Kamis, 23 Juli 2009

[daarut-tauhiid] KENAPA SIH GAK BOLEH BECANDA PAKE KATA "AUTIS LO!!"??

KENAPA SIH GAK BOLEH BECANDA PAKE KATA "AUTIS LO!!"??
(PLEASE READ & FORWARD, this is very IMPORTANT for those of you who has few
knowledge about Autism)

Siang itu aku sibuk membaca buku resep makanan khusus untuk anak autistik.
Ya, Anakku memang tidak bisa makan sembarang makanan. Salah-salah… anakku
bisa berputar-putar seperti gasing jika ada zat dalam makananya yang tidak
cocok untuk dikonsumsi oleh anakku.

Ditangan sebelah kiri, ada buku Food diary anakku… yang aku tulis sejak
pertama kali dia kuperkenalkan pada makanan padat… berisi apa saja yang dia
cocok untuk tubuhnya,… reaksi alergynya dan mana saja makanan yang tidak
cocok dan menyebabkan dia overwhelmed. Kebayang gak?…

Diusia 4 bulan misalnya, kuberikan jeruk bayi pada anakku,… Eh, gak lama
kemudian dia muntah dan seluruh tubuhnya seperti dipenuhi… ULAT BULU… hiiii…

Pernah aku beri dia tomat. Tapi kemudian, berhari-hari dia diare dan
uring-uringan. Kuberi dia susu instant,… anakku malah jingkrak2,
Mengepak-ngepakkan tangannya, persis seperti orang gila!!! Dia
berputar-putar tanpa merasa lelah,… dan kemudian mengamuk ketika tidak
mengerti bagaimana cara mengendalikan tubuhnya yang tidak mau diam.

Ahhh, sudahlah… life must go on anyway. Kulirik sekali lagi food diarynya…
hmm, hari ini aku harus mencoba memberinya 5ml putih telur tanpa kuningnya,
karena 7 hari yg lalu, dia sudah sedikit kebal ketika kukenalkan pada telur
ayam ini.
Baru saja hendak memasak, tiba2 kudengar jeritannya… Kucari anakku, tapi
tidak kutemukan.

Aku keruang setrika… dan disana kutemukan anakku sedang nangkring diatas
lemari, dengan setrika panas yang baru saja dicabut oleh BS-nya karena
kupanggil untuk membantuku memasak. Setrika panas ini masih nempel diatas
punggung tangan kirinya.!!!
Oh… My… God!!! *panik*

Dari punggung tangannya mengepul asap. Bau daging panggang begitu segar
menempel dihidungku. Kuangkat setrika itu dari tangannya… dan, aduh Tuhan,
aku tidak kuat melihatnya. Sebagian dagingnya menempel dibalik gosokan
panas itu… :(( :(( :((
AAAAAARRRRGGGHHHH…
Sumpah kalau saja ini bukan anakku,… Aku pasti sudah mati berdiri karena
ketakutan… Melihat daging dari punggung tangannya, yang menempel pada
setrika itu… itu sudah berubah menjadi putih kekuningan… Dan luka di
tangannya… juga sudah berubah menjadi putih seperti daging ayam matang :((
Aku menjerit sekencang-kencangny a… Kupanggil Baby sitternya yang tadi aku
suruh untuk membantuku didapur… lalu dengan kesetanan, ku kebut mobilku ke
UGD Rumah Sakit, untuk dirawat secara intensif. Begitu anakku segera
tertangani… tiba2 aku kehilangan seluruh tenagaku.
AKU PINGSAN!!!

* * *
Hari itu, lagi-lagi aku sedang mempersiapkan makanannya. Memang, Khusus
untuk makanannya, aku memutuskan untuk memasak sendiri, karena hanya aku
yang tahu berapa gram atau mililiter… porsi makanan yang masih bisa
ditoleransi oleh tubuh anakku.
Sedang membersihkan kompor yang kecipratan makanan… tiba-tiba, lagi-lagi
kudengar bunyi benda jatuh. GEDEBUK!!!…

Buru-buru kucari sumber suara itu, memastikan bahwa itu bukan anakku…
Damn. Oh Tuhan… lagi-lagi anakku, dia baru saja terjatuh dan sepertinya
kepalanya terantuk pada pinggir tembok, sehingga kepala sobek dan berdarah.
Dia masih berusaha berdiri, meskipun sempoyongan…. Dan sambil berjalan, dial
menggaruk luka di kepalanya yang bocor… Sementara darahnya terus aja
mengucur deras, tepat di belakang otak kecilnya.

Tangannya berlumuran darah… Punggung bajunya pun juga sudah berubah menjadi
merah oleh darah. Tapi dia tidak menangis… Dia hanya berjalan sambil
menggaruk luka menganga yang ada dibelakang kepalanya.
Aku menjeritttt sekuat2nya. Kepalanya kututupi dengan lap kompor yang tadi
aku pegang.

Tapi itupun gak lama… karena dalam sekejap, lap kompor itu sudah berubah
menjadi merah kehitaman. Aku berteriak panik,… "mbak, minta handuk… handuk…
CEPATTTT!!!"
Dan lagi2 kukebut mobilku ke rumah sakit, langsung menuju UGD. Disana,
dokter yang sudah terbiasa menangani anakku sudah siap menunggu dan segera
menjahit kepala anakku.

Dia tidak menangis… hanya minta sesuatu yang bulat untuk dia pegang. Dan
setelah dijahit dengan 8 (delapan) jahitan… Hatikupun sedikit lega. Seluruh
persendianku serasa dicopot dari tubuhku, dan tanpa sadar…Lagi-lagi aku…
PINGSAN.
* * *
Terlalu banyak cerita haru dan berurai airmata yang kami harus jalani.
Berkali-kali jantung kami harus terpacu 100x lipat manakala mereka melakukan
hal-hal yang tanpa mereka sadari mencelakai diri mereka sendiri.

Tapi ini bukan keluhan kok,… karena saya selalu sadar…. Tuhan itu ARSITEK
YANG AGUNG. Karyanya tidak pernah gagal. Tidak satupun makluk yang
diciptakannya, yang merupakan produk gagal Jadi ketika dia menciptakan
seorang bayi yang memiliki kekurangan, dia tidak pernah lupa untuk
menitipkan KELEBIHAN pada anak ini.
So, buat semua orang tua, berhentilah mengeluhkan kekurangan anak kita… mari
bantu mereka untuk menemukan kelebihan mareka.
Anakku memang Autistik, tapi aku bangga setiap kali menceritakan bahwa
anakku autis. Aku bangga setiap kali menceritakan bagaimana proses menangis
berdarah-darah itu, sudah Tuhan rubah menjadi Senyum sukacita dan bangga
yang luar biasa.
Selalu ada haru yang menyesakkan dadaku, manakala mendengarkan tangan2
mungilnya menari2 dengan lincah diatas tuts2 piano,… mendengarnya bercakap2
dalam bahasa Inggris,… seolah yang kudegar ini adalah anak bule asli… yang
nyasar dalam tubuh putriku.

Namun, dibalik itu… Walaupun bangga… selalu tersisa rasa risih dan tidak
nyaman, kalau tidak ingin dibilang tersinggung… manakala mendengar
orang-orang bercanda dengan menggunakan kata "Autis".

Minggu yang lalu sahabat saya menyelenggarakan pesta ultah disebuah resto
terkenal, salah satu teman kami, sibuk dengan BB-nya, sehingga teman yang
lain menegur begini…
"Tuh,… liat tuh sill… autis banget khan dia…? KAYAK ANAK LOE khan?… Loe
marahin deh sil… marahin sil… Coba loe terapi dulu nih dia,… biar sembuh
kayak anak loe" Dan semua lalu tertawa terbahak-bahak…
Saya??? hmmm… Cuma bisa senyum kecut, karena tidak ingin merusak suasana
Pesta Ulang Tahun sahabat saya… *doh*

Well, saya tahu mereka hanya bercanda, namun biar bagaimanapun,… Saya sudah
merasakan dan tahu betul sulitnya membesarkan anak autistik.

Semoga artikel ini semakin mencerahkan teman-teman mengapa orang sepertinya
terlalu over campaign dengan gerakan "Stop Using Autism on our daily jokes"
ini. Semoga berkenan.

=Written by A mother of an Authistic Child=
SiLLy

--
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest
>> al-Ra'd [13]: 28


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
mailto:daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: