Rabu, 24 Februari 2010

[daarut-tauhiid] Bunga Rampai Nasehat

 

Bunga Rampai Nasehat
sumber : Aa Gym

====

Mudah-mudahan Allah yang Maha Menguasai segala-galanya selalu membukakan
hati kita agar bisa melihat hikmah dibalik setiap kejadian apa pun yang
terjadi. Yakinlah tidak ada satu kejadian pun yang sia-sia, tidak ada
suatu kejadian pun yang tanpa makna. Teramat rugi kalau kita menghadapi
hidup ini sampai tidak mendapat pelajaran dari apa yang sedang kita
jalani.

Hidup ini adalah samudera hikmah tiada terputus. Seharusnya apa pun yang
kita hadapi, efektif bisa menambah ilmu, wawasan, khususnya lagi bisa
menambah kematangan, kedewasaan, kearifan diri kita. Sehingga kalau kita
mati besok lusa atau kapan saja, maka warisan terbesar kita adalah
kehormatan pribadi kita, bukan hanya harta semata. Rindukanlah dan
selalu berharap agar saat kepulangan kita nanti, saat kematian kita
adalah saat yang paling indah.

Harusnya saat malaikat maut menjemput, kita benar-benar dalam keadaan
siap, benar-benar dalam keadaan khusnul khatimah. Harus sering
dibayangkan kalau saat meninggal nanti kita sedang bagus niat, sedang
bersih hati, keringat sedang bercucuran di jalan Allah SWT.

Syukur-syukur kalau nanti kita meninggal, kita sedang bersujud atau
sedang berjuang di jalan Allah. Jangan sampai kita mati sia-sia, seperti
yang diberitakan koran-koran tentang seorang yang meninggal ketika
menonton di bioskop. Terang saja buruk sekali orang yang meninggal di
bioskop, apalagi misalnya film yang ditontonnya berjudul (maaf) "Gairah
Membara", film maksiat, na'udzubillah. Dia akan "membara" betulan di
neraka nanti. Ingat maut adalah hal yang sangat penting.

Tiada kehormatan dan kemuliaan kecuali dari Engkau wahai Allah pemilik
alam semesta. Yang mengangkat derajat siapa pun yang Engkau kehendaki
dan menghinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Segala puji hanyalah
bagi-Mu dan milik-Mu. Shalawat semoga senantiasa terlimpah bagi kekasih
Allah, panutan kita semua Rasulullah saw.

Sahabat, percayalah sehebat apa pun harta, gelar, pangkat, kedudukan,
atau atribut duniawi lainnya tak akan pernah berharga jika kita tidak
memiliki harga diri. Apalah artinya harta, gelar, dan pangkat, kalau
pemiliknya tidak punya harga diri.

Hidup di dunia hanya satu kali dan sebentar saja. Kita harus
bersungguh-sungguh meniti karier kehidupan kita menjadi orang yang
memiliki harga diri dan terhormat dalam pandangan Allah SWT, juga
terhormat dalam pandangan orang-orang beriman. Dan kematian kita pun
harus kita rindukan menjadi sebaik-baik kematian yang penuh kehormatan
dan kemuliaan. Ada pun warisan terpenting kehidupan kita adalah nama
baik dan kehormatan yang tanpa cela dan kehinaan.

Langkah awal yang harus kita bangun dalam karier kehidupan ini adalah
tekad untuk menjadi seorang muslim yang sangat jujur dan terpercaya
sampai mati. Seperti halnya Rasulullah saw memulai karier kehidupannya
dengan gelar kehormatan al-Amin (seorang yang sangat terpercaya).

Kita harus berjuang mati-matian untuk memelihara harga diri kehormatan
kita menjadi seorang muslim yang terpercaya. Sehingga tidak ada keraguan
sama sekali bagi siapa pun yang bergaul dengan kita, baik muslim maupun
non muslim, baik kawan atau lawan. Tidak boleh ada keraguan terhadap
ucapan, janji, mau pun amanah yang kita pikul.

Oleh karena itu, Pertama: jaga lisan kita. Jangan pernah berbohong dalam
hal apa pun. Sekecil dan sesederhana apa pun. Bahkan betapa pun
terhadap anak kecil atau dalam senda gurau sekali pun. Harus benar-benar
bersih dan meyakinkan, tidak ada dusta, pastikan tidak pernah ada
dusta! Lebih baik kita disisihkan karena kita tampil apa adanya,
daripada kita diterima karena berdusta. Sungguh tidak akan pernah
bahagia dan terhormat menjadi seorang pendusta. (Tentu saja bukan
berarti harus membeberkan aib-aib diri yang telah ditutupi Allah, ada
kekuasaan tersendiri, ada kekhususan tersendiri. Jujur bukan berarti
bebas membeberkan aib sendiri).

Kedua: jaga lisan. Jangan pernah menambah-nambah, mereka-reka,
mendramatisir berita, informasi, atau sebaliknya meniadakan apa yang
harus disampaikan. Sampaikanlah berita atau informasi yang mesti
disampaikan seakurat mungkin sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kita
terkadang suka ingin menambah-nambah sesuatu atau bahkan merekayasa
kata-kata atau cerita. Jangan lakukan! Sama sekali tidak akan menolong
kita, nanti ketika orang tahu informasi yang sebenarnya, akan runtuhlah
kepercayaan mereka kepada kita.

Ketiga: jangan sok tahu atau sok pintar dengan menjawab setiap dan
segala pertanyaan. Nah, orang yang selalu menjawab setiap pertanyaan
bila tanpa ilmu akan menunjukkan kebodohannya. Yakinlah kalau kita sok
tahu tanpa ilmu itulah tanda kebodohan kita. Yang lebih baik adalah kita
harus berani mengatakan "tidak tahu" kalau memang kita tidak
mengetahuinya. Jauh lebih baik disebut bodoh karena jujur apa adanya,
daripada kita berdusta dalam pandangan Allah.

Keempat: jangan pernah membocorkan rahasia atau amanat, terlebih lagi
membeberkan aib orang lain. Jangan sekali-kali melakukannya. Ingat
setiap kali kita ngobrol dengan orang lain, maka obrolan itu jadi amanah
buat kita. Bagi orang yang suka membocorkan rahasia akan jatuhlah harga
dirinya. Padahal justru kita harus jadi kuburan bagi rahasia dan aib
orang lain. Yang namanya kuburan tidak usah digali-gali lagi kecuali
pembeberan yang sah menurut syariat dan membawa kebaikan bagi semua
pihak. Ingat, bila ada seseorang datang dengan menceritakan aib dan
kejelekan orang lain kepada kita, maka jangan pernah percayai dia.
Karena ketika berpisah dengan kita, maka dia pun akan menceritakan aib
dan kejelekan kita kepada yang lain lagi.

Kelima: jangan pernah mengingkari janji dan jangan mudah mengobral
janji. Pastikan setiap janji tercatat dengan baik dan selalu ada saksi
untuk mengingatkan dan berjuanglah sekuat tenaga dan semaksimal mungkin
untuk menepati janji walaupun dengan pengorbanan lahir batin yang sangat
besar dan berat. Ingat, semua pengorbanan menjadi sangat kecil
dibandingkan dengan kehilangan harga diri sebagai seorang pengingkar
janji, seorang munafik, na'udzubillah. Tidak artinya. Semua pengorbanan
itu kecil dibanding jika kita bernama si pengingkar janji. Rasulullah
SAW pernah sampai tiga hari menunggu orang yang menjanjikannya untuk
bertemu, beliau menunggu karena kehormatan bagi beliau adalah menepati
janji.

----sumber:cyberMQ.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: