oleh Indiwan Seto Wahju)
Wartawan LKBN Antara
Jika engkau ingin panen sebulan, tanamlah biji
Jika engkau ingin panen puluhan tahun, maka tanamlah pohon
Tapi jika engkau ingin panen selama ratusan tahun,
Maka didiklah manusia.
Pendapat filusuf terkenal China, Lao Tze ini tepat bila ditujukan pada pengelola dan para pendidik Mahad Al-Zaytun. Upaya mendidik kader-kader bangsa masa depan ternyata tak semudah menanam biji yang panen hanya sebulan, tapi perlu waktu yang lama dan panjang, termasuk juga mendapat resiko-resiko dan aral yang melintang di jalan. Makin membuat perjalannan mendidik menjadi suatu pekerjaan yang tidak main-main. Selama ini, banyak isu atau hujatan yang ditunjukan pada pesantren terbesar di Asia Tenggara yang menerapkan sejumlah aturan yang ketat, tetapi nampaknya pihak pengelola tidak menggubris isu tersebut. Memasuki tahun ajaran baru, Juli 2002 jumlah siswa baru cukup melimpah seakan tidak terpengaruh isu-isu atau hujatan di sejumlah kalangan yang menilai pesantren ini menerapkan ajaran sesat dan hendak mendirikan Negara Islam Indonesia.
Bila ingin melihat 'dapur' Al-Zaytun di Indramayu, cukup mendaftarkan diri ke sekertariat beberapa saat sebelumnya. Kemudian, setiap tamu dipersilahkan mengutarakan maksud dan tujuannya datang ke Al-Zaytun, mau bertemu siapa lalu mereka mendapat 'guide' masing-masing yang akan mengantarnya ke tujuan. Buat wartawan atau jurnalis yang hendak berkunjung, persyaratannya nyaris tak ada bedanya dengan pengunjung atau tamu pesantren. Si wartawan sebaiknya mengirim suratpemberitahuan jauh hari sebelum waktu berkunjung, kemudian menaati segala peraturan yang ada selama berada di Al-Zaytun seperti tidak merokok, tidak memasuki lokasi apa pun tanpa ijin.
Kendati sebelumnya ada isu sulit 'menembus' Al-Zaytun buat wartawan, hal itu ternyata tidak terbukti ketika wartawan Antara berkunjung ke sanabeberapa waktu lalu. Di lokasi Ma'had, sebagaimana tamu-tamu yang lain Antara juga harus menyerahkan suratkartu indentitas dan surattugas dari redaksi. Setelah itu, seorang petugas keamanan membawa Antara ke sebuah ruangan besar dan dipertemukan dengan eksponen Al-Zaytun.
Pesantren spirit but modern system
Kiyai Haji Syarwani kepada Antara mengatakan bahwa meski banyak hujatan terhadap Ma'had Al-Zaytun, kegiatan belajar mengajar di pondok yang berdiri di tanah seluas 1.200 hektare ini terus berjalan. "kita tidak menggubris dan meladeni suara-suara negatif itu, sebagai pendidik kita terus melakukan kewajiban kita," ujar Syarwani. Dia juga membantah bahwa Al-Zaytun tertutup terhadap perss. "Silahkan kalau kalian (perss, red) mau meliput, mau satu hari, seminggu atau berbulan-bulan di sini. Asalkan niatnya memang baik, kita terima secara terbuka," ujarnya.
Meski begitu, ma'had akan 'menyeleksi' niat para jurnalis itu sekiranya sejak awal tidak baik dan hanya mencari-cari kesalahan.Syarwani mengakui, ada sebuah media bernafaskan Islam yang 'di-blacklist' dan tidak lagi diperkenankan masuk ke Al-Zaytun.
"Mau bagaimana lagi, media itu sudah tiga kali ke Al-Zaytun, dan terakhir kali dia coba 'menyelundup' dan berbaur dengan rombongan tamu Al-Zaytun," ujar Syarwani lagi. Media yang di-black list tersebut memaksakan diri untuk 'membuktikan' soal kesesatan pesantren yang dikelola YPI ini. "meski dia tidak menemukan ada nya kesesatan, tapi ditulisnya………….belum ditemukan adanya kesesatan. Ini seolah mereka berharap suatu saat akan ditemukan kesesatan, "ujarnya prihatin.
Sementara itu Syaykh al-Ma'had Al-Zaytun. A.S Panji Gumilang tidak mau berkomentar banyak soal tudingan miring terhadap pesantren yang dipimpinnya. "sebagai pendidik, kita tidak perlu menanggapinya, yang perlu kita lakukan adalah membuktikannya dengan terus bekerja keras, "ujar Syaykh Panji.
Dan nampaknya, hujatan-hujatan tak berdampak negatif terhadap minat calon santri dan santriwati yang masuk Al-Zaytun sejak Juli 2002 lalu. Dari pantauan Antara, tak ada satu pun dari mereka merasa terganggu dengan banyaknya isu negatif terhadap pesantren terbesar di Asia Tenggara ini.
Syaykh Panji mengatakan bahwa landasan pendidikan di Ma-had Al-Zaytun adalah 'pesantren spirit but modern system' artinya meskipun bersemangat sebagaimana layaknya pesantren, tapi pendidikan dikelola secara modern dengan memanfaatkan segala potensi dan teknologi yang canggih. Arah dan tujuannya adalah bagaimana mempersiapkan peserta didik yang berakidah kokoh dan kuat terhadap Allah dan syariatnya, menyatu di dalam tauhid, berakhlaq al-karimah, berilmu pengetahuan luas dan berketerampilan tinggi.
Spesifikasi atau ciri Al-Zaytun menurut Syaykh Panji Gumilang adalah bagaimana membentuk generasi muda yang menguasai al-Quran secara mendalam, terampil berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa antar bangsa yang dominan, berpendekatan ilmu pengetahuan, berketermapilan teknologi dan fisik, berjiwa mandiri, berdisiplin tinggi, berkesenian memadai dan penuh perhatian terhadap aspek dinamika kelompok dan bangsa. Selain pelajaran khas pesantren, di Al-Zaytun juga diajarkan pelajran khusus mengenai ketatanegaraan dan hak asasi manusia serta jurnalistik. Sejak pendidikan menengah, santri Ma'had diajarkan piagam Madinah, sebuah konstitusi tertua yang pertama kali mengakui pluralitasme dan mengatur secara menyeluruh kepentingan umat manusia di atas fitrah mereka.
Sesat ?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri sebagaimana ditegaskan Ketua MUI Pusat Prof. Dr. Umar Shihab tidak akan terburu-buru membuat kesimpulan tentang ajaran yang diterapkan pondok Pesantren Al-Zaytun di Haurgeulis."Saya kira sesuatu pekerjaan yang besar yang punya manfaat dan mudlarat tidak bisa segera diambil keputusan, sebab ada pepatah, sesuatu pekerjaan yang baik dan agung itu akan berjalan pelan dan kalau cepat-cepat bisa-bisa setan ikut membantu," katanya menanggapi kelambanan MUI memutuskan persoalan itu.
Seperti pernah diberitakan FORUM beberapa waktu lalu, (baca: "Geger Pesantren Ma'had Al-Zaytun"), sejumlah ulama di Jawa Barat sempat kewalahan menerima banyaknya suratpengaduan dari masyarakat yang meminta agar Al-Zaytun diselidiki karena diindikasikan telah terlibat gerakan untuk mendirikan negara Islam. Malah, ada orang tua yang sempat menyurati Kapolri. "Kami ini mendidik umat, Jika dikatakan sebagai markas, ya alhamdulilah, mungkin markas pendidikan," demikan pernah dikatakan oleh Syaykh A.S Panji Gumilng kepada FORUM yang mengkonfirmasi tuduhan miring tersebut.
Apa yang dikatakan Syaykh A.S Panji Gumilang dikutakan pula oleh suratpembaca yang pernah diterima FORUM. Orang yang mengaku pernah meninjau langsung pesantren tersebut mengungkapkan bahwa ia sama sekali tak melihat adanya berbagai hal yang dituduhkan di pesantren itu. "Semuanya berjalan dengan baik, penuh nunansa keislaman, "tulis orang itu dalam suratnya.
Menurut Umar Syihab, Ketua MUI Pusat, Tim Kajian MUI masih melakukan penelitian terhadap Ponpes Al-Zaytun sehingga belum ada kesimpulan tentangnya. "Kita sudah melakukan tabayyun, dan tim itu sampai sekarang belum selesai merumuskan kesmipulannya, "ungkapnya. Sebelumnya beberapa peserta Rakorda MUI Banten, menginginkan adanya fatwa segera dari MUI tentang Al-Zaytun karena pro dan kontra sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Bahkan ada yang mendesak Pemerintah Pusat melalui Departemen Agama segera mengumumkan hasil kajian yang sudah dilakukan baru-baru ini.
Ketua MUI Banten KH Wahab Afif juga meminta agar pemerintah segera mengumumkan hasil kajiannya supaya masyarakat tidak terus terombang-ambing oleh ketidak pastian, bahkan ada isu saling menyerang yang justru bisa merusak ukhuwah Islamiah. Sementara Sekertariat PW Muhamadiyah Jawa Barat Dr Makhmud Syafe'I M.A yang ikut sebagai peserta Rakerda menjelaskan, sudah saatnya MUI dan pemerintah mengumumkan hasil kajiannya sehingga tidak ada lagi pro dan kontra yang hanya memecah belah umat Islam. Namun, ia menilai apa yang dituduhkan sekelompok umat tentang Al-Zaytun sudah terlalu mengada-ada dan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di pesntren itu. "saya mengetahui sendiri banyak kader muhamadiyah yang mengajar di sana sehingga saya dapat informasi langsung apa yang telah mereka terapkan, itu sama sekali bukanlah ajaran sesat, "katanya.
Pro kontra Al-Zaytun juga sempat disinggung Ketua Umum MUI Pusat KH Sahal Mahfud dalam sambutan tertulisnya pada pembukaan Rakorda MUI, namun hanya meminta ulama untuk memberikan kesejukan kepada umat Islam terhadap munculnya dugaan-dugaan itu sehingga tidak berkembang menjadi gejolak yang meresahkan. Sementara itu, sebelumnya, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan (BLA dan DK) Departemen Agama tidak menemukan adanya penyimpangan ajaran di Ma'had Al-Zaytun. Bahkan dalam rekomendasi hasil penelitian setebal 30 halaman, badan tersebut meminta DepagRImenjadikan sistem pendidikan Ma'had Al-Zaytun sebagai model pendidikan bagi pesantren atau lembaga pendidikan keagamaan lainnya. Penelitian yang dilakukan sampai akhir Maret tersebut dimaksudkan untuk mencari fakta tentang berbagai isu keagamaan yang berkembang berkaitan dengan Ma'had Al-Zaytun. Metode penelitian yang dipergunakan badan itu bersifat kualitatif dan difokuskan pada perolehan data
deskriptif untuk memperoleh pemahaman. Dalam upaya menemukan, menggali dan menggambarkan realitas secara holistic (utuh), BLA dan DK pun menempuh pendekatan naturalistic (apa adanya). Sedangkan teknik pengumpulan dilakukan melalui studi dokumentasi, observasi dan wawancara.
Dalam hasil penelitiannya, BLA dan DK justru menemukan modal awal pembangunan Ma'had Al-Zaytun berasal dari umat Islam yang dijaring melalui sedekah, infaq, zakat, firah, sumbangan pribadi dan usaha, bukan dari hasil kejahatan seperti yang dituduhkan beberapa orang. Bahkan badan penelitian itu menganggap buku-buku yang menghujat Al-Zaytun dinilai sebagai karya tulis yang tidak benar. Tuduhannya sama sekali tidak bisa dibuktikan. Menurut BLA dan DK, yang terjadi sebenarnya hanya perbedaan presepsi dalam teologi.
Badan tersebut menilai bahwa tauhid Al-Zaytun memiliki argumen dan kerangka berpikir yang di benarkan. Sedangkan terhadap isu yang berkembang di masyarakat bahwa santri Al-Zaytun tidak berwudlu ketika akan shalat, dibantah oleh BLA dan DK. Kejadian sebenarnya. Santri berwudlu di kamar (asrama) atau dilokasi belajar. Hal itu dilakukan dengan pertimbangan efesiensi waktu sebab bila 5000 santri di pesantren tersebut berwudlu di tempat yang sama (50 kran air), maka beberapa jam waktu yang dibutuhkan?
Demikian pula tuduhan masyarakat bahwa santri wanita diperbolehkan tidak shalat dan tidak berjilbab, dianggap BLA dan DK sangat mengada-ada. Sebab seluruh santri perempuan diwajibkan shalat dan memakai jilbab. Bahkan mereka disunahkan shalat jumat.
Memng banyak santri di masjid yang tidak shalat Jumat dan hanya mendengar khutbah, itu karena mereka sedang haid. Menurut BLA dan DK, isu-isu itu terjadi karena kurangnya informasi yang diterima masyarakat tentang kehidupan santri Al-Zaytun yang sebenarnya.
Ketika Antara berkunjung ke sana, aktivitas keagamaan seperti shalat tetap dilakukan oleh ribuan santri yang belajar di Al-Zaytun. Mereka berbondong-bondong memasuki Masjid Al-Hayat yang mampu menampung lebih dari 6000 jamaah. Dan antara santri pria dan santriwati tidak berbaur menjadi satu, tetapi mereka berjalan lewat jalur jalan sendiri-sendiri sehingga tidak mungkin bersentuhan. Demikian pula kegiatan guru laki-laki dan perempuan dibatasi secara seksual berdasarkan norma Islam.
Karena tidak menemukan bukti-bukti kesesatan Al-Zaytun, BLA dan DK memuat enam butir kesimpulan dan empat butir rekomendasi. Selain berupa sanjungan-sanjungan, keenam butir kesimpulan itu juga berisi tentang pembenaran atas kualitas sistem pendidikan Ma'had Al-Zaytun.
Dalam kesimpulan penelitiannya, BLA dan DK antara lain menuturkan bahwa tuduhan negatif terhadap Al-Zaytun disebabkan oleh kurangnya informasi tentang Ma'had Al-Zaytun. Baik secara ideology maupun sistemik, yang dilakukan Al-Zaytun merupakan gerakan reaktualisasi dan konstektualisasi ajaran. Oleh karena itu, BLA dan DK merekomendasikan bahwa sistem pendidikan di Al-Zaytun dapat dipertimbngkan untuk dijadikan model pengembangan pondok pesantren atau model pendidikan keagamaan lainnya.
Tulisan ini dikirimkan ke redaksi Majalah Al-Zaytun sebagai ungkapan terimakasih penulis atas sambutan hangat dan bersahabat Syarwani, Syaykh Panji Gumilang, dan rekan-rekan wartawan dari Majalah Al-Zaytun yang menemani penulis saat berkunjung ke Al-Zaytun minggu pertama Juli 2002. Versi yang lebih ringkas, sudah dibuat untuk kepentingan LKBN ANTARA dan disiarkan ke seluruh Indonesiadan dunia lewat jaringan satelit dan internet Antara. Z. Indiwan Seto Wahju Wibowo, wartawan LKBN ANTARA Jakarta, Wisma Antara Jalan Merdeka Selatan 17 Jakarta Pusat, E-mail:
Indiwan_wibowo@hotmail.com
NB:
Saya mohon informasi ini diteruskan kepara sahabat-sahabat anda semua karena ini penting.
----- Original Message ----
From: Muwahhidin Firdaus <dhawi1986@yahoo.com>
To: Rizal Aja <rizal_aja61@yahoo.com>; daarut-tauhiid@yahoogroups.com
Sent: Saturday, May 31, 2008 4:59:44 AM
Subject: Bagaimana dengan KONTROVERSI AZ-ZAYTUN...? Re: [daarut-tauhiid] Re: Ma'had Al-Zaytun Selayang Pandang
Bagaimana dengan KONTROVERSI AZ-ZAYTUN...?
PANJI GUMILANG alias ABU TOTO adalah salah satu murid dari KARTOSUWIRYO yang mendirikan negara NII.
saya pernah dapat kabar, bahwa NII dilarang karena melanggar UUD. yaitu mendirikan negara dalam negara akan tetapi ajaran yang dianut oleh kelompok tsb tidak sama sekali keluar dari ISLAM.
tetapi era PANJI GUMILANG, kenapa NII seolah-olah "dipelihara"???
nah.. disinilah adanya tangan-tangan jahil alias KONGKALINGKONG....
yang padahal banyak sekali penyimpangan ajaran NII yang sekarang
* Sholat tidak usah ber-wudhu
* Pergi haji tidak perlu ke Makkah, cukup melaksanakannya di Ma'had Az-Zaytun.
inilah beberapa contoh penyimpangan yang dimaksud
Mungkin ada beberapa pendapan akhi2 sekalian.... "ah mungking aja nih orang iri dengan kemajuan Islam?"
Tapi tolong direnungin,... dari mana asal muasal dana tsb? TIDAK JELAS KAN? mereka hanya bisa jawab, "INI DANA DARI UMMAT"!!!
NII adalah organisasi yang sesat dan menyesatkan mereka mewajibkan SHODAQOH yang padahal hukumnya Sunnah. Dan seringkali seMiskin apapun qta, pokoke wajib!!! sampai2 ada yang jual rumah, mobil dll hanya untuk ORGANISASI padahal diri sendirinya-pun mengalami kesusahan, kesulitan (bukankan itu, menyakiti diri sendiri???)
Nah.. dari sumber yang bisa dipercaya..
AZ-ZAYTUN itu didirikan atau dibangun dari dana kelompok NII (Shodaqoh wajib)
Az-Zaytun memiliki organisasi seperti negara, ada Presiden (Panji Gumilang), Gubernur, Walikota, Camat dll
Wallao'alam Bis Showab
Alfaqier
------------------------------------
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website:
http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar