Kamis, 18 Februari 2010

[daarut-tauhiid] Tujuh Ulama Bergelar "Syaikh Al-Islam"

Tujuh Ulama Bergelar Syaik al-Islam
*Senin, 21 Desember 2009 16:41 **Opini*

<http://inpasonline.com/index.php?view=article&catid=70%3Aopini&id=385%3Atujuh-ulama-bergelar-syaik-al-islam&tmpl=component&print=1&page=&option=com_content&Itemid=104#>

Oleh Thariq

Tidak sembarang ulama yang memperoleh gelar Syaikh al-Islam. Ulama yang
memiliki ketinggian ilmu saja yang pantas menyandangnya.
Gelar *Syaikh al-Islam* biasanya diberikan oleh beberapa ulama kepada
seorang ulama atas ketinggian ilmunya. Ada beberapa kriteria untuk dapat
menyandangnya.


Ibnu Nashiruddin, dalam kitab Radd al-Wafir, mencatat beberapa kriteria
tersebut. *Pertama*, seorang tokoh yang paham al-Qur'an dan as-Sunnah dengan
perbedaan qira'ah dan asbab an-nuzul-nya. *Kedua*, menguasai bahasa Arab
secara sempurna. *Ketiga*, menguasai masalah ushul (pokok) dan furu'
(cabang) dalam Islam. *Juga*, ia adalah ulama yang menjaga ibadahnya,
tawadhu, dan tak menganggap diri manusia maksum.
Walhasil, tak banyak ulama yang menyandang gelar tersebut. Berikut ulama
yang bergelar Syaikh al-Islam.

*1. Ibnu Qudamah Al-Maqdisi*
Pemilik nama lengkapnya Asy-Syaikh Muwaffaquddin Abu Muhammad Abdullah bin
Ahmad bin Muhammad Ibnu Qudamah al-Hanbali al-Maqdisi ini lahir di Nablusi,
dekat Baitul Maqdis, Palestina, pada 541 Hijriah. Usia 10 tahun, ia sudah
menghafal al-Qur`an.
Menginjak usia 20 tahun, Ibnu Qudamah, pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu
kepada beberapa ulama, antara lain: Abu Zur'ah bin Thahir, Ahmad bin
Muqarib, dan ulama perempuan Khadijah an-Nahrawaniyah. Merasa belum puas, ia
lanjutkan perjalanan menuntut ilmu pada ulama di Damaskus dan Makkah.
Beberapa ulama, seperti Hafidz Dziya' al-Maqdisi dan Hafidz al-Mizzi
mengakui gelar Syaikh al-Islam pantas melekat pada Ibnu Qudamah al-Maqdisi.
Semasa hidupnya, Ibnu Qudamah telah menelurkan berbagai karya. Di antara nya
al- Mughni (fiqih), al- I'tiqad (aqidah), ar- Raudhah, dan al-Burhan. Selain
itu ia menulis biografi para ulama yang telah menjadi gurunya.
Ibnu Qudamah wafat pada hari Sabtu, bertepatan dengan hari Ied pada 620
Hijriah.

*2. Izzudin bin Abdissalam*
Izzudin, lahir tahun 577 hijriyah. Ia berguru pada ulama ternama, seperti
Hafidz Ibnu Asakir dan Saif al-Amidi.
Ia adalah ulama yang berani berkata haq di hadapan penguasa. Sikap beraninya
ini membuat beberapa penguasa Mesir di waktu itu tidak mampu menentangnya,
termasuk ketika Izzudin meminta agar mereka menyiapkan pasukan untuk
menghadapi pasukan Tatar di Syam.
Beberapa karya yang pernah ditulisnya adalah al-Qawa'id al-Kubra, Majaz
al-Qur'an, Tafsir al-Qur'an, Muhtashar Shahih Muslim, dan Al Fatawa
al-Mishriyah.
Itulah makanya, Tajuddin as-Subki, Ibnu al-Imad, Tilmitsani, dan Imam
as-Suyuthi memberikan gelar Syaikh al-Islam kepada Izzudin. Ia wafat tahun
660 H dan dimakamkan di Cairo, Mesir.

*3. Imam Nawawi*
Lahir di Nawa, sebuah desa yang berada di Propinsi Dar'an Suriah pada 631 H.
Keluarganya sangat menghargai ilmu dien.
Di tahun 649 hijriyah, ia melakukan perjalanan ke Damaskus, Syria untuk
mempelajari kitab Tanbih dan al-Muhadzab. Kitab rujukan dalam madzhab
Syafi'i itu berhasil ia lahap dalam tempo 4,5 bulan. Dalam sehari ia
menghadiri 12 majelis ilmu dalam berbagai macam disiplin ilmu.
Beliau juga termasuk ulama yang produktif, beberapa karya beliau antara
lain, Syarah Shahih Muslim, Syarah Muhadzab, dan Riyadh as-Shalihin.
Banyak ulama yang mengakui Imam Nawawi sebagai Syaikh al-Islam. Di
antaranya, Tajuddin As Subki dalam Thabaqat-nya, Imam Sakhawi dalam
al-Ihtimam, serta Syaikh Abdul Ghani Daqqar dalam karyanya Imam an-Nawawi
Syaikh al-Islam wa al-Muslimin.
Beliau wafat pada tahun 676 H dan dikebumikan di Nawa.

*4. Taqiyuddin Ibnu Daqiq al-Ied*
Lahir pada 625 hijriyah, berasal dari keluarga terpandang. Melalui ayahnya,
Abu Hasan Ali bin Wahab yang juga seorang ulama ia mendalami fikih mazhab
Syafi'i. Ia juga mempelajari hal yang sama kepada murid ayahnya, Al Baha'
al-Qufthi. Sedangkan, ilmu bahasa Arab ia berguru kepada Muhammad bin Fadh
al-Mursi.
Semangatnya dalam menuntut ilmu begitu kuat. Taqiyuddin terbang ke Cairo dan
berguru kepada Izzudin bin Abdissalam.
Ia pernah mengajar di Dar al-Hadits, Qahira. Banyak ulama yang mengakui
ketinggian ilmunya. Al Adfawi pernah berkata, "Tidak ragu lagi bahwa ia
adalah seorang mujtahid, tak ada yang menyanggah, kecuali orang-orang yang
keras kepala."

Karya yang telah dihasilkan, di antaranya Ihkam al-Ahkam, Syarh Umdah
al-Ahkam, al-Iqtirah (Musthalah Hadits), dan Syarh Muqadimah Mathruzi (ushul
fikih).
Beberapa ulama telah menyebutnya sebagai Syaikh al-Islam, antara lain
Tajuddin as-Subki dalam Thabaqat-nya, Imam ad-Dzahabi dalam Tadzkirah
al-Huffadz, dan Ibnu Hajar al-Haitami al-Maki. Taqiyuddin wafat pada 716 H.

*5. Taqiyuddin Ibnu Taimiyah*
Setelah pasukan Tatar menguasai Harran (kini berada di Turki), ia yang lahir
di tahun 661 hijriyah, diajak ayahnya hijrah ke Damaskus. Di sana ia berguru
kepada beberapa ulama, salah satunya Ibnu Abdu al-Qawi at-Thufi.
Penguasaan terhadap ilmu tidak diragukan lagi, selain menguasai masalah
ushul dan furu', ia juga seorang hafidz, faqih, dan mufassir. Tak heran pada
umur 19 tahun beliau sudah berfatwa.
Guru dari Ibnu Qayim al-Jauziyah, dan Ibnu Katsir ini pernah membuat karya
yang cukup fenomenal, Majmu'ah al- Fatawa, Jawab As Shahih, Iqtidha' Sirath
al-Mustaqim, dan Qawa'id Nuraniyah.
Para ulama yang menjulukinya sebagai Syaikh al-Islam antara lain, Imam
Dzahabi, Ibnu Qayim al-Jauziyah, dan Hafidz al-Mizzi.
Ibnu Taimiyah Wafat pada 20 Dzulhijjah 728 H, ketika beliau dalam penjara
Qal'ah Dimasyq yang disaksikan oleh salah seorang muridnya Ibnu Qayyim.

*6. Taqiyuddin as-Subki*
As Subki lahir di tahun 683 hijriyah. Ayahnya, Zainuddin adalah sekaligus
gurunya itu adalah seorang hakim. Ia diboyong orang tuanya ke Mesir, untuk
berguru kepada beberapa ulama, seperti Hafidz Dimyathi dan Syaikh al-Islam
Ibnu Daqiq al-Ied.
Para ulama semasanya, seperti Al Baji, Ibnu Rif'ah, dan Dimyathi
menjulukinya dengan Imam Muhaditsin, Imam Fuqaha, dan Imam Ushuliyin.
Tajuddin as-Subki dan Hafidz al-Mizzi pun memberikan gelar Syaikh al-Islam.
Beberapa karyanya antara lain, Tafsir Durar an-Nadzim, Al Ibhaj Syarh
Minhaj, dan Majmu' Syarh al-Muhadzab.
Jasad as-Subki, yang wafat pada tahun 756 di Cairo ini diiringi ribuan umat
Islam. Ada yang mengatakan bahwa tidak ada yang bisa menandingi jumlah
petakziyah Imam Ahmad bin Hanbal, kecuali jumlah petakziyah as-Subki.

*7. Ibnu Hajar al-Atsqalani*
Ia lahir dalam keadaan yatim pada tahun 733 hijriyah di Mesir. Di usia 9
tahun, beliau sudah mempu menghafal al-Qur'an, hafal al-'Umdah (kumpulan
Hadits-Hadits hukum), Alfiyah Hadits Iraqi (ilmu Hadits).
Imam Syaukani menyebutkan bahwa guru-guru Ibnu Hajar adalah para pakar di
bidang masing-masing, antara lain: Hafidz al-Iraqi (ahli Hadits), Ibnu
Mulaqqin (ulama terbanyak berkarya), dan Al Bulqini (ahli fikih). Ia pun
telah melakukan perjalanan ke Hijaz, Yaman, Syam, dan Makkah untuk mecari
ilmu.
Guru dari Imam Sakhawi dan Imam Suyuthi ini menghasilkan karya fenomenal
Fathu al-Bari, dalam waktu 25 tahun. Juga beberapa buku yang berhubungan
dengan kedudukan periwayat Hadits, seperti Lisan al-Mizan dan Tahdzib at-
Tahdzib.
Ulama yang menggelarinya dengan Syaikh al-Islam adalah Imam as Suyuthi. Imam
Sakhawi pun mengarang buku khusus yang berjudul Jawahir ad Dhurar fi
Tarjamah Syaikh al Islam Ibnu Hajar. Beliau wafat tahun 852 H di Mesir.


Sumber :
http://inpasonline.com/index.php?option=com_content&view=article&id=385:tujuh-ulama-bergelar-syaik-al-islam&catid=70:opini&Itemid=104


--
Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang.
now surely by Allah's remembrance are the hearts set at rest.
N'est-ce point par l'évocation d'Allah que se tranquillisent les coeurs.
im Gedenken Allahs ist's, daß Herzen Trost finden können.
>> al-Ra'd [13]: 28


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: