Sabtu, 09 Februari 2013

[daarut-tauhiid] Solusi Saat Sempit Rizki

Solusi Saat Sempit Rizki

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan
salam semoga terlimpah atas Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-,
keluarga dan para sahabatnya.

Sesungguhnya rizki ada di tangan Allah semata. Dia lapangkan dan
menyempitkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki. Pastinya dengan hikmah
dan keadilan-Nya. Maka betatapun usaha dilakoni seseorang dalam mencari
rizki, tidak diperolehnya kecuali sesuai dengan apa yang telah Allah
tetapkan untuknya. Sebaliknya, betapa besar usaha orang untuk menghalangi
sampainya rizki kepadanya maka rizki itu akan tetap diperolehnya
sebagaimana tidak ada penghalangnya.

Ãóæóáóãú íóÑóæúÇ Ãóäøó Çááøóåó íóÈúÓõØõ ÇáÑøöÒúÞó áöãóäú íóÔóÇÁõ æóíóÞúÏöÑõ
Åöäøó Ýöí Ðóáößó áóÂíóÇÊò áöÞóæúãò íõÄúãöäõæäó

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan
rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan
(rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman." (QS. Al-Ruum: 37)

Nabi *Shallallahu 'Alaihi Wasallam* mengajari zikir sesudah shalat,

Çááøóåõãøó áóÇ ãóÇäöÚó áöãóÇ ÃóÚúØóíúÊó æóáóÇ ãõÚúØöíó áöãóÇ ãóäóÚúÊó

"*Ya Allah, tidak ada yang bisa mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak
ada yang bisa memberi apa yang Engkau cegah.*" (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Imam al-Thabrani meriwayatkan dalam al-Kabirnya, dari Abu Darda'
Radhiyallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam beliau
bersabda,

Åä ÇáÑøöÒÞ áíóØúáÈ ÇáÚÈÏ ÃßËÑ ããÇ íØáÈå ÃÌóáõå

"*Sesungguhnya rizki mencari hamba lebih banyak daripada ajal mencarinya.*"
(Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami')

Sesungguhnya jatah rizki seperti jatah umur. Tidak akan habis, jika belum
sampai habis ajal. Sehingga kita tidak akan terlalu bersedih dan berduka
dalam kehidupan dunia ini. Walau harus tetap berusaha dengan mempercayakan
kepada Allah.

Rasulullah* Shallallahu 'Alaihi Wasallam* bersabda, "*Wahai manusia,
bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki! Ketahuilah,
sesungguhnya seorang jiwa tidak akan mati kecuali telah sempurna rizkinya.
Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rizki. Ambil
yang halal dan tinggalkan yang haram.*" (Disebutkan Al-Albani dalam
al-Silsilah al-Shahihah no. 2866)

Maka kewajiban hamba dalam rizki ini ada dua perkara: *Pertama*,
mengusahakan sebab yang dibolehkan syariat untuk memperoleh rizki yang
halal. *Kedua*, ridha dengan pembagian Allah kepadanya karena hakikat
ketetapan Allah atas hamba mukmin adalah baik. Rasulullah *Shallallahu
'Alaihi Wasallam* bersabda,

ÚóÌóÈðÇ áÃóãúÑö ÇáúãõÄúãöäö Åöäøó ÃóãúÑóåõ ßõáøóåõ ÎóíúÑñ æóáóíúÓó ÐóÇßó
áÃóÍóÏò ÅöáÇøó áöáúãõÄúãöäö Åöäú ÃóÕóÇÈóÊúåõ ÓóÑøóÇÁõ ÔóßóÑó ÝóßóÇäó
ÎóíúÑðÇ áóåõ æóÅöäú ÃóÕóÇÈóÊúåõ ÖóÑøóÇÁõ ÕóÈóÑó ÝóßóÇäó ÎóíúÑðÇ áóåõ

"*Sungguh menakjubkan urusan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh
urusannya adalah baik; ?dan itu tidak dimiliki kecuali orang mukmin. Jika
ia mendapat kelapangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika mendapat
kesulitan/kesusahan, ia bersyukur, maka itu baik baginya.*" (HR. Muslim)

*Hakikat Kebahagiaan Hidup di Dunia*

Perlu dipahami, hakikat kebahagiaan di dunia ini bukan semata dengan
banyaknya harta. Sesungguhnya kebahagiaan itu dengan iman, qana'ah, dan
ridha dengan pembagian Allah Ta'ala. Hal ini berdasarkan firman Allah
*Subhanahu
wa Ta'ala*,

ãóäú Úóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ãöäú ÐóßóÑò Ãóæú ÃõäúËóì æóåõæó ãõÄúãöäñ
ÝóáóäõÍúíöíóäøóåõ ÍóíóÇÉð ØóíøöÈóÉð æóáóäóÌúÒöíóäøóåõãú ÃóÌúÑóåõãú
ÈöÃóÍúÓóäö ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó

"*Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.*" (QS.
Al-Nahl: 97)

Balasan *Hayah Thayyibah* berlaku pada kehidupan dunia. Bentuknya berupa
tenangannya hati dan tentramnya jiwa serta tidak disibukkan dengan
godaan-godaan yang memalingkan hatinya. Bentuk lainnya, Allah memberikan
rizki yang halal lagi baik kepadanya dari jalan yang tak disangka-sangka.

Ali bin Abi Thalib menafsirkannya dengan qana'ah (merasa cukup dan ridha
dengan pemberian Allah).

Al-Dhahak berkata, "Ia (hayah thayyibah) adalah rizki halal dan ibadah di
dunia." Dalam perkataan beliau yang lain, "Ia adalah amal ketaatan dan
senang dengannya." Namun yang benar menurut Ibnu Katsir*, Hayah
Thayyibah*mencakup semua ini secara keseluruhan. Hal ini sebagaimana
yang disebutkan
dalam hadits shahih, "Sungguh beruntung orang yang telah masuk islam,
diberi rizki yang cukup, dan diberikan rasa cukup (qana'ah) oleh Allah atas
apa yang telah diberikan kepadanya." (HR. Muslim, al-Tirmidzi dan Ahmad)
Saat Rizki Berkurang

Sesungguhnya dunia di sisi Allah tidak memiliki nilai lebih. Bahkan
Rasulullah *Shallallahu 'Alaihi Wasallam *pernah membuat permisalan, dunia
lebih hina daripada bangkai anak kambing yang cacat. Dan jika dunia itu
memiliki nilai di sisi Allah seberat sayap nyamuk niscaya orang kafir tidak
akan diberi minum di dunia ini. (HR. Ibnu Majah)

Maka sesuatu yang hina tidaklah layak memalingkan kita dari akhirat dan
mempersipakan bekal perjumpaan dengan Allah *'Azza wa Jalla*. Saat ia
berkurang atau hilang tidaklah boleh menjadikan kita kehilangan harapan
kenikmatan yang abadi di surga. Maka janganlah terlampau sedih dan berduka
saat dunia berkurang. Jangan putus asa dan merasa menjadi orang sengsara.
Lihatlah orang lain yang taraf ekonominya di bawahmu -dan jangan pandang
yang di atasmu-, niscaya kamu akan mendapati nikmat Allah ada padamu.
Yakinlah, jika engkau sekarang fakir maka banyak orang yang hidupnya
terbebani dengan hutang-hutang. Jika jumlah harta yang ada di tanganmu
sedikit, maka ketahuilah bahwa ada orang selainmu yang kehilangan harta,
kesehatan, dan anaknya. Ridhalah dengan takdir Allah dalam pembagian rizki
ini. Ketahuilah, Allah hanya menghendaki kebaikan untukmu dalam takdir-Nya
ini.

Saat mendapati hidup yang sempit dan kekurangan rizki ada beberapa sikap
yang harus diambil: *Pertama*, menambah sifat qana'ah.

*Kedua*, mengusahakan sebab rizki sambil bertawakkal kepada Allah Ta'ala. **

*Ketiga*, melaporkan kesusahannya kepada Allah dengan berdoa dan bersimpuh
di hadapan-Nya dalam shalat, khususnya pada qiyamulail di sepertiga malam
terakhir. Saat itu Allah turun ke langit dunia dan menawarkan kepada para
hamba-Nya: Siapa yang mau berdoa kepada-Ku niscaya aku kabulkan doanya,
Siapa yang meminta kepada-Ku siscaya aku beri permintaannya, siapa yang
memohon ampun kepada-Ku niscara Aku mengampuninya.

Allah *'Azza wa Jalla * berfirman,

æóÃúãõÑú Ãóåúáóßó ÈöÇáÕøóáóÇÉö æóÇÕúØóÈöÑú ÚóáóíúåóÇ áóÇ äóÓúÃóáõßó ÑöÒúÞðÇ
äóÍúäõ äóÑúÒõÞõßó æóÇáúÚóÇÞöÈóÉõ áöáÊøóÞúæóì

"*Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah
yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang
yang bertakwa.*" (QS. Thaahaa: 132)

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan riwayat yang menunjukkan bahwa shalat
dalam ayat di atas adalah shalat malam. Kemudian beliau berkata, "Yakni
apabila kamu tegakkan shalat maka rizki akan datang kepadamu dari jalan
yang tak pernah kamu sangka-sangka."

*Keempat, *meningkatkan taubat dan memperbanyak istighfar. Karena maksiat
itu menjadi sebab sempitnya rizki dan datangnya kesulitan. Hal ini
sebagaimana dikabarkan Rasulullah *Shallallahu 'Alaihi Wasallam*,
"Sesungguhnya seseorang diharamkan rizki disebabkan dosa yang
dilakukannya." (HR. Ahmad dan selainnya)

Allah Ta'ala berfirman tentang petuah Nabi Nuh *'alaihis salam* kepada
umatnya agar banyak istighfar,

ÝóÞõáúÊõ ÇÓúÊóÛúÝöÑõæÇ ÑóÈøóßõãú Åöäøóåõ ßóÇäó ÛóÝøóÇÑðÇ íõÑúÓöáö
ÇáÓøóãóÇÁó Úóáóíúßõãú ãöÏúÑóÇÑðÇ æóíõãúÏöÏúßõãú ÈöÃóãúæóÇáò æóÈóäöíäó
æóíóÌúÚóáú áóßõãú ÌóäøóÇÊò æóíóÌúÚóáú áóßõãú ÃóäúåóÇÑðÇ

"*Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat,dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu
sungai-sungai".*" (QS. Nuuh: 10-12)

Allah menerangkan tentang titah Nabi Hud kepada kaumnya untuk istighfar, ia
menjadi sebab bertambahnya kekuatan fisik dan turunnya rizki,

æóíóÇ Þóæúãö ÇÓúÊóÛúÝöÑõæÇ ÑóÈøóßõãú Ëõãøó ÊõæÈõæÇ Åöáóíúåö íõÑúÓöáö
ÇáÓøóãóÇÁó Úóáóíúßõãú ãöÏúÑóÇÑðÇ æóíóÒöÏúßõãú ÞõæøóÉð Åöáóì ÞõæøóÊößõãú
æóáóÇ ÊóÊóæóáøóæúÇ ãõÌúÑöãöíäó

"*Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu
bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras
atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah
kamu berpaling dengan berbuat dosa".*" (QS. Huud: 52)

Dalam hadits disebutkan,

ãóäú áóÒöãó ÇáöÇÓúÊöÛúÝóÇÑó ÌóÚóáó Çááøóåõ áóåõ ãöäú ßõáøö ÖöíÞò ãóÎúÑóÌðÇ
æóãöäú ßõáøö åóãøò ÝóÑóÌðÇ æóÑóÒóÞóåõ ãöäú ÍóíúËõ áóÇ íóÍúÊóÓöÈõ

"*Siapa yang kontinyu beristighfar maka Allah jadikan baginya jalan keluar
dari setiap kesulitannya, kesudahan dari setiap kesedihannya, dan
memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka.*" (HR. Abu Dawud dan Ibnu
Majah)

Selanjutnya isi kehidupan dengan ketaatan dan kebaikan. Sesungguhnya
karunia Allah didapatkan dengan ketaatan dan suka berbuat baik kepada
sesama. Sebaliknya kemaksiatan dan sikap buruk kepada orang merupakan sebab
kesulitan dan kesusahan. Karena sesunggguhnya balasan sesuai dengan jenis
amal. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: