Kamis, 22 Mei 2008

[FISIKA] Digest Number 2425

Messages In This Digest (15 Messages)

Messages

1a.

Re: [] Re : Keterbatasan Sains Re: [FISIKA] Asal Usul Alam Semesta (

Posted by: "Raja Elang" raja.elang@yahoo.fr   raja.elang

Wed May 21, 2008 2:13 am (PDT)


Jawaban Sang Nandar cukup memuaskan dahaga saya. Terima kasih
banyak.



Sungguh mengejutkan ternyata milis ateis lebih ilmiah daripada
milis fisika_indonesia.



Saya khawatir lama kelamaan ilmu fisika di Indonesia akan
digantikan oleh praktik perdukunan.


raja.elang
<http://youtube.com/watch?v=_zyYv6l_eBU&feature=related>

--- En date de : Mar 20.5.08, Sang Nandar <s.n.gusti@gmail.com> a
écrit :
De: Sang Nandar <s.n.gusti@gmail.com>
Objet: RE: [] Re : Keterbatasan Sains Re: [FISIKA] Asal Usul Alam
Semesta (5/5)
À: ateis@yahoogroups.com
Date: Mardi 20 Mai 2008, 2h31



Pertanyaan yang sulit dijawab karena saya juga tidak tahu anda
sudah tahu sampai mana, kalau mau dijawab dari nol rasanya tidak
mungkin, sangat2 lebar. Selain itu kuliah fisika lanjut juga
sangat sulit diikuti hanya dari tulisan, harus dengan tatap muka.
Satu yang sangat penting, fisika lanjut membutuhkan lompatan2
logika yang sangat tidak biasa, resepnya adalah biasakan berpikir
dalam bahasa matematika. Saya jawab sebisanya saja ya.

1. Itu amplitudo probabilitas, artinya besarnya peluang yang
mungkin terjadi. Bentuk S e iS[g]/h adalah bentuk umum dalam
fisika statistik untuk menyatakan sebaran peluang.

2. Sejarah yang terjadi adalah sejarah yang memiliki amplitudo
terbesar. Saya anak patih Gajah Mada, amplitudonya sangat kecil.
Saya anak pak (…), amplitudonya sangat besar. Jadi sejarah
menentukan saya terlahir sebagai anak pak (…). Coba refer
ke fungsi gelombang mekanika kuantum, posisi partikel ditentukan
oleh amplitudo terbesarnya.

3. Harus diketahui dulu fungsi statistik dari sejarah tersebut.
Fungsi elektron dalam atom sudah diketahui jadi kita bisa
tentukan amplitudo (posisi) elektron dalam atom, semakin baik
fungsinya semakin akurat kita bisa tentukan amplitudonya. Dalam
hal atom berelektron banyak sangat sulit menentukan dimana dan
kemana saja elektron A berkelana (sejarah elektron A).

4. Gelembung kuantum setahu saya muncul secara anonym selama
periode fluktuasi. Jangan dibayangkan gelembung kuantum semacam
material atau sejenisnya, kuantum itu sudah dasarnya material.
Dulu saya pernah belajar reaksi satu vortex, make sense.

5. Pelanggaran hukum I termodinamika bukan sesuatu yang tidak
mungkin. Selama (delta)t dan (delta)E memenuhi ketakpastian
Heisenberg, hukum I termodinamika boleh dilanggar.

6. Alam semesta bisa dikatakan berasal dari kondisi lengkung
sempurna, itu berarti energi gravitasi yang sangat besar. Energi
gravitasi itu negatif, total energi nol, mungkin yang anda maksud
energi alam semesta adalah energi postif yang mengkompensasi
energi negatif gravitasi itu.

7. Saya pernah baca densitas energi pada periode inflasi, lupa
berapa. Sepertinya tidak begitu penting.



-Nandar-

From: ateis@yahoogroups. com [mailto: ateis@yahoogroups. com ] On
Behalf Of Raja Elang
Sent: Tuesday, May 20, 2008 6:33 AM
To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Subject: [] Re : Keterbatasan Sains Re: [FISIKA] Asal Usul Alam
Semesta (5/5)



Terima kasih telah berkenan menjawab pertanyaan-pertanya an saya,
walaupun tidak semuanya dijawab. Beberapa yang tidak dijawab:

1. Apa artinya rumus A~ S e iS[g]/h dalam bahasa awam? (naskah
3/5
<http://tech.groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/1215\
3
> )
2. Apa hubungan amplitudo dengan sejarah? (naskah 3/5
<http://tech.groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/1215\
3
> )
3. Bagaimana menentukan amplitudo sejarah? (naskah 3/5
<http://tech.groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/1215\
3
> )
4. Apa bahan pembentuk gelembung kuantum? (naskah 4/5
<http://tech.groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/1216\
1
> )
5. Apakah tidak bertentangan dengan hukum I termodinamika:
kelestarian energi? (naskah 4/5
<http://tech.groups..yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/121\
61
> )
6. Dari mana energi alam semesta? (naskah 4/5
<http://tech..groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/121\
61
> )
7. Berapa besar energi dan materi alam semesta? (naskah 4/5
<http://tech.groups.yahoo.com/group/fisika_indonesia/message/1216\
1
> )

Kalau ada yang bersedia menjawab saya akan sangat berterima
kasih.





raja.elang



<http://youtube.com/watch?v=_zyYv6l_eBU&feature=related>



--- En date de : Sam 17.5.08, wahyu budi <wahyubudisetyawan@
yahoo.com> a écrit :

De: wahyu budi <wahyubudisetyawan@ yahoo.com>
Objet: Keterbatasan Sains Re: [FISIKA] Asal Usul Alam Semesta
(5/5)
À: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Date: Samedi 17 Mai 2008, 2h45

Saya telah membaca seluruh naskah terjemahan itu. Berikut ini
adalah tanggapan saya atas persoalan Asal Usul Alam Semesta yang
dibicarakan itu.

------------ --------- --------- -

Intinya, ceramah di atas menegaskan bahwa alam semesta memiliki
awal dan kemudian berkembang dan akan mempunyai akhir.



Ada satu hal kunci yang tidk disinggung, yaitu bahwa materi dan
hukum-hukum yang mengatur karakternya adalah satu kesatuan yang
muncul secara bersamaan. Dengan kata lain, hukum-hukum alam atau
sains mulai berlaku bersamaan dengan saat munculnya materi.
Demikian pulan dengan ruang dan waktu; ruang dan waktu mulai ada
bersamaan dengan mulai beradanya materi dan hukum-hukum yang
menyertainya. Konsekuansi dari hal tersebut dalah bahwa materi,
sains, ruang dan waktu seperti yang kita alami sekarang hanya
berlaku pada kondisi kesatuan mereka itu. Bila kita dapat
menerima hal ini, maka adalah tidak relevan bila kita
mempertanyakan: Apa yang ada sebelum alam semesta ini ada? Tidak
relevan juga mempertanyakan di mana alam semesta ini diciptakan?
Tidak relevan pula mempertanyakan adakah waktu sebelum alam
semesta ini diciptakan? Demikian pula tidak relevan
mempertanyakan bagaimana sains sebelum alam semesta ini ada?.



Pemikiran di atas bukan lah pemikiran sederhana yang dapat dengan
mudah diterima oleh semua orang. Dengan menerima konsep di atas
maka kita harus menerim adanya Tuhan yang Maha Menciptakan.
Sebagaimana kita ketahui, tidak semua orang mau menerima adanya
Tuhan yang menciptakan alam semesta beserta isinya ini.



Manusia tidak terlibat dalam proses penciptaan alam semesta.
Manusia adalah bagian dari alam semesta itu sendiri. Oleh karena
itu, adalah mustahil manusia menjawab hal-hal di luar alam
semesta seperti: Mengapa alam semesta ini diciptakan? Mengapa
alam semesta berkembang seperti sekarang? Kemana arah
perkembangan alam semesta?



Contoh yang paling sederhana adalah seperti pada diri manusia itu
sendiri. Manusia mulai menyedari eksistensinya ketika manusia
mulai dapat mengingat dan berpikir. Sebelum dapat mengingat dan
berpikir, manusia belum menyadari dirinya ada. Kita lihat
perkembangan manusia. Kita tidak mengetahui dari mana asal kita
dan mengapa kita ada dan nantipun kita tidak akan tahu kemana
kita akan pergi bila kita hanya mengandalkan kemampuan mengingat
dan berpikir kita sendiri. Mari kita coba kembali ke memori masal
lalu kita. Kapan kita mulai menyadari diri kita ada? Mungkin kita
hanya dapat mengingat ketika kita mulai bersekolah di SD kelas
satu, atau TK? Bila hanya mengandalkan pikiran kita pribadi, kita
tidak akan tahu dimana kita lahir dan dari mana kita lahir serta
mengapa kita lahir. Kemudian, ketika kita menjadi tua nanti,
sebelum mati kita mungkin mengalami masa tidak-sadarkan diri
atau pikun. Ketika itu kita tidak akan tahu lagi kemana kita akan
pergi. Pengetahuan kita tentang dimana kita lahir, kapan kita
lahir, dan mengapa kita lahir hanya dapat kita ketahui melalui
catatan-catatan atau pemberitahuan dari orang tua kita atu
orang-orang disekeliling kita. Intinya, segala informasi tentang
diri kita sebelum kesadaran kita muncul hanya dapat kita ketahui
dari sumber-sumber informasi di luar diri atau pikiran kita. Saya
kira, demikian pula dengan alam semesta yang di dalamnya mencakup
materi, sains, waktu dan ruang.



Dengan pimikiran di atas, kita dapat mengatakan bahwa sains tidak
akan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanya an:
Mengapa alam semesta lahir?, Di mana alam semesta lahir? dan
Kapan alam semesta lahir? dan Kapan pula alam semesta akan
berakhir?. Kita hanya bisa tahu bahwa segala sesuatu pasti ada
awalnya dan ada pula akhirnya. Sains hanya dapat menjelaskan
proses-proses yang berlangsung di alam semesta ini.





Salam,

Wahyu







--- On Thu, 5/15/08, Raja Elang <raja.elang@yahoo. fr> wrote:

From: Raja Elang <raja..elang@ yahoo.fr>
Subject: [FISIKA] Asal Usul Alam Semesta (5/5)
To: raja.elang@yahoo. fr
Date: Thursday, May 15, 2008, 8:35 AM

Teks kuliah berikut adalah terjemahan raja.elang yang mungkin ada
banyak kesalahan di sana-sini. Teks asli dalam bahasa Inggris
dari berkeley.edu. Tambahan komentar dari youtube.com dan
pemenggalan teks disesuaikan dengan tayangan di situs
youtube.com. Sumber saya cantumkan agar terjemahan dapat
dibandingkan secara langsung dengan aslinya. Silahkan dikoreksi
jika ada kesalahan..



http://berkeley. edu/news/ media/releases/ 2007/03/16_
hawking_text. shtml
<http://berkeley.edu/news/media/releases/2007/03/16_hawking_text.\
shtml
>



Ini adalah teks dari Kuliah Fisika J. Robert Oppenheimer,
dibawakan tanggal 13 Maret 2007 oleh Stephen Hawking, professor
Lucasian matematika di Universitas Cambridge. Hawking berbicara
di Gedung Zellerbach di kampus Universitas California, Berkeley.



Origin of the Universe - Stephen Hawking (5 of 5)

http://www.youtube. com/watch? v=O8Kp0rQ23PY&feature=related
<http://www.youtube.com/watch?v=O8Kp0rQ23PY&feature=related>



(sambungan dari bagian 4/5) Sebuah jendela baru pada alam semesta
sangat awal, akan terbuka ketika kita dapat mendeteksi
gelombang-gelombang gravitasi dengan secara akurat mengukur
jarak-jarak antara pesawat ruang angkasa. Gelombang gravitasi
menyebar dengan bebas menuju kita dari masa-masa paling awal, tak
terhalang oleh material apapun yang berselang. Sebaliknya, cahaya
disebarkan beberapa kali oleh elektron-elektron bebas. Penyebaran
berlangsung sampai elektron-elektron mendingin, setelah 300.000
tahun.



Meski telah memiliki beberapa keberhasilan sangat besar, tidak
semuanya terpecahkan. Kita belum mempunyai sebuah pemahaman
teoritis, dari pengamatan-pengamat an bahwa pengembangan alam
semesta sedang mengalami percepatan lagi, setelah periode lama
perlambatan. Akankah terus berkembang selamanya? Apakah inflasi
hukum alam? Atau akankah alam semesta pada akhirnya runtuh lagi?
Hasil-hasil pengamatan baru, dan kemajuan-kemajuan teoritis,
datang dengan cepat. Kosmologi adalah subjek yang sangat
menyenangkan dan aktif. Kita semakin dekat pada jawaban dari
pertanyaan setua abad. Mengapa kita di sini? Dari mana kita
berasal?



Terima kasih telah mendengarkan saya.



(Penonton bertepuk tangan meriah.)



("Profesor Hawking telah setuju untuk menjawab beberapa
pertanyaan. Jadi, kita mengumpulkan pertanyaan-pertanya an paling
populer menjadi lima pertanyaan. Tugas saya adalah membacakan 5
pertanyaan tersebut dan tugasnya adalah menjawabnya dalam satu
jawaban panjang.")

("Pertanyaan 1: Apakah kita tahu dengan pasti bahwa alam
semesta bermula?")

("Pertanyaan 2: Jika Dentuman Besar benar terjadi, apa
yang terjadi sebelum Dentuman Besar?")

("Pertanyaan 3: Bagaimana & kapan alam semesta
berakhir?")

("Pertanyaan 4: Mengapa alam semesta ada? Dapatkah sains
menjawabnya?")

("Pertanyaan 5: Apa pertanyaan-pertanya an besar sulit
yang tertinggal?")

("Silahkan, Profesor Hawking.")



("Kita cukup yakin alam semesta bermula dengan periode
expansi yang mengalami percepatan. Ini disebut inflasi karena
ukuran alam semesta bertumbuh seperti halnya harga-harga naik di
beberapa negara. Inflasi di alam semesta awal jauh lebih cepat
daripada inflasi finansial, alam semesta berkembang dalam faktor
sejuta triliun triliun dalam periode seperdetik yang sangat
kecil. Inflasi ukuran alam semesta adalah hal yang baik, tidak
seperti inflasi harga. Ia akan memproduksi alam semesta yang
sangat besar dan sangat mulus dengan ketidakteraturan dalam
jumlah yang pas untuk menjelaskan pembentukan galaxi-galaxi,
bintang-bintang, dan akhirnya, umat manusia.")



("Bagaimana inflasi ini bermula? Bagaimana orang dapat
menggambarkan alam semesta di awal waktu? Saya sekarang
berpikir saya dapat meperlihatkan bahwa alam semesta diciptakan
secara spontan dari ketiadaan, menurut hukum-hukum sains. Alam
semesta ada karena teori relativitas umum dan teori kuantum
mengizinkannya untuk ada. Jika saya benar, alam semesta
terkandung dirinya sendiri (self-contained) dan diatur oleh sains
saja. Pada waktunya, kita dapat berharap memahaminya secara
penuh.")



("Kita telah cukup panjang, karena alam semesta harus
berlangsung selamanya. Keabadian adalah waktu yang sangat
panjang, terutama menuju akhir, seperti kata Woody
Allen.")

(Penonton tertawa.)



("Terima kasih.")

(Penonton bertepuk tangan meriah.)



TAMAT



raja.elang



<http://youtube.com/watch?v=_zyYv6l_eBU&feature=related>

____________ _________ _________ _________ _________ __
Do You Yahoo!?
En finir avec le spam? Yahoo! Mail vous offre la meilleure
protection possible contre les messages non sollicités
http://mail. yahoo.fr Yahoo! Mail




____________ _________ _________ _________ _________ __
Do You Yahoo!?
En finir avec le spam? Yahoo! Mail vous offre la meilleure
protection possible contre les messages non sollicités
http://mail. yahoo.fr Yahoo! Mail

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
En finir avec le spam? Yahoo! Mail vous offre la meilleure
protection possible contre les messages non sollicités
http://mail.yahoo.fr Yahoo! Mail
1b.

Re: [] Re : Keterbatasan Sains Re: [FISIKA] Asal Usul Alam Semesta (

Posted by: "Indra Sutriadi" indra.sutriadi@gmail.com

Wed May 21, 2008 7:20 pm (PDT)

Pada 21 Mei 2008 15:58, Raja Elang <raja.elang@yahoo.fr> menulis:
> Jawaban Sang Nandar cukup memuaskan dahaga saya. Terima kasih banyak.
Emang apa yang ditulis Sang Nandar?

> Sungguh mengejutkan ternyata milis ateis lebih ilmiah daripada milis
> fisika_indonesia.
Ilmiahnya milis atheis gimana sih dibanding milis ini? Ada standar
pengukurannya gak?

>
> Saya khawatir lama kelamaan ilmu fisika di Indonesia akan digantikan oleh
> praktik perdukunan.
Ada indikasinya ke situ ga? Hehehe... :)

2a.

Re: tentang uang semester itb

Posted by: "Rasahgelo" rasahgelo@yahoo.com   rasahgelo

Wed May 21, 2008 10:16 am (PDT)

kalo benar-benar butuh beasiswa yang bahkan untuk daftar ulang saja gak
sanggup, datang ke rektorat itb bagian kemahasiswaan sambil bawa
dokumen bukti bahwa refki berasal dari keluarga tidak mampu. ada
baiknya dikoordinasikan dengan sekretaris jurusan bidang kemahasiswaan,
dan ini tentu saja setelah refki tahu masuk ketrima jurusan apa.

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, "refki_ing9" <refki_ing9@...>
wrote:
>
> nama saya refki mau nanya aku baru tamat sma n ingin masuk itb but
> saya mau nanya uang semester di itb n mau nanya ada ga' beasiswa bagi
> calon mahasiswa n klu ada gimana cara mendapatkannya tanksya
>

3a.

Re: Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Posted by: "Muhammad Hikam" m.hikam@gmail.com   hikam2003

Wed May 21, 2008 5:33 pm (PDT)

Nggak kok Sigit, jangan berlebihan ah.

Saya mendapatkan grant Hibah Pascasarjana dari Diknas selama 3 tahun, ketika
presentasi proposal tidak pernah ditanya apakah penelitian ini bakal dapat
nobel atau tidak.

On 5/21/08, sigit jaya herlambang <kupleaslitlb@yahoo.com> wrote:
>
> Iya betul..... Mereka tidak seperti Indonesia.... Kalo di sini yang mau
> riset ditanya terlebih dahulu bakal dapat nobel gak kira-kira...... Kalo
> kira-kira gak bakal dapat nobel sulit dapat dana untuk penelitian secara
> total...... Makanya kebangkitan nasional kita juga tidak total......
>
> ----- Original Message ----
> From: Agung <trisetyarso@gmail.com>
> To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, May 20, 2008 8:40:47
> Subject: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu
> fisika
>
> Mas Wido,
>
> Sekarang ini orang Jepang dihinggapi ketakutan yang sangat tinggi,
> yaitu apakah mereka dapat tetap menjaga pamornya sebagai yang
> ekonominya terkuat di Asia atau tidak.
>
> (Silakan kunjungi:
> http://trisetyarso. wordpress. com/2008/ 05/18/bom- waktu-di- jepang/<http://trisetyarso.wordpress.com/2008/05/18/bom-waktu-di-jepang/>
> )
>
> Ketakutan ini mereka implementasikan dengan membuat sains dan
> teknologi semakin menarik bagi anak-anak muda mereka; sehingga tidak
> heran pemerintah dan perusahaan2x besar seperti Toshiba, Fujitsu dsb
> habis2x-an menggelontorkan dana riset, peralatan dsb ke universitas2x.
>
> Seharusnya perusahaan2x baik pemerintah maupun swasta, sedari dini
> sudah mulai memikirkan masa depan bangsa kita, sebagaimana pemerintah
> dan juga perusahaan2x Jepang. Mereka harusnya menyadari bahwa masa
> depan riset bukan saja kewajiban, melainkan "kewajiban yang mutlak
> kuadrat binti penting sekali".
>
> Semoga ...
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com<fisika_indonesia%40yahoogroups.com>,
> "wido_mono" <wido_mono@. ..>
> wrote:
>
> > Yang paling gencar berinovasi produk adalah Jepang, hampir sebagian
> > besar produk elektronik merupakan pengembangan dari jepang. Perusahaan
> > seperti Sharp, Sony, Thosiba, berani berinvestasi suatu riset yang
> > belum tentu berhasil.
>
>
> Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
>
>
>
3b.

Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Posted by: "Agung" trisetyarso@gmail.com   trisetyarso

Wed May 21, 2008 7:20 pm (PDT)

Mas Sigit,

Pola pikir tersebut, yaitu harus dapat Nobel terlebih dahulu, adalah
salah binti sesat sekali.

Prof. Yoshihisha Yamamoto di Stanford, belum mendapatkan Nobel; tapi,
dana untuk riset quantumnya (dari pemerintahan Jepang) dahsyat sekali.
Bahkan, dana tersebut dibawa juga sampai dengan ke Stanford.

Pembimbing saya, Prof. Kohei M. Itoh, juga belum mendapatkan Nobel;
tapi mendapatkan beberapa mesin yang ekstrim mahal dari Toshiba dan
Fujitsu, yang ditaruh di Keio.

Saya lihat pemikiran dasarnya adalah kesadaran pemerintah Jepang, yang
ikut tertular juga ke pihak swasta, mengenai pentingnya riset.

Seperti kata Alm. Sophan Sophiaan dan Widyawati, mari kita pikirkan
anak cucu kita; cucu anda dan cucu saya. Dan, itu dilakukan melalui
perhatian ke riset dan pendidikan.

Dan, kalau meneruskan pesan Pak Presiden, bahwa INDONESIA BISA; kalau
Jepang saja bisa, kenapa Indonesia tidak bisa?

(Kata Aa Gym, jepang penyembah matahari, sedangkan Indonesia adalah
penyembah Tuhannya matahari. Seharusnya Indonesia lebih hebat)

Salam,

Agung

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, sigit jaya herlambang
<kupleaslitlb@...> wrote:
>
> Iya betul..... Mereka tidak seperti Indonesia.... Kalo di sini yang
mau riset ditanya terlebih dahulu bakal dapat nobel gak
kira-kira...... Kalo kira-kira gak bakal dapat nobel sulit dapat dana
untuk penelitian secara total...... Makanya kebangkitan nasional kita
juga tidak total......
>
>
> ----- Original Message ----
> From: Agung <trisetyarso@...>
> To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
> Sent: Tuesday, May 20, 2008 8:40:47
> Subject: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis
menggunakan ilmu fisika
>
>
> Mas Wido,
>
> Sekarang ini orang Jepang dihinggapi ketakutan yang sangat tinggi,
> yaitu apakah mereka dapat tetap menjaga pamornya sebagai yang
> ekonominya terkuat di Asia atau tidak.
>
> (Silakan kunjungi:
> http://trisetyarso. wordpress. com/2008/ 05/18/bom- waktu-di- jepang/)
>
> Ketakutan ini mereka implementasikan dengan membuat sains dan
> teknologi semakin menarik bagi anak-anak muda mereka; sehingga tidak
> heran pemerintah dan perusahaan2x besar seperti Toshiba, Fujitsu dsb
> habis2x-an menggelontorkan dana riset, peralatan dsb ke universitas2x.
>
> Seharusnya perusahaan2x baik pemerintah maupun swasta, sedari dini
> sudah mulai memikirkan masa depan bangsa kita, sebagaimana pemerintah
> dan juga perusahaan2x Jepang. Mereka harusnya menyadari bahwa masa
> depan riset bukan saja kewajiban, melainkan "kewajiban yang mutlak
> kuadrat binti penting sekali".
>
> Semoga ...
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, "wido_mono" <wido_mono@ ..>
> wrote:
>
> > Yang paling gencar berinovasi produk adalah Jepang, hampir sebagian
> > besar produk elektronik merupakan pengembangan dari jepang. Perusahaan
> > seperti Sharp, Sony, Thosiba, berani berinvestasi suatu riset yang
> > belum tentu berhasil.
>
>
>
> Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger.yahoo.com
>

3c.

Re: Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Posted by: "handhika ramadhan" isaacnewtonid@yahoo.com   isaacnewtonid

Wed May 21, 2008 8:02 pm (PDT)

Lagipula, ditinjau dari sudut motivasi pun salah besar jika
seorang ilmuwan mendasarkan risetnya dengan niat ingin meraih
Nobel. Fisikawan yang berlandaskan niat ingin meraih Nobel
adalah, kalau boleh menyadur kata-kata mas Timmy,
pseudophysicist, bukan seorang real physicist.
Pelajari biografi2 fisikawan besar dan peraih Nobel. Apa pernah
di masa kecil mereka berangan-angan meraih Nobel? Pelajari
sejarah hidup Einstein, Bohr, Dirac, Feynman, Gell-Mann, Yang,
t'Hooft, Weinberg, Salam, dan sederet Nobelis Fisika lainnya. Apa
pernah terlintas keinginan untuk meraih Nobel di benak mereka
ketika mereka memutuskan untuk menekuni sains fisika?
Tidak!
Motivasi utama mereka adalah simply because they like physics,
they delight in the beauty of nature. Alasan utama mereka
mendedikasikan hidupnya dalam fisika sederhana saja: curiosity
(rasa penasaran). Curiosity on how nature behaves, on how things
work.
Kalaupun mereka mendapat Nobel, itu hanyalah apresiasi ilmiah
atas kerja keras ilmiah mereka. Nobel hanyalah efek sampingan,
bukan motivasi utama.
Jadi, menurut saya seorang fisikawan yg bekerja atas dasar
iming-iming dan harapan mendapat Nobel bukanlah seorang fisikawan
sejati. Dia hanyalah seorang pseudophysicist.


====================================
Where the mind is without fear and the head is held high....
Where the knowledge is free...
Where the world has not been broken up into fragments by narrow
domestic walls...
Where words come out from the depth of truth...
Where tireless striving stretches its arms toward perfection....
Where the clear stream of reason has not lost its way into the
dreary sand of dead habit....
Where the mind is led forward by Thee into ever-widening thought
and action....
Into that Heaven of Freedom, My God, let my country awake.

- Rabindranath Tagore in "Gitanjali" -

--- On Wed, 5/21/08, Agung <trisetyarso@gmail.com> wrote:
From: Agung <trisetyarso@gmail.com>
Subject: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis
menggunakan ilmu fisika
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Date: Wednesday, May 21, 2008, 5:06 AM


Mas Sigit,

Pola pikir tersebut, yaitu harus dapat Nobel terlebih dahulu,
adalah
salah binti sesat sekali.

Prof. Yoshihisha Yamamoto di Stanford, belum mendapatkan Nobel;
tapi,
dana untuk riset quantumnya (dari pemerintahan Jepang) dahsyat
sekali.
Bahkan, dana tersebut dibawa juga sampai dengan ke Stanford.

Pembimbing saya, Prof. Kohei M. Itoh, juga belum mendapatkan
Nobel;
tapi mendapatkan beberapa mesin yang ekstrim mahal dari Toshiba
dan
Fujitsu, yang ditaruh di Keio.

Saya lihat pemikiran dasarnya adalah kesadaran pemerintah Jepang,
yang
ikut tertular juga ke pihak swasta, mengenai pentingnya riset.

Seperti kata Alm. Sophan Sophiaan dan Widyawati, mari kita
pikirkan
anak cucu kita; cucu anda dan cucu saya. Dan, itu dilakukan
melalui
perhatian ke riset dan pendidikan.

Dan, kalau meneruskan pesan Pak Presiden, bahwa INDONESIA BISA;
kalau
Jepang saja bisa, kenapa Indonesia tidak bisa?

(Kata Aa Gym, jepang penyembah matahari, sedangkan Indonesia
adalah
penyembah Tuhannya matahari. Seharusnya Indonesia lebih hebat)

Salam,

Agung

--- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com
<mailto:fisika_indonesia%40yahoogroups.com> , sigit jaya
herlambang
<kupleaslitlb@ ...> wrote:
>
> Iya betul..... Mereka tidak seperti Indonesia... . Kalo di sini
yang
mau riset ditanya terlebih dahulu bakal dapat nobel gak
kira-kira... ... Kalo kira-kira gak bakal dapat nobel sulit dapat
dana
untuk penelitian secara total...... Makanya kebangkitan nasional
kita
juga tidak total......
>
>
> ----- Original Message ----
> From: Agung <trisetyarso@ ...>
> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
<mailto:fisika_indonesia%40yahoogroups.com>
> Sent: Tuesday, May 20, 2008 8:40:47
> Subject: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis
menggunakan ilmu fisika
>
>
> Mas Wido,
>
> Sekarang ini orang Jepang dihinggapi ketakutan yang sangat
tinggi,
> yaitu apakah mereka dapat tetap menjaga pamornya sebagai yang
> ekonominya terkuat di Asia atau tidak.
>
> (Silakan kunjungi:
> http://trisetyarso. <http://trisetyarso.> wordpress. com/2008/
05/18/bom- waktu-di- jepang/)
>
> Ketakutan ini mereka implementasikan dengan membuat sains dan
> teknologi semakin menarik bagi anak-anak muda mereka; sehingga
tidak
> heran pemerintah dan perusahaan2x besar seperti Toshiba,
Fujitsu dsb
> habis2x-an menggelontorkan dana riset, peralatan dsb ke
universitas2x.
>
> Seharusnya perusahaan2x baik pemerintah maupun swasta, sedari
dini
> sudah mulai memikirkan masa depan bangsa kita, sebagaimana
pemerintah
> dan juga perusahaan2x Jepang. Mereka harusnya menyadari bahwa
masa
> depan riset bukan saja kewajiban, melainkan "kewajiban yang
mutlak
> kuadrat binti penting sekali".
>
> Semoga ...
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, "wido_mono"
<wido_mono@ ..>
> wrote:
>
> > Yang paling gencar berinovasi produk adalah Jepang, hampir
sebagian
> > besar produk elektronik merupakan pengembangan dari jepang.
Perusahaan
> > seperti Sharp, Sony, Thosiba, berani berinvestasi suatu riset
yang
> > belum tentu berhasil.
>
>
>
> Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger .yahoo.com <http://uk.messenger.yahoo.com>
>



3d.

Re: Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Posted by: "sigit jaya herlambang" kupleaslitlb@yahoo.com   kupleaslitlb

Wed May 21, 2008 11:57 pm (PDT)

Dapet cerita dari pak Terry pak... tanya sendiri aj..... Hehe.......

----- Original Message ----
From: Muhammad Hikam <m.hikam@gmail.com>
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 22, 2008 7:33:33
Subject: Re: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Nggak kok Sigit, jangan berlebihan ah.

Saya mendapatkan grant Hibah Pascasarjana dari Diknas selama 3 tahun, ketika presentasi proposal tidak pernah ditanya apakah penelitian ini bakal dapat nobel atau tidak.

On 5/21/08, sigit jaya herlambang <kupleaslitlb@ yahoo.com> wrote:
Iya betul..... Mereka tidak seperti Indonesia... . Kalo di sini yang mau riset ditanya terlebih dahulu bakal dapat nobel gak kira-kira... ... Kalo kira-kira gak bakal dapat nobel sulit dapat dana untuk penelitian secara total...... Makanya kebangkitan nasional kita juga tidak total......

----- Original Message ----
From: Agung <trisetyarso@ gmail.com>
To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Sent: Tuesday, May 20, 2008 8:40:47
Subject: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Mas Wido,

Sekarang ini orang Jepang dihinggapi ketakutan yang sangat tinggi,
yaitu apakah mereka dapat tetap menjaga pamornya sebagai yang
ekonominya terkuat di Asia atau tidak.

(Silakan kunjungi:
http://trisetyarso. wordpress. com/2008/ 05/18/bom- waktu-di- jepang/)

Ketakutan ini mereka implementasikan dengan membuat sains dan
teknologi semakin menarik bagi anak-anak muda mereka; sehingga tidak
heran pemerintah dan perusahaan2x besar seperti Toshiba, Fujitsu dsb
habis2x-an menggelontorkan dana riset, peralatan dsb ke universitas2x.

Seharusnya perusahaan2x baik pemerintah maupun swasta, sedari dini
sudah mulai memikirkan masa depan bangsa kita, sebagaimana pemerintah
dan juga perusahaan2x Jepang. Mereka harusnya menyadari bahwa masa
depan riset bukan saja kewajiban, melainkan "kewajiban yang mutlak
kuadrat binti penting sekali".

Semoga ...

Salam,

Agung

--- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, "wido_mono" <wido_mono@. ..>
wrote:

> Yang paling gencar berinovasi produk adalah Jepang, hampir sebagian
> besar produk elektronik merupakan pengembangan dari jepang. Perusahaan
> seperti Sharp, Sony, Thosiba, berani berinvestasi suatu riset yang
> belum tentu berhasil.

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger .yahoo.com

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
3e.

Re: Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Posted by: "kunaifi kunaifi" kunaifi_el@yahoo.com   kunaifi_el

Wed May 21, 2008 11:57 pm (PDT)

Numpang...

Sesungguhnya tidak gampang membaca apa yang ada di pikiran dan hati orang lain. Jadi kalau ditanya apakah pernah terlintas di benak para peraih Nobel bekerja untuk Nobel? Saya kira jawabannya adalah: entahlah, may be YES, may be NO.

Saya berpendapat bahwa membuat target adalah cukup penting untuk menumbuhkan motivasi kerja. Sah-sah saja jika misalnya ada orang bercita-cita sekolah hingga S3 dengan harapan nanti hidup bagus secara finansial, atau supaya tenar di kalangan ilmuwan, atau supaya dapat penghargaan-penghargaan ilmiah.

Juga tidak salah jika pemerintah punya harapan supaya para peneliti punya target tertentu dari penelitian mereka. Yang kurang wajar adalah jika targetnya adalah Nobel. Menurut saya itu target yang terlalu tinggi dan tidak rasional (ngomong-ngomong apa bener nih pemerintah kita pasang target begitu? Saya kok kurang percaya). Kalau target terlalu tinggi, bisa-bisa bukan menimbulkan motivasi, tapi justru menyurutkan semangat, sebab yang dituntut dari para ilmuwan itu kan cuma 'pinter dan bekerja' bukan 'tahan banting.' Kalau ada ilmuwan yang tahan banting itu sih kepribadian, tidak bisa diintervensi pemerintah.

Sepanjang yang saya pahami, di negara-negara yang dikenal bagus dalam capaian riset, pemberi dana biasanya cuma kasih target publikasi jurnal, atau melahirkan doktor-doktor baru.

------------------------------------------------------
KUN
________________________________

----- Original Message ----
From: handhika ramadhan <isaacnewtonid@yahoo.com>
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Thursday, May 22, 2008 11:02:04 AM
Subject: Re: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika

Lagipula, ditinjau dari sudut motivasi pun salah besar jika seorang ilmuwan mendasarkan risetnya dengan niat ingin meraih Nobel. Fisikawan yang berlandaskan niat ingin meraih Nobel adalah, kalau boleh menyadur kata-kata mas Timmy, pseudophysicist, bukan seorang real physicist.
Pelajari biografi2 fisikawan besar dan peraih Nobel. Apa pernah di masa kecil mereka berangan-angan meraih Nobel? Pelajari sejarah hidup Einstein, Bohr, Dirac, Feynman, Gell-Mann, Yang, t'Hooft, Weinberg, Salam, dan sederet Nobelis Fisika lainnya. Apa pernah terlintas keinginan untuk meraih Nobel di benak mereka ketika mereka memutuskan untuk menekuni sains fisika?
Tidak!
Motivasi utama mereka adalah simply because they like physics, they delight in the beauty of nature. Alasan utama mereka mendedikasikan hidupnya dalam fisika sederhana saja: curiosity (rasa penasaran). Curiosity on how nature behaves, on how things work.
Kalaupun mereka mendapat Nobel, itu hanyalah apresiasi ilmiah atas kerja keras ilmiah mereka. Nobel hanyalah efek sampingan, bukan motivasi utama.
Jadi, menurut saya seorang fisikawan yg bekerja atas dasar iming-iming dan harapan mendapat Nobel bukanlah seorang fisikawan sejati. Dia hanyalah seorang pseudophysicist.

============ ========= ========= ======
Where the mind is without fear and the head is held high....
Where the knowledge is free...
Where the world has not been broken up into fragments by narrow domestic walls...
Where words come out from the depth of truth...
Where tireless striving stretches its arms toward perfection.. ..
Where the clear stream of reason has not lost its way into the dreary sand of dead habit....
Where the mind is led forward by Thee into ever-widening thought and action....
Into that Heaven of Freedom, My God, let my country awake.

- Rabindranath Tagore in "Gitanjali" -

--- On Wed, 5/21/08, Agung <trisetyarso@ gmail.com> wrote:

From: Agung <trisetyarso@ gmail.com>
Subject: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis menggunakan ilmu fisika
To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, May 21, 2008, 5:06 AM

Mas Sigit,

Pola pikir tersebut, yaitu harus dapat Nobel terlebih dahulu, adalah
salah binti sesat sekali.

Prof. Yoshihisha Yamamoto di Stanford, belum mendapatkan Nobel; tapi,
dana untuk riset quantumnya (dari pemerintahan Jepang) dahsyat sekali.
Bahkan, dana tersebut dibawa juga sampai dengan ke Stanford.

Pembimbing saya, Prof. Kohei M. Itoh, juga belum mendapatkan Nobel;
tapi mendapatkan beberapa mesin yang ekstrim mahal dari Toshiba dan
Fujitsu, yang ditaruh di Keio.

Saya lihat pemikiran dasarnya adalah kesadaran pemerintah Jepang, yang
ikut tertular juga ke pihak swasta, mengenai pentingnya riset.

Seperti kata Alm. Sophan Sophiaan dan Widyawati, mari kita pikirkan
anak cucu kita; cucu anda dan cucu saya. Dan, itu dilakukan melalui
perhatian ke riset dan pendidikan.

Dan, kalau meneruskan pesan Pak Presiden, bahwa INDONESIA BISA; kalau
Jepang saja bisa, kenapa Indonesia tidak bisa?

(Kata Aa Gym, jepang penyembah matahari, sedangkan Indonesia adalah
penyembah Tuhannya matahari. Seharusnya Indonesia lebih hebat)

Salam,

Agung

--- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, sigit jaya herlambang
<kupleaslitlb@ ...> wrote:
>
> Iya betul..... Mereka tidak seperti Indonesia... . Kalo di sini yang
mau riset ditanya terlebih dahulu bakal dapat nobel gak
kira-kira... ... Kalo kira-kira gak bakal dapat nobel sulit dapat dana
untuk penelitian secara total...... Makanya kebangkitan nasional kita
juga tidak total......
>
>
> ----- Original Message ----
> From: Agung <trisetyarso@ ...>
> To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
> Sent: Tuesday, May 20, 2008 8:40:47
> Subject: [FISIKA] Memberdayakan ketakutan; was: Re: bisnis
menggunakan ilmu fisika
>
>
> Mas Wido,
>
> Sekarang ini orang Jepang dihinggapi ketakutan yang sangat tinggi,
> yaitu apakah mereka dapat tetap menjaga pamornya sebagai yang
> ekonominya terkuat di Asia atau tidak.
>
> (Silakan kunjungi:
> http://trisetyarso. wordpress. com/2008/ 05/18/bom- waktu-di- jepang/)
>
> Ketakutan ini mereka implementasikan dengan membuat sains dan
> teknologi semakin menarik bagi anak-anak muda mereka; sehingga tidak
> heran pemerintah dan perusahaan2x besar seperti Toshiba, Fujitsu dsb
> habis2x-an menggelontorkan dana riset, peralatan dsb ke universitas2x.
>
> Seharusnya perusahaan2x baik pemerintah maupun swasta, sedari dini
> sudah mulai memikirkan masa depan bangsa kita, sebagaimana pemerintah
> dan juga perusahaan2x Jepang. Mereka harusnya menyadari bahwa masa
> depan riset bukan saja kewajiban, melainkan "kewajiban yang mutlak
> kuadrat binti penting sekali".
>
> Semoga ...
>
> Salam,
>
> Agung
>
> --- In fisika_indonesia@ yahoogroups. com, "wido_mono" <wido_mono@ ..>
> wrote:
>
> > Yang paling gencar berinovasi produk adalah Jepang, hampir sebagian
> > besar produk elektronik merupakan pengembangan dari jepang. Perusahaan
> > seperti Sharp, Sony, Thosiba, berani berinvestasi suatu riset yang
> > belum tentu berhasil.
>
>
>
> Send instant messages to your online friends
http://uk.messenger .yahoo.com
>

4a.

Re: Asal Usul Alam Semesta (5/5) To : Raja ElaNG

Posted by: "FAJAR ASWIN" kelinci_putih2005@yahoo.com   kelinci_putih2005

Wed May 21, 2008 7:20 pm (PDT)



Dear Raja Elang,

Many thank to your Artikel about "Asal usul alam semesta", i am very interest about it. with this email, i want to permitt to publicatting this artikel in my blog, because i think everyone must be know about it.
end than, i hope you can give me legality to publicatting this artikel.

regard,

Fajar Aswin
Kampus I, POLMAN TIMAH - UBB
fajar.aswin@gmail.com


4b.

Re: Asal Usul Alam Semesta (5/5) To : Raja ElaNG

Posted by: "FAJAR ASWIN" kelinci_putih2005@yahoo.com   kelinci_putih2005

Wed May 21, 2008 7:20 pm (PDT)



Dear Raja Elang,

Many thank to your Artikel about "Asal usul alam semesta", i am very interest about it. with this email, i want to permitt to publicatting this artikel in my blog, because i think everyone must be know about it.
end than, i hope you can give me legality to publicatting this artikel.

regard,

Fajar Aswin
Kampus I, POLMAN TIMAH - UBB
fajar.aswin@gmail.com


4c.

Re: Asal Usul Alam Semesta (5/5) To : Raja ElaNG

Posted by: "Raja Elang" raja.elang@yahoo.fr   raja.elang

Wed May 21, 2008 8:29 pm (PDT)


Dear Fajar,



It's an honour to be related to any physicists or physics
hobbyists. My translation is not copyrighted, so please feel free
to use the translation. Thanks for asking.

regards,


raja.elang <http://www.youtube.com/watch?v=fFY5w1rbOwk>

--- En date de : Jeu 22.5.08, FAJAR ASWIN
<kelinci_putih2005@yahoo.com> a écrit :
De: FAJAR ASWIN <kelinci_putih2005@yahoo.com>
Objet: Re: [FISIKA] Asal Usul Alam Semesta (5/5) To : Raja ElaNG
À: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Date: Jeudi 22 Mai 2008, 1h18




Dear Raja Elang,

Many thank to your Artikel about "Asal usul alam semesta", i am
very interest about it. with this email, i want to permitt to
publicatting this artikel in my blog, because i think everyone
must be know about it.
end than, i hope you can give me legality to publicatting this
artikel.

regard,

Fajar Aswin
Kampus I, POLMAN TIMAH - UBB
fajar.aswin@ gmail.com





__________________________________________________
Do You Yahoo!?
En finir avec le spam? Yahoo! Mail vous offre la meilleure
protection possible contre les messages non sollicités
http://mail.yahoo.fr Yahoo! Mail
5.

Call for Papers and Participants : Seminar Nasional IV SDM Teknologi

Posted by: "anwar ilmar ramadhan" f26anwar@yahoo.com   f26anwar

Wed May 21, 2008 7:20 pm (PDT)

Dear all,

==========================================================
Call for papers and participants: Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir
==========================================================


Latar Belakang
===============
Perkembangan pemanfaatan teknologi nuklir di bidang industri, litbang, dan energi semakin luas, yang pada akhirnya menuntut hubungan sinergi yang erat antara lembaga litbang, pendidikan dan industri.

Dalam rangka penyiapan SDM teknologi nuklir yang handal, STTN-BATAN bermaksud menyelenggarakan Seminar Nasional IV SDM Teknologi nuklir.

Sebagai pembicara tamu dalam seminar ini dihadirkan pembicara yang berkompeten dan berminat untuk berdiskusi dan bertukar wawasan mengenai SDM di bidang industri teknologi nuklir, litbangyasa nuklir dan PLTN.

Pemakalah dan peserta adalah para industriawan, peneliti, ilmuwan, dosen, mahasiswa, praktisi, dan pengamat dari berbagai kalangan perguruan tinggi dan lembaga.

Nama Kegiatan
===============
Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir

Tema
================
Penyiapan SDM Nuklir Menyongsong Industrialisasi Nuklir dan Realisasi PLTN

Ruang lingkup
==================
Seminar ii ditujukan bagai dosen, peneliti, praktisi dan pemerhati di bidang-bidang yang berkaitan dengan teknologi nukli, baik dari pemerintah maupun swasta.
Dan bidang-bidang yang berhubungan dengan teknologi nuklir antara lain: kimia, fisika, bioteknologi, radiofarmaka, energi, keselamatan, lingkungan dan sebagainya.

Waktu dan Tempat
====================
Hari dan Tanggal : Senin - selasa, 25 - 26 Agustus 2008
Pukul : 08.00 - 17.00
Tempat : Auditorium STTN-BATAN Yogyakarta

Pembicara Kunci
==================
1. Dr. Hudi Hastowo (Kepala BATAN)
2. Dr.Ing. Kusnanto (UGM)
3. Dr. Arnold Yohannes Soetrisnanto (PT Medco E&P Indonesia)

Reviewer
=================
1. Prof. Dr. Aang Hanafiah W (PTNBR-BATAN)
2. Prof. Dr. Pramudita Anggraita (PTAPB-BATAN)
3. Prof. Dr. Kris Tri Basuki (STTN-BATAN)
4. Prof. Drs. Sudjatmoko, S.U (PTAPB-BATAN)
5. Dr. Iriawati (ITB)
6. Ir Alva Edi Tontowi, M.Sc.,Ph.D (UGM)
7. Dr. Ir. Singgih Hawibowo (UGM)
8. Dr. Ngasifudin (PTAPAB-BATAN)
9. Dr. Anwar Budianto, DEA (STTN-BATAN)
10.Dr. Muhayatun, M.Si (PTNBR-BATAN)
11.J. Hermawan Nudu, ST., M.T. (Universitas Atmajaya)
12.Ir. Syamsuar Mulyono, M.Sc. (BAPETEN)
13.Ir. Noor Anis Kundari, M.T (STTN-BATAN)
14.Drs. Supritono, M.Sc (STTN-BATAN)
15.Ir. Djiwo Harsono, M.Eng (STTN-BATAN)

Makalah
===============
a. Makalah ditulis lengkap dengan abstrak (dalam bahasa indonesia dan bahasa inggris), dicetak sebanyak 3 eksemplar dan dalam bentukj softcopy, diserahkan kepada panitia paling lambat 25 Juli 2008. Makalah terdiri dari 8 - 20 halaman termasuk foto, gambar, tabel dan lampiran

b. Makalah ditulis sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.

c. Konfirmasi makalah yang diterima atau ditolak akan disampaikan melalui email pada 15-16 Agustus 2008

d. Makalah yang masuk akan diklasifikasikan oleh panitia sebagai makalah POSTER (disediakan fasilitas poster ukuran A0) atau makalah yang dipresentasikan secara lisan.

e. Makalah yang terseleksi akan dimuat dalam prosiding resmi (mempunyai ISSN) yang akan terbit paling lambat 3 bulan setelah seminar. Harga prosiding Rp. 150.000,-

Biaya Partisipasi
====================
Pendengar Pemakalah

1 makalah 2 makalah

A. Mahasiswa S-1,
staff STTN, BATAN, Rp. 125.000 Rp. 200.000 Rp. 300.000
BAPETEN

B. Mahasiswa S-2/S-3
Dosen PT, Instansi swasta/ Rp. 150.000 Rp. 300.000 Rp. 450.000
pemerintah non-BATAN


Fasilitas
====================
Makan siang, kudapan, seminar kit dan sertifikat


Pendaftaran
====================
Pendaftaran seminar dapat dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran dan mengirimkannya kembali selambat-lambatnya 25 Juli 2008, melalui pos, fax atau email kepada:

Maria Christina P, S.ST
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN
Jl Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281
Telp: 0274-484085, 489716
Fax: 0274-489715
email: seminar@sttn-batan.ac.id
HP: 0813 2809 0947

=====================================
Fromulir pendaftaran
=====================================
Nama Lengkap : .................................................

Instansi : ...........................................................

Alamat : ............................................................
............................................................
............................................................

Telepon/HP : .....................................................

Faksimili : .........................................................

Email : .............................................................

Bermaksud mengikuti Seminar Nasional IV SDM Teknologi Nuklir pada tanggal 25-26 Agustus 2008 di STTN-BATAN Yogyakarta sebagai:
{dipilih salah satu (a) atau (b)}

a. peserta pendengar

b. pemakalah, dengan judul makalah:
1. ......................................................................................................

2. ......................................................................................................

Pembayaran dilakukan:

a. melalui transfer ke rekening Bank Mandiri KCP Jakarta Lebak Bulus No Rek. 101-00-0444490-5 atas nama Sri Rahayu

b. pada waktu pendaftaran ulang



............................, 2008
Pendaftar


(............................)

==================================================================

6a.

Re: Bls: [FISIKA] tentang uang semester itb

Posted by: "kamil soleh" thekamilsoleh@yahoo.com   thekamilsoleh

Wed May 21, 2008 7:20 pm (PDT)

oh iya, kalau saya saran masuk lewat jalur spmb aja (weh, belum hapal nama yg skrg)..

kalau sudah keterima langsung ke bandung aja.. Nanti ketika mendaftar tinggal cari informasi beasiswa di sini. Insya Allah mudah mendapatkan beasiswa kok. So, jangan khawatir masuk sini. Ini saya lampirkan cerita salah seorang alumni ITB yg bisa sukses baik ketika kuliah, ataupun setelah kuliah.. Walaupun harus hidup dari beasiswa..

Salam
Kamil

Hadi Susanto
KEBANGKITAN NASIONAL HARUS DILAKUKAN SETIAP HARI

Tak banyak yang mengenal nama ini: Hadi Susanto. Ia tak beredar di tanah air sejak awal milenium baru, hampir sepertiga dari umurnya yang baru 29 tahun. Apalagi untuk mendengar reputasinya sebagai salah seorang matematikawan muda yang sedang memahatkan nama di jajaran legenda pakar matematika dunia.

Bahkan para pembaca novel superlaris Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy pun tak akan menduga bahwa Hadi Susanto yang menulis kata pengantar menarik di novel itu adalah Hadi Susanto yang di umur 27 tahun meraih gelar doktor matematika dari Universiteit Twente, Belanda, dan kini mengajar di Nottingham, Inggris.

Lahir di sebuah desa kecil di kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Hadi mencecap pendidikan di SDN Kunir Lor 1, SMPN Kunir, dan SMAN 2 Lumajang. Saat di bangku SD, ia selalu terpilih sebagai wakil sekolah dalam lomba cerdas cermat di tingkat kabupaten. Tapi begitu bertanding nilainya hampir selalu nol. Saya selalu grogi melihat anak dari sekolah lain yang selalu tampak keren dan bergaya, katanya.

Kini dunia berbalik. Banyak yang grogi melihat prestasi mahasiswa terbaik ITB tahun 2000 yang juga aktif berkiprah di dunia sastra. It is impossible to be a mathematician without being a poet in soul ungkapnya mengutip Sofia Vasilyevna Kovalevskaya (1850-1891), matematikawan- cum-penyair Rusia perumus teorema Cauchy-Kovalevsky.
Saat dikontak harian ini sebagai calon tamu berkaitan dengan Hari Kebangkitan Nasional, awalnya Hadi menolak. Saya membaca wawancara Koran Tempo dengan Pak Anies Baswedan (rektor Universitas Paramadina red) lewat kiriman e-mail seorang teman. Saya tak sebanding dengan Pak Anies untuk menjadi Tamu, katanya dengan suara lembut di ujung saluran telepon internasional.

Akhirnya, Kamis (15 Mei) lalu, calon ayah yang sedang menunggu kelahiran anak pertamanya pada Juli depan ini bersedia juga diwawancarai wartawan Tempo Akmal Nasery Basral, setelah berkorespondensi lewat surat elektronik dalam beberapa kesempatan sebelumnya.

Mengapa menurut matematikawan muda yang 26 karya ilmiahnya sudah muncul di sejumlah jurnal internasional itu kebangkitan nasional tak akan terjadi jika hanya muncul dari perayaan yang timbul setahun sekali? Petikannya:

Anda menyelesaikan kuliah dalam tiga tahun dan terpilih sebagai Mahasiswa Terbaik ITB tahun 2000. Bagaimana ceritanya?
Sebetulnya masa kuliah saya hampir 4 tahun. Yang kuliah saja memang 3 tahun, tapi memasuki tahun keempat saya mendapat kesempatan mengunjungi Belanda selama 8 bulan untuk mengerjakan TA (tugas akhir red) di Universiteit Twente (UT). Begitu diwisuda, saya diumumkan terpilih sebagai penerima Ganesa Prize, Mahasiswa Berprestasi Utama ITB, dengan hadiah mengunjungi Belanda lagi selama 3 bulan. Oleh UT saya ditawari melanjutkan kuliah di sana. Maka mulai Agustus 2001 saya mengambil program kombinasi Msc/PhD untuk periode 4 tahun.

Tapi selesai PhD Anda tidak kembali ke Indonesia. Mengapa?
Selesai dari Twente saya melanjutkan studi postdoctoral di Massachussetts, Amerika Serikat. Saya mendapat visiting assistant professorship selama tiga tahun di University of Massachussetts (UMass), Amherst. Kewajiban saya mengajar dua kelas per semester selain tugas melakukan riset. Menjelang selesai di UMass, saya kirimkan sejumlah aplikasi ke universitas di Amerika Serikat dan Eropa. Akhirnya sejak Januari 2008 saya menjadi dosen di University of Nottingham, Inggris. Mengapa saya tidak segera kembali ke Indonesia, karena saya ingin memperdalam dulu bidang ini. Apalagi sekarang istri saya sudah di sini. Juli mendatang, insya Allah anak pertama kami lahir.

Anda terlihat begitu mudah meniti karir. Berpindah-pindah dari Belanda, Amerika Serikat, Inggris, sebagai doktor matematika padahal usia Anda belum lagi 30 tahun. Apakah semua ini memang semudah yang terlihat?
Tidak. Dua tahun pertama saya kuliah di ITB, kondisi saya sulit sekali. Saya tak bisa hidup hanya dari beasiswa, harus kerja juga. Uang kerja dan beasiswa yang saya dapatkan dibagi tiga: untuk kebutuhan saya di Bandung, keperluan orang tua di Lumajang, dan biaya kuliah adik. Tiap Sabtu-Minggu saya keliling hotel dan gedung resepsi di Bandung bermodal pakaian rapi. Tanpa tahu siapa yang punya hajat, saya masuk saja ke pesta orang-orang kaya, yang penting bisa makan. Pernah juga setelah libur lebaran, ketika kembali ke Bandung saya tak punya cukup uang untuk membeli karcis kereta ekonomi. Akhirnya saya naik kereta barang, duduk di lantai gerbong bersama sekitar 100-an orang. Perjalanan sekitar 12 jam itu berlangsung malam hari, dan tanpa lampu di gerbong saya. Gelap sekali. Mungkin kalau dituliskan bisa jadi Laskar Pelangi (judul novel karya Andrea Hirata red) versi Orang Jawa. (tertawa kecil). Itu beberapa contoh besar, kalau penderitaan lainnya banyak sekali.

Bagaimana Anda melewati masa-masa sulit itu untuk bersinar di ITB?
Berkat dukungan dan doa banyak orang. Ketika Dosen Kuliah Agama Islam saya, Ustad Asep Zaenal Ausof akan berangkat umroh, saya datangi dia dan minta didoakan khusus. Saat itu kehidupan saya sedang di bawah sekali. Usaha orang tua saya yang berjualan kain dan baju di pasar bangkrut total. Kami terjebak rentenir, sehingga harus jual sawah, dan akhirnya satu-satunya rumah yang kami punya persis menjelang saya lulus SMA. Begitu lulus SMA, saya sudah memutuskan untuk tidak kuliah. Tapi keluarga saya, terutama ibu, tidak setuju. Saya harus terus kuliah. Alhamdulillah saya lulus UMPTN dan diterima di ITB. Tapi untuk membayar uang masuk yang beberapa ratus ribu saja kami tak mampu, akhirnya saya putuskan lagi untuk tidak mendaftar. Tapi ibu saya berjuang terus sampai detik terakhir. Akhirnya ketika saya bisa berangkat ke Bandung, dalam hati saya cuma ada satu tekad untuk berhasil dan membahagiakan keluarga.

Apa yang menyebabkan Anda begitu tertarik untuk mendalami matematika?
Sejak SD saya suka mengamati bagaimana angka-angka bisa dimainkan dengan operasi-operasi yang saling berhubungan. Di SMP saya mulai menyadari bahwa dasar dari fenomena alam di sekitar kita bisa dirumuskan melalui matematika. Ketika sesuatu sudah dituliskan ke dalam persamaan dan rumus, sesuatu itu menjadi berada di tangan kita yang bisa kita main-mainkan. Tapi pencerahan saya yang sebenarnya terjadi di ITB ketika mengikuti ceramah agama yang disampaikan dosen astronomi Pak Mudji Raharto. Beliau salah seorang astronom yang sampai saat ini selalu menjadi rujukan dalam penentuan awal dan akhir bulan Ramadhan. Ada satu bagian dari ceramahnya yang membuat saya terpana bahwa alam semesta ini juga bisa dirumuskan dalam formulasi matematika. Saat itu saya berkata dalam hati, Tuhan pasti ahli matematika! Sejak itu pula saya melihat dunia ini seperti tersusun dari angka-angka. Mungkin seperti film The Matrix.

Tetapi mengapa bagi sebagian besar siswa Indonesia, matematika jauh dari pengalaman yang menyenangkan seperti yang Anda alami?
Matematika menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mayoritas siswa Indonesia karena pesan dari matematika itu sering tidak sampai. Jika kita belajar matematika sebagai sebuah hapalan, maka matematika menjadi tidak seksi lagi. Mempelajarinya menjadi sesuatu yang memberatkan. Tapi jika kita tahu bahwa yang dipelajari itu adalah, dan tidak lebih dari, PERUMUMAN dari masalah sehari-hari yang sudah kita kenal, maka matematika akan menjadi sangat menyenangkan. Di Indonesia ada beberapa matematikawan yang menguasai betul bagaimana membuat matematika menjadi menarik, misalnya almarhum Profesor Andi Hakim Nasution yang dulu rutin mengisi kolom di harian Republika dan almarhum Profesor Ahmad Arifin dari ITB.

Anda dikenal juga punya minat yang besar dalam sastra. Misalnya dengan menulis kata pengantar novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy yang kini merupakan film terlaris di tanah air dari jumlah penonton. Puisi-puisi Anda muncul di banyak antologi bersama. Bagaimana relasi antara matematika dan sastra ini berkelindan dalam kehidupan Anda?
Sebetulnya saya kenal Ustad Abik (nama panggilan Habiburrahman El-Shirazy red) lewat internet. Saya waktu itu di Belanda, beliau di Mesir. Kami bertemu di pesantrenvirtual. com. Dari situ sering berdiskusi sastra. Menurut saya hubungan matematika dengan sastra sangat dekat. Untuk bisa menikmati keindahan matematika, tidak hanya diperlukan logika, tapi juga perasaan, seperti halnya seni. Einstein mengatakan, "Pure mathematics is, in its way, the poetry of logical ideas."

Jadi seorang matematikawan pada dasarnya seorang penyair?
Kurang lebih. Dan itu bukan cuma pendapat Einstein. Sofia Kovalevskaya, wanita pertama yang mendapat pendidikan formal PhD di Eropa yang terkenal dengan teorema Cauchy-Kovalevsky, juga seorang penyair. Dia bilang, It is impossible to be a mathematician without being a poet in soul. Karl Weierstrass, peletak dasar analisis matematika modern yang juga mentor Sofia, membenarkan ungkapan muridnya dan menambahkan, "It is true that a mathematician who is not also something of a poet will never be a perfect mathematician. " Kalau kita percaya dengan ucapan Wierstrass ini, maka saya paling tidak penggemar sastra, karena belum bisa disebut sastrawan (tertawa).

Contoh-contoh yang Anda sebut itu dalam konteks apresiasi, bukan? Bagaimana dalam konteks kreasi atau penciptaan karya sastra?
Saya kira contohnya juga banyak. Bahkan Hadiah Nobel di bidang sastra pun ada matematikawan yang memenangkannya. Tahun 1904, Hadiah Nobel untuk sastra diberikan kepada dramawan dan matematikawan spanyol José Echegaray. Tahun 1950, Nobel sastra juga diberikan kepada seorang matematikawan, Bertrand Russell. Dua orang ini disebut matematikawan karena mereka memang profesor matematika. Saya mendengar rumor bahwa pada 1999 seorang matematikawan, associate professor di University of New Mexico, Gallup, juga sempat dinominasikan sebagai kandidat penerima hadiah Nobel sastra.

Apakah relasi yang akrab antara matematika dan sastra itu juga terlihat di dunia Islam?
Ada, misalnya Omar Khayyam yang terkenal dengan Rubaiyyat-nya itu. Selain sebagai penyair, Omar Khayyam juga terkenal sebagai ahli matematika geometri yang mengkoreksi postulat Euclid. Dan saya kira tema-tema seperti ini harus sering diperbincangkan.

Mengapa?
Saya lihat dunia anak muda di Indonesia terlalu banyak dijejali dengan tayangan infotainment, seakan-akan menjadi artis adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh agar bisa sukses dan terkenal. Ditambah dengan program-program pencari bakat yang menawarkan ketenaran instan yang tanpa disadari sering kali menipu. Padahal dunia sains juga menawarkan gaya selebritisnya sendiri. Misalnya setelah buku Sylvia Nasar A Beautiful Mind terbit, publik jadi mengidolakan matematikawan John Nash Jr. (A Beautiful Mind sudah difilmkan dengan judul sama, dibintangi oleh aktor Russell Crowe sebagai John Nash Jr. -- red). Bahan-bahan seperti ini cukup banyak. Saya sendiri terinspirasi untuk menulis polemik antara Sylvia Nasar dengan Prof. Shing-Tung Yau, salah seorang jenius matematika saat ini yang juga aktif menulis puisi-puisi Cina. Konflik mereka sangat menarik di dunia matematika, tak kalah hebohnya dengan kisruh Maia-Dhani di televisi Indonesia (tertawa).

Seperti apa sih kalau selebritis matematika berseteru?
Konflik mereka dimulai ketika Nasar menulis artikel di The New Yorker yang menuduh Shing-Tung Yau hendak mencuri kredit atas usaha Grigori Perelman yang berhasil memecahkan satu dari Millenium Prize Problems, yang untuk satu solusi dari masing-masing problem berhadiah 1 juta dolar. Dari sini cerita yang menggemparkan dunia permatematikaan internasional ini bergulir. Kisah ini menurut saya menarik untuk dibaca anak-anak muda di Indonesia, selain buku-buku matematika populer yang ditulis oleh mendiang Prof. Hans Wospakrik. Intinya agar generasi muda kita tahu bahwa pengertian idola dan selebritis itu bukan hanya dari kalangan artis.

Jadi Anda mengharapkan ada semacam kebangkitan nasional, dari generasi muda khususnya, dalam memaknai masa depan?
Ketika kuliah di Bandung, saya melihat kebangkitan nasional itu hanya motto belaka bagi kawan-kawan yang berasal dari kalangan berada. Dan tidak mungkin perubahan besar yang diharapkan dari kebangkitan nasional itu akan muncul jika hanya dihasilkan oleh kesadaran yang muncul setahun sekali. Menurut saya kebangkitan nasional harus dilakukan setiap hari, yaitu bangkit untuk bisa bermanfaat bagi orang banyak minimal orang-orang yang bisa saya jangkau dengan kedua tangan saya, dengan membuat mereka bermanfaat pula bagi orang-orang di sekitar mereka. Dengan saling menularkan kebangkitan seperti ini saya kira arti kebangkitan nasional itu baru menemukan maknanya.

Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia matematika di Indonesia sekarang?
Profesor Achmad Arifin pernah bilang, Matematikawan, khususnya aljabar, Indonesia masih berada pada taraf memahami pekerjaan orang lain, belum pada tahap mengembangkan. Saya kira pendapat ini benar. Lihatlah bagaimana guru besar yang seharusnya menjadi ujung tombak dan tolok ukur kualitas penelitian justru seringkali minim kontribusinya di jurnal-jurnal internasional. Namun sebagai orang yang sejak lulus S1 sampai saat ini belum pernah tinggal di Indonesia, saya merasa tidak punya hak lebih untuk memberikan saran. Mesti begitu saya tahu pasti ada banyak dosen dan periset di Indonesia yang terus memegang idealismenya. Mereka orang-orang yang sangat militan di tengah segala keterbatasan dalam melakukan penelitian. Pemerintah dan media massa harus membantu mereka.

Ada kisah-kisah yang lucu sebagai dosen matematika di luar negeri?
Aksen bahasa Inggris di Nottingham ini kan berbeda dengan di Massachussetts, jadi saya harus beradaptasi lagi ketika mengajar. Nah, kadang-kadang begitu ada mahasiswa saya yang bertanya, saya masih belum menangkap inti pertanyaannya, jadi saya bilang, coba ulangi lagi? Eh, mereka bilang nggak jadi. Mungkin mereka pikir dosennya ini ngetes apakah apakah mereka yakin dengan pertanyaan sendiri atau tidak (tertawa)

* * *

Nama: Hadi Susanto
Tanggal lahir: Lumajang, 27 Januari 1979
Istri: dr. Nurismawati Maghfira

Pekerjaan:
Dosen Matematika di University of Nottingham, Inggris.

Pendidikan:

Msc dan PhD dari Twente Universiteit, Belanda.

Sarjana Matematika ITB, Bandung.

Penghargaan:

Ganesa Prize (Mahasiswa Terbaik ITB) 2000.

Karya Sastra:

Puisi
Graffiti Gratitude (YMS/Angkasa Bandung, 2001)
Les Cyberletters: antologi puisi cyberpunk (YMS, 2005)
Dian Sastro for President #3 (On/Off Book & Insist Press, 2005)

Cerpen
Merah di Jenin (FBA Press, 2002)
Jika Cinta (Senayan Abadi, 2004)
Dari Negeri Asing (Syaamil, 2001)
Graffiti Imaji (YMS, 2002)

Esai
Cyber Graffiti (YMS/Angkasa Bandung, 2002) dan Cyber Graffiti: edisi revisi (Jendela, 2004)

Karya ilmiah:
http://www.maths. nottingham. ac.uk/personal/ hs/

(Sumber: Koran Tempo, 18 Mei 2008)

minds are like parachutes. they work best when open.

Indarta Aji <indarta_aji@yahoo.co.id> wrote:
kalau uang SPP di itb tahun 2008 ini sekitar 2.5 juta.....
totalnya uang masuk ditambah SPP 3.5 juta..... dan uang pembangunan bisa 0 rupiah tanpa ada syarat apapun...

Jumlah beasiswa di ITB jauh lebih banyak daripada mahasiswa yang berhak mendapatkan beasiswa...
jadi tidak usah khawatir....
Bahkan ada teman saya yang tidak pernah membaya SPP sejak mester 1 hingga sekarang semester 6 karena mendapatkan beasiswa. jadi waktu pertama kali masuk ITB cuma bayar sekitar (500 ribu untuk uang almamater, baju olah raga dan lain-lain) tapi untuk tahun 2008 kalau tidak salah 1 juta...

Beasiswa dibagi menjadi beasiswa berprestasi dan ekonomi...selain itu juga ada beasiswa dari perusahaan asing yang jumlahny a bisa jutaan/bulan
untuk berprestasi dan perusahaan biasanya IPK diatas 3, untuk ekonomi cukup gaji orang tua dibawah 3 juta rupiah/ bulan dan IPK minimal 2.4, kalau mahasiswa baru pakainya bukan IPK. tapi nilai UAN (nggak butuh tinggi-tinggi amat).

Kalau mau lebih jelas hubungi saya lewat email secara pribadi saja.

----- Pesan Asli ----
Dari: refki_ing9 <refki_ing9@yahoo.com>
Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Minggu, 18 Mei, 2008 17:23:19
Topik: [FISIKA] tentang uang semester itb

nama saya refki mau nanya aku baru tamat sma n ingin masuk itb but
saya mau nanya uang semester di itb n mau nanya ada ga' beasiswa bagi
calon mahasiswa n klu ada gimana cara mendapatkannya tanksya

---------------------------------
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.



6b.

OOT (Ampun deh ^_^) Re: Bls: [FISIKA] tentang uang semester itb

Posted by: "e.physica" e.physica@yahoo.com   e.physica

Wed May 21, 2008 11:57 pm (PDT)

Wah lucu nih...
Mas Kamil, siapa yang Anda ceritakan sebenarnya ada sebagai anggota
milis ini, bahkan beliau mengirim pesan dengan topik yang sama (uang
semester ITB) tepat satu pesan sebelum Anda mengirim pesan. Luar biasa
beliau itu (Halo Mas Hadi, jgn sembunyi mulu dong :p)...
Benar-benar Matematikawan-Fisikawan yang rendah hati. Calon idola ini
ternyata ada dekat sekali dengan kita (di dunia maya)
Mungkin nanti kalau beliau pulang ke Indonesia akan menjadi Jorga
Ibrahim / Hans Wospakrik selanjutnya.
Keep Fighting tuk Mas Hadi! Ditunggu acara bagi-bagi ilmunya lagi di
milis ini...

Salam.

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, kamil soleh
<thekamilsoleh@...> wrote:
>
> oh iya, kalau saya saran masuk lewat jalur spmb aja (weh, belum
hapal nama yg skrg)..
>
> kalau sudah keterima langsung ke bandung aja.. Nanti ketika
mendaftar tinggal cari informasi beasiswa di sini. Insya Allah mudah
mendapatkan beasiswa kok. So, jangan khawatir masuk sini. Ini saya
lampirkan cerita salah seorang alumni ITB yg bisa sukses baik ketika
kuliah, ataupun setelah kuliah.. Walaupun harus hidup dari beasiswa..
>
> Salam
> Kamil
>
> Hadi Susanto
> KEBANGKITAN NASIONAL HARUS DILAKUKAN SETIAP HARI
>
>
> Tak banyak yang mengenal nama ini: Hadi Susanto. Ia tak beredar di
tanah air sejak awal milenium baru, hampir sepertiga dari umurnya yang
baru 29 tahun. Apalagi untuk mendengar reputasinya sebagai salah
seorang matematikawan muda yang sedang memahatkan nama di jajaran
legenda pakar matematika dunia.
>
> Bahkan para pembaca novel superlaris Ayat-Ayat Cinta karya
Habiburrahman El-Shirazy pun tak akan menduga bahwa Hadi Susanto yang
menulis kata pengantar menarik di novel itu adalah Hadi Susanto yang
di umur 27 tahun meraih gelar doktor matematika dari Universiteit
Twente, Belanda, dan kini mengajar di Nottingham, Inggris.
>
> Lahir di sebuah desa kecil di kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Hadi
mencecap pendidikan di SDN Kunir Lor 1, SMPN Kunir, dan SMAN 2
Lumajang. Saat di bangku SD, ia selalu terpilih sebagai wakil sekolah
dalam lomba cerdas cermat di tingkat kabupaten. Tapi begitu bertanding
nilainya hampir selalu nol. Saya selalu grogi melihat anak dari
sekolah lain yang selalu tampak keren dan bergaya, katanya.
>
> Kini dunia berbalik. Banyak yang grogi melihat prestasi mahasiswa
terbaik ITB tahun 2000 yang juga aktif berkiprah di dunia sastra. It
is impossible to be a mathematician without being a poet in soul
ungkapnya mengutip Sofia Vasilyevna Kovalevskaya (1850-1891),
matematikawan- cum-penyair Rusia perumus teorema Cauchy-Kovalevsky.
> Saat dikontak harian ini sebagai calon tamu berkaitan dengan Hari
Kebangkitan Nasional, awalnya Hadi menolak. Saya membaca wawancara
Koran Tempo dengan Pak Anies Baswedan (rektor Universitas Paramadina
red) lewat kiriman e-mail seorang teman. Saya tak sebanding dengan Pak
Anies untuk menjadi Tamu, katanya dengan suara lembut di ujung saluran
telepon internasional.
>
> Akhirnya, Kamis (15 Mei) lalu, calon ayah yang sedang menunggu
kelahiran anak pertamanya pada Juli depan ini bersedia juga
diwawancarai wartawan Tempo Akmal Nasery Basral, setelah
berkorespondensi lewat surat elektronik dalam beberapa kesempatan
sebelumnya.
>
> Mengapa menurut matematikawan muda yang 26 karya ilmiahnya sudah
muncul di sejumlah jurnal internasional itu kebangkitan nasional tak
akan terjadi jika hanya muncul dari perayaan yang timbul setahun
sekali? Petikannya:
>
>
> Anda menyelesaikan kuliah dalam tiga tahun dan terpilih sebagai
Mahasiswa Terbaik ITB tahun 2000. Bagaimana ceritanya?
> Sebetulnya masa kuliah saya hampir 4 tahun. Yang kuliah saja memang
3 tahun, tapi memasuki tahun keempat saya mendapat kesempatan
mengunjungi Belanda selama 8 bulan untuk mengerjakan TA (tugas akhir
red) di Universiteit Twente (UT). Begitu diwisuda, saya diumumkan
terpilih sebagai penerima Ganesa Prize, Mahasiswa Berprestasi Utama
ITB, dengan hadiah mengunjungi Belanda lagi selama 3 bulan. Oleh UT
saya ditawari melanjutkan kuliah di sana. Maka mulai Agustus 2001 saya
mengambil program kombinasi Msc/PhD untuk periode 4 tahun.
>
> Tapi selesai PhD Anda tidak kembali ke Indonesia. Mengapa?
> Selesai dari Twente saya melanjutkan studi postdoctoral di
Massachussetts, Amerika Serikat. Saya mendapat visiting assistant
professorship selama tiga tahun di University of Massachussetts
(UMass), Amherst. Kewajiban saya mengajar dua kelas per semester
selain tugas melakukan riset. Menjelang selesai di UMass, saya
kirimkan sejumlah aplikasi ke universitas di Amerika Serikat dan
Eropa. Akhirnya sejak Januari 2008 saya menjadi dosen di University of
Nottingham, Inggris. Mengapa saya tidak segera kembali ke Indonesia,
karena saya ingin memperdalam dulu bidang ini. Apalagi sekarang istri
saya sudah di sini. Juli mendatang, insya Allah anak pertama kami lahir.
>
>
> Anda terlihat begitu mudah meniti karir. Berpindah-pindah dari
Belanda, Amerika Serikat, Inggris, sebagai doktor matematika padahal
usia Anda belum lagi 30 tahun. Apakah semua ini memang semudah yang
terlihat?
> Tidak. Dua tahun pertama saya kuliah di ITB, kondisi saya sulit
sekali. Saya tak bisa hidup hanya dari beasiswa, harus kerja juga.
Uang kerja dan beasiswa yang saya dapatkan dibagi tiga: untuk
kebutuhan saya di Bandung, keperluan orang tua di Lumajang, dan biaya
kuliah adik. Tiap Sabtu-Minggu saya keliling hotel dan gedung resepsi
di Bandung bermodal pakaian rapi. Tanpa tahu siapa yang punya hajat,
saya masuk saja ke pesta orang-orang kaya, yang penting bisa makan.
Pernah juga setelah libur lebaran, ketika kembali ke Bandung saya tak
punya cukup uang untuk membeli karcis kereta ekonomi. Akhirnya saya
naik kereta barang, duduk di lantai gerbong bersama sekitar 100-an
orang. Perjalanan sekitar 12 jam itu berlangsung malam hari, dan tanpa
lampu di gerbong saya. Gelap sekali. Mungkin kalau dituliskan bisa
jadi Laskar Pelangi (judul novel karya Andrea Hirata red) versi Orang
Jawa. (tertawa kecil). Itu beberapa contoh besar, kalau penderitaan
lainnya banyak sekali.
>
>
> Bagaimana Anda melewati masa-masa sulit itu untuk bersinar di ITB?
> Berkat dukungan dan doa banyak orang. Ketika Dosen Kuliah Agama
Islam saya, Ustad Asep Zaenal Ausof akan berangkat umroh, saya datangi
dia dan minta didoakan khusus. Saat itu kehidupan saya sedang di bawah
sekali. Usaha orang tua saya yang berjualan kain dan baju di pasar
bangkrut total. Kami terjebak rentenir, sehingga harus jual sawah, dan
akhirnya satu-satunya rumah yang kami punya persis menjelang saya
lulus SMA. Begitu lulus SMA, saya sudah memutuskan untuk tidak kuliah.
Tapi keluarga saya, terutama ibu, tidak setuju. Saya harus terus
kuliah. Alhamdulillah saya lulus UMPTN dan diterima di ITB. Tapi untuk
membayar uang masuk yang beberapa ratus ribu saja kami tak mampu,
akhirnya saya putuskan lagi untuk tidak mendaftar. Tapi ibu saya
berjuang terus sampai detik terakhir. Akhirnya ketika saya bisa
berangkat ke Bandung, dalam hati saya cuma ada satu tekad untuk
berhasil dan membahagiakan keluarga.
>
>
> Apa yang menyebabkan Anda begitu tertarik untuk mendalami matematika?
> Sejak SD saya suka mengamati bagaimana angka-angka bisa dimainkan
dengan operasi-operasi yang saling berhubungan. Di SMP saya mulai
menyadari bahwa dasar dari fenomena alam di sekitar kita bisa
dirumuskan melalui matematika. Ketika sesuatu sudah dituliskan ke
dalam persamaan dan rumus, sesuatu itu menjadi berada di tangan kita
yang bisa kita main-mainkan. Tapi pencerahan saya yang sebenarnya
terjadi di ITB ketika mengikuti ceramah agama yang disampaikan dosen
astronomi Pak Mudji Raharto. Beliau salah seorang astronom yang sampai
saat ini selalu menjadi rujukan dalam penentuan awal dan akhir bulan
Ramadhan. Ada satu bagian dari ceramahnya yang membuat saya terpana
bahwa alam semesta ini juga bisa dirumuskan dalam formulasi
matematika. Saat itu saya berkata dalam hati, Tuhan pasti ahli
matematika! Sejak itu pula saya melihat dunia ini seperti tersusun
dari angka-angka. Mungkin seperti film The Matrix.
>
> Tetapi mengapa bagi sebagian besar siswa Indonesia, matematika jauh
dari pengalaman yang menyenangkan seperti yang Anda alami?
> Matematika menjadi sesuatu yang menakutkan bagi mayoritas siswa
Indonesia karena pesan dari matematika itu sering tidak sampai. Jika
kita belajar matematika sebagai sebuah hapalan, maka matematika
menjadi tidak seksi lagi. Mempelajarinya menjadi sesuatu yang
memberatkan. Tapi jika kita tahu bahwa yang dipelajari itu adalah, dan
tidak lebih dari, PERUMUMAN dari masalah sehari-hari yang sudah kita
kenal, maka matematika akan menjadi sangat menyenangkan. Di Indonesia
ada beberapa matematikawan yang menguasai betul bagaimana membuat
matematika menjadi menarik, misalnya almarhum Profesor Andi Hakim
Nasution yang dulu rutin mengisi kolom di harian Republika dan
almarhum Profesor Ahmad Arifin dari ITB.
>
> Anda dikenal juga punya minat yang besar dalam sastra. Misalnya
dengan menulis kata pengantar novel Ayat-Ayat Cinta karya
Habiburrahman El-Shirazy yang kini merupakan film terlaris di tanah
air dari jumlah penonton. Puisi-puisi Anda muncul di banyak antologi
bersama. Bagaimana relasi antara matematika dan sastra ini berkelindan
dalam kehidupan Anda?
> Sebetulnya saya kenal Ustad Abik (nama panggilan Habiburrahman
El-Shirazy red) lewat internet. Saya waktu itu di Belanda, beliau di
Mesir. Kami bertemu di pesantrenvirtual. com. Dari situ sering
berdiskusi sastra. Menurut saya hubungan matematika dengan sastra
sangat dekat. Untuk bisa menikmati keindahan matematika, tidak hanya
diperlukan logika, tapi juga perasaan, seperti halnya seni. Einstein
mengatakan, "Pure mathematics is, in its way, the poetry of logical
ideas."
>
>
> Jadi seorang matematikawan pada dasarnya seorang penyair?
> Kurang lebih. Dan itu bukan cuma pendapat Einstein. Sofia
Kovalevskaya, wanita pertama yang mendapat pendidikan formal PhD di
Eropa yang terkenal dengan teorema Cauchy-Kovalevsky, juga seorang
penyair. Dia bilang, It is impossible to be a mathematician without
being a poet in soul. Karl Weierstrass, peletak dasar analisis
matematika modern yang juga mentor Sofia, membenarkan ungkapan
muridnya dan menambahkan, "It is true that a mathematician who is not
also something of a poet will never be a perfect mathematician. "
Kalau kita percaya dengan ucapan Wierstrass ini, maka saya paling
tidak penggemar sastra, karena belum bisa disebut sastrawan (tertawa).
>
> Contoh-contoh yang Anda sebut itu dalam konteks apresiasi, bukan?
Bagaimana dalam konteks kreasi atau penciptaan karya sastra?
> Saya kira contohnya juga banyak. Bahkan Hadiah Nobel di bidang
sastra pun ada matematikawan yang memenangkannya. Tahun 1904, Hadiah
Nobel untuk sastra diberikan kepada dramawan dan matematikawan spanyol
José Echegaray. Tahun 1950, Nobel sastra juga diberikan kepada
seorang matematikawan, Bertrand Russell. Dua orang ini disebut
matematikawan karena mereka memang profesor matematika. Saya mendengar
rumor bahwa pada 1999 seorang matematikawan, associate professor di
University of New Mexico, Gallup, juga sempat dinominasikan sebagai
kandidat penerima hadiah Nobel sastra.
>
> Apakah relasi yang akrab antara matematika dan sastra itu juga
terlihat di dunia Islam?
> Ada, misalnya Omar Khayyam yang terkenal dengan Rubaiyyat-nya itu.
Selain sebagai penyair, Omar Khayyam juga terkenal sebagai ahli
matematika geometri yang mengkoreksi postulat Euclid. Dan saya kira
tema-tema seperti ini harus sering diperbincangkan.
>
> Mengapa?
> Saya lihat dunia anak muda di Indonesia terlalu banyak dijejali
dengan tayangan infotainment, seakan-akan menjadi artis adalah
satu-satunya jalan yang harus ditempuh agar bisa sukses dan terkenal.
Ditambah dengan program-program pencari bakat yang menawarkan
ketenaran instan yang tanpa disadari sering kali menipu. Padahal dunia
sains juga menawarkan gaya selebritisnya sendiri. Misalnya setelah
buku Sylvia Nasar A Beautiful Mind terbit, publik jadi mengidolakan
matematikawan John Nash Jr. (A Beautiful Mind sudah difilmkan dengan
judul sama, dibintangi oleh aktor Russell Crowe sebagai John Nash Jr.
-- red). Bahan-bahan seperti ini cukup banyak. Saya sendiri
terinspirasi untuk menulis polemik antara Sylvia Nasar dengan Prof.
Shing-Tung Yau, salah seorang jenius matematika saat ini yang juga
aktif menulis puisi-puisi Cina. Konflik mereka sangat menarik di dunia
matematika, tak kalah hebohnya dengan kisruh Maia-Dhani di televisi
Indonesia (tertawa).
>
> Seperti apa sih kalau selebritis matematika berseteru?
> Konflik mereka dimulai ketika Nasar menulis artikel di The New
Yorker yang menuduh Shing-Tung Yau hendak mencuri kredit atas usaha
Grigori Perelman yang berhasil memecahkan satu dari Millenium Prize
Problems, yang untuk satu solusi dari masing-masing problem berhadiah
1 juta dolar. Dari sini cerita yang menggemparkan dunia
permatematikaan internasional ini bergulir. Kisah ini menurut saya
menarik untuk dibaca anak-anak muda di Indonesia, selain buku-buku
matematika populer yang ditulis oleh mendiang Prof. Hans Wospakrik.
Intinya agar generasi muda kita tahu bahwa pengertian idola dan
selebritis itu bukan hanya dari kalangan artis.
>
> Jadi Anda mengharapkan ada semacam kebangkitan nasional, dari
generasi muda khususnya, dalam memaknai masa depan?
> Ketika kuliah di Bandung, saya melihat kebangkitan nasional itu
hanya motto belaka bagi kawan-kawan yang berasal dari kalangan berada.
Dan tidak mungkin perubahan besar yang diharapkan dari kebangkitan
nasional itu akan muncul jika hanya dihasilkan oleh kesadaran yang
muncul setahun sekali. Menurut saya kebangkitan nasional harus
dilakukan setiap hari, yaitu bangkit untuk bisa bermanfaat bagi orang
banyak minimal orang-orang yang bisa saya jangkau dengan kedua tangan
saya, dengan membuat mereka bermanfaat pula bagi orang-orang di
sekitar mereka. Dengan saling menularkan kebangkitan seperti ini saya
kira arti kebangkitan nasional itu baru menemukan maknanya.
>
>
> Bagaimana Anda melihat perkembangan dunia matematika di Indonesia
sekarang?
> Profesor Achmad Arifin pernah bilang, Matematikawan, khususnya
aljabar, Indonesia masih berada pada taraf memahami pekerjaan orang
lain, belum pada tahap mengembangkan. Saya kira pendapat ini benar.
Lihatlah bagaimana guru besar yang seharusnya menjadi ujung tombak dan
tolok ukur kualitas penelitian justru seringkali minim kontribusinya
di jurnal-jurnal internasional. Namun sebagai orang yang sejak lulus
S1 sampai saat ini belum pernah tinggal di Indonesia, saya merasa
tidak punya hak lebih untuk memberikan saran. Mesti begitu saya tahu
pasti ada banyak dosen dan periset di Indonesia yang terus memegang
idealismenya. Mereka orang-orang yang sangat militan di tengah segala
keterbatasan dalam melakukan penelitian. Pemerintah dan media massa
harus membantu mereka.
>
> Ada kisah-kisah yang lucu sebagai dosen matematika di luar negeri?
> Aksen bahasa Inggris di Nottingham ini kan berbeda dengan di
Massachussetts, jadi saya harus beradaptasi lagi ketika mengajar. Nah,
kadang-kadang begitu ada mahasiswa saya yang bertanya, saya masih
belum menangkap inti pertanyaannya, jadi saya bilang, coba ulangi
lagi? Eh, mereka bilang nggak jadi. Mungkin mereka pikir dosennya ini
ngetes apakah apakah mereka yakin dengan pertanyaan sendiri atau tidak
(tertawa)
>
>
>
>
> * * *
>
>
> Nama: Hadi Susanto
> Tanggal lahir: Lumajang, 27 Januari 1979
> Istri: dr. Nurismawati Maghfira
>
>
> Pekerjaan:
> Dosen Matematika di University of Nottingham, Inggris.
>
>
> Pendidikan:
>
> Msc dan PhD dari Twente Universiteit, Belanda.
>
> Sarjana Matematika ITB, Bandung.
>
>
>
> Penghargaan:
>
> Ganesa Prize (Mahasiswa Terbaik ITB) 2000.
>
>
>
> Karya Sastra:
>
>
> Puisi
> Graffiti Gratitude (YMS/Angkasa Bandung, 2001)
> Les Cyberletters: antologi puisi cyberpunk (YMS, 2005)
> Dian Sastro for President #3 (On/Off Book & Insist Press, 2005)
>
>
> Cerpen
> Merah di Jenin (FBA Press, 2002)
> Jika Cinta (Senayan Abadi, 2004)
> Dari Negeri Asing (Syaamil, 2001)
> Graffiti Imaji (YMS, 2002)
>
>
> Esai
> Cyber Graffiti (YMS/Angkasa Bandung, 2002) dan Cyber Graffiti: edisi
revisi (Jendela, 2004)
>
>
> Karya ilmiah:
> http://www.maths. nottingham. ac.uk/personal/ hs/
>
>
>
>
> (Sumber: Koran Tempo, 18 Mei 2008)
>
> minds are like parachutes. they work best when open.
>
>
> Indarta Aji <indarta_aji@...> wrote:
> kalau uang SPP di itb tahun 2008 ini sekitar 2.5 juta.....
> totalnya uang masuk ditambah SPP 3.5 juta..... dan uang pembangunan
bisa 0 rupiah tanpa ada syarat apapun...
>
> Jumlah beasiswa di ITB jauh lebih banyak daripada mahasiswa yang
berhak mendapatkan beasiswa...
> jadi tidak usah khawatir....
> Bahkan ada teman saya yang tidak pernah membaya SPP sejak mester 1
hingga sekarang semester 6 karena mendapatkan beasiswa. jadi waktu
pertama kali masuk ITB cuma bayar sekitar (500 ribu untuk uang
almamater, baju olah raga dan lain-lain) tapi untuk tahun 2008 kalau
tidak salah 1 juta...
>
> Beasiswa dibagi menjadi beasiswa berprestasi dan ekonomi...selain
itu juga ada beasiswa dari perusahaan asing yang jumlahny a bisa
jutaan/bulan
> untuk berprestasi dan perusahaan biasanya IPK diatas 3, untuk
ekonomi cukup gaji orang tua dibawah 3 juta rupiah/ bulan dan IPK
minimal 2.4, kalau mahasiswa baru pakainya bukan IPK. tapi nilai UAN
(nggak butuh tinggi-tinggi amat).
>
> Kalau mau lebih jelas hubungi saya lewat email secara pribadi saja.
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: refki_ing9 <refki_ing9@...>
> Kepada: fisika_indonesia@yahoogroups.com
> Terkirim: Minggu, 18 Mei, 2008 17:23:19
> Topik: [FISIKA] tentang uang semester itb
>
> nama saya refki mau nanya aku baru tamat sma n ingin masuk itb but
> saya mau nanya uang semester di itb n mau nanya ada ga' beasiswa bagi
> calon mahasiswa n klu ada gimana cara mendapatkannya tanksya
>
>
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download
sekarang juga.
>

7.

Saya mau tanya mengenai teori medan kuantum..

Posted by: "tiger_land_62" tiger_land_62@yahoo.com   tiger_land_62

Wed May 21, 2008 11:57 pm (PDT)

Dalam solusi persamaan medan kuantum relativistik diselesaikan dengan
menggunakan metode fourier dalam referensi ada dua versi..
Versi yang pertama normalisasinya Akar dari 2phi
Sedang Versi lain normalisasinya 2 phi (tanpa akar)
Dalam menghitung normalisasi kenapa ada dua versi?apa dua-duanya benar??

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Find Balance

on Yahoo! Groups

manage nutrition,

activity & well-being.

Popular Y! Groups

Is your group one?

Check it out and

see.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: