Kamis, 18 Februari 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2980[1 Attachment]

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (24 Messages)

1.
Press Release: THE RISING OF CREATIVE INDONESIA From: Budi Setiawan
2.
Ikuti, Seminar "Cara Hebat Jadi Penulis Novel" di Padangpanjang From: muhammad
3.
[Info] Bedah Buku dan Musikalisasi Puisi From: Epri Saqib
4a.
The Masochist From: deesiey
4b.
Re: The Masochist From: ukhti hazimah
5.
Seminar & Sharing Session "Creating a New Generation of Teachers" From: Sfti Sfti
6a.
Re: [catcil] Menjumput Idealisme From: ukhti hazimah
7.
(ruang baca) Saat Bijou Tersesat From: punya_retno
8a.
Dari Setback Menjadi Stepback From: Ikhwan Sopa
8b.
Re: Dari Setback Menjadi Stepback From: ukhti hazimah
8c.
Re: Dari Setback Menjadi Stepback From: Ikhwan Sopa
9.
Salah Benar Persepsimu From: wahyu dwinoto
10a.
(catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat From: punya_retno
10b.
Re: (catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat From: Nia Robie'
10c.
Re: (catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat From: punya_retno
10d.
Re: (catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat From: Siwi LH
11a.
(ruang keluarga) Konsekuensi Ketinggalan Barang From: Indarwati Indarpati
11b.
Re: (ruang keluarga) Konsekuensi Ketinggalan Barang From: Siwi LH
12.
(Catatan Kecil) Pengharapan dan Kasih) From: Elisa Koraag
13a.
(Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf From: INDARWATI
13b.
(Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf From: Indarwati Indarpati
13c.
Re: (Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf From: Nia Robie'
13d.
Re: (Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf From: Siwi LH
14.
Just Info: Yuk, Respons Hari Autis se-Dunia! From: wahyu dwinoto

Messages

1.

Press Release: THE RISING OF CREATIVE INDONESIA

Posted by: "Budi Setiawan" bukik_psi@yahoo.com   bukik_psi

Wed Feb 17, 2010 5:44 am (PST)

[Attachment(s) from Budi Setiawan included below]

Press
Release
The Rising of Creative
Indonesia

Presiden RI
mencanangkan tahun 2009 sebagai tahun industri kreatif. Ironisnya, pendapatan
domestik bruto kita sebagian besar masih disumbangkan dari sektor-sektor
non-kreatif. Kementerian Perdagangan dalam buku Rencana Pengembangan ekonomi
kreatif Indonesia 2025 (2009) menyatakan bahwa industri kreatif sendiri baru
menyumbangkan 5,67% dari PDB pada tahun 2006. Bahkan, ada kecenderungan menurun
dari tahun 2002 ke tahun 2006. Ini kenyataan ironis mengingat industri kreatif
akan semakin menjadi tumpuan harapan kemajuan bangsa ditengah menipisnya sumber
daya alam.

Dunia telah
melampui tahap ekonomi pertanian dan ekonomi industri, berada pada ekonomi
informasi dan menjelang ekonomi kreatif. Dalam setiap tahapannya, ada tuntutan
kapasitas, kemampuan dan pola pengelolaan yang berbeda. Kreativitas bukan
sekedar perkara ekonomi atau perkara kecerdasan seseorang, kreativitas adalah
perkara pola pikir, mental dan gaya hidup kita. Oleh karena itu, inisiatif
mewujudkan indonesia kreatif membutuhkan sebuah energi luar biasa untuk
menciptakan kreativitas sebagai gaya hidup.

Magister
Perubahan dan Pengembangan Organisasi (MPPO) Fakultas Psikologi Universitas
Airlangga berkolaborasi bersama Komunitas Imajinasikan Indonesia (I2) menggagas
sebuah inisiatif yang kami sebut sebagai Terbitnya Indonesia Kreatif (The
Rising of Creative Indonesia) atau kami menyebutnya sebagai RCI. Inisiatif ini
tujuan utamanya adalah :
1. Menciptakan ruang berbagi kreativitas para pihak dalam
konteks indONEsia Kreatif.
2. Menstimuli para pihak untuk lebih berfikir terbuka,
berani mencoba ide baru dan berani menerima perbedaan dalam kerangka indONEsia
kreatif.
3. Menstimuli para praktisi perubahan dan pengembangan
Organisasi agar menjadi lebih berani mengkreasikan gagasan keorganisasiannya
yang mendukung indONEsia Kreatif
4. Mempromosikan kreativitas sebagai ciri dan gaya hidup
bangsa IndONEsia dalam mewujudkan kualitas hidup yang tinggi.

Ada beberapa
program yang kami selenggarakan dalam payung RCI ini, diantaranya adalah:
1. SL MPPO Jilid II 2010
a. Bintang Tamu:
· Singgih Susilo Kartono
(http://www.magno-design.com)
· Mira Lesmana (Laskar Pelangi)
· Dynand Faris
(http://www.jemberfashioncarnaval.com/)
· Anis Baswedan (Universitas Paramadina)
· Dr. Seger Handoyo (MPPO)

b. Pagelaran ini akan mengimprovisasi keberhasilan Shared
Learning MPPO Jilid I 2009, dengan mensintesakan metode Accelerated Learning
dan World Cafe Conversation. Kedua teknologi partisipatif yang inovatif ini
dimaksudkan agar partisipan dapat berpartisipasi penuh sebagai sumber
pembelajaran dan pembelajar. Kami menyebut teknologi ini sebagai thematic
partisipative show. Sebuah pagelaran yang memberdayakan partisipan untuk aktif
mengkombinasikan inspirasi dari dirinya dengan inspirasi dari bintang tamu
sehingga melahirkan ide‐ide baru yang berbeda.

c. Teknologi yang mengubah cara kita belajar menjadi
menyenangkan, masif dan penuh gelora energi kreatif. Setiap sumber kreativitas
(bintang tamu) akan berbagi inspirasi utama yang didapatkan dalam menempuh
perjalanan meretas karya kreatif mereka. Pidato mereka akan dilakukan di
panggung sharing yang menjadi titik perhatian utama dalam arena acara ini.
Setelah narasumber kreativitas menyampaikan pidato mereka maka fasilitator SL
MPPO akan memfasilitasi proses mengkreasikan pengetahuan luar biasa.

d. Pagelaran ini akan memainkan sebuah skenario yang
dimainkan oleh 5 bintang tamu dan 1000 aktor partisipan/peserta. Para bintang
tamu ikut bermain peran dan akan diberikan arahan sebelum memainkan perannya.
Seluruh aktor nantinya akan saling menceritakan tentang praktek–praktek kreatif
dan kepemimpinan. Diakhir pagelaran, semua orang akan bersama – sama membuat
sebuah resolusi kreatif untuk Terbitnya Indonesia Kreatif.

e. Para bintang tamu adalah orang–orang sukses dalam
praktek–praktek kreatif serta praktisi yang ahli dalam kepemimpinan organisasi
kreatif yang akan berbicara tentang praktek kepemimpinan dan organisasi
kreatif. Dalam waktu maksimal 30 menit, narasumber diharapkan dapat berbagi
tentang:
· Pengalaman-pengalaman puncak (peak experiences) narasumber dalam
melakukan proses kreatif atau kepemimpinan kreatif
· Pelajaran atau inspirasi utama dari keseluruhan
pengalaman puncak yang penah dialami

f. Peserta : 1000 orang yang terdiri dari Komunitas
Kreatif, Praktisi Kreatif, Mahasiswa, Siswa, Masyarakat Umum, dsb.

g. Pelaksanaan: Jumat, 09 April 2010 : 17.00 - 23.50 WIB
di Gramedia Expo


2. Indipreneurship Festival (IF)
a. Pernah dengar musik indie? Pernah nonton film indie?
Apa yang terbayang dalam benak anda? Banyak orang bilang, indie itu melambangkan
keberanian menampilkan dirinya yang unik. Berbeda dari yang umum (mainstream), pengusung indie tidak mau
didikte dan mengikuti selera kebanyakan. Indie juga menyiratkan kreativitas
pilihan yang menjadi pilihan hidupnya maupun bagaimana cara menujudkannya. IndiPreneurship
mengusung semangat yang serupa. Bagaimana menghasilkan karya yang berdampak
luas sesuai dengan kapasitas dirinya yang unik dan berdasarkan prinsip entrepreneurship.

b. IndiPreneurship Festival merupakan sebuah ajang bagi
kaum kreatif muda Indonesia untuk menyatukan high-tech, high concept dan high
touch sekaligus dengan prinsip-prinsip entrepreneurship. IndiPreneurship
Festival akan menjadi wadah untuk melatih diri sekaligus sebagai ajang
mengekspresikan kapasitas kreatif setiap orang muda Indonesia untuk menciptakan
nilai tambah bagi bangsa Indonesia maupun untuk menciptakan perubahan sosial
yang positif.

c. Indiprenuership Festival terdiri dari beberapa
aktivitas yaitu kompetisi, workshop dan festival. Orang-orang muda diundang
untuk mengikuti kompetisi indipreneurship dalam dua kategori yaitu bisnis dan
sosial. Kategori sosial menantang orang muda untuk mengirimkan usulan karya
yang dapat menciptakan perubahan sosial positif yang dapat diproduksi sendiri
oleh masyarakat pengguna. Kategori bisnis menantang orang muda untuk
mengirimkan usulan karya yang unik dan dapat menciptakan nilai tambah bagi
bangsa Indonesia.

d. Para peserta kompetisi akan mendapatkan kesempatan
mengikuti indipreneurship workshop untuk mengembangkan keliaran berimajinasi
dalam menciptakan karya kreatif sekaligus menyusun rancangan kerja untuk
merealisasikan karya kreatif tersebut. Setelah itu, para peserta akan menyusun
rancangan (prototipe) karya kreatif mereka beserta rancangan kerja yang berisi
upaya-upaya kreatif mewujudkan rancangan tersebut.

e. Rancangan karya kreatif tersebut akan dinilai oleh
panel juri yang terdiri dari praktisi industri kreatif. Rancangan karya kreatif
terpilih akan diperkenalkan kepada publik pada indipreneurship festival yang
akan diselenggarakan Desember 2010.

3. Berbahaya.org
a. Pembuatan media interaksi para kreator muda dalam
bentuk website yang disebut sebagai berbahaya.org. Web ini didesain sebagai ruang ngobrol buat orang-orang
berjiwa muda. Didalamnya ada tantangan untuk berani menemukan dan menampilkan
keunikan diri. Media belajar menyenangkan untuk berani menciptakan karya unik
yang berdampak perubahan positif. Di sinilah tempat buat kamu semua bisa
berbagi dan saling dukung menjadi manusia berjiwa muda, beda dan berbahaya

b. Apa saja yang bisa Sobat Berbahaya (panggilang bagi
pengunjung website ini) lakukan di berbahaya.org? Sobat berbahaya bisa jadi:
· Penikmat (menikmati semua isi yang ada di berbahaya.org)
· Penyebar ide berbahaya (masukkan ke bagian Tanda
Bahaya, pilih dan pakai yang disukai)
· Pemain (bisa ngobrol, main quiz, ataupun
mengenali keunikan diri)
· Reporter (ajak obrol orang lain atau buat
tulisan tentang acara dan karya tertentu. Masuk saja ke bagian Menjadi Bahaya)
· Host (fasilitator obrolan yang muda beda dan
berbahaya. Masuk saja ke bagian Menjadi Bahaya)


Ketua Panitia Pelaksana
The Rising of Creative Indonesia



Romy Hidayat Ketua Panitia Pengarah
The Rising of Creative Indonesia



Budi Setiawan, M.Psi



Contact Person:

Dana
Oktiana P
08179394910
dana.imanager@gmail.com
http://berbahaya.org

Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Attachment(s) from Budi Setiawan

1 of 1 File(s)

2.

Ikuti, Seminar "Cara Hebat Jadi Penulis Novel" di Padangpanjang

Posted by: "muhammad" aan_mm@yahoo.com   aan_mm

Wed Feb 17, 2010 5:46 am (PST)



Ikuti, Seminar "Cara Hebat Jadi Penulis Novel" dan Launching Novel "Cinta di Kota Serambi"

TEMPAT PENDAFTARAN DI RADIO BAHANA FM PADANG PANJANG

Bosan dengar berita kasus Century yang tak tuntas-tuntas? Ikut seminar ini saja. Kamu bakal dapatkan pengetahuan berharga tentang dunia tulis menulis, khususnya menulis novel. Sekarang prospek jadi penulis novel cukup cerah, lho? Penerbit banyak mengincar naskah novel dari penulis-penulis baru. Mana tahu kamu yang akan beruntung salah seorangnya dan jadi orang terkenal.

Ayo, buruan daftarkan diri kamu sekarang juga…!!!

SEMINAR CARA HEBAT JADI PENULIS NOVEL
Bersama Novelis Dianing Widya Yudhistira (Jakarta)

- Bagaimana jadi kaya dengan menulis novel?
- Bagaimana proses kreatif penulis novel?
- Sedang buntu ide? Gampang itu!
- Apa trend novel 2010 yang diincar penerbit?
- Kiat menembus penerbit
- Menjadi populer/terkenal dengan menulis novel
- Kiat menerbitkan novel sendiri
- Dan seribu kiat hebat lainnya

Yang luar biasa, pada acara ini juga akan diluncurkan sebuah novel fenomenal karya Irzen Hawer, penulis asal Kota Padangpanjang berjudul "Cinta di Kota Serambi". Kamu bakal bertemu langsung dengan penulisnya dan dapat foto bareng serta minta penulis membubuhkan tandatangannya di novel kamu.

NOVEL INI AKAN DIBEDAH TUNTAS OLEH:
1. Roidah (Penulis 17 Novel asal Kota Padang)
2. Sulaiman Juned, S.Sn, M.Sn (Penyair dan Dosen ISI Padangpanjang)

Percaya gak, Irzen Hawer nulis Novel "Cinta di Kota Serambi" dalam waktu relatif singkat, 80 hari! Gak percaya? Dengarkan saja pengalamannya nanti dan apa resep yang membuat ia mampu menulis novel dengan cepat.

Nah, segeralah kamu mendaftar. Sekarang juga. Tiket terbatas, lho. Jangan sampai kehabisan kursi, atau kalau kamu mau berdiri seharian juga tidak apa ;)

DAFTAR SEKARANG JUGA!!!

Dimana? Ini neh, di sini Informasi dan Pendaftaran:

1. Muhammad Subhan (081374442075)
2. Vivi Astari (085365085570)
3. Radio Bahana FM Padang Panjang, Jl. M Yamin SH, No 4 Padangpanjang (Samping Kantor PDAM (Pendaftaran di Bahana FM baru dibuka tanggal 24 Februari 2010, pukul 09.00 WIB s/d 17.00 WIB)
4. Sekretariat Komunitas Seni Kuflet, Jl. DR. A. Rivai No. 146, Kampung Jambak, Guguk Malintang, Padangpanjang Timur, Kota Padangpanjang (Sudah dibuka dari sekarang)

Jadwal Acara:
MINGGU, 14 MARET 2010, PUKUL 8.30 WIB S/D 16.00 WIB
DI GEDUNG M. SYAFE'I PADANGPANJANG

Biaya Tiket Masuk: Rp. 80.000,- / peserta

FASILITAS:
1. Dapat 1 Novel "Cinta di Kota Serambi"
2. Sertifikat/Piagam Penghargaan
3. Makan Siang
4. Snack (2 kali)
5. Kesempatan Raih Hadiah Doorprize

Novel "Cinta di Kota Serambi" akan diluncurkan oleh Wakil Walikota Padangpanjang, H. Edwin Anas, dan secara simbolis Novel "Cinta di Kota Serambi" diserahkan kepada sejumlah tamu undangan VIP.

YANG MENARIK LAGI, KAMU BAKALAN DAPAT KESEMPATAN MERAIH PULUHAN HADIAH MENARIK (DOORPRIZE)

Key, Jangan Tunggu Lagi, Daftarlah Segera…!!!

Acara Ini Diselenggarakan oleh:
KUFLET EVENT ORGANIZER

Supported By:

1. Komunitas Seni Kuflet Padangpanjang
2. Pemerintah Kota "Serambi Mekah" Padangpanjang
3. PDAM Padangpanjang
4. Radio Bahana FM Padangpanjang
5. Rumah Puisi Taufiq Ismail Nagari Aie Angek
6. Blue Safir Publisher Padang
7. Penerbit/Percetakan Jalasutra Yogyakarta
8. Penerbit Pustaka Al-Kautsar Jakarta
9. SMP Negeri 1 Padangpanjang
10. SMA Negeri 1 Batipuh, Tanahdatar
11. PADHI Advertising Padangpanjang Hp 0813.74.775.772 & 0819.9393.1415

INFORMASI LENGKAP DI: http://www.facebook.com/note.php?note_id=496179770494

3.

[Info] Bedah Buku dan Musikalisasi Puisi

Posted by: "Epri Saqib" epri_tsi@yahoo.com   epri_tsi

Wed Feb 17, 2010 5:46 am (PST)



Dear para pecinta puisi di mana saja berada.

Setelah sukses
mengadakan 2 kali Kongkow-kongkow Apresiasi Puisi, pada bulan ini kita
akan mengadakan kembali acara tersebut sebagai sarana untuk saling
belajar sastra dan saling mengapresiasi karya-karya sastra yang
insyaAlloh akan diadakan pada :

Hari/tgl : Minggu, 21 Februari 2010
Waktu : 16.00 - 20.00 Wib
Tempat : Warung Lesehan Cak Nur
Jl. Pondok Pinang 3 No. 16A Jakarta Selatan
Acara : - Bedah buku puisi "Kitab Hujan" karya Nana. S oleh Jamal. D. Rahman [PemRed Majalah Sastra Horison]
- Musikalisasi puisi oleh Teater Koin, Mahasiswa STAN dan SMP Lazuardi*
- Pembacaan puisi oleh para audiens

Acara
ini GRATIS dan terbuka untuk umum. Bagi yang ingin menjadi sponsor atau
mau menyumbang acara bisa email ke apresiasipuisi1@ gmail.com atau telp
ke (021) 3099 8655 Datang ya! Tiada kesan tanpa kehadiranmu.

Salam

www.apresiasipuisi. multiply. com

Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com
4a.

The Masochist

Posted by: "deesiey" deesiey@gmail.com   deesiey

Wed Feb 17, 2010 6:00 am (PST)



*Masochist* (plural *masochists <http://en.wiktionary.org/wiki/masochists>*)
Someone who derives pleasure <http://en.wiktionary.org/wiki/pleasure> from
receiving pain (Wiki) -> yang artinya seseorang yang memperoleh kenikmatan
dari menerima penderitaan.

Sudah beberapa hari ini aku teringat terus dengan kata-kata ini. Masochist.
Biasanya kata tersebut mengingatkan kita pada film-film kelainan seksual,
atau film-film pengikut agama yang senang melukai tubuhnya demi semakin
dekat pada Tuhannya.

Cuma kalau dipikir-pikir. Penyiksaan itu khan tidak selamanya penyiksaan
secara fisik pakai rantai dipukul-pukul ke badan sampai berdarah saja
seperti yang sering ada di film-film itu tuh.
Banyak sekali macam-macam penyiksaan yang diterima oleh kita baik karena
dilakukan oleh kita atau dilakukan oleh orang lain.

Mau itu penyiksaan karena sebuah hubungan yang makan hati (ibaratnya).
Atau penyiksaan nurani karena sebuah kebohongan.

Dengan sadar ataupun tanpa sadar, kita melakukan juga penyiksaan, atau
bahkan MEMBIARKAN penyiksaan itu atas diri kita.

Para kekasih, suami, ataupun istri yang membiarkan dirinya tersiksa karena
terus menjalani hubungan yang ia tahu terus menyakiti hatinya.
Para hati nurani, yang tahu dan sadar bahwa ia melakukan kesalahan, tapi
berusaha melupakannya dan menganggapnya tidak pernah ada.
Kita sering sekali membiarkan diri kita terluka. Kita juga sering kali
membiarkan luka itu terus terbuka, dan terus terluka. Baik dengan kemarahan,
dengan kebencian, ataupun dengan harapan untuk membalas.
Bukannya berusaha bangkit dan menyembuhkan...dengan senyuman, ataupun dengan
kata-kata maaf.

Mengapa? Mengapa kita membiarkan diri kita terluka?

Aku bukan lalu menyarankan balas dendam. TIDAK SAMA SEKALI TIDAK!
Balas dendam bukanlah jawaban dari luka kita. Balas dendam justru membuat
luka itu semakin berdarah. Semakin terasa sakit dan meradang.
Aku juga tidak akan menyarankan berdiam diri saja dan membiarkan. Tidak akan
ada yang bisa berubah jika kau tak melakukan apapun.
Apalagi menyarankan engkau untuk pergi atau kabur. Sejak kapan masalah
hilang jika kabur?
It will always there, and it will appear in anytime...AGAIN.

Jadi apa solusinya dong? Aku khan tidak mau jadi The Masochist.

Hmm...apa ya? Doa perhaps? Ya..hal pertama yang terlintas di kepalaku adalah
doa. Apapun agamamu, apapun kepercayaanmu. Berdoalah untuk solusi yang
terbaik. I know. Tuhan (mungkin) tidak langsung menjawab doamu. Tapi
setidaknya untuk lebih bisa menenangkan hati dan jiwamu. Siapa tahu saja
bisa membantumu menemukan solusi.
Some people did say that when you're mind is clear, you'll find the way.

Yang kedua? Maafkanlah. Maafkanlah mereka yang telah melukaimu. Juga
maafkanlah dirimu sendiri. Hati yang memaafkan adalah hati yang
menyembuhkan<http://sampiran.blogspot.com/2010/02/hati-yang-memaafkan-adalah-hati-yang.html>
.
Tak ada manusia yang sempurna. Bahkan dirimu sendiri.

Sedangkan yang ketiga? Berusahalah untuk melakukan sebuah perubahan. Apapun
itu yang menurutmu terbaik.
Semua manusia dibekali otak yang cerdas, hati yang peka, mata yang melihat,
telinga yang mendengar, dan mulut yang mampu untuk bertanya.
Semua itu diberikan bukan untuk sia-sia, semua berguna.
Semua orang di sekitarmu bisa mengatakan, bisa meyarankan, bahkan bisa
mengajukan, tetapi semua keputusan tetap ada di tanganmu.
Gunakanlah semua yang telah dibekali untukmu untuk bisa memutuskan
langkahmu. Dan mulailah berjalan maju.
Lakukanlah perubahan, bertindaklah!
Lepaskanlah rantai yang melukai tubuh, hati dan jiwamu.

Lepaskanlah...dan jadilah dia yang berbahagia...

15 Februari 2010

--
http://sampiran.blogspot.com/
4b.

Re: The Masochist

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Wed Feb 17, 2010 7:54 am (PST)



Pertama kali tahu tentang The Masochist, saat membaca The Da Vinci Code [dan semakin diperjelas begitu melihat film] gimana yang tokoh selalu menghukum dirinya dengan menyakiti tubuh setiap melakukan kesalahan. Bukan ingin membenarkan tindakan The Masochist, tapi di sana saya melihat sebuah bentuk pertaubatan yang sungguh-sungguh. Dari situlah saya memandang bahwa solusi pertama untuk mengatasi something wrong dalam diri kita adalah dengan bertaubat. CMIIW :)
TFS Mbak Deesiey ^^
:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.comhttp://wisata-buku.comBloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

YM : SINTHIONK

--- On Tue, 2/16/10, deesiey <deesiey@gmail.com> wrote:

From: deesiey <deesiey@gmail.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] The Masochist
To: "deesiey" <deesiey@gmail.com>
Date: Tuesday, February 16, 2010, 12:27 PM

 

Masochist (plural masochists)
Someone who derives pleasure from receiving pain (Wiki) -> yang artinya seseorang yang memperoleh kenikmatan dari menerima penderitaan.

Sudah beberapa hari ini aku teringat terus dengan kata-kata ini. Masochist.
Biasanya
kata tersebut mengingatkan kita pada film-film kelainan seksual, atau
film-film pengikut agama yang senang melukai tubuhnya demi semakin
dekat pada Tuhannya.

5.

Seminar & Sharing Session "Creating a New Generation of Teachers"

Posted by: "Sfti Sfti" sfti@ymail.com   sfti@ymail.com

Wed Feb 17, 2010 6:03 am (PST)





6a.

Re: [catcil] Menjumput Idealisme

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Wed Feb 17, 2010 7:57 am (PST)



Hehehe...la wong yang pindah antar kota--yang notabenenya masih sama-sama Indonesia--aja selalu bilang kalau kota kelahirannya adalah kota yang terindah...apalagi yang pindah antar negara, dengan orang-orang yang benar asing :DTFS Mbak Fety ^^:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.comhttp://wisata-buku.comBloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

YM : SINTHIONK

--- On Tue, 2/16/10, febty febriani <inga_fety@yahoo.com> wrote:

From: febty febriani <inga_fety@yahoo.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] [catcil] Menjumput Idealisme
To: "milis" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Date: Tuesday, February 16, 2010, 7:20 AM

 






Menjumput
Idealisme

Kami
berempat duduk di sebuah sudut restoran Indonesia. Posisi yang
strategis. Menghadap ke jalan raya. Juga bisa memandang luasnya
langit. Restoran itu cukup terkenal di kalangan komunitas Indonesia
di daerah Tokyo, ibukota Jepang. Ketika itu menjelang waktu makan
siang tiba. Perutnya yang lapar juga didukung dengan suasana hari
itu. Dingin menggigit. Hujan rintik-rintik. Bahkan, sewaktu pagi hari
saat hendak menuju ke restoran itu, aku sempat disapa oleh
butiran-butiran lembut salju.

7.

(ruang baca) Saat Bijou Tersesat

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Wed Feb 17, 2010 3:52 pm (PST)



Judul: Bijou was Lost (Bijou Tersesat)
Penulis: Jacques Thomas Bilstein
Ilustrator: Francois Ruyer
Alih bahasa: Rini Nurul B
Editor: Nur Laili M
Penerbit: Tiga Serangkai

Uh, sungguh repot memang berteman dengan Bijou!

Karena Bijou, si anak rusa jantan ini sangatlah ceroboh. Pada suatu pagi, ia bermain mengejar kupu-kupu bersama Globule si Katak Kecil. Saking asyiknya mengejar kupu-kupu, mereka sampai masuk ke Rimba Ajaib. Padahal Bijou belum minta izin pada orangtuanya.

Sementara di Rimba Ajaib, kedua sahabat ini tersesat. Oh, oh, bagaimana ini?

***

Bijou was Lost (Bijou Tersesat) ini adalah salah satu seri dari empat seri dunia ajaib Sakasavon, seekor naga baik hati yang hobi meniup gelembung. Ketiga judul lainnya adalah Sophie is Scared to Fly (Sophie Takut Terbang), Helping Doumdoum (Menolong Doumdoum), dan Surprise for Pierot (Kejutan untuk Pierot).

Dengan ilustrasi cat air sebagai overview (pada dua halaman buku), Francois Ruyer yang telah membuat ilustrasi lebih dari 200 buku anak ini sungguh-sungguh memanjakan imajinasi anak-anak akan sosok naga dan persahabatan para hewan di Rimba Ajaib. Teks yang aslinya berbahasa Prancis ini juga dialih bahasakan secara bilingual (dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia).

Dan karena bagi saya, pembaca terbaik sebuah buku anak adalah anak-anak sendiri, maka saya pun membacakannya pada Raihana. Dan bagaimana reaksinya? Sejak dari menit pertama, mata Raihana telah berbinar-binar terpikat. Tangannya juga menggapai-gapai tak sabar menyentuh ilustrasi gambar Globule dan Sakasavon. Sambil berceloteh "Ay..aghuuu...aghuuu..ay...muuu!", tangannya menepuk-nepuk tangan Mamanya.

Yang kalau diterjemahkan bebas oleh Mamanya berbunyi: "Ayo Mamaaa, bacakan lagi, lagi, lagi!"

***

8a.

Dari Setback Menjadi Stepback

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Wed Feb 17, 2010 3:59 pm (PST)



*Dari Setback Menjadi Stepback*

Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita. Ia
seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban. Dan
jika kita terjebak, maka cara pandang sebagai korbanlah yang mendominasi
pikiran dan perasaan kita. *Dunia seperti mau kiamat!*

Bisnis lesu, penghasilan menyusut, pikiran berat dan kacau, perasaan tak
karuan, tubuh serasa letih luar biasa, merasa serba salah, merasa berjalan
di tempat, hilang akal, tak tahu harus bagaimana, dan sebagainya. Itu baru
sedikit dari gejala mengalami dampak sebuah *setback*.

Kita merasa seperti terpenjara, tersudutkan, dan terhakimi oleh keadaan.
Kita merasa seperti orang yang paling menyedihkan di seluruh jagad raya.
Kita merasa bahwa di dunia ini, tak ada yang lebih menderita dari diri kita.
Dunia sudah seperti *neraka* yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!

Itukah yang sedang terjadi padamu wahai sahabat?

Prens, ketahuilah satu hal:

*"Makna Hidup Adalah Transisi"*

Maka yakinilah, bahwa apa yang tengah berlangsung dan sedang terjadi, adalah
bagian dari *"proses normal"* dalam kehidupan. Ia menjadi "tidak normal"
karena kita sedang menggunakan *"kacamata minus"*. Padahal, *mata-hati* yang
sesungguhnya engkau miliki adalah yang terbaik yang dianugerahkan-Nya kepada
dirimu.

Bagaimanakah caranya dikau bisa mengganti kacamata? Bagaimanakah menyikapi
semua *setback* sebagai *stepback*? Bagaimana meyakini sebuah
*kemunduran* sebagai
bagian dari *kemajuan*?

*RUMUS DASAR*

*1. Perbanyak koleksi kacamata.*

Belajarlah lebih banyak. Setback adalah *tanda* terpenting bagimu untuk
melanjutkan pelajaran, meneruskan bab iqro, dan memperdalam pengajian.
Setback adalah *alasan* paling sah dan paling *valid* untuk mendudukkan diri
kembali ke bangku sekolah kehidupan.

Sebagaimana lapar adalah alasan paling sah untuk makan. Sebagaimana
mengantuk adalah alasan terbaik untuk tidur. Sebagaimana gatal adalah alasan
paling benar untuk menggaruk. Sebagaimana *JATUH* adalah alasan terbaik
untuk *BANGUN*.

*2. Mulailah meyakini ini:*

*"10% adalah fakta, 90% adalah penyikapan."*

Dikau boleh merubah proporsi itu, 20% : 80%, 35% : 65%, atau bahkan 49% :
51%, silahkan saja. Apa yang penting untuk matematika hidupmu, adalah *sikap
> fakta*. Harus selalu begitu. Sebab jika tidak, apapun yang engkau
perhitungkan tentang dunia ini, akan menyalahi semua hukum matematis alam
semesta.

Jika dikau masih kurang yakin, bukalah kembali semua buku pelajaran dan
sebuah wejangan dari orang bijak, mereka yang besar, dan tokoh-tokoh hebat
yang dikau kenal. 100%, mereka bicara tentang ini.

*TEKNIK*

Ada banyak Prens, ini beberapa.

1. Perbaiki *bahasa jiwamu* saat ia bersenandung tentang dunia.

*"Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita."*

"Tak lagi" katamu? Bukan Prens, dikau tak boleh memutuskan tali kehidupan
dengan menjadi hakim yang menjatuhkan vonis mati dengan *finalisasi* seperti
itu.

Yang benar adalah *"sedang"*. Maka, ia tak lagi menjadi *permanen*, ia
hanya *sementara*.

*"Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban."
*

Kau mau terima itu, "korban"? Jangan lemahkan dirimu Prens. Dunia ini
diciptakan *untukmu*. Dikaulah *raja* di dunia. Tunjukkan cerminan
ke-Maha-an-Nya dalam diri mu. Engkau adalah wakil-Nya di sini bukan? Itu
sebabnya statusmu adalah *Khalifah*.

*"Dunia seperti mau kiamat!"*

Siapa dirimu hingga engkau bisa mengira bahwa engkau punya kuasa untuk
menentukan kapan kiamat harus terjadi? Kata-katamu, sesungguhnya adalah
ungkapan dari bangkitnya kekuatan besar dalam dirimu. Sayangnya, ia
telah *tergoda
nafsu amarah* hingga ingin menjadi lebih besar dari Tuhan. Bukan begitu
caranya membangkitkan *raksasa*. Sehebat apapun dirimu, tak akan bisa engkau
menciptakan kiamat.

Bangkitlah dengan benar. Ini bukan kiamat. Dunia adalah arena permainanmu.
Jangan jadi wasit, jadilah *pemain* yang bijak. Ketahuilah, Yang Maha Kuasa,
sedang menunjukkan kekuasaan-Nya. Lebih buruk dari setback pun, adalah
terlalu kecil bagi-Nya. *Terimalah* dulu. Pasrahkan dirimu di dalam *
skenario-Nya*.

*"Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!"*

Lagi, kamu siapa hingga boleh merasa sangat mengerti seperti apa itu neraka?

2. Sadarilah *makna* kehidupanmu. Hidupmu adalah *transisi*, bukan sesuatu
yang statis dan tidak dinamis. Maka tak benar jika engkau menganggap bahwa
dirimu sedang tak kemana-mana. Engkau sedang berjalan, dengan *perjalanan
jiwa*. Engkau tetap melangkah, dengan hati yang tak boleh menjadi batu.

Transisi itu begini.

Jika tanah yang kau injak sedang melandai turun, adakah dikau tetap ingin
mempertahankan ketinggianmu sekalipun dikau harus *melayang *di atas tanah?

Jika kemudian jalan setapakmu menanjak, adakah dikau juga tetap ingin
mempertahankan ketinggianmu, sekalipun itu akan membenamkan kakimu hingga *
terpaku* mati di situ?

Jangan! Tetaplah di permukaan. Sesuai dengan naik dan turunnya perjalananmu.
Menarilah dengan iramanya.

Itu namanya *membumi*.

3. Untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh, ini pasti. Dikau harus
mengambil *ancang-ancang* terlebih dahulu. Dan untuk itu, dikau harus *mundur
dulu *satu atau dua langkah. Bahkan sering, dikau juga harus menekuk sedikit
penopang tubuhmu, membungkukkan badan, menarik nafas dalam, memiringkan
badan. Begitu bukan? Itu semua agar dikau tak keseleo atau patah tulang. Itu
semua agar kekuatan jet-mu adalah cukup untuk take off.

Engkau hidup di sebuah tempat yang namanya bumi. Di situ, berlaku hukum alam
yang disebut *gravitasi*. Hanya dalam hal khusus engkau bisa menafikannya.
Tak perlu arogan dengan merasa seperti hidup di awang-awang, hingga begitu
yakin tak perlu takluk pada hukum gravitasi.

Apa yang terjadi adalah *hukum alam*. Itu sebabnya, apa yang engkau rasakan
kini sebagai setback, adalah *alami*. Maka jadikanlah kata sifat itu menjadi
kata kerja, *"alami"* saja. Jalani saja, dengan fisik diam dan jiwa tetap
bertualang.

Dunia fisikmu sedang perlu *beristirahat*, sebab jiwamu sedang *haus*.
Reguklah dulu air kehidupan, lepaskan dahulu dahagamu dengan kebijaksanaan
yang murni. Mata airnya, mengucur deras di dalam dirimu sendiri.

4. Ingatlah bahwa engkau hidup di dalam film indah tentang kehidupan. Dan
Dia mengistimewakanmu, dengan tak hanya memberimu *peran*, melainkan
mengangkatmu juga sebagai *sutradara*.

Keluarlah dari layar. Cuti sebentar dari posisi pemain. Duduk manis di
bangku penonton, dan nikmatilah kisah hidupmu. Dari situ, engkau akan
melihat *keseluruhan naskah* dari skenario. Maka temukanlah, bahwa apa yang
sedang terjadi, hanya *sebuah babak* dari indahya seluruh cerita.

Percayalah, selalu ada bagian di mana engkau bisa menikmatinya dengan senyum
dan tawa. Dan itu pasti terjadi, saat engkau mengingat semua ini, beberapa
tahun dari sekarang.

5. Jangan jadi *serigala*.

Alkisah, seekor serigala melihat buah anggur yang sedap dan ranum. Ia sangat
menginginkannya, sebab ia sedang bosan dengan lezatnya daging. Kali ini, ia
mau mencoba kenikmatan baru, dan ia menginginkan anggur itu.

Ia melompat. Sekali, tak kena! Dua kali, tak kena! Tiga kali, tak kena!

Ia beristirahat sebentar dan menarik nafas, lalu mencoba lagi.

Empat kali, tak kena! Lima kali, tak kena! Enam kali, tak kena!

Ia kelelahan, lalu berdengus,

*"Huh! capek deh. Udahan ah. Ngapain. Lagian, paling-paling anggur asem dan
sepat!"*

Ia pergi dan menyerah kalah. ia sudah terjangkiti penyakit. Namanya,*"Sour
Grape Syndrome"*.

Prens, enam kali itu baru sedikit. Beristirahat sajalah dulu. Nanti dicoba
lagi. Dan kali ini, *buang* matematikamu. Kembalilah ke *keyakinan*. Sebab
ia lebih powerful dari kalkulator manapun. Maka tak akan berarti bagimu,
apakah dikau harus melakukannya seratus atau seribu kali lagi.

Selagi engkau *yakin dan tak mau menyerah kalah*, maka engkau tak akan
pernah gagal. Sebab gagal hanya ada jika engkau *berhenti*.

Yakinkah dikau bahwa dengan kesabaran, anggur itu tetap akan jatuh juga? Dan
ke-Maha-an-Nya, akan membuat anggur itu jatuh di saat yang *paling tepat*;
ketika ia di puncak kesegarannya dan engkau selalu berada di bawahnya. Tak
akan makhluk lain yang akan memanennya, kecuali dikau sendiri. Jika engkau
tinggal, dikau kembalipun anggur itu mungkin sudah busuk.

Isn't that a perfect timing?

Lebih mungkin, ini semua terjadi karena engkau sudah tak sabar ingin *
"mengijon"*. Itulah yang membuatmu cepat lelah. Jangan Prens, segala
sesuatu *ada waktunya*. Dan Dia lebih tahu tentang apa yang baik bagimu.

Dan ingat Prens, gravitasi masih berlaku di sini.

6. Akan tiba saatnya, dikau berubah menjadi kupu-kupu indah yang disukai
dunia. Setelah dikau merasa sesak di dalam kepompong, dilanda sakit
metamorphosis. Keluar, lihatlah sinar mentari yang baru, lalu terbanglah
kemana engkau suka.

Saat dikau berhasil menggeser *setback* menjadi *stepback*, mulailah lagi
perjalananmu dengan seluruh dirimu, dengan fisik dan dengan jiwamu yang
telah segar dan bebas penat.

Tahukah dikau bagaimana dunia akan menyapamu saat itu?

*"Well comeback!"*

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc
http://www.facebook.com/pages/Motivasi-Komunikasi-Leadership/196571006305
8b.

Re: Dari Setback Menjadi Stepback

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Wed Feb 17, 2010 7:12 pm (PST)



Makasih Pak, tulisannya pas banget munculnya. Beberapa saat yang lalu, ada seorang teman yang curhat sudah merasa hidupnya tidak berguna. Saya sendiri sampai kehabisan akal untuk bantu mengatasi, karena dia-nya sendiri yang sulit untuk diajak bangun. Moga tulisan ini bisa bermanfaat buat dia.

TFS Pak Sopa,
:sinta:

"Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"

BloG aKu & buKu
http://jendelakumenatapdunia.blogspot.comhttp://wisata-buku.comBloG RaMe-RaMe
http://sinthionk.multiply.com

YM : SINTHIONK

--- On Wed, 2/17/10, Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@gmail.com> wrote:

From: Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@gmail.com>
Subject: [sekolah-kehidupan] Dari Setback Menjadi Stepback
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wednesday, February 17, 2010, 4:41 PM

 

Dari Setback Menjadi Stepback

Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita. Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban. Dan jika kita terjebak, maka cara pandang sebagai korbanlah yang mendominasi pikiran dan perasaan kita. Dunia seperti mau kiamat!

Bisnis lesu, penghasilan menyusut, pikiran berat dan kacau, perasaan tak karuan, tubuh serasa letih luar biasa, merasa serba salah, merasa berjalan di tempat, hilang akal, tak tahu harus bagaimana, dan sebagainya. Itu baru sedikit dari gejala mengalami dampak sebuah setback.

Kita merasa seperti terpenjara, tersudutkan, dan terhakimi oleh keadaan. Kita merasa seperti orang yang paling menyedihkan di seluruh jagad raya. Kita merasa bahwa di dunia ini, tak ada yang lebih menderita dari diri kita. Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!

Itukah yang sedang terjadi padamu wahai sahabat?

Prens, ketahuilah satu hal:

"Makna Hidup Adalah Transisi"

Maka yakinilah, bahwa apa yang tengah berlangsung dan sedang terjadi, adalah bagian dari "proses normal" dalam kehidupan. Ia menjadi "tidak normal" karena kita sedang menggunakan "kacamata minus". Padahal, mata-hati yang sesungguhnya engkau miliki adalah yang terbaik yang dianugerahkan- Nya kepada dirimu.

Bagaimanakah caranya dikau bisa mengganti kacamata? Bagaimanakah menyikapi semua setback sebagai stepback? Bagaimana meyakini sebuah kemunduran sebagai bagian dari kemajuan?

RUMUS DASAR

1. Perbanyak koleksi kacamata.

Belajarlah lebih banyak. Setback adalah tanda terpenting bagimu untuk melanjutkan pelajaran, meneruskan bab iqro, dan memperdalam pengajian. Setback adalah alasan paling sah dan paling valid untuk mendudukkan diri kembali ke bangku sekolah kehidupan.

Sebagaimana lapar adalah alasan paling sah untuk makan. Sebagaimana mengantuk adalah alasan terbaik untuk tidur. Sebagaimana gatal adalah alasan paling benar untuk menggaruk. Sebagaimana JATUH adalah alasan terbaik untuk BANGUN.

2. Mulailah meyakini ini:

"10% adalah fakta, 90% adalah penyikapan."

Dikau boleh merubah proporsi itu, 20% : 80%, 35% : 65%, atau bahkan 49% : 51%, silahkan saja. Apa yang penting untuk matematika hidupmu, adalah sikap > fakta. Harus selalu begitu. Sebab jika tidak, apapun yang engkau perhitungkan tentang dunia ini, akan menyalahi semua hukum matematis alam semesta.

Jika dikau masih kurang yakin, bukalah kembali semua buku pelajaran dan sebuah wejangan dari orang bijak, mereka yang besar, dan tokoh-tokoh hebat yang dikau kenal. 100%, mereka bicara tentang ini.

TEKNIK

Ada banyak Prens, ini beberapa.

1. Perbaiki bahasa jiwamu saat ia bersenandung tentang dunia.

"Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita."

"Tak lagi" katamu? Bukan Prens, dikau tak boleh memutuskan tali kehidupan dengan menjadi hakim yang menjatuhkan vonis mati dengan finalisasi seperti itu.

Yang benar adalah "sedang". Maka, ia tak lagi menjadi permanen, ia hanya sementara.

"Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban."

Kau mau terima itu, "korban"? Jangan lemahkan dirimu Prens. Dunia ini diciptakan untukmu. Dikaulah raja di dunia. Tunjukkan cerminan ke-Maha-an-Nya dalam diri mu. Engkau adalah wakil-Nya di sini bukan? Itu sebabnya statusmu adalah Khalifah.

"Dunia seperti mau kiamat!"

Siapa dirimu hingga engkau bisa mengira bahwa engkau punya kuasa untuk menentukan kapan kiamat harus terjadi? Kata-katamu, sesungguhnya adalah ungkapan dari bangkitnya kekuatan besar dalam dirimu. Sayangnya, ia telah tergoda nafsu amarah hingga ingin menjadi lebih besar dari Tuhan. Bukan begitu caranya membangkitkan raksasa. Sehebat apapun dirimu, tak akan bisa engkau menciptakan kiamat.

Bangkitlah dengan benar. Ini bukan kiamat. Dunia adalah arena permainanmu. Jangan jadi wasit, jadilah pemain yang bijak. Ketahuilah, Yang Maha Kuasa, sedang menunjukkan kekuasaan-Nya. Lebih buruk dari setback pun, adalah terlalu kecil bagi-Nya. Terimalah dulu. Pasrahkan dirimu di dalam skenario-Nya.

"Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!"

Lagi, kamu siapa hingga boleh merasa sangat mengerti seperti apa itu neraka?

2. Sadarilah makna kehidupanmu. Hidupmu adalah transisi, bukan sesuatu yang statis dan tidak dinamis. Maka tak benar jika engkau menganggap bahwa dirimu sedang tak kemana-mana. Engkau sedang berjalan, dengan perjalanan jiwa. Engkau tetap melangkah, dengan hati yang tak boleh menjadi batu.

Transisi itu begini.

Jika tanah yang kau injak sedang melandai turun, adakah dikau tetap ingin mempertahankan ketinggianmu sekalipun dikau harus melayang di atas tanah?

Jika kemudian jalan setapakmu menanjak, adakah dikau juga tetap ingin mempertahankan ketinggianmu, sekalipun itu akan membenamkan kakimu hingga terpaku mati di situ?

Jangan! Tetaplah di permukaan. Sesuai dengan naik dan turunnya perjalananmu. Menarilah dengan iramanya.

Itu namanya membumi.

3. Untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh, ini pasti. Dikau harus mengambil ancang-ancang terlebih dahulu. Dan untuk itu, dikau harus mundur dulu satu atau dua langkah. Bahkan sering, dikau juga harus menekuk sedikit penopang tubuhmu, membungkukkan badan, menarik nafas dalam, memiringkan badan. Begitu bukan? Itu semua agar dikau tak keseleo atau patah tulang. Itu semua agar kekuatan jet-mu adalah cukup untuk take off.

Engkau hidup di sebuah tempat yang namanya bumi. Di situ, berlaku hukum alam yang disebut gravitasi. Hanya dalam hal khusus engkau bisa menafikannya. Tak perlu arogan dengan merasa seperti hidup di awang-awang, hingga begitu yakin tak perlu takluk pada hukum gravitasi.

Apa yang terjadi adalah hukum alam. Itu sebabnya, apa yang engkau rasakan kini sebagai setback, adalah alami. Maka jadikanlah kata sifat itu menjadi kata kerja, "alami" saja. Jalani saja, dengan fisik diam dan jiwa tetap bertualang.

Dunia fisikmu sedang perlu beristirahat, sebab jiwamu sedang haus. Reguklah dulu air kehidupan, lepaskan dahulu dahagamu dengan kebijaksanaan yang murni. Mata airnya, mengucur deras di dalam dirimu sendiri.

4. Ingatlah bahwa engkau hidup di dalam film indah tentang kehidupan. Dan Dia mengistimewakanmu, dengan tak hanya memberimu peran, melainkan mengangkatmu juga sebagai sutradara.

Keluarlah dari layar. Cuti sebentar dari posisi pemain. Duduk manis di bangku penonton, dan nikmatilah kisah hidupmu. Dari situ, engkau akan melihat keseluruhan naskah dari skenario. Maka temukanlah, bahwa apa yang sedang terjadi, hanya sebuah babak dari indahya seluruh cerita. 

Percayalah, selalu ada bagian di mana engkau bisa menikmatinya dengan senyum dan tawa. Dan itu pasti terjadi, saat engkau mengingat semua ini, beberapa tahun dari sekarang.

5. Jangan jadi serigala.

Alkisah, seekor serigala melihat buah anggur yang sedap dan ranum. Ia sangat menginginkannya, sebab ia sedang bosan dengan lezatnya daging. Kali ini, ia mau mencoba kenikmatan baru, dan ia menginginkan anggur itu.

Ia melompat. Sekali, tak kena! Dua kali, tak kena! Tiga kali, tak kena!

Ia beristirahat sebentar dan menarik nafas, lalu mencoba lagi.

Empat kali, tak kena! Lima kali, tak kena! Enam kali, tak kena!

Ia kelelahan, lalu berdengus,

"Huh! capek deh. Udahan ah. Ngapain. Lagian, paling-paling anggur asem dan sepat!"

Ia pergi dan menyerah kalah. ia sudah terjangkiti penyakit. Namanya,"Sour Grape Syndrome".

Prens, enam kali itu baru sedikit. Beristirahat sajalah dulu. Nanti dicoba lagi. Dan kali ini, buang matematikamu. Kembalilah ke keyakinan. Sebab ia lebih powerful dari kalkulator manapun. Maka tak akan berarti bagimu, apakah dikau harus melakukannya seratus atau seribu kali lagi.

Selagi engkau yakin dan tak mau menyerah kalah, maka engkau tak akan pernah gagal. Sebab gagal hanya ada jika engkau berhenti.

Yakinkah dikau bahwa dengan kesabaran, anggur itu tetap akan jatuh juga? Dan ke-Maha-an-Nya, akan membuat anggur itu jatuh di saat yang paling tepat; ketika ia di puncak kesegarannya dan engkau selalu berada di bawahnya. Tak akan makhluk lain yang akan memanennya, kecuali dikau sendiri. Jika engkau tinggal, dikau kembalipun anggur itu mungkin sudah busuk.

Isn't that a perfect timing?

Lebih mungkin, ini semua terjadi karena engkau sudah tak sabar ingin "mengijon". Itulah yang membuatmu cepat lelah. Jangan Prens, segala sesuatu ada waktunya. Dan Dia lebih tahu tentang apa yang baik bagimu.

Dan ingat Prens, gravitasi masih berlaku di sini.

6. Akan tiba saatnya, dikau berubah menjadi kupu-kupu indah yang disukai dunia. Setelah dikau merasa sesak di dalam kepompong, dilanda sakit metamorphosis. Keluar, lihatlah sinar mentari yang baru, lalu terbanglah kemana engkau suka.

Saat dikau berhasil menggeser setback menjadi stepback, mulailah lagi perjalananmu dengan seluruh dirimu, dengan fisik dan dengan jiwamu yang telah segar dan bebas penat.

Tahukah dikau bagaimana dunia akan menyapamu saat itu?

"Well comeback!"

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi -komunikasi- leadership. co.cc

http://www.facebook .com/pages/ Motivasi- Komunikasi- Leadership/ 196571006305

8c.

Re: Dari Setback Menjadi Stepback

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Wed Feb 17, 2010 9:15 pm (PST)



Aamiin. Aamiin, Mbak.

Makasih banyak untuk mensharenya.

Ikhwan Sopa

2010/2/18 ukhti hazimah <ukhtihazimah@yahoo.com>

>
>
> Makasih Pak, tulisannya pas banget munculnya. Beberapa saat yang lalu, ada
> seorang teman yang curhat sudah merasa hidupnya tidak berguna. Saya sendiri
> sampai kehabisan akal untuk bantu mengatasi, karena dia-nya sendiri yang
> sulit untuk diajak bangun. Moga tulisan ini bisa bermanfaat buat dia.
>
> TFS Pak Sopa,
> :sinta:
>
> "Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
>
> BloG aKu & buKu
> http://jendelakumenatapdunia.blogspot.com
> http://wisata-buku.com
> BloG RaMe-RaMe
> http://sinthionk.multiply.com
>
> YM : SINTHIONK
>
>
>
> --- On *Wed, 2/17/10, Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@gmail.com>* wrote:
>
>
> From: Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@gmail.com>
> Subject: [sekolah-kehidupan] Dari Setback Menjadi Stepback
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, February 17, 2010, 4:41 PM
>
>
>
>
> *Dari Setback Menjadi Stepback*
>
> Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita. Ia
> seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban. Dan
> jika kita terjebak, maka cara pandang sebagai korbanlah yang mendominasi
> pikiran dan perasaan kita. *Dunia seperti mau kiamat!*
>
> Bisnis lesu, penghasilan menyusut, pikiran berat dan kacau, perasaan tak
> karuan, tubuh serasa letih luar biasa, merasa serba salah, merasa berjalan
> di tempat, hilang akal, tak tahu harus bagaimana, dan sebagainya. Itu baru
> sedikit dari gejala mengalami dampak sebuah *setback*.
>
> Kita merasa seperti terpenjara, tersudutkan, dan terhakimi oleh keadaan.
> Kita merasa seperti orang yang paling menyedihkan di seluruh jagad raya.
> Kita merasa bahwa di dunia ini, tak ada yang lebih menderita dari diri kita.
> Dunia sudah seperti *neraka* yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!
>
> Itukah yang sedang terjadi padamu wahai sahabat?
>
> Prens, ketahuilah satu hal:
>
> *"Makna Hidup Adalah Transisi"*
>
> Maka yakinilah, bahwa apa yang tengah berlangsung dan sedang terjadi,
> adalah bagian dari *"proses normal"* dalam kehidupan. Ia menjadi "tidak
> normal" karena kita sedang menggunakan *"kacamata minus"*. Padahal, *
> mata-hati* yang sesungguhnya engkau miliki adalah yang terbaik yang
> dianugerahkan- Nya kepada dirimu.
>
> Bagaimanakah caranya dikau bisa mengganti kacamata? Bagaimanakah menyikapi
> semua *setback* sebagai *stepback*? Bagaimana meyakini sebuah *kemunduran* sebagai
> bagian dari *kemajuan*?
>
> *RUMUS DASAR*
>
> *1. Perbanyak koleksi kacamata.*
>
> Belajarlah lebih banyak. Setback adalah *tanda* terpenting bagimu untuk
> melanjutkan pelajaran, meneruskan bab iqro, dan memperdalam pengajian.
> Setback adalah *alasan* paling sah dan paling *valid* untuk mendudukkan
> diri kembali ke bangku sekolah kehidupan.
>
> Sebagaimana lapar adalah alasan paling sah untuk makan. Sebagaimana
> mengantuk adalah alasan terbaik untuk tidur. Sebagaimana gatal adalah alasan
> paling benar untuk menggaruk. Sebagaimana *JATUH* adalah alasan terbaik
> untuk *BANGUN*.
>
> *2. Mulailah meyakini ini:*
>
> *"10% adalah fakta, 90% adalah penyikapan."*
>
> Dikau boleh merubah proporsi itu, 20% : 80%, 35% : 65%, atau bahkan 49% :
> 51%, silahkan saja. Apa yang penting untuk matematika hidupmu, adalah *sikap
> > fakta*. Harus selalu begitu. Sebab jika tidak, apapun yang engkau
> perhitungkan tentang dunia ini, akan menyalahi semua hukum matematis alam
> semesta.
>
> Jika dikau masih kurang yakin, bukalah kembali semua buku pelajaran dan
> sebuah wejangan dari orang bijak, mereka yang besar, dan tokoh-tokoh hebat
> yang dikau kenal. 100%, mereka bicara tentang ini.
>
> *TEKNIK*
>
> Ada banyak Prens, ini beberapa.
>
> 1. Perbaiki *bahasa jiwamu* saat ia bersenandung tentang dunia.
>
> *"Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita."
> *
>
> "Tak lagi" katamu? Bukan Prens, dikau tak boleh memutuskan tali kehidupan
> dengan menjadi hakim yang menjatuhkan vonis mati dengan *finalisasi* seperti
> itu.
>
> Yang benar adalah *"sedang"*. Maka, ia tak lagi menjadi *permanen*, ia
> hanya *sementara*.
>
> *"Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai
> korban."*
>
> Kau mau terima itu, "korban"? Jangan lemahkan dirimu Prens. Dunia ini
> diciptakan *untukmu*. Dikaulah *raja* di dunia. Tunjukkan cerminan
> ke-Maha-an-Nya dalam diri mu. Engkau adalah wakil-Nya di sini bukan? Itu
> sebabnya statusmu adalah *Khalifah*.
>
> *"Dunia seperti mau kiamat!"*
>
> Siapa dirimu hingga engkau bisa mengira bahwa engkau punya kuasa untuk
> menentukan kapan kiamat harus terjadi? Kata-katamu, sesungguhnya adalah
> ungkapan dari bangkitnya kekuatan besar dalam dirimu. Sayangnya, ia telah
> *tergoda nafsu amarah* hingga ingin menjadi lebih besar dari Tuhan. Bukan
> begitu caranya membangkitkan *raksasa*. Sehebat apapun dirimu, tak akan
> bisa engkau menciptakan kiamat.
>
> Bangkitlah dengan benar. Ini bukan kiamat. Dunia adalah arena permainanmu.
> Jangan jadi wasit, jadilah *pemain* yang bijak. Ketahuilah, Yang Maha
> Kuasa, sedang menunjukkan kekuasaan-Nya. Lebih buruk dari setback pun,
> adalah terlalu kecil bagi-Nya. *Terimalah* dulu. Pasrahkan dirimu di
> dalam *skenario-Nya*.
>
> *"Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!"*
>
> Lagi, kamu siapa hingga boleh merasa sangat mengerti seperti apa itu
> neraka?
>
> 2. Sadarilah *makna* kehidupanmu. Hidupmu adalah *transisi*, bukan sesuatu
> yang statis dan tidak dinamis. Maka tak benar jika engkau menganggap bahwa
> dirimu sedang tak kemana-mana. Engkau sedang berjalan, dengan *perjalanan
> jiwa*. Engkau tetap melangkah, dengan hati yang tak boleh menjadi batu.
>
> Transisi itu begini.
>
> Jika tanah yang kau injak sedang melandai turun, adakah dikau tetap ingin
> mempertahankan ketinggianmu sekalipun dikau harus *melayang *di atas
> tanah?
>
> Jika kemudian jalan setapakmu menanjak, adakah dikau juga tetap ingin
> mempertahankan ketinggianmu, sekalipun itu akan membenamkan kakimu hingga
> *terpaku* mati di situ?
>
> Jangan! Tetaplah di permukaan. Sesuai dengan naik dan turunnya
> perjalananmu. Menarilah dengan iramanya.
>
> Itu namanya *membumi*.
>
> 3. Untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh, ini pasti. Dikau harus
> mengambil *ancang-ancang* terlebih dahulu. Dan untuk itu, dikau harus *mundur
> dulu *satu atau dua langkah. Bahkan sering, dikau juga harus menekuk
> sedikit penopang tubuhmu, membungkukkan badan, menarik nafas dalam,
> memiringkan badan. Begitu bukan? Itu semua agar dikau tak keseleo atau patah
> tulang. Itu semua agar kekuatan jet-mu adalah cukup untuk take off.
>
> Engkau hidup di sebuah tempat yang namanya bumi. Di situ, berlaku hukum
> alam yang disebut *gravitasi*. Hanya dalam hal khusus engkau bisa
> menafikannya. Tak perlu arogan dengan merasa seperti hidup di awang-awang,
> hingga begitu yakin tak perlu takluk pada hukum gravitasi.
>
> Apa yang terjadi adalah *hukum alam*. Itu sebabnya, apa yang engkau
> rasakan kini sebagai setback, adalah *alami*. Maka jadikanlah kata sifat
> itu menjadi kata kerja, *"alami"* saja. Jalani saja, dengan fisik diam dan
> jiwa tetap bertualang.
>
> Dunia fisikmu sedang perlu *beristirahat*, sebab jiwamu sedang *haus*.
> Reguklah dulu air kehidupan, lepaskan dahulu dahagamu dengan kebijaksanaan
> yang murni. Mata airnya, mengucur deras di dalam dirimu sendiri.
>
> 4. Ingatlah bahwa engkau hidup di dalam film indah tentang kehidupan. Dan
> Dia mengistimewakanmu, dengan tak hanya memberimu *peran*, melainkan
> mengangkatmu juga sebagai *sutradara*.
>
> Keluarlah dari layar. Cuti sebentar dari posisi pemain. Duduk manis di
> bangku penonton, dan nikmatilah kisah hidupmu. Dari situ, engkau akan
> melihat *keseluruhan naskah* dari skenario. Maka temukanlah, bahwa apa
> yang sedang terjadi, hanya *sebuah babak* dari indahya seluruh cerita.
>
> Percayalah, selalu ada bagian di mana engkau bisa menikmatinya dengan
> senyum dan tawa. Dan itu pasti terjadi, saat engkau mengingat semua ini,
> beberapa tahun dari sekarang.
>
> 5. Jangan jadi *serigala*.
>
> Alkisah, seekor serigala melihat buah anggur yang sedap dan ranum. Ia
> sangat menginginkannya, sebab ia sedang bosan dengan lezatnya daging. Kali
> ini, ia mau mencoba kenikmatan baru, dan ia menginginkan anggur itu.
>
> Ia melompat. Sekali, tak kena! Dua kali, tak kena! Tiga kali, tak kena!
>
> Ia beristirahat sebentar dan menarik nafas, lalu mencoba lagi.
>
> Empat kali, tak kena! Lima kali, tak kena! Enam kali, tak kena!
>
> Ia kelelahan, lalu berdengus,
>
> *"Huh! capek deh. Udahan ah. Ngapain. Lagian, paling-paling anggur asem
> dan sepat!"*
>
> Ia pergi dan menyerah kalah. ia sudah terjangkiti penyakit. Namanya,*"Sour
> Grape Syndrome"*.
>
> Prens, enam kali itu baru sedikit. Beristirahat sajalah dulu. Nanti dicoba
> lagi. Dan kali ini, *buang* matematikamu. Kembalilah ke *keyakinan*. Sebab
> ia lebih powerful dari kalkulator manapun. Maka tak akan berarti bagimu,
> apakah dikau harus melakukannya seratus atau seribu kali lagi.
>
> Selagi engkau *yakin dan tak mau menyerah kalah*, maka engkau tak akan
> pernah gagal. Sebab gagal hanya ada jika engkau *berhenti*.
>
> Yakinkah dikau bahwa dengan kesabaran, anggur itu tetap akan jatuh juga?
> Dan ke-Maha-an-Nya, akan membuat anggur itu jatuh di saat yang *paling
> tepat*; ketika ia di puncak kesegarannya dan engkau selalu berada di
> bawahnya. Tak akan makhluk lain yang akan memanennya, kecuali dikau sendiri.
> Jika engkau tinggal, dikau kembalipun anggur itu mungkin sudah busuk.
>
> Isn't that a perfect timing?
>
> Lebih mungkin, ini semua terjadi karena engkau sudah tak sabar ingin *
> "mengijon"*. Itulah yang membuatmu cepat lelah. Jangan Prens, segala
> sesuatu *ada waktunya*. Dan Dia lebih tahu tentang apa yang baik bagimu.
>
> Dan ingat Prens, gravitasi masih berlaku di sini.
>
> 6. Akan tiba saatnya, dikau berubah menjadi kupu-kupu indah yang disukai
> dunia. Setelah dikau merasa sesak di dalam kepompong, dilanda sakit
> metamorphosis. Keluar, lihatlah sinar mentari yang baru, lalu terbanglah
> kemana engkau suka.
>
> Saat dikau berhasil menggeser *setback* menjadi *stepback*, mulailah lagi
> perjalananmu dengan seluruh dirimu, dengan fisik dan dengan jiwamu yang
> telah segar dan bebas penat.
>
> Tahukah dikau bagaimana dunia akan menyapamu saat itu?
>
> *"Well comeback!"*
>
> Ikhwan Sopa
> Master Trainer E.D.A.N.
> http://www.motivasi -komunikasi- leadership. co.cc<http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc/>
> http://www.facebook .com/pages/ Motivasi- Komunikasi- Leadership/
> 196571006305<http://www.facebook.com/pages/Motivasi-Komunikasi-Leadership/196571006305>
>
>
>
>
9.

Salah Benar Persepsimu

Posted by: "wahyu dwinoto" wahyuaktual@yahoo.com   wahyuaktual

Wed Feb 17, 2010 8:25 pm (PST)



SALAH BENAR PERSEPSIMU

"dan janganlah kamu berselisih
karena orang-orang sebelum kamu berselisih
lalu mereka binasa"
Gamang aku
dalam banyak kata yang meneguhkan siapa yang salah
dan siapa yang benar.

Seolah-olah kebenaran itu hanya miliknya
kesalahan hanya milik mereka.

Mengolok-olok kesalahan memendam kebaikan
tak ada celah untuk coba berlapang dada saja
berangkulan dalam cinta apa adanya

salah benar itu membuatku gamang disini

Selengkapnya ada di http://matadunia.com/blog/2010/2/15/600/Salah_Benar_Persepsimu.htm

10a.

(catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Wed Feb 17, 2010 8:26 pm (PST)



Saya baru saja usai mencuci piring, saat menemukan bungkusan itu di atas meja kerja kami. Sebuah kantong plastik warna merah berisi dua potong kue sus dan kue cokelat di dalamnya. Hmm, ini sepertinya bukan pemberian dari teman kantor Mas Catur, pikir saya.

"Pa, tadi beli kue ini?" tanya saya.

Dan sambil tersenyum, suami saya berujar "Iya, tadi beli di Queenara. Ma kan baru beresin kerjaan Ma, jadi ini buat merayakan ya.."

Dan ya, saya langsung memeluknya. "Aduuh Papa manis sekali, makasih ya, makasih ya, makasih yaaa.."

***

Queenara adalah sebuah cakeshop yang baru buka di dekat rumah kami. Beberapa kali saya menyebutkannya sambil lalu pada suami saya, saat saya sesekali 'kabur' kesana untuk menyantap sepotong blueberry cheesecake atau chocomisu atau kue manis apapun. Terutama, saat saya berhasil menyelesaikan target harian saya.

Target harian ini adalah target jumlah halaman sebuah buku motivasi yang tengah saya terjemahkan. Karena saya tak pernah menerjemahkan buku sebelumnya, maka awalnya saya bekerja dengan sangat lambat. Dimulai dengan 5-7 halaman sehari, kemudian meningkat menjadi 10 halaman sehari.

Sampai saya mengobrol dengan CP, teman saya yang juga tengah menerjemahkan buku dalam suatu proyek yang sama. "Ya, tergantung sih Jo, kalo bukunya general English kaya gini biasanya gua bisa nerjemah 20, 30 halaman sehari. Tapi kerjanya dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam. Pokoknya maksimal jam 11 malam gua tidur, selesai gak selesai," ujarnya.

Di luar faktor bahwa pekerjaan utama CP sebelumnya adalah sebagai translator dan interpreter, jawaban itu sungguh-sungguh mencambuk saya. Bukan untuk niatan berkompetisi, sungguh bukan. Melainkan betapa CP sanggup berusaha sekeras mungkin, dengan kondisinya sekarang yang juga sebagai ibu rumah tangga, seperti saya.

Dari sanalah, saya mulai menyusun langkah untuk mempercepat laju saya. Saya mulai mengatur waktu saya: Pagi-siang hari menerjemahkan pointers atau contoh kisah nyata, sambil mengasuh Hana. Dan malamnya, barulah saya mulai mengerjakan paragraf-paragraf narasi yang panjang.

Karena malam hari adalah waktunya saya bisa bekerja dengan tenang tanpa interupsi dari Hana, maka saya pun berusaha memaksimalkan waktu itu. Biasanya saya mulai bekerja pukul 21.00 dan menyudahi pekerjaan pukul 04.00 atau 05.00. Esoknya, setelah tidur sebentar sampai pukul 08.00, saya akan mulai bekerja lagi sambil mengasuh Hana dan sambil mengurus sejumlah pesanan buku HM Books secara offline.

Begitu terus yang terjadi selama nyaris tiga minggu terakhir ini. Meski dengan cara ini saya bisa mencapai target harian menerjemahkan sekitar 20 halaman perhari, ada sejumlah efek negatif yang dihasilkannya. Mulai dari kurang tidur, kelelahan, kepala pening, rambut rontok, perut mules, mata pedes, apapun, yang membuat saya menjadi cranky.

Karenanya sungguh saya bersyukur saat akhirnya bisa menyelesaikan pekerjaan ini kemarin. Dari kemarin pagi saya tak henti bersenandung, lalu segera meng-sms suami saya "Papaaaa, Ma udah beres lhooo, gyaaaa!"

Dan semalam, seusai kami menyantap dua potong kue sus, suami saya berujar "Hore, malam ini Ma nggak begadang lagi! Selamat ya, Ma!"

Horeee! Alhamdulillah :)

10b.

Re: (catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Wed Feb 17, 2010 9:12 pm (PST)



ada targetan atau tidak ada targetan.. aku siap kamu 'buzz' kok retno..
kikikik..
selamat yah ;)

Pada 18 Februari 2010 11:24, punya_retno <punya_retno@yahoo.com> menulis:

>
>
> Saya baru saja usai mencuci piring, saat menemukan bungkusan itu di atas
> meja kerja kami. Sebuah kantong plastik warna merah berisi dua potong kue
> sus dan kue cokelat di dalamnya. Hmm, ini sepertinya bukan pemberian dari
> teman kantor Mas Catur, pikir saya.
>
> "Pa, tadi beli kue ini?" tanya saya.
>
> Dan sambil tersenyum, suami saya berujar "Iya, tadi beli di Queenara. Ma
> kan baru beresin kerjaan Ma, jadi ini buat merayakan ya.."
>
> Dan ya, saya langsung memeluknya. "Aduuh Papa manis sekali, makasih ya,
> makasih ya, makasih yaaa.."
>
> ***
>
> Queenara adalah sebuah cakeshop yang baru buka di dekat rumah kami.
> Beberapa kali saya menyebutkannya sambil lalu pada suami saya, saat saya
> sesekali 'kabur' kesana untuk menyantap sepotong blueberry cheesecake atau
> chocomisu atau kue manis apapun. Terutama, saat saya berhasil menyelesaikan
> target harian saya.
>
> Target harian ini adalah target jumlah halaman sebuah buku motivasi yang
> tengah saya terjemahkan. Karena saya tak pernah menerjemahkan buku
> sebelumnya, maka awalnya saya bekerja dengan sangat lambat. Dimulai dengan
> 5-7 halaman sehari, kemudian meningkat menjadi 10 halaman sehari.
>
> Sampai saya mengobrol dengan CP, teman saya yang juga tengah menerjemahkan
> buku dalam suatu proyek yang sama. "Ya, tergantung sih Jo, kalo bukunya
> general English kaya gini biasanya gua bisa nerjemah 20, 30 halaman sehari.
> Tapi kerjanya dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam. Pokoknya maksimal jam 11
> malam gua tidur, selesai gak selesai," ujarnya.
>
> Di luar faktor bahwa pekerjaan utama CP sebelumnya adalah sebagai
> translator dan interpreter, jawaban itu sungguh-sungguh mencambuk saya.
> Bukan untuk niatan berkompetisi, sungguh bukan. Melainkan betapa CP sanggup
> berusaha sekeras mungkin, dengan kondisinya sekarang yang juga sebagai ibu
> rumah tangga, seperti saya.
>
> Dari sanalah, saya mulai menyusun langkah untuk mempercepat laju saya. Saya
> mulai mengatur waktu saya: Pagi-siang hari menerjemahkan pointers atau
> contoh kisah nyata, sambil mengasuh Hana. Dan malamnya, barulah saya mulai
> mengerjakan paragraf-paragraf narasi yang panjang.
>
> Karena malam hari adalah waktunya saya bisa bekerja dengan tenang tanpa
> interupsi dari Hana, maka saya pun berusaha memaksimalkan waktu itu.
> Biasanya saya mulai bekerja pukul 21.00 dan menyudahi pekerjaan pukul 04.00
> atau 05.00. Esoknya, setelah tidur sebentar sampai pukul 08.00, saya akan
> mulai bekerja lagi sambil mengasuh Hana dan sambil mengurus sejumlah pesanan
> buku HM Books secara offline.
>
> Begitu terus yang terjadi selama nyaris tiga minggu terakhir ini. Meski
> dengan cara ini saya bisa mencapai target harian menerjemahkan sekitar 20
> halaman perhari, ada sejumlah efek negatif yang dihasilkannya. Mulai dari
> kurang tidur, kelelahan, kepala pening, rambut rontok, perut mules, mata
> pedes, apapun, yang membuat saya menjadi cranky.
>
> Karenanya sungguh saya bersyukur saat akhirnya bisa menyelesaikan pekerjaan
> ini kemarin. Dari kemarin pagi saya tak henti bersenandung, lalu segera
> meng-sms suami saya "Papaaaa, Ma udah beres lhooo, gyaaaa!"
>
> Dan semalam, seusai kami menyantap dua potong kue sus, suami saya berujar
> "Hore, malam ini Ma nggak begadang lagi! Selamat ya, Ma!"
>
> Horeee! Alhamdulillah :)
>
>
>
10c.

Re: (catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat

Posted by: "punya_retno" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Wed Feb 17, 2010 9:55 pm (PST)



alhamdulillah, makasih nia :)
makasih juga utk chatting dini harinya yg menyegarkanku ya :)
have fun ya di yogya :)

salam,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Nia Robie'" <musimbunga@...> wrote:
>
> ada targetan atau tidak ada targetan.. aku siap kamu 'buzz' kok retno..
> kikikik..
> selamat yah ;)
>

10d.

Re: (catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Wed Feb 17, 2010 11:23 pm (PST)



gyaa.... selesai juga DL nya...Ma ga perlu begadang lagi, so waktu buat Pa dong ?
*komen ga jelas, mlipir keluar lapak, takut ditendang Retno *
Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

________________________________
From: punya_retno <punya_retno@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Sent: Thu, February 18, 2010 11:24:46 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat

Saya baru saja usai mencuci piring, saat menemukan bungkusan itu di atas meja kerja kami. Sebuah kantong plastik warna merah berisi dua potong kue sus dan kue cokelat di dalamnya. Hmm, ini sepertinya bukan pemberian dari teman kantor Mas Catur, pikir saya.

"


11a.

(ruang keluarga) Konsekuensi Ketinggalan Barang

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Wed Feb 17, 2010 8:49 pm (PST)





Konsekuensi Ketinggalan Barang

 

Ma,
cat dan kuasnya kakak ketinggalan. Nanti ada pelajaran. Kalau bisa antar ya.

 

Sepotong SMS dari suami memenggal
konsentrasiku yang tengah mendengarkan penjelasan DJM (dokter Joko) tentang
masuk angin dan fenomena angin duduk di radio Delta FM bersama hostnya, Farhan.
Ah, rupanya ini yang membuatku tak sreg melepas Ais berangkat sekolah pagi ini.
Aku lupa mengingatkan barang yang ketinggalan termasuk cat akrilik dan kuasnya.

 

Awalnya, Ais kuarahkan ekstrakurikuler
Tiga Bahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia) setiap Jumat di sekolahnya. Ini karena
aku melihat dia memiliki kecerdasan linguistik di atas rata-rata temannya.
Tapi, hanya setengah semester dia tak sabar. Kuarahkan lagi ke ekskul teater.
Ini lebih karena obsesi pribadiku yang suka main drama. Tapi dia menolaknya.
Akhirnya dia memilih ekskul melukis. Ya sudah. Toh ini juga salah satu kegiatan
yang sangat kusuka saat masih kecil dulu. Hanya karena kesempatan dan dana lah
tak bisa kutekuni dan hanya bisa jadi juara menggambar tingkat RW di lomba
Agustusan puluhan tahun silam.

 

Beberapa minggu lalu, murid yang
mengikuti ekskul melukis diwajibkan membawa kanvas, cat akrilik, dan kuas
dengan berbagai ukuran. Sayang, dua kali pertemuan dengan pengajar ekskulnya
tertunda. Pengajar pengganti tak bisa melukis dengan kanvas dan akrilik. Jadi
mereka disuruh menggambar dengan pastel saja.

 

Karena cat akriliknya termasuk mahal,
kusarankan Ais untuk membawa pulang saja. Daripada ketlingsut dan harus beli
lagi. Meski memiliki loker sendiri-sendiri di kelas, anak usia 8 tahun tentu
tak bisa diharapkan menjaga benar barang-barangnya. Beberapa teman sekelas
termasuk kakak kelas kadang juga ada yang suka iseng menyembunyikan
barang-barang temannya.

 

Sayangnya, hari ini saat ada ekskul melukis
(yang semoga ustadz Pri pengajarnya bisa datang dan memuaskan keingintahuan
anak-anak tentang melukis di atas kanvas dengan cat akrilik) justru Ais lupa
membawa alatnya.

 

Aku
teler berat. Ntar kalo migrenku udah berkurang aku antar. Atau, justru biarkan
saja? Biar dia dapat pelajaran, cari jalan keluar. Kanvas toh ada di lockernya.
Mungkin dia bisa meminjam dan meminta cat temannya.

 

Aku membalas SMS suamiku.

Iya,
aku tadi juga sudah bilang begitu. Dia mungkin bisa minta temannya.

Jawabnya. Sip, kami sehati rupanya.

 

Membayangkan Ais kecewa tanpa cat dan
kuas barunya, sebagai ibu tentu aku tak tega. Apalagi setelah penantian dua
kali pertemuan. Tapi, aku juga tak ingin Ais belajar untuk menggampangkan
permasalahan. Aku tak ingin dia belajar tak apa ketinggalan barang karena ada
Mama yang siap mengantarkan ke sekolah.

 

Mungkin meminta cat dan meminjam kuas
temannya bukanlah solusi terbaik karena berarti merugikan orang lain juga.
Tapi, bisa jadi hal itu bukanlah sebuah tindakan yang merugikan. Bukankah saling
berbagi dan membantu adalah pelajaran sosialisasi nomor wahid? Hanya sayangnya,
dalam hal ini tangan Ais tengah berada di bawah. Dan setahuku sahabat
terbaiknya mengikuti ekskul yang sama. Ais sendiri bercerita bahwa dia juga
suka membagi snacknya pada sahabat-sahabatnya termasuk adik kelasnya. Kerajinan
flannel yang kubuatpun kadang dibagikan ke temannya.

 

Ah, sudahlah. Biarkan saja dia mendapat
pelajaran dari keteledorannya hari ini. Keteledoran yang mestinya bisa
dihindari jika dia bersungguh-sungguh menyiapkan buku pelajaran semalam.
Bukannya buru-buru lantaran sudah mengantuk setelah sampai setengah sembilan
cangkruk sama si Mbak di loteng sembari menatap rembulan dan menemani omnya
mencuci.

 

Tanah
Baru, 12/02/10
09.39

Indarwati
irt, penulis lepas,
plus souvenir maker
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi
tangan http://craftcafe.multiply.com
FB:
indar7510@yahoo.com

11b.

Re: (ruang keluarga) Konsekuensi Ketinggalan Barang

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Wed Feb 17, 2010 11:31 pm (PST)



Duhhh... itu masih mending mbak Indar, lah kalo Gangga, tiap hari kotak pensil ketinggalan, walaupun ketinggalannya di loker, tapi kan sy udah wanti-wanti u/ tiap hari dibawa pulang buat kalau dia belajar, tapi seribu kali saya ngomong seribu kali ketinggalan, dan dia sebenarnya enjoy aja -dengan ketertinggalannya-, enake piye yo? sudah ga kurang-kurang reward n punishmentnya, paling sehari dua hari tlaten dibawa pulang ga sampi seminggu ya gitu lagi....
akhirnya sy smpi pd kesimpulan, duhhh anak lanang ngene iki bek'e yo?! -sampe berasa jd bundacerewet-

Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

________________________________
From: Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com; penulislepas@yahoogroups.com
Sent: Thu, February 18, 2010 11:47:41 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (ruang keluarga) Konsekuensi Ketinggalan Barang

Konsekuensi Ketinggalan Barang




12.

(Catatan Kecil) Pengharapan dan Kasih)

Posted by: "Elisa Koraag" elisa201165@yahoo.com   elisa201165

Wed Feb 17, 2010 8:58 pm (PST)



 
PENGHARAPAN DAN KASIH
 
Alkisah di suatu masa yang aman dan tentram. Masyarakat hidup nyaman dan damai di sebuah wilayah. Namun  karena pilaku kehidupan masyarakat yang tidak menghargai alam dan isinya, membuat rusak keseimbangan alam. Sudah beberapa kali alam member tanda tapi masyarakat tidak memperdulikanya. Kemungkinan bencana akan datang tetap tidak digubris.
Ada 5 kelompok masyarakat yang mendiami 5 bagian di wilayah tersebut.
Wilayah pertama di didiami masyarakat dari kelompok Pengharapan.. Masyarakatnya biasa saja, semua tampak semangat menjalani kehidupan karena mereka selalu berharap hari esok menjadi lebih baik.
Wilayah Kedua di didiami masyarakat dari kelompok harta. Masyarakatnya hidup dalam kecukupan. Mereka memang memiliki harta yang berlimpah.
Wilayah ketiga didiami masyarakat dari kelompok sejahtera. Masyarakatnya semua nampak sejahtera, walau tidak berlebihan namun terpenuhi semua kebutuhan hidup.
Wilayah keempat  didiami masyarakat dari kelompok  cinta. Masyarakatnya hidup dengan penuh cinta. Setiap hari sinar cinta memenuhi wajah mereka.
Wilayah kelima didiami masyarakat dari kelompok kasih. Masyarakatnya hidup sejahtera penuh cinta dan satu sama lain saling mengasihi.
Banyak orang-orang dari berbagi wilayah di luar wilayah itu yang ingin bergabung dalam kelompok-kelompok itu, namun semua bingung memutuskan akan bergabung ke kelompok yang mana.
Suatu ketika hujan turun terus menerus selama seminggu. Masyarakat dari kelompok pengharapan, bersabar dan menunggu . Berharap hujan akan berhenti. Padahari yang ke 7, dengan berkelompok  masyarakat pengharapan meninggalkan wilayah mereka. Karena pemimpinnya berharap di tempat lain ada yang lebih baik.
Dalam perjalanan mereka singgah di masyarakat harta. Yang masyarakatnya mentertawakan mereka. Masyarakat harta yakin dengan harta mereka mampu membangun tempat yg bisa melindungi diri dari bencana.
Maka pergilah masyarakat pengharapan untuk singgah di tempat masyarakat sejahtera. Lagi-lagi masyarakat mentertawakan ide masyarakat pengharapan untuk   berpindah. Karena merasa hidup mereka sudah sejahtera. Menjurut
Ketika kelompok pengharapan singgah di masyarakat cinta, merekapun di hina. Masyarakat disini saling mencintai, karenanya mereka tidak takut dihancurkan oleh bencana. Mereka yakin cinta diantara sesame tidak akan hancur oleh bencana.
Ketika kelompok pengharapan kembali melanjutkan perjalanan, sebagian warganya mulai putus asa. Sang pemimpin mengatakan, jangan sekali-kali kamu mematikan harapan. Kamu harus yakin, di bailk cakrwala masih ada kehidupan yang lebih baik.
Sebelum kelompok pengharapan meninggalkan wilayah itu, mereka masih singgah diwilaha kelompok Kasih. Masyarakat yang penuh kasih ini menerima dan melayani kelompok pengharapan. Setelah beristirahat dan mendengar maskdu dan tujuan kelompok pengharapan berpindah, pemimimpin dari kelompok masyarakat Kasih, memutuskan bergabung dan setuju berpindah. Mereka sudah mendengar dan melihat banbjir bandang meluluh lantakan wilayah pemukiman masyarakat sejahtera, masyarakat harta dan masyarakat cinta.
Pada akhirnya dari 5 kelompok masyarakat hanya masyarakat  berpengharapan dan masyarakat penuh Kasihlah yang terselamatkan.
Demikian juga dalam kehidupan. Harta, sejahtera dan cinta tidak menjamin. Padahal dalam kenyataan, 3 hal itulah yang diuber, diusahakan ada dan terjadi dalam kehidupan manusia sekarang. Terbukti seleksi alam membuktikan Pengharapan dan Kasihlah yang terbesar dan abadi. Sebesar apapun badai kehidupan dengan menghidupkan pengharapan dan Kasih, pasti mampu menangkal bahkan meredakan badai tersebut.
Tanpa pengharapan dan kasih, maka harta, sejahtera bahkan cinta menjadi tidak berarti. Sebaliknya tanpa harta, sejahtera dan cinta, namun ada pengharapan dan kasih, maka tak ada yang tak mungkin untuk menjadi lebih baik. Sekecil apapun api pengharapan dalam nurani kita, pasti akan memampukan seseorang bertahan dalam segala badai kehidupan. Dengan landasan kasih, tak akan ada orang yang sakit hati. Tak akan ada orang yang kecewa maupun sedih. Karena Kasih adalah damai, kasih adalah sukacita.
Pengharapan dan kasih adalah dua fondasi dalam kehidupan
yang akan mendatangkan cinta, sejahtera dan juga harta.
Cinta, sejahtera dan harta
tidak akan mendatangkan Kasih dan Pengharapan.
 
 
Aku ngeblog maka aku bahagia:
http://elisakoraag.blogspot.com/2010/02/pengharapan-dan-kasih-alkisah-di-suatu.html
Di tulis ulang 18 Feb 2010.
 

13a.

(Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf

Posted by: "INDARWATI" patisayang@yahoo.com   patisayang

Wed Feb 17, 2010 9:07 pm (PST)



Belajar Meminta Maaf

Tangan mungilnya terulur padaku. "Maap, maap," begitu katanya. Kesungguhan tampak jelas di mata bening bundarnya. Awalnya aku masih belum paham dengan tindakannya. Masih ingin rasanya kukuliahi dia dengan sejuta kata-kata bertema menghargai dan menjaga milik pribadi maupun orang lain. Tapi demi tersadar bahwa dia menyadari kesalahannya dan itu adalah ungkapan maaf tulus dari bocah 20 bulan, segera kutahan omelanku.

"Baiklah. Mama memaafkan Dede. Tapi jangan diulangi lagi ya?" pintaku padanya. Nada suaraku yang semula tegas kucoba alihkan ke yang lebih lembut agar dia tahu bahwa aku menerima maafnya selain menyambut uluran tangannya. Lalu kupeluk dia.

Pengalaman tak tergantikan yang kudapatkan menjadi ibu rumah tangga adalah memiliki waktu lebih banyak untuk mengenalkan anak pada hal-hal positif termasuk meminta maaf dan melihatnya melakukan hal-hal untuk pertama kali termasuk mempraktekkan apa yang kita ajarkan tersebut. Kesempatan ini jelas berkurang saat aku masih ngantor.

Secara sengaja maupun tidak melakukan kesalahan, aku mengajari Yasmin (20 bulan) untuk meminta maaf. Dan hari itu, adalah untuk pertama kalinya dia meminta maaf tanpa kuminta, atas inisiatifnya sendiri.
Awalnya dia bermain-main. Dan salah satu tempat favoritnya adalah sudut di ruang keluarga tempat dua kursi berlengan bertemu dimana dia bisa menyembunyikan dirinya.

Sayangnya, di sudut itu, ada jendela dengan krei dari bilah-bilah kayu. Rumah yang kami kontrak selama merenovasi rumah memang bertipe minimalis yang menggunakan krei kayu sebagai penutup jendela kacanya. Sayangnya, meski cantik dan elegan, krei itu rapuh, mudah patah dan jelas tak diperuntukkan untuk dimainkan.

Yasmin, suka sekali membuka tutup bilah krei itu untuk melihat lebih jelas ke luar jendela. Sayangnya, yang terpegang saat itu adalah bagian ujung krei. Tak ayal, patahlah ujung krei tersebut. Memang tak sampai lepas patahannya, masih bisa dikuatkan dengan lem, tapi tetap saja itu milik orang lain yang tak seharusnya kami cederai.

Yasmin, rupanya sadar telah melakukan kesalahan (karena beberapa kali sebelumnya sudah kuperingatkan agar tak mempermainkan krei). Maka dia diam saja ketika kuangkat dari sudut favoritnya itu dan kutaruh di hadapanku. Kontak mata, dengan nada tegas kukatakan padanya bahwa aku kecewa dengan tindakannya baru saja.

"Mama marah, Mama marah..," begitu katanya dengan logat lucu batita.
"Iya Mama marah. Kan Dede sudah Mama bilangin tak boleh main krei itu. Nanti bisa rusak. Apalagi itu bukan punya kita," kataku.
Reaksinya, mulanya sama sekali tak kuduga. Kupikir dia akan ngambek, minta bermain di sudut lagi atau menangis merosot merajuk seperti kalau kecapekan dan ngantuk. Tapi ternyata uluran tangan dan kata `maaf' yang keluar darinya. Alhamdulillah. Kuangkat dia ke pangkuan, kupeluk dan kuciumi.

"Mama marah," katanya lagi.
"Iya, tadi Mama marah. Tapi sekarang nggak lagi. Kan Dede sudah minta maaf dan Mama maafkan. Tapi, jangan diulangi ya…," pintaku. Dia mengangguk lalu merosot turun dan meneruskan bermain. Sejak saat itu, setiap bermain di sudut dia tak memegang-megang krei lagi. Jika aku mengawasi di dekatnya, dia akan menunjuk ke ujung krei yang nyaris putus itu dan berkata, "Mama marah. Mama marah."

Ah, Anak sholehahku, bagaimana Mama bisa marah dengan kelucuan, pemahaman, dan kepintaran yang kau tunjukkan? Bagaimana pula Mama bisa berlarut-larut marah jika semua kesalahan yang kau lakukan adalah lantaran pemahaman dan pengalamanmu yang masih teramat belia?

Tanah Baru, 12/02/10 09.07

13b.

(Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf

Posted by: "Indarwati Indarpati" patisayang@yahoo.com   patisayang

Wed Feb 17, 2010 9:22 pm (PST)





Belajar Meminta Maaf

 

Tangan mungilnya terulur padaku. "Maap,
maap," begitu katanya. Kesungguhan tampak jelas di mata bening bundarnya.
Awalnya aku masih belum paham dengan tindakannya. Masih ingin rasanya kukuliahi
dia dengan sejuta kata-kata bertema menghargai dan menjaga milik pribadi
maupun  orang lain. Tapi demi tersadar
bahwa dia menyadari kesalahannya dan itu adalah ungkapan maaf tulus dari bocah
20 bulan, segera kutahan omelanku.

 

"Baiklah. Mama memaafkan Dede. Tapi
jangan diulangi lagi ya?" pintaku padanya. Nada suaraku yang semula tegas
kucoba alihkan ke yang lebih lembut agar dia tahu bahwa aku menerima maafnya
selain menyambut uluran tangannya. Lalu kupeluk dia.

 

Pengalaman tak tergantikan yang
kudapatkan menjadi ibu rumah tangga adalah memiliki waktu lebih banyak untuk
mengenalkan anak pada hal-hal positif termasuk meminta maaf dan melihatnya melakukan
hal-hal untuk pertama kali termasuk mempraktekkan apa yang kita ajarkan
tersebut. Kesempatan ini jelas berkurang saat aku masih ngantor.

 

Secara sengaja maupun tidak melakukan
kesalahan, aku mengajari Yasmin (20 bulan) untuk meminta maaf. Dan hari itu,
adalah untuk pertama kalinya dia meminta maaf tanpa kuminta, atas inisiatifnya
sendiri.

Awalnya dia bermain-main. Dan salah satu
tempat favoritnya adalah sudut di ruang keluarga tempat dua kursi berlengan
bertemu dimana dia bisa menyembunyikan dirinya. Sayangnya, di sudut itu, ada
jendela dengan krei dari bilah-bilah kayu. Rumah yang kami kontrak selama
merenovasi rumah memang bertipe minimalis yang menggunakan krei kayu sebagai
penutup jendela kacanya. Sayangnya, meski cantik dan elegan, krei itu rapuh,
mudah patah dan jelas tak diperuntukkan untuk dimainkan.

 

Yasmin, suka sekali membuka tutup bilah
krei itu untuk melihat lebih jelas ke luar jendela. Sayangnya, yang terpegang
saat itu adalah bagian ujung krei. Tak ayal, patahlah ujung krei tersebut.
Memang tak sampai lepas patahannya, masih bisa dikuatkan dengan lem, tapi tetap
saja itu milik orang lain yang tak seharusnya kami cederai.

 

Yasmin, rupanya sadar telah melakukan
kesalahan (karena beberapa kali sebelumnya sudah kuperingatkan agar tak
mempermainkan krei). Maka dia diam saja ketika kuangkat dari sudut favoritnya
itu dan kutaruh di hadapanku. Kontak mata, dengan nada tegas kukatakan padanya
bahwa aku kecewa dengan tindakannya baru saja.

"Mama marah, Mama marah..," begitu
katanya dengan logat lucu batita.

"Iya Mama marah. Kan Dede sudah Mama
bilangin tak boleh main krei itu. Nanti bisa rusak. Apalagi itu bukan punya
kita," kataku.

Reaksinya, mulanya sama sekali tak
kuduga. Kupikir dia akan ngambek, minta bermain di sudut lagi atau menangis
merosot merajuk seperti kalau kecapekan dan ngantuk. Tapi ternyata uluran
tangan dan kata 'maaf' yang keluar darinya. Alhamdulillah. Kuangkat dia ke
pangkuan, kupeluk dan kuciumi.

"Mama marah," katanya lagi.

"Iya, tadi Mama marah. Tapi sekarang
nggak lagi. Kan Dede sudah minta maaf dan Mama maafkan. Tapi, jangan diulangi
ya…," pintaku. Dia mengangguk lalu merosot turun dan meneruskan bermain. Sejak
saat itu, setiap bermain di sudut dia tak memegang-megang krei lagi. Jika aku
mengawasi di dekatnya, dia akan menunjuk ke ujung krei yang nyaris putus itu
dan berkata, "Mama marah. Mama marah."

Ah, Anak sholehahku, bagaimana Mama bisa
marah dengan kelucuan, pemahaman, dan kepintaran yang kau tunjukkan? Bagaimana
pula Mama bisa berlarut-larut marah jika semua kesalahan yang kau lakukan
adalah lantaran pemahaman dan pengalamanmu yang masih teramat belia?

 

Tanah
Baru, 12/02/10
09.07

 

Indarwati
irt, penulis lepas, plus souvenir maker
curhatan http://lembarkertas.multiply.com
kreasi tangan http://craftcafe.multiply.com
FB: indar7510@yahoo.com

13c.

Re: (Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Wed Feb 17, 2010 9:34 pm (PST)



hihi jadi inget keponakan ku
"bun.. minta map bun.. minta map.." (sambil cepat2 meraih tangan bundanya
dan segera menciumnya

map = maap ;))

bnyk 'ulah' mereka membuat kita tersenyum dan bersyukur;)

tfs mba indar ;)

Pada 18 Februari 2010 12:07, INDARWATI <patisayang@yahoo.com> menulis:

>
>
> Belajar Meminta Maaf
>
> Tangan mungilnya terulur padaku. "Maap, maap," begitu katanya. Kesungguhan
> tampak jelas di mata bening bundarnya. Awalnya aku masih belum paham dengan
> tindakannya. Masih ingin rasanya kukuliahi dia dengan sejuta kata-kata
> bertema menghargai dan menjaga milik pribadi maupun orang lain. Tapi demi
> tersadar bahwa dia menyadari kesalahannya dan itu adalah ungkapan maaf tulus
> dari bocah 20 bulan, segera kutahan omelanku.
>
> "Baiklah. Mama memaafkan Dede. Tapi jangan diulangi lagi ya?" pintaku
> padanya. Nada suaraku yang semula tegas kucoba alihkan ke yang lebih lembut
> agar dia tahu bahwa aku menerima maafnya selain menyambut uluran tangannya.
> Lalu kupeluk dia.
>
> Pengalaman tak tergantikan yang kudapatkan menjadi ibu rumah tangga adalah
> memiliki waktu lebih banyak untuk mengenalkan anak pada hal-hal positif
> termasuk meminta maaf dan melihatnya melakukan hal-hal untuk pertama kali
> termasuk mempraktekkan apa yang kita ajarkan tersebut. Kesempatan ini jelas
> berkurang saat aku masih ngantor.
>
> Secara sengaja maupun tidak melakukan kesalahan, aku mengajari Yasmin (20
> bulan) untuk meminta maaf. Dan hari itu, adalah untuk pertama kalinya dia
> meminta maaf tanpa kuminta, atas inisiatifnya sendiri.
> Awalnya dia bermain-main. Dan salah satu tempat favoritnya adalah sudut di
> ruang keluarga tempat dua kursi berlengan bertemu dimana dia bisa
> menyembunyikan dirinya.
>
> Sayangnya, di sudut itu, ada jendela dengan krei dari bilah-bilah kayu.
> Rumah yang kami kontrak selama merenovasi rumah memang bertipe minimalis
> yang menggunakan krei kayu sebagai penutup jendela kacanya. Sayangnya, meski
> cantik dan elegan, krei itu rapuh, mudah patah dan jelas tak diperuntukkan
> untuk dimainkan.
>
> Yasmin, suka sekali membuka tutup bilah krei itu untuk melihat lebih jelas
> ke luar jendela. Sayangnya, yang terpegang saat itu adalah bagian ujung
> krei. Tak ayal, patahlah ujung krei tersebut. Memang tak sampai lepas
> patahannya, masih bisa dikuatkan dengan lem, tapi tetap saja itu milik orang
> lain yang tak seharusnya kami cederai.
>
> Yasmin, rupanya sadar telah melakukan kesalahan (karena beberapa kali
> sebelumnya sudah kuperingatkan agar tak mempermainkan krei). Maka dia diam
> saja ketika kuangkat dari sudut favoritnya itu dan kutaruh di hadapanku.
> Kontak mata, dengan nada tegas kukatakan padanya bahwa aku kecewa dengan
> tindakannya baru saja.
>
> "Mama marah, Mama marah..," begitu katanya dengan logat lucu batita.
> "Iya Mama marah. Kan Dede sudah Mama bilangin tak boleh main krei itu.
> Nanti bisa rusak. Apalagi itu bukan punya kita," kataku.
> Reaksinya, mulanya sama sekali tak kuduga. Kupikir dia akan ngambek, minta
> bermain di sudut lagi atau menangis merosot merajuk seperti kalau kecapekan
> dan ngantuk. Tapi ternyata uluran tangan dan kata `maaf' yang keluar
> darinya. Alhamdulillah. Kuangkat dia ke pangkuan, kupeluk dan kuciumi.
>
> "Mama marah," katanya lagi.
> "Iya, tadi Mama marah. Tapi sekarang nggak lagi. Kan Dede sudah minta maaf
> dan Mama maafkan. Tapi, jangan diulangi ya�," pintaku. Dia mengangguk lalu
> merosot turun dan meneruskan bermain. Sejak saat itu, setiap bermain di
> sudut dia tak memegang-megang krei lagi. Jika aku mengawasi di dekatnya, dia
> akan menunjuk ke ujung krei yang nyaris putus itu dan berkata, "Mama marah.
> Mama marah."
>
> Ah, Anak sholehahku, bagaimana Mama bisa marah dengan kelucuan, pemahaman,
> dan kepintaran yang kau tunjukkan? Bagaimana pula Mama bisa berlarut-larut
> marah jika semua kesalahan yang kau lakukan adalah lantaran pemahaman dan
> pengalamanmu yang masih teramat belia?
>
> Tanah Baru, 12/02/10 09.07
>
>
>
13d.

Re: (Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf

Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com   siuhik

Wed Feb 17, 2010 11:34 pm (PST)



Yasmine sudah 20 bulan? sudah bisa ngomong maap? beuh ... pirang abad se mbak awake dewe ki ra ketemu? gimana dengan yang calon dedek ketiga? cowok paling?...
Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik

________________________________
From: Indarwati Indarpati <patisayang@yahoo.com>
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com; penulislepas@yahoogroups.com
Sent: Thu, February 18, 2010 11:46:01 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] (Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf

Belajar Meminta Maaf




14.

Just Info: Yuk, Respons Hari Autis se-Dunia!

Posted by: "wahyu dwinoto" wahyuaktual@yahoo.com   wahyuaktual

Thu Feb 18, 2010 1:16 am (PST)



Yuk, Respons Hari Autis se-Dunia!
Sebar 1 Juta Booklet Autisme se-Indonesia

http://apps.facebook.com/causes/posts/391083?m=90525af8&ref=nf

Posted by Rumah Autis

at 8:01pm yesterday



Dengan hanya mentransfer minimal Rp10.010 - dst (kode 10 wajib diisi
sebagai identitas) ke Norek 156 000 2918177 an. Yayasan Cahaya Keluarga
Fitrah, Anda sudah bisa memberikan kesempatan kepada setiap orang
Indonesia/ siapa pun/ di mana pun untuk TAHU, SADAR, dan PEDULI
terhadap sosok Anak Berkebutuhan Khusus, terutama terhadap mereka yang
kurang mampu.

PANDUAN MEMAHAMI DAN MENDUKUNG CAUSES

Kami
adalah LSM nirlaba independen yang mengkhidmatkan diri dalam
memprioritaskan perjuangan melayani terapi bagi anak-anak autis/ ABK
dhuafa dalam bentuk beasiswa terapi serta kampanye dan advokasi gerakan
peduli autis.

Tema & Tujuan
2010 Indonesia Sadar dan Peduli Autisme
Galang 10 Ribu untuk sebar 1 Juta Booklet Autisme se-Indonesia

Fakta
Jika
dikomparasi dengan data tahun 2000, di mana Harian Kompas mencatat, di
tahun 1990 pertumbuhan anak autis 1 : 5000, maka di tahun 2000 menjadi
1 : 500. Lalu berapa menjelang dekade ke-3 ini? Tahun 2009 ini sudah
mendekati perbandingan 1 : 100 (detikhealth.com). Hal ini ditandai, di
antaranya, dengan munculnya anak-anak spesial di setiap sekolah negeri
maupun swasta.

Manfaat:
1. Menginformasikan masyarakat cara merespons gejala Anak Berkebutuhan Khusus, berikut penanggulangannya secara dini.
2.
Menularkan kepedulian antar sesama anak bangsa; empati, saling
menghargai, dan mendukung kemandirian Anak Berkebutuhan Khusus.
3. Meningkatkan perhatian Pemerintah RI terhadap penanganan Anak Berkebutuhan Khusus.

Waktu
Sepanjang 2010 – selesai.

Relawan
Donasi
Rp10.000 Anda akan sampai hingga pelosok Nusantara, berupa booklet yang
akan disebarkan oleh Anda sendiri atau para relawan*.

*1 s/d
tanpa batas orang yang mau membantu menyebarkan booklet ini di daerah
masing-masing di seluruh pelosok Nusantara. Min. 100 booklet akan kami
kirim ke daerah Anda. Bagi yang berempati silakan hubungi Rumah Autis
di 021-8499 5025/ 021 99 786 768 (Roni/ Ita)

Jaringan
Facebook, Twitter, Lembaga, Komunitas, Kampus, Sekolah, RT/ RW, dst.

Lokasi
Lokasi penyebaran di pusat keramaian, seperti Mal, Taman Bermain, Tempat Rekreasi, Pusat Bisnis, Balai Rakyat, Rumah Sakit, dst.

TRANSFER
Setiap
nominal transfer minimal Rp10.000 >, ditambahkan kode 10. Misal,
Rp10.010, Rp50.010, Rp100.010, dst. Tujuannya untuk cek kontribusi
donasi.

EMPATI ANDA MELESATKAN PERKEMBANGAN MEREKA
Bank Mandiri No. 156 000 2918177 an. Yayasan Cahaya Keluarga Fitrah
Bank Syariah Mandiri No. 069 700 3809 an. Laeli QQ Yayasan Cahaya Keluarga
Bank Muamalat No. 900 0193577 an. Deka Kurniawan
BCA No. 572 032 9516 an. Deka Kurniawan

Semoga bermanfaat...

Recent Activity
Visit Your Group
Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Yahoo! Groups

Dog Group

Connect and share with

dog owners like you

Yahoo! Groups

Going Green

Green resources for

a better planet

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: