Kamis, 18 Februari 2010

[daarut-tauhiid] Sabar Dan Shalat Sebagai Penolong

http://www.dakwatuna.com

Sabar Dan Shalat Sebagai Penolong

Oleh: Dr. Attabiq Luthfi, MA


dakwatuna.com – "Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang
yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya".
(Al-Baqarah: 45-46)

Ibnu Katsir menjelaskan satu prinsip dan kaidah dalam memahami
Al-Qur'an berdasarkan ayat ini bahwa meskipun ayat ini bersifat khusus
ditujukan kepada Bani Israel karena konteks ayat sebelum dan
sesudahnya ditujukan kepada mereka, namun secara esensi bersifat umum
ditujukan untuk mereka dan selain mereka. Bahkan setiap ayat
Al-Qur'an, langsung atau tidak langsung sesungguhnya lebih diarahkan
kepada orang-orang yang beriman, karena hanya mereka yang mau dan siap
menerima pelajaran dan petunjuk apapun dari Kitabullah. Maka peristiwa
yang diceritakan Allah Taala tentang Bani Israel, terkandung di
dalamnya perintah agar orang-orang yang beriman mengambil pelajaran
dari peristiwa yang dialami mereka. Begitulah kaidah dalam setiap ayat
Al-Qur'an sehingga kita bisa mengambil bagian dari setiap ayat Allah
swt. "Al-Ibratu Bi'umumil Lafzhi La Bikhusus sabab" (Yang harus
dijadikan dasar pedoman dalam memahami Al-Qur'an adalah umumnya
lafazh, bukan khususnya sebab atau peristiwa yang
melatarbelakanginya".

Perintah dalam ayat di atas sekaligus merupakan solusi agar umat
secara kolektif bisa mengatasi dengan baik segala kesulitan dan
problematika yang datang silih berganti. Sehingga melalui ayat ini,
Allah memerintahkan agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan
senantiasa mengedepankan sikap sabar dan menjaga shalat dengan
istiqamah. Kedua hal ini merupakan sarana meminta tolong yang terbaik
ketika menghadapi berbagai kesulitan. Rasulullah saw selaku uswah
hasanah, telah memberi contoh yang konkrit dalam mengamalkan ayat ini.
Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan
bahwa, "Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menghadapi suatu
persoalan, beliau segera mengerjakan shalat".

Huzaifah bin Yaman menuturkan, "Pada malam berlangsungnya perang
Ahzab, saya menemui Rasulullah saw, sementara beliau sedang shalat
seraya menutup tubuhnya dengan jubah. Bila beliau menghadapi
persoalan, maka beliau akan mengerjakan shalat". Bahkan Ali bin Abi
Thalib menuturkan keadaan Rasulullah saw pada perang Badar, "Pada
malam berlangsungnya perang Badar, semua kami tertidur kecuali
Rasulullah, beliau shalat dan berdo'a sampai pagi".

Dalam riwayat Ibnu Jarir dijelaskan bagaimana pemahaman sekaligus
pengamalan sahabat Rasulullah saw terhadap ayat ini. Diriwayatkan
bahwa ketika Ibnu Abbas melakukan perjalanan, kemudian sampailah
berita tentang kematian saudaranya Qatsum, ia langsung menghentikan
kendaraanya dan segera mengerjakan shalat dua raka'at dengan melamakan
duduk. Kemudian ia bangkit dan menuju kendaraannya sambil membaca,
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'".

Secara khusus untuk orang-orang yang beriman, perintah menjadikan
sabar dan shalat sebagai penolong ditempatkan dalam rangkaian perintah
dzikir dan syukur. "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku
ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu
mengingkari (nikmat)Ku. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar
dan shalat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah swt senantiasa
bersama dengan orang-orang yang sabar". (Al-Baqarah: 152-153). Dalam
kaitan dengan dzikir, menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong
adalah dzikir. Siapa yang berdzikir atau mengingat Allah dengan sabar,
maka Allah akan mengingatnya dengan rahmat.
Masih dalam konteks orang yang beriman, sikap sabar yang harus selalu
diwujudkan adalah dalam rangka menjalankan perintah-perintah Allah
Taala, karena beban berat yang ditanggungnya akan terasa ringan jika
diiringi dengan sabar dan shalat. Ibnul Qayyim mengkategorikan sabar
dalam rangka menjalankan perintah Allah Taala termasuk sabar yang
paling tinggi nilainya dibandingkan dengan sabar dalam menghadapi
musibah dan persoalan hidup.

Syekh Sa'id Hawa menjelaskan dalam tafsirnya, Asas fit Tafasir kenapa
sabar dan shalat sangat tepat untuk dijadikan sarana meminta
pertolongan kepada Allah Taala. Beliau mengungkapkan bahwa sabar dapat
mendatangkan berbagai kebaikan, sedangkan shalat dapat mencegah dari
berbagai perilaku keji dan munkar, disamping juga shalat dapat memberi
ketenangan dan kedamaian hati. Keduanya (sabar dan shalat)
digandengkan dalam kedua ayat tersebut dan tidak dipisahkan, karena
sabar tidak sempurna tanpa shalat, demikian juga shalat tidak sempurna
tanpa diiringi dengan kesabaran. Mengerjakan shalat dengan sempurna
menuntut kesabaran dan kesabaran dapat terlihat dalam shalat
seseorang.

Lebih rinci, syekh Sa'id Hawa menjelaskan sarana lain yang terkait
dengan sabar dan shalat yang bisa dijadikan penolong. Puasa termasuk
ke dalam perintah meminta tolong dengan kesabaran karena puasa adalah
separuh dari kesabaran. Sedangkan membaca Al-Fatihah dan doa termasuk
ke dalam perintah untuk meminta tolong dengan shalat karena Al-Fatihah
itu merupakan bagian dari shalat, begitu juga dengan do'a.
Memohon pertolongan hanya kepada Allah merupakan ikrar yang selalu
kita lafadzkan dalam setiap shalat kita, "Hanya kepada-Mu-lah kami
menyembah dan hanya kepadaMulah kami mohon pertolongan". Agar
permohonan kita diterima oleh Allah, tentu harus mengikuti tuntunan
dan petunjuk-Nya. Salah satu dari petunjuk-Nya dalam memohon
pertolongan adalah dengan sentiasa bersikap sabar dan memperkuat
hubungan yang baik dengan-Nya dengan menjaga shalat yang berkualitas.
Disinilah shalat merupakan cerminan dari penghambaan kita yang tulus
kepada Allah.

Esensi sabar menurut Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dapat dilihat dari
dua hal: Pertama, sabar karena Allah atas apa yang disenangi-Nya,
meskipun terasa berat bagi jiwa dan raga. Kedua, sabar karena Allah
atas apa yang dibenci-Nya, walaupun hal itu bertentangan keinginan
hawa nafsu. Siapa yang bersikap seperti ini, maka ia termasuk orang
yang sabar yang Insya Allah akan mendapat tempat terhormat.

Betapa kita sangat membutuhkan limpahan pertolongan Allah dalam setiap
aktivitas dan persoalan kehidupan kita. Adalah sangat tepat jika
secara bersama-sama kita bisa mengamalkan petunjuk Allah dalam ayat di
atas agar permohonan kita untuk mendapatkan pertolongan-Nya segera
terealisir. Amin

http://www.dakwatuna.com/2006/menjadikan-sabar-dan-shalat-sebagai-penolong/


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: