Senin, 22 Februari 2010

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2983

Messages In This Digest (15 Messages)

Messages

1.1.

File - Moderator Sekolah Kehidupan

Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

Sun Feb 21, 2010 3:13 am (PST)




(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email

Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,

Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.

1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE

2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.

Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Salam Hormat,
Moderator Bersama


2a.

(catcil) comment me please...

Posted by: "prita hw" prita_hw@yahoo.com   prita_hw

Sun Feb 21, 2010 7:36 am (PST)



Teman2, aku lagi ikutan Inspiring Word Contest yang diadain akun fb Tetes Embun, temanya pengalaman kita berinteraksi dengan salah satu ayat Al-Qur'an, dan salah satu kriteria penilaiannya adl dgn jumlah komentar yg masuk...

So, please comment me for a while kalo lagi fesbukan yagh, ini link nya :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=361009095280

Tapi, utk bisa comment, temen2 mesti jadi penggemar/fan dari akun Tetes Embun dulu. Gampang banget, tinggal klik aja become a fan/jadi penggemar di wall nya. Beberapa ada yg sudah aku suggest, coba di cek.

Yah, meskipun tar ga menang, yg terpenting adalah berbagi, saling menginspirasi, dan telah berusaha yg terbaik.

Terima kasih atas kesediaan temen2 semua...

-Jabat eratku-
Prita HW.
085236009575 / 087851729070
www.pritahw.multiply.com
fb : Prita Hw

Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

2b.

Re: (catcil) comment me please...

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Mon Feb 22, 2010 12:14 am (PST)



Hehehe, aku dah mulai jarang fsbukan Prit.
Ntar dilihat deh, insyaAllah ya, tapi gak janji.
Gud lak and keep writing thanks

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, prita hw <prita_hw@...> wrote:
>
> Teman2, aku lagi ikutan Inspiring Word Contest yang diadain akun fb Tetes Embun, temanya pengalaman kita berinteraksi dengan salah satu ayat Al-Qur'an, dan salah satu kriteria penilaiannya adl dgn jumlah komentar yg masuk...
>
> So, please comment me for a while kalo lagi fesbukan yagh, ini link nya :
> http://www.facebook.com/note.php?note_id=361009095280
>
> Tapi, utk bisa comment, temen2 mesti jadi penggemar/fan dari akun Tetes Embun dulu. Gampang banget, tinggal klik aja become a fan/jadi penggemar di wall nya. Beberapa ada yg sudah aku suggest, coba di cek.
>
> Yah, meskipun tar ga menang, yg terpenting adalah berbagi, saling menginspirasi, dan telah berusaha yg terbaik.
>
> Terima kasih atas kesediaan temen2 semua...
>
> -Jabat eratku-
> Prita HW.
> 085236009575 / 087851729070
> www.pritahw.multiply.com
> fb : Prita Hw
>
>
> Get your preferred Email name!
> Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
>

3a.

Re: [catcil] Akad Nikah Setelah Resepsi

Posted by: "siril_wafa" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Sun Feb 21, 2010 7:49 am (PST)



Ikut penasaran juga nich sama cerita Novi hari ini....:)
Semoga Novi cepat menyusul juga yach....

Salam,
Sis

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "cahayakhairani" <cahaya.khairani@...> wrote:
>
>
>
> Ikut deg-degan bacanya... lega dengan endingnya... Alhamdulillah ^_^
>
> Semoga Novi cepat nyusul...
>
>
>
>

4a.

(Catcil) Dampak Perasaan Gak Enakan bagi Tubuh

Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com   rahmadsyah_tcc

Sun Feb 21, 2010 3:30 pm (PST)



Shahabatku yang baik semuanya.

Semoga pagi yang berbahagia ini, terdapat kebahagiaan bagi shahabat yang
meluangkan untuk menggunakannya bagi mewujudkan kebahagiaan bagi
keluarganya. Mudah-mudahan, weekend kemarin dan tempo hari yang telah
shahabat susun rencana gemilangnya, menghasilkan keindahan dan ketenangan.
Sehingga istirahat benar-benar tercapai bagi usaha memantaskan keberhasilan
lebih besar pada masa yang akan datang.

Beberapa waktu lalu saya menuliskan status di FB (Rahmadsyah
Mind-Therapist<http://www.facebook.com/rahmadsyah?ref=profile>)
"Berhati-hatilah dengan perasaan "Gak enak atau gak Enakan" dalam melakukan
apapun. Karena itu akan berdampak kepada tubuh kita." Dan beberapa teman FB
merespon untuk penjelasan lebih lanjut. Oleh karena itu, mudah-mudahan note
ini bisa menjelaskan maksud dari status diatas.

Sembari shahabat sedang terus membaca note ini. Saya sangat yakin dan
percaya, shahabat semua pernah menikmati makanan yang amat shahabat suka.
Saya tidak tau makanan apa persisnya. Pasti itu pernah shahabat alami.

Shahabat bisa mengingat-ingat kembali sekarang , makanan terenak dan
benar-benar dinikmati. Tidak terlupakan tentunya, setelah makan Betapa kita
merasa puas, sambil syukur alhamdulillah kepada Allah, atas nikmat karunia
makanan tadi.

Tentu, makanan yang benar-benar enak itu, biasanya tidak hanya dinikmati
oleh mulut saja. Tapi juga anggota tubuh kita yang lain, seperti perut.
Bahkan seluruh tubuh. Dan proses ini terjadi, persis pada sesuap pertama
saat lidah merasakan, kemudian membuat makna difikiran shahabat "ENAK".
Pastinya shahabat menikmati kembali kondisi itu sekarangkan?

lho... ini apa hubunganya dengan topik ini? Tentu, ini sama halnya dengan
perasaan gak enakan.

Saya mengakui dan yakin. Tatkala kita melakukan aktivitas yang benar-benar
kita suka, dimana kerjaan itu menghadirkan rasa nyaman dalam diri kita.
Dengan sendirinya, kita melakukan aktivitas itu dengan riang gembira, bahkan
kita mengerjakannya dengan bahagia. Sehingga kita tidak pernah lelah, bahkan
menjadi lebih sehat. Seorang psikolog menganjurkan *"Jika anda mau hidup
sehat dan bahagia, maka kerjakanlah pekerjaan yang anda cinta dengan tulus".
*

Nah, Bagaimana jika sebaliknya? makanan yang kita suka tadi, tetapi pada
suapan pertama, terasa tidak nyaman dimulut, sehingga kita berfikir (atau
muncul difikiran kita) makanan ini tidak "enak."

Namun, karena kita sudah membuat atau membayar nya. Kita memaksakan untuk
menghabiskannya. Bagaimana kira-kira dampaknya bagi tubuh? apakah sama
kepuasan seperti yang tadi? Perasaan tidak nyaman seperti apa yang kita
rasakan?

Begitu pula dengan aktivitas yang kita lakukan. Tetapi kita melakukannya
dengan perasaan "*GAK ENAK *atau *GAK ENAKAN*". Saya yakin, perasaan ini
membangkitkan emosi yang lain. Seperti rasa tertekan, terpaksa, semacam ada
beban dan entah rasa tidak nyaman lainnya. Sehingga, membuat kita menjadi
stress, maag kambuh, kepala pening dan pusing (mungkin juga yang lain).
Bahkan, setelah kita menyelesaikan kerjaan itu pun, rasa kesalnya masih
terbawa. Terkadang, sampai ada yang direkomendasikan untuk istirahat oleh
dokter.

Sekarang, sudah tau kan? Kaitan antara perasaan "Gak Enakan" berdampak bagi
tubuh?

Sementara itu, mungkin shahabat masih bertanya-tanya. Mengapa saya memberi
analogi makan untuk note perasaan gak Enakan ini? *Ternyata, salah satu
penyebab kita tetap melakukan hal yang kita enggan melakukannya karena "Gak
Enakan"*, *Itu dimulai dari memakan makanan yang tidak kita suka. Karena
kita anggap gak enak, tetapi tetap kita makan (habiskan).*

Saya tau, shahabat mungkin mengkonfirmasi. Bukankah bila makanan yang kita
anggap tidak enak itu kita biarkan dan tidak kita habiskan, maka kita telah
melakukan pem*Mubazir*an? Baiklah, yang satu ini insyAllah kita bahas pada
note minggu depan. Bagaimana kita menyikapi Mubazir dengan hal ini(gak
enakan)? Apa persisnya yang sewajarnya kita lakukan?

Wallahu'alam

Bogor 20 Februari 2010

21.39 wib

--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Mind-Therapist
www.facebook.com/rahmadsyahI YM ; rahmad_aceh
4b.

Re: (Catcil) Dampak Perasaan Gak Enakan bagi Tubuh

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Mon Feb 22, 2010 12:05 am (PST)



Ditunggu kelanjutan tentang ke"mubaziran'nya mas

Thank a lot

salam,
April

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, rahmad nurdin <rahmad.aceh@...> wrote:
>
> Saya tau, shahabat mungkin mengkonfirmasi. Bukankah bila makanan yang kita
> anggap tidak enak itu kita biarkan dan tidak kita habiskan, maka kita telah
> melakukan pem*Mubazir*an? Baiklah, yang satu ini insyAllah kita bahas pada
> note minggu depan. Bagaimana kita menyikapi Mubazir dengan hal ini(gak
> enakan)? Apa persisnya yang sewajarnya kita lakukan?
>
>

5.

Gara-Gara Salah Ngomong, Mario Teguh Hengkang Dari Twitter

Posted by: "Ramaditya Skywalker" ramavgm@gmail.com

Sun Feb 21, 2010 7:50 pm (PST)



Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Sebelumnya mohon maaf kalau saya tak bisa paste artikelnya disini
karena sedang ada masalah di browser saya. Jadi silahkan membaca
ulasan saya melalui link berikut.

http://ramaditya.multiply.com/journal/item/176/Gara-gara_Salah_Ngomong_Mario_Teguh_Hengkang_Dari_Twitter

Terima kasih.

--
"Ramaditya Skywalker: The Indonesian game music lover"

- Eko Ramaditya Adikara
http://www.ramaditya.com

6.

[Catcil] Mendoakan Orang Lain

Posted by: "Aprillia Ekasari" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sun Feb 21, 2010 9:12 pm (PST)



Di akhir bulan Januari 2010, seorang teman les di lembaga kursus English mengirimi aku pesan pendek.

”Pril,
aku mau tanya ya? Waktu hari Arafah musim Haji kemarin kamu puasa apa
nggak? Soalnya semua yang puasa ternyata keinginannya terkabul. Seperti
Mrs. N udah hamil, trus Miss D yang belum punya pacar ternyata dilamar
dan bulan depan nikah. Aku ikut senang doaku dikabulkan.”

Pada
musim Haji yang baru saja lewat beberapa bulan lalu, saat mendengar
temanku akan menunaikan rukun Islam kelima, aku dan teman-teman sering
menodongnya dengan, ”Doakan aku ya...!” Akhirnya temanku ini berbaik
hati ”mencatat” semua doa dan permohonan teman-teman terdekatnya untuk
didoakan di depan Ka’bah. Alhamdulillah, seiring berjalannya waktu,
doa-doa ”titipan” itu satu per satu dikabulkan oleh Dia Yang Maha Kuasa.

***
Kita
semua pasti pernah juga ”ditodong” orang lain dengan kata ”Doakan
ya...!” bukan? Tapi, pernahkah kita sungguh-sungguh mau membantu orang
tersebut mengungkapkan harapannya dalam doa-doa kita? Menyempatkan diri
mendoakan orang itu selesai sholat misalnya? Yang lebih sering, doa
titipan itu terlupa, bukan? Karena biasanya kita selalu menganggap
“amanah” itu selesai ketika kita mengucapkan, “Iya, aku turut mendoakan
semoga bla bla bla.”

Dulu, aku termasuk yang begitu (insyaAllah
sekarang mau usaha memperbaiki diri terus-menerus, amiin). Tapi, suatu
hari ada kejadian yang membuatku makin percaya pada kekuatan doa.
Sehingga, aku tak mau lagi tidak serius dalam berdoa. Termasuk, jika
dititipi doa oleh orang lain. Aku memang tidak tahu, apakah aku
termasuk orang baik dalam pandangan-Nya, tapi aku merasa jika orang
lain berkata kepadaku, “Doakan aku ya…!” Itu artinya aku memang harus
melakukannya, meskipun itu hanya sekali waktu, namun harus serius.
Tidak sekedar, “Iya, aku turut mendoakan.”

Suatu hari, saat aku
masih kuliah dulu, aku punya seorang teman yang non-muslim. Sering,
kami makan siang bersama. Sebelum makan, biasanya sih aku cuma mengucap
“Bismillahirrahmanirrahim” lalu dilanjutkan dengan doa sebelum makan.
Itu kalau sempat. Kalau terburu-buru atau memang malas, kadang cukup
“Bismillah” saja. Tapi, temanku itu dikejar waktu atau tidak dia berdoa
agak lama sekitar satu dua menit sebelum makan. Suatu hari, saya
mendadak malu sendiri. Kok dia berdoanya lama banget, apa saja sih yang
didoakan. Ternyata, dia menjelaskan bahwa dalam doanya, dia
berterimakasih kepada Tuhan atas kebaikan-Nya memberi rezeki. Tak hanya
itu, dia juga mendoakan orang yang memasak makanan itu diberi kesehatan
supaya bisa terus memasak makanan itu untuknya.

Maka, sejak saat
itu dengan tekad tidak mau kalah dari temanku itu, aku turut
memanjangkan doa sebelum makanku. Tidak hanya berterimakasih kepada
Tuhan dan mendoakan orang yang memasak, tapi juga mendoakan orang-orang
yang menyiapkan bahan-bahan makanan tersebut, seperti tukang sayur,
tukang daging, tukang ayam, yah tergantung menu yang aku makan saat itu
lah. Kebiasaan itu tanpa aku sadari berjalan, dan setiap selesai berdoa
itu membuat aku merasakan sesuatu. Semacam kepuasaan atau rasa lega.
Aku memang belum punya banyak uang untuk diinfakkan kepada mereka yang
membutuhkan, tapi setidaknya aku punya doa. Alhamdulillah.

***
Ketika
Februari 2009, masa-masa dimana aku dan beberapa sahabatku di kantorku
dulu sama-sama dalam posisi “down”, baik karena masalah pribadi,
masalah akademik (karena sebagian masih ada yang kuliah waktu itu),
juga masalah pekerjaan, aku semakin percaya dengan kekuatan doa. Aku
dan teman-temanku bersama-sama saling menguatkan dalam doa. Tiap pukul
09.00 WIB saling mengingatkan untuk sholat Dhuha, berusaha menyegerakan
sholat wajib dengan berjamaah, dan sesekali waktu menyempatkan diri
untuk saling sharing. Berusaha mencari tahu siapa yang sedang dililit
masalah apa dan saling mendoakan. Dan ”kekuatan” itu muncullah. Sesuatu
yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata, tapi aku rasakan indah
dalam hati. ”Kekuatan” untuk tidak lemah, untuk tidak pasrah pada
nasib, tapi harus terus berusaha. Berusaha menjalani proses demi proses
ujian-Nya.

Saat itu pula aku tak sengaja menemukan sebuah buku mengenai doa yang memuat hadist:

”...di
atas orang yang berdoa ada malaikat yang mewakili, setiap seorang
muslim mendoakan saudaranya pada kebaikan, maka malaikat yang mewakili
itu berkata. ’Juga untukmu seumpamanya.’” (HR. Muslim).

Hadist
itu, belakangan membuat aku rajin memasukkan banyak nama untuk 
dimasukkan ke list doa. Misalnya, si A minta didoakan masuk perusahaan
X. Lalu, aku ikut berdoa untuk harapannya. Suatu waktu si A benar-benar
berhasil diterima di perusahaan X, entah kenapa aku merasa itu adalah
bagian dari doaku juga. Jika doa itu dikabulkan oleh-Nya, maka aku
yakin doa-doaku sendiri yang lain juga pasti dikabulkan. Mungkin
sebentar lagi atau agak lama. Entahlah. Yang pasti aku yakin Dia Yang
Paling Tahu kapan waktu paling tepat doaku akan dijawab. Sebab
terkabulnya doaku untuk orang lain itu sendiri (uff, pede banget yak!
^_^), membuat aku tahu (dan yakin) bahwa ternyata doaku didengar-Nya.
Itu saja sudah melegakan. Selanjutnya, terserah Dia.

Sebagai
muslim, aku hanya mengharuskan diri percaya pada Qada’ dan Qadar. Qada’
adalah rencana Allah yang masih bisa diubah, salah satunya dengan doa.
Tak hanya doa dari diri sendiri, tapi juga doa dari orang tua, dari
sahabat-sahabat. Dan kita semua membutuhkan itu. Sebaliknya, banyak
orang di sekeliling kita yang ternyata juga membutuhkannya. Saling
mendoakan pun meskipun (disempatkan hanya) sekali namun serius,
ternyata memunculkan ”kekuatan” sendiri, baik bagi yang mendoakan
maupun bagi yang minta didoakan. Karena...

”...di atas orang
yang berdoa ada malaikat yang mewakili, setiap seorang muslim mendoakan
saudaranya pada kebaikan, maka malaikat yang mewakili itu berkata.
’Juga untukmu seumpamanya.’” (HR. Muslim).

Subhanallah...

Surabaya, 22 Januari 2010

Untuk
teman-teman baikku, Nyza, mbak Y, Dai, Mel, Ucup, Donna, mbak Ari,
Laks, Wiwing, Angga, Bayu, dkk yang tidak bisa kusebut namanya satu per
satu.

Aprillia Ekasari
081 793 222 06

7.

Artikel:  Saat Sifat Buruk Ditanggalkan, Sifat Baik Bermekaran

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sun Feb 21, 2010 10:21 pm (PST)



Artikel:  Saat Sifat Buruk Ditanggalkan, Sifat Baik Bermekaran
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
                 
Anda pernah bertemu dengan orang yang sering bersikap negatif? Cara berpikirnya negatif. Cara bicaranya negatif. Cara menyampaikan pendapatnya negatif. Caranya memandang seisi dunia pun negatif. Sebaliknya, anda juga pasti pernah bertemu dengan orang yang sering bersikap positif. Segala sesuatu yang keluar dari mulutnya positif. Tulisan-tulisannya positif. Perilakunya positif. Dan caranya memandang seisi dunia juga positif. Pertanyaannya adalah; apakah perbedaan sikap kedua orang ini disebabkan oleh ’perbedaan gen’ dalam dirinya, atau perbedaan pilihan hidup yang diambilnya?
 
Jika berkunjung ke lapangan olah raga komplek kami,  anda akan melihat pohon mangga yang tinggi dan besar. Dari kejauhan daunnya terlihat hijau rindang, disertai ranting-ranting bersilangan. Namun, kalau melihatnya dari dekat; anda akan tahu bahwa daun-daun hijau nan subur itu bukanlah daun mangga. Melainkan daun benalu yang tebal dan menjalar. Tidaklah mengherankan jika pohon mangga itu enggan berbuah.  Kira-kira sebulan yang lalu, kami memotong sebagian pohon mangga itu. Terutama dicabang-cabangnya yang ditumbuhi para benalu. Tidak disangka, ternyata sedemikian banyaknya benalu itu sehingga sebuah mobil bak terbuka harus bolak-balik mengangkut sampahnya.
 
Hari minggu kemarin, saya berkumpul bersama beberapa warga lain dilapangan itu. Dan tanpa sengaja, kami melihat pohon mangga itu. Kami semua terkagum-kagum dengan pemadangan itu. Kenapa? Karena, sekarang pohon mangga itu dipenuhi oleh pucuk-pucuk daun muda yang besar-besar dan subur-subur. Sekarang, saya menjadi lebih faham; mengapa para bijak bestari sering menasihatkan kita untuk menghilangkan sifat-sifat buruk yang kita miliki. Sebab seperti benalu itu; sifat buruk menyebabkan sifat-sifat baik didalam diri kita enggan muncul ke permukan.
 
Memang, ada orang yang percaya bahwa sifat baik dan buruk seseorang itu sudah tercetak dalam kode-kode genetiknya. Sehingga, ada ilmuwan yang menduga bahwa orang-orang tertentu dilahirkan dengan bakat menjadi penjahat. Tapi, tidak pernah ada kesepakatan tentang kebenaran dugaan ini. Tuhan tidak adil jika menciptakan orang-orang tertentu dengan gen untuk menjadi manusia picik, berpikiran sempit, dan senang berprasangka buruk. Padahal, Dia menciptakan orang lainnya dengan gen untuk menjadi manusia yang baik, berperangai terpuji, serta sopan dan santun kepada lingkungannya.
 
Guru ngaji saya sewaktu disurau dulu menjelaskan kalau Tuhan berfirman bahwa; ”Pada saat meniupkan ruh kehidupan kepada janin manusia, Dia memasukkan kecenderungan sifat manusia kepada kebaikan, dan keburukan.” Oleh karenanya kelak ketika dewasa, seorang manusia memiliki kendali penuh atas dirinya sendiri. Apakah dia memilih menjadi manusia yang berperangai baik, atau buruk.
 
Sayang sekali jika memilih untuk membiarkan sifat-sifat buruk tumbuh subur didalam diri kita. Sebab, saat kita memilih untuk menjadi buruk; sifat-sifat baik kita terkunci rapat. Misalnya, ketika kita memilih untuk memaki orang lain, maka sifat toleran kita tidak kelihatan. Saat kita malas, maka sifat rajin kita hilang. Saat kita membenci orang lain, maka sifat penyayang kita terkekang. Sebaliknya, ketika kita memilih untuk teguh hati, maka sifat cengeng langsung hengkang. Saat kita menghormati hak orang lain untuk berpendapat, maka sifat sok benar sendiri kita tidak mendapat tempat. Dan, saat kita memilih untuk berakhlak mulia, maka perilaku-perilaku tak terpuji kita pergi.
 
Apa peduli elu? Hidup, hidup gua. Mulut, mulut gua. Terserah mau gua pake apa! Ada orang yang berprinsip begitu? Banyak. Kita pun kadang-kadang demikian.  Namun, kita lupa bahwa manfaat bersikap baik itu bukan untuk orang lain. Melainkan bagi diri kita sendiri. Sebab, jika kita berperilaku baik kepada orang lain, kemudian orang lain merespon dengan hal-hal yang baik pada kita; maka yang untung adalah kita. Sebaliknya, jika kita bersikap buruk kepada orang lain, lalu orang lain membenci kita, menjauhi kita, dan mengucilkan kita; maka kita akan kehilangan banyak kesempatan.  
 
Oleh karena itu, sudah saatnya untuk menyadari bahwa berperilaku buruk itu sama sekali tidak memberi manfaat apapun kepada diri sendiri. Apakah dalam konteks hubungan sosial antar manusia, ataupun dalam konteks pekerjaan. Karena, jika kita membawa sifat-sifat buruk itu ke tempat kerja, misalnya; maka percayalah, kita tidak akan disukai teman. Tidak disayangi atasan. Tidak dihormati pelanggan. Sehingga pasti kita akan menjadi pegawai yang gagal. Sebaliknya, ada hadiah istimewa bagi mereka yang membawa perangai baiknya ke tempat kerja. Sebab, dengan sifat-sifatnya yang baik itu; dia akan selalu mendapatkan tempat terhormat, dimanapun dia berada.
 
Dibeberapa cabang pohon mangga itu sekarang bermunculan bunga-bunga bakal buah. Padahal, ini bukan musim mangga berbuah, loh. Semoga saja, hidup kita juga demikian. Ketika semua sifat buruk dari dalam diri kita dibuang; maka segala sesuatu yang kita lakukan akan membuahkan hasil. Bahkan, dalam bentuk dan jumlah yang tidak pernah kita bayangkan.
 
Pantaslah kalau Tuhan kemudian berfirman:”Janganlah Engkau mencampur adukkan kebenaran dengan kebatilan”. Karena ternyata benar bahwa keburukan-keburukan sifat kita bisa menyingkirkan sifat baik. Sebaliknya, sifat baik kita bisa mengusir sifat buruk. Jadi, bagaimana caranya menjadi orang baik? Gampang; tanggalkan semua sifat buruk dari dalam diri kita. Karena, ketika benalu yang menempel di batang pohon mangga itu kita buang; dia menemukan kembali kegairahan hidupnya. Kemudian pucuk-pucuk daun yang indah bermunculan. Dan bunga-bunganya, bermekaran.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
“The Golden Triangle Of Leadership” Learning Facilitator  
http://www.dadangkadarusman.com/  
 
Catatan Kaki:
Tidak mungkin memenangkan sebuah pertandingan, dengan menunjukkan keburukan-keburukan yang kita miliki. Jadi, satu-satunya cara untuk menang adalah; mendemonstrasikan semua kebaikan  yang bisa kita lakukan.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul ”Belajar Sukses Kepada Alam” versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com

8a.

Re: (Catatan Kecil) Pengharapan dan Kasih)

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sun Feb 21, 2010 11:46 pm (PST)



will remember this Bun,

Pengharapan dan kasih adalah dua fondasi dalam kehidupan
> yang akan mendatangkan cinta, sejahtera dan juga harta.
> Cinta, sejahtera dan harta
> tidak akan mendatangkan Kasih dan Pengharapan.
>  

Tengkyu...

salam,
April

PS: ayo Bun, kalau ke Sby lagi kutraktir lontong balap hehe ^_^V

9a.

Re: (Ruang Keluarga) Belajar Meminta Maaf

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sun Feb 21, 2010 11:47 pm (PST)



> Pengalaman tak tergantikan yang kudapatkan menjadi ibu rumah tangga adalah memiliki waktu lebih banyak untuk mengenalkan anak pada hal-hal positif termasuk meminta maaf dan melihatnya melakukan hal-hal untuk pertama kali termasuk mempraktekkan apa yang kita ajarkan tersebut. Kesempatan ini jelas berkurang saat aku masih ngantor.
>

Wew, menyimak mode on, pegangan kalau someday dah jadi emak-emak ^_^V
TFS, mbak...

salam,
April

10a.

Re: (catcil) dua potong kue sus dan kue cokelat

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sun Feb 21, 2010 11:52 pm (PST)



Paling seneng kalau mbaca postingan yag judulnya makanan hehehehe

Wah, asyik yah, menghargai diri dan kerja keras dengan hadiah-hadiah macam gitu. Mau juga ah.

Itu bisa jadi jalan untuk penggemukan diri(ku) juga hahahaha

TFS mbak Retno dan mas Catur. Kapan bisa ketemu lagi ya?

salam,
April

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "punya_retno" <punya_retno@...> wrote:
>
> Saya baru saja usai mencuci piring, saat menemukan bungkusan itu di atas meja kerja kami. Sebuah kantong plastik warna merah berisi dua potong kue sus dan kue cokelat di dalamnya. Hmm, ini sepertinya bukan pemberian dari teman kantor Mas Catur, pikir saya.
>

11a.

Re: (ruang keluarga) Konsekuensi Ketinggalan Barang

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Sun Feb 21, 2010 11:53 pm (PST)



Jadi ingat jaman sekolah2 SD dan SMP dulu. Kalau ada barang ketingglan, krn sekolah dekat rumah bisa minta ijin pulang.

Pas jaman SMA, krn sekolah jauh dari rumah, ya wallahualam, apalagi klo ada PR ketinggalan, yoweslah terimoen nasibmu (terima nasib), dihukum dihukam dah wuahahahaha.

Ibuku juga sering "cerewet" klo tahu aku pulang hanya krn ambil buku or barang ketinggalan gtu dulu, wedew, bandel amat ternyata yo aku kikikikikikikikikiki.

blushing mode on
-April-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Indarwati Indarpati <patisayang@...> wrote:
>
>
>
>
>
> Konsekuensi Ketinggalan Barang
>
>  
>
> Ma,
> cat dan kuasnya kakak ketinggalan. Nanti ada pelajaran. Kalau bisa antar ya.
>
>

12a.

Re: Dari Setback Menjadi Stepback

Posted by: "APRILLIA" april_reto@yahoo.com   april_reto

Mon Feb 22, 2010 12:01 am (PST)



Like this banget pak.

terima kasih. Kadang ada kalanya dalam suatu waktu saya merasa jadi "looser" krn ngerasa hidup saya kok gini-gini aja :D

Tapi, emang sepertinya harus ganti kaca mata neh :D

Ijin ngshare juga

Tengkyu

wass,
Aprillia E.

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Ikhwan Sopa <ikhwan.sopa@...> wrote:
>
> *Dari Setback Menjadi Stepback*
>
> Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita. Ia
> seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban. Dan
> jika kita terjebak, maka cara pandang sebagai korbanlah yang mendominasi
> pikiran dan perasaan kita. *Dunia seperti mau kiamat!*
>
> Bisnis lesu, penghasilan menyusut, pikiran berat dan kacau, perasaan tak
> karuan, tubuh serasa letih luar biasa, merasa serba salah, merasa berjalan
> di tempat, hilang akal, tak tahu harus bagaimana, dan sebagainya. Itu baru
> sedikit dari gejala mengalami dampak sebuah *setback*.
>
> Kita merasa seperti terpenjara, tersudutkan, dan terhakimi oleh keadaan.
> Kita merasa seperti orang yang paling menyedihkan di seluruh jagad raya.
> Kita merasa bahwa di dunia ini, tak ada yang lebih menderita dari diri kita.
> Dunia sudah seperti *neraka* yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!
>
> Itukah yang sedang terjadi padamu wahai sahabat?
>
> Prens, ketahuilah satu hal:
>
> *"Makna Hidup Adalah Transisi"*
>
> Maka yakinilah, bahwa apa yang tengah berlangsung dan sedang terjadi, adalah
> bagian dari *"proses normal"* dalam kehidupan. Ia menjadi "tidak normal"
> karena kita sedang menggunakan *"kacamata minus"*. Padahal, *mata-hati* yang
> sesungguhnya engkau miliki adalah yang terbaik yang dianugerahkan-Nya kepada
> dirimu.
>
> Bagaimanakah caranya dikau bisa mengganti kacamata? Bagaimanakah menyikapi
> semua *setback* sebagai *stepback*? Bagaimana meyakini sebuah
> *kemunduran* sebagai
> bagian dari *kemajuan*?
>
> *RUMUS DASAR*
>
> *1. Perbanyak koleksi kacamata.*
>
> Belajarlah lebih banyak. Setback adalah *tanda* terpenting bagimu untuk
> melanjutkan pelajaran, meneruskan bab iqro, dan memperdalam pengajian.
> Setback adalah *alasan* paling sah dan paling *valid* untuk mendudukkan diri
> kembali ke bangku sekolah kehidupan.
>
> Sebagaimana lapar adalah alasan paling sah untuk makan. Sebagaimana
> mengantuk adalah alasan terbaik untuk tidur. Sebagaimana gatal adalah alasan
> paling benar untuk menggaruk. Sebagaimana *JATUH* adalah alasan terbaik
> untuk *BANGUN*.
>
> *2. Mulailah meyakini ini:*
>
> *"10% adalah fakta, 90% adalah penyikapan."*
>
> Dikau boleh merubah proporsi itu, 20% : 80%, 35% : 65%, atau bahkan 49% :
> 51%, silahkan saja. Apa yang penting untuk matematika hidupmu, adalah *sikap
> > fakta*. Harus selalu begitu. Sebab jika tidak, apapun yang engkau
> perhitungkan tentang dunia ini, akan menyalahi semua hukum matematis alam
> semesta.
>
> Jika dikau masih kurang yakin, bukalah kembali semua buku pelajaran dan
> sebuah wejangan dari orang bijak, mereka yang besar, dan tokoh-tokoh hebat
> yang dikau kenal. 100%, mereka bicara tentang ini.
>
> *TEKNIK*
>
> Ada banyak Prens, ini beberapa.
>
> 1. Perbaiki *bahasa jiwamu* saat ia bersenandung tentang dunia.
>
> *"Ada kalanya, kita merasa bahwa dunia ini tak lagi ramah pada diri kita."*
>
> "Tak lagi" katamu? Bukan Prens, dikau tak boleh memutuskan tali kehidupan
> dengan menjadi hakim yang menjatuhkan vonis mati dengan *finalisasi* seperti
> itu.
>
> Yang benar adalah *"sedang"*. Maka, ia tak lagi menjadi *permanen*, ia
> hanya *sementara*.
>
> *"Ia seperti menjadi musuh ganas yang menempatkan diri kita sebagai korban."
> *
>
> Kau mau terima itu, "korban"? Jangan lemahkan dirimu Prens. Dunia ini
> diciptakan *untukmu*. Dikaulah *raja* di dunia. Tunjukkan cerminan
> ke-Maha-an-Nya dalam diri mu. Engkau adalah wakil-Nya di sini bukan? Itu
> sebabnya statusmu adalah *Khalifah*.
>
> *"Dunia seperti mau kiamat!"*
>
> Siapa dirimu hingga engkau bisa mengira bahwa engkau punya kuasa untuk
> menentukan kapan kiamat harus terjadi? Kata-katamu, sesungguhnya adalah
> ungkapan dari bangkitnya kekuatan besar dalam dirimu. Sayangnya, ia
> telah *tergoda
> nafsu amarah* hingga ingin menjadi lebih besar dari Tuhan. Bukan begitu
> caranya membangkitkan *raksasa*. Sehebat apapun dirimu, tak akan bisa engkau
> menciptakan kiamat.
>
> Bangkitlah dengan benar. Ini bukan kiamat. Dunia adalah arena permainanmu.
> Jangan jadi wasit, jadilah *pemain* yang bijak. Ketahuilah, Yang Maha Kuasa,
> sedang menunjukkan kekuasaan-Nya. Lebih buruk dari setback pun, adalah
> terlalu kecil bagi-Nya. *Terimalah* dulu. Pasrahkan dirimu di dalam *
> skenario-Nya*.
>
> *"Dunia sudah seperti neraka yang membakar mood sampai ke ubun-ubun!"*
>
> Lagi, kamu siapa hingga boleh merasa sangat mengerti seperti apa itu neraka?
>
> 2. Sadarilah *makna* kehidupanmu. Hidupmu adalah *transisi*, bukan sesuatu
> yang statis dan tidak dinamis. Maka tak benar jika engkau menganggap bahwa
> dirimu sedang tak kemana-mana. Engkau sedang berjalan, dengan *perjalanan
> jiwa*. Engkau tetap melangkah, dengan hati yang tak boleh menjadi batu.
>
> Transisi itu begini.
>
> Jika tanah yang kau injak sedang melandai turun, adakah dikau tetap ingin
> mempertahankan ketinggianmu sekalipun dikau harus *melayang *di atas tanah?
>
> Jika kemudian jalan setapakmu menanjak, adakah dikau juga tetap ingin
> mempertahankan ketinggianmu, sekalipun itu akan membenamkan kakimu hingga *
> terpaku* mati di situ?
>
> Jangan! Tetaplah di permukaan. Sesuai dengan naik dan turunnya perjalananmu.
> Menarilah dengan iramanya.
>
> Itu namanya *membumi*.
>
> 3. Untuk melompat lebih tinggi dan lebih jauh, ini pasti. Dikau harus
> mengambil *ancang-ancang* terlebih dahulu. Dan untuk itu, dikau harus *mundur
> dulu *satu atau dua langkah. Bahkan sering, dikau juga harus menekuk sedikit
> penopang tubuhmu, membungkukkan badan, menarik nafas dalam, memiringkan
> badan. Begitu bukan? Itu semua agar dikau tak keseleo atau patah tulang. Itu
> semua agar kekuatan jet-mu adalah cukup untuk take off.
>
> Engkau hidup di sebuah tempat yang namanya bumi. Di situ, berlaku hukum alam
> yang disebut *gravitasi*. Hanya dalam hal khusus engkau bisa menafikannya.
> Tak perlu arogan dengan merasa seperti hidup di awang-awang, hingga begitu
> yakin tak perlu takluk pada hukum gravitasi.
>
> Apa yang terjadi adalah *hukum alam*. Itu sebabnya, apa yang engkau rasakan
> kini sebagai setback, adalah *alami*. Maka jadikanlah kata sifat itu menjadi
> kata kerja, *"alami"* saja. Jalani saja, dengan fisik diam dan jiwa tetap
> bertualang.
>
> Dunia fisikmu sedang perlu *beristirahat*, sebab jiwamu sedang *haus*.
> Reguklah dulu air kehidupan, lepaskan dahulu dahagamu dengan kebijaksanaan
> yang murni. Mata airnya, mengucur deras di dalam dirimu sendiri.
>
> 4. Ingatlah bahwa engkau hidup di dalam film indah tentang kehidupan. Dan
> Dia mengistimewakanmu, dengan tak hanya memberimu *peran*, melainkan
> mengangkatmu juga sebagai *sutradara*.
>
> Keluarlah dari layar. Cuti sebentar dari posisi pemain. Duduk manis di
> bangku penonton, dan nikmatilah kisah hidupmu. Dari situ, engkau akan
> melihat *keseluruhan naskah* dari skenario. Maka temukanlah, bahwa apa yang
> sedang terjadi, hanya *sebuah babak* dari indahya seluruh cerita.
>
> Percayalah, selalu ada bagian di mana engkau bisa menikmatinya dengan senyum
> dan tawa. Dan itu pasti terjadi, saat engkau mengingat semua ini, beberapa
> tahun dari sekarang.
>
> 5. Jangan jadi *serigala*.
>
> Alkisah, seekor serigala melihat buah anggur yang sedap dan ranum. Ia sangat
> menginginkannya, sebab ia sedang bosan dengan lezatnya daging. Kali ini, ia
> mau mencoba kenikmatan baru, dan ia menginginkan anggur itu.
>
> Ia melompat. Sekali, tak kena! Dua kali, tak kena! Tiga kali, tak kena!
>
> Ia beristirahat sebentar dan menarik nafas, lalu mencoba lagi.
>
> Empat kali, tak kena! Lima kali, tak kena! Enam kali, tak kena!
>
> Ia kelelahan, lalu berdengus,
>
> *"Huh! capek deh. Udahan ah. Ngapain. Lagian, paling-paling anggur asem dan
> sepat!"*
>
> Ia pergi dan menyerah kalah. ia sudah terjangkiti penyakit. Namanya,*"Sour
> Grape Syndrome"*.
>
> Prens, enam kali itu baru sedikit. Beristirahat sajalah dulu. Nanti dicoba
> lagi. Dan kali ini, *buang* matematikamu. Kembalilah ke *keyakinan*. Sebab
> ia lebih powerful dari kalkulator manapun. Maka tak akan berarti bagimu,
> apakah dikau harus melakukannya seratus atau seribu kali lagi.
>
> Selagi engkau *yakin dan tak mau menyerah kalah*, maka engkau tak akan
> pernah gagal. Sebab gagal hanya ada jika engkau *berhenti*.
>
> Yakinkah dikau bahwa dengan kesabaran, anggur itu tetap akan jatuh juga? Dan
> ke-Maha-an-Nya, akan membuat anggur itu jatuh di saat yang *paling tepat*;
> ketika ia di puncak kesegarannya dan engkau selalu berada di bawahnya. Tak
> akan makhluk lain yang akan memanennya, kecuali dikau sendiri. Jika engkau
> tinggal, dikau kembalipun anggur itu mungkin sudah busuk.
>
> Isn't that a perfect timing?
>
> Lebih mungkin, ini semua terjadi karena engkau sudah tak sabar ingin *
> "mengijon"*. Itulah yang membuatmu cepat lelah. Jangan Prens, segala
> sesuatu *ada waktunya*. Dan Dia lebih tahu tentang apa yang baik bagimu.
>
> Dan ingat Prens, gravitasi masih berlaku di sini.
>
> 6. Akan tiba saatnya, dikau berubah menjadi kupu-kupu indah yang disukai
> dunia. Setelah dikau merasa sesak di dalam kepompong, dilanda sakit
> metamorphosis. Keluar, lihatlah sinar mentari yang baru, lalu terbanglah
> kemana engkau suka.
>
> Saat dikau berhasil menggeser *setback* menjadi *stepback*, mulailah lagi
> perjalananmu dengan seluruh dirimu, dengan fisik dan dengan jiwamu yang
> telah segar dan bebas penat.
>
> Tahukah dikau bagaimana dunia akan menyapamu saat itu?
>
> *"Well comeback!"*
>
> Ikhwan Sopa
> Master Trainer E.D.A.N.
> http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc
> http://www.facebook.com/pages/Motivasi-Komunikasi-Leadership/196571006305
>

13.

[Woro-woro] UPDATE-PENDAFTARAN PESERTA MILAD SEKOLAH KEHIDUPAN IV (2

Posted by: "Aprillia Ekasari" april_reto@yahoo.com   april_reto

Mon Feb 22, 2010 12:13 am (PST)





Dear all,

Salam Murid Kehidupan!

Mei dah dekat, Mei dah dekat! Hore! Hore! Horeeee... (nyanyikan dengan gayanya si Tasya :D)
 
Sebagaimana yang telah diumumkan beberapa waktu lalu bahwa Mei 2010 milad Sekolah Kehidupan (SK) IV akan diselenggarakan di Jatim. So, kami panitia mengundang teman-teman untuk mendaftarkan diri?
 
Mungkin, aada pertanyaan, "Ngapain sih harus jauh-jauh ke Jatim?"
 
Well, karena ternyata murid-murid SK tidak hanya belajar di Jabodetabek dan wilayah-wilayah sekitarnya, di Jatim pun banyak. ini sekaligus untuk mempererat silaturahmi kita, murid-murid SK. Harapan lokasi baru untuk perayaan milad semoga membawa angin segar untuk memikirkan SK neh kira-kira kelak akan menjadi seperti apa yak?
 
Milad SK IV akan diselenggarakan pada:
Hari: Jumat-Minggu/ 28-30 Mei 2010
Tempat: Newstart, Trawas, Mojokerto
 
Biaya: Rp. 350.000,- yang meliputi fasilitas sbb:
1. Penginapan
2. Transportasi selama di Jatim
3. Kunjungan ke tempat-tempat istimewa di Jawa Timur antara lain:
-jembatan nasional Suramadu
-masjid nasional Al Akbar Surabaya
-lokasi semburan lumpur Lapindo Brantas
-pusat kerajinan tas Tanggulangin Sidoarjo
-kampung batik Jetis Sidoarjo
4. Makan/ konsumsi sebanyak 7 kali
5. Outbond
6. Doorprize

Peserta yang sudah mendaftar per-22 Februari 2010:
1. Dani Ardyansah
2. Suhadi dan keluarga
3. Novi "Khansa"
4. Lia Octavia
5. Siwi dan keluarga
6. Ugik
7. Ario dan istri
8. Candra
9. Rahma Lee
10. Airin
11. Lilik
12. Dayat
13. Sinta
14. April
15. Nia Robie
16. Teha Sugiyo
17. Fauzi
18. Agung
19. Wiwik Hafidzoh
20. Budi Utomo
21. Hadian
22. Sisca Lahur
23. Mida Sutrani Trisana
24. ....
 
Siapa lagi yang mau mendaftar? Silahkan...
 
Pembayaran untuk pendaftaran milad SK sudah bisa dilakukan mulai hari ini melalui:
 
No. Rekening 1420004995139 Bank Mandiri cabang Wiyung Surabaya atas nama Sugeanti Madyoningrum.
 
Konfirmasi pembayaran harap SMS ke: 083854141937 (Ugik Madyo)
 
Untuk keberangkatan teman-teman Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan lain-lain kota silahkan rekan-rekan sepakati (mungkin secara wilayah) bagaimana baiknya. Panitia yang di Jatim menyediakan transportasi penjemputan pada hari Jumat pagi tanggal 28 Mei 2010 di stasiun Gubeng dan/atau pasar Turi Surabaya.

Salam,
Panitia Milad SK IV

Aprillia Ekasari
081 793 222 06

Recent Activity
Visit Your Group
Sitebuilder

Build a web site

quickly & easily

with Sitebuilder.

Group Charity

Hands On Network

Volunteering has

never been so easy

Y! Messenger

All together now

Host a free online

conference on IM.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: