Kamis, 28 Februari 2013

[sekolah-kehidupan] Digest Number 3693

1 New Message

Digest #3693

Message

Wed Feb 27, 2013 8:12 pm (PST) . Posted by:

"Yons Achmad" freelance_corp

*Undangan Diskusi* *Institut Peradaban*

Institut Peradaban (IP) dengan hormat mengundang Anda untuk hadir dan
berpartisipasi dalam diskusi bulanan IP yang kali ini akan diadakan pada

*Hari Selasa, 5 Maret 2013 pukul 13.30*

*di Wima Intra Asia*

*Jalan Prof. Dr. Soepomo 58. Tebet, Jakarta Selatan*

*(300 m dari Tugu Pancoran)*

Topik diskusi bulan ini:

*"Krisis Laut Cina Selatan"*

*Pembicara :*

* *

*Prof. Dr Hasyim Djalal (Pakar Hukum Laut)*

*Prof. Dr A Dahana (Institut Peradaban)*

*Laksamana (Purn) Sutjipto*

* *

*Moderator:*

*M Cholid (IP)*

Mengingat relevan dan pentingnya topik ini, kami sangat mengharapkan
kedatangan dan partisipasi Anda.

Berhubung terbatasnya tempat, kami berharap kesediaan Anda konfirmasi
kedatangan ke email: admin@institutperadaban.org

Atau SMS ke 0821 2314 7969 (Yons Achmad/Publicist)

* *

*Atas nama IP,*

*Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie,SH*

*Prof. Dr. Salim Said,MA,MAIA*

*======================*

T.O.R DISKUSI TENTANG KRISIS LAUT CINA SELATAN

Selat Taiwan, Semenanjung Korea, Laut Asia Timur (konflik kedaulatan atas
P. Diaoyutai/Senkaku), adalah *flashpoint *yang dapat membahayakan
perdamaian regional di Asia. Kini, ketegangan itu ditambah lagi dengan
konflik kedaulatan atas pulau-pulau di Laut Cina Selatan antara Cina dengan
empat negara anggota ASEAN (Vietnam, Malaysia, Filipina, Brunei) dan
Taiwan. Konflik di Laut Cina Selatan tersebut dalam beberapa bulan terakhir
ini makin meningkat, khususnya dengan ada indikasi bahwa Cina akan
menggunakan otot militernya dan dapat melibatkan Amerika ke dalam konflik
tersebut. Dalam hal ini Amerika sangat berkepentingan agar Laut Cina
Selatan tetap terbuka untuk lalu lintas laut internasional. Amerika
menginginkan terjadinya kompromi antara ASEAN dan Cina untuk mengatasi
konflik tersebut.

Sehubungan dengan perkembangan yang cukup mengkhawatirkan itu, Institut
Peradaban akan mengadakan sebuah diskusi mengenai hal tersebut. Ada tiga
fokus utama akan dibicarakan dalam diskusi itu.

Pertama, Cina mendasarkan klaimnya atas faktor-faktor sejarah dengan
mangatakan bahwa dokumen-dokumen klasik yang ada di Cina memberikan
indikasi bahwa sudah sejak zaman Dinasti Qing (1644-1911) wilayah itu telah
berada di bawah kedaulatan Kekaisaran Cina, sehingga klaim tersebut
dianggap oleh Cina sebagai sahih. Akan tetapi, menjadi pertanyaan apakah
pada zaman modern seperti sekarang klaim kesejarahan itu dapat dianggap sah
ketika hukum laut internasional diberlakukan dalam mengatur kedaulatan
antar negara khususnya tentang wilayah-wilayah lepas pantai, klaim Cina
terebut bisa dianggap sah.

Kedua, sikap Cina yang kaku dalam masalah ini, tentu erat hubungannya
dengan politik domestiknya, khususnya apabila dikaitkan dengan pergantian
kepemimpinan dalam Partai Komunis Cina (PKC) yang baru saja berlangsung.
PKC, walaupun statusnya sebagai penguasa tunggal di Daratan Cina, tidak
monolit. Di dalamnya terdapat paling tidak tiga faksi yang saling bersaing,
yakni faksi Shanghai, faksi "Putera Mahkota", dan Faksi Liga Komunis Muda
(LKM). Dengan demikian, naiknya Xi Jinping ke tampuk pimpinan PKC bisa
diinterpretasikan sebagai hasil kompromi antara faksi-faksi tersebut. Itu
ditambah lagi dengan fakta bahwa ia masih harus mengkonsolidasikan
kekuasaannya, dan munculnya semangat nasionalisme, khususnya di kalangan
generasi muda dan tentara. Atas dasar asumsi itu Xi Jinping akan menghadapi
masalah besar dalam mencari jalan keluar dari soal silang pendapat mengenai
kedaulatan atas wilayah Laut Cina Selatan ini.

Fokus ketiga adalah bagaimana dampak masalah konflik kedaulatan di Laut
Cina Selatan itu terhadap hubungan Indonesia-Cina, persepsi Indonesia
terhadap sikap Cina, dan bagaimana upaya Indonesia untuk mencari jalan
keluar dari masalah itu. Apalagi ada kecenderungan persatuan ASEAN terancam
sehubungan dengan upaya Cina untuk memecah-belah ASEAN.

Sebagai pembicara dalam diskusi ini pembicara pertama Prof. Dr Hasyim
Djalal, diplomat senior yang akan berbicara mengenai aspek legal dari klaim
Cina Serta Prof. Dr. A. Dahana, Wakil Direktur Eksekutif, Institut
Peradaban yang akan berbicara tentang aspek domestik masalah itu dan
Laksamana (Purn) Sutjipto yang akan berbicara dari segi pertahanan keamanan.

=====

Salam

Yons Achmad

0821 2314 7969

Pin: 2677F8AC

Publicist at Kanetmedia.com

Tidak ada komentar: