Satu dari Banyak Kesetiaan
oleh Rinda Arsianah
------------
Menikah
dengannya adalah pelajaran keikhlasan. Menerimanya disembilan tahun
yang lalu adalah sebuah berkah bakti yang kutujukan padaNya. Memenuhi
amanah yang tidak hanya menjadi istri baginya tapi juga menjadi ibu
bagi anak-anaknya bahkan menjadi manager setia dikehidupan keluarganya
adalah sebuah kesyukuran tiada tara.
Tak menyesal ketika sampai diakhir hayatnya aku sanggup
mendampinginya, karena mendampinginya adalah sebuah hadiah yang luar
biasa. Mendampinginya dalam do'a, ikhlas dan kesabaran adalah hadiah
terindah yang pernah aku miliki.
Penyakit yang ia rasakan seperti merasuk dalam tubuh dan jiwaku.
Aktivitas berpindah dari dokter satu ke dokter lainnya, berpindah dari
rumah sakit ternama, terkenal sampai tersederhana pernah aku jalani
bersama. Aku lakukan dengan satu alasan, bahwa aku ingin bersamanya
lebih lama. Walaupun, aku menyadari semua akan kembali berpulang
kepadaNya.
Tak lepas do'a dibarisan detikku, tak lepas hapusan airmata yang
kuderai dimalam heningku, hanya untuk meminta padaNya, biarkanlah aku
merawatnya lebih lama, biarkanlah aku tetap mengusap wajah teduhnya
disetiap akhir sujudku, biarkanlah aku mendo'akannya lebih lama hingga
dihati ini cuma ada sabar dan sabar, biarkanlah ia merasai rasa bahwa
aku masih tetap mencintainya dan aku benar-benar memberi bakti untuk
mencintainya. Bilapun bisa, jadikan aku pendamping pertama yang
menyaksikan kepergiannya dalam hidup dan senyum terakhirnya.
Menerimamu dalam sakitmu adalah cara Allah mencintaiku. Menerimamu
dalam sakitmu adalah cara Allah memberi pelajaran berharga. Menerimamu
dalam sakitmu adalah cara Allah agar aku lebih dekat denganNya. Aku
memang bukan wanita sholihah yang sama seperti kisah yang pernah
kudengar dari semua Ustadz, ustadzah yang ada di TV ataupun dipengajian
yang pernah dan sering aku ikuti. Aku tidak mungkin bisa dibandingkan
dengan wanita yang pernah kau ceritakan padaku, tentang wanita yang
mampu menjadikan anak-anaknya sebagai seseorang yang terkenal, tapi aku
hanya mampu menjadikan anak-anakmu sebagai pengantar do'a khusus
untukmu dalam setiap sujud mereka. Aku juga bukan wanita berjilbab rapi
seperti yang pernah kau sampaikan padaku ketika kau bertemu keponakan
perempuanku disembilan tahun yang lalu. Tapi aku adalah aku, wanita
yang belajar mencintaimu disejak menerimamu sebagai pendamping jiwaku.
Dan akupun hanya mampu membuktikan baktiku dipendampinganku selama ini.
Melepasmu diwaktu adzan jum'at itu membuat aku tak pernah percaya.
Melepasmu dalam tenang dan teduh wajahmu membuat aku ingin tetap
mengusap wajah ramahmu. Melepasmu setelah sembilan tahun kebersamaan
adalah tak sanggup aku lakukan. Tapi, apa yang mampu aku lakukan,
kecuali aku mengingat bahwa segala sesuatu akan diambil oleh Sang
empunya. Apa hakku hingga aku ingin menghalangi, karena aku pun ada
yang memiliki dan akupun akan kembali padaNya tanpa aku tahu kapan dan
dimana.
Di setiap detik hari inipun aku masih mencatat dengan rapi, bahwa
menerima dan melepasmu adalah hadiah terindah. Jikapun setia ini adalah
satu dari banyak kesetiaan, maka inilah yang mampu aku lakukan, dan aku
berharap inilah hadiah terbaik yang pernah aku berikan untukmu selama
mendampingimu hingga keberkahan Allah menjadi lapangan hijau yang penuh
kebaikan untuk aku dan anak-anak yang kau amanahkan ditanganku.
Karena diantara semuanya, aku ingin selalu mengungkapkan permintaan hatiku agar dapat selalu mendampingimu.
(Sebengkok AL, Tarakan)
------------
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar