Senin, 23 Juni 2008

[daarut-tauhiid] Kerinduan Yang Tidak Terbendung

Kerinduan Yang Tidak Terbendung
Oleh Yunni Touresia
sumber:eramuslim.com
-------------

Mendung hitam tampak menggelayut di atas langit Sengata. Bisa di
prediksi tak lama lagi bakal turun hujan deras. Angin yang berhembus
kencang, dan cahaya kilatan petir beberapa kali membelah langit yang
kelihatannya semakin gelap saja. Saya pandangi lekat-lekat jam dinding
yang menempel tepat beberapa meter dari meja kerja saya. Kurang lima
menit lagi jam lima, waktu pulang yang telah ditetapkan perusahaan
tempat saya bekerja. Meja sudah saya rapikan dan posisi saya sudah siap
untuk pergi. Ya, saya harus bergegas, karena setiap hari Selasa sore,
saya akan bertemu dengan sahabat-sahabat saya di sebuah taklim pekanan.

Musik tanda pulang yang keluar dari mesin check clock, sayup-sayup
terdengar. Saya langsung bergegas keluar ruangan. Dalam hati berharap,
semoga hujan masih mau menunggu hingga saya sampai di tujuan. Apalagi
saya belum tahu di mana alamat rumah sahabat yang akan saya tuju kali
ini. Maklum, saya adalah anggota baru di kelompok taklim tersebut,
setelah sebulan lalu di adakan rotasi posisi untuk masing-masing orang.
Tujuannya tentu saja agar kami dapat lebih berpedar dengan ilmu yang
kami miliki masing-masing. Selain terciptanya suasana yang lebih fresh
dan mendapat sahabat baru lagi tentunya.

Saya baru beranjak beberapa meter dari depan kantor ketika air
dengan butiran besar-besar dan deras jatuh tak terbendung. Seketika
kabut menyerbu kaca mobil karena derasnya, kedua wiper yang melenggak
lenggok bagai tak mampu membantu mata saya menembus derasnya hujan yang
mengguyur. Jalanan yang saya lewati perlahan mulai lenggang. Satu per
satu motor dan pejalan kaki menepi untuk menghindari guyuran air yang
semakin deras mengalir. Beberapa menit kemudian, saya tiba di Gang
Family, di mana sahabat baru saya, mba Lamsiah itu tinggal. "Masuk gang Family IV, lurus ada jembatan lalu belok kanan, rumahnya tak jauh dari situ". Begitulah instruksi yang saya dapatkan pekan kemarin.

Perlahan namun pasti, saya mengikuti arahan tersebut. Masuk lurus
hingga mentok lalu belok ke kanan, setelah melalui jembatan, saya belok
lagi ke kanan. Mobil saya parkir tepat di depan sebuah rumah yang ada
beberapa motor parkir di halamannya. Tumpukan sandal juga terlihat di
depan pintu masuk. Pastilah di sini tempatnya, pikir saya. Dengan
percaya diri, saya langsung turun menerjang deras hujan yang terus
mengguyur. "Alhamdulillah.

Akhirnya ketemu juga nih rumahnya",
hati saya berteriak girang. Seorang ibu dengan baju seksi dan rambut
pendek muncul dari balik pintu, menyambut salam saya. Tentu saja ia
bukan sosok yang saya cari. Koq bisa salah ya? Rasanya saya sudah
mengikuti instruksi yang diberikan pekan kemaren deh. Saya
bertanya-tanya sendiri sambil kembali berlari ke dalam mobil. Completed
sudah. Basah kuyup, rumah salah sasaran, dan dapat jawaban yang
merontokkan hati. Menurut ibu itu, jangankan mengetahui rumahnya mba
Lamsiah, mendengar nama sahabat saya itu saja, baru kali pertamanya.

Beberapa menit saya hanya terdiam dalam mobil. Saya lalu bergerak
pelan, sambil mata saya menyapu sekeliling, berharap ada seseorang yang
lewat di jalan yang sudah mulai becek (karena jalan di gang tersebut
memang hanya berhias batu merah, tanpa aspal), ataupun sekedar berdiri
di teras rumah mereka. Sepi. Mungkin mereka lebih memilih berkumpul
bersama keluarganya di dalam rumah yang hangat, sambil minum teh dan
temani sepiring cemilan. Memang pilihan yang tepat untuk suasana dingin
seperti sekarang, pikir saya menerawang. Dengan keadaan basah dan
kedinginan, terbersit juga rasa ingin menyerah dalam hati ini. Namun,
segera saya tepis kehadirannya. Bukan Karena kepalang basah, yang
benar-benar basah. Namun karena ada rasa rindu yang menohok dalam hati.
Bayangan wajah sahabat-sahabat saya berkelebat. Membuat saya tersadar,
untuk bersegera melanjutkan pencarian.

Saya bersiap untuk berputar kembali. Mencoba melewati lagi rute yang
tadi sudah saya lalui. Alhamdulillah, akhirnya saya bertemu dengan
seorang ibu yang kebetulan berdiri di depan teras rumahnya. Hujan masih
deras. Membuat saya kembali kuyup karena harus keluar dan
menyambanginya untuk kembali bertanya. Namun perjuangan saya tidak
sia-sia. Ibu itu mengetahui di mana rumah mba Lamsiah. Ternyata
rumahnya di gang Family IV, sebelum jembatan, di sebelah kanan. Bukan
di gang Family IV, lurus ada jembatan lalu belok kanan seperti yang
saya tangkap sebelumnya. Ibu itu juga memberitahu, bila di lingkungan
gang tersebut, para ibu lebih terkenal dengan embel-embel nama anaknya.
Misalnya 'mama Alif', 'mama Dina' dan sebagainya. Nama ibunya sendiri
memang tidak terkenal. Ah, ternyata …

Alhamdulillah. Akhirnya saya bertemu dengan apa yang saya cari.
Setelah dua kali berputar-putar mengelilingi gang tersebut. Mba Lamsiah
dan sahabat yang lain sudah duduk melingkar di ruang tengah, tempat
taklim berlangsung.Salam hangat, jabat erat dan senyum manis menyambut
kehadiran saya. Sedikit lelah berkeliling dan rasa dingin yang
melingkupi saya menguap seketika. Subhanallah! Allahu Akbar!

Waktu telah menembus batassore. Langit mulai gelap dan hujan masih
deras mengguyur. Suasana diluar nampak beku. Namun tidak begitu dengan
kami. Kerinduan yang menyala dalam hati untuk saling bertemu, tak
terbendung dengan kebekuan sekalipun. Taklim kami tetap berjalan
lancar, diskusinya sangat hidup dan mencerahkan. Secuil waktu yang
tersisa, berlalu dengan nikmatnya. Alhamdulillah. Begitulah
ukhuwah yang terbangun karena kecintaan kepadaNya. Aromanya selalu
dapat menebarkan kerinduan dalam setiap hati kami, berharap agar dapat
bertemu kembali di setiap pekannya. Insya Allah!

"Di sekitar Arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada
orang-orang yang pakaiannya dari cahaya dan wajah-wajah mereka
bercahaya. Mereka bukan para Nabi dan syuhada', tetapi para Nabi dan
Syuhada' iri pada mereka. "Ketika ditanya oleh para sahabat, Rasulullah
saw menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena
Allah, saling bersahabat karena Allah, dan saling kunjung karena Allah"
(Hadist riwayat Tirmidzi )

* Untuk semua sahabat di taklim 'Khodijah', semoga jalinan ukhuwah di antara kita semakin bertambah erat. Amiin…

http://yunnytouresia.multiply.com

Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website:

http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:

http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:

http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join

(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:

http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: