Selasa, 30 September 2008

[FISIKA] Digest Number 2543

Messages In This Digest (4 Messages)

Messages

1.

Meluruskan yang salah kaprah (Re: [FISIKA] New Idea)

Posted by: "Muhammad Aziz Majidi" aziz.majidi@gmail.com   aziz_majidi

Mon Sep 29, 2008 6:35 am (PDT)

Saya kira topik "new idea" ini perlu ditanggapi agak serius. Bukan karena
idenya bagus dan mungkin benar, tetapi saya kira ada kesalahan berpikir atau
kesalahan dalam proses belajar sang pengusul ide (Sdr. Victor Phoa) yang
perlu diluruskan, supaya yang lain yang masih dalam proses belajar tidak
ikut2an salah kaprah.

Beberapa hal yang saya rasa perlu diluruskan:

1) Adanya partikel bermassa diam nol (yakni foton) tidak melanggar teori
relativitas khusus, sehingga teori relativitas khusus tidak perlu dikoreksi
atau digeneralisasi dengan alasan ini. Kalau ada alasan lain, itu lain soal.

2) Dimensi dalam teori relativitas, baik khusus maupun umum, adalah kerangka
koordinat yang didefinisikan untuk mendudukkan sebuah event (kejadian).
Sedangkan massa, sebagaimana halnya dengan muatan, momentum, dll, adalah
atribut fisis yang "hidup" di dalam kerangka koordinat tsb. Dalam teori
relativitas khusus dikenal koordinat ruang-waktu yang terdiri dari 3 dimensi
ruang + 1 dimensi waktu. Setiap pengamat memiliki koordinat ruang-waktu
sendiri-sendiri, sehingga sebuah kejadian yang sama bisa dipersepsi secara
berbeda oleh 2 pengamat yang berbeda, misal A dan B, di mana yang satu
bergerak terhadap yang lain. Tetapi, koordinat ruang-waktu antara pengamat A
dan pengamat B tidak berbeda secara sembarangan, melainkan terhubung oleh
sebuah transformasi, yang dalam teori relativitas khusus disebut
transformasi Lorentz. Seandainya karena suatu argumen tertentu, sebuah
dimensi baru ditambahkan ke dalam koordinat ruang waktu, katakanlah menjadi
4+1=5 dimensi, maka konsekuensinya perlu dicari bentuk transformasi baru
yang memodifikasi transformasi Lorentz. Tentu ada syarat yang harus dipenuhi
oleh transformasi baru ini, yaitu bahwa hasil-hasil transformasi baru ini
tidak bertentangan secara radikal dengan hasil-hasil prediksi teori
relativitas khusus yang telah terbukti sesuai dengan hasil-hasil eksperimen
sampai derajat ketelitian tertentu. Plus, transformasi baru ini harus dapat
memprediksi hal2 lain yang belum bisa dijelaskan (atau bertentangan) dengan
teori relativitas.

3) Mengusulkan massa sebagai sebuah dimensi menunjukkan bahwa ybs kurang
mengerti kedudukan dimensi dan atribut fisis dalam teori relativitas. Sdr.
Victor Phoa sebaiknya berpikir dulu secara konkret seperti apa transformasi
yang memuat massa sebagai salah satu demensinya. Kalau memang ada,
katakanlah kita sebut "transformasi Phoa" :-). Lalu, iseng-iseng terapkanlah
"transformasi Phoa" tsb untuk menurunkan persamaan-persamaan baru yang
menghubungkan antara atribut2 atau besaran2 fisis yang diamati oleh pengamat
pengamat A dan pengamat B. Cek hasilnya, apakah masih sesuai atau lebih
makes sense daripada hasil2 yang diturunkan dari transformasi Lorentz?
Apakah dari penjabaran tsb, anda dapat menerangkan foton dan black hole
lebih baik dari teori relativitas khusus dan umum yang ada sekarang?
Terus-terang, dugaan saya adalah hasilnya akan amburadul. Jangankan untuk
menerangkan foton dan blackhole, untuk menjaga kekonsistenan antara teori
baru ini dengan konsep2 mekanika klasik yang sudah mapan saja sangat
diragukan. Kalau Sdr. Victor Phoa belum sedikitpun berpikir tentang
transformasi ini, apalagi menjabarkan dan membuktikannya, maka apa yang dia
sebut sebagai "new idea" tsb hanya omong kosong yang tidak ada artinya.

Salam,
Aziz

2008/9/22 arifianto keren <arifianto_ipb@yahoo.com>

>
> Ini teori yang sangat menarik yang keluar dari pemikiran muda yang masih
> segar
>
> Perlu ditekankan apa pengertian dimensi? anda sebagai mahasiswa fisika
> pasti pernah belajar Aljabar Linear, coba lihat pengertin dimensi secara
> matematis(ini juga berlaku untuk fisika). Jika massa menjadi dimensi maka
> harus ada "hubungan" yang jelas antara keempat dimensi lainnya baik secara
> fisis maupun secara matematis.
>
> Sepertinya teman anda ini pemikirannya sangat dipengaruhi oleh teori
> relativitas Einstein. Perubahan panjang, waktu dan massa, semuanya itu
> merupakan konsekuensi dari postulat-postulat Einstein salah satunya
> "kecepatan cahaya tetap dalam kerangka acuan inersia..." sekali lagi
> konsekuensi-konsekuensi tersebut bisa dibuktikan dengan hukum-hukum fisika
> dan matematika.
>
> Dalam teorinya, Einstein menggunakan kecepatan cahaya sebagai acuan
> sehingga itu pulalah yang menjadi keterbatasan teorinya yakni kecepatan
> cahaya. saat objek melebihi kecepatan cahaya maka teori ini sudah tidak
> berlaku lagi. mungkin teman anda menggunakan analogi perubahan massa,
> panjang dan waktu dalam teori Relativitas Einstein untuk menjelaskan objek
> yang bergerak dengan kecepatan lebih dari kecepatan cahaya. dalam teori ini,
> saat benda mendekati kecepatan cahaya masa akan bertambah, panjang akan
> mengkerut dan waktu akan memuai, analoginya jika lebih dari kecepatan cahaya
> masa akan menjadi sangat besaaaar sekali (mendekati tak hingga), panjang
> menjadi nol (hilang) dan waktu akan panjaaaang sekali (diam). mungkin
> analogi ini yang menjadi pemikiran dasar teman anda. disamping dua besaran
> yang terakhir (panjang dan waktu) adalah dimensi, nah karena massa juga
> nimbrung disitu maka teman anda menjadikannya sebagai dimensi juga. Secara
> analogipun pemikiran ini kurang tepat, karena diatas kecepatan cahaya objek
> tidak lagi mengikuti teori Relativitas Einstein, artinya boleh jadi massa
> tidak lagi bertambah besar, panjang tidak lagi mengkerut dan watu tidak lagi
> memuai.
>
> Teori di atas merupakan teori Relativitas Khusus, untuk cakupan yang lebih
> luas lagi dijelaskan Teori Relativitas Umum, dimana keterlibatan gaya,
> percepatan dan gravitasi diperhatikan. Penjelasan tentang terjadinya Black
> Hole berdasarkan teori teman anda cukup menarik, tetapi sekali lagi Teori
> Relativitas, sebagai dasar pemikirannya sekalipun, tidak mendukung
> pernyataan tersebut.
>
> Tambahan satu lagi: "Teori Fisika baru bisa dibilang Teori Fisika jika
> memenuhi dua syarat yakni kebenaran dan keindahan." benar secara fisika
> (memiliki dasar yang jelas dan sesuai) dan benar secara matematis (dapat
> disederhanakan secara matematis). Indah secara fisika maupun matematis.
> Banyak teori yang sangat kuat dalam matematis namun gugur karena tidak
> memiliki nilai keindahan secara fisika.
>
> Ini hanya sekedar kritik dan saran, tolong sampaikan kepada teman anda
> jangan putus asa dalam membangun sebuah teori. mungkin suatu saat teori ini
> memang terbukti benar namun dengan cara penyajian yang lebih baik.
>
> ----- Original Message ----
> From: Asis Pattisahusiwa <asisphysic04@gmail.com>
> To: Fisika Indonesia <fisika_indonesia@yahoogroups.com>
> Sent: Monday, September 22, 2008 1:46:43 PM
> Subject: [FISIKA] New Idea
>
> Dear All.
>
>
> ini ada titipan dari teman aku. dia ingin idenya ini didiskusikan di forum
> ini.
>
> terima kasih
>
> --
> Asis Pattisahusiwa
>
> Jurusan Fisika, F. MIPA, Universitas Pattimura - Ambon
>
>
>
2a.

Re: Masalah Lebaran

Posted by: "Ma'rufin Sudibyo" marufins@yahoo.com   marufins

Mon Sep 29, 2008 6:09 pm (PDT)

Hilaal itu Bulan dalam fase sabit yang paling kecil yang sudah bisa diamati mata manusia, baik dengan ataupun tanpa alat bantu. Hilaal bisa terlihat (visibel) karena adanya 3 faktor sekaligus yang bekerja bareng-bareng :

1. Posisi astronomis Bulan dan Matahari
2. Dinamika atmosfer
3. Resolusi mata manusia
So sebenarnya isu tentang hilaal ini adalah salah satu lahan garapan fisika, khususnya optika.Ketiga faktor tadi bekerja sekaligus yang diekspresikan dalm intensitas cahaya langit senja dan intensitas cahaya hilaal. Hilaal akan nampak jika intensitas cahaya hilaal melebihi intensitas cahaya langit senja dan sekaligus melampaui ambang batas resolusi mata manusia untuk nilai intensitas cahaya langit senja yang bersangkutan.

So, ini bukan hanya masalah posisi (baca : tinggi) Bulan dan Matahari saja. Penggunaan posisi Bulan dan Matahari berada dalam ranah pendekatan geometris yang menjadi ciri khas teori visibilitas hilaal sejak abad ke-20. Namun ini mulai ditinggalkan menjelang abad ke-21, karena disadari, akurasinya jelek.

Jika berdasarkan pada posisi Bulan, bisa kami katakan, untuk Indonesia (sebagai daerah berlintang rendah), bila hilaal cukup jauh dari Matahari (dengan beda azimuth 6 - 7 derajat saat sunset), approksimasi ketinggian minimum hilaal saat sudah mulai terlihat adalah 4 derajat. Namun jika hilaal tepat di atas Matahari (beda azimuthnya nol derajat), maka approksimasi ketinggian minimum hilaal saat sudah mulai terlihat melambung menjadi 14 derajat.

Salam,

Ma'rufin

----- Original Message ----
From: ar sugeng riyadi <ar_sugeng_riyadi@yahoo.com>
To: fisika_indonesia@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 27, 2008 11:52:25 PM
Subject: Re: [FISIKA] Masalah Lebaran

Salam,

Hilal terendah yang bisa diamati mata normal secara Fisika menurut saya sebagaimana Limit Danjon (http://the- moon.wikispaces. com/Danjon+ Limit) yakni 7°.
Selamat "iedul fitri, Taqobbal Allah Minna wa minkum...

Wassalaam,

Pak AR di Solo
http://pakarfisika. wordpress. com/

--- On Sat, 9/27/08, Mochammad Muchlis <mlis@plasa.com> wrote:

From: Mochammad Muchlis <mlis@plasa.com>
Subject: [FISIKA] Masalah Lebaran
To: fisika_indonesia@ yahoogroups. com
Date: Saturday, September 27, 2008, 11:47 AM

Salam,

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H. Seperti biasa,
menjelang lebaran tentu banyak perbedaan dalam
penghitungan antara ahli hisab dan ahli rukyat. Untuk
rukyat, yang berdasarkan pengamatan bulan secara langsung,
itupun diselahi dengan perbedaan soal syarat sudut
pandang. Saya mau tanya secara fisika, berapa derajatkah
bahwa bulan dikatakan tampak, meski bulan sepenuhnya.
------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Flexi - Gratis bicara sepanjang waktu se-Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Speedy Gratis internetan unlimited dari pkl. 20.00 s/d 08.00 se-Jabodetabek, Banten, Karawang dan Purwakarta

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Nikmati akses TelkomNet Instan Week End Net hanya Rp 1.000/jam. Berlaku untuk Sabtu-Minggu, khusus Jawa Tengah dan DIY s/d 31 Desember 2008

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Speedy Paket Merdeka 2008, hanya Rp 99ribu sudah mendapatkan modem dan registrasi, diskon abonemen 50% 3 bulan pertama (tidak termasuk Speedy Warnet). Berlaku khusus Jawa Tengah dan DIY s/d 30 September 2008

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Dapatkan Free Modem + Free Biaya Aktivasi Untuk Pemasangan Internet Speedy Di Kandatel Makassar S/D 30-08-208, Hub.147 atau modemgratis@ plasa.com

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -



3a.

Blue print fisika indonesia <-- [FISIKA] Re: Prof. Tjia May On MALU

Posted by: "zxabidin" zxabidin@yahoo.com   zxabidin

Mon Sep 29, 2008 6:11 pm (PDT)

Membatasi jumlah jurusan fisika, kesannya terlalu otoriter. Kalau
memang lulusan jurusan fisika sulit mencari kerja maka dengan
sendirinya peminatnya akan berkurang, hingga jurusan fisikanya tutup.

Daripada membagi2 jurusan fisika terapan vs jurusan fisika murni,
lebih baik memberdayakan group2 di dalam jurusan fisikanya. Masing2
jurusan diharapkan cukup bijak utk mempekerjakan beberapa dosen2 yg
lebih teori dan beberapa yg eksperimen. Beberapa yg sains murni,
beberapa yang terapan. Proporsinya disesuaikan dengan lingkungan,
perlu riset utk tahu atau sekedar "trial and error"? (bergantung pada
duit? dana riset yg bisa diperoleh atau dana mahasiswa? Capitalist
system rules)

Perlu lebih digalakkan lagi komunikasi antara dosen2 fisika dari
kampus2 yang berbeda, sehingga bisa saling belajar kebijakan di kampus
lain dan kurikulumnya. Pak/bu dosen kan pinter2 tuh, cuma butuh media
yg pas utk menyampaikan/saling berbagi ide, I believe they can fix
their own department. Milis ini salah satu media itu.

--- In fisika_indonesia@yahoogroups.com, "saidphysics"
<saidphysics@...> wrote:
>
> Gak bermaksud wrap up diskusi, cuma saya berusaha agak serius
sedikit
> :-) mengenai Blue Print Fisika Indonesia .. Sebenarnya sudah ada
belum
> ya?
>
> Mungkin bisa diawali oleh HFI sebagai lembaga payung fisikawan
> Indonesia, untuk mendiskusikan salah-satunya mengenai planning atau
> mungkin demografi akan kebutuhan fisikawan yang sesuai dengan
kondisi
> bangsa Indonesia sekarang dan impian jangka pendek atau jangka
panjang.
>
> Contoh outputnya agar kita semua tahu berapa sih jumlah fisikawan
yang
> dibutuhkan per sub-sub bidang fisika, baik di uni atau di industri,
> sehingga kita bisa mulai menstandarkan kualitas dan tentunya
> remuneration yang layak sehingga gak ada orang menyesal jadi
fisikawan
> dan iri sama pekerjaan supir bus :-)
>
> Karena fisikawan bukan pekerja sosial, dia adalah profesi.
>
> Mungkin gak akan menyenangkan beberapa pihak karena mungkin
> jurusan-jurusan fisika yang justru gak punya kelompok minat fisika
> teori/murni lebih baik di 'reformasi' menjadi jurusan fisika terapan
> atau teknik fisika di bawah fakultas teknik sehingga lebih efesien
> dalam mencetak para fisikawan terapan, yang berkarier secara
> profesional sesuai bidang yang dibutuhkan.
>
> Gambaran kasar saya, Indonesia cukup lah punya departemen fisika
> murni/teori sebanyak 4 atau 5 buah saja di seluruh Indonesia, satu
di
> Sumatra, satu di jawa, satu di kalimantan, satu di sulawesi satu di
> papu .. selebihnya jadi fisika terapan.
>
> Tapi 4 atau 5 departemen ini memang sangat berkualitas yang nantinya
> menghasilkan output riset yang siap di developed oleh para lulusan
> fisika teknik yang berasal dari uni-uni lain yang jumlahnya lebih
> banyak .. iya donk .. kan yang physical engineer di LHC aja pasti
> lebih banyak di banding hard-core particle physicist!
>
> Karena ini investasi jangka panjang, tentunya pemerintah harus
> mensubsidi dana pendidikan nya bagi orang-orang yang cocok di
> bidangnya karena nanti kalau mereka sudah lulus dan bekerja sesuai
> bidang yang dibutuhkan maka tentunya pendapatan negara dari pajak
> profesi bisa di dapat.
>
> Ya .. itu kira-kira igauan saya lah, atau lebih tepatnya ekspektasi
> saya yang mungkin terlalu muluk-muluk terhadap HFI atau lembaya
> komunitas fisika/sains lainnya.
>
> Ada tambahan ide?
> Share yours!
>
> Cheers.
>
>
>
>
>

4.

Selamat Iedul Fitri 1429 H

Posted by: "Satria Zulkarnaen" izoel13@yahoo.com   izoel13

Mon Sep 29, 2008 6:11 pm (PDT)

Taqaballahu
minna wa minkum, shiamana wa shiamakum

Semoga amal ibadah shaum kita diterima Allah SWT.

Semoga kita meraih kemenangan dengan kembali kepada
fitrah di hari yang fitri ini.

Semoga perbaikan diri kita tidak berhenti di sini
dengan berakhirnya sekolah Ramadhan tahun ini.

Semoga kita senantiasa terus memperbaiki diri menjadi
manusia yang lebih baik lagi, dari waktu ke waktu, dan menjadi seorang muslim
yang kaffah.

Semoga Allah SWT masih memberikan kesempatan bagi kita
untuk mencapai Ramadhan berikutnya.

Minal Aidin wal Faidzin

Selamat Iedul Fitri 1429H

Mohon maaf lahir dan batin


>>->>IZUL<<-<<$4+|~14<<
-----------------------
Satria Zulkarnaen Bisri
Graduate Student
Low Temperature Condensed State Physics (Y. Iwasa Lab.)
Institute for Materials Research
Tohoku University, Japan
URL: http://www-lab.imr.tohoku.ac.jp/~satria/index.html

Recent Activity
Visit Your Group
Yahoo! Finance

It's Now Personal

Guides, news,

advice & more.

Yahoo! Groups

Familyographer Zone

Learn how to capture

family moments.

Yahoo! Groups

Find balance

between nutrition,

activity & well-being.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web
===============================================================
**  Arsip          : http://members.tripod.com/~fisika/
**  Ingin Berhenti : silahkan mengirim email kosong ke :
                     <fisika_indonesia-unsubscribe@yahoogroups.com>
===============================================================

Tidak ada komentar: