Selasa, 23 Februari 2010

[daarut-tauhiid] Tiga Ucapan untuk Tiga kondisi

 

Tiga Ucapan untuk Tiga Kondisibersama Ihsan Tandjung
=======




Hidup di dunia bagi seorang mukmin merupakan daftar panjang
menghadapi aneka ujian yang datang dari Allah Sang Pencipta Yang Maha
Berkehendak lagi Maha Kuasa. Terkadang hidup diwarnai dengan kondisi
suka dan terkadang dengan kondisi duka. Seorang mukmin tidak pernah
mengeluh apalagi menyalahkan Allah ketika sedang diuji dengan kesulitan
hidup. Ia selalu berusaha untuk tetap bersabar manakala ujian duka
melanda hidupnya. Sebaliknya seorang mukmin tidak bakal lupa bersyukur
tatkala sedang diuji dengan karunia kenikmatan dari Allah. Demikian
indah dan bagusnya respon seorang mukmin menghadapi aneka ujian hidup
sehingga Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam
mengungkapkan ketakjuban beliau.

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ
كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ
ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ
أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ
خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

"Sungguh menakjubkan urusan orang beriman! Sesungguhnya semua
urusannya baik. Dan yang demikian tidak dapat dirasakan oleh siapapun
selain orang beriman. Jika ia memperoleh kebahagiaan, maka ia bersyukur.
Bersyukur itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa mudharat, maka ia
bersabar. Dan bersabar itu baik baginya." (HR Muslim 5318)

Bahkan Nabi Muhammad shollallahu 'alaih wa sallam
mengajarkan kita agar memberikan respon yang sesuai untuk setiap kondisi
ujian yang sedang datang kepada diri seorang mukmin. Dalam hadits di
bawah ini sekurangnya Nabi mengajarkan tiga jenis ucapan berbeda untuk
merespon tiga jenis kondisi ujian yang menghadang seorang mukmin dalam
hidupnya di dunia.

من أنعم الله عليه بنعمة فليحمد الله ومن استبطأ
الرزق
فليستغفر الله ومن حزبه أمر فليقل لا حول ولا قوة
إلا بالله

"Barangsiapa dikaruniai Allah kenikmatan hendaklah dia bertahmid
(memuji) kepada Allah, dan barangsiapa merasa diperlambat rezekinya
hendaklah dia beristighfar kepada Allah. Barangsiapa dilanda kesusahan
dalam suatu masalah hendaklah mengucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa
billaahil'aliyyil'adzhim." (Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung)" (HR.
Al-Baihaqi dan Ar-Rabii')

Pertama, saat menghadapi kondisi memperoleh kenikmatan.
Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin diharuskan mengucapkan
pujian bagi Allah, yaitu mengucapkan Alhamdulillah. Sebab dengan
dia mengucapkan kalimat yang menegaskan kembali bahwa segala karunia
berasal hanya dari Allah, maka berarti ia menutup segala celah negatif
yang bisa jadi muncul dan diolah setan, yaitu menganggap bahwa
kenikmatan yang ia peroleh adalah karena kehebatan dirinya dalam
berprestasi. Setan sangat suka menggoda manusia dengan menanamkan sifat 'ujub
atau bangga diri bilamana baru meraih suatu keberhasilan atau
kenikmatan. Manusia dibuat lupa akan kehadiran Allah yang pada
hakekatnya merupakan sumber sebenarnya dari datangnya kenikmatan. Jika
Allah tidak izinkan suatu kenikmatan sampai kepada seseorang bagaimana
mungkin orang tersebut akan pernah dapat menikmatinya?

Sebenarnya dalam kehidupan di dunia kenikmatan Allah senantiasa
tercurah kepada segenap hamba-hambaNya. Bahkan jumlah nikmat yang
diterima setiap orang selalu saja jauh melebihi kemampuan orang itu
untuk mensyukurinya. Jangankan kemampuan bersyukur seseorang melebihi
nikmat yang ia terima dari Allah, bahkan sebatas mengimbanginya saja
sudah tidak akan pernah sanggup. Maka, saudaraku, marilah kita lazimkan
diri untuk sering-sering mengucapkan kalimat tahmid, baik saat
kita menyadari datangnya nikmat maupun tidak.

Kedua, saat merasa berada dalam kondisi rezeki sedang
diperlambat. Dalam kondisi seperti ini seorang mukmin disuruh untuk
banyak mengucapkan kalimat istighfar. Kalimat istighfar berarti
kalimat mengajukan permohonan agar Allah mengampuni dosa-dosa kita. Nabi
Hud menyuruh kaumnya untuk beristighfar dan menjamin bahwa dengan
melakukan hal itu, maka hujan deras bakal turun. Istilah "hujan"
di dalam tradisi ajaran Islam seringkali bermakna rezeki. Sehingga
kaitannya menjadi sangat jelas. Orang yang sedang merasa rezekinya
lambat atau seret kemudian ia beristighfar, maka ia sedang berusaha
mengundang turunnya hujan alias rezeki dari Allah.

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا
إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا

"Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu
bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras
atasmu." (QS Hud ayat 52)

Ketiga, kondisi sedang dilanda kesusahan dalam suatu
masalah. Menghadapi kondisi seperti iniNabi shollallahu 'alaih
wa sallam menyuruh seorang mukmin untuk membaca kalimat Laa
haula walaa quwwata illaa billaahil'aliyyil'adzhim. Kalimat ini
sungguh sarat makna yang bermuatan aqidah. Bayangkan, kalimat ini bila
diterjemahkan menjadi:
Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Kalimat ini
kembali mengingatkan kita akan pentingya kemantapan iman
Tauhid seorang
mukmin. Begitu si mukmin membaca kalimat tersebut dengan penuh
pemahaman, penghayatan dan keyakinan, maka saat itu juga jiwanya akan
meninggi dan berusaha menggapai kekuatan dan pertolongan Allah yang Maha
Kuat lagi Maha Terpuji.

Bila Allah telah mengizinkan kekuatan dan
pertolonganNya datang kepada seseorang, maka masalah manakah yang tidak
bakal sanggup diatasinya?

Oleh karena itu, sekali lagi kami tegaskan, Islam sangat mencela
sikap ketergantungan seseorang kepada selain Allah saat menangani
masalahnya. Hanya Allah tempat bergantung, tempat kembali dan tempat
memohon pertolongan. Hanya Allah tempat kita ber-tawakkal. Malah
seorang mukmin tidak boleh ber-tawakkal kepada dirinya sendiri.

ياَ حَيُّ ، يَا قَيُّومُ ، بِرَحْمَتِكَ
أَسْتَغِيثُ ، أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلِّهِ ،
وَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ ،
وَلَا إِلَى أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ

"Wahai Allah Yang Maha Hidup, wahai Allah Yang Senantiasa
Mengurusi, tidak ada tuhan selain Engkau, dengan rahmatMu aku memohon
pertolongan, perbaikilah keadaan diriku seluruhnya dan jangan Engkau
serahkan nasibku kepada diriku sendiri (walau) sekejap mata, tidak pula
kepada seorang manusiapun." (HR Thabrani 445)


===========sumber:eramuslim.com
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
.

__,_._,___

Tidak ada komentar: