Kamis, 25 September 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2272

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (25 Messages)

1.
(Catcil) Menemukan Cinta di Sudut-sudut 1000 Cinta From: dyah zakiati
2a.
Re: (Inspirasi) Bersukacitalah! From: setyawan_abe
2b.
Re: (Inspirasi) Bersukacitalah! From: setyawan_abe
3a.
Membaca Tentang Retno.. From: Sunis Emgie
3b.
Re: Membaca Tentang Retno.. From: Nia Robiatun Jumiah
3c.
Re: Membaca Tentang Retno.. From: Bu CaturCatriks
4a.
FW: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah! From: tinta_mirah
4b.
FW: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah! From: setyawan_abe
4c.
FW: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah! From: setyawan_abe
4d.
Re: FW: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah! From: teha
4e.
Re: (Inspirasi) Bersukacitalah! From: yudhi mulianto
4f.
Re: (Inspirasi) Bersukacitalah! From: teha
5a.
Selamat Idul Fitri From: melly kiong
5b.
Re: Selamat Idul Fitri From: Pandika Sampurna
5c.
Selamat Idul Fitri From: varel.g@live.com
6a.
Re: (Inspirasi) ...dan makhluk itu bernama cinta From: nurul hida
6b.
Re: (Inspirasi) ...dan makhluk itu bernama cinta From: novi_ningsih
6c.
Re: (Inspirasi) ...dan makhluk itu bernama cinta From: yudhi mulianto
7a.
Fwd: Tersenyumlah Dengan Hatimu From: Pandika Sampurna
7b.
Re: Fwd: Tersenyumlah Dengan Hatimu From: Bu CaturCatriks
8a.
(bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008 From: Lia Octavia
8b.
Re: (bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008 From: Bu CaturCatriks
8c.
Re: (bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008 From: novi_ningsih
8d.
Re: (bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008 From: novi_ningsih
9.
Bls: [sekolah-kehidupan] Re: Fwd: Tersenyumlah Dengan Hatimu From: dyah zakiati

Messages

1.

(Catcil) Menemukan Cinta di Sudut-sudut 1000 Cinta

Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Wed Sep 24, 2008 7:16 am (PDT)

Indahnya cinta tak terperikan. Membuat hati begitu berwarna. Betapa beruntung orang yang mendapatkannya. Betapa merana karena cinta pun begitu mendebarkan.

SMS, telepon, bantuan-bantuan dari malaikat berwujud manusia itu begitu terasa dalam acara 1000 Cinta ini. Pada merekalah seharusnya rasa terima kasih diberikan. Malu rasanya hati ini tak berbuat maksimal demi cinta itu. Maafkan ya. Tapi setidaknya biarkan diri ini menuliskan rangkaian kata sebagai tanda betapa diri ini berterima kasih pada sahabat-sahabat yang telah mengorbankan waktunya demi cinta.

Episode penyebaran 1000 cinta di Jakarta Timur mulai dibicarakan di Bulungan. Di sebuah musholla kecil nan asri di tengah berdebunya kota. Kebetulan beberapa teman ikut dalam acara pembukaan 1000 Cinta yang diadakan oleh pusat. Disitulah janji dibuat. Tanggal 21 Ahad kelak 1000 Cinta Jaktim akan disebar.

Beberapa teman meng-SMS menawarkan bantuan (terima kasih, semoga Allah membalas dengan kebaikan yang sangat) tuk menyebarkan. Karena lagi-lagi penyakit berpikir terlalu praktis membuat beberapa tawaran itu terabaikan (hiks, maafiiiiin yaaa). Tepat Ahad tanggal 21 September 2008 pukul 11.15 pasukan Cinta dari Jakarta Timur pun datang (hehehe, hiperbola). Mr. R, dan Pak Yudhi. Karena ada satu anggota penyebar yang belum datang, maka perlombaan membungkus paket dengan kertas kado dimulai. 9 Paket Cinta Jakarta Timur dengan cantiknya berhasil dibuat oleh kedua pria itu.

Sekitar pukul 14.00 Yayan, sesuai dengan janjinya akan datang, datang membawa kertas bertuliskan paket 1000 Cinta. Jadilah paket cinta semakin cantik ditandai dengan kertas yang juga berlogo Sekolah Kehidupan itu.

Penyebaran dibagi menjadi dua titik. Yayan bertugas menyebarkan di Pulogadung, Rawamangun, Pondok Kopi, dan daerah dekat Pondok Kopi juga,sedangkan Mr. R dan Pak Yudhi bertugas menyebarkan di Stasiun Jatinegara, Terminal Kampung Melayu, Stasiun Tebet, Stasiun Cawang, dan Musholla daerah Cililitan.

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, maka akad serah terima sah dilakukan di setiap tempat (foto bisa dilihat di milis ^_^). Diawali dengan konvoi ke Stasiun Jatinegara penyerahan paket diterima dengan baik. Subhanallah, di tengah gersangnya stasiun ada bunga mawar yang merekah. Di musholla Kampung Melayu yang mungil itu serah terima kembali berjalan.

Stasiun Tebet memiliki beberapa musholla. Setelah sedikit melihat-lihat kondisi mushollanya, akhirnya Mr. R dan Pak Yudhi menyerahkan paket cinta itu kepada perwakilan pengurus musholla. Sholat Ashar sekalian dilakukan di musholla Cawang. Ada beberapa musholla di sana. Cinta kembali merekahkan senyum. Dengan manis momentum itu diabadikan. Akhirnya episode penyerahan terakhir dilakukan di sebuah musholla dekat pusat kemacetan seberang PGC.

Ada cinta di hati, ada cinta di musholla. Ada cinta di mana-mana. Episode penyebaran cinta diakhiri dengan mengikuti acara di Panti Asuhan Jakarta Selatan. Walau sedikit nyasar (sedikiiit banget kook),akhirnya rombongan sampai di sana. Suprise, bahagia, senang, melihat sahabat-sahabat Eska yang langsung menyambut dengan senyum (yang membuat segala imbas akibat jalan-jalan hilang) dan melihat puluhan anak-anak berkumpul di panti asuhan itu.

Mbak Retno dengan piawainya mengisi acara ke anak-anak. Maz Galih yang tak segan-segan melakukan hal yang bisa dibantu. Maz Catur yang mendampingi acara dengan senang, Mbak Lia yang mengurus berbagai hal termasuk konsumsi, Maz Dani, mbak Endah, dede Nibras yang ceria, Oom Fiyan yang dengan semangatnya mempersiapkan minuman pembuka untuk sahabat Eska, Yayan yang foto-foto, Divin yang menambah ceria suasana, Pak Sinang yang berbagi cerita dengan ramahnya pada anak-anak. Bu Has yang cantik dan ramah beserta pasukannya:), mbak Indar dan suami serta dede Yasmin dan Ais yang bikin kangen. Nia yang baik hati dan perhatian, semua deeh, semuaaa membuat indah malam itu.

Betewe episode kepulangan juga lumayan bikin ketawa lhoo. Biarlah jadi kenangan saja deh (hehehe, ketauan males nulisnya).

Spesial Thanks to:
Pak Yudhi, Mr. R, dan Yayan. Tanpa kalian paket-paket itu akan tetap menumpuk di rumahku.
Novi, mbak Ayu, mbak Rina, mbak Wiwit, Teteh Oya:) dan banyaaaak lagi orang-orang yang begitu baik membantu. Jazakumullah Khairan Jaza.

Salam

Dyah

__________________________________________________________
Cari tahu ramalan bintang kamu - Yahoo! Indonesia Search.
http://id.search.yahoo.com/search?p=%22ramalan+bintang%22&cs=bz&fr=fp-top
2a.

Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Wed Sep 24, 2008 8:47 am (PDT)

Terima kasih dan ngaturaken sungkem ke Pak Teha, Pak Sinang dan eSKers.
Seandainya tadi kita bisa ketemu di stasiun kota thea ya Pak Teha,
kayaknya tambah greng, saya nungguin di belakang lho Pak (haduh buka
rahasia). ^_^

Saling kasih dan saling terima nyaman juga sepertinya (?). Dan sekaligus
Mohon Maaf Lahir Bathin atas segala salah dan khilaf yang disengaja atau
yang tidak yang pasti banyak. Dan terima kasih atas segala hikmah
kehidupannya. Semoga jika ada waktu dan ruang terhubung, pertemuan dan
persahabatan masih tetap bersambung. Dan sepertinya untuk beberapa waktu
kedepan saya ijin 'cuti'. ^_^

Maaf dan terima kasih.

Assalamu'alaikum

Arief

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@...> wrote:
>
> Trimakasih Pak Sinang yang baik. Senang sekali, Bapak muncul lagi di
> milis tercinta ini. Kemarin, saya dan Budi mengantarkan sumbangan
dalam
> rangka 1000 cinta. Minggu lalu saya juga mengirim inspirasi: "Dari
Dunia
> Fabel", tentang gajah, ikan maskoki, ikan dalam akuarium dan belalang,
> yang sengaja saya buat "telanjang", tanpa ulasan. Justru saya berharap
> membuat penasaran rekan-rekan sehingga muncul multitafsir. Dan memang
> ada yang menanggapi.
> Tentang laporan baksos di Bandung memang belum muncul di milis. Para
> relawannya terjebak kesibukan di tempat kerja masing-masing, sehingga
> terkendala. Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama, laporan itu
> muncul. Senang dapat bergabung dengan lasykar pelangi... eh, salah...
> lasykar relawan yang membagikan 1000 cinta kepada sesama. Banyak
hikmah
> dan nilai-nilai kehidupan yang dapat kita petik dari sana. Semoga hal
> ini menjadikan kita semua semakin kaya makna, sehingga milis kita ini
> menjadi beda di antara yang ada. Semoga kita tetap berjuang 'melawan
> hawa nafsu', ^_^ (pinjam istilahnya mas setyawan yang arief), untuk
> terus menahan lapar dan dahaga, sehingga kita layak mencapai gerbang
> kemenangan pada hari yang fitri sebentar lagi. Sukses selalu untuk Pak
> Sinang dan keluarga! Juga untuk seluruh keluarga besar sekolah
> kehidupan....
>
> Pandika Sampurna wrote:
> >
> > Akhirnya datang juga!
> >
> > Pak Teha Yth.,
> > Apa khabar, sejak acara bedah buku di Bandung rasanya baru kali ini
> > Pak Teha mengirim inspirasinya lagi. Kalau yang menulis Pak Teha,
> > greget orang yang memang mumpuni akan sangat nyata. Kelihatannya
> > saya memang harus belajar banyak tentang masalah ini ya.
> > Terima kasih banyak mudah-mudahan bermanfaat. Terutama untuk saya
> > yang sudah mendekati "kepala lima".
> >
> > Salam,
> > PS
> >
> > --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
> > <mailto:sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>, teha <teha.sugiyo@
...>
> > wrote:
> > >
> > > Inspirasi
> > >
> > > *BERSUKACITALAH
> > > */Oleh Teha Sugiyo/*
> > > *
> > > Tomoji Tanabe, boleh dibilang satu-satunya manusia tertua yang
> > masih
> > > hidup di jagad ini. Supersentenarian, sebutan seseorang yang mampu
> > > mencapai usia 110 tahun atau lebih. Saat ini Tanabe adalah
> > > supersentenarian Jepang yang mampu mencapai usia 113 tahun
> > (dilahirkan
> > > 18 September 1895), dan menjadi orang tertua di Jepang yang mampu
> > > mengalahkan rekor Nijiro Tokuda yang berusia 111 tahun. Konon, ia
> > > menjadi manusia terakhir yang lahir pada 1895.
> > > Kakek Tanabe pernah bekerja sebagai insinyur sipil. Ia
> > memiliki 8
> > > anak, 25 cucu dan 54 cicit. Ia mengatakan tentang rahasia umur
> > > panjangnya adalah sama sekali tidak menyentuh alkohol. Pada
> > ultahnya
> > > yang ke 112 ia menyatakan, "Saya ingin hidup selamanya. Saya tak
> > ingin
> > > mati." Seperti dicatat oleh /Guinness Book of World Records'
> > oldest
> > > living male,/ Juni 2007, Tanabe luar biasa sehat. Ia makan
> > > sayur-sayuran, dan tidak minum alkohol, tetapi setiap hari minum
> > susu.
> > > Kalau pada tahun silam ia menginginkan hidup dalam jangka
> > waktu tak
> > > terbatas, pada ultahnya yang ke-113, 18 September silam, ia
> > mengatakan,
> > > "Saya bahagia. Saya makan banyak. Saya belum ingin mati!" Ya,
> > Tomoji
> > > Tanabe adalah manusia tertua di dunia saat ini. Masih sehat wal
> > afiat.
> > > Ketika diadakan seminar tentang rahasia umur panjang di
> > kalangan
> > > orang Jepang, muncul kesimpulan bahwa orang Jepang dapat berumur
> > panjang
> > > karena makanannya. "/You are what you eat/". Begitu istilahnya.
> > Ternyata
> > > ada 3 makanan favorit orang Jepang yang membuat mereka panjang
> > umur,
> > > yaitu: ikan, nasi dan teh hijau.
> > > Kita memang tidak membicarakan nutrisi makanan tersebut,
> > apalagi ini
> > > bulan puasa. Lebih baik kita mendengar pendapat manusia tertua
> > itu, saat
> > > ditanya apa rahasia umur panjang dalam keadaan sehat wal afiat.
> > Dengan
> > > singkat Tomoji Tanabe menjawab, "Bersukacitalah! " Ya,
> > bersukacitalah.
> > > Itu jawaban singkat yang membuat banyak orang merenung panjang.
> > > Demikian kiat suksesnya menikmati hidup. Bagaimana caranya? Ya,
> > itu
> > > tadi: Bersukacitalah!
> > > Secara semantik, bersukacita adalah perasaan senang ketika
> > harapan
> > > sesuai kenyataan. Oleh sebab itu menjadi penting bagi kita untuk
> > > menjawab pertanyaan krusial ini: kehendak siapa yang mau dicapai
> > pada
> > > saat kita bekerja? Lebih spesifik lagi, kehendak siapa yang mau
> > dicapai
> > > ketika kita mengupayakan kehidupan yang berkualitas?
> > > Kalau kita menjawab untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan
> > diri
> > > sendiri, nampaknya kita tidak punya potensi sedikit pun untuk
> > merasakan
> > > sukacita. Yang ada adalah sungut-sungut dan saling menyalahkan,
> > akhirnya
> > > mematikan semangat kebersamaan.
> > > Sesederhana macam apa pun bersukacita melibatkan orang lain.
> > Lalu,
> > > di mana kita menempatkan kepentingan diri sendiri? Apakah salah
> > memiliki
> > > kepentingan sendiri? Tentu saja tidak. Sangat wajar bila kita
> > memiliki
> > > kepentingan sendiri. Hanya saja, dalam kehidupan dan pergaulan
> > > antarsesama, kepentingan bersama sebaiknya ditempatkan pada
> > prioritas
> > > utama. Kita tidak boleh lupa bahwa di dalam kepentingan bersama
> > sudah
> > > terdapat kepentingan diri sendiri.
> > > Nasihat bijak ini mungkin pantas kita
> > renungkan, "Bersukacitalah
> > > senantiasa dalam Tuhan. Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua
> > orang.
> > > Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi
> > nyatakanlah
> > > dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
> > > dengan ucapan syukur".
> > > Dalam bersukacita, marilah kita pikirkan semua yang benar,
> > semua
> > > yang mulia, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
> > yang
> > > disebut kebajikan dan patut dipuji - pikirkanlah dan juga
> > lakukanlah!
> > > Sebentar lagi kita merayakan hari kemenangan setelah sebulan
> > penuh
> > > kita berjuang melawan hawa nafsu, melatih kesabaran, ketabahan dan
> > juga
> > > berjuang melawan rasa lapar dan dahaga. Dan pada saatnya nanti,
> > kita
> > > layak untuk bersukacita di hari kemenangan! Selamat menyambut
> > Hari
> > > Kemenangan dengan bersukacita!
> > >
> > > /live as if you were to die tomorrow
> > > learn as if you were to live forever.
> > > (Mahatma Gandhi)/
> > >
> >
> >
>

2b.

Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Wed Sep 24, 2008 8:58 am (PDT)

Iya Pak Teha sekali lagi mohon maaf atas segala salah dan alpha -khusus
menjelang lebaran-. Terima kasih atas semuanya nggih Pak. Terima kasih
hikmah kehidupan dan makna berbagi nya, dan jangan lupa jewer saya kalau
saya salah. Terima kasih ^_^

Arief

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@...> wrote:
>
> ya, tinggal bikin skenario yang menyenangkan dengan para sahabat toh
> mbak lia. gitu aja kok repot. bukan mereka yang harus menyesuaikan
diri
> dengan kita. ya kita dong yang gaul... hwahwahwa...
>
> Lia Octavia wrote:
> > wah kalau aku mah ga mau hidup sampe ratusan tahun.. ga enak, pak..
> > ga ada temen...
> > bayangin aja, teman-teman yg sebaya udah berpulang semua, bahkan
> > suami, anak, dan cucu juga mungkin udah berpulang juga... mau curhat
> > ga bisa krn beda generasi, ga nyambung gitu..
> >
> > kayak film "Green Mile"-nya Tom Hanks, ttg sipir penjara yang
berumur
> > panjang & ga mati-mati krn ia mengeksekusi salah seorang "miracle of
> > god"... kasian banget dia kesepian... cuma ditemani sama tikusnya
ajah...
> >
> > 2008/9/23 teha <teha.sugiyo@ toserbayogya. com
> > <mailto:teha.sugiyo@...>
> >
> > Inspirasi
> >
> > *BERSUKACITALAH
> > */ Oleh Teha Sugiyo /*
> > *
> > Tomoji Tanabe, boleh dibilang satu-satunya manusia tertua yang
> > masih hidup di jagad ini. Supersentenarian, sebutan seseorang
yang
> > mampu mencapai usia 110 tahun atau lebih. Saat ini Tanabe adalah
> > supersentenarian Jepang yang mampu mencapai usia 113 tahun
> > (dilahirkan 18 September 1895), dan menjadi orang tertua di
Jepang
> > yang mampu mengalahkan rekor Nijiro Tokuda yang berusia 111
tahun.
> > Konon, ia menjadi manusia terakhir yang lahir pada 1895.
> > Kakek Tanabe pernah bekerja sebagai insinyur sipil. Ia
> > memiliki 8 anak, 25 cucu dan 54 cicit. Ia mengatakan tentang
> > rahasia umur panjangnya adalah sama sekali tidak menyentuh
> > alkohol. Pada ultahnya yang ke 112 ia menyatakan, "Saya ingin
> > hidup selamanya. Saya tak ingin mati." Seperti dicatat oleh
> > /Guinness Book of World Records' oldest living male,/ Juni 2007,
> > Tanabe luar biasa sehat. Ia makan sayur-sayuran, dan tidak
minum
> > alkohol, tetapi setiap hari minum susu.
> > Kalau pada tahun silam ia menginginkan hidup dalam jangka
> > waktu tak terbatas, pada ultahnya yang ke-113, 18 September
silam,
> > ia mengatakan, "Saya bahagia. Saya makan banyak. Saya belum
ingin
> > mati!" Ya, Tomoji Tanabe adalah manusia tertua di dunia saat
ini.
> > Masih sehat wal afiat.

3a.

Membaca Tentang Retno..

Posted by: "Sunis Emgie" sunis_emgie@yahoo.com   sunis_emgie

Wed Sep 24, 2008 8:51 am (PDT)

Bismillah..

Hanya mau bilang..

membaca tulisan2 Mbak Retno seperti membaca diri sendiri..

sayang nya aku belum bisa menuliskan smuanya seperti Mbak Retno..

Jadi pengen Kenal lebih Dekat utk Belajar banyak Hal..

Mbak Retno.. Salam Kenal..

TerusLAH Menulis dan Berbagi..

(Tapi aku Belum Nikah lho ya Mbak.. Belum Berani Mikir ke Arah itu.. Masi terlalu banyak Pertanyaan n belum ada yg aku lihat "akan bisa" menjadi Seperti Mas Catur nya Mbak..
Hue He He..)
mmm.. Sebenernya udah ada yg di Lihat si.. Tapi nya belum Yakin aja..

Huhhh..!!

Repot dah..

He2..

jadi nya Sekarang aku masi Menikmati menjadi "Adik n Sahabat' aja dari Kakak2 dan Sahabat2 yg aku punya..

belum ada keberanian mengambil keputusan seperti mbak Retno..

Hi Hi..

Salam..

3b.

Re: Membaca Tentang Retno..

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Wed Sep 24, 2008 8:57 am (PDT)

weiz!!! retno punya fans mantep dah...
mba sunis yang pemerhati... enak loh temenan ama Retno...
kerasa banget diperhatiin... :)
dan salah satu teman yang huebat!!
kapan2 gabung atuh di acara offlinenya Sk.. trus kenalan deh ama retno dan
mas catur juga:)
ditunggu ya:)

salam kenal,
Nia Robie'

Pada 24 September 2008 15:57, Sunis Emgie <sunis_emgie@yahoo.com> menulis:

> Bismillah..
>
> Hanya mau bilang..
>
> membaca tulisan2 Mbak Retno seperti membaca diri sendiri..
>
> sayang nya aku belum bisa menuliskan smuanya seperti Mbak Retno..
>
> Jadi pengen Kenal lebih Dekat utk Belajar banyak Hal..
>
>
> Mbak Retno.. Salam Kenal..
>
> TerusLAH Menulis dan Berbagi..
>
> (Tapi aku Belum Nikah lho ya Mbak.. Belum Berani Mikir ke Arah itu.. Masi
> terlalu banyak Pertanyaan n belum ada yg aku lihat "akan bisa" menjadi
> Seperti Mas Catur nya Mbak..
> Hue He He..)
> mmm.. Sebenernya udah ada yg di Lihat si.. Tapi nya belum Yakin aja..
>
> Huhhh..!!
>
> Repot dah..
>
> He2..
>
> jadi nya Sekarang aku masi Menikmati menjadi "Adik n Sahabat' aja dari
> Kakak2 dan Sahabat2 yg aku punya..
>
> belum ada keberanian mengambil keputusan seperti mbak Retno..
>
> Hi Hi..
>
> Salam..
>
>
>
3c.

Re: Membaca Tentang Retno..

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Wed Sep 24, 2008 7:17 pm (PDT)

haduh,
alangkah kagetnya pagi2 baca imel ini
ditengah keribetan kerja

anyway, thanks ya mbak sunis dan nia,
utk imelnya yg membuat sy tersenyum, sambil terengah2 lari2an.

have a great day!

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Nia Robiatun Jumiah"
<musimbunga@...> wrote:
>
> weiz!!! retno punya fans mantep dah...
> mba sunis yang pemerhati... enak loh temenan ama Retno...
> kerasa banget diperhatiin... :)
> dan salah satu teman yang huebat!!
> kapan2 gabung atuh di acara offlinenya Sk.. trus kenalan deh ama
retno dan
> mas catur juga:)
> ditunggu ya:)
>
> salam kenal,
> Nia Robie'
>
> Pada 24 September 2008 15:57, Sunis Emgie <sunis_emgie@...>
menulis:
>
> > Bismillah..
> >
> > Hanya mau bilang..
> >
> > membaca tulisan2 Mbak Retno seperti membaca diri sendiri..
> >
> > sayang nya aku belum bisa menuliskan smuanya seperti Mbak Retno..
> >
> > Jadi pengen Kenal lebih Dekat utk Belajar banyak Hal..
> >
> >
> > Mbak Retno.. Salam Kenal..
> >
> > TerusLAH Menulis dan Berbagi..
> >
> > (Tapi aku Belum Nikah lho ya Mbak.. Belum Berani Mikir ke Arah
itu.. Masi
> > terlalu banyak Pertanyaan n belum ada yg aku lihat "akan bisa"
menjadi
> > Seperti Mas Catur nya Mbak..
> > Hue He He..)
> > mmm.. Sebenernya udah ada yg di Lihat si.. Tapi nya belum Yakin
aja..
> >
> > Huhhh..!!
> >
> > Repot dah..
> >
> > He2..
> >
> > jadi nya Sekarang aku masi Menikmati menjadi "Adik n Sahabat'
aja dari
> > Kakak2 dan Sahabat2 yg aku punya..
> >
> > belum ada keberanian mengambil keputusan seperti mbak Retno..
> >
> > Hi Hi..
> >
> > Salam..
> >
> >
> >
>

4a.

FW: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!

Posted by: "tinta_mirah" tinta_mirah@yahoo.co.id   tinta_mirah

Wed Sep 24, 2008 8:54 am (PDT)

tapi bukannya tak selalu,kita yang menanam lalu hasilnya kita nikmati?
gagal,pahit,hancur,ambruk,remuk..bukankah itu ada pak?
dan tak bisa kita tiadakan dengan jalan membelokkan atau memalingkan
pikiran ke arah yang berlawanan.?
saat hati getir apakah senyum yang muncul itu benar2 tulus?
apakah rela dengan dalih pura2 tertawa padahal di sudut dada ada yang
perih?lalu dapatkah merasa senang seorang ibu yang lapar di kolong
jalan itu hanya dengan mengubah pikiranya ke arah senang?jika
begitu,maka ia sangat senang dengan kelaparannya...

salam ya pak..
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@...> wrote:
>
>
> kang jun yang sedang meniti perjalanan, apa pun yang anda katakan,
tidak
> salah. jika anda katakan bahwa hidup ini menjalani takdir dengan cara
> gelandangan, itu benar. jika orang lain yang menjalani hidupnya dengan
> penuh sukacita itu juga tidak salah. mari kita berbagi. mari kita coba
> melihat dari sisi yang beda. mari kita membuka hati, membuka pikir, dan
> membuka diri.
> apa pun yang kita pikirkan senantiasa ada resikonya. you are what you
> think. jika anda berpikir senang, maka anda akan menjadi senang. jika
> sebaliknya, itu pun juga terjadi yang sebaliknya.
> mari kita ingat hukum petani: siapa menabur siapa menuai. apa yang
> ditaburkan itulah yang dipanen. termasuk: apa yang kita taburkan dalam
> pikiran!
> banyak yang saya ingin omongkan dengan kang jun, namun nampaknya
> waktunya belum tiba. yang jelas saya ingin akang dapat menatap hidup
ini
> dari sisi yang selama ini barangkali kurang mendapat perhatian:
indah,
> menyenangkan, penuh warna-warni, penuh semangat, untuk dihayati,
> diresapi, dijalani dengan suka hati. oke, selamat berjuang! ayo,
bangkit
> dan berubah! (sori, pinjem istilah pak rhenald kasali).
>
> jun an nizami wrote:
> >
> > Diam atau bergerak tetaplah hidup sebuah perjalanan.. menjalani
takdir
> > tentunya.
> > Jika di perjalanan kehabisan makanan..ya beli di warung terdekat,jika
> > tak ada uang ya minta dengan sopan.
> > Ambil contoh,anak- anak punk sejati (gembel2 yang rambutnya model
> > mohawk itu) mereka dalam perjalanan tak pernah membawa uang.jikapun
> > lapar mereka tak akan menodong,tapi mereka akan meminta dengan santun
> > sekalipun nasi sisa untuk beramai-ramai.
> > Jadi ingat tentang perjalanan saya sebagai gelandangan dulu..naik apa
> > saja tanpa tujuan yang pasti,dan mencari sesuatu yang sayapun
> > sebenarnya sulit membahasakan apa itu.
> > Dan yang saya maksudkan saat ini adalah kehidupan jalanan yang dimana
> > rasanya agak sulit untuk menerapkan apa yang ditulis oleh pak teha
> > tentang mas tomoji tanabe (orang jawa bukan ya pak?). menerapkannya
> > untuk mereka yang di kolong layang yang tak bisa bersuka cita.
> > Dan untuk mereka2 lagi dengan setumpuk derita yang tak lagi terbahasa.
> >
> > Salam.
> >
> > ----- Original Message -----
> > Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!
> > Date: Tue, 23 Sep 2008 14:30:18
> > From: andrisuryaningsih <andrisuryaningsih@ yahoo.com
> > <mailto:andrisuryaningsih%40yahoo.com>>
> > To: <sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
> > <mailto:sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>>
> >
> > Mas Jun, apakah benar hidup itu adalah sebuah perjalanan? nah trus
> > nanti kalau kelaparan disepanjang perjalanan kumaha atuh? kalau
> > begitu perlukah kita bawa bekal? setidaknya makanan pengganjal perut
> > lah,atau seteguk menimuman pelepas haus dahaga. Jadi ya selamat
> > makan. BarokAllah ^_^
> >
> > Assalamu'alaikum
> >
> > Arief B. S
> > --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com , jun an nizami
> > <tinta_mirah@ ...> wrote:
> > >
> > > Salam pak! Kok,agak sulit ya menerapkannya di kehidupan jalanan?
> > >
> > > Salam dari anak jalanan itu,yang masih berdukacita. dan entah kapan
> > ia dapat bersuka cita.
> > >
> > > teha wrote:
> > > > Inspirasi
> > > > BERSUKACITALAH
> > > > Oleh Teha Sugiyo
> > > > Tomoji Tanabe, boleh dibilang satu-satunya manusia tertua yang
> > masih
> > > > hidup di jagad ini. Supersentenarian, sebutan seseorang yang
> > mampu
> > > > mencapai usia 110 tahun atau lebih. Saat ini Tanabe adalah
> > > > supersentenarian Jepang yang mampu mencapai usia 113 tahun
> > (dilahirkan
> > > > 18 September 1895), dan menjadi orang tertua di Jepang yang mampu
> > > > mengalahkan rekor Nijiro Tokuda yang berusia 111 tahun. Konon, ia
> > > > menjadi manusia terakhir yang lahir pada 1895.
> > > > Kakek Tanabe pernah bekerja sebagai insinyur sipil. Ia
> > memiliki 8
> > > > anak, 25 cucu dan 54 cicit. Ia mengatakan tentang rahasia umur
> > > > panjangnya adalah sama sekali tidak menyentuh alkohol. Pada
> > ultahnya
> > > > yang ke 112 ia menyatakan, "Saya ingin hidup selamanya. Saya tak
> > ingin
> > > > mati." Seperti dicatat oleh Guinness Book of World Records'
> > oldest
> > > > living male, Juni 2007, Tanabe luar biasa sehat. Ia makan
> > > > sayur-sayuran, dan tidak minum alkohol, tetapi setiap hari minum
> > susu.
> > > > Kalau pada tahun silam ia menginginkan hidup dalam jangka
> > waktu tak
> > > > terbatas, pada ultahnya yang ke-113, 18 September silam, ia
> > mengatakan,
> > > > "Saya bahagia. Saya makan banyak. Saya belum ingin mati!" Ya,
> > Tomoji
> > > > Tanabe adalah manusia tertua di dunia saat ini. Masih sehat wal
> > afiat.
> > > > Ketika diadakan seminar tentang rahasia umur panjang di
> > kalangan
> > > > orang Jepang, muncul kesimpulan bahwa orang Jepang dapat berumur
> > > > panjang karena makanannya. " You are what you eat ". Begitu
> > > > istilahnya. Ternyata ada 3 makanan favorit orang Jepang yang
> > membuat
> > > > mereka panjang umur, yaitu: ikan, nasi dan teh hijau.
> > > > Kita memang tidak membicarakan nutrisi makanan tersebut,
> > apalagi
> > > > ini bulan puasa. Lebih baik kita mendengar pendapat manusia
> > tertua itu,
> > > > saat ditanya apa rahasia umur panjang dalam keadaan sehat wal
> > afiat.
> > > > Dengan singkat Tomoji Tanabe menjawab, "Bersukacitalah! " Ya,
> > > > bersukacitalah. Itu jawaban singkat yang membuat banyak orang
> > merenung
> > > > panjang. Demikian kiat suksesnya menikmati hidup. Bagaimana
> > caranya?
> > > > Ya, itu tadi: Bersukacitalah!
> > > > Secara semantik, bersukacita adalah perasaan senang ketika
> > harapan
> > > > sesuai kenyataan. Oleh sebab itu menjadi penting bagi kita untuk
> > > > menjawab pertanyaan krusial ini: kehendak siapa yang mau dicapai
> > pada
> > > > saat kita bekerja? Lebih spesifik lagi, kehendak siapa yang mau
> > dicapai
> > > > ketika kita mengupayakan kehidupan yang berkualitas?
> > > > Kalau kita menjawab untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan
> > diri
> > > > sendiri, nampaknya kita tidak punya potensi sedikit pun untuk
> > merasakan
> > > > sukacita. Yang ada adalah sungut-sungut dan saling menyalahkan,
> > > > akhirnya mematikan semangat kebersamaan.
> > > > Sesederhana macam apa pun bersukacita melibatkan orang lain.
> > Lalu,
> > > > di mana kita menempatkan kepentingan diri sendiri? Apakah salah
> > > > memiliki kepentingan sendiri? Tentu saja tidak. Sangat wajar
> > bila kita
> > > > memiliki kepentingan sendiri. Hanya saja, dalam kehidupan dan
> > pergaulan
> > > > antarsesama, kepentingan bersama sebaiknya ditempatkan pada
> > prioritas
> > > > utama. Kita tidak boleh lupa bahwa di dalam kepentingan bersama
> > sudah
> > > > terdapat kepentingan diri sendiri.
> > > > Nasihat bijak ini mungkin pantas kita
> > renungkan, "Bersukacitalah
> > > > senantiasa dalam Tuhan. Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua
> > > > orang. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,
> > tetapi
> > > > nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
> > dan
> > > > permohonan dengan ucapan syukur".
> > > > Dalam bersukacita, marilah kita pikirkan semua yang benar,
> > semua
> > > > yang mulia, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
> > yang
> > > > disebut kebajikan dan patut dipuji - pikirkanlah dan juga
> > lakukanlah!
> > > > Sebentar lagi kita merayakan hari kemenangan setelah sebulan
> > penuh
> > > > kita berjuang melawan hawa nafsu, melatih kesabaran, ketabahan
> > dan
> > > > juga berjuang melawan rasa lapar dan dahaga. Dan pada saatnya
> > nanti,
> > > > kita layak untuk bersukacita di hari kemenangan! Selamat
> > menyambut
> > > > Hari Kemenangan dengan bersukacita!
> > > >
> > > > live as if you were to die tomorrow
> > > > learn as if you were to live forever.
> > > > (Mahatma Gandhi)
> > > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> > ______
> > > Dapatkan nama yang Anda sukai!
> > > Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan
> > @rocketmail. com.
> > > http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
> > >
> >
> > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> > Nama baru untuk Anda!
> > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
> > @rocketmail.
> > Cepat sebelum diambil orang lain!
> > http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
> > <http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/>
> >
> >
>

4b.

FW: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Wed Sep 24, 2008 9:29 am (PDT)

Capeee deh mbahas aku-kamu deui. Dari kemarin2 mimpi ku siih pengin
i'tikaf, tapi ga jadi-jadi, parah deh gue!!. Tapi ya apa boleh baut.
Mas Jun aku pamit dulu, nyari nasi, laper. Hehehe ^_^

Salam,

Arief

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "tinta_mirah"
<tinta_mirah@...> wrote:
>
> tapi bukannya tak selalu,kita yang menanam lalu hasilnya kita
nikmati?
> gagal,pahit,hancur,ambruk,remuk..bukankah itu ada pak?
> dan tak bisa kita tiadakan dengan jalan membelokkan atau memalingkan
> pikiran ke arah yang berlawanan.?
> saat hati getir apakah senyum yang muncul itu benar2 tulus?
> apakah rela dengan dalih pura2 tertawa padahal di sudut dada ada yang
> perih?lalu dapatkah merasa senang seorang ibu yang lapar di kolong
> jalan itu hanya dengan mengubah pikiranya ke arah senang?jika
> begitu,maka ia sangat senang dengan kelaparannya...
>
> salam ya pak..
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha teha.sugiyo@ wrote:
> >
> >
> > kang jun yang sedang meniti perjalanan, apa pun yang anda katakan,
> tidak
> > salah. jika anda katakan bahwa hidup ini menjalani takdir dengan
cara
> > gelandangan, itu benar. jika orang lain yang menjalani hidupnya
dengan
> > penuh sukacita itu juga tidak salah. mari kita berbagi. mari kita
coba
> > melihat dari sisi yang beda. mari kita membuka hati, membuka pikir,
dan
> > membuka diri.
> > apa pun yang kita pikirkan senantiasa ada resikonya. you are what
you
> > think. jika anda berpikir senang, maka anda akan menjadi senang.
jika
> > sebaliknya, itu pun juga terjadi yang sebaliknya.
> > mari kita ingat hukum petani: siapa menabur siapa menuai. apa yang
> > ditaburkan itulah yang dipanen. termasuk: apa yang kita taburkan
dalam
> > pikiran!
> > banyak yang saya ingin omongkan dengan kang jun, namun nampaknya
> > waktunya belum tiba. yang jelas saya ingin akang dapat menatap hidup
> ini
> > dari sisi yang selama ini barangkali kurang mendapat perhatian:
> indah,
> > menyenangkan, penuh warna-warni, penuh semangat, untuk dihayati,
> > diresapi, dijalani dengan suka hati. oke, selamat berjuang! ayo,
> bangkit
> > dan berubah! (sori, pinjem istilah pak rhenald kasali).
> >
> > jun an nizami wrote:
> > >
> > > Diam atau bergerak tetaplah hidup sebuah perjalanan.. menjalani
> takdir
> > > tentunya.
> > > Jika di perjalanan kehabisan makanan..ya beli di warung
terdekat,jika
> > > tak ada uang ya minta dengan sopan.
> > > Ambil contoh,anak- anak punk sejati (gembel2 yang rambutnya model
> > > mohawk itu) mereka dalam perjalanan tak pernah membawa
uang.jikapun
> > > lapar mereka tak akan menodong,tapi mereka akan meminta dengan
santun
> > > sekalipun nasi sisa untuk beramai-ramai.
> > > Jadi ingat tentang perjalanan saya sebagai gelandangan dulu..naik
apa
> > > saja tanpa tujuan yang pasti,dan mencari sesuatu yang sayapun
> > > sebenarnya sulit membahasakan apa itu.
> > > Dan yang saya maksudkan saat ini adalah kehidupan jalanan yang
dimana
> > > rasanya agak sulit untuk menerapkan apa yang ditulis oleh pak teha
> > > tentang mas tomoji tanabe (orang jawa bukan ya pak?).
menerapkannya
> > > untuk mereka yang di kolong layang yang tak bisa bersuka cita.
> > > Dan untuk mereka2 lagi dengan setumpuk derita yang tak lagi
terbahasa.
> > >
> > > Salam.

4c.

FW: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Wed Sep 24, 2008 5:04 pm (PDT)

Terima kasih Pak Teha atas segala nasihatnya, bagi saya sangat
inspiratif dan penuh hikmah. Semoga (jika Pak Teha Perkenankan) kita ada
kesempatan untuk bisa bertemu, sebuah kebahagiaan dan keberhargaan
tersendiri bagi saya.

Terima kasih

Arief

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, teha <teha.sugiyo@...> wrote:
>
>
> kang jun yang sedang meniti perjalanan, apa pun yang anda katakan,
tidak
> salah. jika anda katakan bahwa hidup ini menjalani takdir dengan cara
> gelandangan, itu benar. jika orang lain yang menjalani hidupnya dengan
> penuh sukacita itu juga tidak salah. mari kita berbagi. mari kita coba
> melihat dari sisi yang beda. mari kita membuka hati, membuka pikir,
dan
> membuka diri.
> apa pun yang kita pikirkan senantiasa ada resikonya. you are what you
> think. jika anda berpikir senang, maka anda akan menjadi senang. jika
> sebaliknya, itu pun juga terjadi yang sebaliknya.
> mari kita ingat hukum petani: siapa menabur siapa menuai. apa yang
> ditaburkan itulah yang dipanen. termasuk: apa yang kita taburkan dalam
> pikiran!
> banyak yang saya ingin omongkan dengan kang jun, namun nampaknya
> waktunya belum tiba. yang jelas saya ingin akang dapat menatap hidup
ini
> dari sisi yang selama ini barangkali kurang mendapat perhatian:
indah,
> menyenangkan, penuh warna-warni, penuh semangat, untuk dihayati,
> diresapi, dijalani dengan suka hati. oke, selamat berjuang! ayo,
bangkit
> dan berubah! (sori, pinjem istilah pak rhenald kasali).
>
> jun an nizami wrote:
> >
> > Diam atau bergerak tetaplah hidup sebuah perjalanan.. menjalani
takdir
> > tentunya.
> > Jika di perjalanan kehabisan makanan..ya beli di warung
terdekat,jika
> > tak ada uang ya minta dengan sopan.
> > Ambil contoh,anak- anak punk sejati (gembel2 yang rambutnya model
> > mohawk itu) mereka dalam perjalanan tak pernah membawa uang.jikapun
> > lapar mereka tak akan menodong,tapi mereka akan meminta dengan
santun
> > sekalipun nasi sisa untuk beramai-ramai.
> > Jadi ingat tentang perjalanan saya sebagai gelandangan dulu..naik
apa
> > saja tanpa tujuan yang pasti,dan mencari sesuatu yang sayapun
> > sebenarnya sulit membahasakan apa itu.
> > Dan yang saya maksudkan saat ini adalah kehidupan jalanan yang
dimana
> > rasanya agak sulit untuk menerapkan apa yang ditulis oleh pak teha
> > tentang mas tomoji tanabe (orang jawa bukan ya pak?). menerapkannya
> > untuk mereka yang di kolong layang yang tak bisa bersuka cita.
> > Dan untuk mereka2 lagi dengan setumpuk derita yang tak lagi
terbahasa.
> >
> > Salam.
> >
> > ----- Original Message -----
> > Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!
> > Date: Tue, 23 Sep 2008 14:30:18
> > From: andrisuryaningsih <andrisuryaningsih@ yahoo.com
> > <mailto:andrisuryaningsih%40yahoo.com>>
> > To: <sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
> > <mailto:sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>>
> >
> > Mas Jun, apakah benar hidup itu adalah sebuah perjalanan? nah trus
> > nanti kalau kelaparan disepanjang perjalanan kumaha atuh? kalau
> > begitu perlukah kita bawa bekal? setidaknya makanan pengganjal perut
> > lah,atau seteguk menimuman pelepas haus dahaga. Jadi ya selamat
> > makan. BarokAllah ^_^
> >
> > Assalamu'alaikum
> >
> > Arief B. S
> > --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com , jun an nizami
> > <tinta_mirah@ ...> wrote:
> > >
> > > Salam pak! Kok,agak sulit ya menerapkannya di kehidupan jalanan?
> > >
> > > Salam dari anak jalanan itu,yang masih berdukacita. dan entah
kapan
> > ia dapat bersuka cita.
> > >
> > > teha wrote:
> > > > Inspirasi
> > > > BERSUKACITALAH
> > > > Oleh Teha Sugiyo
> > > > Tomoji Tanabe, boleh dibilang satu-satunya manusia tertua yang
> > masih
> > > > hidup di jagad ini. Supersentenarian, sebutan seseorang yang
> > mampu
> > > > mencapai usia 110 tahun atau lebih. Saat ini Tanabe adalah
> > > > supersentenarian Jepang yang mampu mencapai usia 113 tahun
> > (dilahirkan
> > > > 18 September 1895), dan menjadi orang tertua di Jepang yang
mampu
> > > > mengalahkan rekor Nijiro Tokuda yang berusia 111 tahun. Konon,
ia
> > > > menjadi manusia terakhir yang lahir pada 1895.
> > > > Kakek Tanabe pernah bekerja sebagai insinyur sipil. Ia
> > memiliki 8
> > > > anak, 25 cucu dan 54 cicit. Ia mengatakan tentang rahasia umur
> > > > panjangnya adalah sama sekali tidak menyentuh alkohol. Pada
> > ultahnya
> > > > yang ke 112 ia menyatakan, "Saya ingin hidup selamanya. Saya tak
> > ingin
> > > > mati." Seperti dicatat oleh Guinness Book of World Records'
> > oldest
> > > > living male, Juni 2007, Tanabe luar biasa sehat. Ia makan
> > > > sayur-sayuran, dan tidak minum alkohol, tetapi setiap hari minum
> > susu.
> > > > Kalau pada tahun silam ia menginginkan hidup dalam jangka
> > waktu tak
> > > > terbatas, pada ultahnya yang ke-113, 18 September silam, ia
> > mengatakan,
> > > > "Saya bahagia. Saya makan banyak. Saya belum ingin mati!" Ya,
> > Tomoji
> > > > Tanabe adalah manusia tertua di dunia saat ini. Masih sehat wal
> > afiat.
> > > > Ketika diadakan seminar tentang rahasia umur panjang di
> > kalangan
> > > > orang Jepang, muncul kesimpulan bahwa orang Jepang dapat berumur
> > > > panjang karena makanannya. " You are what you eat ". Begitu
> > > > istilahnya. Ternyata ada 3 makanan favorit orang Jepang yang
> > membuat
> > > > mereka panjang umur, yaitu: ikan, nasi dan teh hijau.
> > > > Kita memang tidak membicarakan nutrisi makanan tersebut,
> > apalagi
> > > > ini bulan puasa. Lebih baik kita mendengar pendapat manusia
> > tertua itu,
> > > > saat ditanya apa rahasia umur panjang dalam keadaan sehat wal
> > afiat.
> > > > Dengan singkat Tomoji Tanabe menjawab, "Bersukacitalah! " Ya,
> > > > bersukacitalah. Itu jawaban singkat yang membuat banyak orang
> > merenung
> > > > panjang. Demikian kiat suksesnya menikmati hidup. Bagaimana
> > caranya?
> > > > Ya, itu tadi: Bersukacitalah!
> > > > Secara semantik, bersukacita adalah perasaan senang ketika
> > harapan
> > > > sesuai kenyataan. Oleh sebab itu menjadi penting bagi kita untuk
> > > > menjawab pertanyaan krusial ini: kehendak siapa yang mau dicapai
> > pada
> > > > saat kita bekerja? Lebih spesifik lagi, kehendak siapa yang mau
> > dicapai
> > > > ketika kita mengupayakan kehidupan yang berkualitas?
> > > > Kalau kita menjawab untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan
> > diri
> > > > sendiri, nampaknya kita tidak punya potensi sedikit pun untuk
> > merasakan
> > > > sukacita. Yang ada adalah sungut-sungut dan saling menyalahkan,
> > > > akhirnya mematikan semangat kebersamaan.
> > > > Sesederhana macam apa pun bersukacita melibatkan orang lain.
> > Lalu,
> > > > di mana kita menempatkan kepentingan diri sendiri? Apakah salah
> > > > memiliki kepentingan sendiri? Tentu saja tidak. Sangat wajar
> > bila kita
> > > > memiliki kepentingan sendiri. Hanya saja, dalam kehidupan dan
> > pergaulan
> > > > antarsesama, kepentingan bersama sebaiknya ditempatkan pada
> > prioritas
> > > > utama. Kita tidak boleh lupa bahwa di dalam kepentingan bersama
> > sudah
> > > > terdapat kepentingan diri sendiri.
> > > > Nasihat bijak ini mungkin pantas kita
> > renungkan, "Bersukacitalah
> > > > senantiasa dalam Tuhan. Hendaklah kebaikan hatimu diketahui
semua
> > > > orang. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,
> > tetapi
> > > > nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
> > dan
> > > > permohonan dengan ucapan syukur".
> > > > Dalam bersukacita, marilah kita pikirkan semua yang benar,
> > semua
> > > > yang mulia, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
> > yang
> > > > disebut kebajikan dan patut dipuji - pikirkanlah dan juga
> > lakukanlah!
> > > > Sebentar lagi kita merayakan hari kemenangan setelah sebulan
> > penuh
> > > > kita berjuang melawan hawa nafsu, melatih kesabaran, ketabahan
> > dan
> > > > juga berjuang melawan rasa lapar dan dahaga. Dan pada saatnya
> > nanti,
> > > > kita layak untuk bersukacita di hari kemenangan! Selamat
> > menyambut
> > > > Hari Kemenangan dengan bersukacita!
> > > >
> > > > live as if you were to die tomorrow
> > > > learn as if you were to live forever.
> > > > (Mahatma Gandhi)
> > > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> > ______
> > > Dapatkan nama yang Anda sukai!
> > > Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan
> > @rocketmail. com.
> > > http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
> > >
> >
> > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> > Nama baru untuk Anda!
> > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
> > @rocketmail.
> > Cepat sebelum diambil orang lain!
> > http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
> > <http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/>
> >
> >
>

4d.

Re: FW: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!

Posted by: "teha" teha.sugiyo@toserbayogya.com

Wed Sep 24, 2008 7:14 pm (PDT)

pintu hati ini senantiasa terbuka, mas arief setyawan.
kapan saja anda suka, saya paling gampang ditemui kok.
saya bukan selebritis, bukan pejabat, juga bukan konglomerat
tapi adalah manusia biasa yang senantiasa berusaha berpikir luar biasa.
saya tinggal di bandung, tempo-tempo keliling kota, tapi selalu balik
bandung.
silakan kontak saya sebelumnya pada nomor ini 08156110345. tks.

setyawan_abe wrote:
>
> Terima kasih Pak Teha atas segala nasihatnya, bagi saya sangat
> inspiratif dan penuh hikmah. Semoga (jika Pak Teha Perkenankan) kita ada
> kesempatan untuk bisa bertemu, sebuah kebahagiaan dan keberhargaan
> tersendiri bagi saya.
>
> Terima kasih
>
> Arief
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
> <mailto:sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>, teha <teha.sugiyo@ ...>
> wrote:
> >
> >
> > kang jun yang sedang meniti perjalanan, apa pun yang anda katakan,
> tidak
> > salah. jika anda katakan bahwa hidup ini menjalani takdir dengan cara
> > gelandangan, itu benar. jika orang lain yang menjalani hidupnya dengan
> > penuh sukacita itu juga tidak salah. mari kita berbagi. mari kita coba
> > melihat dari sisi yang beda. mari kita membuka hati, membuka pikir,
> dan
> > membuka diri.
> > apa pun yang kita pikirkan senantiasa ada resikonya. you are what you
> > think. jika anda berpikir senang, maka anda akan menjadi senang. jika
> > sebaliknya, itu pun juga terjadi yang sebaliknya.
> > mari kita ingat hukum petani: siapa menabur siapa menuai. apa yang
> > ditaburkan itulah yang dipanen. termasuk: apa yang kita taburkan dalam
> > pikiran!
> > banyak yang saya ingin omongkan dengan kang jun, namun nampaknya
> > waktunya belum tiba. yang jelas saya ingin akang dapat menatap hidup
> ini
> > dari sisi yang selama ini barangkali kurang mendapat perhatian:
> indah,
> > menyenangkan, penuh warna-warni, penuh semangat, untuk dihayati,
> > diresapi, dijalani dengan suka hati. oke, selamat berjuang! ayo,
> bangkit
> > dan berubah! (sori, pinjem istilah pak rhenald kasali).
> >
> > jun an nizami wrote:
> > >
> > > Diam atau bergerak tetaplah hidup sebuah perjalanan.. menjalani
> takdir
> > > tentunya.
> > > Jika di perjalanan kehabisan makanan..ya beli di warung
> terdekat,jika
> > > tak ada uang ya minta dengan sopan.
> > > Ambil contoh,anak- anak punk sejati (gembel2 yang rambutnya model
> > > mohawk itu) mereka dalam perjalanan tak pernah membawa uang.jikapun
> > > lapar mereka tak akan menodong,tapi mereka akan meminta dengan
> santun
> > > sekalipun nasi sisa untuk beramai-ramai.
> > > Jadi ingat tentang perjalanan saya sebagai gelandangan dulu..naik
> apa
> > > saja tanpa tujuan yang pasti,dan mencari sesuatu yang sayapun
> > > sebenarnya sulit membahasakan apa itu.
> > > Dan yang saya maksudkan saat ini adalah kehidupan jalanan yang
> dimana
> > > rasanya agak sulit untuk menerapkan apa yang ditulis oleh pak teha
> > > tentang mas tomoji tanabe (orang jawa bukan ya pak?). menerapkannya
> > > untuk mereka yang di kolong layang yang tak bisa bersuka cita.
> > > Dan untuk mereka2 lagi dengan setumpuk derita yang tak lagi
> terbahasa.
> > >
> > > Salam.
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > Subject: [sekolah-kehidupan] Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!
> > > Date: Tue, 23 Sep 2008 14:30:18
> > > From: andrisuryaningsih <andrisuryaningsih@ yahoo.com
> > > <mailto:andrisuryan ingsih%40yahoo. com>>
> > > To: <sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com
> > > <mailto:sekolah- kehidupan% 40yahoogroups. com>>
> > >
> > > Mas Jun, apakah benar hidup itu adalah sebuah perjalanan? nah trus
> > > nanti kalau kelaparan disepanjang perjalanan kumaha atuh? kalau
> > > begitu perlukah kita bawa bekal? setidaknya makanan pengganjal perut
> > > lah,atau seteguk menimuman pelepas haus dahaga. Jadi ya selamat
> > > makan. BarokAllah ^_^
> > >
> > > Assalamu'alaikum
> > >
> > > Arief B. S
> > > --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com , jun an nizami
> > > <tinta_mirah@ ...> wrote:
> > > >
> > > > Salam pak! Kok,agak sulit ya menerapkannya di kehidupan jalanan?
> > > >
> > > > Salam dari anak jalanan itu,yang masih berdukacita. dan entah
> kapan
> > > ia dapat bersuka cita.
> > > >
> > > > teha wrote:
> > > > > Inspirasi
> > > > > BERSUKACITALAH
> > > > > Oleh Teha Sugiyo
> > > > > Tomoji Tanabe, boleh dibilang satu-satunya manusia tertua yang
> > > masih
> > > > > hidup di jagad ini. Supersentenarian, sebutan seseorang yang
> > > mampu
> > > > > mencapai usia 110 tahun atau lebih. Saat ini Tanabe adalah
> > > > > supersentenarian Jepang yang mampu mencapai usia 113 tahun
> > > (dilahirkan
> > > > > 18 September 1895), dan menjadi orang tertua di Jepang yang
> mampu
> > > > > mengalahkan rekor Nijiro Tokuda yang berusia 111 tahun. Konon,
> ia
> > > > > menjadi manusia terakhir yang lahir pada 1895.
> > > > > Kakek Tanabe pernah bekerja sebagai insinyur sipil. Ia
> > > memiliki 8
> > > > > anak, 25 cucu dan 54 cicit. Ia mengatakan tentang rahasia umur
> > > > > panjangnya adalah sama sekali tidak menyentuh alkohol. Pada
> > > ultahnya
> > > > > yang ke 112 ia menyatakan, "Saya ingin hidup selamanya. Saya tak
> > > ingin
> > > > > mati." Seperti dicatat oleh Guinness Book of World Records'
> > > oldest
> > > > > living male, Juni 2007, Tanabe luar biasa sehat. Ia makan
> > > > > sayur-sayuran, dan tidak minum alkohol, tetapi setiap hari minum
> > > susu.
> > > > > Kalau pada tahun silam ia menginginkan hidup dalam jangka
> > > waktu tak
> > > > > terbatas, pada ultahnya yang ke-113, 18 September silam, ia
> > > mengatakan,
> > > > > "Saya bahagia. Saya makan banyak. Saya belum ingin mati!" Ya,
> > > Tomoji
> > > > > Tanabe adalah manusia tertua di dunia saat ini. Masih sehat wal
> > > afiat.
> > > > > Ketika diadakan seminar tentang rahasia umur panjang di
> > > kalangan
> > > > > orang Jepang, muncul kesimpulan bahwa orang Jepang dapat berumur
> > > > > panjang karena makanannya. " You are what you eat ". Begitu
> > > > > istilahnya. Ternyata ada 3 makanan favorit orang Jepang yang
> > > membuat
> > > > > mereka panjang umur, yaitu: ikan, nasi dan teh hijau.
> > > > > Kita memang tidak membicarakan nutrisi makanan tersebut,
> > > apalagi
> > > > > ini bulan puasa. Lebih baik kita mendengar pendapat manusia
> > > tertua itu,
> > > > > saat ditanya apa rahasia umur panjang dalam keadaan sehat wal
> > > afiat.
> > > > > Dengan singkat Tomoji Tanabe menjawab, "Bersukacitalah! " Ya,
> > > > > bersukacitalah. Itu jawaban singkat yang membuat banyak orang
> > > merenung
> > > > > panjang. Demikian kiat suksesnya menikmati hidup. Bagaimana
> > > caranya?
> > > > > Ya, itu tadi: Bersukacitalah!
> > > > > Secara semantik, bersukacita adalah perasaan senang ketika
> > > harapan
> > > > > sesuai kenyataan. Oleh sebab itu menjadi penting bagi kita untuk
> > > > > menjawab pertanyaan krusial ini: kehendak siapa yang mau dicapai
> > > pada
> > > > > saat kita bekerja? Lebih spesifik lagi, kehendak siapa yang mau
> > > dicapai
> > > > > ketika kita mengupayakan kehidupan yang berkualitas?
> > > > > Kalau kita menjawab untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan
> > > diri
> > > > > sendiri, nampaknya kita tidak punya potensi sedikit pun untuk
> > > merasakan
> > > > > sukacita. Yang ada adalah sungut-sungut dan saling menyalahkan,
> > > > > akhirnya mematikan semangat kebersamaan.
> > > > > Sesederhana macam apa pun bersukacita melibatkan orang lain.
> > > Lalu,
> > > > > di mana kita menempatkan kepentingan diri sendiri? Apakah salah
> > > > > memiliki kepentingan sendiri? Tentu saja tidak. Sangat wajar
> > > bila kita
> > > > > memiliki kepentingan sendiri. Hanya saja, dalam kehidupan dan
> > > pergaulan
> > > > > antarsesama, kepentingan bersama sebaiknya ditempatkan pada
> > > prioritas
> > > > > utama. Kita tidak boleh lupa bahwa di dalam kepentingan bersama
> > > sudah
> > > > > terdapat kepentingan diri sendiri.
> > > > > Nasihat bijak ini mungkin pantas kita
> > > renungkan, "Bersukacitalah
> > > > > senantiasa dalam Tuhan. Hendaklah kebaikan hatimu diketahui
> semua
> > > > > orang. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga,
> > > tetapi
> > > > > nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
> > > dan
> > > > > permohonan dengan ucapan syukur".
> > > > > Dalam bersukacita, marilah kita pikirkan semua yang benar,
> > > semua
> > > > > yang mulia, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
> > > yang
> > > > > disebut kebajikan dan patut dipuji - pikirkanlah dan juga
> > > lakukanlah!
> > > > > Sebentar lagi kita merayakan hari kemenangan setelah sebulan
> > > penuh
> > > > > kita berjuang melawan hawa nafsu, melatih kesabaran, ketabahan
> > > dan
> > > > > juga berjuang melawan rasa lapar dan dahaga. Dan pada saatnya
> > > nanti,
> > > > > kita layak untuk bersukacita di hari kemenangan! Selamat
> > > menyambut
> > > > > Hari Kemenangan dengan bersukacita!
> > > > >
> > > > > live as if you were to die tomorrow
> > > > > learn as if you were to live forever.
> > > > > (Mahatma Gandhi)
> > > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> > > ______
> > > > Dapatkan nama yang Anda sukai!
> > > > Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan
> > > @rocketmail. com.
> > > > http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
> > > >
> > >
> > > ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> > > Nama baru untuk Anda!
> > > Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
> > > @rocketmail.
> > > Cepat sebelum diambil orang lain!
> > > http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
> > > <http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
> <http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/>>
> > >
> > >
> >
>
>

4e.

Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Wed Sep 24, 2008 9:09 pm (PDT)


wah terimakasih om Teha...Om telah mengingatkan kita untuk bersukacita tidak murung karena suatu masalah...S E N Y U M adalah I B A D A H
makasih ya om...eh iya nomor telpon om ini yang kalau malam dini hari gratis nelpon sampe pagi ya (untuk nomor sejenis)

nelpon dini hari boleh om? (sekedar curhat gitu om)

sekali lagi terimakasih om telah mau berbagi.

salam

yudhi

--- On Wed, 9/24/08, teha <teha.sugiyo@toserbayogya.com> wrote:

pintu hati ini senantiasa terbuka. 


kapan saja anda suka, saya paling gampang ditemui. 


saya bukan selebritis,

bukan pejabat,

juga bukan konglomerat


tapi adalah manusia biasa

yang senantiasa berusaha berpikir luar biasa.


saya tinggal di bandung,

tempo-tempo keliling kota,

tapi selalu balik bandung.

silakan kontak saya

pada  nomor ini 0 8 1 5 6 1 1 0 3 4 5

tks.

4f.

Re: (Inspirasi) Bersukacitalah!

Posted by: "teha" teha.sugiyo@toserbayogya.com

Thu Sep 25, 2008 12:32 am (PDT)


silakan mas yudhi, terima kasih..
asal saya masih melek... hehehe...

yudhi mulianto wrote:
>
>
> wah terimakasih om Teha...Om telah mengingatkan kita untuk bersukacita
> tidak murung karena suatu masalah...S E N Y U M adalah I B A D A H
> makasih ya om...eh iya nomor telpon om ini yang kalau malam dini hari
> gratis nelpon sampe pagi ya (untuk nomor sejenis)
>
> nelpon dini hari boleh om? (sekedar curhat gitu om)
>
> sekali lagi terimakasih om telah mau berbagi.
>
> salam
>
> yudhi
>
> --- On Wed, 9/24/08, teha <teha.sugiyo@ toserbayogya. com
> <mailto:teha.sugiyo%40toserbayogya.com>> wrote:
>
> pintu hati ini senantiasa terbuka. 

>
> kapan saja anda suka, saya paling gampang ditemui. 

>
> saya bukan selebritis,
>
> bukan pejabat,
>
> juga bukan konglomerat
>
> 
tapi adalah manusia biasa
>
> yang senantiasa berusaha berpikir luar biasa.
>
> 
saya tinggal di bandung,
>
> tempo-tempo keliling kota,
>
> tapi selalu balik bandung.
> 

> silakan kontak saya
>
> pada nomor ini 0 8 1 5 6 1 1 0 3 4 5
>
> tks.
>
>

5a.

Selamat Idul Fitri

Posted by: "melly kiong" melly_kiong@yahoo.com   melly_kiong

Wed Sep 24, 2008 5:04 pm (PDT)

Suasana Lebaran dirumahku
Sebenarnya� ini adalah� tradisi yang sudah lama terjadi di rumah� mungilku.
Setiap perayaan adalah� moment �yang baik buat� keluarga kami.� Karena� penduduk di dalam� rumah kami berasal dari beberapa� Agama,� maka perayaan kamipun beraneka ragam.
Ada� warga��� muslim� yaitu� mitra kerjaku dirumah ,� ada warga� Buddha� yaitu aku sendiri� dan mertuaku,� dan ada� umat Kristiani yaitu� suamiku dan anak anakku.Makanya tidak heran setiap perayaan� hari besar �adalah perayaan� yang� bahagia� dalam �keluarga� kami.
Tanpa �instruksi apapun,� helai �horden demi horden� dibuka, �bahkan daun pintu� serta� jendela sekalipun mereka buka untuk dicuci, walaupun� dalam� suasana� puasa . Mereka� dengan begitu semangat�45 ��melakukan semua itu. Sungguh luar biasa,� dedikasi� dan rasa memiliki� mereka.
Dalam� hal ini� saya sungguh merasakan� adanya �pendidikan� �yang saya dapatkan dari tingkah laku� yang diperlihatkan� oleh Mbak mbakku ,� sejujurnya� saya pribadi malu,� tetapi saya harus� berani� mengatakan� kalau� kedewasaan� mereka� dalam bertanggung jawab, �rasa memiliki, tidak berhitungan dalam pekerjaan,� tidak melakukan suatu pekerjaan� hanya karena� perintah� tidak ada alasan� walaupun sedang puasa� dan ketulusan� dalam berbuat. Sungguh� satu pendidikan untuk diri saya� dan orang orang yang merasa diri� lebih intelek.
Jadi� pendidikan tidak selalu� harus kita dapatkan di bangku sekolah, melainkan dalam universitas kehidupkan kita ,� yang penting kita harus� bekali diri dengan� sensitifitas� terhadap lingkungan sekitar dan juga jiwa besar� untuk merasa� perlu� terus�� menyempurnakan� diri� menjadi lebih� baik.���
Terima� kasih untuk� Guru� guru kehidupanku,� saya� Melly Kiong� mengucapkan :
� Minal Aidin Walfaizin , mohon maaf� lahir dan bathin,� semoga di hari yang Fitri� ini kita terlahir kembali menjadi manusia� yang lebih baik dan lebih peduli �

5b.

Re: Selamat Idul Fitri

Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com   pandika_sampurna

Wed Sep 24, 2008 5:47 pm (PDT)

Ibu Melly Kiong Yth.,

Terima kasih atas postingan tulisan dan kado ucapan Idul Fitrinya.
Di milis ini bukan hanya ibu saja yang non muslim, banyak juga
anggota lainnya. Bahkan ada sesepuh kita, Bapak Teha Sugiyo, yang
selalu rajin memposting tentang artikel-artikel kehidupan yang
sangat inspiratif.

Jadi janganlah ibu untuk sungkan-sungkan beranjangsana dengan
tulisannya karena milis ini milik kita bersama. Setiap anggota
setara. Tidak melihat usia tua atau muda. Pun tidak memandang
kelebihan dari tingginya pendidikan. Kita semua belajar antara satu
dengan yang lain, terutama mengenai pengalaman keseharian dari sisi
kehidupan.

Salam Hormat,
Pandika Sampurna

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, melly kiong
<melly_kiong@...> wrote:
>
> Suasana Lebaran dirumahku
> Sebenarnya  ini adalah  tradisi yang sudah lama terjadi di rumah 
mungilku.
> Setiap perayaan adalah  moment  yang baik buat  keluarga kami. 
Karena  penduduk di dalam  rumah kami berasal dari beberapa  Agama, 
maka perayaan kamipun beraneka ragam.
> Ada  warga    muslim  yaitu  mitra kerjaku dirumah ,  ada warga 
Buddha  yaitu aku sendiri  dan mertuaku,  dan ada  umat Kristiani
yaitu  suamiku dan anak anakku.Makanya tidak heran setiap perayaan 
hari besar  adalah perayaan  yang  bahagia  dalam  keluarga  kami.
> Tanpa  instruksi apapun,  helai  horden demi horden 
dibuka,  bahkan daun pintu  serta  jendela sekalipun mereka buka
untuk dicuci, walaupun  dalam  suasana  puasa . Mereka  dengan
begitu semangat'45   melakukan semua itu. Sungguh luar biasa, 
dedikasi  dan rasa memiliki  mereka.
> Dalam  hal ini  saya sungguh merasakan  adanya  pendidikan   yang
saya dapatkan dari tingkah laku  yang diperlihatkan  oleh Mbak
mbakku ,  sejujurnya  saya pribadi malu,  tetapi saya harus  berani 
mengatakan  kalau  kedewasaan  mereka  dalam bertanggung
jawab,  rasa memiliki, tidak berhitungan dalam pekerjaan,  tidak
melakukan suatu pekerjaan  hanya karena  perintah  tidak ada alasan 
walaupun sedang puasa  dan ketulusan  dalam berbuat. Sungguh  satu
pendidikan untuk diri saya  dan orang orang yang merasa diri  lebih
intelek.
> Jadi  pendidikan tidak selalu  harus kita dapatkan di bangku
sekolah, melainkan dalam universitas kehidupkan kita ,  yang penting
kita harus  bekali diri dengan  sensitifitas  terhadap lingkungan
sekitar dan juga jiwa besar  untuk merasa  perlu  terus  
menyempurnakan  diri  menjadi lebih  baik.   
> Terima  kasih untuk  Guru  guru kehidupanku,  saya  Melly Kiong 
mengucapkan :
> " Minal Aidin Walfaizin , mohon maaf  lahir dan bathin,  semoga di
hari yang Fitri  ini kita terlahir kembali menjadi manusia  yang
lebih baik dan lebih peduli "
>

5c.

Selamat Idul Fitri

Posted by: "varel.g@live.com" varel.g@live.com

Wed Sep 24, 2008 6:14 pm (PDT)

Wah saya juga nguncpin met idul fitri aja buat smuanya.

-----Original Message-----
From: Pandika Sampurna <pandika_sampurna@yahoo.com>
Sent: 2008-09-25 08:47:41 GMT+08:00
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: Selamat Idul Fitri

Ibu Melly Kiong Yth.,

Terima kasih atas postingan tulisan dan kado ucapan Idul Fitrinya.
Di milis ini bukan hanya ibu saja yang non muslim, banyak juga
anggota lainnya. Bahkan ada sesepuh kita, Bapak Teha Sugiyo, yang
selalu rajin memposting tentang artikel-artikel kehidupan yang
sangat inspiratif.

Jadi janganlah ibu untuk sungkan-sungkan beranjangsana dengan
tulisannya karena milis ini milik kita bersama. Setiap anggota
setara. Tidak melihat usia tua atau muda. Pun tidak memandang
kelebihan dari tingginya pendidikan. Kita semua belajar antara satu
dengan yang lain, terutama mengenai pengalaman keseharian dari sisi
kehidupan.

Salam Hormat,
Pandika Sampurna

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, melly kiong
<melly_kiong@...> wrote:
>
> Suasana Lebaran dirumahku
> Sebenarnya  ini adalah  tradisi yang sudah lama terjadi di rumah 
mungilku.
> Setiap perayaan adalah  moment  yang baik buat  keluarga kami. 
Karena  penduduk di dalam  rumah kami berasal dari beberapa  Agama, 
maka perayaan kamipun beraneka ragam.
> Ada  warga    muslim  yaitu  mitra kerjaku dirumah ,  ada warga 
Buddha  yaitu aku sendiri  dan mertuaku,  dan ada  umat Kristiani
yaitu  suamiku dan anak anakku.Makanya tidak heran setiap perayaan 
hari besar  adalah perayaan  yang  bahagia  dalam  keluarga  kami.
> Tanpa  instruksi apapun,  helai  horden demi horden 
dibuka,  bahkan daun pintu  serta  jendela sekalipun mereka buka
untuk dicuci, walaupun  dalam  suasana  puasa . Mereka  dengan
begitu semangat'45   melakukan semua itu. Sungguh luar biasa, 
dedikasi  dan rasa memiliki  mereka.
> Dalam  hal ini  saya sungguh merasakan  adanya  pendidikan   yang
saya dapatkan dari tingkah laku  yang diperlihatkan  oleh Mbak
mbakku ,  sejujurnya  saya pribadi malu,  tetapi saya harus  berani 
mengatakan  kalau  kedewasaan  mereka  dalam bertanggung
jawab,  rasa memiliki, tidak berhitungan dalam pekerjaan,  tidak
melakukan suatu pekerjaan  hanya karena  perintah  tidak ada alasan 
walaupun sedang puasa  dan ketulusan  dalam berbuat. Sungguh  satu
pendidikan untuk diri saya  dan orang orang yang merasa diri  lebih
intelek.
> Jadi  pendidikan tidak selalu  harus kita dapatkan di bangku
sekolah, melainkan dalam universitas kehidupkan kita ,  yang penting
kita harus  bekali diri dengan  sensitifitas  terhadap lingkungan
sekitar dan juga jiwa besar  untuk merasa  perlu  terus  
menyempurnakan  diri  menjadi lebih  baik.   
> Terima  kasih untuk  Guru  guru kehidupanku,  saya  Melly Kiong 
mengucapkan :
> " Minal Aidin Walfaizin , mohon maaf  lahir dan bathin,  semoga di
hari yang Fitri  ini kita terlahir kembali menjadi manusia  yang
lebih baik dan lebih peduli "
>

6a.

Re: (Inspirasi) ...dan makhluk itu bernama cinta

Posted by: "nurul hida" nurulhi23@yahoo.com   nurulhi23

Wed Sep 24, 2008 6:30 pm (PDT)

Mengharukan, mengispirasi, menakjubkan!

6b.

Re: (Inspirasi) ...dan makhluk itu bernama cinta

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Wed Sep 24, 2008 9:43 pm (PDT)


Tulisan yang indah, mencerahkan, menggugah

terimakasih sudah membaginya mbak jenny :)

salam

Novi

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Jenny Jusuf <j3nnyjusuf@...>
wrote:
>
>
>
> "Itu siapa?"
>
>
>
> Saya mengalihkan perhatian dari layar laptop dan menoleh ke arah
yang ditunjuk
> teman saya dengan dagunya.
>
>
>
> Seorang bapak tua baru saja memasuki ruangan
> seminar tempat kami menjadi panitia. Seminar tersebut dilangsungkan
selama
> sembilan hari dan diikuti oleh peserta dari berbagai kota. Selain
menjadi seksi
> sibuk yang merupakan kewajiban setiap orang berlabel panitia, saya juga
> kebagian tugas mendata dan mengumpulkan foto setiap peserta.
>
>
>
> "Nggak mungkin peserta," saya menjawab pelan,
> supaya tidak terdengar oleh si bapak yang kini sibuk menata
bawaannya di pojok
> ruangan, tanpa permisi sama sekali, bahkan tanpa memandang kami.
> Barang-barangnya tidak terlalu banyak, hanya sebuah ransel lusuh dan
dua dus
> berukuran sedang yang tampak kontras dengan karpet tebal dan
interior ruang
> seminar.
>
>
>
> Teman saya menghampirinya dan berbasa-basi
> menanyakan namanya. Setelah menjawab sekenanya, bapak tua itu
menarik sebuah kursi
> yang menganggur di sudut, duduk bersandar di sana, dan tidur.
>
>
>
> Hayah.
>
>
>
> Saya dan teman-teman panitia cuma bisa berpandang-pandangan.
>
>
>
> Tabir misteri itu baru tersingkap ketika si
> bapak membuka matanya yang memerah dan tersenyum penuh kantuk.
Ternyata beliau
> hanya tidur-tidur ayam (BTW, ada yang bisa menjelaskan kenapa disebut
> `tidur-tidur ayam'? Hehehe).
>
>
>
> "Saya mau nengok istri," jelasnya sederhana.
> "Dia ikut seminar di sini."
>
>
>
> "Nama istrinya siapa, Pak?"
>
>
>
> "Indrawati."
>
>
>
> Saya terdiam. Pandangan saya beralih ke balik pintu
> kaca, tempat dimana para peserta mengikuti jalannya seminar.
>
>
>
> Itu dia. Orang yang dimaksud sedang duduk di
> deretan tengah, agak ke belakang. Penampilannya sangat sederhana.
Rambutnya
> yang keabuan disanggul, punggungnya sedikit bungkuk dan wajahnya yang
> berkeriput tampak lelah, namun ia tetap semangat menyimak seminar. Sibuk
> mendengarkan dan mencatat.
>
>
>
> Ibu Indrawati adalah peserta tertua yang berasal
> dari Salatiga, Jawa Tengah. Ragu-ragu, saya melirik si kakek.
>
>
>
> "Bapak dari mana?" tanya saya hati-hati.
>
>
>
> "Salatiga," jawabnya sambil tersenyum,
> memamerkan gigi-gigi kecoklatan yang sebagian sudah mengeropos,
bahkan patah.
>
>
>
> "Di Jakarta Bapak tinggal di mana?" saya
> penasaran.
>
>
>
> "Ada saudara di Kramat," ia menjawab dengan mata
> berkaca-kaca, sepertinya masih ngantuk berat. "Tapi saya ndak lama
di sini, paling dua hari. Habis itu pulang ke Salatiga."
>
>
>
> "Kangen sama Ibu ya, Pak?" Duh, Bapak, maafkan
> saya yang terlalu cerewet, tapi sungguh saya tak bisa menahan diri
untuk terus
> bertanya.
>
>
>
> Beliau tidak menyahut. Hanya senyumnya yang
> merekah semakin lebar. Dan binar matanya lebih dari cukup untuk menjawab
> pertanyaan saya.
>
>
>
> Saya meninggalkan beliau dan kembali ke kursi
> saya (karena kalimat `kembali ke laptop'
> agak mengingatkan pada bapak-bapak pakar komedi yang sering nongol
di TV ;-D).
> Sambil mengetik, berulang kali saya menengok ke arahnya (bapak tua,
bukan bapak
> pakar komedi – ini apaan sih? Hahaha!). Menatapi punggungnya.
Mengamatinya
> bersandar di sana dan tertidur pulas. Sekadar melihat tanpa bersuara.
>
>
>
> Jam makan siang tiba. Para peserta berhamburan
> keluar, berebut menyerbu tumpukan kotak styrofoam
> putih yang berisi makanan dengan ganas. *Ehm, nggak usah dibayangin, ini
> hiperbola. ;-)*
>
>
>
> Bapak tua itu tak ikut beranjak, agaknya maklum
> bahwa ia tak mendapat jatah karena bukan peserta. Namun matanya
mencari-cari.
>
>
>
> Sosok yang ditunggunya keluar tak lama kemudian.
> Mereka saling merangkul. Di depan orang-orang yang lalu-lalang.
Dengan ransel
> lusuh dan dus-dus Aqua diikat tali rafia yang kontras dengan karpet
tebal dan
> interior ruangan.
>
>
>
> Untuk sejenak, ruangan itu hanya milik mereka
> berdua. Dan tak ada lagi yang nampak kontras di sana.
>
>
>
> Ijinkan
> saya punya cinta seperti itu jika saya tua nanti, saya membatin, entah
> pada siapa.
>
>
>
> Cinta yang tak lekang oleh wajah keriput, rambut
> beruban, gigi kecoklatan, ransel lusuh dan pakaian seadanya. Cinta
laksana
> embun pagi, sinar mentari dan semilir angin yang selalu ada setiap
hari. Sederhana,
> dan senantiasa baru.
>
>
>
> -----
>
>
>
> Dalam perjalanan pulang, saya duduk di angkot
> dan tak henti-hentinya berpikir. Bukan tentang bapak tua dan istrinya.
> Belakangan ini otak saya dipenuhi begitu banyak persoalan, yang kalau
> dipikir-pikir lagi, kebanyakan sampahnya daripada pentingnya. Namun
> sampah-sampah itu tak sudi pergi meski saya sudah berusaha keras.
Semakin
> ditepis, semakin awet bercokol.
>
>
>
> *Oh,
> well, what you resist persists, right? ;-)
>
>
>
> Lelah. Jengkel. Muak.
>
>
>
> Khawatir. Risau. Gelisah. Tak menentu.
>
>
>
> Jalanan macet. Udara gerah. Penumpang
> berjejalan. Keringat bertetesan.
>
>
>
> Hidup saya sebulan terakhir. Rollercoaster tanpa ujung. Tanpa
> operator, tanpa karcis, tanpa durasi, dan saya tak bisa berteriak minta
> berhenti meski sudah penat meluncur naik-turun.
>
>
>
> Saya duduk bertopang dagu, menghela nafas
> dalam-dalam.
>
>
>
> Angkot berhenti di pinggir jalan. Seorang ibu
> yang sedang menggendong anak berjalan mendekat. Spontan saya
menggeser tubuh,
> merapatkan diri ke sudut. Tempat yang tersisa hanya cukup untuk satu
orang. Si
> ibu harus memangku anaknya selama perjalanan.
>
>
>
> Pintu angkot yang terlalu rendah membuatnya
> terpaksa mengeluarkan upaya ekstra untuk bisa masuk dan duduk di
samping saya.
> Seketika pandangan seluruh penumpang tertuju pada sosok sederhana
berbalut
> jarit itu.
>
>
>
> Bocah yang digendongnya menderita hydrocephalus.
>
>
>
> Tidak ada penumpang yang bersuara tatkala si ibu
> membetulkan posisi duduk anaknya agar nyaman dipangku dan meluruskan
letak kain
> jarit di sekeliling tubuh si bocah, melindunginya dari hembusan angin.
>
>
>
> Si bocah mengeluarkan suara-suara aneh. Baru
> saya sadar, bibirnya tak mampu mengatup. Kedua mata dan mulutnya
tertarik sedemikian
> rupa hingga terus mendelik dan menganga.
>
>
>
> "Haaaa... aaaaaa... haa."
>
>
>
> Sang ibu tertawa pelan mendengar bahasa yang
> hanya dipahami mereka berdua. Ia mengangguk-angguk, senyumnya lepas
tanpa
> beban. Ia merogoh tas, mengeluarkan dot dan memasukkannya ke mulut
si bocah.
>
>
>
> "Umurnya berapa, Bu?" seorang penumpang menyela
> aktivitas kecil itu.
>
>
>
> "Lima," sang ibu menjawab ramah. Tak disangka,
> bocah di pelukannya ikut tersenyum. Seolah mengerti apa yang sedang
diobrolkan
> dan menganggapnya lucu.
>
>
>
> "Haaaa... aaaaa... aaaa."
>
>
>
> Senyum itu terus merekah dari mulut yang tak
> mampu mengatup dan disumpal dot bayi. Bahkan sepasang mata yang
mendelik itu
> ikut tersenyum. Kepala yang terayun lemah dalam gendongan sang ibu
tak sanggup menahannya
> untuk membagi kegembiraan pada seluruh penumpang angkot yang kini
menontoni
> mereka.
>
>
>
> Sang ibu mengayun anaknya perlahan. Menyambut
> senyumnya dengan mata berbinar, seolah ingin berkata sederhana, "Aku
sayang
> kamu, apa adanya."
>
>
>
> Mata saya membasah.
>
>
>
> Mendadak, seluruh jaringan kusut di otak saya
> kehilangan maknanya.
>
>
>
> Mendadak, apa yang saya sebut beban dan masalah seperti
> mengambang begitu saja, menyisakan ruang hening, dan saya terhanyut
di sana.
>
>
>
> Mendadak, saya tak peduli lagi pada rollercoaster yang masih terus
meluncur
> naik-turun, dengan saya di dalamnya. Tak ingin berteriak minta
berhenti.
>
>
>
> Jenis
> cinta apa yang kau punya, Ibu?
>
> Aku
> ingin sekali memilikinya.
>
>
>
> Cinta itu tak terbeli, dan tanpa harus
> mengeluarkan uang sepeser pun, si anak telah mendapatkannya. Lunas.
>
>
>
> Mendadak, saya hanya ingin punya cinta.
>
>
>
>
>
>
>
>
> secarik
> kenangan yang tersisa, agustus 2008
>
>
> ROCK Your Life! - Jenny Jusuf - http://jennyjusuf.blogspot.com
>

6c.

Re: (Inspirasi) ...dan makhluk itu bernama cinta

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Wed Sep 24, 2008 9:57 pm (PDT)


Tulisan yang indah :-)

Ku ingin C I N T A YANG S E D E R H A N A

MENCINTAI APA ADANYA

sehingga TIADA DUSTA DI ANTARA KITA

menjadikan CINTA itu tumbuh sampai Akhir hayat kita

thanks mba

salam

yudhi

--- On Tue, 9/23/08, Jenny Jusuf <j3nnyjusuf@yahoo.com> wrote:
"Itu siapa?"

Saya mengalihkan perhatian dari layar laptop dan menoleh ke arah yang ditunjuk teman saya dengan dagunya.

Seorang bapak tua baru saja memasuki ruangan seminar tempat kami menjadi panitia. Seminar tersebut dilangsungkan selama sembilan hari dan diikuti oleh peserta dari berbagai kota. Selain menjadi seksi sibuk yang merupakan kewajiban setiap orang berlabel panitia, saya juga kebagian tugas mendata dan mengumpulkan foto setiap peserta.

"Nggak mungkin peserta," saya menjawab pelan, supaya tidak terdengar oleh si bapak yang kini sibuk menata bawaannya di pojok ruangan, tanpa permisi sama sekali, bahkan tanpa memandang kami. Barang-barangnya tidak terlalu banyak, hanya sebuah ransel lusuh dan dua dus berukuran sedang yang tampak kontras dengan karpet tebal dan interior ruang seminar.

Teman saya menghampirinya dan berbasa-basi menanyakan namanya. Setelah menjawab sekenanya, bapak tua itu menarik sebuah kursi yang menganggur di sudut, duduk bersandar di sana, dan tidur.

Hayah.

Saya dan teman-teman panitia cuma bisa berpandang-pandanga n.

Tabir misteri itu baru tersingkap ketika si bapak membuka matanya yang memerah dan tersenyum penuh kantuk. Ternyata beliau hanya tidur-tidur ayam (BTW, ada yang bisa menjelaskan kenapa disebut 'tidur-tidur ayam'? Hehehe).

"Saya mau nengok istri," jelasnya sederhana. "Dia ikut seminar di sini."

"Nama istrinya siapa, Pak?"

"Indrawati."

Saya terdiam. Pandangan saya beralih ke balik pintu kaca, tempat dimana para peserta mengikuti jalannya seminar.

Itu dia. Orang yang dimaksud sedang duduk di deretan tengah, agak ke belakang. Penampilannya sangat sederhana. Rambutnya yang keabuan disanggul, punggungnya sedikit bungkuk dan wajahnya yang berkeriput tampak lelah, namun ia tetap semangat menyimak seminar. Sibuk mendengarkan dan mencatat.

Ibu Indrawati adalah peserta tertua yang berasal dari Salatiga, Jawa Tengah. Ragu-ragu, saya melirik si kakek.

"Bapak dari mana?" tanya saya hati-hati.

"Salatiga," jawabnya sambil tersenyum, memamerkan gigi-gigi kecoklatan yang sebagian sudah mengeropos, bahkan patah.

"Di Jakarta Bapak tinggal di mana?" saya penasaran.

"Ada saudara di Kramat," ia menjawab dengan mata berkaca-kaca, sepertinya masih ngantuk berat. "Tapi saya ndak lama di sini, paling dua hari. Habis itu pulang ke Salatiga."

"Kangen sama Ibu ya, Pak?" Duh, Bapak, maafkan saya yang terlalu cerewet, tapi sungguh saya tak bisa menahan diri untuk terus bertanya.

Beliau tidak menyahut. Hanya senyumnya yang merekah semakin lebar. Dan binar matanya lebih dari cukup untuk menjawab pertanyaan saya.

Saya meninggalkan beliau dan kembali ke kursi saya (karena kalimat 'kembali ke laptop' agak mengingatkan pada bapak-bapak pakar komedi yang sering nongol di TV ;-D). Sambil mengetik, berulang kali saya menengok ke arahnya (bapak tua, bukan bapak pakar komedi – ini apaan sih? Hahaha!). Menatapi punggungnya. Mengamatinya bersandar di sana dan tertidur pulas. Sekadar melihat tanpa bersuara.

Jam makan siang tiba. Para peserta berhamburan keluar, berebut menyerbu tumpukan kotak styrofoam putih yang berisi makanan dengan ganas. *Ehm, nggak usah dibayangin, ini hiperbola. ;-)*

Bapak tua itu tak ikut beranjak, agaknya maklum bahwa ia tak mendapat jatah karena bukan peserta. Namun matanya mencari-cari.

Sosok yang ditunggunya keluar tak lama kemudian. Mereka saling merangkul. Di depan orang-orang yang lalu-lalang. Dengan ransel lusuh dan dus-dus Aqua diikat tali rafia yang kontras dengan karpet tebal dan interior ruangan.

Untuk sejenak, ruangan itu hanya milik mereka berdua. Dan tak ada lagi yang nampak kontras di sana.

Ijinkan saya punya cinta seperti itu jika saya tua nanti, saya membatin, entah pada siapa.

Cinta yang tak lekang oleh wajah keriput, rambut beruban, gigi kecoklatan, ransel lusuh dan pakaian seadanya. Cinta laksana embun pagi, sinar mentari dan semilir angin yang selalu ada setiap hari. Sederhana, dan senantiasa baru.

-----

Dalam perjalanan pulang, saya duduk di angkot dan tak henti-hentinya berpikir. Bukan tentang bapak tua dan istrinya. Belakangan ini otak saya dipenuhi begitu banyak persoalan, yang kalau dipikir-pikir lagi, kebanyakan sampahnya daripada pentingnya. Namun sampah-sampah itu tak sudi pergi meski saya sudah berusaha keras. Semakin ditepis, semakin awet bercokol.

*Oh, well, what you resist persists, right? ;-)

Lelah. Jengkel. Muak.

Khawatir. Risau. Gelisah. Tak menentu.

Jalanan macet. Udara gerah. Penumpang berjejalan. Keringat bertetesan.

Hidup saya sebulan terakhir. Rollercoaster tanpa ujung. Tanpa operator, tanpa karcis, tanpa durasi, dan saya tak bisa berteriak minta berhenti meski sudah penat meluncur naik-turun.

Saya duduk bertopang dagu, menghela nafas dalam-dalam.

Angkot berhenti di pinggir jalan. Seorang ibu yang sedang menggendong anak berjalan mendekat. Spontan saya menggeser tubuh, merapatkan diri ke sudut. Tempat yang tersisa hanya cukup untuk satu orang. Si ibu harus memangku anaknya selama perjalanan.

Pintu angkot yang terlalu rendah membuatnya terpaksa mengeluarkan upaya ekstra untuk bisa masuk dan duduk di samping saya. Seketika pandangan seluruh penumpang tertuju pada sosok sederhana berbalut jarit itu.

Bocah yang digendongnya menderita hydrocephalus.

Tidak ada penumpang yang bersuara tatkala si ibu membetulkan posisi duduk anaknya agar nyaman dipangku dan meluruskan letak kain jarit di sekeliling tubuh si bocah, melindunginya dari hembusan angin.

Si bocah mengeluarkan suara-suara aneh. Baru saya sadar, bibirnya tak mampu mengatup. Kedua mata dan mulutnya tertarik sedemikian rupa hingga terus mendelik dan menganga.

"Haaaa... aaaaaa... haa."

Sang ibu tertawa pelan mendengar bahasa yang hanya dipahami mereka berdua. Ia mengangguk-angguk, senyumnya lepas tanpa beban. Ia merogoh tas, mengeluarkan dot dan memasukkannya ke mulut si bocah.

"Umurnya berapa, Bu?" seorang penumpang menyela aktivitas kecil itu.

"Lima," sang ibu menjawab ramah. Tak disangka, bocah di pelukannya ikut tersenyum. Seolah mengerti apa yang sedang diobrolkan dan menganggapnya lucu.

"Haaaa... aaaaa... aaaa."

Senyum itu terus merekah dari mulut yang tak mampu mengatup dan disumpal dot bayi. Bahkan sepasang mata yang mendelik itu ikut tersenyum. Kepala yang terayun lemah dalam gendongan sang ibu tak sanggup menahannya untuk membagi kegembiraan pada seluruh penumpang angkot yang kini menontoni mereka.

Sang ibu mengayun anaknya perlahan. Menyambut senyumnya dengan mata berbinar, seolah ingin berkata sederhana, "Aku sayang kamu, apa adanya."

Mata saya membasah.

Mendadak, seluruh jaringan kusut di otak saya kehilangan maknanya.

Mendadak, apa yang saya sebut beban dan masalah seperti mengambang begitu saja, menyisakan ruang hening, dan saya terhanyut di sana.

Mendadak, saya tak peduli lagi pada rollercoaster yang masih terus meluncur naik-turun, dengan saya di dalamnya. Tak ingin berteriak minta berhenti.

Jenis cinta apa yang kau punya, Ibu?

Aku ingin sekali memilikinya.

Cinta itu tak terbeli, dan tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun, si anak telah mendapatkannya. Lunas.

Mendadak, saya hanya ingin punya cinta.

secarik kenangan yang tersisa, agustus 2008

ROCK Your Life!
- Jenny Jusuf -
http://jennyjusuf. blogspot. com

7a.

Fwd: Tersenyumlah Dengan Hatimu

Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com   pandika_sampurna

Wed Sep 24, 2008 7:45 pm (PDT)


From: On Behalf Of Pras
Sent: 23 September 2008 11:22
Subject: Kisah yg menyentuh : Tersenyumlah dengan HATImu.
 

 
Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

 
Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" kearah saya.
Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."
Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami.
Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."
Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya .
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara  MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!

Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu (sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran tangannya!

Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.
Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri

7b.

Re: Fwd: Tersenyumlah Dengan Hatimu

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Sep 25, 2008 12:54 am (PDT)

ah,
sungguh satu tulisan yg indah, pak sinang
terima kasih telah membaginya dgn kami

ps: saya pernah lho bikin kolase dgn tema ini (senyum dr hati), dan
wah, ternyata susah juga cari gambar senyum yg benar2 dr hati. :)

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Pandika Sampurna
<pandika_sampurna@...> wrote:
>
>
> From: On Behalf Of Pras
> Sent: 23 September 2008 11:22
> Subject: Kisah yg menyentuh : Tersenyumlah dengan HATImu.
>  
>
>  
> Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni
Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim
di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan
direnungkan seumur hidup.
>
>
>
>
>
>
>  
> Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan
kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan
setiap orang memilikinya.
> Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi
nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan
memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan
mendokumentasikan reaksi mereka. Setelah itu setiap siswa diminta
untuk mempresentasikan didepan kelas. Saya adalah seorang yang
periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang.
Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.
>
> Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan
anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk
pergi kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu
udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk
dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani
si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
> Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani,
mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan
bahkan orang yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir
keluar dari antrian.
> Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan
melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah
saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata
tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang
sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.
> Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki
yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia
sedang "tersenyum" kearah saya.
> Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga
memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta
agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.
> Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari
menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang
akan dipesan. Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika
teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki
kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di
belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu
menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu
adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui
bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama
mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai didepan counter.
>
> Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang
ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan
duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir
Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu
dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika
ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang
harus membeli sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin
menghangatkan badan.
>
> Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat
terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka
mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang
hampir semuanya sedang mengamati mereka. Pada saat yang bersamaan,
saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga
sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan'
saya.
>
> Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya
untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya
tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan
saya) dalam nampan terpisah.
> Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain
yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke
meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan
lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih
kedua lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi
makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas
punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya
berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."
>
> Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu
mulai basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih
banyak, nyonya."
> Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya
saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk
kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan
sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
> Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan
memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya
merengkuh kedua lelaki itu.
>
> Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan
meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang
tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya
mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang
saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang
pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! " Kami
saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2
bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami
telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu
bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.
>
> Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan
meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka
satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat
tangan' dengan kami.
> Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan
berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi
kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi
kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu
contohkan tadi kepada kami."
> Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum
beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah
kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin
kami, mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu
melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya
merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang
tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir
oleh saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih
sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!
>
> Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita'
ini ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya.
Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen
saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah
saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati
saya mengiyakan. Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian
dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para
siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan
kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen
dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang
kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu
berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang
didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan
perasaan harunya.
> Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup
ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir
paper saya .
> "Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui
betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
>
> Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk
menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku,
guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir
saya sebagai mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang
tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun,
yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."
>
> Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untuk bisa
diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat
membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran
bagaimana cara  MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKAN SEDIKIT HARTA-
BENDA YANG KITA MILIKI, dan bukannya MENCINTAI HARTA-BENDA YANG
BUKAN MILIK KITA, DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA!
>
> Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuh hati anda,
teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda. Disini
ada 'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang
membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu
(sekecil apapun) bagi sesama yang sedang membutuhkan uluran
tangannya!
>
> Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari
kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan
meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.
> Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk
berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang
kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan
teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan
keyakinan, akan kehilangan semuanya! Tuhan menjamin akan memberikan
kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak
melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap
harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.
> Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi
orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah
dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama
untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri
>

8a.

(bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Wed Sep 24, 2008 8:58 pm (PDT)

"Have you ever really had a teacher? One who saw you as a raw but precious
thing, a jewel that, with wisdom, could be polished to a proud shine? Where
no books were required, the subject is the meaning of life. It was taught
from the experience. The teaching goes on."

*(Tuesday With Morrie - Mitch A)

*"Apakah kau pernah benar-benar memiliki seorang guru? Guru yang melihatmu
sebagai sosok yang masih belum terbentuk tetapi berharga; permata yang dapat
digosok menjadi mengilap dengan kebijaksanaan? Dimana buku tak diperlukan,
mata pelajarannya adalah arti kehidupan. Belajar dari pengalaman. Pengajaran
yang akan terus berlangsung."
8b.

Re: (bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Wed Sep 24, 2008 9:08 pm (PDT)

yes, i have.

some of them:
1. sjamsuddin shiddieg (aka my dear dad)
2. sangi siti rahayu (aka my dear mom)
3. ade armando
4. diani citra
5. airin nisa
6. shinta anita sari
7. lia octavia (yes, you are, dear one..)
8. catur sukono (aka my lovely precious husband)

what's yours?

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia"
<liaoctavia@...> wrote:
>
> "Have you ever really had a teacher? One who saw you as a raw but
precious
> thing, a jewel that, with wisdom, could be polished to a proud
shine? Where
> no books were required, the subject is the meaning of life. It
was taught
> from the experience. The teaching goes on."
>
> *(Tuesday With Morrie - Mitch A)
>
> *"Apakah kau pernah benar-benar memiliki seorang guru? Guru yang
melihatmu
> sebagai sosok yang masih belum terbentuk tetapi berharga; permata
yang dapat
> digosok menjadi mengilap dengan kebijaksanaan? Dimana buku tak
diperlukan,
> mata pelajarannya adalah arti kehidupan. Belajar dari pengalaman.
Pengajaran
> yang akan terus berlangsung."
>

8c.

Re: (bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Wed Sep 24, 2008 10:24 pm (PDT)

dan aku belajar di sekolah kehidupan
berguru pada semua yang ada di sini :)

beguru pada rasa
berguru pada perasaan
menikmati tiap detik hidup
hingga ajal menjemput...

merasakan syukur
merasakan nikmat
merasakan indahnya syukur nikmat

aku belajar pada kalian...

ajari aku sabar, bu guru, pak guru
ajari aku ikhlas, bu guru, pak guru

Melirik positngan
jadi sedih, karena ga bisa ambil bagian :(
tapi bukankah itu bagian dari ikhlas dan sakit....

Aaaah, mbak lia... jadi ingat sms-mu...
yup semoga, aku tak perlu berlebaran di RS

sahabat eska
kalian bener2 keren ya :)

salam

Novi

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia"
<liaoctavia@...> wrote:
>
> "Have you ever really had a teacher? One who saw you as a raw but
precious
> thing, a jewel that, with wisdom, could be polished to a proud
shine? Where
> no books were required, the subject is the meaning of life. It was
taught
> from the experience. The teaching goes on."
>
> *(Tuesday With Morrie - Mitch A)
>
> *"Apakah kau pernah benar-benar memiliki seorang guru? Guru yang
melihatmu
> sebagai sosok yang masih belum terbentuk tetapi berharga; permata
yang dapat
> digosok menjadi mengilap dengan kebijaksanaan? Dimana buku tak
diperlukan,
> mata pelajarannya adalah arti kehidupan. Belajar dari pengalaman.
Pengajaran
> yang akan terus berlangsung."
>

8d.

Re: (bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Wed Sep 24, 2008 10:25 pm (PDT)

dan aku belajar di sekolah kehidupan
berguru pada semua yang ada di sini :)

beguru pada rasa
berguru pada perasaan
menikmati tiap detik hidup
hingga ajal menjemput...

merasakan syukur
merasakan nikmat
merasakan indahnya syukur nikmat

aku belajar pada kalian...

ajari aku sabar, bu guru, pak guru
ajari aku ikhlas, bu guru, pak guru

Melirik positngan
jadi sedih, karena ga bisa ambil bagian :(
tapi bukankah itu bagian dari ikhlas dan sabar

Aaaah, mbak lia... jadi ingat sms-mu...
yup semoga, aku tak perlu berlebaran di RS

sahabat eska
kalian bener2 keren ya :)

salam

Novi

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia"
<liaoctavia@...> wrote:
>
> "Have you ever really had a teacher? One who saw you as a raw but
precious
> thing, a jewel that, with wisdom, could be polished to a proud
shine? Where
> no books were required, the subject is the meaning of life. It was
taught
> from the experience. The teaching goes on."
>
> *(Tuesday With Morrie - Mitch A)
>
> *"Apakah kau pernah benar-benar memiliki seorang guru? Guru yang
melihatmu
> sebagai sosok yang masih belum terbentuk tetapi berharga; permata
yang dapat
> digosok menjadi mengilap dengan kebijaksanaan? Dimana buku tak
diperlukan,
> mata pelajarannya adalah arti kehidupan. Belajar dari pengalaman.
Pengajaran
> yang akan terus berlangsung."
>

9.

Bls: [sekolah-kehidupan] Re: Fwd: Tersenyumlah Dengan Hatimu

Posted by: "dyah zakiati" adzdzaki@yahoo.com   adzdzaki

Thu Sep 25, 2008 1:12 am (PDT)

Setuju, tulisan yang cantik sekali. Kadang kita melihat dari sudut pandang kita saja dan tak peduli bagaimana perasaan mereka yang sebenarnya juga tak menginginkan mendapat 'anugrah' itu. Terima kasih, Bapak.

ps. Mbak Retno, kenapa tidak melihat cermin saja untuk mencari gambar senyum yang benar-benar dari hati:)

----- Pesan Asli ----
Dari: Bu CaturCatriks <punya_retno@yahoo.com>
Kepada: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Terkirim: Kamis, 25 September, 2008 14:54:06
Topik: [sekolah-kehidupan] Re: Fwd: Tersenyumlah Dengan Hatimu

ah,
sungguh satu tulisan yg indah, pak sinang
terima kasih telah membaginya dgn kami

ps: saya pernah lho bikin kolase dgn tema ini (senyum dr hati), dan
wah, ternyata susah juga cari gambar senyum yg benar2 dr hati. :)

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com, Pandika Sampurna
<pandika_sampurna@ ...> wrote:
>
>
> From: On Behalf Of Pras
> Sent: 23 September 2008 11:22
> Subject: Kisah yg menyentuh : Tersenyumlah dengan HATImu.
>
>
>
> Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni
Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim
di sana . Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan
direnungkan seumur hidup.

__________________________________________________________
Dapatkan alamat Email baru Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Recent Activity
Visit Your Group
Biz Resources

Y! Small Business

Articles, tools,

forms, and more.

Yahoo! Groups

Join a program

to help you find

balance in your life.

Cat Zone

on Yahoo! Groups

Join a Group

all about cats.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: