Sedekah Meringankan takdir
 		
        		
 			oleh Ummi Agus
 
 ============
 
 				
 				"Good
 morning, Pak Gland, what'd happened with your neck?" sapaku pada Bosku
 yang pagi itu datang dengan kondisi berbalut penyangga leher; yang
 disambut Bosku dengan cerita panjang lebar penyebab balutan dilehernya,
 bagaimana saat liburan akhir minggu disuatu daerah pariwisata, ternyata
 motor yang ditumpangi bersama rekannya, terpelanting ditikungan dan
 terseret di jalanan berpasir dan akibat peristiwa itu, salah urat pada
 leher membuatnya sulit untuk digerakkan dan harus dirawat dua hari
 dirumah sakit tempatnya berlibur.
 
 Saat ia bercerita, aku teringat anak kami yang sedang melanjutkan
 kuliahnya didaerah yang sama, yang juga mengendarai motor sebagai alat
 transportasinya; yah, hanya do'a kami sebagai orang tua yang selalu
 kami panjatkan kepada Alloh SWT agar anak kami selalu selamat dalam
 lindunganNya dan dijauhi dari segala musibah.
 
 Jam-jam sibuk hari itupun berlalu, sambil beranjak pulang aku
 lantunkan dalam hati do'a-do'a kepada Alloh, mohon perlindunganNya;
 do'a itu berlanjut saat bus yang kutumpangi dari arah belakang bergerak
 lambat, beriringan dengan kendaraan lainnya, karena jam yang sama,
 semua orang berpacu menuju ketempat tinggal masing-masing.
 Walau bus penuh penumpang, Alhamdulillah, Alloh berikan aku rizki
 tempat duduk untuk melepas lelah; saat itu posisi dudukku berada di
 deretan belakang, maka dengan leluasa aku dapat melihat apa yang
 terjadi di depanku; Diantara penumpang yang kuperhatikan, ada dua anak
 yang terlihat seperti kakak-beradik berdiri tidak jauh dari tempatku
 duduk; si adik dengan posisi jongkok sepertinya sedang menahan rasa
 sakit diperutnya, sedangkan sang kakak berdiri disebelahnya seolah
 tidak begitu peduli dengan kondisi si adik.
 
 Sekian menit bus berjalan, aku perhatikan kondisi si adik semakin
 meringis,pucat, menahan sakit; membuat hati ini tergugah, maka dengan
 tidak mempedulikan reaksi penumpang lain, aku bertanya "Adik sakit
 perut ya?".. ternyata menjawab si kakak "iya tuh Bu, mules, masuk angin
 barangkali"..
 
 Tanpa berfikir panjang, dengan cepat aku cari uang duapuluh ribuan
 yang sudah aku bayangkan dan niatkan untuk aku berikan pada mereka
 sejak tadi, lantas aku ulurkan pada si kakak "kalau nanti sampai, bisa
 tolong belikan obat masuk angin dan makanan untuk adikmu", sang kakak
 dengan sigap mengiyakan.
 
 Setibanya bus diterminal, dengan tergesa-gesa semua penumpang
 berhamburan keluar, begitu juga dengan kedua kakak-beradik tersebut;
 kuperhatikan dari jauh bagaimana si adik langsung menuju ke wc umum,
 sedang si kakak ke arah pedagang; sedangkan aku, melanjutkan langkahku
 mencari kendaraan umum yang akan membawaku menuju rumah; saat itu jam
 menunjukkan pukul 16.30, dan entah mengapa, saat berada dalam kendaraan
 tersebut, tiba-tiba airmata ini bercucuran tanpa bisa dicegah, saat
 itu, terbayang 
 anak-anak kami –yang sepertinya- usianya tidak jauh
 berbeda dengan kakak beradik yang aku temui tadi; bedanya anak bungsuku
 dirumah, sedang sang kakak jauh di daerah.
 
 Akhirnya, alhamdulillah, sampailah aku dirumah, dengan mengucap
 salam, aku masuki rumah, kupeluk si bungsu, kemudian kulanjutkan dengan
 aktifitasku sebagai ibu rumah tangga. Selang beberapa menit sebelum
 adzan maghrib, telpon rumahku berdering, aku fikir, mungkin dari
 suamiku yang akan minta izin akan pulang setelah sholat maghrib di
 kantornya; ternyata dari seberang sana terdengar suara tersendat-sendat
 "Bunda,…a..a.. aku.. ba..ru..ja..
 motor…ta..pi..ga'..papa..koq'.." wah!...itu suara si sulung,anak kami,
 merintih seperti menahan sakit; dengan paniknya aku menjawab.."Mas,
 bagaimana kondisinya, dimana jatuhnya.., apa yang sakit, nak"…dg
 perlahan anakku menjawab 
 "Bunda.. ga' usah panik, aku sudah ditolong
 temanku dibawa ke dokter, alhamdulillah ..Cuma mata kakiku yang lecet,
 motorku terpeleset ditikungan jalan yang banyak pasirnya"…
 
 Subhanalloh…
 
 Silih berganti terbayang dibenakku, bagaimana peristiwa yang menimpa
 bosku dengan kondisi yang sama dan terbayang juga kondisi kakak beradik
 di bus sore ini..
 Airmata ini berurai tak terbendung…cepat-cepat aku tanyakan "jam
 berapa kejadiannya, anakku?"…"kira2 jam 17.30-an tadi, Bun" ujar
 anakku..
 
 MasyaAlloh, dengan selisih perbedaan waktu setempat, ternyata takdir
 anakku jatuh dari motor berlaku di jam yang sama dengan linangan
 airmata ibunya dikendaraan umum tadi.
 
 Subhanalloh.
 
 Dengan penuh kasih sayang seorang ibu, aku besarkan hatinya untuk
 selalu tegar dan menyuruhnya istirahat, minum obat, sambil
 mengingatkannya untuk selalu dekat dan berkomunikasi kepada Alloh
 dengan menjalankan segala perintahNya, do'a orang tua akan selalu
 mengiringi.."
 
 Malam itu, setelah semua kejadian dan hubungannya dengan sedekah
 yang diberikan dengan ketulusan hati membuahkan lebih ringannya akibat
 dari musibah yang Alloh takdirkan pada anak kami, aku ceritakan kepada
 suami dan si bungsu; dengan bersama-sama kami panjatkan do'a syukur
 kepada Alloh karena hanya dengan rahmat 
 Alloh SWT anak kami
 Alhamdulillah sehat, selamat.
 
 Semoga Alloh jaga istiqomahnya ibadah kami untuk selalu berzakat dan sedekah karena Alloh semata, amiin ya Robbal 'alamiin.
 
 				
 sumber:eramuslim.
 Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
 
 Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar