Jumat, 31 Juli 2009

[daarut-tauhiid] Untuk Sebuah Cinta

 

Untuk Sebuah Cinta


oleh Mujahid Alamaya

===========


Untuk
sebuah cinta, ia rela menempuh perjalanan jauh. Berangkat dari
Singkawang menuju Pontianak dengan menggunakan motor dan menempuh
perjalanan selama 3,5 jam. Disambung dengan menggunakan pesawat
Pontianak - Jakarta selama 1,5 jam. Lalu diteruskan dengan menggunakan
bis dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta menuju Bandung selama 4 jam.
Dan terakhir, menempuh perjalanan Bandung - Yogyakarta dengan
menggunakan mobil selama 12 jam.

Untuk sebuah cinta, ia rela mengorbankan tenaga. Perjalanan
Singkawang - Pontianak - Jakarta - Bandung - Yogyakarta, ia tempuh
sekitar 30 jam. Satu hari penuh tanpa istirahat yang cukup, tentu
menguras tenaga yang dapat membuat fisik drop. Belum lagi selama
mengikuti kegiatan silaturrahim yang acaranya lumayan padat.

Untuk sebuah cinta, ia rela mengorbankan pekerjaan. Demi
silaturrahim dengan rekan-rekannya sesama Klab Santri, ia berani
mengajukan ijin meninggalkan pekerjaan selama beberapa hari, padahal
status kepegawaiannya masih terbilang baru.

Untuk sebuah cinta, ia rela mengorbankan biaya. Tidak sedikit biaya
yang harus dikeluarkan untuk transportasi, akomodasi, dan lain
sebagainya dalam perjalanan tersebut. Rejeki yang baru ia dapatkan,
digunakannya untuk keperluan silaturrahim.

Untuk sebuah cinta, ia rela mengorbankan waktu yang selalu diisi
dengan rutinitasnya. Ketika bersilaturrahim selama beberapa hari di
Bandung, Yogyakarta, dan Solo, tentu ia meninggalkan beberapa
rutinitasnya yang mungkin bisa dibilang penting.
Itulah salah seorang sohib saya. Dalam waktu yang singkat, ia
memutuskan untuk mengikuti silaturrahim Klab Santri Road to Jogja.
Secara logika, untuk melakukan perjalanan jauh, tentu membutuhkan
persiapan yang matang, waktu yang cukup, dan biaya yang tidak sedikit.
Namun, karena ia melakukan semua itu untuk sebuah cinta; cinta akan
silaturrahim, cinta akan kebersamaan, cinta akan ukhuwah, dan tentunya
cinta karenaNya, maka semuanya terasa begitu mudah.

Ya, dengan mudahnya ia mendapatkan rejeki dan mengeluarkan sejumlah
biaya yang begitu besar. Dan dengan mudahnya pula ia mendapatkan ijin
dari atasannya untuk meninggalkan pekerjaan selama beberapa hari. Serta
berbagai kemudahan lainnya yang ia dapatkan ketika bersilaturrahim.

Ia yakin, dengan menjalin silaturrahim karenaNya, maka apa yang ia
lakukan tidaklah sia-sia, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Tahukah
kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun
keburukan?" Sabda Rasulullah SAW,
"Sesuatu yang paling cepat
mendatangkan kebaikan adalah balasan (pahala) orang yang berbuat
kebaikan dan menghubungkan tali silaturrahim, sedangkan yang paling
cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaan) bagi orang yang
berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan." (HR. Ibnu Majah).

http://kotasantri.com/santri/alaMaya

...........sumber :eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: