Kamis, 21 Februari 2013

[daarut-tauhiid] Kekejaman Dewan Inkuisisi Gereja Spanyol

Kekejaman Dewan Inkuisisi Gereja Spanyol


*Muslimdaily.net -* Ada tujuh belas pengadilan Inkuisisi di Spanyol dan
masing-masing membakar rata-rata 10 pelaku bid'ah (dalam Katolik) setahun
serta menyiksa dan memotong kaki atau tangan ribuan orang lainnya yang
hampir tidak bisa pulih dari luka-lukanya. Selama masa Inkuisisi di Spanyol
diperkirakan ada sekitar 32.000 orang, yang kesalahannya tidak lebih dari
tidak sepaham dengan doktrin Paus, atau yang telah dituduh melakukan
kejahatan takhayul, yang disiksa di luar imajinasi kemudian dibakar
hidup-hidup.

Sebagai tambahan, jumlah orang yang dibakar atau dihukum untuk menebus
dosa, yang biasanya berarti pengasingan, penyitaan seluruh harta benda,
hukuman fisik sampai pencucuran darah dan perusakan total segala sesuatu
dalam hidup mereka, berjumlah total 339.000. Namun, tidak ada catatan
tentang berapa banyak orang yang mati di tahanan bawah tanah karena
disiksa; karena dikurung di lubang yang kotor, penuh penyakit, yang penuh
tikus, dan kutu; karena tubuh yang hancur atau hati yang hancur. Jumlah
mereka diperkirakan jauh lebih banyak.

Lembaga Dewan Inkuisisi mulai diperkenalkan di Spanyol pada tahun 1478.
Ketika itu Alonso de Hojeda, seorang pendeta Dominican, berhasil meyakinkan
Ratu Isabella bahwa di wilayah kekuasaannya ada sebagian
*conversos*(orang-orang yang pindah agama) dari kalangan Yahudi yang
diam-diam tetap
memelihara keyakinan dan tradisi Yahudi mereka. Mereka ini belakangan
dikenal sebagai *crypto*-*jews* atau *marranos.*

Pada tahun 1479 karena desakan penguasa Gereja Katolik di Spanyol,
Ferdinand II dari Aragon, dan Isabella I dari Castile, Paus Sixtus IV
membentuk Inkuisisi Spanyol yang independen yang dipimpin oleh dewan tinggi
dan pelaksana Inkuisisi Agung.

Dewan inkuisisi kemudian dibentuk secara terbatas di Seville dan Cordova.
Dan sebagai hasilnya, enam orang pelaku bid'ah dibakar hidup-hidup di
Seville pada awal tahun 1981. Sejak itu, dewan-dewan inkuisisi semakin
hidup dan berkembang di wilayah-wilayah Castile, walaupun masih harus
menunggu beberapa tahun sebelum diterapkan juga di wilayah Aragon.

Pada 1487, Paus Innocentius VIII menunjuk pendeta Dominikan Spanyol, Tomas
de Torquemada, sebagai pelaksana Inkuisisi Agung. Di bawah kekuasaannya,
ribuan orang Protestan, Yahudi, Muslim, penyihir yang dicurigai, dan
orang-orang lainnya terbunuh dan disiksa.

Nama Torquemada menjadi sinonim dengan kekejaman, kefanatikan, sikap tidak
toleran, dan kebencian. Ia adalah orang yang paling ditakuti di Spanyol.
Selama pemerintahan terornya dari tahun 1487 sampai tahun 149l, ia secara
pribadi memerintahkan lebih dari 2.000 orang untuk dibakar di tiang. Ini
berarti 181 orang setahun, sementara pengadilan Spanyol rata-rata hanya
membakar 10 orang setahun.

Dengan dukungan penguasa Gereja Roma, pelaksana awal Inkuisisi Spanyol
begitu sadis dalam cara penyiksaan dan teror mereka sehingga Paus Sixtus IV
merasa ngeri mendengar laporan mereka, tetapi tidak mampu mengurangi
kengerian yang telah dilepaskan di Spanyol. Ketika Torquemada dijadikan
pe1aksana Inkuisisi Agung, akibatnya lebih parah dan ia melakukan Inkuisisi
seolah-olah ia adalah dewa di Spanyol. Apa pun yang bisa ia kelompokkan
sebagai pe1anggaran rohani diberi perhatian oleh pe1aksana Inkuisisi.
Inkuisisi yang kejam di Spanyol belum mengenal kekejaman yang sebenarnya
sampai Torquemada menjadi pemimpinnya.

Pada 1492, Dewan Inkuisisi digunakan untuk mengusir semua orang Yahudi dan
Muslim dari Spanyol atau untuk memaksakan kaum Muslim dan Yahudi untuk
di-kristen-kan. Dengan desakan Torquemada, Ferdinand dan Isabella mengusir
lebih dari 160.000 orang Yahudi yang tidak mau menjadi Katolik.

Kaum Muslimin dipaksa masuk Kristen (Katolik), atau terpaksa hijrah keluar
dari Spanyol. Mereka memberontak, tapi pada akhirnya dikalahkan. Banyak
dari orang-orang Islam ini akhirnya setuju untuk dibaptis. Hanya saja
mereka tetap mempertahankan tradisi Arab-Muslim mereka, dan sebagian
lainnya tetap menjalankan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi.
Orang-orang ini dikenal sebagai Moriscos. Mereka inilah yang kemudian
menjadi sasaran utama Dewan Inkuisisi Spanyol.

Kaum Moriscos terus mendapat tekanan dan siksaan. Mereka kembali
memberontak, namun pada akhirnya tetap kalah. Pada tahun 1609 mereka
dipaksa keluar secara masif dari Spanyol. Jumlah mereka mencapai 300.000
orang. Sejak saat itu, sejarah Moriscos di Spanyol boleh dikatakan sudah
habis. Namun bagaimanapun, Inkuisisi masih terus berjalan hingga abad 19,
bahkan abad 20, dengan orang-orang Kristen sendiri sebagai korbannya.

Dari tujuan politis, Dewan Inkuisisi juga melakukan penyelidikan yang kejam
di antara penduduk baru dan orang-orang Indian di koloni Spanyol di Amerika.

Meskipun akhirnya ada penurunan dalam kekejamannya, Inkuisisi masih tetap
bekerja dalam satu bentuk atau bentuk lainnya sampai awal abad ke-19 pada
tahun 1834 di Spanyol, dan 1821 di Portugal - yaitu saat kelompok ini
diganti namanya, tetapi tidak dihapuskan. Pada 1908, Dewan Inkuisisi
direorganisir di bawah nama *Congregation if the Holy Office *dan
didefinisikan ulang selama Konsili Vatikan II oleh Paus Paulus VI
sebagai *Congregation
of the Doctrine if the Faith*. Pada saat ini dikatakan, kelompok ini
memiliki tugas yang lebih positif, yaitu memajukan doktrin yang benar
daripada sekadar "menyensor" bid'ah.

Ketika pasukan Napoleon menaklukkan Spanyol tahun 1808, seorang komandan
pasukannya, Kolonel Lehmanowski, melaporkan bahwa pastor-pastor Dominikan
mengurung diri dalam biara mereka di Madrid. Ketika pasukan Lehmanowski
memaksa masuk, para *inquisitors *itu tidak mengakui adanya ruang-ruang
penyiksaan dalam biara mereka. Tetapi, setelah digeledah, pasukan
Lehmanowski menemukan tempat-tempat penyiksaan di ruang bawah tanah.
Tempat-tempat itu penuh dengan tawanan, semuanya dalam keadaan telanjang,
dan beberapa diantaranya gila.

Pasukan Prancis yang sudah terbiasa dengan kekejaman dan darah,
sampai-sampai merasa muak dengan pemandangan seperti itu. Mereka lalu
mengosongkan ruang-ruang penyiksaan itu, dan selanjutnya meledakkan biara
tersebut (Peter de Rosa, *Vicars of Christ: The Dark Side of the Papacy*,
hal. 239).

Henry Charles Lea, seorang sejarawan Amerika, menulis kejahatan Dewan
Inkuisisi di Spanyol dalam empat volume bukunya: *A History of The
Inquisition of Spain* (New York: AMS Press Inc., 1988). Dalam bukunya ini,
Lea membantah bahwa Gereja tidak dapat dipersalahkan dalam kasus Inkuisisi,
seperti yang dikatakan oleh seorang tokoh Kristen, Father Gam, yang
menyatakan: "*The inquisition is an institution for which the Church has no
responsibility.*" Ini adalah salah satu bentuk apologi di kalangan pemimpin
Kristen Katolik Roma.

Lea menunjuk bukti sebagai contoh bahwa dalam kasus bentuk hukuman terhadap
korban inkuisisi, otoritas gereja mengabaikan pendapat bahwa menghukum kaum
"*heretics*" (kaum yang dicap menyimpang dari doktrin resmi gereja) dengan
membakar hidup-hidup adalah bertentangan dengan semangat Kristus yang
selama ini didengung-dengungkan sebagai penebar kasih. Tapi, sikap gereja
ketika itu justru menyatakan sebaliknya, bahwa membakar hidup-hidup kaum *
heretics* adalah suatu tindakan yang mulia.

Proses interogasi dan eksekusi hukuman pada inkuisisi sangat berbeda dengan
proses pada pengadilan modern. Penyiksaan pada Inkusisi memang diizinkan
dengan tujuan mendapatkan kebenaran dari si tertuduh.

Kekejaman yang terjadi pada Dewan Inkuisisi Spanyol ini menurut Alwi Alatas
jelas berbeda dengan konsep *Qishah* di dalam Islam. Menurut kandidat
Doktor bidang sejarah di Universitas Islam Antarabangsa, Malaysia itu
setidaknya dalam tiga hal mendasar. Pertama, Dewan Inkuisisi secara aktif
mencari dan menghukum pelaku penyimpangan, bahkan seringkali cenderung
'mencari-cari' kesalahan. Sementara *Qishah* yang diterapkan Nabi SAW,
beliau tidak mau mencari-cari kesalahan orang, bahkan cenderung enggan
untuk langsung menghukum ketika ada yang mengakui kesalahannya (seperti
pada kasus pezina yang datang pada Nabi dan melaporkan kesalahan dirinya).
Kedua, pada Islam tidak ada proses penyiksaan untuk memaksa tertuduh
mengaku. Ketiga, menurut Islam ketika seorang terbukti bersalah dan dihukum
di depan umum, maka kebaikannya bukan hanya bagi masyarakat umum, tapi juga
bagi si tersalah, karena itu merupakan bentuk taubatnya dan akan
menghindarkannya dari hukuman di akhirat.

Inkuisisi Spanyol berlangsung selama empat abad lebih dan menelan banyak
korban. Keinginan gereja dan masyarakat Katolik di sana untuk memurnikan
darah (*limpieza de sangre*) masyarakatnya telah menyebabkan wajah
peradabannya yang dulunya toleran dan damai menjadi berdarah-darah dan jauh
dari kasih.

*Disusun oleh Tim Redaktur Muslimdaily.net *

Sumber Referensi:
Muhammad Ali Quthub. 1993. *Fakta Pembantaian Muslimin di Andalusia*. Solo:
Pustaka Mantiq
John Foxe, Foxe's Book of Martyrs, Kisah Para Martir tahun 35-2001, Andi,
2001.
Alwi Alatas, *Gereja dan Inkuisisi Spanyol *pada
http://alwialatas.multiply.com/journal/item/83/Gereja-dan-Inkuisisi-Spanyol
http://www.hrionline.ac.uk/johnfoxe/intro.html
http://www.ccel.org/f/foxe/martyrs/home.html
Wikipedia.org

*Keterangan Gambar:*

*#1. Ilustrasi penyiksaan dalam Dewan Inkuisisi Gereja di Spanyol
**#2. Alat-alat Penyiksaan Dewan Inkuisisi Gereja
#3. Tomás de Torquemada *

*Artikel Terkait:*

- **Jatuhnya Granada & Awal Mula Penindasan Kristen Terhadap Umat Islam
di Andalusia<http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/jatuhnya-granada-awal-mula-penindasan-kristen-terhadap-umat-islam-di-andalusia.html>

- Penindasan Penguasa Kristen Terhadap Umat Islam di Andalusia Pasca
Jatuhnya Granada<http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/penindasan-penguasa-kristen-terhadap-umat-islam-di-andalusia-pasca-jatuhnya-granada.html>

- Kesaksian Kolonel J. J. Lehmanowsky Atas Fakta Kekejaman Dewan
Inkuisisi Gereja Spanyol
(1)<http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/kesaksian-kolonel-j-j-lehmanowsky-atas-fakta-kekejaman-dewan-inkuisisi-gereja-spanyol-1.html>
- Kesaksian Kolonel J. J. Lehmanowsky Atas Fakta Kekejaman Dewan
Inkuisisi Gereja Spanyol
(2)<http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/kesaksian-kolonel-j-j-lehmanowsky-atas-fakta-kekejaman-dewan-inkuisisi-gereja-spanyol-2.html>
- Awal Mula Berdirinya Dewan Inkuisisi
Gereja<http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/awal-mula-berdirinya-dewan-inkuisisi-gereja.html>
- Kekejaman Dewan Inkuisisi Gereja
Spanyol<http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/kekejaman-dewan-inkuisisi-gereja-spanyol.html>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: