Kamis, 24 Juli 2008

[daarut-tauhiid] Tiada Panggilan Sepenting Seruan Ilahi

Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh

Sepulang kerja tadi, saya pergi ke KL Sentral, stasiun pusat kereta api di
Kuala Lumpur. Langsung menuju ke sebuah Surau, karena tidak lama lagi waktu
Shalat Maghrib akan masuk. Kemudian dimulailah Shalat Maghrib. Sesaat
setelah Imam membaca Bismillahirrahmanirrahiim... disambut dengan suara
ringtone dari sebuah handphone milik jama'ah. Bunyinya nyaring , jenis
ringtone monophonic dari handphone zaman baheula. Dan sepertinya sayapun
kenal dengan lagu yang didendangkan handphone tersebut. Yaa... sebuah lagu
dari Nidji, sebuah grup musik asal Indonesia yang cukup terkenal di
Malaysia. Nah loo... mau Shalat atau dengarin lagu?

Tidak dapat dihentikan, suara Imam bersanding dengan lagu Nidji tadi.
Kebayang juga kadang-kadang, andaikan ringtone tersebut memutar lagu Goyang
Dombret, atau lagu-lagunya Inul atau Dewi Persik atau lagu dangdut lainnya.
Atau boleh jadi ringtone dengan suara-suara hewan, hantu, air, mobil F1,
atau malah desahan seorang perempuan. STOP!!! Bukan jenis ringtone yang
menjadi masalah, walaupun ada yang memasang suara orang membaca Al Quran,
Adzan..., tetap saja mengganggu Shalat! Dan lagu Nidji tadi tetap mengalun
sampai selesai Salam... Seorang jama'ah langsung berdiri dan lari ke
belakang, dan seorang lagi bicara "menyaammmpaah!!". Demikianlah kolaborasi
suara Imam dan ringtone yang sangat-sangat tidak perlu terjadi. Sewaktu akan
meninggalkan Surau, saya membaca di dinding tulisan yang menyuruh untuk
mematikan handphone, amat disayangkan tulisan tersebut terbaca dikala
orang-orang akan keluar dari Surau, bukankah akan lebih manjur dipasang di
dinding yang akan terbaca saat orang-orang masuk.

Di lain waktu dan tempat dulu, namanya Bandar Sunway di daerah Subang Jaya -
Selangor. Saya masuk ke sebuah Masjid, Masjid Al-Husna, terletak persis di
depan sebuah pusat perbelanjaan besar, Sunway Pyramid. Saya membaca sebuah
tempelan di dinding, ada sebuah gambar/sketsa handphone yang dilingkari
garis warna merah dan sebuah garis silang. Di bawahnya saya baca tulisan
"Tiada Panggilan Sepenting Seruan Ilahi", dan di sudut kanan-bawah, ada logo
dari TM (Telekom Malaysia). Kalau dicermati, tulisan tersebut tidaklah
sebuah perintah, perintah untuk mematikan handphone. Tapi, lebih menyiratkan
sindiran. Karena manusia, adakalanya tidak suka dengan perintah-perintah,
tetapi akan lebih maknyos dengan sebuah sindiran.

Fenomena ringtone yang menderu sewaktu kita melaksanakan Shalat memang
sangat mengganggu, mari kita matikan handphone sewaktu akan memasuki
lingkungan Masjid/Surau/Mushalla. Dan bagi yang punya media untuk membuat
sebuah tempelan ajakan, silahkan mencontoh bunyi seperti yang saya baca di
Masjid Al-Husna di atas, TIADA PANGGILAN SEPENTING SERUAN ILAHI.

Wassalamu'alaykum warahmatullahi wabarakaatuh

Imran Mansur

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
===================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
===================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
===================================================
Recent Activity
Visit Your Group
New web site?

Drive traffic now.

Get your business

on Yahoo! search.

Y! Messenger

Instant smiles

Share photos while

you IM friends.

Yahoo! Groups

Stay healthy

and discover other

people who can help.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: