan, tidak khawatir timbulnya fitnah, serta tidak melalaikan dari
kewajibannya sebagai istri yaitu melayani suami dan mendidik anak-anak. Dan
tetap berada di rumahnya adalah lebih utama bagi wanita (Lihat QS Al-Ahzab:
33). Allah telah memerintahkan muslimah berjilbab sebagaimana dalam QS
Al-Ahzab: 59. Perintah Allah tidaklah pantas untuk dilanggar, karena tidak ada
ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Sang Pencipta.

3. Mendatangi Istri Ketika Haidh atau dari Dubur


Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam telah bersabda, "…dan
persetubuhan salah seorang kalian (dengan istrinya) adalah sedekah." (HR.
Muslim)


Begitu luasnya rahmat Allah hingga menjadikan hubungan suami istri sebagai
sebuah sedekah. Berhubungan suami istri boleh dilakukan dengan cara dan bentuk
apapun. Walaupun begitu, Islam pun memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi,
yaitu suami tidak boleh mendatangi istrinya dari arah dubur, sebagaimana
Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,


"(Boleh) dari arah depan atau arah belakang, asalkan di farji
(kemaluan)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka ketika suami mengajak istri bersetubuh lewat dubur, hendaknya sang
istri menolak dan menasehatinya dengan cara yang hikmah. Termasuk hal yang juga
tidak diperbolehkan dalam berhubungan suami istri adalah bersetubuh ketika
istri sedang haid. Maka perintah mengajak kepada hal ini pun harus kita
langgar. Hal ini senada dengan sabda Nabi shallallahu `alaihi wa sallam,
"Barangsiapa yang menjima' istrinya yang sedang dalam keadaan haid atau
menjima' duburnya, maka sesungguhnya ia telah kufur kepada Muhammad." (HR.
Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ad-Darimi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu
`anhu)

Belajarlah Wahai Muslimah!


Demikianlah saudariku pembahasan singkat yang dapat penulis sampaikan.
Sebagai penutup, mari kita ringkas pembahasan ini: Bahwa wajib bagi seorang
istri untuk mematuhi apa yang diperintahkan suaminya dalam perkara yang mubah
apalagi yang disyari'atkan Allah, namun tidak boleh patuh jika suami
memerintahkan kemaksiatan dan yang dilarang oleh Rabb Semesta Alam.

Lalu, perkara apa sajakah yang termasuk dalam larangan Allah? untuk itu,
setiap hamba wajib mencari tahu tentang syari'at Islam karena dengannya akan
tercapai ketakwaan kepada Allah, yaitu melakukan yang Allah perintahkan dan
meninggalkan apa yang Allah larang. Wahai para wanita muslim! Pelajarilah agama
Allah dengan menghadiri majelis-majelis yang mengajarkan ilmu syar'i atau
dengan menelaah buku dan tulisan para `ulama. Tidaklah mungkin seseorang akan
mengenal agamanya tanpa berusaha mencari tahu. Dan tidak mungkin pula ilmu akan
sampai kepadanya jika ia hanya bermalas-malasan di rumah atau kos, atau hanya sibuk
berjam-jam berdandan di depan cermin, serta bergosip ria sepanjang waktu.
Sungguh yang seperti itu bukanlah ciri seorang muslimah yang sejati.
Bersegeralah melakukan kebaikan wahai saudariku, karena Allah pasti akan
membalas setiap kebaikan dengan kebaikan, dan membalas keburukan dengan
keburukan walaupun hanya sebesar biji sawi. Setiap anak Adam memiliki
kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang
senantiasa berusaha untuk memperbaiki dirinya. Wallahu ta'ala a'lam.
-------------------------
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: