Kamis, 30 Juli 2009

[daarut-tauhiid] Tanya – Jawab 'Aqidah Seputar Hukum Perdukunan, Ilmu Perbintangan (Tanjiim), dan Thiyarah (Kesialan)

 

Tanya – Jawab 'Aqidah Seputar Hukum Perdukunan, Ilmu Perbintangan
(Tanjiim), dan Thiyarah (Kesialan)

Abu Al-Jauzaa'

181. Apa hukum praktek perdukunan (kuhaan)
Jawab :
Dukun termasuk bagian dari thaghut, yaitu para pemimpin dari kalangan
syaithan yang mewahyukan kepada para dukun, sebagaimana firman Allah
ta'ala :

"Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya".[1]

Mereka turun kepada para dukun tersebut dan menyampaikan kalimat-kalimat
yang didengar (dari langit) dengan menambah kedustaan bersamanya seratus
kedustaan, sebagaimana firman Allah ta'ala :

"Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan-setan itu turun
Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, mereka
menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang pendusta".[2]

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda dalam hadits wahyu :

"Maka syaithan-syaithan pencuri berita itu mendengarnya. Keadaan para
syaithan pencuri berita seperti ini : sebagian mereka di atas sebagian
yang lain. Maka ketika para syaithan berita (yang di atas) mendengar
kalimat (firman) itu, disampaikanlah kepada yang di bawahnya, kemudian
disampaikan lagi kepada yang di bawahnya. Demikian seterusnya hingga
sampai ke mulut tukang sihir atau dukun. Akan tetapi syaithan pencuri
berita itu terkena syihab (meteor) sebelum sempat menyampaikan kalimat
(firman) tersebut, dan kadangkala sudah sempat menyampaikannya sebelum
terkena syihab; lalu dengan satu kalimat yang didengarnya itulah mereka
membumbui dengan seratus kedustaan".[3]

182. Apa hukum membenarkan perkataan dukun
Jawab :
Allah ta'ala telah berfirman :

Katakanlah: "Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui
perkara yang ghaib, kecuali Allah".[4]

"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri".[5]

"Apakah ada pada sisi mereka pengetahuan tentang yang gaib lalu mereka
menuliskannya".[6]

"Apakah dia mempunyai pengetahuan tentang yang gaib sehingga dia
mengetahui (apa yang dikatakan)".[7]

"Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".[8]

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda :

"Barangsiapa yang mendatangi 'arraaf (tukang ramal) atau dukun, lalu
membenarkan apa yang dikatakannya; sungguh ia telah kafir dengan apa yang
diturunkan kepada Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam".[9]

"Barangsiapa yang mendatangi 'arraf (tukang ramal) untuk menanyakan
sesuatu hal, lalu ia membenarkan (apa yang dikatakan)-nya; maka tidak akan
diterima shalatnya selama empat puluh hari".[10]

183. Apa hukum tanjiim (ramalan bintang)
Jawab :
Allah ta'ala telah berfirman :

"Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu
menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut".[11]

"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan
bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar
setan".[12]

"Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya".[13]

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Barangsiapa mengambil salah satu cabang dari ilmu nujum (perbintangan),
sungguh ia telah mengambil salah satu cabang dari ilmu sihir. Semakin
bertambah ilmu nujum itu, maka semakin bertambah pula sihir yang ia
pelajari".[14]

"Sesungguhnya yang aku takutkan dari umatku hanyalah membenarkan ramalan
bintang, mendustakan takdir, dan kesewenang-wenangan para
penguasa/pemimpin".[15]

Ibnu 'Abbas radliyallaahu 'anhuma berkata mengenai satu kaum yang sedang
menulis riwayat Abu Jaad sambil melihat/memperhatikan bintang :

"Aku tidak pernah melihat orang yang berbuat tersebut di sisi Allah selama
ini".

Qatadah rahimahullahu ta'ala berkata :

"Allah telah menciptakan bintang untuk tiga hal : perhiasan langit,
pelempar syaithan-syaithan, dan sebagai tanda bagi orang (tersesat) yang
ditunjuki dengannya. Barangsiapa yang menta'wilkan selain dari ketiga hal
tersebut, maka ia telah keliru, merusak diri, dan memperberat-berat
terhadap apa yang ia tidak mempuyai pengetahuan tentangnya".

184. Apa hukum menisbatkan turunnya hujan kepada bintang-bintang
Jawab :
Allah ta'ala telah berfirman :

"Kamu (mengganti) rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan
(Allah)".[16]

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Empat perkara yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan
Jahiliyyah, yang tidak ditinggalkan oleh mereka : membanggakan kebesaran
leluhur, mencela keturunan, menisbatkan turunnya hujan kepada
bintang-bintang, dan niyahah (meratap mayit)".[17]

"Allah ta'ala telah berfirman : 'Pagi hari ini di antara hamba-hamba-Ku
ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan :
'Telah turun hujan kepada kita berkat karunia dan rahmat Allah', maka dia
adalah orang yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang. Adapun orang
yang mengatakan : 'Telah turun hujan kepada kami karena bintang ini dan
itu', maka dia adalah orang yang kafir kepada-Ku dan beriman kepada
bintang".[18]

185. Apa hukum thiyarah (merasa sial) dan apa-apa yang terkait
dengannya
Jawab :
Allah ta'ala telah berfirman :

"Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari
Allah".[19]

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda :

"Tidak ada 'adwaa (penularan penyakit), thiyarah, haammah, dan
shafar".[20]

"Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik".

Dari Ibnu Mas'ud secara marfu' :

"Thiyarah itu syirik – beliau mengatakan tiga kali – tidak ada seorang pun
dari kita kecuali (telah terjadi dalam dirinya sesuatu dari hal itu),
namun Allah menghilangkannya dengan tawakkal".[21]

Dan diriwayatkan oleh Ahmad dari hadits 'Abdullah bin 'Amr :

"Barangsiapa yang mengurungkan hajatnya karena tathayyur, maka ia telah
berbuat syirik". Para shahabat bertanya : "Lantas, apa kafarah
(penghapus)-nya ". Maka beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"(Hendaknya engkau mengucapkan) : Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali
kebaikan yang datang dari-Mu, tidak ada kesialan kecuali kesialan yang
datang dari-Mu, dan tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali
Engkau".[22]

Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Yang paling benar adalah fa'l, dan tathayyur (anggapan sial) itu tidak
boleh menghalangi seorang muslim (untuk melakukan sesuatu). Apabila salah
seorang di antara kalian melihat sesuatu hal yang tidak disukai, hendaklah
ia mengatakan : 'Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali
Engkau, tidak ada yang dapat menolak keburukan kecuali Engkau, serta tidak
ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Engkau".[23]

[Diambil oleh Abu Al-Jauzaa' Al-Wonogiriy dari kitab yang berjudul : 200
Suaal wa Jawaab fil-'Aqiidah oleh Asy-Syaikh Haafidh bin Ahmad Al-Hakamiy,
hal. 180 – 184, takhrij : Hilmiy bin Isma'il Ar-Rasyiidiy;
Daarul-'Aqiidah, Cet. 1/1419 H – dengan sedikit perubahan dan tambahan].

[1] QS. Al-An'aam : 121.
[2] QS. Asy-Syu'araa' : 221-223.
[3] Diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaaq (no. 20347), Ahmad (6/87),
Al-Bukhariy (no. 3210, 5762, 6213, 7561), Muslim (no. 2228), Ibnu Hibbaan
(no. 3136), Al-Baihaqiy (8/138), dan Al-Baghawiy (no. 3258),
dari 'Aisyah radliyallaahu 'anhaa.
[4] QS. An-Naml : 65.
[5] QS. Al-An'aam : 59.
[6] QS. Ath-Thuur : 41.
[7] QS. An-Najm : 35.
[8] QS. Al-Baqarah : 216, 232.
[9] Diriwayatkan oleh Ahmad (2/429), Abu Dawud (no. 3904), dan
Al-Haakim (1/8), dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu – dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahiihul-Jami' (no. 5939).
[10] Diriwayatkan oleh Ahmad (4/68, 5/380) dan Muslim (no.
2230), dari sebagian istri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam.
[11] QS. Al-An'aam : 97.
[12] QS. Al-Mulk : 5.
[13] QS. An-Nahl : 12.
[14] Shahih – Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3905), Ibnu
Majah (no. 3726), dan Ahmad (1/227, 311). Hadits tersebut terdapat dalam
Silsilah Ash-Shahiihah (no. 793) dan Shahiihul-Jaami' (no. 6074).
[15] Diriwayatkan oleh 'Abdun bin Humaid (1/428) dari Rajaa'
bin Haiwah secara mursal. Diriwayatkan pula oleh Ibnu 'Asaakir dari Abu
Mihshan secara marfu' :
"Sesungguhnya yang aku takutkan dari umatku hanyalah dalam tiga
perkara : Kesewenang-wenangan para penguasa/pemimpin, mempercayai ramalan
bintang, dan mendustai takdir".
Diriwayatkan juga oleh Ibnu 'Abdil-Barr dalam Al-'Ilm (2/39)
dengan sanad dla'if (lemah), dan ia mempunyai syawaahid dari hadits Abu
Dardaa', Anas, dan Jaabir. Lihat Ash-Shahiihah (no. 1127) dan
Shahiihul-Jaami' (no. 214-215).
[16] QS. Al-Waaqi'ah : 82.
[17] Diriwayatkan oleh Ahmad (5/342-343) dan Muslim (no. 943)
dari Abu Musa Al-Asy'ariy radliyallaahu 'anhu.
[18] Diriwayatkan oleh Malik (1/192), Ahmad (4/117),
Al-Bukhariy (no. 846, 1038, 4147, 7503), Muslim (no. 71), Abu 'Awaanah
(1/26), Abu Dawud (no. 3906), dan An-Nasa'iy (3/165); dari Zaid, dari
Khaalid Al-Juhhaniy.
[19] QS. Al-A'raaf : 131.
[20] Diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaaq (no. 19507), Ahmad
(2/267), Al-Bukhariy (no. 5717, 5770, 5775), dan Muslim (no. 2220); dari
Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu.
Makna 'tidak ada shafar' adalah : kelaparan : yaitu binatang yang
ada di perut, sejenis cacing. Mereka (masyarakar 'Arab) dulu berkeyakinan
bahwa di dalam perut terdapat satu hewan yang menyebabkan rasa
lapar yang terkadang dapat membunuh orangnya. Masyarakat 'Arab melihat
bahwa ia lebih berbahaya/menular dibandingkan kudis. Maka keyakinan itu
kemudian dibatalkan oleh Islam.
Ada pendapat lain bahwa yang dimaksud shafar adalah bukan Shafar.
Masyarakat 'Arab dulu menganggap sial bulan Shafar, dan kemudian Islam
datang untuk membatalkannya.
Makna al-haammah adalah : sejenis burung dimana masyarakat 'Arab
dulu meyakini kemalangan akan menimpanya atau datangnya kematian
baginya/anggota keluarganya jika ia bertengger di rumahnya atau mendengar
suaranya. Islam datang untuk membatalkannya.
[21] Diriwayatkan Ahmad (1/389, 438, 440), Al-Bukhari dalam
Al-Adabul-Mufrad (no. 909), Abu Dawud (no. 3910), At-Tirmidzi (no. 1614),
Ibnu Majah (no. 3538), Ath-Thahawiy dalam Asy-Syarh (4/312) dan
Al-Musykil (1/358), dan Ath-Thayalisiy (no. 356); dan ia merupakan hadits
shahih.
[22] Diriwayatkan oleh Ahmad (2/220), Ibnus-Sunniy (no. 287),
Ibnu Wahb dalam Jaami'-nya (no. 656, 657, 659, 660); dari Ibnu 'Amr.
Dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahiihah (no.
1065).
[23] Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 3919) dari Ahmad
Al-Qurasyiy. Di-dla'if-kan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Dla'iif Abi
Dawud (no. 843) dan Al-Misykah (no. 4591).

----------------------------------------------------------
ABN AMRO Bank N.V. is a subsidiary undertaking of The Royal Bank of Scotland Group plc. This message (including any attachments) is confidential and may be privileged. If you have received it by mistake please notify the sender by return e-mail and delete this message from your system. Any unauthorised use or dissemination of this message in whole or in part is strictly prohibited. Please note that e-mails are susceptible to change. ABN AMRO Bank N.V, which has its seat at Amsterdam, the Netherlands, and is registered in the Commercial Register under number 33002587, including its group companies, shall not be liable for the improper or incomplete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt or damage to your system. ABN AMRO Bank N.V. (or its group companies) does not guarantee that the integrity of this communication has been maintained nor that this communication is free of viruses, interceptions or interference.
----------------------------------------------------------

__________________________________________________________
This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System.
For more information please visit http://www.messagelabs.com/email
__________________________________________________________

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: