http://www.dakwatun
Tafsir Ayat
13/6/2008 | 08 Jumadil Akhir 1429 H | Hits: 374
Orang-Orang Beriman Itu Bersaudara!
Oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA
dakwatuna.com - "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat."
(Al-Hujurat: 10)
Ayat ini dinamakan dengan ayatul ukhuwwah karena berbicara tentang
konsepsi Qur'ani yang baku bahwa setiap orang yang beriman terhadap
orang lain yang seakidah dengannya adalah bersaudara. Konsep ukhuwwah
yang berlandaskan iman ini tepat berada di pertengahan surah
Al-Hujurat yang dinamakan juga dengan surah `Al-Adab' karena isi
kandungannya yang sarat dengan pembicaraan tentang adab dalam maknanya
yang luas; adab dengan Allah, adab dengan RasulNya, adab dengan diri
sendiri dan adab dengan sesama orang yang beriman.
Sesungguhnya perbedaan adalah sunnatullah yang tidak akan berubah. Di
sinilah iman yang berbicara menyikapi perbedaan tersebut dalam bingkai
akidah.
Secara redaksional, keterkaitan dan hubungan antar orang yang beriman
begitu erat digambarkan dalam ayat di atas karena menggunakan istilah
`ikhwah' bukan ikhwan yang secara bahasa ikhwah bermakna saudara
sekandung yang mempunyai hubungan dan ikatan darah keturunan.
Seolah-olah mengisyaratkan sebuah makna yang dalam bahwa ikatan
ideologis sama kuatnya dengan ikatan nasab, bahkan seharusnya lebih
besar dari itu. Di sini mengandung arti bahwa keimanan seseorang masih
harus diuji dengan ujian persatuan dan persaudaraan tanpa memandang
ras, suku, dan bangsa. Rasulullah mengingatkan eratnya hubungan antar
orang beriman dengan tamsil yang indah, "Seorang mukmin bagi mukmin
yang lain ibarat satu bangunan yang saling menguatkan antara satu
dengan yang lainnya. Kemudian Rasulullah menggenggam jari-jemarinya.
(Bukhari & Muslim)
Yang menarik perhatian di sini, pembicaraan Allah tentang kesatuan
umat yang dominan dalam surah ini didahului dengan perintah untuk
mendahulukan Allah dan RasulNya atas selain keduanya dalam semua
aspek. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului atas
(aturan) Allah dan RasulNya. Dan bertakwalah kalian kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Al-Hujurat:
1). Hal ini menunjukkan bahwa Allah sebenarnya sangat menginginkan
kebaikan untuk hamba-hambaNya yang beriman. Untuk itu, Allah mencabut
dari dalam hati mereka sifat kufur, fasik, dan kemaksiatan sehingga
mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan inilah
sesungguhnya kenikmatan dan keutamaan yang tidak terhingga bagi setiap
muslim yang tercermin dalam ungkapan Allah "Fadhlan minallah wani'mah".
Sayyid Quthb menyimpulkan berdasarkan ayat di atas bahwa taat kepada
Allah dan RasulNya merupakan benteng yang kokoh untuk menghindari
perpecahan dan pertikaian yang akan merapuhkan kekuatan dan persatuan
umat. Karena dengan mendahulukan taat kepada Allah dan RasulNya, maka
akan lenyaplah benih-benih pertikaian yang kebanyakannya berawal dari
perbedaan cara pandang yang bersumber dari hawa nafsu yang
diperturutkan. Sehingga mereka masuk ke dalam kancah peperangan dalam
keadaan menyerahkan segala urusan secara totalitas kepada Allah swt.
Inilah faktor yang sangat fundamental bagi kebaikan generasi terbaik
dari umat ini sepanjang sejarah.
Di sini jelas, konsekuensi dari ukhuwwah seperti yang ditegaskan oleh
ayat ukhuwah di atas adalah adanya sikap saling menyayangi, memberikan
kedamaaian, keselamatan, saling tolong menolong, dan menjaga
persatuan. Inilah prinsip yang harus ditegakkan dalam sebuah
masyarakat muslim. Sedangkan perselisihan dan perpecahan merupakan
pengecualian dari sebuah ukhuwah yang harus dihindari. Maka memerangi
kelompok yang merusak persatuan dan ukhuwah umat adalah dibenarkan,
bahkan diperintahkan dalam rangka melakukan ishlah dan mengembalikan
mereka ke dalam barisan kesatuan ini. "Maka perangilah kelompok yang
melampaui batas sehingga mereka kembali kepada aturan Allah swt."
(Al-Hujurat: 9)
Dalam hal ini, Rasulullah saw. memberi motivasi akan pentingnya
menjaga keutuhan umat dengan menjaga persaudaraan diantara mereka,
"Sesungguhnya kedudukan seorang mukmin di kalangan orang-orang beriman
adalah seperti kepala dari tubuhnya. Ia akan merasa sakit jika
badannya sakit." (Imam Ahmad). Nash hadits yang mirip dengan ini
adalah sabda Rasulullah yang bermaksud, "Perumpamaan orang-orang
beriman dalam kecintaan, kelembutan dan kasih sayang di antara mereka
ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota sakit, maka seluruh anggota
turut merasakannya dengan tetap berjaga dan demam." (Muslim & Ahmad).
Dalam riwayat Muslim juga dinyatakan, "Orang-orang yang berlaku adil
akan berada di atas mimbar yang bercahaya di hari kiamat. Yaitu mereka
yang berlaku adil dalam urusan orang-orang muslim dan tidak berlaku
dzalim." Kemudian Rasulullah membaca ayat ukhuwah di atas. Maka ayat
ini merupakan ilat dari perintah untuk melakukan ishlah terhadap
sesama muslim untuk memelihara dan membangun ukhuwah antar mereka.
Pada tataran kaidah ilmu Al-Qur'an, meskipun ayat ini turun karena
sebab tertentu, namun ayat ini merupakan ayat muhkam yang harus
dijadikan sebagai kaidah umum yang bersifat universal yang akan tetap
berlaku bagi setiap kejadian di tengah-tengah komunitas kaum beriman,
karena iman dan ukhuwwah merupakan harga yang sangat mahal, sampai
Allah tetap menamakan mereka `orang yang beriman` meskipun terjadi
perselisihan, bahkan peperangan di antara dua golongan tersebut
seperti yang ditegaskan dalam firmanNya, "Dan kalau ada dua golongan
dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara
keduanya." (Al-Hujurat: 9). Inilah realitas Qur'ani yang sangat
mungkin terjadi pada siapapun dan kelompok manapun. Namun tetap Allah
mengingatkan satu prinsip, yaitu ukhuwah dan persatuan umat merupakan
modal untuk meraih rahmat Allah swt. seperti yang tercermin dari
petikan ayat terakhir `La'allakum turhamun' supaya kamu mendapat rahmat.
Ayat-ayat selanjutnya berbicara tentang tips Qur'ani untuk memelihara
dan menjaga keberlangsungan ukhuwwah. Di antaranya: pertama, siap
menerima dan melakukan Ishlah (fa'ashlihu bayna akhawaikum). Kedua,
menghindari kata-kata hinaan/olok-
qaumin). Ketiga, menghindari su'udz zhan (ijtanibu katsiran minadz
dzan). Keempat, menghindari ghibah dan mencari-cari kesalahan (la
tajassasu wala yaghtab ba'dhukum ba'dhan). Seluruh etika dan adab ini
hanya bisa dilakukan oleh mereka yang senantiasa dipandu dan merujuk
kepada barometer iman.
Sesungguhnya setan memang telah berputus asa dari membujuk dan
menggoda manusia agar menyembahnya di jazirah Arab. Maka mereka akan
senantiasa menyemai benih permusuhan dan pertikaian di antara
orang-orang yang beriman. Maka ishlah harus dilakukan dengan cara
apapun meskipun menurut Syekh Sholih bin Al-Utsaimin harus
mengorbankan segalanya, karena hasil aktivitas ishlah itu selalu baik,
dan itu demi menjaga kesatuan umat. "Wash-Shulhu Khair".
Syekh Musthafa Masyhur dalam bukunya "jalan dakwah" mengingatkan
betapa penting dan perlunya bersaudara karena Allah dalam konteks
dakwah dan keumatan. Inilah yang pertama sekali Rasulullah lakukan
ketika mempersaudarakan antara orang-orang muhajirin dan Anshor.
Merekalah contoh teladan yang indah dan agung tentang cinta dan ikrar
yang mengutamakan persaudaraannya lebih dari segalanya. "Dan
orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor)
`mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka
(Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa
yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka
dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya,
mereka itulah orang orang yang beruntung." (Al-Hasyr: 9)
Saatnya kita mulai melihat sejauh mana peran kita di dalam membangun
dan memelihara kesatuan umat Islam. Jangan sampai kemudian kita justru
menjadi pelopor atau provokator terjadinya perpecahan umat. Karena
dakwah Islam adalah dakwah yang dibangun di atas prinsip persaudaraan
sesuai. Dalam kamus generasi awal umat Islam, menjaga keutuhan dan
kesatuan umat merupakan amal prioritas yang menduduki peringkat
pertama dari amal-amal yang mereka lakukan. Dan sarananya adalah
dengan memelihara, membina, dan memperkuat tali persaudaraan antar
mereka yang sesungguhnya sejak awal telah diikat oleh Allah ketika
seseorang menyatakan keIslamannya, "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu bersaudara."
http://www.dakwatun
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Attention, Yahoo! Groups users! Sign up now for a one-month free trial from Blockbuster. Limited time offer.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar