Rabu, 23 Juli 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2133

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (20 Messages)

Messages

1a.

Re: [OOT] Suami Mbak Rinurbad sakit, mohon doanya

Posted by: "dwi andina" dwiandina_r@yahoo.com   dwiandina_r

Wed Jul 23, 2008 12:01 am (PDT)

Saya turut doakan semoga suami mbak rinurbad cepat sembuh,
setiap kali Allah menurunkan penyakit, Allah pasti menurunkan penyembuhnya. Hanya ada orang yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya.
 

1b.

Re: [OOT] Suami Mbak Rinurbad sakit, mohon doanya

Posted by: "r widhiatma" r_widhiatma@yahoo.com   r_widhiatma

Wed Jul 23, 2008 12:30 am (PDT)



"Ya Allah yang Maha Penyayang, sembuhkan suami mba Rini ya Allah
Kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit yang lain,
Kesehatan yang datang karena ridha-Mu."

Semoga mba Rini & suami diberi kesabaran dalam menjemput kesembuhan itu.

wassalamu'alaikum wr wb

wid

--- On Wed, 7/23/08, dwi andina <dwiandina_r@yahoo.com> wrote:

Saya turut doakan semoga suami mbak rinurbad cepat sembuh,
setiap kali Allah menurunkan penyakit, Allah pasti menurunkan penyembuhnya. Hanya ada orang yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya.
 











1c.

Re: [OOT] Suami Mbak Rinurbad sakit, mohon doanya

Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com   paman_sam2

Wed Jul 23, 2008 1:52 am (PDT)


semoga lekas sembuah ya Mbak
semoga suami Mbak bias berkumpul kembali...amin
tfs
--- On Wed, 7/23/08, r widhiatma <r_widhiatma@yahoo.com> wrote:
From: r widhiatma <r_widhiatma@yahoo.com>
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Re: [OOT] Suami Mbak Rinurbad sakit, mohon doanya
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Date: Wednesday, July 23, 2008, 3:30 AM

"Ya Allah yang Maha Penyayang, sembuhkan suami mba Rini ya Allah
Kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit yang lain,
Kesehatan yang datang karena ridha-Mu."

Semoga mba Rini & suami diberi kesabaran dalam menjemput kesembuhan itu.

wassalamu'alaikum wr wb

wid

--- On Wed, 7/23/08, dwi andina <dwiandina_r@ yahoo.com> wrote:

Saya turut doakan semoga suami mbak rinurbad cepat sembuh,
setiap kali Allah menurunkan penyakit, Allah pasti menurunkan penyembuhnya. Hanya ada orang yang mengetahuinya dan ada yang tidak mengetahuinya.
 















1d.

Re: [OOT] Suami Mbak Rinurbad sakit, mohon doanya

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Jul 23, 2008 2:19 am (PDT)

waalaikumsalam wrwb

semoga lekas sembuh ya...

salam
Lia

2008/7/22 Kabinet Eska <kabinet.eska@gmail.com>

> Assalamu'alaikum Wr wb
>
> Suami dari mbak Rini Nurul Badariyah (Rinurbad), kontributor SK aktif,
> sakit sudah 10 hari. Mohon doa tema-teman ya
>
> Mbak Rini bisa dikontak di (http://rinurbad.multiply.com/).
>
>
>
> Wassalammu'alaikum Wr wb
>
>
>
>
> --
> "Comfort home for all"
>
>
1e.

Re: [OOT] Suami Mbak Rinurbad sakit, mohon doanya

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Wed Jul 23, 2008 2:36 am (PDT)


Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, semoga segera disembuhkanNYA

Salam

Arief
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Kabinet Eska"
<kabinet.eska@...> wrote:
>
> Assalamu'alaikum Wr wb
>
> Suami dari mbak Rini Nurul Badariyah (Rinurbad), kontributor SK aktif,
> sakit sudah 10 hari. Mohon doa tema-teman ya
>
> Mbak Rini bisa dikontak di (http://rinurbad.multiply.com/).
>
>
>
> Wassalammu'alaikum Wr wb
>
>
>
>
> --
> "Comfort home for all"
>

2a.

[artikel] Sepenggal Kisah Tentang Anak

Posted by: "r widhiatma" r_widhiatma@yahoo.com   r_widhiatma

Wed Jul 23, 2008 12:47 am (PDT)

tulisan saya persis satu tahun yang lalu, sebelum ikut milis SK.semoga (masih) bermanfaat

Sepenggal Kisah Tentang Anakoleh: r. widhiatma





Seorang anak kecil berlari dengan tergesa-gesa menuju ibunya lalu
berkata, "Bu, apa nama lubang yang ada di depan rumah kita?" Ibunya
menjawab, "Ibu lagi sibuk masak. Pergilah ke ayahmu!" Anak itu pun
berlari menuju ayahnya dan bertanya hal serupa, "Ayah, apa nama lubang
di depan rumah kita?" Ayahnya menjawab, "Ayah sedang membaca Koran.
Pergilah ke kakakmu." Kemudian anak itu berlari kearah kakaknya dan
bertanya hal yang sama, "Kak, apa nama lubang yang ada di depan rumah
kita?" Kakaknya menjawab, "Namanya Biir." Anak itu pun lalu berkata,
"Kak, cepatlah pergi ke lubang Biir itu. Adik kita jatuh ke dalamnya."

====================================

Cerita di atas saya kutip dari buku "Tersenyumlah" tulisan Dr. 'Aidh Al-Qarni yang juga penulis buku best seller "Laa Tahzan
(Jangan Bersedih)". Sebuah anekdot yang hanya akan menjadi gurauan
belaka jika kita tidak memetik hikmah darinya. Dimana dalam cerita itu
dikisahkan seorang anak kecil yang masih terbatas akalnya meminta
sedikit perhatian dari orang tuanya untuk bertanya dan ingin
menyampaikan berita dalam gayanya yang lugu. Kemudian dengan alasan
sibuk, dia diacuhkan oleh orang tuanya. Dan ternyata sikap acuh
itu berakibat sangat fatal. Karena berita yang ingin disampaikan si
anak adalah berita penting yang menyangkut keselamatan jiwa salah satu
anggota keluarga tersebut.

Kita
tidak bisa menyalahkan si anak kecil mengapa tidak berkata langsung
bahwa adiknya terjatuh ke dalam lubang. Tentu pola pikir dalam dunianya
berbeda dengan pola pikir kita sebagai orang dewasa. Dan tentunya pula
seorang anak kecil yang lugu belum memahami pola komunikasi yang
efektif, dimana seharusnya orang tualah yang mengajarkannya. Tapi
bagaimana mau mendidik, sedangkan untuk menjawab pertanyaan sederhana
dari si anak dalam cerita tersebut saja orang tuanya tak acuh dan merasa
terganggu aktifitasnya.


Bukankah
seharusnya orang dewasa yang memahami dunia anak kecil? Sebagaimana
kita diajarkan untuk "berbahasa" dengan "bahasa" orang yang sedang kita
hadapi. Bukankah pula orang tua yang harus meluangkan waktu untuk
mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya? Memiliki
tanggung jawab mendidik dan mengasuh mereka? Bukan sekedar memberikan
mainan, uang, atau segala fasilitas. Bukan pula dengan menyerahkan
tanggung jawab tersebut kepada baby sitter, pembantu, atau sekolah.

Sebuah syair menyatakan:

"Bukanlah
anak yatim itu adalah anak yang kedua orang tuanya telah selesai
menanggung derita hidup (telah wafat) dan meninggalkannya sebagai anak
yang merana. Tetapi anak yatim itu adalah yang mendapatkan seorang ibu
yang menelantarkannya atau seorang ayah yang sibuk tidak
mneghiraukannya."

Teladan
kita Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memberikan perhatian
yang sungguh-sungguh terhadap pendidikan anak. Mengajarkan anak sejak
masih kecil untuk mengenal Tuhannya. Membiasakan mereka melakukan
ibadah shalat sejak sebelum masa aqil baligh, sebelum masa dimana pahala dan dosa mulai dicatat. Beliau juga memerintahkan orang tua untuk memberi bekal kemampuan survive
sekaligus melatih ketangkasan, konsentrasi, kecermatan, dan kekuatan
bagi si anak kelak dengan mengajarkan berkuda, memanah, dan berenang.
Dan di saat yang sama Beliau pun mencontohkan dalam kehidupnya sikap
kasih sayang terhadap anak.


Beliau
SAW. sebagai seorang pemimpin spiritual umat yang juga sekaligus
pemimpin negara tidak segan mengucapkan salam terlebih dulu kepada
anak-anak kecil yang dijumpainya, menjenguk dan mendoakan anak-anak
yang sakit, menghibur anak kecil yang binatang peliharaannya mati,
melamakan sujud saat cucu-cucunya yang masih kecil bermain merangkul
badannya ketika Beliau shalat, bermain menjadi tunggangan bagi
cucu-cucunya, bermain angkat batu dengan anak-anak kecil, dan bercanda
dengan mereka.

Imam Ahmad dengan sanad hasan
meriwayatkan dari Abdullah bin Al-Harits r.a., ia berkata, "Rasulullah
SAW. membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan Kutsair ibnu Abbas r.a.
kemudian beliau berkata, 'Siapa yang lebih dulu sampai kepadaku, maka
baginya ini dan ini (hadiah).' Abdullah dan Harits berkata, 'Maka
anak-anak tersebut bersaing lari kepada Rasulullah SAW. sehingga ada
yang terjatuh ke punggung, dada Beliau, Beliau merangkul dan memangku
semuanya."

Imam Bukhari telah meriwayatkan, bahwa Abu Hurairah r.a. telah berkata:

"Rasulullah SAW telah menciumi Al-Hasan bin Ali. Ketika
itu di sisi beliau duduk Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi. Al-Aqra'
berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak, tapi tak
satupun diantara mereka pernah aku cium.' Maka Rasulullah SAW
memandangnya dan bersabda, 'Man laa yarham, laa yurham'   'Barangsiapa yang tidak mengasihi, (maka dia) tidak akan dikasihi'."

23 juli 2007

R. Widhiatma

Kepada seluruh anak-anak Indonesia: Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli

2b.

Re: [artikel] Sepenggal Kisah Tentang Anak

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Wed Jul 23, 2008 1:33 am (PDT)

tulisan yang bagus...
termasuk jangan salah ngomong sama anak kecil kali ya.. (itu sih cerita aku)
siapapun punya hak untuk didengar...

salam
(yang sama2 ngefans ama batigol)

Pada 23 Juli 2008 14:47, r widhiatma <r_widhiatma@yahoo.com> menulis:

> tulisan saya persis satu tahun yang lalu, sebelum ikut milis SK.semoga
> (masih) bermanfaat
>
>
> Sepenggal Kisah Tentang Anakoleh: r. widhiatma
>
>
> *
>
> [image: Thistired_1]<http://mysoul4.blogs.friendster.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/thistired_1.jpg>Seorang anak kecil berlari dengan tergesa-gesa menuju ibunya lalu berkata,
> "Bu, apa nama lubang yang ada di depan rumah kita?" Ibunya menjawab, "Ibu
> lagi sibuk masak. Pergilah ke ayahmu!" Anak itu pun berlari menuju ayahnya
> dan bertanya hal serupa, "Ayah, apa nama lubang di depan rumah kita?"
> Ayahnya menjawab, "Ayah sedang membaca Koran. Pergilah ke kakakmu." Kemudian
> anak itu berlari kearah kakaknya dan bertanya hal yang sama, "Kak, apa nama
> lubang yang ada di depan rumah kita?" Kakaknya menjawab, "Namanya Biir."
> Anak itu pun lalu berkata, "Kak, cepatlah pergi ke lubang Biir itu. Adik
> kita jatuh ke dalamnya."
>
> *
>
> ====================================
>
>
> Cerita di atas saya kutip dari buku "Tersenyumlah" tulisan Dr. 'Aidh
> Al-Qarni yang juga penulis buku *best seller *"*Laa Tahzan* (Jangan
> Bersedih)". Sebuah anekdot yang hanya akan menjadi gurauan belaka jika kita
> tidak memetik hikmah darinya. Dimana dalam cerita itu dikisahkan seorang
> anak kecil yang masih terbatas akalnya meminta sedikit perhatian dari orang
> tuanya untuk bertanya dan ingin menyampaikan berita dalam gayanya yang lugu.
> Kemudian dengan alasan sibuk, dia diacuhkan oleh orang tuanya. Dan
> ternyata sikap acuh itu berakibat sangat fatal. Karena berita yang ingin
> disampaikan si anak adalah berita penting yang menyangkut keselamatan jiwa
> salah satu anggota keluarga tersebut.
>
>
> Kita tidak bisa menyalahkan si anak kecil mengapa tidak berkata langsung
> bahwa adiknya terjatuh ke dalam lubang. Tentu pola pikir dalam dunianya
> berbeda dengan pola pikir kita sebagai orang dewasa. Dan tentunya pula
> seorang anak kecil yang lugu belum memahami pola komunikasi yang efektif,
> dimana seharusnya orang tualah yang mengajarkannya. Tapi bagaimana mau
> mendidik, sedangkan untuk menjawab pertanyaan sederhana dari si anak dalam
> cerita tersebut saja orang tuanya tak acuh dan merasa terganggu
> aktifitasnya.
>
>
> Bukankah seharusnya orang dewasa yang memahami dunia anak kecil?
> Sebagaimana kita diajarkan untuk "berbahasa" dengan "bahasa" orang yang
> sedang kita hadapi. Bukankah pula orang tua yang harus meluangkan waktu
> untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya? Memiliki
> tanggung jawab mendidik dan mengasuh mereka? Bukan sekedar memberikan
> mainan, uang, atau segala fasilitas. Bukan pula dengan menyerahkan tanggung
> jawab tersebut kepada *baby sitter*, pembantu, atau sekolah.
>
>
> Sebuah syair menyatakan:
>
> "Bukanlah anak yatim itu adalah anak yang kedua orang tuanya telah selesai
> menanggung derita hidup (telah wafat) dan meninggalkannya sebagai anak yang
> merana. Tetapi anak yatim itu adalah yang mendapatkan seorang ibu yang
> menelantarkannya atau seorang ayah yang sibuk tidak mneghiraukannya."
>
>
> Teladan kita Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memberikan
> perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pendidikan anak. Mengajarkan anak
> sejak masih kecil untuk mengenal Tuhannya. Membiasakan mereka melakukan
> ibadah shalat sejak sebelum masa *aqil baligh*, sebelum masa dimana pahala
> dan dosa mulai dicatat. Beliau juga memerintahkan orang tua untuk memberi
> bekal kemampuan *survive* sekaligus melatih ketangkasan, konsentrasi,
> kecermatan, dan kekuatan bagi si anak kelak dengan mengajarkan berkuda,
> memanah, dan berenang. Dan di saat yang sama Beliau pun mencontohkan dalam
> kehidupnya sikap kasih sayang terhadap anak.
>
>
> Beliau SAW. sebagai seorang pemimpin spiritual umat yang juga sekaligus
> pemimpin negara tidak segan mengucapkan salam terlebih dulu kepada anak-anak
> kecil yang dijumpainya, menjenguk dan mendoakan anak-anak yang sakit,
> menghibur anak kecil yang binatang peliharaannya mati, melamakan sujud saat
> cucu-cucunya yang masih kecil bermain merangkul badannya ketika Beliau
> shalat, bermain menjadi tunggangan bagi cucu-cucunya, bermain angkat batu
> dengan anak-anak kecil, dan bercanda dengan mereka.
>
>
> Imam Ahmad dengan *sanad hasan* meriwayatkan dari Abdullah bin Al-Harits
> r.a., ia berkata, "Rasulullah SAW. membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan
> Kutsair ibnu Abbas r.a. kemudian beliau berkata, 'Siapa yang lebih dulu
> sampai kepadaku, maka baginya ini dan ini (hadiah).' Abdullah dan Harits
> berkata, 'Maka anak-anak tersebut bersaing lari kepada Rasulullah SAW.
> sehingga ada yang terjatuh ke punggung, dada Beliau, Beliau merangkul dan
> memangku semuanya."
>
>
> Imam Bukhari telah meriwayatkan, bahwa Abu Hurairah r.a. telah berkata:
>
> "Rasulullah SAW telah menciumi Al-Hasan bin Ali. Ketika itu di sisi beliau
> duduk Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi. Al-Aqra' berkata, 'Sesungguhnya aku
> mempunyai sepuluh orang anak, tapi tak satupun diantara mereka pernah aku
> cium.' Maka Rasulullah SAW memandangnya dan bersabda, *'Man laa yarham,
> laa yurham' 'Barangsiapa yang tidak mengasihi, (maka dia) tidak akan
> dikasihi'*."
>
>
>
> 23 juli 2007
>
>
> R. Widhiatma
>
>
> *
>
> Kepada seluruh anak-anak Indonesia: Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli
> *
>
>
2c.

Re: [artikel] Sepenggal Kisah Tentang Anak

Posted by: "novi khansa" novikhansa@gmail.com

Wed Jul 23, 2008 3:01 am (PDT)

tulisan ini pernah saya forward ke eska juga setahun lalu :D

membacanya, jadi ingat F4

Fikri pernah dengan serius berkata

"Bule... Iki punya masalah"
"Masalah apa" saya merasa aneh, ni anak gaya bahasanya kok dewasa banget
Jelas saya penasaran
"Ga jadi, deh"
"Hhh... masalah apa?"
saya coba kasi perhatian kepadanya dan saya pikir ini serius
"kalau piranha itu, makan sapi 15 menit habis" (dengan semangat dan
berteriak keras)
Saya bengong..., trus masalahnya...
(ternyata itu masalahnya)
Oh, jadi itu masalahnya... *fiyuh

Di lain kesempatan, Fikri berteriak memanggil khadimat kami "mbak.. mbak.."
Karena dia sudah biasa teriak-teriak... saya sempat mau cuekin dia. Tapi,
dia terus memanggil. Ketika ke atas, ternyata dia nyangkut di lemari. Bisa
naik, tapi ga bisa turun. Usaha naik dengan menginjak laci-laci, dan kepala
dimasukkan dalam lemari. Tapi, ketika mau turun dia bingung, karena kakinya
asal memijak, sementara, kepala ada di lemari... Dung...
Untung aja, saya naik, coba kalau cuek aja... bisa-bisa dia jatuh... ke
belakang...

Hmmm, ini nyambung ga ya sama tulisannya, tapi yang jelas... tentang
anak-anak kok :D, dan hmmm, maaf kalo ga nyambung... :D. soalnya saya lagi
kangen sama iki :D

salam

Novi

2008/7/23 r widhiatma <r_widhiatma@yahoo.com>:

> tulisan saya persis satu tahun yang lalu, sebelum ikut milis SK.semoga
> (masih) bermanfaat
>
>
> Sepenggal Kisah Tentang Anakoleh: r. widhiatma
>
>
> *
>
> [image: Thistired_1]<http://mysoul4.blogs.friendster.com/.shared/image.html?/photos/uncategorized/thistired_1.jpg>Seorang anak kecil berlari dengan tergesa-gesa menuju ibunya lalu berkata,
> "Bu, apa nama lubang yang ada di depan rumah kita?" Ibunya menjawab, "Ibu
> lagi sibuk masak. Pergilah ke ayahmu!" Anak itu pun berlari menuju ayahnya
> dan bertanya hal serupa, "Ayah, apa nama lubang di depan rumah kita?"
> Ayahnya menjawab, "Ayah sedang membaca Koran. Pergilah ke kakakmu." Kemudian
> anak itu berlari kearah kakaknya dan bertanya hal yang sama, "Kak, apa nama
> lubang yang ada di depan rumah kita?" Kakaknya menjawab, "Namanya Biir."
> Anak itu pun lalu berkata, "Kak, cepatlah pergi ke lubang Biir itu. Adik
> kita jatuh ke dalamnya."
>
> *
>
> ====================================
>
>
> Cerita di atas saya kutip dari buku "Tersenyumlah" tulisan Dr. 'Aidh
> Al-Qarni yang juga penulis buku *best seller *"*Laa Tahzan* (Jangan
> Bersedih)". Sebuah anekdot yang hanya akan menjadi gurauan belaka jika kita
> tidak memetik hikmah darinya. Dimana dalam cerita itu dikisahkan seorang
> anak kecil yang masih terbatas akalnya meminta sedikit perhatian dari orang
> tuanya untuk bertanya dan ingin menyampaikan berita dalam gayanya yang lugu.
> Kemudian dengan alasan sibuk, dia diacuhkan oleh orang tuanya. Dan
> ternyata sikap acuh itu berakibat sangat fatal. Karena berita yang ingin
> disampaikan si anak adalah berita penting yang menyangkut keselamatan jiwa
> salah satu anggota keluarga tersebut.
>
>
> Kita tidak bisa menyalahkan si anak kecil mengapa tidak berkata langsung
> bahwa adiknya terjatuh ke dalam lubang. Tentu pola pikir dalam dunianya
> berbeda dengan pola pikir kita sebagai orang dewasa. Dan tentunya pula
> seorang anak kecil yang lugu belum memahami pola komunikasi yang efektif,
> dimana seharusnya orang tualah yang mengajarkannya. Tapi bagaimana mau
> mendidik, sedangkan untuk menjawab pertanyaan sederhana dari si anak dalam
> cerita tersebut saja orang tuanya tak acuh dan merasa terganggu
> aktifitasnya.
>
>
> Bukankah seharusnya orang dewasa yang memahami dunia anak kecil?
> Sebagaimana kita diajarkan untuk "berbahasa" dengan "bahasa" orang yang
> sedang kita hadapi. Bukankah pula orang tua yang harus meluangkan waktu
> untuk mencurahkan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya? Memiliki
> tanggung jawab mendidik dan mengasuh mereka? Bukan sekedar memberikan
> mainan, uang, atau segala fasilitas. Bukan pula dengan menyerahkan tanggung
> jawab tersebut kepada *baby sitter*, pembantu, atau sekolah.
>
>
> Sebuah syair menyatakan:
>
> "Bukanlah anak yatim itu adalah anak yang kedua orang tuanya telah selesai
> menanggung derita hidup (telah wafat) dan meninggalkannya sebagai anak yang
> merana. Tetapi anak yatim itu adalah yang mendapatkan seorang ibu yang
> menelantarkannya atau seorang ayah yang sibuk tidak mneghiraukannya."
>
>
> Teladan kita Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk memberikan
> perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pendidikan anak. Mengajarkan anak
> sejak masih kecil untuk mengenal Tuhannya. Membiasakan mereka melakukan
> ibadah shalat sejak sebelum masa *aqil baligh*, sebelum masa dimana pahala
> dan dosa mulai dicatat. Beliau juga memerintahkan orang tua untuk memberi
> bekal kemampuan *survive* sekaligus melatih ketangkasan, konsentrasi,
> kecermatan, dan kekuatan bagi si anak kelak dengan mengajarkan berkuda,
> memanah, dan berenang. Dan di saat yang sama Beliau pun mencontohkan dalam
> kehidupnya sikap kasih sayang terhadap anak.
>
>
> Beliau SAW. sebagai seorang pemimpin spiritual umat yang juga sekaligus
> pemimpin negara tidak segan mengucapkan salam terlebih dulu kepada anak-anak
> kecil yang dijumpainya, menjenguk dan mendoakan anak-anak yang sakit,
> menghibur anak kecil yang binatang peliharaannya mati, melamakan sujud saat
> cucu-cucunya yang masih kecil bermain merangkul badannya ketika Beliau
> shalat, bermain menjadi tunggangan bagi cucu-cucunya, bermain angkat batu
> dengan anak-anak kecil, dan bercanda dengan mereka.
>
>
> Imam Ahmad dengan *sanad hasan* meriwayatkan dari Abdullah bin Al-Harits
> r.a., ia berkata, "Rasulullah SAW. membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan
> Kutsair ibnu Abbas r.a. kemudian beliau berkata, 'Siapa yang lebih dulu
> sampai kepadaku, maka baginya ini dan ini (hadiah).' Abdullah dan Harits
> berkata, 'Maka anak-anak tersebut bersaing lari kepada Rasulullah SAW.
> sehingga ada yang terjatuh ke punggung, dada Beliau, Beliau merangkul dan
> memangku semuanya."
>
>
> Imam Bukhari telah meriwayatkan, bahwa Abu Hurairah r.a. telah berkata:
>
> "Rasulullah SAW telah menciumi Al-Hasan bin Ali. Ketika itu di sisi beliau
> duduk Al-Aqra' bin Habis At-Tamimi. Al-Aqra' berkata, 'Sesungguhnya aku
> mempunyai sepuluh orang anak, tapi tak satupun diantara mereka pernah aku
> cium.' Maka Rasulullah SAW memandangnya dan bersabda, *'Man laa yarham,
> laa yurham' 'Barangsiapa yang tidak mengasihi, (maka dia) tidak akan
> dikasihi'*."
>
>
>
> 23 juli 2007
>
>
> R. Widhiatma
>
>
> *
>
> Kepada seluruh anak-anak Indonesia: Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli
> *
>
>

--
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/
3.

RUTE MILAD SITU GINTUNG

Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com   paman_sam2

Wed Jul 23, 2008 12:48 am (PDT)

       RUTE MENUJU LOKASI MILAD SEKOLAH KEHIDUPAN.COM
                         SITU GINTUNG, 27 JULI 2008
 
 
 
Rute dari Terminal BLOK-M
 
 
 
 

Bus PPD 21 jurusan Ciputat-BLOK-M
Bus Mayasari Bakti jursusan Ciputat-BLOK-M
 
 
 
Diharapkan ketika menunggu Bus dari terminal BLOK-M menunggunya di depan BLOK-M Plaza (BLOK-M 21). Setelah itu turun di Kampung Utan bukan orang Utan ya? Awas itu tidak boleh. Lalu disusul memakai ojek (pake "j" ya bukannya "c" dan "y" kalo pake c jadi Cinta Laura donk! Mana ujan, nggak ada ocyek jalanan becyek….(alah apa syeh). Kurang yakin tanya abang-abang ojek. Dimana danau Situ Gintung atau tempat Out Bond Situ Gintung.Pasti tukang ojeknya tahu kalo tukang ojeknya tidak tahu berarti bukan asle penduduk situ.
 
 
 
Oya, jalan alternatif untuk jaga-jaga lebih baik bawa peta DKI Jakarta ato kalo tidak bawa aja globe. Pinjam sama guru SD tetangga sebelah. Okay, ditunggu! Titi DJ ya…..Amin!
 
 
 
Rute dari Terminal Bekasi
 
 

Bus yang jurusannya ke terminal Lebak Bulus semua lalu turun di Kampung Utan.
 
 
Rute dari terminal Bogor
 
 
 

Bus ato angkot jurusan Parung, Bogor- Lebak Bulus ato juga Ciputat turun di Kampung Utan.
 
 
 
Rute dari terminal Depok
 
 

Bus yang jurusan Depok-BLOK-M
Kopaja 63 Depok-BLOK-M
Semua turun di Kampung Utan.
 
 
 
tentang rute ke lokasi Milad Sekolah Kehidupan. Kurang jelas mohon di tambahkan bila bagi yang mengetahuinya lagi rutenya. Terima kasih.
 
 
 
Si Mamat pulang petang
Si Mata biru  bawa papan sama  baskom
Selamat datang
Anggota baru Sekolah Kehidupan.com
 
 
Tamatlah  sudah si gaun span
Menjaga agar bisa membuat baju kebaya
Selamat ulang tahun sekolah kehidupan
Semoga makin maju dan jaya
 
 
 
Beli kodian sama Mpok Asih
Cukup sekian dan terima kasih

4.

CELOTEH PENUMPANG BUS

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Wed Jul 23, 2008 12:50 am (PDT)



CELOTEH PENUMPANG BUS

Fiyan
Arjunhttp://sebuahrisalh.multiply.comid ym:paman_sam2

 

 

Bagi saya
hal ini sering kali saya alami. Satu-dua kali saya sering mengalaminya. Bahkan
saking seringnya  saya hanya  mampu berkata di dalam hati saja," ya,
beginilah nasib jadi penumpang bus. Dioper  sana dioper sini sama kondektur bus kalau
supir busnya lagi bete nyupir. Pasrah!" Dan batin saya pun bergumam
seperti itu jika hal itu saya alami.

 

 

"Kalau tidak
mau narik jangan ngangkut penumpang, dong!" Protes salah seorang
ibu muda yang sama-sama sebagai penumpang bus dengan saya-yang ada di dekat
saya. Saya yang mendengar itu pun hanya mampu mengelus dada.

 

 

"Ya, nih  kalau tadi saya tahu supirnya kayak begini lebih
saya tidak naik bus ini. Saya menyesal naik! Saya sumpahin nih bus mogok
di jalan," timpal anak  muda berpakaian
kemeja hijau yang sudah naik pitam. Sama-sama menumpangi bus itu pula. Sumpah
serapah pun akhirnya keluar juga dari mulutnya yang seperti mulut harimau. Tak
pantas untuk dikeluarkan.

 

 

Lagi-lagi
saya hanya mampu mendengar sumpah serapah seperti itu-dikeluarkan oleh
anak  muda itu. Saya hanya bergidik.
Seram, bila saya membayangkan jika sumpah serapah yang ia keluarkan itu
benar-benar mujarab. Benar-benar terjadi. Bus itu akan mogok di jalan.

 

 

Entah
saya yang saat itu juga sama dengan mereka tak mampu berbuat apa-apa. Apalagi
mencegah anak muda yang berkemeja hijau untuk melarangnya melontarkan kata-kata
seperti itu. Saya hanya bisa ber-istighfar. Ya, moga-moga saja orang itu
bisa mengendalikan diri. Tak seperti itu lagi dilakukannya.

"Ma´af...ma´af
ya Ibu-ibu dan Bapak-bapak mobilnya mau balik arah. Tidak narik sampai di
terminal," ujar kondektur bus asal goblek.  Tak mementingkan perasaan apalagi menghiraukan
nasib penumpangnya yang telantar di tepi jalan raya.

 

 

Jujur, padahal
saat itu saya ingin berangkat kerja dikarenakan pagi sudah merambat  siang. Halnya dengan penumpang yang lainnya.
Mereka hanya mampu mengeluh dan menggerutu ketika kondektur bus menyuruh seenaknya
hati menurunkan mereka. Itu pun dilakukan karena semata-mata mengejar setoran.
Mereka yang sejak tadi menumpang di bus itu terpaksa turun dengan berat hati.
Termasuk saya juga.

 

 

"Sudah hampir
jam setengah delapan lagi?! Mana bisa ya saya sampai di kantor jam delapan.
Padahal hari ini saya mau interview kerja!" tiba-tiba saya mendengar
nada lirih dari penumpang bus lagi. Kali ini suara itu keluar dari perempuan
muda yang saat  itu sedang keadaan
genting. Penting. Dikarenakan hari itu ia akan ada wawancara kerja untuknya.

 

 

Seperti
biasa saya hanya mampu terpaku mendengar ucapannya. Mau apalagi toh saya
juga tak bisa berbuat apa-apa sebagai "korban" supir dan kondektur bus yang tak
tahu memiliki rasa simpati dan empati itu. Mau berbuat seperti penumpang
lainnya? Mengeluarkan sumpah serapah? Atau, marah-marah sama kondektur bus buat
apa? Toh, saya pikir hanya buang-buang energi. Daripada saya melakukan
hal yang tak terpuji dan tak pantas lebih baik saya diam saja sebagai penumpang
bus. Walaupun saat itu saya juga ingin menuju ke tempat saya bekerja. Bukankah
lebih baik diam?

 

 

Memang
sih ada sedikit dongkol dan bete juga saat mengalaminya. Tapi
lagi-lagi saya bilang nothing to lose  saja! Toh, nanti saya juga akan tiba juga di
tempat saya bekerja tanpa harus mengeluarkan sepatah kata yang nanti akan
menyakiti orang lain.

 

 

"Nah,
Ibu-ibu dan Bapak-bapak naik bus ini saja, ya? Ibu-ibu dan Bapak-bapak tinggal
naik saja." Akhirnya bus yang ditunggu oleh saya dan penumpang lainnya datang
juga. Saya dan penumpang lainya pun menumpangi bus yang sudah diberhetikan oleh
kondektur bus yang saya tumpangi pertama kali.

 

 

"Ma´af...ma´af
ya Ibu-ibu dan Bapak-bapak...." Lanjut kondektur itu lagi langsung melangkahnya
tergesa-gesa itu menaiki bus. Dan bus yang pertama kali saya tumpangi pun
menderu sangat  kencang seperti di kejar
petugas lalu lintas.

 

 

Semua pun
menaiki bus.

 

 

Tapi
sayangnya ketika semua penumpang lainnya sudah ada di atas bus yang kedua kali
saya masih mendengar gerutuan-gerutuan serta dibarengi sumpah serapah. Mereka
yang saat itu kurang puas untuk menerima apa yang sudah mereka alami. Saya
melihat dan mendengar itu semua lagi-lagi hanya bergumam," inikah wajah-wajah manusia
bila hal ada sesuatu yang masih menggajal di hati dan belum dapat dituntaskan
masih melakukan seperti itu. Mengeluarkan dan memuaskan hawa nafsu dengan
berbagai cara. Mengeluarkan sumpah serapah dan marah-marah serta memaki-maki. Dan
itu semua dilakukan semata-mata hanya untuk memuaskan rasa kecewanya?" Entahlah
saya rasa itu kembali dan balik kepada hati nuraninya masing-masing. Apakah mau
menahan hawa nafsunya atau tidak. ***(fy)

 

Ulujami,
22 Juli 2008

Pukul:
20.25 waktu Jakarta

__________________________________________________________
Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist. Download sekarang juga.
http://id.toolbar.yahoo.com/
5.

(cerpen) MENDADAK DANGDUT

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Wed Jul 23, 2008 12:56 am (PDT)



MENDADAK DANGDUT

Fiyan Arjunhttp://sebuahrisalah.multiply.comid ym:paman_sam2

 

Di ruang tamu tak seperti biasanya Kusni seusai
shalat subuh begitu semangat untuk menampaki pagi. Namun tidak pagi itu Kusni
hanya mampu mengeleng-gelengkan kepalanya saja. Ia heran akhir-akhir ini
Rositi, istrinya makin aneh kelakuannya. Bayangkan biasanya istrinya itu setiap
ba´da subuh  mendengarkan penyejuk
rohani. Ceramah pagi dari ustaz Aje Dulkhori yang disiarkan di televisi ini
malah tidak. Istrinya malah asyik mendengarkan dan lagu-lagu dangdut di kamar
sesekali menendangkannya.

 

 

Seorang raja masih bijaksana....

Dalam memutuskan persoalan cinta....

 

 

Terdengar alunan lagu dangdut yang dilantunkan oleh
Ratu Dangdut, Elvy Sukaesih dari piringan putih. Compact disk. Yang di
dalamnya ada kumpulan-kumpulan best of the best karya besar H. Rhoma
Irama. Sang pelopor lagu dangdut itu. Rositi terlihat asyik menikmati penuh
penghayatan yang luar biasa.

 

 

Akhirnya Kusni sudah tak mampu menahan itu semua. Ia
sudah mencapai pada titik puncak untuk memberi peringatan untuk istrinya itu.

 

 

"Lho...lho kok dimatikan sih Pak? Bapak nggak senang
ya melihat istrinya jadi penggantinya Elvy Sukaesih. Menjadi penyanyi dangdut.
Ingat Pak kita inikan orang yang disegani oleh warga kita. Siapa tahu nanti
warga-warga kita senang kalau Ibu Ertenya jadi penyanyi dangdut."

 

Kusni yang mendengar istrinya mengatakan seperti
itu. Ingin menjadi penyanyi dangdut ia tak bisa mengelak apalagi melarangnya.
Terlebih lagi ia adalah seorang kepala rumah tangga (kepala RT) di kampungnya. Ia
sebagai kepala kampung tentunya tak seenaknya melarang hak orang lain untuk
memutuskan menjadi apa nanti. Begitu juga dengan istrinya, Rositi. Ia harus
bijaksana menghargainya.

 

 

"Oya, kemarin istrinya Kang Urip masuk tv lho?
Katanya sih ia ikut audisi untuk menjadi penyanyi dangdut. Dan ternyata
istrinya itu lolos dan masuk tipi kemarin malam," Kusni tak sengaja mendengar
pembicaraan warga-warganya itu di warung Pak Kadir saat sedang mengadakan kerja
bakti. Ia hanya mampu menjadi pendengar yang baik di kala yang lainnya asyik
membicarakan istrinya Kang Urip. Jamilah, nama istri Kang Urip. Kebetulan saat
warga-warganya itu sedang membicarakan istri Kang Urip masuk televisi saat itu kerja
bakti telah masuk istirahat.

 

 

"Iya, semalam saya juga lihat kok Bu Jamilah masuk
televisi. Wah tidak menyangka ternyata Bu Jamilah cantik juga di televisi,"
lanjut Pak Widhi sebagai warga baru di kampungnya itu. Warga baru yang pindah
dua minggu lalu.


 

 

Kusni yang mendengar percakapan dari warga-warganya
ikut bangga bahwa ada warganya masuk televisi sekaligus membuat ia iri. "Masa
sih saya harus kalah pamor sama warga saya sendiri," batin Kusni membatin. Ia
tak mau kalah tenar dengan warganya yang disebut-sebut itu.

 

 

"Kok Pak Kusni melamun saja. Apa memikirkan warganya
yang masuk tv? Ayo, dong Pak Kusni ajak istri bapak iku audisi penyanyi
dangdut. Kan istri bapak bukannya pintar menyanyi. Apalagi saat tujuhbelasan yang
lalu istri bapak jadi pemenang lomba karaoke nyanyi dangdut. Benar tidak
bapak-bapak....!" seru Pak Abidin mengompori-ompori bapak-bapak yang lain saat
istrirahat kerja bakti.

 

 

"Iya, Pak Kusni masa sih Pak Erte kalah sama
warganya," timpal bapak-bapak yang lainnya.

 

 

Kusni yang mendengar dorongan dari warga-warganya
untuk mengikutsertakan istrinya untuk ikiut audisi penyanyi dangdut ikut goyah.
Padahal ia dulu pernah melarang istrinya untuk menyanyi. Apalagi penyanyi
dangdut yang kata orang-orang penyanyi dangdut itu seronok dan kampungan. Mau
dikemanakan wajahnya kalau seorang istri Erte menjadi penyanyi? Itulah kenapa
Kusni melarang istrinya untuk ikut audisi penyanyi dangdut di televisi. Ia
takut di mata warga-warganya ia dikatakan pemimpin yang gagal dan tak
bertanggungjawab atas istrinya nanti. Tapi itu hanyalah hati kecil Kusni yang
berkata. Padahal menjadi penyanyi bukan profesi yang dilarang apalagi
haram.    

 

 

"Memangnya bapak tidak mau kalau istrinya jadi
penyanyi dangdut. Apa takut kalah tenar sama ibu? Lihat Pak masa kita kalah
sama warga kita yang sudah lebih dulu masuk tv. Lihat saja semalam istri Kang
Urip tampil lagi. Bahkan masuk menjadi penyanyi favorit dan itu belum final.
Coba kalau sudah final tambah tenar warga kita itu, Pak."

 

 

Lagi-lagi Kusni tak bisa menjawab perkataan istrinya
itu. Ia sudah habis bahan untuk menjawab ucapan-ucapan yang terlontar dari
bibir istrinya yang tanap polesan. Entah apakah ia harus merelakan istrinya itu
ikut audisi penyanyi dangdut atau tidak? Dan juga apakah ia sudah siap menerima
kalau-kalau saja istrinya masuk televisi? Lalu menjadi tenar. Apakah kata
warga-warganya kalau ternyata ketua kampungnya tak mau kalah sama warganya yang
sudah masuk televisi.

 

 

Saat Kusni melamunkan jalan terbaik untuk istrinya
itu fajar sudah merambat tinggi ke angkasa. Pagi sudah menampakan kehangatan
sinarnya. Di lihatnya jam dinding sudah menunjukan pukul tujuh pagi. Dan itu
berarti satu jam lagi ia harus sudah berada di kelurahan untuk temu janji
dengan Pak Lurah. Mengurusi KTP untuk warga barunya yang baru seminggu itu
pindah di kampungnya.

 

 

Akhirnya Kusni bergegas merapaikan segala keperluan
yang akan dibutuhkan nanti di kelurahan. Ia khawatir jika nanti yang tak
bergegas merapikan segera ada sesuatu hal yang ia terlupakan. Ada berkas-berkas
yang tak ikut terbawa olehnya. Dan saat ia sedang merapikan segala keperluan
untuk menghadap Pak Lurah ia tak menyadari bahwa ada seseorang yang telah
menjadi pendamping hidupnya  selama 15
tahun sedang menunggu jawaban darinya. Ingin mengikuti jejak warganya. Yakni,
menjadi penyanyi dangdut.***(fy)

 

Ulujami, 23 Juli 2008

Terinspirasi dari acara televisi di TPI yakni
DANGDUT DADAKAN. Begini-gini saya juga suka lho sama lagu dangdut. Apalagi
lagu-lagunya Elvi Sukaesih, Rita Sugiarto, Ikke Nurjanah dan Kak. Rhoma Irama. Dangdut
is music my countryJ

__________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
6a.

Re: [jokes] Helm

Posted by: "novi khansa" novikhansa@gmail.com

Wed Jul 23, 2008 1:31 am (PDT)

@nia
iya, ya?
hahahaha, dasar ga tahu malu :D

sampe masuk dapur makai helm juga ya pas mau pulang itu...

@kak uul
yeeeeee, sotoy :P
deadline beneran tahu!!!
kalo bikin sambutan, udah, tuh di depan cermin sampai cerminnya retak-retak,
hehehe :D :P

Thanks 4 reading ;)

salam

novi

2008/7/23 Nia Robiatun Jumiah <musimbunga@gmail.com>:

> lucukoq.. apalagi pas ngebayngin ekspresi wajah mba nov yang meragain
> cerita ini pas di rumah kang dani...
>
> duh bintang eska.. disegala bintang...
> serius bisa, kocak bisa, diary bisa, curhat bisa (eh ini mah gue ya?)
> hi..hi..
>
> 2008/7/23 novi khansa' <novi_ningsih@yahoo.com>:
>
>> bermaksud cerita lucu, tapi kalo ga lucu, dimaapin ya :D
>>
>>
>>
>>
>>
>
>

--
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/
7.1.

Re: [BINTANG SK] Hasil Voting BINTANG SK 2008

Posted by: "novi khansa" novikhansa@gmail.com

Wed Jul 23, 2008 1:35 am (PDT)

@mbak indar
big hug juga buat mbak indar tersayang :)

@uni asma
Uniiiiiiii, dirimu pun bintang...
aku masih kerlip-kerlip, dirimu udah cemerlang....

duh, jadi pengen ke lembang :D

@kak uul
ga mauuuuuuuuu... dimana2 tua dirimu, aku ga mau jadi kakak kelasmu :P
ok, deh Bro :P makasi ya ucapannya :D

2008/7/23 r widhiatma <r_widhiatma@yahoo.com>:

>
> Novi suatu ketika pernah jadi adik kelas saya di sebuah sekolah
> Tapi di sekolah ini Novi adalah kakak kelas saya
>
> congrat sis... (loh memang ini yg menang novi atau mas sismanto siy?) ^_^
> sister maksudnya. hehehe...
>
> (kayaknya dirimu perlu menyiapkan kata-kata sambutan nih untuk milad)
>
> semoga bintangmu makin bersinar
>
>
> juga untuk kakak-kakak yang lain
> semua kandidat LAYAK menjadi bintang
> ups, RALAT!
> semua kandidat ADALAH bintang
>
>
>
> salam, adikmu
>
> wiwid
> :D
>
>
>
>
> --- On *Wed, 7/23/08, asma_h_1999 <asma_h_1999@yahoo.com>* wrote:
>
>
>
> Peee, Met Slamet ya. Dirimu memang layak jadi bintang.
>
> Neng....jangan lupa makan-makannya ya (di KFC juga boleh),hihihihi
>
> asma
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>,
> "Kabinet Eska"
> <kabinet.eska@ ...> wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum Wr Wb
> >
> > Sahabat eSKa,
> >
> > Berdasarkan hasil voting sampai dengan tgl 22 Juli 2008 jam 12:00
> WIB.
> > Pemenang *BINTANG SK 2008* adalah
> > NOVI NINGSIH
> > dengan 12 suara. Semoga kemenangan ini membawa barokah. Semoga
> semakin
> > banyak bintang-bintang yang bersinar di milist Sekolah Kehidupan
> ini.
> >
> > Hasil lengkap voting adalah sebagai berikut :
> >
> > 1. Lia Octavia 11
> > 2. Novi ningsih 12
> > 3. Asma Sembiring 2
> > 4. Retnadi Nur'aini 4
> >
> >
> > Para pemilih adalah sebagai berikut :
> > 1. Epri Saqib
> > 2. Hadian Febrianto
> > 3. Sismanto
> > 4. Syamsul Arifin
> > 5. M.Taufik
> > 6. Retnadi Nur'aini
> > 7. Catur sukono
> > 8. Andri Triwidyastuti
> > 9. Nursalam AR
> > 10.Dani Ardiansyah
> > 11.Margo Widilaksono
> > 12.Regantini
> > 13.Udo Yamin
> > 14.Fiyan Arjun
> > 15.Ugik Madyo
> > 16.Aprilia Ekasari
> > 17.Nia Robiatun Jumiah
> > 18.Kartina Haswanto
> > 19.Aprinda Istiqomah
> > 20.Jun An Nizami
> > 21.Sisca Lahur
> > 22.Novi Ningsih
> > 23.Febty Febriani
> > 24.Beranda Buku
> > 25.Hendra
> > 26.Dikdik Andhika Ramdhani
> > 27.Abe Setiawan
> > 28.Ammy Ramdhania
> > 29.Lia Indryati Jusuf
> >
> >
> > Kepal jari jadi tinju!
> >
> > SK...SK rumahku!
> > Bersatu wahai Sahabatku... ..Eska!
> >
> >
> > Tabik,
> >
> > Nursalam AR
> > Ketua Umum Eska Pusat 2007-2008
> >
> > --
> > "Comfort home for all"
> >
>
>
>
>

--
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply.com
http://novikhansa.rezaervani.com/
8.

MPOK NOVI MET YA JD BINTANG SK JGN LUPA TRAKTIR PAS 26/07/08

Posted by: "fiyan arjun" paman_sam2@yahoo.com   paman_sam2

Wed Jul 23, 2008 1:54 am (PDT)



9a.

Re: SK Solo

Posted by: "Andri Pranolo" apranolo@gmail.com   and_pci

Wed Jul 23, 2008 2:56 am (PDT)

Salam kenal Mas Are

Setahu saya, Solo belum ada Perwakilan SK mas...
Karena tidak begitu jauh dari Jogja, untuk sementara (boleh seterusnya juga
ding ...^_^) kebahagiaan bagi kami, SK Jogja, apabila Mas Are berkenan
bergabung dengan kami.

Kontak saya di 081392554050.
Silahkan isi data singkat berikut:
1. Nama:
2. Jenis kelamin:
3. Pekerjaan :
4. Alamat lengkap:
e-mail:
5. Nomor telepon: Hape:

kirim melalui email *apranolo@ugm.ac.id* CC ke *and_pci@yahoo.com*.

Ditunggu ya mas..!! ^_^

Salam,

Apranolo

2008/7/23 are_dier <are_dier@yahoo.co.id>:

> --Salam--
> mo nanya nih...
> klo di solo ada komunitas SK nggak ya?
> klo ada gmna caranya jadi anggota?
> --makasih--
>
>
>

--
Andri Pranolo
Gendeng GK IV/953, Yogyakarta 55225
Telp. (+62)274-547015/ (+62)81392554050)
http://apranolo.staff.ugm.ac.id
10.

[Perhatian] Siapkan Diri Anda

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Wed Jul 23, 2008 3:13 am (PDT)

Assalaamu'alaikum wr.wb

Sahabat-sahabat semuanya...

Mohon bagi yang belum memilih Kang Dani, atau yang ingin berubah pilihan ke
Kang Dani silahkan segera klik link di bawah ini:
http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan/surveys?id=2402963

Ayo Pilih Ketua SK 2008-2010.

Rapatkan Barisan Satukan Langkah
Suara kita berikan untuk Dani Ardiansyah...
(maksa yaaaah???)

---
Atas nama Tim Sukses Kang Dani
"Si Kasep" ti Bandung
11a.

Re: (Inspirasi) Dari Kumpulan yang Terbuang

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Wed Jul 23, 2008 3:20 am (PDT)

Mas Arrizki, saya ngiri lho sama njenengan, lha pegimane tidak,
pertanyaan njenengan ditanggapi dg buaik sama Eyang Teha.

Pak Teha, pertanyaan saya yg sebelumnya kok Pak Teha tinggal kabur
begitu saja? Padahal saya khan anak Pak Teha juga tho? [;)]

Salam

Arief
(dasar cah ndhableg)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@...> wrote:
>
> trimakasih sahabat riz-q atas kepeduliannya menanggapi tulisan saya.
> trima kasih pula atas pertanyaan yang bagus tentang ortu kita
> masing-masing.
> 1. kita pasti tidak akan bahagia jika melihat ortu tidak bahagia. kita
> juga berharap ortu kita bahagia, manakala melihat anaknya bahagia.
> demikian pula sebaliknya.
> 2. sudah menjadi kewajiban anak untuk tetap bersyukur, menghormati,
> menghargai, menjunjung nama baik, mengabdi dan membalas budi dan
> kebaikan ortu. hanya mungkin cara ungkapnya saja yang beda.
> bagaimana pun juga terima kasih sahabat!
>
>
> Arrizki Abidin wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum
> >
> > Pak Teha
> >
> > Ada pertanyaan yg menarik dari tulisan Pak Teha, yaitu :
> >
> > *"siapa yang sesungguhnya memberikan kontribusi terhadap
kebahagiaan?
> > Orangtua atau anak?"*
> >
> > Saya coba jawab ya PAk..
> > Kita adalah kita. Lingkunganlah yg membantu atau dengan kata lain
> > memberikan kontribusi bagi kita utk membentuk diri. Lingkungan
disini
> > bisa keluarga (ortu,dsb) maupun yg lainnya. Kebahagiaan adalah
> > perasaan. Jika dalam segala hal kita bisa membawa pandangan kita dlm
> > keadaan bahagia, Insya Allah kita bahagia. Oleh karenanya,
kontribusi
> > utk kebahagiaan itu salah satunya yaitu "cara pandang" kita
> > sendiri, terhadap lingkungan kita. Dengan kata lain "positive
> > thinking", bukan kita, org tua, atau org lain. Tapi sekali lagi
"cara
> > pandang" kita. Memainkan mindset kita itu penting utk menjaga
> > kestabilan emosi kita.
> >
> > Pertanyaan :
> > 1. Apakah kita bahagia jika kita melihat orgtua kita tidak bahagia?
> > (dengan catatan orgtua kita org yg benar, bukan yg meminta utk
kesesatan).
> > 2. Kebahagiaan orgtua adl pengabdian kita buat mereka. Apakah sudah
> > sebanding pengabdian kita utk orgtua dgn pengabdian orgtua utk kita?
> > (renungkan dgn membaca ini : disaat orgtua kita kerepotan mengurus
> > kita sewaktu kita kecil, kita sakit, melawan, membantah, bahkan
sakit
> > sekarat sekalipun, orgtua tetap mendoakan kita utk berumur panjang.
> > Mereka iklas mengurus kita sampai kapanpun, sebaliknya, jika kita
> > kerepotan mengurus orgtua kita karena sudah tua, penyakitan, ngomel2
> > melulu, plus kesibukan kita karena bkerja, pernahkah kita mendoakan
> > orgtua kita berumur panjang? yg ada, kebanyakan, kita "sengaja
iklas"
> > jika Tuhan memanggil orgtua kita karena kasihan dgn keadannya yg
> > sakit2an terus).
> >
> > Jgn sampai kita menyesal karena tidak berhasil mengurusi orgtua kita
> > demi mendapatkan kebahagiaan kita yg belum tentu membahagiakan
orgtua
> > kita.
> >
> > Sekian tanggapan saya Pak Teha. 2 pertanyaan saya mudah2an bisa
> > ditanggapi ya Pak..hehe..trims.
> > Wassalamua'alaikum
> > salam
> > Riz-Q
> > ----- Original Message ----
> > From: teha <teha.sugiyo@ toserbayogya. com>
> > To: sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com; dale carnegie
<dale_carnegie_
> > bdg@yahoogroups. com>; ek_farida@yahoo. co.id
> > Sent: Tuesday, July 22, 2008 5:56:42 PM
> > Subject: [sekolah-kehidupan] (Inspirasi) Dari Kumpulan yang Terbuang
> >
> > Inspirasi
> >
> > * DARI KUMPULAN YANG TERBUANG *
> >
> > / Oleh Teha Sugiyo /
> >
> >
>

12.

IBUKU SEORANG PEMBOHONG!!!

Posted by: "Dewata Raya" prabu_dewata_raya@yahoo.com   prabu_dewata_raya

Wed Jul 23, 2008 3:20 am (PDT)



Dengan izin Tuan/Puan/Cik Moderator...

Rencana bersumber dari: www.beruangmadu.com

Anda masih ada Ibu? Atau anda sendiri adalah seorang Ibu? Jika jawapannya "YA" maka silalah teruskan membaca…
Memang sukar untuk orang lain percaya,tapi itulah yang berlaku. Ibu
saya memang seorang pembohong!! Sepanjang ingatan saya
sekurang-kurangnya 8 kali ibu membohongi saya. Saya perlu catatkan
segala pembohongan itu untuk dijadikan renungan anda sekalian.

Cerita ini bermula ketika saya masih kecil. Saya lahir sebagai
seorang anak lelaki dalam sebuah keluarga miskin.. Makan minum serba
kekurangan. Kami sering kelaparan. Adakalanya, selama beberapa hari
kami terpaksa makan berlaukkan ikan masin dikongsi satu keluarga.
Sebagai anak yang masih kecil, saya sering saja merungut. Saya menangis
mahukan nasi dan lauk yang banyak. Tapi ibu cepat memujuk. Ketika
makan, ibu sering membahagikan bahagian nasinya untuk saya. Sambil
memindahkan nasi ke mangkuk saya, ibu berkata : ""Makanlah nak ibu tak
lapar." – PEMBOHONGAN IBU YANG PERTAMA.

Ketika saya mulai besar ibu yang gigih sering meluangkan watu
senggangnya untuk pergi memancing di tali air berhampiran rumah. Ibu
berharap dari ikan hasil pancingan itu dapat memberikan sedikit makanan
untuk membesarkan kami adik-beradik. Pulang dari memancing, ibu memasak
gulai ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu saya memakan gulai
ikan itu ibu duduk disamping kami dan memakan sisa daging ikan yang
masih menempel di tulang daripada bekas sisa ikan yang saya makan tadi.
Saya sedih melihat ibu seperti itu.. Hati saya tersentuh lalu dengan
menggunakan sudu saya memberikan ikan itu kepada ibu. Tetapi ibu dengan
cepat menolaknya. Ibu berkata : "Makanlah nak, ibu tak suka makan
ikan." – PEMBOHONGAN IBU YANG KEDUA.

Selanjutnya bacalah di sini...

13.

Undangan Mabit

Posted by: "arya noor amarsyah arya" arnabgaizir@yahoo.co.id   arnabgaizir

Wed Jul 23, 2008 3:23 am (PDT)



arnabgaizir.blogspot.com
arnab20.multiply.com

__________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
14.

Kirim Cerpen dan Cerbung Kamu ke Eramuslim

Posted by: "Rubina zalfa" rubina_zalfa@yahoo.com   rubina_zalfa

Wed Jul 23, 2008 3:40 am (PDT)

assalamu'alaikum wr wb,

Rekan-rekan yang baik, situs eramuslim.com
membuka rubik baru, rubrik fiksi dan memberi kesempatan bagi
rekan-rekan semua untuk mengirimkan karyanya baik berupa cerpen maupun
cerita bersambung ke eramuslim, siapa tahu karya kalian dimuat ...
untuk informasi selengkapnya, silahkan klik rubrik fiksi di eramuslim
yah ... kami tunggu lho naskah-naskahnya, terima kasih banyak.

wassalamua'alikum wr wb

Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant hello

Chat over IM with

group members.

Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Yahoo! Groups

Familyographer Zone

Learn how to capture

family moments.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: