Senin, 11 Februari 2013

[daarut-tauhiid] Bekerja Keras untuk Membangun Rumah di Surga

 

Bekerja Keras untuk Membangun Rumah di Surga
Masihkah telinga kita pekak dan tuli sehingga tidak mampu mendengar
tawaran Allah

Jum'at, 01 Februari 2013

Oleh: *Shalih Hasyim
*

*SAAT *ini kita sedang hidup di zaman yang mengikuti paham campur aduk.
Inilah kehidupan sekuler yang menceraikan antara hubungan makhluk dari
Sang Khalik. Saat ini, di mana kita hidup dengan standar/ukuran/barometer
yang didasarkan pada materi yang dimiliki dan dikuasai. Semua aspek
kehidupan kita telah dijangkiti virus materialisme yang membahayakan.

Bahkan virus materialisme telah pula menggerogoti kehidupan beragama kita.
Hampir sulit kita temukan aktivitas keagamaan, seperti ibadah, dakwah,
sosial, pendidikan, politik dan sebagainya yang tidak digerogoti oleh
materialisme. Inti semua itu adalah bergesernya standar nilai dan kemuliaan
dari keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, kepada materi dan status
sosial. Padahal yang pailing mulia di sisi Allah adalah orang yang paling
baik kualitas taqwanya.

Materialisme ini telah melahirkan dampak/efek negatif dalam banyak
kehidupan kita seperti, perlombaan hidup dan persaingan yang tidak sehat,
serakah, sombong dan dengki, termasuk dalam keluarga sehingga isteri tidak
percaya dan hormat lagi pada suami, anak kepada orang tua, putus hubungan
atara saudara dan karib kerabat. Yang lebih dahsyat lagi, materialisme
telah mendorong tindakan kejahatan ekonimi seperti, korupsi, kolusi,
nepoteisme, monopli, kecurangan dalam timbangan, takaran, ukuran, kualitas
dan sebagainya.

Demikian pula materialisme melahirkan sifat membabi buta dalam mencari
kebutuhan hidup dan sarana kehidupan sehingga tidak peduli halal atau
haram, berfoya-foya dalam menikmati kehidupan dunia, mubazir, tidak jujur
dalam bekerja dan berbisnis, egois, rakus terhadap harta, pelit, tidak mau
peduli terhadap nasib kaum fakir dan miskin, sombong, angkuh dan bahkan
sampai ke tingkat mempertuhankan harta benda. Pikiran dan jiwa berbalik
arah. Dengan kerja keras, seakan-akan kepala jadi kaki, kaki jadi kepala.
Hati juga berubah orientasi, tujuan dipandang sarana dan sarana dipandang
tujuan. Maka, tidak heran jika materialisme ini telah pula melupakan kita
dari kehidupan akhirat yang merupakan tempat kembali dan tempat tinggal
kita yang hakiki lagi abadi/permanen.

Materialisme adalah penyakit yang tersembunyi dalam diri kita sendiri.
Sumbernya adalah *syahwat *(keinginan-keinginan bersifat duniawi). Ia akan
tumbuh subur dan bahkan dapat mengendalikan diri kita jika kita tidak mampu
mengelola dan mengendalikan syahwat tersebut. Memang, terkadang pemicunya
bisa saja faktor luar seperti lingkungan keluarga atau *life syle (*gaya
hidup) materialisme dan konsumtif yang berkembang dalam masyarakat.

Pada umunya ada tiga macam syahwat dunia yang tertanam dalam diri kita yang
harus selalu diwasapadai dan dikendalikan, syahwat kepada anak keturunan,
yakni *syahwatul bathn *(syahwat perut) dan syahwatul farj (syahwat di
bawah perut, kemaluan).

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ
الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

*"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
lebih baik (surga)." *(QS: Ali Imran (3): 14)

Dari ayat tersebut kita dapat memetik pelajaran penting, apabila ketiga
syahwat tersebut telah menjadi tujuan hidup kita sehingga melupakan pada
balasan Allah di akhirat, maka ingatlah, saat itu berarti kita sudah
dikuasasi dan dikendalikan olehnya. Inilah musuh yang paling berat, karena
tidak terlihat secara kasat mata/abstrak. Awalnya memang bisa hanya sekedar
kesenangan dan kecintaan biasa sebagai manusia. Namun, lama kelamaan bisa
berubah menjadi orientasi hidup duniawi semata, dan kemudian dengan tidak
disadari bisa meningkat dan berubah menjadi ketergantungan/ Tuhan yang
disembah dan ditaati. Betapa ironis saat ini, tidak sedikit kita jumpai
orang-orang yang menjadikan wanita, anak-anak dan harta menjadi tandingan
Allah.

Bagi orang-orang semacam ini, mereka tidak akan pernah mau peduli halal
atau haram. Yang penting mereka meraih apa yang mereka inginkan dari
wanita, anak dan harta.

Wanita, anak-anak dan harta telah melalaikan dan memperdayakan mereka dari
mengingat Allah *Subhanahu Wata'ala*. Wanita, anak-anak dan harta telah
memalingkan mereka dari jalan hidup yang Allah ciptakan untuk mereka.
Dengan tanpa disadari, mereka membangkang kepada Allah, kepada Rasulullah
dan kepada ajaran Islam yang Allah turunkan dan Rasulullah ajarkan untuk
menyelamatkan dan membahagiakan kehidupan mereka di dunia dan sekaligus di
akhirat kelak.

Agar hidup kita di dunia yang sementara dan fana ini tidak menjadi hamba
syahwat dan kesenangan dunia, pada ayat berikutnya Allah menawarkan kepada
kita suatu kehidupan yang lain dan balasan akhirat yang jauh lebih baik dan
lebih dahsyat dari apa saja yang mungkin kita peroleh di dunia ini.

قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَلِكُمْ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِندَ
رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا
وَأَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّهِ وَاللّهُ بَصِيرٌ
بِالْعِبَادِ

*"Katakanlah: "maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang
demikian itu?." Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah), pada sisi
Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal
didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta
keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya." *(QS: Al
Imran: 15)

Inilah tawaran Allah Subhanahu Wata'ala pada kita semua. Masihkah mata kita
buta sehingga tidak dapat membedakan antara kenikmatan dunia yang sementara
(*mata'*) dan tidak seberapa dengan kenikmatan akhirat dan surga yang
sangat luar biasa (nikmat)? Masihkah hati kita keras bagaikan batu sehingga
tidak mampu meyakini kebenaran tawaran Allah Subhanahu Wata'ala itu?
Masihkah telinga kita pekak dan tuli sehingga tidak mampu mendengar tawaran
Allah itu denga baik? Masihkan pikiran kita picik dan sempit sehingga tidak
bisa mencerna dan memahami tawaran dan janji Allah yang maha dahsyat itu?

Jika panca indera kita mengalami disfungsi, berarti diri kita menjadi
anggota tetap neraka jahannam.

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيراً مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ
قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا
وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ
أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

*"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
mereka Itulah orang-orang yang lalai." *(QS: Al Araf (7):179).

Bahkan, kita akan dijuluki oleh Allah sebagai sejelek-jelek makhluk di muka
bumi ini.

وَلاَ تَكُونُواْ كَالَّذِينَ قَالُوا سَمِعْنَا وَهُمْ لاَ يَسْمَعُونَ

*"Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) vang berkata
"Kami mendengarkan, padahal mereka tidak mendengarkan. Sesungguhnya
binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah, orang-orang
yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun."* (QS: Al Anfal (8) :
21-22).
**

*Tuli* yang dimaksudkan, mereka mendengarkan tapi hati mengingkarinya.
Maksudnya , manusia yang paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mau
mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran.

Sebuah fakta yang tak terbantahkan yang selalu kita saksikan bahwa setiap
individu dan komunitas memiliki masa ajal. Jabatan juga ada masa pensiun.
Harta juga ada masa kepemilikannya. Karena, pada hakikatnya semua yang kita
miliki hanya sebagai hak pakai, hak guna, titipan-Nya. Pemilik sejati,
hanyalah Allah. Jika ajal sudah datang, tidak bisa digeser jadualnya
sedikitpun. Saat kematian tiba, tak ada lagi manfaat harta, anak, isteri,
teman, handai tolan, pangkat, jabatan, karir dan apa saja yang kita miliki
di dunia ini. Semuanya akan kita tinggalkan. Rumah mewah tidak lagi
berguna. Orang yang tidak memahami kesementaraan dunia dan keabadian
akhirat, akan tertipu.

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ
وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ
غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرّاً
ثُمَّ يَكُونُ حُطَاماً وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ
اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

*"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta
berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di
akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu." *(QS: Al Hadid (57) : 20).*

*Penulis adalah kolumnis
hidayatullah.comhttp://www.hidayatullah.com/read/27048/01/02/2013/undefined>,
tinggal di Kudus, Jawa Tengah

*

Red: Cholis Akbar

http://www.hidayatullah.com/read/27048/01/02/2013/bekerja-keras-untuk-membangun-rumah-di-surga.html

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic ()
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: