Senin, 30 Juni 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2077

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (13 Messages)

Messages

1a.

Re: Gatal

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Mon Jun 30, 2008 12:59 am (PDT)

Duuuh, mbake
sabar yah
semoga Allah memberimu kesabaran yang
berlebih daripada sebelumnya
semoga itu hanya sementara saja
dan cepet sembuh

amiiin

In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, INDARWATI HARSONO
<patisayang@...> wrote:

> Gatal

> Aku akhirnya menyerah. Setelah tak mampu mencoba memejamkan
> mata, aku memilih bangkit juga. Gatal di sekujur tubuh ini terasa
amat menyiksa
> dan menggoda untuk digaruk. Aku putuskan untuk mengalihkan
perhatian, lalu
> menyibukkan jemariku dengan mengetikan isi kepala.

1b.

Re: Gatal

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Mon Jun 30, 2008 3:52 am (PDT)

Duh Mbak

Semoga cepet sembuh ya....kayaknya makanannya diperhatiin betul deh mba.

Wassalam
asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, INDARWATI HARSONO
<patisayang@...> wrote:
>
>
>
> Gatal
>
>
>
> Aku akhirnya menyerah. Setelah tak mampu mencoba memejamkan
> mata, aku memilih bangkit juga. Gatal di sekujur tubuh ini terasa
amat menyiksa
> dan menggoda untuk digaruk. Aku putuskan untuk mengalihkan
perhatian, lalu
> menyibukkan jemariku dengan mengetikan isi kepala.
>
>
>
> Dua malam sudah aku nyaris tak bisa tidur dibuatnya. Gatal
> yang lebih sering datang malam ini mulai kurasa ketika kehamilanku
menginjak
> trimester ketiga. Pemicu awalnya waktu itu kukira kepiting asam
manis. Masih
> belum ngeh betul dengan si pemicu alergi, aku mengulangnya beberapa hari
> kemudian dengan ikan tengiri. Lalu menyusul pula ikan lele.
>
>
>
> Siksaannya, jangan ditanya. Sukses tak bisa tidur semalaman
> karena gatal. Parahnya, aku tak berani mengambil resiko minum obat
karena
> tengah hamil tua. Dokter langganan pun tak berani meresepkan apa-apa.
>
>
>
> Setelah si kecil lahir, kupikir segala macam keluhan dan
> ketidaktahanan yang mungkin disebabkan oleh hormon kehamilan itu sirna.
> Nyatanya, dia tetep keukeh mengikutiku. Bahkan kubis dan kembang kol
yang
> dulunya `baik-baik' saja masuk ke tubuhku tetap keukeh bikin aku batuk
> semalaman. Meski si kecil sudah kulahirkan. Aku jadi berfikir,
memang hormon
> orang menyusui masih sama dengan orang hamil? Atau pertahanan
tubuhku saja yang
> sudah terekontruksi?
>
>
>
> Menghindari kubis, kembang kol, serta ikan laut sudah jadi
> agenda tetapku sekarang (meski berat lantaran dua hal itu paling
kusuka).
> Hanya, rupanya aku masih termasuk orang yang suka coba-coba. Maka
kembalilah
> gatal itu menyerang hanya lantaran incip tiga (tiga saja!) biji cumi
kering
> dimasak cabe hijau yang kubeli buat suamiku.
>
>
>
> Merasa siangnya fine saja, aku tak memprioritaskan beli obat
> anti alergi yang disarankan Sya-sya (thanks
> Say!) yang aman buat ibu menyusui hari ini. Apalagi agenda membawa
si kecil
> imunisasi ke dokter dan `bermain' bersama kakaknya—agar dia tetap
merasa jadi
> sahabat mama--lebih utama. Akibatnya, kembalilah gatal itu mendera
sekujur
> tubuhku. Masih untung dia tak menyerang mata kanan atau kiri lagi.
Bekas bentol
> di kelopak mata kiriku masih jelas terlihat. Jadinya seperti orang
pece (Jw).
>
>
>
> Malam sebelumnya, atas saran suami, aku minum minuman
> nutrisi yang produk dari Malaysia
> yang kabarnya jika dikonsumsi secara teratur bikin kesehatan terjaga.
> Alhamdulillah, aku bisa memejamkan mata meski hanya satu jam
setelahnya. Efek
> lanjutannya, tiba-tiba saja batuk hebat menggantikan si gatal. Entah
dari mana,
> dahak seolah menyesak di tenggorokan. Jadilah aku bolak-balik bangun
ke kamar
> mandi. Ujung-ujungnya, tak bisa tidur lagi. Hehe… Kata temanku yang
dokter, itu
> karena proses detoksifikasi racunnya, dibuang melalui dahak tersebut.
>
>
>
> Malam ini, jurus ampuh semalam kucoba lagi. Sayangnya, si
> nutritional drink tadi belum atau tak lagi mampu bekerja seperti malam
> sebelumnya. Gatal tak berkurang, batuk tak datang. Maka, wahai jiwa yang
> tenang, yang mampu lelap di tengah malam, yang tersesat di alam mimpi,
> bersyukurlah kalian. Aku di sini, tengah berdamai dengan godaan
gatal dan
> kesabaran akan kesehatan.
>
>
>
> Yah, setidaknya aku coba melihat sisi positif bahwa kulitku
> `hanya' bentol-bentol. Tak sampai bernanah parah seperti nabi Ayub
dulu. Pun,
> insyaAllah takkan berlangsung lama. Siapa tahu juga, sakit ini untuk
mengurangi
> dosa-dosaku yang lebih tak terhitung lagi. Amin. Lihat sisi positif
lainnya,
> mungkin ini sebagai jalan bagiku untuk menjadi seorang vegetarian. Atau
> setidaknya tak terlalu suka—kini tak bisa--mengonsumsi makanan
berkolesterol
> tinggi seperti udang. Yah, setidaknya ini menuntunku untuk lebih
menjaga nikmat
> tubuh, nikmat sehat, dengan tak makan menuruti selera saja.
>
>
>
> Tanah Baru, Ahad,
> 29/06/08 00.58http://lembarkertas.multiply.com
>

2a.

Re: [cerita pendek, deh] Permen Coklat

Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Mon Jun 30, 2008 1:21 am (PDT)

hwahahahaaha, lucuuu banget, maz:D Mauu duuunk, permen coklatnya:D mmm, kalau dibawa pas milad Eska kedua gimana? ^_^ Oiya, belum daftar kaaan?

Salam
Dyah
Salah satu humaz milad Eska

----- Original Message ----
From: heri purwoko <hijaupupus@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 30, 2008 11:29:51 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] [cerita pendek, deh] Permen Coklat

PERMEN COKLAT

Siti memergoki suaminya yang baru pulang dari kerja memasukkan sesuatu sebesar telapak tangannya ke dalam kulkas.

"Mas, apa itu yang kamu masukkan?"

"Bukan apa-apa?"

"Lha itu?"

"Oh, ini."

"Permen coklat, kan?"

"Kok tau?"

"Pasti narkoba!"

"Eh…"

"Saya liat berita di tipi begitu, hati-hati sama suami yang memasukkan
coklat ke dalam kulkas, karena siapa tau itu narkoba. Kalo anak-anak
memakannya, bisa modar. Seenggaknya kejek-kejek dulu barang satu atau
dua hari. Itu kalau makannya satu atau dua potong, gimana kalau satu
bungkus besar kayak gitu?! Kamu kan tau, dua anak kita yang subur-subur
itu kalo makan nggak kira-kira. Kemaren aja jatah kucing diembat juga.
Bilangnya masih laper. Padahal porsi udah aku tambah setengah lebih.
Kalo mereka laper, apa aja bisa disikat. Jangan kamu kacaukan lagi
dengan narkoba, Mas. Pokoknya katakan tidak pada permen coklat!"

Suami Siti melongo. Ia membayangkan dua anaknya yang kejek-kejek makan permen coklat. Ia jadi merinding sendiri.

"Ini kan pesenanmu. Gimana, sih? Kamu sendiri yang ngidam pengen makan
coklat! Katanya bawaan orok. Kalo nggak mau ya sudah, biar aku makan
saja."

"Eh, jangan!"

PS: Siti kalo ngidam pasti jadi pelupa.

***
Parung, 29 Juni 2008

2b.

Re: [cerita pendek, deh] Permen Coklat

Posted by: "heri purwoko" hijaupupus@yahoo.com   hijaupupus

Mon Jun 30, 2008 1:47 am (PDT)

hehe... iya, blmm daftar.... soalnya kemungkinan gak bs ikut jg, ada tugas luar kota...

--- On Mon, 6/30/08, dyah zakiati <adzdzaki@yahoo.com> wrote:
From: dyah zakiati <adzdzaki@yahoo.com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] [cerita pendek, deh] Permen Coklat
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Monday, June 30, 2008, 4:21 AM

hwahahahaaha,
lucuuu banget, maz:D Mauu duuunk, permen coklatnya:D mmm, kalau dibawa
pas milad Eska kedua gimana? ^_^ Oiya, belum daftar kaaan?

Salam
Dyah
Salah satu humaz milad Eska

----- Original Message ----
From: heri purwoko <hijaupupus@yahoo. com>
To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
Sent: Monday, June 30, 2008 11:29:51 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] [cerita pendek, deh] Permen Coklat

PERMEN COKLAT

Siti memergoki suaminya yang baru pulang dari kerja memasukkan sesuatu sebesar telapak tangannya ke dalam kulkas.

"Mas, apa itu yang kamu masukkan?"

"Bukan apa-apa?"

"Lha itu?"

"Oh, ini."

"Permen coklat, kan?"

"Kok tau?"

"Pasti narkoba!"

"Eh…"

"Saya liat berita di tipi begitu, hati-hati sama suami yang memasukkan
coklat ke dalam kulkas, karena siapa tau itu narkoba. Kalo anak-anak
memakannya, bisa modar. Seenggaknya kejek-kejek dulu barang satu atau
dua hari. Itu kalau makannya satu atau dua potong, gimana kalau satu
bungkus besar kayak gitu?! Kamu kan tau, dua anak kita yang subur-subur
itu kalo makan nggak kira-kira. Kemaren aja jatah kucing diembat juga.
Bilangnya masih laper. Padahal porsi udah aku tambah setengah lebih.
Kalo mereka laper, apa aja bisa disikat. Jangan kamu kacaukan lagi
dengan narkoba, Mas. Pokoknya katakan tidak pada permen coklat!"

Suami Siti melongo. Ia membayangkan dua anaknya yang kejek-kejek makan permen coklat. Ia jadi merinding sendiri.

"Ini kan pesenanmu. Gimana, sih? Kamu sendiri yang ngidam pengen makan
coklat! Katanya bawaan orok. Kalo nggak mau ya sudah, biar aku makan
saja."

"Eh, jangan!"

PS: Siti kalo ngidam pasti jadi pelupa.

***

Parung, 29 Juni 2008











3a.

Re: Sajak tentang BANGKIT INDONESIA

Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Mon Jun 30, 2008 1:43 am (PDT)

Kereen. Baiklah.

Mari kita bangkit
dari diri
dari hal yang kecil
dari sekarang

Dan mari sama-sama daftar Ulang Tahun Eska yang kedua di Danau Situgintung, Ahad, 27 Juli 2008 (halah, promo lagi ^_^)

Salam
Dyah
Salah satu Humaz milad Eska

----- Original Message ----
From: duddy indarto <duddyspidey@yahoo.co.id>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Monday, June 30, 2008 2:18:21 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] Sajak tentang BANGKIT INDONESIA

Sajak Tentang Bangkit Indonesia
oleh : Duddy Indarto

Kata Nagabonar :

" Bangkit itu Susah…
Susah melihat orang lain susah
Senang melihat orang lain senang
Bangkit itu Takut…
Takut untuk korupsi
Takut untuk makan yang bukan haknya
Bangkit itu Malu…
Malu menjadi benalu
Malu karena minta melulu
Bangkit itu Marah…
Marah bila martabat bangsa dilecehkan
Bangkit itu Mencuri…
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi
Bangkit itu Tidak ada…
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa
Bangkit itu aku…
Aku untuk Indonesia-ku !! "

Kata Rakyat :

Bangkit itu susah
susah untuk makan
susah untuk menyekolahkan anak
susah untuk bertahan bisa makan dan menyekolahkan anak
Bangkit itu takut
takut untuk korupsi,karena rakyat gak mungkin bisa
takut untuk mencari uang haram di saat uang halal susah didapat
Bangkit itu malu
malu anaknya tidak sekolah
malu karena terpaksa menjadi pengemis jalanan
Bangkit itu marah
marah dengan keadaan hidup yang semakin susah
Bangkit itu mencuri
mencuri dengan mimik memelas untuk satu koin rupiah
Bangkit itu tidak ada
tidak ada rasa takut
tidak ada rasa malu
tidak ada rasa marah
untuk tetap bisa hidup,bisa makan setiap harinya
Bangkit itu aku
aku untuk keluargaku
aku lakukan apapun untuk menghidupi keluargaku
aku harus mampu mencari uang halal untuk anak istriku
Bangkit itu harus hidup dan hidup itu perjuangan
Aku harus berjuang untuk mempertahankan hidup
Hidup adalah perjuangan, disanalah butuh pengorbanan
Aku berkorban untuk terus bekerja tanpa kenal lelah
karena makin beratnya hidup
sejak harga kebutuhan pokok membumbung tinggi

BANGKITLAH INDONESIA !!
UNTUK RAKYATMU YANG SEMAKIN TERHIMPIT
BANGKITLAH INDONESIA !!
UNTUK MENJADI NEGARA YANG DAPAT MENSEJAHTERAKAN RAKYAT
SUDAH 100 TAHUN RAKYATMU MENUNGGU !!!

^^^^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^++++++++ ++++^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^++++ +++++^^^^ ^^^^^^^^^ ^^^^^^^^^ ^^

4a.

Re: 83 Buku dalam Setahun! (Daftar Buku-Buku yang telah Kubaca)

Posted by: "Nurhadi@tecsg.com.sg" Nurhadi@tecsg.com.sg

Mon Jun 30, 2008 2:12 am (PDT)

Mas,
Salut, mantap ....sekali-kali bokeh donk dishare di milis kita hasil
bacanya.
Yach...resensi ringkas begitu.

Salam,
Nurhadi
www.nurhadi.net

"rafif_amir" <rafif_amir@yahoo.co.id>
Sent by: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
06/30/2008 02:06 PM
Please respond to
sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

To
sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
cc

Subject
[sekolah-kehidupan] 83 Buku dalam Setahun! (Daftar Buku-Buku yang telah
Kubaca)

*Periode 29 Juni 2007-29 Juni 2008*

Alhamdulillah.dalam jangka waktu 1 tahun sejak saya membuat komitmen
untuk membuat resensi/mereview buku setelah membacanya, sudah ada 83
judul buku yang tuntas saya baca.berikut judul buku dan nama pengarangnya:

1. Madrasah Jiwa Perindu Surga (Mas Udik Abdullah)
2. Kujaga Hatiku Dengan Menikahimu (Jon Hariyadi)
3. Detik-Detik Penuh Makna (Abdul Malik Al-Qasim)
4. Masih Cuma Bisa di Republik Mimpi (Boim Lebon)
5. Ketika Cinta Bertasbih (Habiburrahman El-Shirazy)
6. Bertemu Allah dengan Senyum (Dr. Majdi Al-Hilali)
7. Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim (Salim A.Fillah)
8. 17 Tahun (Izzatul Jannah, Afifah Afra, Pipiet Senja, dkk)
9. Risalah Cinta (Helvy Tiana Rosa)
10.Menyibak Tabir (Al-Hakim Al-Tirmidzi)
11.Hati yang Terluka (Arul Khan)
12.Bintang Sinetron (Arul Khan)
13.Nashaihul Ibad (Imam Nawawi)
14.NSJ 2122 The Independent (Ei F. Arifin)
15.Cinta MahaSunyi (Arafat Nur)
16.Biar Penaku Bicara (Haikal Hira Habibillah)
17.Cermin Retak (M.Irfan Hidayatullah)
18.The lost Prince (Sinta Yudisia W.)
19.Kutemukan Warna (FLP Mesir)
20.Amungme (Peringga Ancala)
21.Ketika Mas Gagah Pergi (Helvy Tiana Rosa)
22.Menumbuh Cinta pada Al-Quran (Yusuf Qardhawi)
23.Marketing With Love (Ippho Santosa)
24.Bukan Pernikahan Cinderella (Iwan Januar)
25.Puing! (Fahri Asiza)
26.Di atas Sajadah Cinta (Habiburrahman El-Shirazy)
27.Nikah itu Tak Mudah (Afifah Afra)
28.Deadline Your Life (Solikhin Abu 'Izzudin)
29.Laila Majnun (Nizami)
30.Kado Buat Mama (Haem Qirman,Lc)
31.Saatnya Untuk Menikah (M. Faudzil 'Adhim)
32.Ketika Cinta Bertasbih 2 (Habiburrahman El-Shirazy)
33.Super Health (Egha zainur Ramadhani)
34.Way To Win (solikhin Abu 'Izzudin)
35.Kupinang Engkau dengan Hamdalah (M.Faudzil Adhim)
36.Dalam Mihrab Cinta (Habiburrahman El-Shirazy)
37.Sentuhan Hati Penyeru Dakwah (Abbas As-sisi)
38.Etika Bertamu (Fuad Abdul aziz)
39.The Secret (Rhonda Byrne)
40.Tokoh-Tokoh Cerita Pendek Indonesia (Korrie Layun Rampan)
41.Bekal Dakwah (Syaikh Musthafa Masyhur)
42.Pudarnya Pesona Cleopatra (Habiburrahman El-Shirazy,ulang)
43.Palestine Emang Gue Pikirin (Shofwan Al-Banna)
44.Fikih Sunnah 1 (Sayyid Sabiq)
45.Gerak-Gerik Kalbu (Ibnu Taimiyah)
46.Kuukir di Langit Luas (Sin Soekarsono)
47.Terapi Shalat Tahajjud (Dr. Moh. Sholeh)
48.Totem (D. Jayadikarta)
49.Secret Project (Sandia Primeia)
50.Istiqomah Solusi Islam Untuk Multikrisis (Abdul Hayy Al-Farmawi)
51.Kutukan Pitopang (Maya Lestari Gf)
52.Dahsyatnya Do'a Coy!! (Solikhin Abu Izzudin)
53.Alpha Veta (Sulung Haryanto)
54.Menulis Cerpen (Jakob Sumardjo)
55.Getting Unstuck (Timothy Butler)
56.Rahasia Kehidupan Seks Para Paus (Nigel Cawthorne)
57.Laskar Pelangi (Andrea Hirata)
58.Teori Pengkajian Fiksi (Burhan Nurgiyantoro)
59.Be The Best not "be asa" (M. Karebet Widjajakusuma)
60.Aliran dan Paham Sesat di Indonesia (Hartono Ahmad Jaiz)
61.Robohnya Dakwah di Tangan Da'i (Fathi yakan)
62.Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup (Gola Gong)
63.Nadya, Kisah Dari Negeri yang Menggigil (Abdurrahman Faiz)
64.Inspiring Words For Writers (M. Faudzil Adhim)
65.Menulis Bisa Bikin Kaya (Helvy Tiana Rosa)
66.Fikih Pergerakan (Sayyid Qutb)
67.Matahari Tak Pernah Sendiri (Helvy Tiana Rosa, dkk)
68.Bikin Kamu Tergila-gila Membaca (Prembayun Miji Lestari)
69.Spritual Reading (Dr. Raghib As-Sirjani)
70.Yang Berjatuhan di Jalan Dakwah (Fathi Yakan)
71.Spirit Iqro' (Hernowo)
72.Mengikat Makna Sehari-hari (Hernowo)
73.Muhammad SAW, The Super Leader Super Manager (M. Syafi'i Antonio)
74.Andaikan Buku itu Sepotong Pizza (Hernowo)
75.Rahasiaku Masuk Surga (Dr. Abdul Aziz bin Abdurrahman Asy-Syatsri)
76.Membentuk Karakter Cara Islam (M. Anis Matta)
77.De Winst (Afifah Afra)
78.Break (Ippho Santosa)
79.Speed Reading (soedarso)
80.Akhirnya Mereka Lari dari Neraka (Kholid Abu Sholih)
81.Sudahkah Kita Tarbiyah (Eko Novianto)
82.Saya bermimpi Menulis Buku (Bambang Trim)
83.Menjadi Orang yang Berpengaruh (John C. Maxwell&Jim Dornan)

sebagian besar dari buku-buku tersebut ada di perpustakaan pribadi
saya, sebagian lagi saya meminjamnya dari teman dan perpustakaan
universitas :).saya sangat senang jika teman-teman ada yang mau
mendiskusikan atau berbagi pengalaman membaca salah satu judul buku di
atas.saya tunggu. bisa melalui email rafif_amir@yahoo.co.id

5a.

Re: [SK IDOL] Kak, Kubawakan Bintang Dari Langit!

Posted by: "Tezar Ari Yulianto" tezar_31@yahoo.com   tezar_31

Mon Jun 30, 2008 2:45 am (PDT)

Tulisan yang indah.....
seindah perjuangan seoorang adik yang luar biasa
terima kasih udah berbagi

--- On Sun, 29/6/08, Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com> wrote:
From: Lia Octavia <liaoctavia@gmail.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [SK IDOL] Kak, Kubawakan Bintang Dari Langit!
To: "sekolah kehidupan" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>, "kabinet eska" <kabinet.eska@gmail.com>
Date: Sunday, 29 June, 2008, 7:02 PM

Kak, Kubawakan Bintang Dari Langit!

 
Oleh Lia Octavia

 
 
            "Kak, mau ikut arung jeram di Citarik, nggak?" tanya adikku sore itu. Wajah Andi, adik laki-lakiku satu-satunya tampak bersinar ditimpa sinar mentari yang kemerahan. Sambil bersiul-siul, ia sibuk mengepak barang-barang ke dalam tas ranselnya. Aku duduk di tepi tempat tidur sambil menonton Andi berkemas-kemas.

            "Arung jeram? Ah...Nggak ah... Aku takut!" jawabku sambil tersenyum. Seperti halnya aku, Andi juga salah seorang aktivis di beberapa organisasi kepemudaan. Ia bersama sekitar empat puluh muda-mudi lainnya dari sebuah organisasi hendak berekreasi arung jeram di Citarik esok harinya. Suatu rekreasi yang berbahaya, setidaknya begitu menurutku. Atau mungkin aku yang memang tidak punya cukup nyali untuk melakukan kegiatan yang dapat memompa adrenalin dan membuat jantung berdegup kencang.

            "Boleh pinjam sunblock-nya, Kak? Juga pinjam Hazeline dan body lotion, ya? Aku nggak mau kulitku jadi merah terbakar matahari nanti," tanya Andi.

            "Boleh! Boleh! Ambil aja! Hati-hati ya selama di sana. Perginya jam berapa?"

            "Jam lima pagi besok. Cuma seharian kok. Sorenya langsung pulang lagi ke Jakarta," jawab Andi sambil menjejalkan sunblock, Hazeline, body lotion ke dalam ranselnya sambil bernyanyi-nyanyi riang. Ia sangat menanti-nantikan acara itu. Sudah lama ia kepingin berarung jeram dan sebentar lagi keinginannya menjadi kenyataan. Atau nyaris menjadi kenyataan. Kita takkan pernah tahu.

Malam itu, kami berdua duduk di teras depan rumah sambil memandangi bintang yang bertaburan di langit pekat.

"Kak, lihatlah bintang yang di sebelah sana. Yang paling terang. Aku ingin melompat dan meraihnya," ujar Andi. Aku tersenyum pada adikku yang sedang meniti pelangi masa depannya. Sejak ia menyelesaikan kuliahnya, sudah hampir setahun ini ia bekerja di sebuah perusahaan asing yang berpusat di negeri Paman Sam dan sebentar lagi akan dipromosikan untuk naik jabatan. Ah, bintang itu begitu cemerlang di atas sana. Kerlipannya juga begitu mengundang bagi siapa saja untuk meraihnya.

"Kalau kau melompat, bawakan aku satu bintang, ya!" ujarku sambil mengacak-acak rambut adikku.  Hari pun berlalu dengan asa yang membuncah.

            Ketika aku bangun tidur keesokan paginya, Andi sudah berangkat ke Citarik bersama teman-temannya dengan dua bus besar dan dua mobil pribadi. Ah, Minggu pagi yang cerah. Aku melihat jam dinding. Hampir pukul setengah sembilan. Menurut rencana, rombongan akan tiba di lokasi sekitar jam setengah sepuluh. Ia pasti sedang bersenang-senang sekarang, pikirku.

Saat aku sedang menikmati sarapan pagi, tiba-tiba telepon berdering. Tanpa pikir panjang, aku segera meraih gagang telepon. Dan duniaku tak sama lagi setelah mendengar apa yang terjadi.

            Di ujung telepon, kudengar suara adikku yang panik, parau, bercampur tangis dan teriakan kesakitan. Dengan terbata-bata ia menceritakan apa yang baru saja terjadi. Bus yang ditunpanginya jatuh terguling ke dalam jurang di dekat Citarik. Remnya blong dan sopir bus tidak dapat mengendalikan kendaraan. Tiga orang teman Andi meninggal dunia di tempat kejadian. Deg! Jantungku serasa meluncur ke bawah. Jatuh ke dalam lorong gelap yang nyaris tak bertepi. Mulutku kering dan otakku rasanya sulit diajak berpikir. Dengan segenap daya upaya, aku berusaha keras mengendalikan diri dan menanyakan keadaan adikku. Andi dibawa ke rumah sakit Pelabuhan Ratu oleh penduduk setempat dan ia tak dapat bicara banyak karena darah yang terus mengucur dari mulutnya. Mimpi buruk yang menjadi nyata.

Kemudian, segalanya terjadi mirip gerakan lambat di film. Ibu langsung berangkat ke Sukabumi siang itu juga sementara aku diminta menjaga rumah dulu. Jerit tangis dan teriakan histeris mewarnai Minggu pagi berdarah itu. Jam berdetik dalam kabut. Bau kematian merebak di mana-mana. Kabar yang terakhir kudengar, sudah empat orang dipanggil pulang ke Sang Pencipta.

            Karena kondisi Andi yang cukup parah, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Islam Assyifa Sukabumi dan tidak diperbolehkan dibawa pulang ke Jakarta. Ia mengalami pendarahan hebat pada kedua kakinya. Dokter tidak mau mengambil resiko. Andi harus dioperasi malam itu juga. Aku terjaga semalaman. Malam itu, aku seakan dapat mendengar teriakan malaikat maut berkelebat di luar kamar operasi. Malam itu, kesadaran penuh menghampiriku. Bahwa  betapa fananya hidup di dunia ini.

            Keesokan harinya, aku menyusul ke Sukabumi. Dalam perjalanan, aku melihat kecelakaan itu menjadi berita utama di sebuah harian ibukota disertai sebuah foto korban. Foto adikku. Aku langsung dapat mengenalinya walau ia tergeletak di tempat tidur dengan berlumuran darah dan kedua kakinya digips. Aku takut. Aku takut melihat darah. Dan aku lebih takut lagi melihat kondisi Andi. Bagaimana aku dapat menghadapinya? Berbagai pikiran berkelebat dibenakku. Tak banyak yang dapat kulakukan saat itu. Hanya berpasrah dan  menyebut nama-Nya.

Setibaku di rumah sakit Sukabumi, aku melihat kondisi Andi yang lebih baik mati daripada hidup. Paha kanannya patah, kaki kirinya robek dari paha hingga betis dan baru saja dioperasi untuk menghentikan pendarahan. Wajahnya biru lebam dengan kedua bola mata bengkak, tulang pipi kanan hancur, rahang yang patah, mulut bagian dalam yang robek serta sekujur tubuh penuh luka gores dan bekas pecahan kaca.

Sesaat setelah kecelakaan, Andi keluar dari bus yang naas itu dengan memecahkan kaca jendela.  Bahkan dalam kondisi berlumuran darah, ia berusaha menyelamatkan seorang temannya yang tertindih badan bus.  Untung tak dapat diraih, malang pun tak dapat ditolak. Andi tidak kuat menarik tubuh temannya itu dan akhirnya temannya  meninggal dunia di situ diiringi lolongan menyayat adikku.  

Menangis? Aku tidak sanggup menangis saat Andi memelukku dan aku mengatakan padanya bahwa ia akan segera sembuh dan segalanya akan baik-baik saja.  Melihat wajah adikku yang nyaris tak dapat dikenali dan selang-selang di sekeliling tubuhnya, seluruh hatiku luruh menghempas bumi. Beribu tanya menerpaku. Apakah Andi bisa berjalan lagi? Apakah ia bisa sembuh seperti sedia kala, bekerja seperti semula dan apakah ia bisa melompat meraih bintang? Bintang yang kami lihat bersama di malam terakhir sebelum peristiwa itu.

Saat aku membereskan tas ransel adikku, barulah aku bisa menangis sepuas-puasnya. Aku melihat sunblock-ku, Hazeline dan body lotion yang masih tersimpan di dalamnya. Utuh. Hanya sedikit kotor. Aku ingat sore itu dan malam hari yang kami habiskan bersama. Keadaan yang sekarang terbalik seratus delapan puluh derajat.

Ibu dan aku menjaga Andi di rumah sakit siang dan malam. Bergantian. Menemani, menghibur, memberi semangat atau sekedar bercerita tentang dunia. Aku mendengar mimpi-mimpi buruk Andi hampir tiap malam. Terkadang aku tak kuat menahan tangis kala menatap wajahnya yang nyaris tak berbentuk. Siapa yang akan menyukainya? Mencintainya? Dengan wajah seperti itu? Tapi Andi ternyata lebih kuat dari yang kubayangkan.

 Ia kembali menjalani operasi di hari berikutnya. Ia sama sekali tidak mengeluh. Kali ini operasi paha kanannya yang patah. Dokter memasang pen di dalamnya Ibu dan aku meniti detik demi detik dalam penantian yang nyaris tak tertahankan di luar kamar operasi. Saat itu, tak kurang dari delapan kantong darah ditransfusikan pada tubuh adikku.  Malam itu, aku bersujud dengan segala kerendahan hati pada Sang Maha Cintaku yang atas kehendak-Nyalah operasi Andi yang kedua berjalan lancar.

Keesokan harinya, tiba-tiba Andi berkata padaku bahwa ia ingin melihat wajahnya di cermin. Aku menatap Andi sambil menahan tangis. Kedua matanya yang bengkak lebam memandangku dengan berkaca-kaca.

"Kak, separah itukah wajahku sehingga tidak seorang pun bersedia meminjamkan cermin padaku? Sehancur itukah wajahku?" tanya Andi terbata-bata. Jahitan di dalam rongga mulutnya membuat Andi sulit berkata-kata.

"Tidak! Tentu saja tidak! Bagiku, kau tetap adikku yang tampan dan sangat tabah. Kau hebat! Kau tahu itu. Aku yakin kau kuat melewati semuanya ini," hiburku sambil menggenggam tangannya erat-erat. Andi meringis. Atau tersenyum? Sungguh sulit kubedakan saat itu.

Setelah berdiskusi panjang dengan dokter yang merawat Andi, akhirnya kami memutuskan membawa Andi pulang ke Jakarta. Selain dekat dengan rumah, sebisa mungkin kami ingin menjauhkannya dari tempat kejadian kecelakaan itu. Siang itu, dengan sebuah mobil ambulance, Andi dibawa pulang ke Jakarta.  

"Kak, apakah aku pulang ke rumah?" tanya Andi sepanjang perjalanan. Aku mengangguk sambil tersenyum. "Sungguh tak kusangka, aku harus pulang dari Sukabumi dengan ambulance," sambungnya. "Rasanya baru kemarin aku melewati jalan yang sama dari arah yang berlawanan, di dalam bus, dengan teman-temanku. Dan kini... Lihatlah aku, Kak. Entah bagaimana hidupku selanjutnya. Bagaimana keadaan teman-temanku? "

Aku menatap Andi dengan perasaan bercampur baur. Dari kabar yang kuterima, keadaan teman-teman Andi juga bisa dikatakan tidak baik. Ada yang masih belum siuman, ada yang matanya menjadi buta, ada yang tulang punggungnya retak dan kemungkinan besar tidak dapat berjalan kembali dan masih banyak lagi. Mereka dirawat di berbagai rumah sakit di Jakarta.

"Mereka juga pulang ke Jakarta naik ambulance," jawabku mencoba bercanda. Andi tersenyum getir. Setiba di Jakarta, Andi langsung masuk Rumah Sakit St Carolus untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Hari-hari selanjutnya sungguh tidak mudah bagi kami semua. Biaya pengobatan adikku sungguh tidak murah. Beruntung Andi mendapat santunan asuransi dari tempatnya bekerja. Biaya kedua operasi yang terdahulu dibayarkan oleh pihak asuransi. Menurut ahli tulang yang merawat adikku, Andi harus dioperasi rahangnya yang patah. Andi terhenyak mendengar ia harus kembali menjalani operasi.

"Ibu, aku takut!" ujar Andi pada Ibu. Aku benar-benar salut pada ketabahan dan ketenangan Ibu. Walaupun aku sering memergoki Ibu menangis diam-diam di kamar kecil namun Ibu menyalakan semangat pantang menyerah yang luar biasa dan berkobar-kobar pada adikku.

Ibu mengelus wajah Andi yang nyaris tak berbentuk dengan penuh sayang. Kepalanya plontos. Luka jahitan di kedua kakinya masih belum kering. Tubuhnya masih babak belur. Andi masih belum dapat bangun dari tempat tidur.    

"Jagoan Ibu. Jagoan kecil Ibu yang sudah dewasa. Kau sudah berhasil keluar dari bus itu, Sayang. Kau juga dengan berani menolong temanmu. Kau menjalani kedua operasi terdahulu dengan kuat dan tabah.  Kau anak lelaki kebanggaan Ibu. Ibu bangga padamu, Nak!" kata Ibu lembut. "Saat ini, kau berada dalam penanganan para dokter yang ahli. Mereka mengusahakan yang terbaik untukmu. Berdoalah, Sayang. Tuhan selalu mendengarkan doa hamba-hamba- Nya. Ibu ada di sini. Selalu ada di sini menemanimu."

Andi menjalani operasinya yang ketiga. Operasi rahang. Hampir lima jam tim dokter bekerja di dalam ruang operasi. Operasi kali ini lebih lama dari yang sebelumnya karena operasi ini adalah operasi plastik untuk mengembalikan bentuk rahang adikku. Aku menatap wajah Ibu yang letih karena berhari-hari kurang tidur. Ia terlihat tegang dan tak henti-hentinya berdoa. Kutatap awan tak berarak di luar jendela. Aku tak tahu apa yang akan terjadi nanti, tapi yang kutahu pasti, waktu terus berjalan, tak berhenti sedetik pun. Dan badai ini pasti akan segera berlalu.

Begitulah hari-hari yang kemudian kami jalani. Bolak balik dari rumah ke rumah sakit. Pagi, siang, sore, malam. Hari dan tanggal silih berganti. Begitu juga teman-teman dan saudara-saudara kami datang silih berganti menjenguk Andi. Seminggu setelah operasi Andi yang ketiga, dokter mengatakan bahwa Andi harus kembali menjalani operasi untuk memperbaiki tulang pipinya yang hancur.  

Di malam sebelum operasi, kami berdua berbincang-bincang sambil menatap keluar dari jendela kamar Andi. Bintang-bintang. Bertaburan di langit pekat. Mirip seperti malam di teras depan rumah kami dulu.

"Kak, lihatlah bintang itu. Itu bintang yang pernah kulihat di depan rumah kita dulu," ujar Andi. "Waktu itu, aku begitu bahagia. Cahaya seakan membentang luas di hadapanku. Siap untuk dilalui, siap untuk dilompati. Dan aku siap melompat setinggi langit, memetik bintang dan membawakannya untuk Kakak."

Andi memandang kedua kakinya. "Entah apakah aku bisa berjalan lagi. Apalagi melompat dan berlari. "

"Kau pasti bisa berjalan lagi!" tukasku. "Dokter mengatakan bahwa kedua kakimu sudah menunjukkan banyak kemajuan yang sangat berarti. Nantinya kau memerlukan terapi agar dapat berjalan kembali."

Andi tersenyum tabah. "Kak, besok aku harus kembali dioperasi. Setidaknya, wajahku tidak seburuk dulu kan?"

Aku tersenyum. Wajah Andi memang sudah kelihatan bentuknya setelah rahangnya dioperasi. Kedua matanya sudah kembali ke bentuknya semula. Sungguh aku tak henti-henti bersyukur; dari semua luka-luka luar di sekujur tubuhnya, Andi tidak mengalami luka dalam.

"Tidak. Wajahmu tidak seburuk itu," jawabku tegas. "Tunggu saja. Akan banyak gadis-gadis yang berusaha memikat hatimu."

Andi tertawa pelan. "Kak, aku sayang padamu. Aku juga sayang Ibu," ujarnya sambil menoleh pada Ibu yang tertidur di kursi.

Keesokan harinya, kami mengiringinya menuju kamar operasi. Sambil menggenggam tangan Ibu erat-erat, Andi berkata bahwa ia akan membawakan oleh-oleh untukku nanti. "Aku tunggu oleh-olehmu, Andi," kataku sambil mengedipkan mata.

Entah oleh-oleh apa yang dimaksud Andi. Aku tidak menanyakan padanya lebih lanjut karena seusai operasinya yang keempat, keluarga kami lebih dipusingkan oleh biaya rumah sakit yang membengkak. Tuhan Maha Adil. Hanya karena pertolongan dan bantuan-Nya- lah, kami dapat membayar tagihan rumah sakit. Sahabat-sahabat Andi menggalang dana dengan mengadakan berbagai kegiatan dan hasilnya diserahkan untuk biaya pengobatan Andi. Juga bantuan dari perusahaan tempat Andi bekerja. Satu bulan penuh Andi dirawat di rumah sakit. Dan tepat di hari ketiga puluh satu, Andi pulang ke rumah.

Andi pulang dengan duduk di kursi roda. Diiringi seluruh kerabat dan sahabat-sahabat kami, tetangga-tetangga kami, Ibu dan aku menghantarnya keluar dari badai itu dan kemudian bersama-sama menantikan datangnya pelangi.

 
********
Tiga puluh bulan kemudian...
Andi mengajak Ibu dan aku makan malam bersama. Hari itu, ia diterima bekerja di sebuah perusahaan asing yang lain. Ia diangkat menjadi seorang manajer.       "Kecil-kecil kok sudah jadi manajer?" goda Ibu. "Apa kamu sanggup bertanggung jawab atas sekian banyak orang yang berada di divisi-mu?"

Andi tertawa kecil. "Bukankah aku jagoan kecil Ibu? Kalau ibunya saja seperti Ibu, bagaimana anaknya?"

Malam itu, Andi membawa kami ke sebuah rumah makan sederhana yang terletak agak di luar kota. Rumah makan itu berada di atas sebuah bukit kecil dengan pemanandangan kota yang terhampar di bawahnya. Jutaan lampu berkelap-kelip mewarnai bumi yang membentang.

"Kak, aku hendak menunjukkan sesuatu padamu," Andi mengajakku ke loteng atas rumah makan itu. Ada sebuah teropong terpasang di situ.

"Kak, masih ingat janjiku di rumah sakit dulu? Waktu aku hendak dioperasi untuk keempat kalinya? Aku berjanji akan membawakanmu oleh-oleh," sambung Andi.

"Oleh-oleh?" tanyaku heran. Aku benar-benar lupa tentang oleh-oleh itu.

"Iya. Oleh-oleh.," sambungnya sambil tersenyum. Kutatap wajah Andi yang sumringah. Operasi plastik itu sungguh berhasil. Rahang yang mulus, tulang pipi yang kembali menonjol, kedua kaki Andi yang sudah dapat berjalan kembali setelah selama hampir setahun menggunakan tongkat dan kursi roda. Rasanya itu oleh-oleh paling sempurna yang pernah dibawakan Andi untukku.

"Kak, lihatlah melalui teropong ini. Kubawakan bintang dari langit untukmu!"

Aku mengintip malu-malu melalui teropong tersebut. Bintang yang paling terang sinarnya itu ternyata tengah tersenyum kepadaku...

 
 
             Jakarta, 5 Desember 2007

            This story is dedicated to my brother with lots of love.

For the memories of his accident in 2005.
 
**********











Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
6a.

Re: (revisi)KOMPETISI ESKA IDOL TAHAP II (27 Juni- 7 Juli)

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Mon Jun 30, 2008 3:04 am (PDT)

April

Selamat ya neng...

Salam,
asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "novi khansa"
<novikhansa@...> wrote:
>
> April sayang, selamat ya :)
> alhamdululillah
>
> traktir.. traktir... traktirrrrrrrrrr dong bu sarjana :D
>
>
> yeeeeeeeeeee semangaaaaaaaaaaaaat
>
> 2008/6/28 april_reto <april_reto@...>:
>
> > Saya akan menulis, insyaAllah. Tapi, sebagai murid SK aja yah. Bukan
> > sbg nominator SK idol. Hihihihi. Thanx anyway buat yg milih. Tapi,
> > kalau boleh, saya mundur wae lah. Malu. Hihihihi. Sudah beberapa bulan
> > terakhir, aku kan jarang masuk kelas. Cuman ngintip-ngintip doank. ^_^
> >
> > Oh ya, saya sudah lulus kuliah guys. Mbak Dyah sayang, mas Fiyan, mbak
> > Nia, pak Teha, mbak Nop, mbak Sin,...semuaaaaaaaaaa....saya kangen
> > kaliaaaaaaaaaaannn...hiks hiks hiks. Terimakasih. Tulisan kalian,
> > motivasi kalian, adalah sumber semangat dan inspirasi buat saya.
> >
> > Sukses buat para nominator SK! Vivat SK!
> >
> > Salam kangen,
> > April at Surabaya
> >
> >
> >
>
>
>
> --
> novi_khansa'kreatif
> ~Graphic Design 4 Publishing~
> YM : novi_ningsih
> http://akunovi.multiply.com
> http://novikhansa.rezaervani.com/
>

7a.

Re: Bls:ALASAN (FIYAN)IKUT MILAD SK 2?

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Mon Jun 30, 2008 3:34 am (PDT)

Alasan aku ikut milad

Kangen tentu saja...
Kangen mendengarkan cerita-cerita meluncur dari bibir teman-teman SK

Kangen mendengar kabar bahwa semoga alur hidup yang teman2 jalani
lebih baik dan lebih baik lagi

kangen mendengarkan cerita-cerita lama....tentang bersua....lalu
berpisah...dan berkumpul kemali. Untuk menyatukan mozaik-mozaik yang
masih bolong-bolong coz waktu sepertinya sering tidak bersahabat untuk
membuat pertemuan lebih mudah...ditambah pula dengan jarak yang makin
terentang.

jadi intinya mah...kangen...

asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, bujang kumbang
<bujangkumbang@...> wrote:
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> APA ALASAN ANDA IKUT MILAD SK 2?
>
>
> Alasan CaturCatriks:
>
> 1. Karena saya merasa ikut memiliki milis ini, maka saya ingin
belajar utk mempunyai sifat aktif/partisipatif terhadap kesuksesan
program-program EsKa.
>
> 2. Mengeratkan ikatan persahabatan dan persaudaraan sesama anggota
milis.
>
> 3. Menambah kuatnya ukhuwah sesama anggota milis yang semoga bisa
juga menambah saudara, umur, dan rejeki. Amin
>
> 4. Mengetahui wajah-wajah teman EsKa yang baru, yang selama ini
hanya dikenal lewat tulisan-tulisan. Dan mengakrabi kembali
kebersahajaan wajah-wajah lama yang sudah sekian waktu tidak berjumpa.
>
> 5. Mendapatkan keceriaan dan hiburan bersama teman-teman karena
tempat dan isi acaranya indah dan menyenangkan.
>
> 6. Ingin tahu siapa yang memberi Fiyan kacamata. Sebab Fiyan merasa
bahwa ternyata Fiyan memiliki saudara yang begitu perhatian dengan
sesama saudara muslimnya yang lain. Allow, bro gue tau, lo adalah
orang yang baik dan berhati malaikat. Lo udah baca kan tulisan yg gue
posting? Pasti lo baca! Gue tau itu!Gue hanya dapat memberi doa untuk
lo yg dapat gue berikan kepada lo. Semoga lo bahagia menikmati hidup
lo yang sekarang ini. Gue tau orang yg memberi kacamata gue orangnya
ada disini. Di millis ESKA. Allow, bro semoga kebaikan lo sama gue
tetap gue jaga sampai ajal menjemput gue. Dan salam buat keluarga lo
dari gue. Gue yakin lo pasti ikut Milad ESKA. Sebab apa yang lo tulis
sama gue hati gue merasa lo adalah orang yang benar-benar membuat gue
terharu...hik...hik...hik...
> Sukses ya buat lo bro! Salam buat keluarga lo disana ya....(Kok gue
jadi curhat ya...ini juga ngikutin tulisan lo lho....hehehe)
>
>
> 10. Siapa tau dapat jodoh......hahahahaha. Ngarep kalee(kayak yang
posting tulisan ini duluan yakni Mas Catur...hehehe. Makasih ya Mas
Catur good idea!)
>
>
> 11. Dapat persaudaraan dan nambah teman. Dan juga tambah banyak
rezeki. amin
>
> 12. Mau ketemu Sahabat ESKA yg pintar-pintar dan jago nulis. Mo
belajar banyak sama orang-orang pintar di Millis ini.
>
> 13. Ingin tau penggemar Fiyan. Oya, jangan lupa kalo Milad tegur
Fiyan. Maklum Fiyan orangnya pendiam. Rada-rada malu. Tapi kalo sudah
ketemua malah malu-maluin.....Salam kenal ya dari Fiyan. Deuileh kalah
tuh seleb.....hehehe
>
> Oke deh sebogono aja alasan aye ikut Milad ESKA
>
>
> Pisang kepok dibawa dayang-dayang
> Ke Cicilin ada orang terjun ke kali
> Abang-abang dan Mpok-mpok sayang
> Kenalin nih Fiyan Arjun anak Betawi
>
> Beli pakaian sama terasi
> Cukup sekian dan terima kasih
>
> ila liqo
>
> piss, luv and laugh
>
> tabe!
>
>
> wassalam
>
> Fiyan Arjun
> http://sebuahrisalah.multiply.com
> ID YM:paman_sam2
>
> AYO TEMAN-TEMAN, TERUSKAN ALASANMU IKUT MILAD SK 2!
>
>
>
>
>
>
>
__________________________________________________________
> Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas.
> Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang.
> http://id.messenger.yahoo.com
>

8a.

Re: Buku Puisi saya 'Ruang Lengang'

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Mon Jun 30, 2008 3:42 am (PDT)

Mas Epri

Selamat ya atas beredarnya "Ruang Lengang"

Sukses selalu

Wassalam
asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Epri Saqib <epri_tsi@...> wrote:
>
>
>
>
>
>
>
>
> http://epriabdurrahman.multiply.com/photos/album/70
>
>
>
>
>
> Setelah cukup lama [baca beberapa tahun] menunggu dan
> berjibaku dengan berbagai rintangan, akhirnya alhamdulillah buku
puisi pertama saya
> terbit juga.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Begitu banyak halangan dan hambatan yang saya temui
> sepanjang penerbitan buku ini. Penantian yang cukup panjang,
komputer yang sering
> eror saat proses editing [saya sampai
> harus pinjam laptop sahabat saya malammalam demi percepatan proses
edit], kurang
> tidur dan badan tepar diterjang angin
> dan kelelahan karena harus bolak-balik ke sana
> kemari.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Saya niatkan langkah awal penerbitan buku ini sebagai cara
> saya sendiri untuk lebih banyak lagi belajar. Ya …belajar lagi lebih
banyak
> dari siapapun anda para pembaca buku ini. Saya sadar ketika sebuah
karya sudah
> dilepas kepada pembaca, maka menjadi hak pembacalah untuk menilai dan
> mengapresiasi karya tersebut, bagaimanapun penilaiannya terhadapnya.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Karenanya semua kritik, saran, dukungan, dan apapun sangat
> saya harapkan dari anda sekalian dan akan saya simak dengan seksama
sambil
> mencatat masukan-masukan itu baikbaik dan saya siapkan stabilo untuk
menebalkannya agar saya tak mudah melupakannya.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Ucapan terimakasih saya harus saya haturkan kepada banyak
> sahabat dan kawan-kawan yang secara langsung maupun tidak telah
membantu saya
> hingga akhirnya buku ini bisa terbit. Sebagiannya sudah saya sebut
pada halaman
> akhir buku ini dan tentu saya minta maaf bila ada sahabat dan kawan
yang belum
> tersebut tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih saya.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Namun secara khusus saya ingin sekali mengucapkannya kepada
> para fotografer, sahabat-sahabat saya yang sebagian besar saya kenal
di dunia
> maya dan dengan senang hati menampilkan karya-karya foto mereka yang
indah
> untuk memperkaya dan mempercantik buku ini. Mereka adalah : mas
Purwo di Bogor, mbak
> Tika [Jakarta], Ana [Girona, Spanyo], dan mas Wib [Malang]. Kepada
mereka saya juga ingin mengucapkan selamat dan
> haturan terimakasih yang sedalam-dalamnya dari hati saya.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Secara khusus juga kepada bang Hasan Aspahani yang telah
> memberikan endorsement, mas Jamal D. Rahman dan mas Nanang Suryadi
yang telah
> memberi masukan-masukan. Terimakasih banyak tak terhingga dari saya,
dan tentu
> untuk anda semua yang telah membantu dan memberi inspirasi bagi saya
selama
> ini.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Dengan rendah hati sekali lagi saya mohonkan doa dari sahabat-sahabat
> dan kawan-kawan sekalian. Mohon maaf juga bila ada kekurangan dari
saya selama
> ini.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Dari hati,
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Al-faqir
>
>
> Epri Tsaqib
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ----------------------
>
>
>
>
>
>
>
>
> PRE-ORDER
>
>
>
>
>
>
>
>
> Karena buku ini sementara dicetak sangat terbatas, maka untuk
> tahap awal Pustaka Jamil dan Gerai Buku Online menawarkan model
pembelian
> pre-order (pesan dulu sebelum bukunya ada di toko-toko buku). Anda
yang di Jakarta akan mendapatkan bukunya
> pada saat launching [waktunya akan segera diberitahu kepada anda
semua via
> mils,. Website Gerai Buku Online dan blog saya tentunya].
>
>
>
>
>
>
>
>
> Dan bagi anda yang ada di luar kota, bukunya akan dikirim ke
> alamat anda dan tentunya anda tinggal menambah ongkos kirim sesuai
dengan kota di mana anda tinggal.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Prosedurnya mudah kok :
>
>
>
>
>
>
>
>
> 1. 1.
> Transfer biaya pembelia buku puisi `Ruang Lengang' Rp 25.000,
> plus ongkos kirim. Bagi anda yang berada di luar Jakarta
> [anda bisa menanyakan ongkos kirim via email atau dari website Gerai
Buku
> Online]. Uang tersebut dikirimkan ke Rekening Bank Muamalat 301.044.6022
> a.n Epri Abdurrahman Rafi'.
>
>
>
>
>
>
>
>
> 2. Kirim
> kornfirmasi setelah transfer via sms ke [021] 3099-8655 dan tulis
alamat anda
> dengan lengkap. Bisa juga via email ke geraibuku@...
> InsyaAlloh begitu transfer anda masuk,
> buku segera meluncur ke alamat anda.
>
>
>
>
>
>
>
>
> 3. Masih
> bingung? Langsung aja hubungi Gerai Buku Online di nomor
> telepon [021] 3099 8655 atau kirim email kegeraibuku@... . Hanya
bisa dihubungi pada jam kerja.
>
>
>
>
>
>
>
>
> Judul Buku : Ruang Lengang
>
> Penulis : Epri
> Tsaqib
>
> Penerbit :
> Pustaka Jamil
>
> Cetakan : 1, Juni 2008
>
> Tebal : 68 Halaman
>
> Harga : Rp 25.000,-
>
>
>
>
>
> www.geraibuku.multiply.com
>

9a.

Re: Urusan Ranjang

Posted by: "asma_h_1999" asma_h_1999@yahoo.com   asma_h_1999

Mon Jun 30, 2008 3:57 am (PDT)

hehehe mba...jadi ingat ponakan aku dulu, sampe kelas 5 sd masih tidur
bareng mama-papanya, dengan acara ngegelar kasur di bawah. Pas
ditanya sama mamanya

Mama : "Abang (biasa dipanggil begitu di rumah) kenapa sih tidur sama
mama mulu. Itukan udah ada kamarnya sndiri. Mau sampe kapan tidur
sekamar sama mama terus?"

Si Abang : "Sampe SMA Ma"

Si Mama bengong mendengarnya. Untunglah di kelas 6 SD dia udah bisa
tidur sendiri di kamarnya.

Asma

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, INDARWATI HARSONO
<patisayang@...> wrote:
>
>
>
> Urusan Ranjang
> Urusan ranjang, selalu kuperhatikan sejak dulu. Apalagi
> hubungannya dengan pendidikan kemandirian anak. Lho, apa hubungannya
urusan
> ranjang dengan kemandirian anak? Yap, ini
> bukan urusan ranjang yang dalam Islam dihitung ibadah itu, melainkan
perkara
> tempat tidur.
>
>
>
> Saat masih kontrak dulu, karena kamar hanya satu, kami tak
> punya pilihan selain berdesakan dalam ranjang spring bed kami yang
ukuran nomor 2 alias 200x180. Begitu punya
> rumah sendiri dengan beberapa kamar, otomatis Ais harus belajar
tidur sendiri
> di kamarnya sendiri. Alhamdulillah tak sulit bagi si mandiri itu
untuk menepati
> aturan yang kuterapkan di rumah ini. Kamar orang tua dan anak terpisah.
>
>
>
> Sayang, aturan itu menjadi buyar saat adiknya `datang'.
> Khawatir digigit nyamuk, Yasmin kami kerodong—ditutup dengan semacam
tudung
> saji khusus yang dari kain kasa halus semacam kelambu. Kami memang
sengaja tak
> membeli box bayi untuknya. Kami pikir tak praktis dan yang jelas tak
bisa
> memuaskan kenikmatan mengeloni bayi. Sayangnya, kerodong itu tentu saja
> mengurangi luasan yang biasa kubagi dengan suami. Demi kakaknya juga
agar tak
> merasa kurang diperhatikan setelah si adik lahir, suami memilih
tidur sekamar
> dengan si kakak.
>
>
>
> Urusan ranjang itu ternyata tak berhenti sampai di sana. Aku yang semula
> memilih pindah kamar ke kamar Ais yang lebih luas plus full
ventilasi jadi
> berpikir ulang atas keputusan tersebut. Pasalnya, dengan
masing-masing dua
> jendela di kedua sisi dindingnya, kamar itu masih terasa full udara
lewat alias
> terasa dingin kalau malam. Tak tahan, kasihan si dede juga yang
sering cegukan
> karenanya, aku memutuskan mengungsi tidur kalau malam.
>
>
>
> Sekarang, di kamar Ais—yang bekas kamarku dulu—berjajar tiga
> level kasur. Level teratas Ais dengan guling dan selimut
kesayangannya. Level selanjutnya
> suami dengan Yasmin di atas spring bed
> geser yang satu set dengan ranjang Ais. Level terakhir, tak jauh
ketinggiannya
> dari kasur kedua, kasur busa tempatku mencoba tidur (tadi). Kasur
itu semula
> kami beli khusus buat si Mbak yang sempat seminggu menginap. Malam
ini, karena
> pembantu yang tinggal belum ada lagi, maka si kasur pun turun dari kamar
> pembantu di loteng bergabung dengan temannya di kamar Ais.
>
>
>
> Melihat jejeran kasur dan jiwa-jiwa di atasnya, aku jadi
> bertanya, atau tepatnya sedikit menyesali diri atas ketidakkonsistenanku
> menerapkan aturan. Tapi membela diri, toh fleksibel tak pernah
salah. Besok,
> setelah si dede agak besar, dia bisa belajar tidur sama kakaknya
berdua saja.
> Lalu semua kembali bahagia di tempatnya masing-masing.
>
>
>
> Sempat terbesit di pikiran, kira-kira apa kata Nanny Deb
> jika dia melihat kami tidur sekamar kayak pengungsi itu ya? Bukankah
salah satu
> aturan yang diajarkan dalam Nanny 911 adalah
> pemisahan kamar anak dan orang tua? Kalau dia protes, aku akan
membela diri,
> "Ini kan Indonesia, Tante. Jawa lagi! Bukan Amerika. So, makan nggak
makan kumpul (apalagi ini urusan tidur) lagee. Hehe…"
>
>
>
> Tanah Baru, 29/06/08
> 01.24
>
> Yang saking
> desperate-nya nggak bisa tidur gara-gara gatal
http://lembarkertas.multiply.com
>
>
>

10.

(Lumayan Inspiratif) Sakit Hati..?

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Mon Jun 30, 2008 4:01 am (PDT)

...Ku copas dari Email Pak Irawan, sepertinya lumayan gurih :D

Salam

arief

Joko (bukan nama sebenarnya) ditemukan tergantung kaku di kamar
tidurnya. Sang Ibulah yang pertama sekali menemukannya karena curiga
sepanjang hari Joko tidak keluar dari kamarnya. Tidak ada tanda-tanda
keanehan dalam diri anaknya menurut Sang Ibu. Hanya memang sudah sejak
sebulan terakhir Joko sering kepergok lagi murung dan kadang menangis.
Sang Ibu tidak menyangka Joko sampai senekat itu mengakhiri hidupnya
hanya karena diputus oleh sang kekasih yang akan segera menikah dengan
calon pilihan orangtuanya.

Sementara, di tempat lain ada seorang pemuda lagi yang mengalami
penolakan dari gadis idamannya. Daripada membiarkan dirinya
dicabik-cabik oleh perasaannya, maka ia kemudian melakukan aksi sakit
hatinya dengan membuat sebuah situs dengan nama facemash.com alias si
wajah perkedel.

Demi mendapatkan foto teman-temannya, khususnya yang cewek. Ia nekat
menerobos sistem komputer kampusnya. Lalu hasil perburuannya tersebut
diunggah ke dalam situs barunya. Kemudian ia memasang sistem yang
membuat setiap pengunjung facemash.com agar dapat memberi peringkat
pada setiap cewek.

Akibat perbuatannya, pemuda ini dihukum oleh pihak kampus. Tapi
usahanya tidak sia-sia. Popularitas facemash.com langsung melonjak,
hanya dalam waktu tiga minggu pertama jumlah mahasiswa yang mendaftar
sudah mencapai 4.000 orang. Anda tentu sudah dapat menduga, inilah
cikal bakal dari Facebook.com yang kini anggotanya sudah mencapai
116,4 juta orang.

Siapakah pemuda itu? Dialah Zuckerberg yang waktu itu ada di semester
II di Harvard. Aksi membalas sakit hati pada gadis yang menolaknya
malah memjadikannya seorang triliuner termuda di dunia dengan kekayaan
US$1,5 miliar di usianya kini 24 tahun.

Dua kisah di atas memiliki persamaan yaitu pemuda yang sakit hati
karena cintanya ditolak.

Perbedaan dari kedua kisah di atas adalah yang satu membiarkan
pikirannya dikuasai perasaan, sedangkan satunya lagi segera melepaskan
belenggu perasaan pada pikirannya.

Seringkali seseorang menjadi sakit dan menderita karena membiarkan
perasaannya menguasai pikirannya. Tidaklah mengherankan karena pada
dasarnya manusia adalah mahluk kinestetik. Salah satu cara agar sembuh
dari permasalahan adalah dengan membebaskan pikiran dari perasaan yang
membelenggunya.

11.

(Semoga Inspiratif) Rahasia Sukses M. Jordan (1)

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Mon Jun 30, 2008 4:12 am (PDT)

Kalau yang ini ku copas dari email Pak Markus Tan, hehehe (*bisa copas
aja seneng banget yak...*).

Salam

Arief
..lagi seneng copas2 iki...:D

Rahasia #1 : Kata MJ tentang Impian: Segalanya dimulai dari Impian.
Impian anda harus memberi semangat dalam hidup anda, sehingga mendorong
anda untuk mengubah diri anda menjadi pemenang sejati. Kisah MJ di
Lapangan belakang rumah Sewaktu masih kecil, Mike mengaku sangat
menggemari olah raga Baseball. Bahkan dulu, ia sempat bergabung dalam
liga baseball Babe Ruth, sebagai pitcher. Lalu kenapa ia beralih ke
Basket? Getaran cinta pertama MJ pada basket, tumbuh di lapangan
belakang rumah di Wilmington, North Carolina. Pada awalnya,
ketertarikannya pada basket setelah menyaksikan kakak kandungnya
`Larry Fall' memiliki hobi basket, ia pun mulai tertarik dengan
hobi kakaknya itu. Bersama kakaknya, Mike selalu berlatih basket
bersama-sama. Walaupun berusaha bermain semaksimal mungkin, setiap kali
berlatih Mike tidak sanggup mengalahkan kakaknya. Namun demikian, ia
tak menyerah dengan selalu berlatih dan berlatih. Alhasil, suatu ketika
Mike pun mampu mengalahkan Larry, kakaknya itu.
Ketika itu MJ bertanding satu lawan satu dengan kakaknya Larry Jordan.
MJ gembira tatkala bisa mengalahkan kakaknya, yang sebelumnya MJ selalu
kalah jika bermain dengan dia. Sejak kemenangan itu MJ menghabiskan
waktu berjam-jam di lapangan itu untuk terus berlatih. Mike terus
menekuni basket hingga duduk di bangku sekolah tingkat atas, ia di
terima Laney School. Selama berlatih basket, Mike menekuninya secara
berlebihan. Bahkan, ia juga sempat mendapat teguran dari pihak Sekolah,
lantaran membolos sekolah hanya untuk berlatih basket. MJ begitu
bersemangat berlatih karena dia merasa yakin dengan kemampuan dirinya.
Seperti dalam Presupposition NLP (Anggapan dasar NLP) : "Anda
memiliki segala sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sukses."
Dan MJ telah menemukan sumber daya tsb, setelah dia menang lawan
kakaknya, yg menjadikan dia semakin yakin dengan kekuatannya.
Kisah MJ sewaktu SMA: Mungkin tak ada kisah, hikmah dan pelajaran
dalam tulisan ini seandainya MJ menyerah ketika menghadapi situasi
terburuk dalam hidupnya. Peristiwa itu terjadi ketika pada suatu pagi,
MJ yang masih duduk di kelas 1 SMA, menyisir daftar anggota team utama
bola basket SMA Laney di Wilmington. MJ melihatnya bersama temannya,
Leroy Smith. Daftar itu disusun secara alfabet, dan Leroy berhasil
masuk. MJ mencari-cari namanya dibagian huruf J, dua kali tetapi
namanya tidak tercantum. Lalu MJ mencoba menyisir kebagian K, H, I dan
seakan-akan namanya akan muncul di sana bila dia memandang daftar itu
berlama-lama. Siang itu usai menjalani sisa hari sekolah dengan
gelisah, MJ langsung beranjak pulang. Sesampai di rumah, dia masuk
kamar dan langsung menutup pintu agar tak ada orang yang akan melihat
atau mendengar dia menangis. Ibu MJ tiba dari tempat kerja, MJ mengadu
pada ibunya karena gagal masuk tim utama. "Saya lalu meminta MJ
untuk berlatih lebih keras.", kenang ibu MJ. "Tapi saya
menambahkan bahwa jika dia telah berusaha keras dan tetap gagal,
berarti itu memang bukan nasibnya." Siswa kelas satu jarang bisa
masuk daftar tim utama SMA Laney, dan setidak-tidaknya MJ telah
berhasil masuk tim junior. Akan tetapi kegagalan masuk team utama itu
masih saja membekas. Seandainya dia melepaskan kecintaannya pada
olahraga ini, semua kisah ini tentu takkan pernah terjadi. Namun ada
sesuatu dalam diri MJ yang tidak akan membiarkan dirinya menyerah.
Sesuatu yang dimiliki para pememang, kemampuan untuk menerima kekalahan
sebagai kemenangan tertunda. Motivasi Terkuat dalam Diri Anda Sebelum
menceritakan kelanjutan kisah MJ, saya ingin berbagi tentang 2 motivasi
terkuat dalam diri kita. Seperti kita tahu, diri kita digerakkan oleh 2
motivasi dasar yaitu Pertama menghindari rasa sakit, Kedua mengejar
kesenangan. Anthony Robbins menyebutnya: Avoid Pain dan Gain Pleasure.
Kalau dalam NLP, ini termasuk dalam Meta Program : Moving Toward
(bergerak mendekati) dan Moving Away (bergerak menjauhi). MJ termasuk
ke dalam tipe : Moving away. Karena jelas sekali dia sakit hati,
setelah namanya tidak masuk dalam Tim Utama. Motivasi MJ kemudian, dia
tidak mau lagi mengalami kekecewaan bila tidak tergabung dalam tim
utama basket SMA. Sehingga setelah namanya dicoret dari tim utama, MJ
termotivasi agar terhindar dari sakit hati tsb dan memperoleh tempat di
tim utama. MJ bermain dengan semangat luar biasa yang tak mungkin
dimiliki pemain junior lain. Pelatih Laney belakangan mengaku sengaja
mengeluarkan MJ dari tim utama supaya dia bisa bermain lebih baik. Namun
tidak demikian halnya bagi MJ. Dia menganggapnya sebagai penghinaan
serius. MJ bangun pukul enam pagi untuk berlatih menembak. Dia juga
berlatih pada sore hari. Kadang-kadang MJ mencetak 40 poin dalam
pertandingan tim junior. Para pemain tim utama lalu berdatangan lebih
awal untuk melihat permainan MJ. MJ tidak bisa melupakan pengalaman
getir saat dicoret dari tim utama. Dia tak mau disingkirkan. Dia lalu
menawarkan diri untuk melakukan apa saja agar bisa diterima masuk
menjadi anggota tim utama. Termasuk menyertai turnamen ke berbagai
kota. Akhirnya pelatih tim utama melunak. Namun sang pelatih masih
menyangsikan kemampuan MJ bermain di tim utama, mereka memintanya untuk
membawakan seragam team. MJ berangkat ke tempat latihan dengan membawa
kaos penuh keringat dan kaus kaki kotor – sebuah tugas yang semakin
menyalakan semangatnya. Mengapa MJ mau melakukan itu semua? Kita bisa
cerita banyak tentang MJ, baik prestasinya, semangatnya yang pantang
menyerah atau kekuatan fokusnya. Namun semua itu tak akan ada gunanya
apabila tidak dimulai dengan IMPIAN. Impian MJ jelas, MJ ingin menjadi
pemain bola basket terbaik di NBA. Karena saat itu NBA merupakan event
bergengsi kejuaraan basket di Amerika, yang merupakan simbol status,
kehebatan dan pemenang sejati. Impianlah yang membuat MJ mau
berlatih penuh semangat dan determinasi tinggi, setiap pagi dan petang.
Determinasi beda dengan komitmen. Jika komitmen itu berarti kita janji
untuk setia mewujudkan apa yang kita inginkan. Determinasi berarti
komitmen yang disertai tindakan yg berapi-api dan penuh emosi.
Hal terpenting dalam membuat sebuah Impian: <!--[if
!supportLists]-->1. <!--[endif]-->Nyatakan keinginan anda dengan
jelas dan spesifik <!--[if !supportLists]-->2.
<!--[endif]-->Temukan alasan yang sangat kuat (mengapa impian anda
begitu penting) <!--[if !supportLists]-->3.
<!--[endif]-->Temukan strategi dan cara untuk mencapainya <!--[if
!supportLists]-->4. <!--[endif]-->Buatlah impian anda menjadi
keharusan, seolah anda tidak bisa hidup tanpa impian anda. Rekan Milis
tentu ada yang masih ingat film "Space Jam" yang menampilkan
Michael Jordan, sebagai aktornya. Dalam film tersebut diceritakan
bahwa Michael kecil telah memiliki impian menjadi pemain basket bahkan
ketika ia masih berusia sekitar 10 tahun. Dalam usia yang masih
anak-anak, Michael Jordan bahkan telah membayangkan bagaimana dia
melakukan slam dunk dengan cara "terbang". Dan itu yang
kemudian terjadi sehingga dia mendapat julukan Michael "Air"
Jordan. Oleh perusahaan sepatu Nike, dipakai sebagai personal brand MJ,
dikenal sebagai seri Nike Air Jordan. Point penting untuk topik ini:
Kalau kita cermati lebih teliti, diantara kisah keberhasilan para
orang-orang sukses, ada satu hal yang sama. Yaitu selalu ada momen
ketika para pahlawan itu hampir saja menyerah dan menyimpang ke bidang
yang lain, tetapi akhirnya berhasil bangkit dari keterpurukan. Misal
saja: Silvester 'Rocky' Stallone, Henry Ford, Edison, Walt
Disney, Kolonel Sanders, Michael Jordan dll. Itu terjadi, karena
mereka tidak rela IMPIAN-nya kandas ditengah jalan. Dan seandainya
mereka menyerah, kisah keberhasilan mereka pun pasti tidak akan pernah
dituliskan. [bersambung]
Recent Activity
Visit Your Group
Drive Traffic

Sponsored Search

can help increase

your site traffic.

Family Photos

Learn how to best

capture your

family moments.

Yahoo! Groups

Discover healthy

living groups and

live a full life.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: