Jumat, 24 Juli 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2736[1 Attachment]

Messages In This Digest (20 Messages)

Messages

1a.

[Catcil] Kerja Keras di Balik Milad SK ke-3

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Thu Jul 23, 2009 9:01 pm (PDT)





Kerja Keras di Balik Milad SK ke-3Akhir-akhir ini tulisan tentang milad SK ke-3, bergulir dengan ramainya di milis. Sebuah perayaan sederhana milis SK, yang insyaALLAH memberi kenangan indah bagi semuanya. Persahabatan pun terjalin dan semakin dipererat lewat perhelatan yang berlangsung selama 2 hari di Lembang. Udara sejuk (a.k.a dingin) tidak menjadi penghalang teman-teman untuk menikmati suasana malam keakraban, ataupun menggerakkan badan di tengah hembusan angin pagi yang membekukan kulit. Menyenangkan dan bermakna…semoga kata-kata ini turut menjadi bekal pulang teman-teman ke kota masing-masing.Di sini saya tidak ingin bercerita tentang acara Milad itu sendiri--karena cukup terwakili dengan cerita-cerita dari teman-teman yang lain--tapi saya ingin sedikit mengingat tentang kerja keras di balik Milad SK ke-3. Sebuah cerita yang dilantunkan lewat kacamataku yang saat itu dipercaya untuk memegang satu amanah di dalamnya. Sepanjang bergelut di dunia
kepanitiaan SK, amanah kali ini terbilang cukup berat. Amanat sebagai sekretaris Milad acapkali membuat kepalaku stress. Bertugas mengkoordinasikan semua bidang yang ternyata tak semudah bayangan. Rapat pun sering kali tertunda. Perlu diketahui bahwa kami lebih banyak melakukan rapat offline dibandingkan online, hal ini dilakukan demi pertimbangan keefisienan. Kang Hadian, Budi dan Pak Teha adalah langganan setia rapat offline yang sedari awal memang kerap menyisakan perselisihan. Bukan hal mudah menyediakan kesabaran seusai kepenatan rutinitas harian untuk berdebat tentang acara Milad. Belum lagi saat kesibukan masing-masing personal yang padat seringkali menjadi pembatal rapat. Rapat online pun terkadang tidak berjalan sesuai harapan ketika sebagian besar panitia dihadang ngantuk, atau bahkan tertidur. Tak jarang ketika salah seorang dipanggil-panggil--dalam box conference--untuk menyampaikan perkembangan bidang-nya namun yang  bersangkutan tak
sengaja telah lelap bersama mimpi.Kekalutan memenuhi kepala saat menjelang acara, tempat yang awalnya telah fix ternyata dibatalkan secara sepihak oleh si pemilik. Kejadian ini sempat membuat panitia kelimpungan. Bukan hal mudah untuk mencari pengganti tempat, mengingat tanggal acara Milad sendiri ditetapkan saat long weekend. Dan hal ini berdampak banyaknya tempat yang sudah di booking. Salut saya acungkan kepada Budi, Mbak Asma dan Pak Teha yang rela menghabiskan malamnya untuk berkeliling Lembang dan Ciwidey untuk mencari alternatif lokasi, bahkan pencarian pun bersambung di keesokan harinya. Alhamdulillah, akhirnya pencarian pun tidak sia-sia dan membuahkan hasil walaupun tempat tersebut sudah pernah menjadi tempat pertemuan SK sebelumnya.
Mungkin kestresanku tidak sebanding jika harus disejajarkan dengan beban pikiran dari sang Ketua. Bapak yang telah memiliki dua putri ini, harus dihadapkan dengan dua persiapan besar. Di satu sisi harus menajamkan indera untuk terus memantau perkembangan milad, dan di sisi lain juga harus jeli melihat perkembangan bayi dalam kandungan sang istrinya yang rupa-rupanya telah melewati masa 'eram'nya. Bahkan ketika menjelang hari H, koordinasi menjadi tumpang tindih, "Eh, ini lagi bukaan 9. Doain lancar. Pin dan gakun udah jadi, ditaruh di DPW"
 "Huaaa…udah mau bukaan 9! deg-degan donk. Btw ntar pin ma gakunnya bisa diambil kan?"
Yah…itulah salah satu dari SMSku dengan Kang Hadian yang berisikan deg-deg-an proses kelahiran sang putri, Naysha, dikombinasi dengan keriweuh-an persiapan H-1 acara milad. Salut lagi, ketika beliau bersedia wira-wiri sepanjang acara antara Lembang dan RB Al-Islam, demi memenuhi tanggung jawab di dua tempat.Sesi Perkenalan, Acara Api Unggun, Teater Manohara, kehadiran Eko Ramaditya dan semua rangkaian acara terkemas dari kerja keras Tim Acara, Budi, Mbak Tya, Mbak Divin dan Mbak Novi. Dengan kelelahan yang mungkin tak terukur setelah memegang acara Rakor RZI, Budi masih berusaha maksimal meng-handle persiapan Milad. Masih terekam juga di kepala ketika di kosku Mbak Tya dan Mbak Divin berkali-kali menabuh perkusi sembari melafalkan skenario demi mempersiapkan acara malam keakraban, yang berakibat Ibu kos melakukan peninjauan karena suara tabuhnya yang terdengar sampai ke rumah beliau. Subhanallah, teater pun berlangsung semakin apik dengan dalang bodor
Abu Nibras alias Kang Dani. Tim acara dilengkapi oleh Mbak Novi, sosok yang mempersiapkan gelaran Ngaku eSKa, menyediakan hadiah games—dengan MP toys-nya--, donasi buku, yang kemudian membawa SEMUANYA dari Jakarta ke Bandung! (berasa kayak pindahan). Tidak lupa kesiapan membantu serta sumbangsih pemikiran setiap saat dari Mbak Lia dan Retno yang semakin memantapkan kemarakan acara.Bagaimana kau tahu akan ada acara Milad SK? Woro-woro. Ya, bisa dilihat dari bejibunnya maklumat Milad SK. Nia dan Mbak Ugik. Dua orang yang bergabung di tim humas, setiap hari harus berkutat dengan update data peserta, menyampaikan informasi-informasi yang berkenaan dengan Milad, menyediakan waktu demi meladeni pertanyaan-pertanyaan yang tak hanya berasal dari satu atau dua orang. Di akhir minggu menjelang acara pun mereka masih harus membantu Kang Taufiq untuk mengkoordinasi pemberangkatan peserta, bahkan ketika hari H, Mbak Ugik yang notabene-nya berposisi di Negeri
Timur, Surabaya, masih juga membantu koordinasi panitia via telepon.Bolak-balik menyediakan keperluan panitia dan harus menjelma menjadi jasa ojek  (punten mas!) pada hari H demi menjemput para peserta yang datang sendirian dilakoni Mas Zaenal sebagai sie perlengkapan. Dengan anggukan kepala tanpa penolakan beliau memenuhi permintaan setiap panitia, bahkan akan bergegas menuju motornya ketika kebutuhan panitia tidak tersedia di lokasi. Hanya sekali penolakan disampaikannya ketika pagi hari saya meminta tolong dibelikan kertas coklat untuk pembungkus doorprice, "Tapi Mbak, saya kan belum mandi"Laper? Panggil Mbak Lygia hehehehe…. Yup, mbak yang satu ini adalah orang yang berperan di balik makan malam, sarapan, makan siang dan snack. Anda kenyang, Mbak Gya senang hehehe…(berasa iklan). Mbak jurnalis yang rela menyediakan waktunya untuk berkumpul setelah berlarian mencari berita. Mbak yang selalu rela pulang malam ketika rapat offline terasa tak
berujung, padahal posisi rumahnya di ujung timur nan jauh di sana. Oiya, kalau ada yang membutuhkan navigator ketika di Bandung, Mbak Gya pantas dijadikan kandidat, mengingat beliau berhasil menjadi navigator Mbak Tya untuk penjemputan Eko Ramaditya.
Satu lagi, posisi yang berperan penting dalam acara ini. Master of Ceremonial alias MC. Mbak Anty dan Mbak Nina, dua MC yang WOW! Ingin sekali saya menyalami mereka berkali-kali karena kelihaian mereka mengendalikan acara, kepiawaian mereka menghidupkan acara tahunan dengan canda dan permainan. Membuat acara semakin terasa bersemangat.Nah, bagaimana saya tidak ingin mengucapkan terima kasih berulang kali untuk setiap kerja keras mereka? Bagaimana saya tidak memandang kagum atas usaha mereka??Ya, dengan amat sangat tidak bosan saya mengucapkan Terima kasih, Terima kasih, Terima Kasih untuk kerja keras dan team work dari mereka. Sekaligus memohon maaf SEBESAR-BESARNYA atas kecerewetan saya sepanjang persiapan Milad SK yang mungkin membuat teman-teman menjadi gerah. Akhir cerita, salut dan applause-ku untuk semua orang-orang hebat di balik kemilau acara yang hebat, Milad ke-3 Sekolah Kehidupan  ^_^Terima Kasih…

:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com

BloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

BloG PenGuMPuL CataTaN
http://sinthionk.rezaervani.com

YM : SINTHIONK

1b.

Re: [Catcil] Kerja Keras di Balik Milad SK ke-3

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Jul 23, 2009 11:37 pm (PDT)



Mudah2an, stressnya Shinta dan dagdigdug plessnya kang hadian
serta usaha dan kerja kerasnya panitia mendapatkan ganti berupa
pahala dan kebahagiaan dunia akhirat. Karena seperti pak Sinang bilang
waktu orasinya, dan saya terjemahkan secara bebas: " Bahagiakanlah
orang lain, maka kau akan mendapatkan kebahagiaan".

Sepertinya, semua peserta Milad SK ke-3 tampak bahagia, Sin. Haturnuhun
yang tak terhingga saya sampaikan kepada Panitia. Semoga kita bisa
selalu
menjadi team yang solid, sampai kapanpun.

PS: Btw, adegan jatuh di turunan tangga pas mau ke kamar ga diceritain
juga
ya, Sin? [:D] , Piss ah. Hihihi, untung aja, keresek hitam berisi uang
dan HP
ga ilang.

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, ukhti hazimah
<ukhtihazimah@...> wrote:
>
> Kerja Keras di Balik Milad SK ke-3Akhir-akhir ini tulisan tentang
milad SK ke-3, bergulir dengan ramainya di milis. Sebuah perayaan
sederhana milis SK, yang insyaALLAH memberi kenangan indah bagi
semuanya. Persahabatan pun terjalin dan semakin dipererat lewat
perhelatan yang berlangsung selama 2 hari di Lembang.

1c.

Re: [Catcil] Kerja Keras di Balik Milad SK ke-3

Posted by: "wiwiek sulistyowati" winiez15@yahoo.com   winiez15

Thu Jul 23, 2009 11:43 pm (PDT)



Wow, hebat euy , ternyata 4 jempol ga cukup untuk mengapresiasi kerja keras panitia. Tambah 2 jempol lagi deh :D
*bingung cari jempol tambahan*

Wiwiek

--- On Fri, 7/24/09, ukhti hazimah <ukhtihazimah@yahoo.com> wrote:

From: ukhti hazimah <ukhtihazimah@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Kerja Keras di Balik Milad SK ke-3
To: "milis SK" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Date: Friday, July 24, 2009, 12:00 AM

Kerja Keras di Balik Milad SK ke-3
Akhir-akhir ini tulisan tentang milad SK ke-3, bergulir dengan ramainya di milis. Sebuah perayaan sederhana milis SK, yang insyaALLAH memberi kenangan indah bagi semuanya. Persahabatan pun terjalin dan semakin dipererat lewat perhelatan yang berlangsung selama 2 hari di Lembang.

1d.

Re: [Catcil] Kerja Keras di Balik Milad SK ke-3

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Thu Jul 23, 2009 11:48 pm (PDT)



mau pinjam jempol? jari saya jempol semua loh... hehehe

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
2.

[Ruang Baca] King

Posted by: "Rini Agus Hadiyono" rinurbad@yahoo.com   rinurbad

Thu Jul 23, 2009 9:11 pm (PDT)



Penulis: Iwok Abqary
Penerbit: Gradien Mediatama
Cetakan: I, Juni 2009
Tebal: 152 halaman

Buku dan film jelas merupakan media yang berbeda. Apa yang terhidang dalam sebuah buku biasanya ditafsirkan secara bebas oleh pembaca dengan ekspektasi-ekspektasi tertentu. Akan tetapi karena film berformat visual, bisa dikatakan sutradara, penulis skenario, dan semua yang terlibat di dalamnya mempunyai cara tersendiri untuk menerjemahkan plot, perwatakan, dan unsur-unsur cerita. Wajar saja apabila kerap kali buku yang diadaptasi ke layar lebar menimbulkan kekecewaan penonton yang telah lebih dahulu membaca karya tertulisnya.

KING menawarkan sesuatu yang lain. Tidak sekadar menggunakan poster film bersangkutan sebagai sampul depan dan belakang, tetapi melalui tahapan produksi yang nyaris bersamaan antara film dan bukunya. Novel digarap berdasarkan naskah skenario dan jurang antara dua format tersebut sebisa mungkin dipersempit. Menurut Iwok Abqary, proses ini dipermudah dengan sedikitnya istilah teknis perfilman dalam naskah skenarionya. Cukup mendebarkan sekaligus mengagumkan karena penggodokan novelnya dilangsungkan dalam tempo relatif singkat, yaitu tidak sampai satu bulan. Itu sudah termasuk diskusi jarak jauh melalui telepon dan Yahoo! Messenger mengingat pihak Alenia Pictures yang diwakili Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale tengah berada di luar negeri, ditambah revisi sebanyak empat kali dan menonton filmnya untuk memastikan kedekatan pemahaman penulis dengan berbagai nuansa dan pesan yang ingin disampaikan kreator.

KING bermuasal dari nama seorang juara bulu tangkis yang berjaya pada tahun 1970-an. Novel, dan juga filmnya, tidak mengetengahkan kisah hidup atlet kelahiran Kudus yang tersohor dengan jumping smash-nya tersebut. Semangat juang dan prestasinyalah yang menjadi saripati cerita, merasuk ke dalam hati dan pikiran seorang ayah kala melihat potensi pada putra semata wayangnya. Guntur, demikian nama bocah yang beranjak remaja itu, harus rela menerima perlakuan tangan besi ayahnya, Pak Tejo, yang sebentar-sebentar menyebut nama King. Tak bisa dipungkiri, bakatnya terlalu cemerlang untuk dibiarkan begitu saja. Terlepas dari keterbatasan Guntur dan lingkungannya, terutama Pak Tejo yang mencari nafkah dengan menjadi pemungut bulu angsa, banyak pihak menunjukkan kepedulian terhadap ayah-anak ini. Bahkan Raden, sahabat karib Guntur, nekat melakukan banyak hal yang dianggap membantu seperti menukar pemukul kasur Michelle dengan raket bekas ketika raket Guntur tidak lagi layak pakai.

Latar yang relatif jarang ditengok masyarakat, yakni desa Jampit di Banyuwangi, merupakan kekuatan tersendiri cerita novel ini. Di tengah gempuran hingar-bingar program televisi yang menjanjikan mimpi indah mulai dari aneka iklan produk teknologi sampai yang `sepele' seperti makanan impor, KING justru memaparkan betapa Pak Tejo harus melepaskan benda segi empat yang telah lama menghuni rumah demi memuluskan cita-cita tanpa menanggung beban malu akibat terlalu sering dibantu. Melalui karakter Michelle, pembaca KING yang masih tergolong anak-anak dan pra remaja diajak menilik warna lain kehidupan yang tak selalu cerah. Menariknya lagi, konflik berlandaskan persaingan antara Guntur dan Arya tidak dieksploitasi berlebihan sehingga terbilang proporsional untuk kondisi anak-anak.

Lumrah apabila profil ibu Guntur, yang entah mengapa kerap meletupkan amarah Pak Tejo jika putranya mengungkit-ngungkit, tidak dikupas terlalu banyak mengingat novel ini ditujukan untuk konsumen anak. Demikian pula ihwal ibu Michelle yang tidak diberi porsi terlalu banyak dalam cerita. Dihiasi foto-foto hitam putih yang dicuplik dari sejumlah adegan film, KING memperkaya pemahaman tentang makna sebuah pencapaian yang bukan semata berorientasi hasil. Tidak menjadi masalah bila kita memutuskan untuk menonton filmnya atau menyimak bukunya lebih dahulu. Sebuah karya fiksi yang perlu bagi peminat baca, bukan melulu untuk mengetahui apakah buku dan filmnya sama-sama mencerahkan dan menghibur, tetapi juga menyuburkan kembali rasa cinta pada tanah air, antara lain terhadap bulu tangkis yang sekarang ini tengah meredup.

3.

(Catcil)Tinggalkan Nafsu Berebut Rezeki!

Posted by: "galih@asmo.co.id" galih@asmo.co.id

Thu Jul 23, 2009 9:21 pm (PDT)

[Attachment(s) from galih@asmo.co.id included below]

http://edukasi.kompas.com/read/xml/2009/07/24/09140114/Tinggalkan.Nafsu.Berebut.Rezeki
Tinggalkan Nafsu Berebut Rezeki!
Oleh: ST SULARTO
KOMPAS.com — Kebijakan sekolah gratis ibarat menu cuci mulut sehabis menu
utama sekian kebijakan yang serba kontroversial. Iklan sekolah gratis yang
menggebu-gebu ditayangkan dengan jargon "orangtua jadi loper koran anak
jadi wartawan" dan "anak sopir angkot dapat jadi pilot" justru
membingungkan masyarakat. Iklan boong-boongan!

Rupanya ada perbedaan konsep antara pemerintah dan masyarakat. Menurut
pemerintah, sekolah gratis artinya murid tidak dipungut sumbangan
pembinaan pendidikan (SPP). Menurut masyarakat artinya gratis beneran,
cuma-cuma, tak usah bayar.

Untuk sekolah negeri, pemerintah menutup SPP lewat bantuan operasional
sekolah (BOS). Siswa, murid, peserta didik memang tak dipungut SPP, tetapi
diminta membayar uang kalau mau memperoleh fasilitas dan praksis
pendidikan lebih baik. Alasannya, jumlah nominal BOS minim.

Mana yang gratis? Gratis, kok, bayar! Ya bingung! Tentu lain cerita
sekolah swasta, karena hidup-matinya tidak tergantung BOS.
Kebijakan buku sekolah ibarat kopi panas atau teh panas sebelum jamuan
makan berakhir. Kebijakan terakhir, ditabalkan lewat Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 2 Tahun 2008 mengenai buku
elektronik, sebenarnya merupakan salah satu episode kebijakan buku sekolah
selama ini.

Dalam hal buku sekolah, terbentang beragam keputusan dan kebijakan, sistem
dan pelaksanaan, mulai dari sekolah dipersilakan menentukan sendiri buku
pendamping sementara buku wajib disediakan (diterbitkan) oleh pemerintah
(Balai Pustaka), hingga yang terakhir demi ketersediaan buku dengan harga
murah, diberlakukan kebijakan buku elektronik yang diawali dengan
Permendiknas No 11/2005 mengenai masa berlaku buku sekolah lima tahun,
dilanjutkan pembelian hak cipta oleh pemerintah.

Alih-alih mengaitkan kurikulum atau penulis buku, akar masalah buku
sekolah adalah rebutan rezeki. Bagi penerbit, ikut serta dalam penerbitan
buku sekolah adalah rezeki besar untuk menutup kecilnya pemasukan dari
penerbitan buku yang kurang laku di pasaran. Di kalangan penerbit, berlaku
pula kebijakan biaya silang, bagian dari kiat menyelenggarakan paduan
usaha idealisme dan bisnis.

Buku elektronik, kebijakan terakhir mengatasi buku sekolah, dikonsep untuk
mengatasi keluhan orangtua. Pemerintah membeli hak cipta sejumlah naskah
buku berdasar hasil penilaian Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Buku yang disetujui kemudian diunggah dan masyarakat bisa mengunduhnya
dari internet. Maksud kebijakan itu baik: harga buku murah, orangtua tidak
usah repot setiap awal tahun ajaran.

Kebijakan Gagal
Rupanya tak disadari, Indonesia bukanlah Jakarta. Di daerah-daerah
terpencil, terutama di luar Jawa, banyak yang belum bisa mengunduh bahan
dari internet. Alih-alih luar Jawa, bahkan di sekitar Jakarta ada yang tak
bisa mengunduh.

Dalam hal ini, pemerintah bukannya tidak cerdas. Penerbit dipersilakan
mengunduh, mencetak, dan menjual sesuai ketentuan harga patokan tertinggi.
Penerbit sekaligus pencetak, yang kemudian disusul orang berinisiatif
melakukan hal sama, termasuk guru, terakhir demi anak didik.

Lain kebijakan lain pula pelaksanaan. Tidak hanya sulit diunduh, bahan
buku yang diunggah pun belum lengkap. Belum semua buku mata pelajaran
sudah diunggah oleh BSNP, padahal tahun ajaran sudah mulai. Keadaan ini
membuat maksud membuat harga murah tidak terjadi. Harga buku jadi mahal
(kembali). Orangtua dipaksa membeli karena didesak kebutuhan, karena buku
adalah syarat integral praksis pendidikan.

Kebijakan buku murah pun gagal. Kopi penutup jamuan makan pun terasa
pahit. Namun, tidak kalah sigap, birokrasi penanggung jawab perbukuan pun
mengelak. Jangan hanya dilihat kegagalan sekarang, tetapi lihatlah nanti.
Sebab, dampak positif ini baru akan kelihatan beberapa tahun ke depan.

Panorama selintas sejarah perbukuan sekolah hanyalah puncak dari sekian
kegagalan kebijakan. Barangkali kesalahan tidak harus ditimpakan kepada
departemen diknas yang eksis sekarang, tetapi kegagalan dari bercokolnya
semangat "membisniskan" praksis pendidikan, lebih jauh lagi membisniskan
anak didik.

Telanjur semua dikalkulasi dengan uang, tak satu pun kebijakan berpihak
kepada yang tidak beruang atau kurang beruang. Pendidikan gratis hanya
riil dalam iklan, tetapi tidak riil di lapangan. Lebih jauh lagi, meskipun
sektor lain bisa tertangani dengan baik, selama masalah buku sekolah tetap
amburadul, selama itu sah-sah saja cap komersialisasi pendidikan.

Benahi Bersama
Eksistensi buku dalam praksis pendidikan sejajar dengan faktor guru dan
kurikulum. Buku memang hanya salah satu subfaktor sarana, tetapi
dibandingkan dengan sarana lain, seperti alat peraga dan gedung berikut
perangkatnya, kehadiran buku tak sekadar menyediakan, tidak sekadar bisa
membeli dengan adanya dana, tetapi bagian utuh dari terselenggaranya
praksis pendidikan yang seharusnya.
Buku sekolah terkait dengan kurikulum, terkait dengan penulis, terkait
dengan penerbit, dan guru. Buku sekolah sebagai pelengkap dan penunjang
silabus yang diturunkan dari kurikulum hakikatnya bagian utuh dari
kurikulum. Ketersediaan buku tak bisa diatasi dengan kebijakan coba-coba,
apalagi amatiran.


Attachment(s) from galih@asmo.co.id

1 of 1 Photo(s)

4.

(catcil) The Leader In Amalia

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Thu Jul 23, 2009 9:37 pm (PDT)



(catcil) The Leader In Amalia

By: agussyafii

Bagian yang paling saya suka di Rumah Amalia adalah bertanya untuk apa kalian belajar? Anak-anak Amalia akan menjawab 'untuk menjadi pemimpin.' karena saya mengajarkan mereka agar mereka memiliki kebiasaan seorang pemimpin. Dengan memulai memimpin dirinya sendiri kelak mereka juga mampu memimpin ditengah keluarga dan masyarakat.

Pernah pada suatu malam, ketika saya bersama anak-anak Amalia belajar mengaji. Saya selalu mengajarkan 7 kebiasaan anak Amalia. 7 Kebiasaan Amalia saya peroleh dari buku 'The Leader In Me' Karya Stephen R. Covey. saya bertanya, apa kebiasaan pertama anak Amalia? Hampir semua angkat tangan. Duduk paling depan adalah Egga, kakaknya bernama Eggi. 'Ayo Eggi, apa kebiasaan pertama anak Amalia?' tanya saya.

'Menjadi proaktif..kak.'jawab Egga. 'Coba beri contoh menjadi proaktif seperti apa?' tanya saya. 'Begini kak, menjadi proaktif, kalo saya habis makan saya mencuci piring sendiri tanpa disuruh oleh mamah.' jawab Egga dengan semangat. Anak-anak Amalia tertawa melihat wajah Egga yang terlihat lucu.

begitulah saya mengajarkan kepada anak-anak Amalia jiwa kepimpinan. Kepimpinan berarti bertanggungjawab. Bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan bertanggungjawab terhadap pilihan hidupnya. Anak-anak Amalia bertanggungjawab atas semua kegiatan di Rumah Amalia. Kami memfasilitasi untuk semua kegiatan. Untuk minum selalu disediakan tempat minum, anak-anak Amalia bertanggungjawab untuk mencuci gelasnya sendiri, dengan mempercayai mereka sekaligus memberikan mereka tanggungjawab atas semua kegiatan di Rumah Amalia membuat anak-anak menjadi bersemangat dan lebih giat melakukan semua aktifitas. Itulah yang kami sebuat sebagai 'The Leader In Amalia.'

-
Sebaik-baiknya pemimpin diantara kamu adalah mereka mencintai kamu dan kamupun mencintainya (al-hadist)

Wassalam,
agussyafii

--
Terima kasih atas dukungan dan partisipasi teman2 semua pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Teriring doa 'Semoga Alloh SWT membalas kebaikan teman2 semua' amin ya robbal alamin..info dan dukungan silahkan ke http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 8777 12431

5a.

Re: [Milad SK ke-3] Cerita di balik kehadiranku...

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Jul 23, 2009 11:16 pm (PDT)



Wah, mas Arif, ceritanya banyak mengandung hikmah
sing sabar ae, mas. InsyaAlloh akan ada gantinya yang
lebih baik. Mungkin nanti lulus tes masuk di di tempat lain.
Amiiin. [:D]

Dani

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ariefakhirwijaya"
<ariefakhirwijaya@...> wrote:
>
>
> Sejak mba Nia woro-woro di milis akan ada acara MILAD SK, aku seneng
banget akhirnya ada kesempatan lagi untuk dapat bertemu dengan
sahabat-sahabat eska yang lain (sebab beberapa kali kesempatan untuk
hadir dalam acara eska selalu gagal terealisasi krn banyak hal..).

6a.

Re: Ngambek diangkot...? Gak Lagi...

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Jul 23, 2009 11:20 pm (PDT)



Wah sepakat deh, kadang kalo naik angkot
yang ngetem bikin mood jadi down. Mati gaya
keringatan, dan BETE abis. Hiks, Abang angkot
Anda perlu uang, kami perlu waktu. Susyeeh ye?

Kalo saya, untuk menghindari kondisi ini, biasanya
jalan dulu agak menjauh dari kerumunan angkot
biar ada yang nyodok *jalan duluan*, atau yang
sudah hampir penuh, biar ga usah nunggu lagi.

Nuhun dah cerita, Pak:)

DANI

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, rahmad nurdin
<rahmad.aceh@...> wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr.wb
>
> Shahabat yang baik
>
> Tadi sore ada pengalaman menarik, mungkin andapun juga pernah
mengalami
> sebagaimana saya alami tadi. Bahkan mungkin tidak hanya pada konteks
ini.
> yang terkadang memang benar-benar membuat kita jengkel. Saya ingin
tahu
> bagaimana emosi dan perilaku anda jika mengalami hal itu? Sementara
itu,
> angkot yang saya tumpangi gak jalan-jalan. padahal sudah 8 orang
didalam.
> Ngetemnya minta ampun lamanya. saya lihat penumpang lain, mulai
menunjukkan
> wajah-wajah kesel, kecewa. Saya pun terbawa emosi hampir ngambek.

6b.

Re: Ngambek diangkot...? Gak Lagi...

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Thu Jul 23, 2009 11:40 pm (PDT)



betul sekali... sepakat binti setuju...
kalo saya mah tanya dulu ke supir angkotnya...
ga ada salahnya kan kita mengingatkan?

jika masih tidak ada kabar, saya lebih baik pindah dan mengucapkan terima
kasih ke supir angkot. karena ada hak orang lain juga ketika kita bisa
datang tepat waktu bahkan lebih awal. Kalau memang waktunya agak luang,
lebih enak sambil baca dan mendengarkan murattal...

terima kasih ya pa rahmad...

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
7a.

[catatankaki] Pengalaman Milad SK dibukukan?

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Jul 23, 2009 11:42 pm (PDT)



Mungkinkah sahabat?

Sebagai prasasti bahwa kita pernah bersama?

Dani Ardiansyah
www.sekolah-kehidupan.com
www.catatankecil.multiply.com

7b.

Re: [catatankaki] Pengalaman Milad SK dibukukan?

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Thu Jul 23, 2009 11:47 pm (PDT)



tidak ada kata yang tidak mungkin...

jika ada yang bersedia mengumpulkan dan me-layout bisa dikirim ke sayah...
minimal bisa diprint dan digandakan oleh panitib (panitib itu setelah
panitia... setelahnya lagi ada panitic-panitid hingga panitiz)

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. PHH Musthofa no.39
Surapati Core Blok K-7 Bandung
Ph: (+6222) 8724 1434
Fax: (+6222) 8724 1435
8.

(Catatan Milad SK-3) TELAH KUPETIK BINTANG ITU

Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com   paman_sam2

Fri Jul 24, 2009 12:55 am (PDT)





Telah Kupetik Bintang Itu

Fiyan 'Anju' Arjun

 

Sambutannya sudah belum….

Sebuah pesan singkat tiba-tiba menyapa disaat
hatiku sedang tak menentu. Antara suka dan gelisah berbaur menjadi satu. Aku
seakan-akan terpaku!

 

***

 

Pagi itu udara Bandung masih dingin. Dingin,
sedingin halimun yang masih tersisa di hamparan perkebunan teh. Begitu juga disaat
aku ingin membasuh muka. "Ah, daripada mandi nanti mati kaku mending basuh muka
aja," bathinku bergumam saat aku akan menuju kamar penginapan bernomor R.7 bersama
kawan sekamarku R.Widhiatma a.k.a Uul. Ternyata ia juga sedang mandi.

 

Sambil menunggu kawan sekamarku mandi aku
berlari-lari kecil (sa'i) lebih dahulu di taman untuk mengusir rasa
dingin yang masih menyelubungi tubuh lelah ini karena seharian dalam perjalanan
jauh di dalam Avanza milik Bapak Diaz Rossano. Hingga akhirnya aku membatalkan
niat awalku. Dan aku menuju kembali ke tempat semula. Tempat aku menggelar
pasar kaget sendiri tanpa saingan...hehe. Alias, menjajakan buku-buku
daganganku. Maklumlah sekarang aku sedang buka usaha kecil-kecilan. Anju
Online Bookshop, begitu aku menamakan usaha kecil-kecilan itu. Ada yang mau
memesan buku? Acungi tangan ya?

 

Sambil menunggu dagangan mata minus ini
kuarahkan lagi ke tempat yang—akan diselenggarakan milad komunitas yang
sudah tiga tahun aku diami itu. Komunitas Sekolah Kehidupan. Ternyata masih
kosong. Belum jua terlihat peserta acara untuk memasuki tempat itu. Padahal
saat itu jamku sudah mengarah ke angka sembilan, eh, iya jamku kan digital ya?
Pukul sembilan sudah menunjukan di tubuh ponselku.

 

"Sudah mandi, Yan? Sebentar lagi acara akan
dimulai. Nanti telat lho…Kan nanti ada acara penghargaan untuk Bintang SK,"
tiba-tiba aku dingatkan oleh muslimah berpenampilan smart yang aktivitasnya
tiap hari berkutat dengan aksara-aksara sampai mendesain buku pula disaat aku
belum menuju ke tempat acara perayaan dimulai.

 

"Belum! Abisnya, dingin banget airnya,"
jawabku seadanya.

 

"Cepatan lho acaranya mau dimulai."

 

Akhirnya aku pun mencari-cari kamar mandi
untuk mandi pagi. Dan itu pun aku paksakan juga daripada aku nanti tidak mandi,
bisa-bisa orang yang berada disekitarku akan menutup hidungnya.

 

"Coba aja cari di bawah kan banyak tuh,"
lanjut muslimah yang biasa dipanggil Mbak Novi itu.

 

Akhirnya aku pun menuruti perkataannya. Itu
lebih baik dan harus dilanjutkan daripada tidak! Ternyata kamar mandi di
bawah—yang belum aku ketahui keberadaannya kini tampak berderet cling dan
sangat bersih berada di depanku.

 

***

 

Tidak sampai 20 menit dengan menahan
dinginnya air pegunungan Bandung aku pun usai membasuh seluruh badanku.
Segerrrrr bangettt! Tidak seperti membasuh muka saja. Terasa lengket.
Terlebih  usai olah raga bersama-sama di
lapangan. Seakan-akan burket menutupi seluruh tubuhku.

 

 

Apalagi bila ada yang menyuruhku subuh-subuh
untuk mandi. Eits, tunggu dulu! Diberi imbalan uang aku pun harus berpikir
ulang lagi. Kecuali uangnya bisa untuk beli rumah di daerah Kemang atau di Segi
Tiga Emas Kuningan itu sih GPP…hehe. Emang dikira enak mandi subuh-subuh
pake air pegunungan Bandung. Nggak Cing…Dingin bangettt!!

 

***

Beberapa lama kemudian berlanjut….

 

"Nanti giliran kamu lho, Yan? Giliran kamu
naik panggung untuk menerima penghargaan sebagai Bintang SK 2009." Aku yang
sedang seksama memperhatikan Bapak Sinang Bulawan—dengan memberi motivasi
secara singkat tapi mengena aku menjadi terkejut ketika muslimah yang
pembawaannya pendiam. Entah pendiamnya ini diam-diam kentut atau sedang melamun
aku tidak tahu. Tetapi saat muslimah yang setiap online-nya memakai nickname
ukhti azimah membuat aku menjadi gelisah.

 

"Lha, memangnya nanti giliran saya, ya,
Mbak!" seruku. Antara rasa suka dan gelisah berbaur menjadi satu hingga hati
menjadi tak menentu.

 

"Ya, kamu siap-siap aja. Nanti kok setelah
Pak Sinang memberi motivasi," katanya lagi. Dan aku sendiri tak tahu harus
berbuat apa.

 

"Oke, deh Mbak aku siap-siap ngapalin kata
sambutannya dulu," jawabku lagi.

 

Sambutannya sudah belum….

 

Akhirnya aku diingatkan kembali dengan pesan
singkat yang sudah sejak pagi masuk ke dalam tubuh ponsel mungilku. Menanyakan
aku, apakah sudah memberi kata sambutan atau belum dari orang yang sangat aku
kagumi dan aku hormati sejak aku mengenal sosoknya.

 

Rasa suka dan gelisah pun terus membayangi
aku. "Lebih baik di hafal atau pake teks ya?" gumamku menyeruak ke seluruh
pori-pori tubuhku. Seakan-akan tempat acara yang aku pijak terasa mengambang
seperti aku berada di luar angkasa. Tanpa oksigen. Tanpa udara. Melayang-layang
bagai layangan yang pernah aku mainkan saat aku masih kecil. Indah sekali.

 

Kalau bisa sih dihafal. Jangan kayak Pak RT
ngasih sambutan….

 

Lagi-lagi kata-kata itu mengiang di ekor
telingaku. Menggelitik. Dan aku berusaha sebisa mungkin untuk mencobanya
ternyata…aku terburu nervous. Dan apa yang sudah aku siapkan seketika
itu buyar. Bablass. Tak bisa terkendali apa yang sudah aku hafal sejak aku
belum memberikan sambutan hilang semua. Akhirnya mau tidak mau dan terpaksa aku
membaca teks di secarik kertas dengan penuh corat-coretan tulisanku. Ya,
layaknya Pak RT memberi sambutan saat peresmian masjid yang baru di bangun
seperti itulah aku memberi sambutan sebagai Bintang SK 2009 saat perayaan milad
komunitas Sekolah Kehidupan yang sudah berusia 3 tahun itu.  

 

***

"Ciee…ciee…pake batik nih, ye…"

 

"Ada Pak RT mau memberi kata sambutan."

 

"Mari beri tepuk tangan…"

 

Begitulah sambutan-sambutan atas diriku saat
aku ingin menaiki panggung acara milad komunitas Sekolah Kehidupan yang ke-tiga
dari para peserta acara itu. Aku hanya bisa tergugu. Haru. Sekaligus tak
percaya. Begitu juga mereka yang mungkin tak menduga kalau akulah orang
yang—selama ini mengetik sering salah ketik ketika menulis dan juga asal
mengirimkan tulisan ke milis harus terburu-buru karena melihat argo
warnet berjalan terus hingga sering terjadi kesalahan. (Tapi sekarang masih ada
nggak ya? Kalau ada aku minta maaf maklum aku manusia bukan malaikat yang
sering disebut-sebut Dewi Lestari saat menembang Malaikat Pun Juga Tahu yang
serba perfect. Sekali lagi aku minta maaf).

 

***

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

 

Selamat
pagi semuaaa…

 

Yang
saya hormati Bapak Sinang Bulawan sebagai penggagas komunitas Sekolah Kehidupan
serta para pengasuh Sekolah Kehidupan Bapak Teha, Bunda Icha dan Mba Indar
tentunya.

 

Sahabat
SK, izinkanlah saya memberikan sepatah kata untuk mengucapkan rasa syukur
terima kasih saya kepada Sahabat-sahabat 
SK semua di mana pun berada…

 

Sahabat SK, saya selalu ingat kutipan dari
Syaikh Hasan Al-Banna—yang sering dikobarkan oleh Bang Nursalam AR, mantan
ketua SK Pertama periode tahun 2007-2008.

 

"Angkatlah orang yang lemah di antaramu
menjadi kuat dengan dukunganmu."

 

Bagi saya dengan segala keterbatasan saya
(keluarga dengan kehidupan sederhana, bukan dari pendidikan S1, tidak lihai
bercas-cis-cus Inggris, anak yatim, belum menikah dan tidak punya komputer).
Komunitas Sekolah Kehidupan adalah tempat belajar, berbagi dan berkeluh kesah.
Adanya saya sebagai Bintang SK 2009—dengan keterkejutan dan tak disangka-sangka
tentunya bagi mereka yang menganggap saya yang tadinya nothing sekarang menjadi
something—dan itu juga karena Sahabat-sahabat SK semua yang masih percaya
dengan kekuatan kebersamaan Komunitas Sekolah Kehidupan yang menjadikan orang
lemah ini kuat. Saya yang sering kali gagal, patah semangat selalu dikuatkan
oleh Sahabat-sahabat SK semua.

 

Memang saya bukanlah Superman yang serba
sempurna. Lagi-lagi saya diingatkan kembali dengan tagline yang digulirkan oleh
Bang Nursalam AR. Tapi saya percaya, seperti halnya Spiderman, meskipun sering
patah dan kalah, insya Allah, dengan 
izin-Nya, man jadda wa jadda. Siapa yang berusaha maka ia akan
mendapatkan hasilnya. Inilah hasilnya, dan terima kasih atas kepercayaan
Sahabat-sahabat SK semua.

 

Ya,
dengan terpilihnya saya sebagai Bintang SK 2009 bagi saya hal itu bukanlah yang
penting. Terpenting bagi saya adalah kebersamaan saya kepada Sahabat-sahabat SK
semua. Karena bagi saya Sahabat SK juga layak mendapatkan halnya saya bahkan
lebih dari saya yakni bintang-bintang yang selalu menghiasi langit-langit di
setiap sanubari Sahabat SK semua. Amin.

 

Demikianlah sambutan yang saya sampaikan
secara khusus kepada para Sahabat SK yang saya hormati dan saya cintai. Dari
saya cukup sekian. Apabila ada kekurangannya tolong jangan dikurangkan bila ada
kelebihan jangan dilebih-lebihkan dari saya sekali lagi mengucapkan banyak-banyak
terima kasih untuk Sahabat SK semua. Sukses selalu buat Sahabat SK dimana pun
berada. Terima kasih.

 

Dengan membaca teks di secarik kertas
sambutan itu meluncur dari mulutku. Ya, walau terbata-bata serta nervous
menjadi satu akhirnya aku bisa juga memberi sambutan itu. Lagi-lagi dengan
tangan gemetar.

 

Plok…plokk…plokkk….

 

Tiba-tiba suara tepukan tangan dan pemberian applaus
membahana di tempat dilaksanakan milad Sekolah Kehidupan yang sedang
diselenggarakan itu. Aku terharu. Tak menyangka. Suara tepukan dan pemberian
applaus itu diarahkan untuk seorang aku. Aku si Fiyan Arjun. Si penulis yang
sering gagal dan patah semangat. Tentunya sering salah ketik banget
(typo)…hehe.

 

Ternyata rasa keharuanku masih terus
berlanjut.…

 

"Sekarang ada pemberian dari Bapak Sinang
Bulawan untuk Bintang SK 2009. Untuk Bapak Sinang Bulawan silakan untuk
memberinya," duet MC antara Mbak Anty dan Mbak Diah membuat aku terkejut saat
mereka berdua memberitahukan ada sesuatu yang akan diberikan oleh orang yang
selama ini menjadi gurunya anak-anak di komunitas Sekolah Kehidupan.

 

Saat itulah keharuanku bertambah lagi….

 

Ya, aku diberi sebuah kejutan yang tak pernah
aku bayangkan apalagi mengimpikannya sebelumnya. Mimpi yang pernah menggelayuti
pundakku untuk mendapatkan sebuah laptop untuk melancarkan segala aktivitasku
untuk menjadi seorang mujahid pena. Dan Allah Yang Maha Mendengar umatNya
mendengar permintaan hambanya ini. Sebuah laptop yang pernah aku impikan kini
menjadi kenyataan. Amazing! Thanks God! Thanks my Bro! Thanks my frends! And
thanks my community. Thanks for all…

 

Kini sebuah laptop baru berukuran 10 inch
dan berkapisitas modern sudah berhijrah di pelukanku. Aku sekarang tidak perlu
lagi repot-repot pergi ke rental komputer semata-mata untuk mengirim tulisan ke
millis Sekolah Kehidupan sudah begitu salah ketik lagi. Merana banget ya? Itulah
bila aku mem-flasback-an diriku. Ternyata perjuanganku untuk kecintaan
komunitas ini begitu mendarahdaging dan begitu banyak aku alami suka dukanya.
Salah satunya ketika uang yang ada sakuku tak mencukupi untuk membayar sewa
rental komputer. Dan yang menjadi korbannya adalah flasdisk-ku yang aku gandaikan.
Toh, aku pikir nantinya juga aku ambil setelah aku kembali untuk membayar
kekurangannya.

 

Tapi aku enjoy dan menikmati hal itu. Toh,
kalau aku tak mengalami itu semua bagaimana aku bisa menceritakan suka
dukanya  aku mengirimkan sebuah tulisan
untuk komunitas ini dengan berbagai apa yang aku alami. Dan…itulah hidup yang
pernah aku alami.

 

Ingat kalau sudah jadi Bintang SK jangan
sombong. Dan kalau sudah sukses jangan lupa sama yang di Atas…

 

Lagi-lagi aku dingatkan oleh sebuah nasehat kurang
lebih seperti itu—yang begitu menyejukan hatiku. Hingga hal itu mengingatkan
aku akan kehidupan zaman Rasul kepada seorang sahabat. Ketika saat itu Rasul
setiap usai shalat beliau sering melihat seorang sahabat yang tiap harinya
shalat selalu terburu-buru. Dan Rasul pun menyelidiki kenapa dengan sahabat itu.
Ternyata kain yang digunakan sahabat itu hanya satu dan itu sering bertukar
pakai kepada istrinya. Rasul yang melihat hal itu sangat takjub kepada sahabat
itu.

 

Namun sungguh disayangkan saat Rasul
memberikan sebuah penghargaan (atas kecintaannya pada Sang Khalik) sahabat itu
lupa akan masa lalunya karena terlena akan kenikmatan duniawian. Sahabat itu
jadi jarang menuju rumah Tuhan untuk mensujudkan keningnya kepada Sang Khalik.
Ironis memang.

 

Ya, aku harap hal itu tak terjadi pada
diriku. Semoga.

 

Hingga hal itu membuat aku merenung. Ternyata
walau semua yang aku capai dengan segala daya upayaku. Doa serta ikhtiar.
Tentunya tetap saja apa yang aku raih selama ini, rasa syukur tentu harus didengungkan
dalam hati. Walau mimpi sudah aku raih dan terwujud tetap sebagai orang yang
tahu diri aku harus ingat akan penciptaanNya. Layaknya padi yang menguning.
Makin berisi makin merunduk. Halnya ketika aku akan memetik bintang aku harus
ingat bumi yang sedang aku pijak.(fy)

 

Ulujami—Jakarta, 23 Juli 2009

Pukul 22.25 WIB

Diremangnya suasana kamar tidur hanya nyamuk-nyamuk nakal yang
menemani aku mengetik.

Seperti biasa di temani tembangnya—Dawai Asmara-nya—Bang Ridho
Irama dengan Sonet2-nya.

Enak banget buat peneman tidur!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9.

(Maklumat) QUIZ..QUIZ...BERBAGI BAHAGIA

Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com   paman_sam2

Fri Jul 24, 2009 1:05 am (PDT)





 

QUIZ...QUIZ BERBAGI BAHAGIA

 

Ada 2 buah buku yang akan saya bagikan—yang
pertama: Bela diri for Muslimah. Kedua: Hikari No Michi-Catatan Muallaf Jepang.
Hal ini saya lakukan sekaligus ajang promosi toko buku online: ANJU ONLINE
BOOKSHOP yang sudah berjalan serta rasa syukur saya selama ini untuk berbagi
kepada Sahabat SK semua.

 

Tapi tak segampang itu. Ada pertanyaan-pertanyaan
yang perlu dijawab. Oya, yang diprioritaskan hanya untuk anggota Sekolah
Kehidupan yang muka-muka baru atau yang kurang lebih sudah setahun berada di
komunitas Sekolah Kehidupan atau juga yang selama ini pasif hanya
membaca-membaca tulisan-tulisan Sahabat SK saja. Ayo, ikuti quis ini biar
menambah persaudaraan….(Oya, siapa tau ada yang mau donator buku lagi…hehe)

 

Oke, deh langsung dimulai saja:

 

1. Bila Anda membaca tulisan saya yang
berjudul "Telah Kupetik Bintang Itu" pasti Anda menemukan kalimat sepertI ini:

Akhirnya aku diingatkan kembali dengan pesan
singkat yang sudah sejak pagi masuk ke dalam tubuh ponsel mungilku. Menanyakan
aku, apakah sudah memberi kata sambutan atau belum dari orang yang sangat aku
kagumi dan aku hormati sejak aku mengenal sosoknya.

 

Pertanyaan: Siapakah orang yand dimaksud? Dan
apa profesinya?

 

2. Bila Anda membaca tulisan saya yang
berjudul "Telah Kupetik Bintang Itu" itu pasti Anda membaca kalimat seperti ini:

Tetapi saat muslimah yang setiap
online-nya memakai nickname ukhti azimah membuat aku menjadi gelisah.

 

Pertanyaan: Siapakah orang yang dimaksud dan
nickname apa yang pertama kali dipakai oleh orang tersebut di komunitas Sekolah
Kehidupan ini?

 

3. Sebutkan nama-nama Bintang SK serta
tahunnya sejak berdirinya komunitas Sekolah Kehidupan ini diselenggarakan
tentunya sebelum saya terpilih menjadi Bintang SK 2009?

 

4. Kapan milad komunitas Sekolah Kehidupan
lahir? Dan dimana miladnya yang pertama serta yang kedua diselenggarakan? Nah,
kalau pertanyaan nih susah tanya deh sama yang sudah kawakan di komunitas
Sekolah Kehidupan ini? Siapa tahu ada yang mau memberitahukannya…

 

5. Siapa penggagas komunitas Sekolah
Kehidupan serta siapa ketua komunitas Sekolah Kehidupan saat ini dan sampai
tahun berapa ia menjabat?

 

Jawaban saya tunggu paling lambat 30 Juli
2009 dengan mencatumkan nama lengkap dan alamat lengkap serta no hape yang
dapat dihubungi biar nanti saat saya mengirim hadiahnya tidak kembali ke rumah
saya lagi…hehe. Jawaban dikirim melalui e-mail facebook saya: ((japri) bujangkumbang@yahoo..co.id.
Tentunya bagi yang sudah meng-add saya atau juga sudah menjadi anggota
komunitas Sekolah Kehidupan.

 

Ayo, apalagi jangan
ditunda-tunda lagi. Sudah pertanyaan sangat mudah dapat buku gratis lagi…hehe.
Terima kasih atas perhatian dan partisipasi beserta doa-doa Anda semua untuk
saya. Sukses selalu buat Anda semua…Amin!

10a.

[Catcil] Misteri Pesan Terakhir

Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com

Fri Jul 24, 2009 1:16 am (PDT)



*Misteri Pesan Terakhir*

*Oleh Nursalam AR*

Setiap Jumat kadangkala ada perasaan perih menyusup hatiku. Beratus Jumat
sebelumnya pada September 2006, ayahku, yang aku memanggilnya *aba�*, wafat
selepas sakit panas dua hari. Pada malam Kamis sebelum kematian, di tengah
malam, ketika panasnya memuncak dan ia mendadak gagu, *aba�* menarik-narik
tanganku dan menunjuk-nunjuk ke suatu arah. Mulutnya menceracau tak jelas.
Seakan ia hendak mengatakan sesuatu.

Aku yang saat itu sama sekali tak peka justru menenangkannya dan kembali
mengompresnya agar ia kembali tidur. Namun matanya seakan hendak bercerita.
Barangkali karena lelah dengan puteranya yang tak kunjung ngeh, ia tertidur.
Esoknya, panas tubuhnya turun. Ia hanya masih lemas dan berbaring seharian.
Juga tak berbicara seharian. Ucapannya kembali jelas. Naas, aku lupa
menanyakan apa yang hendak ia katakan semalam. Hingga aku kembali teringat
saat selepas Magrib esok Jumatnya dokter klinik dengan wajah sedih
mengatakan kepada kami sekeluarga,�Maaf, Pak, sudah tidak ada.�

Ya Allah, *aba�*, apa *sih* pesan terakhirmu itu? Saat itu aku baru sadar
sesadar-sadarnya bahwa barangkali di malam Kamis itulah semestinya pesan
terakhir *aba�* hendak diucapkan.

Sembilan tahun sebelumnya, 1997, ketika ibuku meninggal dunia, rasanya tak
ada pesan terakhir secara verbal yang ia ucapkan. Ibu, yang periang dan
selalu optimis, memang sudah terbaring sakit sejak dua bulan sebelumnya.
Kanker ginjal akibat pengapuran. Menurut diagnosis dokter, saluran darah ibu
di sekitar bagian bawah tubuhnya tersumbat pengapuran akibat trauma tumpul
di bagian tunggirnya. Belakangan, setelah dibawa berobat kemana-mana, ibu
baru cerita bahwa sekitar dua bulan sebelum ia sakit, ia pernah terjatuh di
kamar mandi. Namun, dasar ibu, ia tak pernah bercerita sebelumnya kepada *
aba�* dan kami, putera-puterinya. Sikapnya yang pantang mengeluh dan selalu
optimis memang tak bertepi. Rasanya ia memang jodoh sejati yang melengkapi *
aba�* yang argumentatif dan pemikir namun, karena perfeksionis, kerap
pesimis.

Serangkaian dengan misteri pesan terakhir *aba�*, aku juga kerap
bertanya-tanya dalam hati,�Apa ya pesan terakhir ibu?� Misteri pesan
terakhir kedua orang tuaku sama menyesakkan dengan kenyataan bahwa aku hanya
punya satu lembar foto yang ada *aba�* dan ibu. Hanya itu saja. Yang lain
ludas ditelan banjir besar tahun 2007. Seperti kata orang bijak, tak punya
kenangan sama saja tak punya akar sejarah.

Yuni, sang mantu *aba�* dan ibu, pun baru tahu tampang kedua orang tuaku
justru setelah kami menikah. Dan entah apa pula pertanyaan Alham jika kelak
ia tahu bahwa ia hanya punya satu nenek tanpa seorang pun kakek. Ayah Yuni,
yakni bapak mertua, wafat hanya berselang tiga jam setelah kematian
*aba�*di tempat yang jauh berseberangan pulau. Lagi-lagi sebuah
misteri Ilahi.

Tapi aku rasanya sudah punya rancangan jawaban jika kelak Alham sudah dewasa
untuk bertanya,�Persisnya seperti apa sih tampang kakek, *Abi*?�

Foto *aba�* dan ibu yang tersisa selembar itu seukuran kartu pos dan tidak
terlalu jelas karena diambil saat foto keluarga bersama waktu pernikahan
abang keduaku pada 1997. Tiga bulan sebelum kematian ibu, dan tiga bulan
saat kakak iparku mengandung cucu pertama ibu. Ironis memang karena
bertahun-tahun lamanya ibu mendambakan punya cucu kendati ia tak pernah
sekalipun mendesak-desak anak-anaknya untuk segera menikah. Ialah orang
pertama yang mengajariku dan memberiku teladan soal kebebasan berpendapat
dan berpikir kritis.

Nah, kepada Alham yang sekarang baru berusia delapan bulan, aku, Insya
Allah, akan mengajaknya bercermin dan mengatakan kepadanya,�Alham mau tahu
muka Kakek Rahman seperti apa? Nih dia!� Akan aku tunjuk wajah Alham di
cermin. Ya, wajah Alham memang mirip dengan wajah *aba�*. Terutama hidung
mancung dan alis lebat khasnya. Sementara bulu mata lentik dan bibir merah
mungil tipisnya warisan dari sang nenek, ibuku.

Kembali ke soal pesan terakhir, hanya kakak sulungku, Bang Didin yang dengan
jelas mengucapkan pesan terakhir. Yang sayangnya tidak aku dengar langsung
dari lisannya tapi dari pengakuan abang keduaku yang saat itu hendak
mengantarnya ke rumah sakit.

Sama seperti *aba�* yang sakit panas mendadak kemudian wafat, Bang Didin
juga demikian. Selepas ia lembur habis-habisan sebagai staf inti sebuah
bimbingan belajar Islam � yang kini sangat terkemuka � yang masih baru
dirintisnya bersama teman-teman kuliahnya, Bang Didin sakit panas dan demam
tinggi. Keesokan harinya ketika pagi-pagi ia meminta dipanggilkan taksi
untuk ke rumah sakit, Allah memanggilnya, pada tahun 1993, dalam kondisi
duduk di sofa sambil tersenyum. Padahal baru saja taksi yang dibawa abang
keduaku tiba. Abang keduaku, Kak Satiri, beruntung masih mendapati Bang
Didin mengucapkan pesan terakhirnya.

�Apa pesan terakhir Abang?� desakku ketika Kak Satiri mengutarakan
detik-detik terakhir kakak kesayanganku itu. Saat itu aku masih kelas satu
SMA dan sedang ada jadwal kursus bahasa Inggris.

�Jangan jadi bebek.�

�Maksudnya?�

�Nggak tahu. Cuma itu,� jawab Kak Satiri. Memang cuma sesingkat itu namun
tiga kata itu terus terngiang di telingaku. Tak ada penjelasan detil apa
maksudnya karena selepas berucap itu Bang Didin menghembuskan nafas
terakhir. Kami sekeluarga pun tak lagi membahas.

Tapi bagiku, yang adik terdekat dengan Bang Didin karena faktor kegemaran
membaca dan menulis yang sama di mana ia merupakan mentor menulisku sejak
aku kelas tiga SD, tiga kata tersebut bagai kunci yang harus dicarikan
jawabannya. Seperti misteri-misteri dalam novel *The Da Vinci Code*. Hingga
sekitar 2004 atau 2005 (jika ingatanku tak bermasalah), aku menemukan
jawabannya ketika menemukan buku *Jangan Jadi Bebek*-nya Oleh Solihin. Dua
belas tahun aku butuhkan untuk menemukan makna pesan terakhir sang mentorku
itu. Dengan latarbelakang Bang Didin yang aktivis dakwah kampus UI era
1980-an dan mantan wartawan, aku tahu betul bahwa pesan �jangan jadi
bebek�-nya simetris dengan apa yang ia ajarkan kepadaku selama tahun-tahun
hidupnya.

�Jangan ikut-ikutan gaya menulis orang lain!� Itu salah satu pesannya
sebagai mentor menulis. Saat itu ia bagai Sean Connery yang sedang mengajari
tentor kulit hitamnya belajar menulis dalam film *Finding Forrester*.

�Jadilah ikan di lautan. Sekelilingnya asin tapi ia tidak asin,� itu
pesannya yang lain sebagai guru ngajiku. Belakangan aku mengetahui bahwa
pesannya itu disarikan dari ungkapan bahasa Arab, *yakhtalitun wa lakin
yatamayyazun*. Bercampurlah tetapi jangan melebur dalam pergaulan sesama
manusia. Tetap punya prinsip dengan tidak meninggalkan keakraban sebagai
sesama anggota masyarakat yang hidup bersama-sama. Perkataan itu diungkapkan
Syaikh Sayyid Quthb, seorang sastrawan dan pemikir Mesir, yang syahid di
tiang gantungan rezim Gamal Abdul Nasser -- serupa rezim Soeharto jaman
Orde Baru -- karena dianggap musuh negara dengan tulisan-tulisannya yang
kritis dan independen, tidak membebek atau membeo, terhadap dominasi
kebijakan negara yang lalim.

Berhasil mengungkap misteri pesan terakhir Bang Didin, bagiku, rasanya sama
gembiranya seperti saat aku berhasil lolos ujian masuk perguruan tinggi
negeri � waktu itu namanya UMPTN � di Universitas Indonesia (UI) pada 1996.
Bagai kegembiraan seseorang yang merindukan miliknya yang lama hilang dan
kembali menemukannya pada saat yang tepat.

Ya, saat yang tepat. Pada saat yang tepat, ketika aku sudah terbebas dari
depresi pascakematian ibu dan sudah ikhlas menerima wafatnya *aba�* serta
tak lagi meratapi kehilangan Bang Didin, seiring asam-garam-pahit-manis
kehidupan yang disesap, aku kini insyaf bahwa pesan terakhir tak mesti
selalu berupa ucapan verbal atau lisan. Adalah sebuah kisah sufi yang
menyentakkanku.

Alkisah, seorang sufi dalam doa-doanya khusyuk panjangnya di sepertiga malam
memohon kepada Allah agar jelang kematiannya kelak ia diberikan tanda-tanda
agar ia dapat mempersiapkan kematiannya dengan sebaik-baiknya.

Tahun-tahun berlalu dan sang sufi tak kunjung mendapat tanda-tanda dari
Allah kapan kematiannya akan tiba.

Hingga suatu ketika datang malaikat maut hendak menjemput nyawa sang sufi.

Ketika sang sufi protes mengapa ia tak diberikan tanda- tanda terlebih
dahulu, apa kata sang malaikat maut?

�Bukankah uban-uban di kepalamu sudah merupakan tanda?�

Sang sufi tersentak sadar.

�Bukankah tulang-tulang rentamu juga merupakan tanda?�

Sang sufi kian terhenyak.

�Bukankah kematian orang-orang di sekitarmu sudah cukup sebagai tanda-tanda
bagimu?�

Sang sufi akhirnya menangis dan bersujud kepada Allah. Ia memohon ampun
kepada Allah atas prasangka buruknya kepada sang Khalik. Di akhir kisah,
diceritakan kematian sang sufi yang *husnul khotimah*, tenang dan ikhlas.

Ya, segenap tanda-tanda yang disebutkan sang maalaikat maut juga merupakan
pesan terakhir bagi kita, para calon penghuni liang kubur yang juga akan
bernasib seperti sang sufi. Mati.

Dengan hikmah kisah sufi tersebut, aku me-*rewind *kenangan akhir bersama
orang-orang terkasihku. Konon, termaktub dalam sebuah kitab, setahun sebelum
kematian seseorang, Allah sudah memberikan tanda-tanda yang khusus.

Bagiku, setelah tercerahkan, rasanya benderang sudah apa pesan terakhir
kedua orangtuaku. Sebulan sebelum ibu jatuh sakit, ia kerap bilang ingin
jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Saat itu kami
menertawakan dan mengira ia bercanda seperti pembawaannya yang biasa.
Beberapa kali permintaan itu ia ulang. Barangkali maknanya ia ingin kami
yang saat itu sudah sibuk dengan kesibukan masing-masing agar tetap menjaga
kebersamaan dan silaturahim.

Sementara *aba�* beberapa bulan sebelum kematian sering bilang ingin ketemu
dengan Muthi, salah satu cucunya, yang tinggal berjauhan. Memang ada
persoalan keluarga yang cukup parah dengan orangtua Muthi hingga jarak yang
jauh bertambah jauh dengan jauhnya kedekatan hati. Pada akhirnya Muthi
memang hadir � bahkan ia dan ibunya yang sempat bermasalah dengan
*aba�*menjadi orang-orang yang menyaksikan detik kematian
*aba�* � ketika *aba�* tak lagi mampu menggendongnya atau mengajaknya
berkeliling kampung dengan skuternya.

Ah, kematian memang selalu saja menjadi pelajaran. Meski pahit. Dan
sayangnya tak selalu pesan terakhir orang yang meninggal dunia langsung kita
sadari dan pahami di detik yang bersamaan. Barangkali itulah salah satu
misteri dan kekuasaan Allah, sang pencipta dan penguasa semesta.

*Wallahu a�lam bisshawwab.*

*Pengadegan, 24 Juli 2009*

* *

--
"Open up your mind and fly!"

Nursalam AR
Penerjemah, Penulis & Editor
0813-10040723
021-92727391
www.nursalam.multiply.com
www.facebook.com/nursalam.ar
10b.

Bls: [sekolah-kehidupan] [Catcil] Misteri Pesan Terakhir

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Fri Jul 24, 2009 1:33 am (PDT)




jadi kangen Baba aye yg sudah meninggal juga tahun 1991
pas  aye kelas 4 SD Baba aye meninggal karena stroke
hik..hik..hik...
ya, namanya ajal kapan pun tak ada yang tahu.
semoga almarhum/mah diberi keluasan kuburnya
dan dimasukan dalam orang-orang yang shaleh/ha...
amin!









&quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com&quot;
10c.

Re: [Catcil] Misteri Pesan Terakhir

Posted by: "fil_ardy" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Fri Jul 24, 2009 2:23 am (PDT)



Subhanallah, ikut berkaca-kaca rasanya membaca tulisan ini
masih ingat betul saat malam meninggalnya sang Aba, saya
bertakziyah ke tempat ente, brow. Waktu itu ente terlihat lelah
meski saya ga bisa bertahan sampai pagi dan menghadiri pemakaman beliau.
tapi tulisan ini betul2 menegur saya untuk bersiap-siap menyambutnya.

Terimakasih untuk benar2 berbagi.

DANI [:((]

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Nursalam AR <nursalam.ar@...>
wrote:
>
> *Misteri Pesan Terakhir*
>
> *Oleh Nursalam AR*

> Setiap Jumat kadangkala ada perasaan perih menyusup hatiku. Beratus
Jumat
> sebelumnya pada September 2006, ayahku, yang aku memanggilnya
*aba'*, wafat
> selepas sakit panas dua hari. Pada malam Kamis sebelum kematian, di
tengah
> malam, ketika panasnya memuncak dan ia mendadak gagu, *aba'*
menarik-narik
> tanganku dan menunjuk-nunjuk ke suatu arah. Mulutnya menceracau tak
jelas.
> Seakan ia hendak mengatakan sesuatu.

11a.

Re: [Milad SK ke-3] Dinginnya Lembang dan Hangatnya Persahabatan

Posted by: "hariyanty thahir" anty_th@yahoo.com   anty_th

Fri Jul 24, 2009 1:22 am (PDT)



Mbak Retno ...
Betapa aku ingin bertemu denganmu ^_*

Btw ... emangnya mbak retno manjet pagar ???
Wah iseng juga calon mama yang satu ini
hehehe

salam sayang
anty

12.

(catcil) Kesalahan Itu Indah

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Fri Jul 24, 2009 4:28 am (PDT)



(catcil) Kesalahan Itu Indah

By: agussyafii

Rabu malam kemaren ketika saya on air di Radio Bahana, bercerita kepada Mas Ruli dan Mbak tanti penyiar Radio Bahana. tema 'Power of Peace' malam itu tentang Kesalahan itu indah.

Ada seorang anak muda yang sedang duduk, datanglah Sang Manajer perusahaan.

'Gaji kamu berapa?' tanya manajer.

'lima ratus ribu pak.' jawab anak muda.

Sang manajer mengeluarkan uang lima ratus ribu dan mengatakan, 'ini uang lima ratus ribu sebagai pesangon dan mulai hari ini kamu saya pecat, besok tidak usah datang lagi ke kantor,'ucap manajer itu.

Tak lama kemudian Pak manajer bertemu security dan bertanya, 'sudah berapa lama dia kerja diperusahaan kita?'

'Maaf pak, anak muda tidak bekerja diperusahaan kita, dia hanya mengantarkan barang,'jawab security.

Begitulah saya bercerita tentang kesalahan itu indah kepada Mas Ruli dan Mbak tanti pada acara 'Power of Peace' di radio Bahana. Ditengah kemarahan seringkali kita salah melangkahdan membuat kita terasa aneh sekaligus menjadi indah karena bagi anak muda itu keberuntungan dapat lima ratus ribu namun bagi Sang manajer lima ratus ribu itu telah mengantarkan ke depan pintu gerbang pembelajaran kesabaran, keikhlasan dan kearifan.

Saya teringat ucapan Mbah Surip pelantun lagu 'Tak Gendong' (Tentunya teman2 sudah hapal lagunya, bahkan Hana sebelum berangkat sekolahpun suka menyanyikan lagu 'Tak gendong kemana-mana..' ^_^) disalahsatu koran Nasional menyebutkan bahwa hidupnya belajar salah, bukan belajar benar. Belakangan saya mengerti ternyata kesalahan adalah ibu kandung dari kesabaran.

Jadi tidak usah takut salah sebab kesalahan adalah pembelajaran kita untuk mencapai keberhasilan. Itulah makna yang saya temukan dari kata-kata Mbah Surip belajar salah dan kesalahan itu ternyata indah.

---
Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan kepada Alloh dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS.2:153)

Wassalam,
agussyafii

--
Terima kasih atas dukungan dan partisipasi teman2 semua pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Teriring doa 'Semoga Alloh SWT membalas kebaikan teman2 semua' amin ya robbal alamin..info dan dukungan silahkan ke http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 8777 12431

13.

(catcil) Keajaiban Ketika Sakit

Posted by: "agussyafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Fri Jul 24, 2009 4:30 am (PDT)



(catcil) Keajaiban Ketika Sakit

By: agussyafii

bila berkesempatan membezuk teman yang sakit Seringkali saya 'menasehatkan' agar kepada teman-teman yang datang membezuk untuk meminta doa orang yang sakit, biasanya doa orang yang sakit akan mudah dikabulkan oleh Alloh SWT dan bagi yang sakit hendaknya mendoakan yang baik-baik bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Mohon dihindarkan berdoa supaya cepat mati.

Saya seringkali bertemu keajaiban ditengah orang yang sakit. Pernah satu ketika saya membezuk seorang teman yang sedang sakit, saya menyarankan agar tetap sholat dikala sakit dan tidak lupa berdoa agar diberikan kesembuhan.

Teman itu mengatakan bahwa dirinya sudah lama tidak pernah sholat. kenapa mas agus mengingatkan agar saya sholat. 'Saya pikir mas agus nyindir saya,' katanya. 'Akhirnya saya beprasangka baik karena mas agus yang menyarankan saya terus sholat, dibimbing oleh istri saya bahkan saya juga meminta anak-anak membantu saya untuk membacakan surat yasin,' begitu tuturnya.

'Saya mengidap sakit infeksi paru-paru, Awalnya Tubuh saya semakin terasa lemas dan jika batuk terasa sakit,' katanya. Subhanallah! Setelah saran Mas Agus saya jalankan dengan menjalankan ibadah sholat dan mendekatkan diri pada Alloh SWT, beberapa hari kemudian muncul perubahan. Dokterpun terheran, kesembuhan bisa lebih cepat,' tuturnya.

'Bagaimana itu bisa terjadi mas?'tanya saya.

'Wallahu a'lam mas agus syafii,' jawabnya.

'Didalam sakit saya bisa belajar ikhlas dan bersabar. Saya merasakan nikmatnya berserah diri kepada Alloh SWT. Sewaktu saya sehat, betapa saya sangat sombong dan tidak pernah bersyukur,' tuturnya dengan penuh linangan air mata. 'La haula wala kuwata illa billah, tiada daya dan tiada upaya kecuali hanya Alloh semata, begitu berarti bagi saya,' ucapnya lirih penuh makna yang indah, pelajaran yang agung telah didapatnya ketika sahabat saya ini sedang sakit.

Malam itu disaat anak-anak Amalia sedang mengaji. Air mata saya tak terasa menetes mendengar penuturannya dan ternyata dirinya sembuh dengan keajaiban. Bagi mereka yang pernah sakit akan tahu apa yang disebut dengan keajaiban. Keajaiban itu nyata didepan mata. betapa Maha BesarNya Alloh SWT dan betapa kecilnya diri kita.
--

'Obatilah orang-orang sakit dengan shodaqoh dan betengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bala' dengan doa' (H.R Muslim)

Wassalam,
agussyafii

--
Terima kasih atas dukungan dan partisipasi teman2 semua pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Teriring doa 'Semoga Alloh SWT membalas kebaikan teman2 semua' amin ya robbal alamin..info dan dukungan silahkan ke http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 8777 12431

Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Love cars? Check out the

Auto Enthusiast Zone

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: