Senin, 22 Februari 2010

[daarut-tauhiid] Komunikasi Efektif

http://www.dakwatuna.com

Komunikasi Efektif

Oleh: Tim dakwatuna.com


dakwatuna.com – Kehidupan selalu ditandai dengan konflik dan
pertentangan. Pertentangan ini mungkin bukan pertentangan yang
bersifat fisik dan anarkis. Pertentangan juga bisa berupa situasi di
mana dua orang atau lebih memiliki pandagan yang sama sekali berbeda,
keinginan-keinginan yang berbeda, atau tujuan-tujuan yang tidak sama
dan masing-masing berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Sebagaimana dalam sebuah pertempuran, setiap prajurit harus tahu
senjata apa yang ia miliki, dan kapan harus memanfaatkannya. Namun,
senjata bukan segala-galanya. Ingat ungkapan "the man behind the gun".
Senjata tanpa kemampuan atau kompetensi orang di belakangnya dapat
amat berbahaya. Kita perlu memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang ada
dalam diri kita dan mendesakkannya terhadap kelemahan-kelemahan lawan.
Jangan kita masuk dalam situasi di mana kita hanya dimanfaatkan oleh
kekuatan lawan.

Ada sebuah ungkapan menarik dari J. Robert Parkinson, seorang ahli
organisasi dan manajemen yang menegaskan:

"Jangan pernah menendang seekor kangguru."

Dalam soal tendang-menendang, seekor kangguru tentu jauh lebih baik
dari kita. Karena itu, bila kita ikut kontes tendang-menendang dengan
seekor kangguru, tentu kita akan kalah; sama sekali tidak masuk akal.
Hal itu bukan berarti kita menghindari konflik atau pertentangan. Itu
hanya berarti kita harus tahu lebih baik daripada sekedar memilih
tendangan sebagai senjata. Pilih, rencanakan, dan pikirkan sebelumnya,
agar kita dapat menentukan aturan mainnya, maka kita tidak akan
terpaku pada permainan tendang-menendang dengan seekor kangguru.

Beberapa hal yang harus diketahui, agar komunikasi lebi efektif:

1. Mempengaruhi orang lewat perjumpaan (negosiasi)

Sebelum merencanakan taktik dan strategi dalam mempengaruhi, hal yang
sangat penting harus dilakukan adalah menyatakan dengan
sejelas-jelasnya apa yang kita inginkan. Paksa diri kita untuk
menulisnya. Kita mungkin bisa membohongi diri sendiri, tapi kita tidak
dapat berbohong pada kertas putih. Tanpa ada tujuan yang jelas, kita
tak mungkin mengetahui apakah kita sudah mencapainya atau belum. Kita
juga sulit menentukan strategi apa yang tepat untuk mencapai tujuan
tersebut.

Ibarat mengendarai sebuah mobil. Jika kita tidak memiliki tujuan yang
pasti, maka sebenarnya tidak ada bedanya jalan manapun yang kita lalui
dan seberapa cepat kita mengendarai mobil tersebut. Kita hanya akan
menghamburkan banyak waktu, tenaga, dan bahan bakar. Kita tidak akan
mencapai apa-apa. Mulai sekarang kita harus berprinsip:

"apapun yang kita lakukan, lakukan hal itu atas dasar tujuan."

Kebiasaan salah yang kerap dilakukan dalam proses negosiasi adalah
terlalu luas dan general dalam menentukan tujuan. Karena luasnya,
hingga tujuan tersebut tidak dapat dijalankan. Ingatlah ungkapan:

"Setiap perjalanan ribuan kilometer harus dimulai dengan satu langkah pertama."

Ketika kita menggambarkan tujuan yang kita ingin capai, anggap
pernyataan itu seakan-akan sebagai satu langkah, dan bukan seluruh
perjalanan itu. Kita perlu menentukan apa yang ingin kita capai
sekarang, dengan orang tertentu, pada pertemuan tertentu ini, dalam
pembicaraan ini.

Dalam melangsungkan pertemuan untuk bernegosiasi, ada beberapa saran
pokok yang kiranya penting dijadikan perhatian:

Pertama, bayangkan pertemuan tersebut di benak kita. Persiapkan
sebelumnya dengan menuliskan skenario yang mungkin kita masuki, tapi
jangan terlalu kaku berpegang padanya kata demi kata. Kalau kita
terlalu kaku, kita akan dihadapkan pada kebingungan jika lawan
memberikan tanggapan yang lain dari yang kita skenariokan. Lebih baik
kita memikirkan pokok-pokok perkara yang kiranya akan dikemukakan oleh
pihak lain (lawan) dalam memberikan reaksi dan kemudian memberikan
urutan perkara yang ingin kita kemukakan.

Setelah itu cobalah untuk mem-visualisasikan dimana pertemuan itu
berlangsung. Apakah kita akan berdiri di podium? Duduk di meja? Di
kantor pribadi atau di kantor lawan bicara kita?. Cobalah bayangkan!
Pikirkan dalam-dalam cara yang kita mau dan situasi yang kita masuki
sebelum kita mempraktekkannya dalam perjumpaan riil. Kendalikan
pertemuan tersebut sesuai dengan rencana yang kita buat. Dengan
begitu, kita dapat memenangkan menit-menit atau detik-detik pertama
yang amat penting dalam pertemuan tersebut. Amat mungkin bahwa lawan
kita tidak melakukan proses mental semacam itu, sehingga situasi
aktualnya akan merupakan sesuatu yang benar-benar baru baginya, maka
kita akan lebih diuntungkan.

Kedua, rencanakan faktor-faktor kebetulan. Contoh sederhana, suatu
saat kita membayangkan bertemu seorang pria, namun kenyataannya ia
adalah seorang wanita. Karena itu, ketika mengembangkan sebuah
rencana, pastikan bahwa rencana itu mencakup hal-hal kebetulan yang
mungkin akan terjadi tetapi belum dapat anda prediksi. Tegasnya,
"Jangan membiarkan apapun ditentukan oleh faktor kebetulan. Jangan
mengandaikan apa-apa tanpa kita selidiki dan persiapkan terlebih
dahulu."

Ketiga, Santailah! Ketika pertemuan tiba, bisa jadi kita merasa adanya
tekanan, stress, ketegangan, dan selusin perasaan serupa. Itu
merupakan hal yang lumrah. Dalam keadaan seperti itu, adrenalin
mengalir dalam sistem tubuh dan jantung terpacu. Kita tidak dapat
mengontrol aliran adrenalin itu tapi kita dapat mengendalikan
pengaruhnya. Pada saat itu, bagian tubuh yang pertama bereaksi adalah
kaki kita dengan mengikuti "Sindroma melawan atau lari". Tolak
dorongan untuk melarikan diri dan berkonsentrasilah pada upaya untuk
mengendalikan kaki kita.

Jika kita sedang berdiri, berdirilah tegak dengan dua kaki menapak
kuat di atas lantai dan sedikit renggang. Usahakan berat badan terbagi
rata pada kedua kaki. Jangan mengalihkan berat badan dari kaki satu ke
kaki yang lain. Jangan pula bergoyang-goyang. Berdirilah tegak dengan
sikap tenang.

Jika kita duduk, lupakan kursi memiliki sandaran, duduklah tegak
dengan tatapan ke depan. Jangan menggeser-geser kaki jika tidak
diperlukan. Ingat, kendalikan adrenalin lewat kontrol pada kaki anda.
Dengan sikap tenang tanpa terburu-buru. Lakukan gerakan-gerakan dengan
tenang. Bentuklah kesan bahwa kita Atentif (penuh perhatian), Aktif,
Waspada, dan Agresif (AAWA). Konsentrasi! Jadikanlah hal itu sebagai
prioritas utama dan berusahalah dengan keras untuk itu.

Keempat, cari "petunjuk" sebagai senjata. Terkadang kita dihadapkan
oleh situasi yang sangat kaku dan dingin, atau situasi yang membuat
kita terpojok. Salah satu kiat mengatasinya adalah dengan mengalihkan
perhatian pada hal-hal yang bisa mencairkan suasana. Lawan kita pasti
memiliki hobby atau kesenangan. Terkadang kita dapat menemukannya
dengan cepat di ruangannya. Lukisan, hiasan atau lainnya dapat kita
gunakan sebagai petunjuk. Asal daerah terkadang perlu juga kita
tanyakan. Mungkin kita dapat mencairkan suasana dengan mencoba membuai
lawan bicara kita untuk bernostalgia dengan kampung halamannya. Ingat
jangan terburu-buru pada tujuan utama kita! Observasilah dengan cepat
dan teliti ruangan atau dokumen yang ada dan gunakan petunjuk apapun
yang dapat digunakan.

Tips Menjual Gagasan

Gagasan adalah buah dari cara berpikir anda. Gagasan ibarat bayi yang
baru dilahirkan, masih amat lemah tanpa bantuan sekelilingnya. Gagasan
memerlukan penanganan khusus sejak dilahirkan hingga diubah menjadi
cara-cara praktis mengerjakan sesuatu lebih baik.

Ada beberapa tips menjual gagasan pada orang lain:

1. Rancang gagasan dengan baik
2. Jelaskan dengan berhati-hati
3. Perhatikan soal waktu dalam gagasan itu
4. Perhatikan daya guna dalam gagasan itu
5. Buatlah gagasan itu betul-betul meyakinkan
6. Pakailah penilaian yang tepat
7. Ajaklah pengikutsertaan orang lain di dalamnya
8. Ujilah keampuhan gagasan itu
9. Lakukan pembaharuan
10. Bersikaplah tabah

Tips menyusun pesan untuk mempengaruhi orang lain:

* Attention (perhatian)
* Need (kebutuhan)
* Satisfaction (pemuasan)
* Visualization (visualisasi)
* Action (tindakan)

Jadi, bila anda ingin mempengaruhi orang lain, rebutlah lebih dulu
perhatiannya, selanjutnya bangkitkan kebutuhannya, berikan petunjuk
bagaimana cara memuaskan kebutuhan itu, gambarkan dalam pikirannya
keuntungan dan kerugian yang diperoleh bila ia menerapkan atau tidak
menerapkan gagasan anda. Doronglah ia untuk bertindak.

Contoh sederhana. Bila anda berkata kepada teman anda, "Lihat
rambutmu!" Anda berada pada tahap pertama. Bila kemudian anda
menyatakan bahwa rambut itu perlu dipotong, Anda berusaha meyakinkan
dia akan kebutuhannya sendiri. Katakan bahwa sudah saatnya memotong
rambut. Ini pemuasan. Anda tentu akan menjelaskan, bila tidak dipotong
cepat-cepat, rambut itu akan mengganggunya, menyebabkan ia kelihatan
tidak rapi; sedangkan bila dipotong, ia akan tampak gagah, sopan, rapi
dan tampan. Ini usaha visualisasi. "Ayo, cukurlah rambutmu sekarang."
Adalah saran Anda supaya komunikasi melakukan tindakan.

Tips Komunikasi Efektif

Langkah 1

* Kenalilah tujuan anda
* Kenalilah pendengar anda
* Kenalilah pendekatan anda

Langkah 2

* Apa yang akan saya bicarakan
* Siapa yang terlibat
* Dimana sesi tersebut
* Kapan sesi tersebut disampaikan
* Mengapa sesi disampaikan
* Bagaimana saya melakukan

Langkah 3

* Carilah kisi-kisi yang merealisasi tujuan
* Carilah kisi-kisi yang berhubungan dengan pendengar
* Carilah pendekatan yang tepat

Semoga dengan tulisan singkat ini menjadi bekal bagi para pembaca
untuk mampu mengamalkan kaidah "Khatibul qaumi 'ala qadri uqulihim",
Berkomunikasilah dengan suatu kelompok masyarakat sesuai dengan kadar
intelektualitas mereka." Allahu a'lam

http://www.dakwatuna.com/2009/komunikasi-efektif/


------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: