Pernikahan Berkah
                         
 
 Di
 awal pernikahan, ungkapan terbaik dari suami kepada istrinya adalah
 menasihati istri agar dia bisa dekat dengan Allah. Dan seharusnya
 itulah yang menjadi tujuan dari pernikahan kita, yakni membawa keluarga
 untuk bisa dekat kepada Allah. Selanjutnya, harus ditanamkan pula
 keyakinan kepada setiap anggota keluarga bahwa setiap bertambah hari
 dan bertambah umur, manusia itu akan merugi, kecuali tiga golongan.
 Demikian halnya dengan keluarga, setiap waktu akan merugi, kecuali
 keluarga yang setiap anggotanya memiliki kriteria sebagaimana tiga
 golongan tadi.
  
 Golongan
 pertama adalah orang yang selalu berpikir keras bagaimana supaya
 keyakinan dia kepada Allah meningkat. Sebab semua kebahagiaan dan
 kemuliaan itu berbanding lurus dengan tingkat keyakinan kepada Allah.
 Tidak ada orang ikhlas kecuali yakin kepada Allah. Tidak ada sabar
 kecuali kenal kepada Allah. Tidak ada orang yang zuhud kepada dunia
 kecuali orang yang tahu kekayaan Allah. Tidak ada orang yang tawadhu
 kecuali orang yang tahu kehebatan Allah. Makin akrab dan kenal dengan
 Allah semua dipandang kecil. Setiap hari dalam hidup kita seharusnya
 dipikirkan bagaimana kita dekat dengan Allah.
  
 Berusahalah
 agar selalu memegang komitmen tentang mau ke mana rumah tangga ini.
 Mungkin sang ayah atau ibu yang meninggal lebih dulu yang penting
 keluarga ini akan berkumpul di surga. Apa pun yang ada di rumah harus
 menjadi jalan mendekat kepada Allah. Beli barang apa pun harus barang
 yang disukai Allah. Supaya rumah kita menjadi rumah yang disukai Allah.
  
 Boleh
 saja mempunyai barang yang bagus, asalkan jangan sampai diwarnai dengan
 rasa takabur. Bukan perkara mahal atau murah, bagus atau tidak tetapi
 apakah bisa dipertanggungjawabk
 dalam mendengar lagu yang disukai Allah siapa tahu kita dipanggil Allah
 ketika mendengar lagu.
  
 Rumah
 kita harus Allah oriented. Jadikan semua harta yang kita miliki menjadi
 jalan dakwah. Setiap mempunyai uang, belilah buku-buku agama. Kalau
 bisa, buat perpustakaan di rumah untuk tamu yang berkunjung agar mereka
 dapat membaca sehingga ilmunya bertambah. Jangan rewel memikirkan
 kebutuhan kita, itu semua tidak akan ke mana-mana. Allah lebih tahu
 kebutuhan kita daripada kita sendiri. Allah menciptakan usus dengan
 desain untuk lapar. Jadi, tidak mungkin tidak diberi makan. Allah
 menyuruh kita menutup aurat, sehingga tidak mungkin tidak diberi
 pakaian.
  
 Kalau
 hubungan kita dengan Allah bagus, insya Allah semua akan beres. Barang
 siapa yang terus dekat dengan Allah, akan diberi jalan keluar setiap
 urusannya. Dan dijamin dengan rezeki dari tempat yang tidak
 diduga-duga. Dan barang siapa hatinya yakin Allah yang mempunyai
 segalanya, maka akan dicukupkan segala kebutuhannya. Jadi bukan dunia
 ini yang menjadi masalah, tetapi hubungan kita dengan Allah-lah
 masalahnya.
  
 Golongan
 kedua adalah rumah tangga yang akan rugi adalah rumah tangga yang
 kurang amal. Jangan sibuk memikirkan apa yang kita inginkan, tetapi
 pikirkan apa yang bisa kita lakukan. Pikiran kita seharusnya hanya
 memikirkan dua hal, yakni bagaimana hati ini bisa bersih, tulus, dan
 bening sehingga bisa melakukan apa pun dengan ikhlas.
  
 Dan
 yang kedua, teruslah tingkatkan kekuatan untuk terus berbuat. Pikiran
 itu bukan mengacu pada mencari uang tetapi bagaimana menyedekahkan uang
 tersebut, menolong, dan membahagiakan orang dengan senyum, sehingga di
 mana pun kita berada, kita bagaikan pancaran matahari yang menerangi
 kegelapan serta menghangatkan suasana yang dingin. Sesudah itu serahkan
 kepada Allah.
  
 Oleh
 karena itu, mari kita ubah paradigmanya. Rumah tangga yang paling
 beruntung adalah rumah tangga yang paling banyak produktivitas
 kebaikannya. Uang yang paling berkah adalah uang yang paling tinggi
 produktivitasnya, bukan senang melihat uang kita tercatat di deposito
 atau tabungan. Uang sebaiknya bisa multiefek bagi pihak lain, insya
 Allah hal ini menjadikan uang kita berkah.
  
 Tentu
 boleh saja kita menjadi orang kaya boleh, namun kekayaan kita harus
 produktif, harus bermanfaat bagi orang lain. Boleh mempunyai rumah
 banyak, asal diniatkan untuk bisa membantu saudara-saudara kita atau
 yatim-piatu yang tidak memiliki rumah. Beli tanah seluas-luasnya, lalu
 sebagian diwakafkan, kemudian dibangun masjid. Insya Allah pahala akan
 mengalir untuk kita sampai yaumil hisab. Makanya, ikhtiar mencari
 rezeki bukan untuk memperkaya diri, tetapi mendistribusikannya untuk
 umat. Sedekah itu tidak akan mengurangi harta kita. Jadi pikiran kita
 bukan akan mendapat apa kita?
  
 Namun,
 akan berbuat apa kita? Apakah hari ini saya sudah menolong orang?
 Sudahkah saya membahagiakan orang lain walaupun hanya dengan senyuman?
 Berapa orang yang saya sapa? Dan seterusnya. Orang yang beruntung
 adalah orang yang paling produktif kebaikannya.
  
 Ketiga,
 rumah tangga atau manusia yang beruntung itu adalah yang pikirannya
 setiap hari memikirkan bagaimana ia bisa menjadi nasihat dalam
 kebenaran dan kesabaran dan ia pencinta nasihat dalam kebenaran dan
 kesabaran. Setiap hari carilah input nasihat ke mana-mana. Kata-kata
 yang paling bagus yang kita katakan adalah meminta saran dan nasihat.
 Ayah meminta nasihat kepada anak, niscaya tidak akan kehilangan wibawa.
  
 Kita
 harus berusaha setiap hari mendapatkan informasi dan koreksi dari pihak
 luar, kita tidak akan bisa menjadi penasihat yang baik sebelum ia
 menjadi orang yang bisa dinasihati. Tidak akan bisa kita memberi
 nasihat jika kita tidak bisa menerima nasihat. Jangan pernah membantah,
 semakin sibuk membela diri semakin jelas kelemahan kita. Alasan adalah
 kelemahan kita. Cara menjawab kritikan adalah evaluasi dan perbaikan
 diri. Mungkin membutuhkan waktu sebulan bahkan setahun.
  
 Nikmatilah
 nasihat sebagai rezeki dan bukti kesuksesan hidup. Sayang hidup hanya
 sekali dan sebentar hanya untuk menipu diri. Merasa keren di dunia
 tetapi hina di hadapan Allah. Merasa pintar padahal bodoh dalam
 pandangan Allah. Mudah-mudahan kita bisa menerapkan tiga hal di atas.
 Setiap waktu berlalu tambahlah ilmu agar iman meningkat, setiap waktu
 isi dengan menambah amal.
                     
                     
 
 sumber: cyberMQ.com
 
 Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar