**
*Sopir Kopaja Masuk Surga*
Oleh: Fauzi Nugroho*)
"*Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang
pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.*" (QS. Al Jumu'ah, 62:9).
Menurut Imam Nawawi, shalat Jum'at termasuk shalat yang paling utama dalam
seminggu. Bagi Allah, hari Jum'at lebih mulia daripada hari Idul Fitri
ataupun Idul Adha. Begitu pentingkah shalat Jum'at sehingga Allah perlu
menyebut dalam Al Qur'an. Memang banyak keutamaan yang didapat dari ibadah
Jum'at, seperti terkabulnya permohonan bila seseorang memohon do'a pada hari
ini. Hal lain yang ada dalam saat tersebut adalah Khutbah Jum'at.
Kesempurnaan Jum'at akan didapat jika seseorang mendengarkan khutbah yang
disampaikan khotib, sebagai bagian dari ibadah Jum'at.
Namun seringkali kita saksikan, bahwa kendati sang khotib telah naik ke
mimbar tidak sedikit jamaah yang masih mengobrol dengan rekan sebelahnya.
Padahal bagian dari ibadah Jum'at adalah menyimak seruan sang khotib, karena
salah satu isi khutbah tersebut adalah berwasiat agar kita bertakwa kepada
Allah dan seruan untuk senantiasa mengingat-Nya. Bagaimana mungkin seorang
jamaah dapat mendengar jika kanan-kirinya gaduh, atau ia sendiri malah
berbicara. Atau bagaimana mungkin seseorang dapat mendengar bila yang
bersangkutan tertidur, bisa jadi karena rasa kantuk yang demikian kuat,
mungkin karena isi khutbah yang disampaikan sang Khotib tidak menarik.
Dalam beberapa kasus kadang kita saksikan bahwa isi materi dakwah terkadang
memang tidak menarik dan kurang mengena, jamaah hanya diajak untuk taqwa dan
taqwa tanpa uraian penjelasan yang kongkrit. Isinya tidak bisa dicerna oleh
jamaah karena menggunakan bahasa yang tidak dipahami jamaah, sehingga tidak
heran jika sebagian tertidur. Selain masalah materi khutbah itu sendiri,
kesadaran dan pemahaman jamaah yang bersangkutan bisa pula menjadi penyebab
seseorang berbicara atau tidur di mesjid. Mungkin karena ketidaktahuannya,
sehingga ia tidak menahan kantuknya tetapi malah menyengaja tidur. Jika hal
ini terjadi maka rugilah ibadahnya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah SAW
telah bersabda: "*Apabila engkau berkata kepada temanmu, diamlah! pada hari
Jumaat. Padahal imam sedang berkhutbah, maka kamu benar-benar telah
melakukan satu perkara yang sia-sia yaitu lalai*." (HR. Bukhari - Muslim).
Disadari bahwa saat di dalam majelis Jum'at atau melakukan ibadah, yang
namanya setan tidak suka melihat manusia tekun dan seksama mengikuti untaian
khutbah maupun ritual tersebut, pun terhadap setiap jalan kebaikan. Setan
akan selalu berusaha menggoda semaksimal mungkin agar seseorang/jamaah tidak
memperoleh apa-apa dari ibadahnya. Berbeda dengan saat seseorang dalam
keadaan was-was, ketakutan atau kesusahan, ia akan mudah mengingat Allah.
Begitulah tipikal kebanyakan manusia.
Keadaan yang mengharuskan untuk mengingat Allah antara saat mendengar
khutbah dan dihinggapi rasa was-was, barangkali tergambar seperti anekdot
seorang mubaligh dan sopir angkutan umum. Sebutlah Parto, seorang sopir
Kopaja yang ugal-ugalan. Singkat cerita keduanya meninggal dunia, setelah
sampai di depan pintu syurga, sang Malaikat bertanya kepada Parto, "apa
pekerjaanmu?". "Saya supir Kopaja jurusan Pasar Minggu – Tanah Abang";
jawabnya. Kemudian sang Malaikat melihat catatannya, dan berkata, "ini jubah
suteramu, dan masuklah ke syurga". Parto pun melenggang masuk ke tempat yang
dijanjikan itu dengan senyum-senyum.
Mubaligh itu juga ditanya oleh Malaikat, "apa pekerjaanmu?". "Saya seorang
da'i, hampir seluruh usia hidupku untuk berdakwah dan menyeru manusia untuk
mengingat Tuhan". Kemudian sang Malaikat melihat catatannya dan berkata,
"ini jubah belacu untukmu". Mendadak sontak, sang Da'i protes kepada
Malaikat seraya berkata, "bagaimana mungkin seorang sopir Kopaja seperti
Parto bisa memperoleh jubah sutera, sedangkan aku hanya memperoleh jubah
belacu". Sang Malaikat tersenyum dan dengan tenang ia menjelaskan alasannya,
"Begini tuan Da'i, apa yang didapat disini adalah buah dari perbuatan di
dunia". Malaikatpun memberi penjelasan, "Dulu ketika tuan sedang khotbah dan
ceramah mengajak manusia mengingat Allah, banyak jamaah tuan yang malah
tertidur dan berbicara saat anda sedang bekerja. Sedangkan si Parto, saat ia
menyetir Kopaja semua penumpang malah berdo'a dan banyak mengingat Allah".
Ini hanyalah dagelan semata, namun parodi tersebut setidaknya menggambarkan
betapa orang-orang yang kadang membuat kita cemas, menimbulkan rasa takut,
was-was, atau sedang menguji keimanan kita dan sebagainya, kadang malah
membuat seseorang menjadi mudah mengingat Allah. Seperti jika seseorang
sedang dilanda kesulitan, barangkali bisa setiap saat ia memohon pertolongan
Allah, baik dalam shalat maupun dalam segala aktivitasnya. Sebaliknya, saat
kita sedang mengikuti ceramah, atau mendengar dakwah di tempat yang sejuk,
ber-AC nyaman, mudah sekali tertidur dan bahkan tidak menggubris seruan sang
Da'i. Manusia kerap mudah melupakan-Nya saat dirinya berada dalam keadaan
yang mengenakan.
Hati manusia akan mudah memohon bantuan dan campur tangan Allah melalui do'a
manakala kesempitan menghadangnya. Ia akan berdo'a dalam segala keadaan,
tidak perduli siang atau malam. "*Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia
berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi
setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui
(jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk
(menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang
melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.*" (QS.
Yunus, 10:12).
Namun tidak berarti bahwa kita harus menjadi Parto atau orang-orang yang
suka membuat orang lain dalam keadaan terjaga, was-was, takut, dan
sebagainya. Namun setidaknya, kita bisa belajar dari orang-orang seperti
mereka, untuk tidak seperti itu. Sementara, tidak sedikit Da'i yang kadang
hanya asyik dengan ceramah dan dakwahnya tanpa memperhatikan jamaah, seolah
tanggung jawabnya selesai begitu seruannya telah disampaikan. Faham atau
tidak, menarik atau tidak bukan urusannya lagi. Tentu tidak demikian.
Kewajiban siapapun yang mengajak kepada kebaikan, seharusnya berupaya
semaksimal mungkin menyampaikan kema'rufan sesuai kesanggupannya.
Mengemasnya dengan menarik, bahkan jika perlu dengan pemanis yang dapat
membuat mereka menjadi tertarik, Pesannya adalah, kita bisa belajar banyak
hal dari orang-orang yang tidak baik di sekitar kita untuk senantiasa
mengingat Allah. Dan jika kita menyampaikan seruan hendaknya memperhatikan
orang lain atau jamaah yang mendengarkan, agar pesan yang disampaikan
mengena, dan memberi bermanfaat bagi pendengarnya. Dan sebaik-baiknya orang
adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. *Chairunnas anfa uhuum
linnas*. Mudah-mudahan, pesan ini mengingatkan kita semua, bahwa di setiap
Jum'at akan selalu ada setan-setan yang mengintai, membisiki, dan menggoda
siapapun agar tertidur atau berbicara di dalam majelis. Semoga kita termasuk
orang-orang yang senantiasa terjaga dan bisa mengambil manfaat dari pesan
khutbah Jum'at yang disampaikan. Amin (fn).
*) Penulis adalah Pengawas Bank Madya di Kantor Bank Indonesia Bandung
Jl. Braga 108 Bandung
Judul Aslinya, "Ngantuk dan Terjaga", semoga penulis tidak keberatan jika
diganti dengan judul tersebut. Mohon maaf kalau saya lancang, tidak ada
maksud apa-apa, kecuali lebih menarik. Semoga kemurahan penulis senantiasa
terpatri di qolbu saudara kita ini, Pak Fauzi. (AN)
---------- Forwarded message ----------
From: pesanhariini <pesanhariini@yahoo.com>
Date: Fri, Jun 20, 2008 at 6:13 AM
Subject: [PHI] Jum'at, 20-06-2008, "Ngantuk dan Terjaga"
To: P-H-I@yahoogroups.com
[Non-text portions of this message have been removed]
------------------------------------
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
website:
http://dtjakarta.or.id/
===================================================Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
1 komentar:
terima kasih sharing ilmunya...
saya membuat tulisan tentang "Bagaimana Menjadi Khatib Efektif?"
silakan berkunjung ke:
http://achmadfaisol.blogspot.com/2008/08/bagaimana-menjadi-khatib-efektif-1-of-2.html
salam,
achmad faisol
http://achmadfaisol.blogspot.com/
Posting Komentar