Rabu, 23 Juli 2008

[daarut-tauhiid] Bersandar Pada Ketidakpastian


Bersandar Pada Ketidakpastian

Melihat negeri yang carut marut seperti sekarang ini menimbulkan banyak ketidak pastian di berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan bagi anak-anak kurang mampu, ketersediaan pangan, bahan bakar , lapangan kerja dan sebagainya, sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa ketidak pastian merupakan sesuatu yang pasti.

Tidak ada satu orang pun yang mau hidup dalam ketidak pastian, namun demikian tidak ada yang setuju jika semua orang dapat mengetahui segala sesuatu dengan pasti seperti kapan , dimana dan cara bagaimana kita mati, mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada masa depan, sehinga hal itu mejadikan hidup kita tidak lagi bernilai karena bagaimana mungkin menilai sesuatu yang telah diketahui sebelumnya.

Segala cerita mengenai pemimpin yang ideal yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan tetapi belum ada tidak lebih penting dari pada memilih pemimpin yang kurang baik diantara pemimpin yang tidak baik yang telah tersedia, karena perbedaaanya sangat jelas dan tegas yaitu yang satu wacana yang satu nyata. Dan kita tidak mungkin selalu hidup didunia wacana dan mencemooh dunia nyata

Negara dengan pemimpin yang buruk atau dzalim jauh lebih baik dari pada negara tanpa pemimpin, karena negara tanpa aturan berarti kembali kemasa kebodohan (jahiliyah), dimana aturan yang berlaku adalah hukum rimba yaitu siapa yang paling kuat. Oleh sebab itu yang paling bijaksana saat ini adalah memperbaiki yang ada dari pada memikirkan yang tidak atau belum ada, bukankah wacana mengenai gesekan tampuk kepemimpinan telah ada sejak jaman sahabat yaitu Ali bin Abu thalib RA dan Muawiyah bin Abu Sofyan RA yang munumpahkan darah namun oleh para ulama dikategorikan sebagai Ijtihad

Tanggung jawab terpilihnya pemimpin yang buruk terletak pada pemilihnya dan yang tidak mau memilih sama sekali, karena yang tidak mau memilih berarti memperkecil kemungkinan terpilihnya pemimpin yang lebih baik walau dimata yang tidak mau memilih tidak ada yang baik namun sifat pengecutlah yang hidup diantara pilihan orang lain. Didalam Islam seseorang yang telah memutuskan dan benar dapat pahala dua sedangkan yang salah dapat pahala satu, sedangkan yang tidak mau memutuskan justru tidak memiliki dalil apapun selain pembenaran ego.

Ketidak pastian disamping membingungkan juga bisa menjadi tantangan bagi seseorang untuk memperoleh sebuah kepastian dengan menggunakan berbegai metode analisa untuk memprediksi (forcast) segala sesuatu sehingga melahirkan sebuah perencanaan (planning) dan merencanakan sesuatu merupakan bagian dari menghargai waktu.

Salam

David

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Ads on Yahoo!

Learn more now.

Reach customers

searching for you.

Yahoo! Groups

Cat Zone

Connect w/ others

who love cats.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: