Kamis, 14 Februari 2013

[daarut-tauhiid] 13 Akhlak Utama Salafush Sholih

13 Akhlak Utama Salafush Sholih<http://rumaysho.com/belajar-islam/akhlak/3046-13-akhlak-utama-salafush-sholih.html>


Ahlus Sunnah wal Jama'ah atau Salafush Sholih (generasi terbaik dari umat Islam) bukan hanya mengajarkan prinsip dalam beraqidah saja, namun Ahlus Sunnah wal Jama'ah juga bagaimanakah berakhlaq yang mulia.

Itulah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam haditsnya,

ÅöäøóãóÇ ÈõÚöËúÊõ áÃõÊóãøöãó ÕóÇáöÍó ÇáÃóÎúáÇóÞö

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlaq." (HR. Ahmad 2/381, shahih)

Dalam suatu hadits shahih, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memanjatkan do'a,

Çááøåõãøó ÇåúÏöäöì áÃóÍúÓóäö ÇáÃóÎúáÇóÞö áÇó íóåúÏöì áÃóÍúÓóäöåóÇ ÅöáÇøó ÃóäúÊó

"Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah, tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya akhlaq tersebut kecuali Engkau)" (HR. Muslim no. 771).

Maka sungguh sangat aneh jika ada yang mengklaim dirinya sebagai Ahlus Sunnah, namun jauh dari akhlaq yang mulia. Jika ia menyatakan dirinya mengikuti para salaf (generasi terbaik umat ini), tentu saja ia tidak boleh mengambil sebagian ajaran mereka saja. Akhlaqnya pun harus bersesuaian dengan para salaf. Namun sayang seribu sayang, prinsip yang satu inilah yang jarang diperhatikan. Kadang yang menyatakan dirinya Ahlus Sunnah malah dikenal bengis, dikenal kasar, dikenal selalu bersikap keras. Sungguh klaim hanyalah sekedar klaim. Apa manfaatnya klaim jika tanpa bukti?

Di antara bukti pentingnya akhlaq di sisi para salaf –Ahlus Sunnah wal Jama'ah-, mereka menjadikan masalah akhlaq sebagai ushul (pokok) aqidah dan mereka memasukkannya dalam permasalahan aqidah. Di antara ajaran akhlaq tersebut adalah:

[Pertama: Selalu mengajak pada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar]

Ahlus Sunnah mengajak pada yang ma'ruf (kebaikan) dan melarang dari kemungkaran. Mereka meyakini bahwa baiknya umat Islam adalah dengan tetap adanya ajaran amar ma'ruf yang barokah ini. Perlu diketahui bahwa amar ma'ruf merupakan bagian dari syariat Islam yang paling mulia. Amar ma'ruf inilah yang merupakan sebab terjaganya jama'ah kaum muslimin. Amar ma'ruf adalah suatu yang wajib sesuai kemampuan dan dilihat dari maslahat dalam beramar ma'ruf. Mengenai keutamaan amar ma'ruf nahi mungkar, Allah Ta'ala berfirman,

ßõäúÊõãú ÎóíúÑó ÃõãøóÉò ÃõÎúÑöÌóÊú áöáäøóÇÓö ÊóÃúãõÑõæäó ÈöÇáúãóÚúÑõæÝö æóÊóäúåóæúäó Úóäö ÇáúãõäúßóÑö æóÊõÄúãöäõæäó ÈöÇááøóåö

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imron: 110)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,

ãóäú ÑóÃóì ãöäúßõãú ãõäúßóÑðÇ ÝóáúíõÛóíøöÑúåõ ÈöíóÏöåö ÝóÅöäú áóãú íóÓúÊóØöÚú ÝóÈöáöÓóÇäöåö ÝóÅöäú áóãú íóÓúÊóØöÚú ÝóÈöÞóáúÈöåö æóÐóáößó ÃóÖúÚóÝõ ÇáÅöíãóÇäö

"Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan. Jika tidak mampu juga, hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman." (HR. Muslim no. 49)

[Kedua: Mendahulukan sikap lemah lembut dalam berdakwah dan amar ma'ruf nahi mungkar]

Ahlus Sunnah wal Jama'ah berprinsip bahwa hendaknya lebih mendahulukan sikap lemah lembut ketika amar ma'ruf nahi mungkar, hendaklah pula berdakwah dengan sikap hikmah dan memberi nasehat dengan cara yang baik. Allah Ta'ala berfirman,

ÇÏúÚõ Åöáóì ÓóÈöíáö ÑóÈøößó ÈöÇáúÍößúãóÉö æóÇáúãóæúÚöÙóÉö ÇáúÍóÓóäóÉö æóÌóÇÏöáúåõãú ÈöÇáøóÊöí åöíó ÃóÍúÓóäõ

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik." (QS. An Nahl: 125)

[Ketiga: Sabar ketika berdakwah]

Ahlus Sunnah meyakini wajibnya bersabar dari kelakukan jahat manusia ketika beramar ma'ruf nahi mungkar. Hal ini karena mengamalkan firman Allah Ta'ala,

æóÃúãõÑú ÈöÇáúãóÚúÑõæÝö æóÇäúåó Úóäö ÇáúãõäúßóÑö æóÇÕúÈöÑú Úóáóì ãóÇ ÃóÕóÇÈóßó Åöäøó Ðóáößó ãöäú ÚóÒúãö ÇáúÃõãõæÑö

"Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)." (QS. Luqman: 17)

[Keempat: Tidak ingin kaum muslimin berselisih]

Ahlus Sunnah ketika menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, mereka punya satu prinsip yang selalu dipegang yaitu menjaga keutuhan jama'ah kaum muslimin, menarik hati setiap orang, menyatukan kalimat (di atas kebenaran), juga menghilangkan perpecahan dan perselisihan.

[Kelima: Memberi nasehat kepada setiap muslim karena agama adalah nasehat]

Ahlus Sunnah wal Jama'ah pun punya prinsip untuk memberi nasehat kepada setiap muslim serta saling tolong menolong terhadap sesama dalam kebaikan dan takwa. Hal ini karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

« ÇáÏøöíäõ ÇáäøóÕöíÍóÉõ » ÞõáúäóÇ áöãóäú ÞóÇáó « áöáøóåö æóáößöÊóÇÈöåö æóáöÑóÓõæáöåö æóáÃóÆöãøóÉö ÇáúãõÓúáöãöíäó æóÚóÇãøóÊöåöãú ».

"Agama adalah nasehat. Kami berkata, "Kepada siapa?" Beliau menjawab, "Kepada Allah, kepada kitab-Nya, kepada Rasul-Nya dan kepada pemimpin kaum muslimin serta kaum muslimin secara umum." (HR. Muslim no. 55)

[Keenam: Bersama pemerintah kaum muslimin dalam beragama]

Ahlus Sunnah wal Jama'ah juga menjaga tegaknya syari'at Islam dengan menegakkan shalat Jum'at, shalat Jama'ah, menunaikan haji, berjihad dan berhari raya bersama pemimpin kaum muslimin baik yang taat pada Allah dan yang fasik. Prinsip ini jauh berbeda dengan prinsip ahlu bid'ah.

[Ketujuh: Bersegera melaksanakan shalat wajib dan khusyu di dalamnya]

Ahlus Sunnah punya prinsip untuk bersegera menunaikan shalat wajib, mereka semangat menegakkan shalat wajib tersebut di awal waktu bersama jama'ah. Shalat di awal waktu itu lebih utama daripada shalat di akhir waktu kecuali untuk shalat Isya. Ahlus Sunnah pun memerintahkan untuk khusyu' dan thuma'ninah (bersikap tenang) dalam shalat. Mereka mengamalkan firman Allah Ta'ala,

ÞóÏú ÃóÝúáóÍó ÇáúãõÄúãöäõæäó (1) ÇáøóÐöíäó åõãú Ýöí ÕóáóÇÊöåöãú ÎóÇÔöÚõæäó (2)

"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya." (QS. Al Mu'minun: 1-2)

[Kedelepan: Semangat melaksanakan qiyamul lail]

Ahlus Sunnah wal Jama'ah saling menyemangati (menasehati) untuk menegakkan qiyamul lail (shalat malam) karena amalan ini adalah di antara petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Shalat ini pun yang diperintahkan oleh Allah kepada Nabinya shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau pun bersemangat untuk taat kepada Allah Ta'ala. Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, ia menceritakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa menunaikan shalat malam. Sampai kakinya pun terlihat memerah (pecah-pecah). 'Aisyah mengatakan, "Kenapa engkau melakukan seperti ini wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu dan akan datang?". Beliau lantas mengatakan,

ÃóÝóáÇó Ãóßõæäõ ÚóÈúÏðÇ ÔóßõæÑðÇ

"(Pantaskah aku meninggalkan tahajjudku?) Jika aku meninggalkannya, maka aku bukanlah hamba yang bersyukur." (HR. Bukhari no. 4837)

[Kesembilan: Tegar menghadapi ujian]

Ahlus Sunnah wal Jama'ah tetap teguh ketika mereka mendapatkan ujian, yaitu bersabar dalam menghadapi musibah. Mereka pun bersyukur ketika mendapatkan kelapangan. Mereka ridho dengan takdir yang terasa pahit. Mereka senantiasa mengingat firman Allah Ta'ala,

ÅöäóøãóÇ íõæóÝóøì ÇáÕóøÇÈöÑõæäó ÃóÌúÑóåõãú ÈöÛóíúÑö ÍöÓóÇÈò

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az Zumar: 10).

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Åöäøó ÚöÙóãó ÇáúÌóÒóÇÁö ãóÚó ÚöÙóãö ÇáúÈóáÇóÁö æóÅöäøó Çááøóåó ÅöÐóÇ ÃóÍóÈøó ÞóæúãðÇ ÇÈúÊóáÇóåõãú Ýóãóäú ÑóÖöìó Ýóáóåõ ÇáÑøöÖóÇ æóãóäú ÓóÎöØó Ýóáóåõ ÇáÓøóÎóØõ

"Sesungguhnya ujian yang berat akan mendapatkan pahala (balasan) yang besar pula. Sesungguhnya Allah jika ia mencintai suatu kaum, pasti Allah akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho, maka Allah pun ridho padanya. Barangsiapa yang murka, maka Allah pun murka padanya." (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih)

[Kesepuluh: Tidak mengharap-harap datangnya musibah]

Ahlus Sunnah tidaklah mengharap-harap datangnya musibah. Mereka pun tidak meminta pada Allah agar didatangkan musibah. Karena mereka tidak tahu, apakah nantinya mereka termasuk orang-orang yang bersabar ataukah tidak. Akan tetapi, jika musibah tersebut datang, mereka akan bersabar. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

áÇó ÊóÊóãóäøóæúÇ áöÞóÇÁó ÇáúÚóÏõæøö ¡ æóÓóáõæÇ Çááøóåó ÇáúÚóÇÝöíóÉó ¡ ÝóÅöÐóÇ áóÞöíÊõãõæåõãú ÝóÇÕúÈöÑõæÇ

"Janganlah kalian mengharapkan bertemu dengan musuh tapi mintalah kepada Allah keselamatan. Dan bila kalian telah berjumpa dengan musuh bersabarlah." (HR. Bukhari no. 2966 dan Muslim no. 1742)

[Kesebelas: Tidak berputus asa dari pertolongan Allah ketika menghadapi cobaan]

Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak berputus asa dari rahmat Allah ketika mereka mendapati cobaan. Karena Allah Ta'ala melarang seseorang untuk berputus asa. Akan tetapi pada saat tertimpa musibah, mereka terus berusaha untuk mencari jalan keluar dan pertolongan Allah yang pasti datang. Mereka tahu bahwa di balik kesulitan ada kemudahan yang begitu dekat. Mereka pun senantiasa introspeksi diri, merenungkan mengapa musibah tersebut bisa terjadi. Mereka senantiasa yakin bahwa berbagai musibah itu datang hanyalah karena sebab kelakuan jelek dari tangan-tangan mereka (yaitu karena maksiat yang mereka perbuat). Mereka tahu bahwa pertolongan bisa jadi tertunda (diakhirkan) karena sebab maksiat yang dilakukan atau mungkin karena ada kekurangan dalam mengikuti petunjuk Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Karena Allah Ta'ala berfirman,

æóãóÇ ÃóÕóÇÈóßõãú ãöäú ãõÕöíÈóÉò ÝóÈöãóÇ ßóÓóÈóÊú ÃóíúÏöíßõãú

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri." (QS. Asy Syura: 30).

Ahlus Sunnah tidak bersandar pada sebab-sebab yang baru muncul, kejadian duniawi atau bersandar pada peristiwa-peristiwa alam ketika mendapat ujian dan menanti datangnya pertolongan. Mereka tidak begitu tersibukkan dengan memikirkan sebab-sebab tadi. Mereka sudah memandang sebelumnya bahwa takwa kepada Allah Ta'ala, memohon ampun (istighfar) dari segala macam dosa dan bersandar pada Allah serta bersyukur ketika lapang adalah sebab terpenting untuk keluar segera mendapatkan kelapangan dari kesempitan yang ada.

[Keduabelas: Tidak kufur nikmat]

Ahlus Sunnah wal Jama'ah begitu khawatir dengan akibat dari kufur dan pengingkaran terhadap nikmat. Oleh karena itu, Ahlus Sunnah adalah orang yang begitu semangat untuk bersyukur pada Allah. Mereka senatiasa bersyukur atas segala nikmat, yang kecil atau pun yang besar. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ÇäúÙõÑõæÇ Åöáóì ãóäú ÃóÓúÝóáó ãöäúßõãú æóáÇó ÊóäúÙõÑõæÇ Åöáóì ãóäú åõæó ÝóæúÞóßõãú Ýóåõæó ÃóÌúÏóÑõ Ãóäú áÇó ÊóÒúÏóÑõæÇ äöÚúãóÉó Çááøóåö

"Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu." (HR. Muslim no. 2963)

[Ketigabelas: Selalu menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia]

Ahlus Sunnah selalu menghiasi diri dengan akhlaq yang mulia dan baik. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

Ãóßúãóáõ ÇáúãõÄúãöäöíäó ÅöíãóÇäðÇ ÃóÍúÓóäõåõãú ÎõáõÞðÇ

"Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang baik akhlaqnya." (HR. Tirmidzi no. 1162, Abu Daud no. 4682 dan Ad Darimi no. 2792, hasan shahih)

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,

Åöäøó ãöäú ÃóÍóÈøößõãú Åöáóìøó æóÃóÞúÑóÈößõãú ãöäøöì ãóÌúáöÓðÇ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÃóÍóÇÓöäóßõãú ÃóÎúáÇóÞðÇ

"Sesungguhnya di antara orang yang paling aku cintai dan yang tempat duduknya lebih dekat kepadaku pada hari kiamat ialah orang yang bagus akhlaqnya." (HR. Tirmidzi no. 2018, shahih)

Åöäøó ÇáúãõÄúãöäó áóíõÏúÑößõ ÈöÍõÓúäö ÎõáõÞöåö ÏóÑóÌóÉó ÇáÕøóÇÆöãö ÇáúÞóÇÆöãö

"Sesungguhnya seorang mukmin akan mendapatkan kedudukan ahli puasa dan shalat dengan ahlak baiknya." (HR. Abu Daud no. 4798, shahih)

ãóÇ ãöäú ÔóìúÁò íõæÖóÚõ Ýöì ÇáúãöíÒóÇäö ÃóËúÞóáõ ãöäú ÍõÓúäö ÇáúÎõáõÞö æóÅöäøó ÕóÇÍöÈó ÍõÓúäö ÇáúÎõáõÞö áóíóÈúáõÛõ Èöåö ÏóÑóÌóÉó ÕóÇÍöÈö ÇáÕøóæúãö æóÇáÕøóáÇóÉö

"Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan daripada akhlak yang baik, dan sesungguhnya orang yang berakhlak baik akan mencapai derajat orang yang berpuasa dan shalat." (HR. Tirmidzi no. 2003, shahih)

Semoga yang singkat ini bermanfaat.

Referensi: Min Akhlaq Salafish Sholih, 'Abdullah bin 'Abdul Hamid Al Atsari, Dar Ibnu Khuzaimah.

Panggang-GK, 2 Jumadits Tsani 1431 H (15/05/2010)

Artikel www.rumaysho.com<http://www.rumaysho.com/> (M. A. Tuasikal)

***** This message may contain confidential and/or privileged information. If you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any information herein. If you have received this communication in error, please notify us immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt. *****


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: