Kamis, 07 Februari 2013

[daarut-tauhiid] Enam Prinsip Rasulullah SAW untuk Pelestarian Lingkungan

 

Enam Prinsip Rasulullah SAW untuk Pelestarian Lingkungan
Kamis, 07 Februari 2013, 11:44 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh *KH A Satori Ismail*

Rasulullah SAW memandang alam ini secara integral. Hubungan asasi dan
timbal balik antarmanusia dan alam, dilandasi keyakinan bahwa perusakan
akan membahayakan keselamatan dunia seisinya.

Karena itu, Rasul SAW meletakkan prinsip umum dalam melestarikan lingkungan
berupa larangan melakukan perusakan di muka Bumi.

Pertama, melarang pencemaran lingkungan. "Jauhilah tiga perilaku terlaknat;
buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan, dan di bawah naungan pohon."
(HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah).

Kedua, menghilangkan segala bahaya di jalan dan melarang duduk-duduk di
pinggir jalan. "Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan." Para
sahabat bertanya,
"Bagaimana kalau terpaksa untuk duduk dan mengobrol?" Rasulullah menjawab,
"Bila terpaksa, maka tunaikan semua hak jalan."

Mereka bertanya, "Apa haknya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab,
"Menundukkan pandangan mata, menjauhkan bahaya, menjawab salam, amar makruf
dan nahi mungkar." (HR Bukhari dan Muslim).

Ketiga, menjaga kebersihan lingkungan. "Semua amalan umatku ditampakkan
kepadaku baik dan buruknya. Aku dapatkan di antara amal kebajikan adalah
menghilangkan bahaya dari jalanan dan aku temukan di antara amalan yang
buruk adalah membuang ingus di masjid dan tidak dibersihkan." (HR Muslim,
Ahmad dan Ibnu Majah).

Keempat, melarang melakukan pencemaran lingkungan. "Sesungguhnya Allah itu
Mahabaik yang mencintai kebaikan, Mahabersih yang mencintai kebersihan.
Oleh sebab itu, bersihkanlah halaman-halaman rumah kamu dan jangan
menyerupai Yahudi." (HR Tirmidzi dan Abu Ya'la).

Rasulullah melarang untuk membuang air kecil dalam air yang tidak mengalir
karena akan merusak air itu. (HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi).
Rasulullah juga menyuruh kita untuk selalu tampil bersih dan wangi,
sehingga mendatangkan ketenangan jiwa dan rasa simpati dari orang lain.

Kelima, menganjurkan umat manusia untuk menghidupkan lahan mati dan
menanaminya dengan pepohonan. "Tidaklah seorang Muslim menanam pohon
kecuali buah yang dimakannya menjadi sedekah, yang dicuri sedekah, yang
dimakan binatang buas adalah sedekah, yang dimakan burung adalah sedekah,
dan tidak diambil seseorang kecuali menjadi sedekah." (HR Muslim dan
Ahmad).

Dalam hadis lain disebutkan: "Barang siapa yang menghidupkan lahan mati,
baginya pahala. Dan semua yang dimakan burung dan binatang menjadi sedekah
baginya." (HR An-Nasai, Ibnu Hibban dan Ahmad).

Keenam, melakukan penghematan energi. Suatu hari, Rasulullah melewati Sa'ad
sedang berwudhu (dan banyak menggunakan air). Beliau mengkritik, "Mengapa
boros wahai Sa'ad?" Sa'ad menjawab, "Apakah ada pemborosan air dalama
wudhu?" Rasul menjawab, "Ya, walaupun kamu berada di sungai yang mengalir."
(HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Bila kita meneladani Rasulullah dan mengamalkan ajarannya, pastilah alam
ini akan bersahabat dengan kita. Dan kita akan hidup aman, sentosa, dan
makmur.

*Redaktur :* Heri Ruslan

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: