Minggu, 28 September 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2278

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (8 Messages)

Messages

1a.

Re: MET LEBARAN AJE YEE... - No what-what

Posted by: "rita.prames" rita.prames@yahoo.com   rita.prames

Sat Sep 27, 2008 6:49 am (PDT)


Rapatrapat Sahabat Di Ramadhan 1429 semoga bermanfaat

Lebaran tanpa ketupat, rasanya tak nikmat

Walau tangan tak sempat berjabat, sobat

Lewat millis pun No what-what

(wong manggung aku minjem kalimate no what-what) ^_^

Selamat Idul Fithri 1429 H (again)

Maaf Lahir Bathin

Assalamu'alaikum

Arief

(id ku sing iki engko di delete ae, mosok aku dobel2)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, bujang kumbang
<bujangkumbang@...> wrote:
>
>
>
>
>
> Burung gagak bertebaran di kali
>
> Ada
> calo naik pohon pepaya
>
> Nggak terasa ya Lebaran sebentar lagi
>
> Kalo begitu mohon maaf lahir bathin aja ya
>
> Â
>
> Â
>
> Si Oyon nangkap ikan patin
>
> Ikan patinnya lari ke kota
>
> Mohon maap lahir bathin
>
> Maapin ya kalo ada salah-salah kata
>
> Â
>
> Â
>
> Fiyan Arjun mengucapkan:
>
> SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1429 H
>
> MOHON MAAF LAHIR BATHIN
>
>
>
>
>
__________________________________________________________\
___
> Nama baru untuk Anda!
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
@rocketmail.
> Cepat sebelum diambil orang lain!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>

2.

[Artikel] Mencoba Memaknai Beryukur dan Berlimpah

Posted by: "Okky Sulistijo" semarang_nlp@yahoo.com   okky_sulistijo

Sat Sep 27, 2008 6:51 am (PDT)



Secara personal saya tergelitik untuk mencari pemaknaan bersyukur
dan berlimpah ketika sebuah tulisan dalam sebuah web bernuansa NLP
memunculkan teknik mengumpulkan uang. Menurut saya sungguh sangat luar
biasa bila sebuah teknik yang berada dalam tataran kehidupan lingkungan
manusia dibungkus rapi menjadi sebuah hukum.

Teknik dan hukum adalah dua hal berbeda. Dalam sebuah teknik berlaku
satu atau banyak hukum dan dalam sebuah hukum memerlukan teknik untuk
melaksanakannya. Namun keduanya adalah hal berbeda yang berdiri sendiri.

Lalu apakah ada yang tahu dan menemukan para founder NLP
mengungkapkan sesuatu dan dijadikan sebuah hukum? Mengapa mereka hanya
menulis tentang presupposition dan bukan hukum?

Barangkali para founder memaknai hukum adalah sesuatu yang bekerja
secara pikiran tidak sadar atau unconsious sedangkan teknik bekerja
dalam pikiran bawah sadar atau subconsious. Terlebih lagi barangkali
juga mereka tidak mau dianggap sebagai Tuhannya manusia lain.
Kebenarannya siapa tahu?

Begitu juga banyak orang berpikir bahwa ketika mereka rajin
bersyukur dan berlimpah maka uang itu otomatis membanjiri saku mereka
dan dapat mereka gunakan untuk apapun.

Ya …. Tuhan ampunilah aku …. hambaMu ini ….
Terlalu naif dan doif sehingga berpikir mengatur dan menyudutkan posisiMu untuk menuruti nafsu pribadiku!

Jauh …. sungguh jauh aku dari kesempurnaan ya Tuhanku ….
Bahkan level satu di tataran lingkungan kehidupan pun aku belum mampu melakukannya ….

Bila Anda berkenan untuk melihat level demi level kehidupan silahkan Anda download dengan bebas di sini. Terima kasih.

Okky Sulistijo
#1 Master of Abundance Coach

Website: http://www.okkysulistijo.com

Victory Access International

Coaching - Consulting - Training
Jalan Srinindito Selatan I/11
Semarang - Central Java
Indonesia

Mobile Phone:
+6281 -VA WAY - 82
(+62 81 - 8 2 9 2 9 - 82)

3a.

Re: HAKI SK

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Sat Sep 27, 2008 6:54 am (PDT)

wiw.. tambah ngetop aja sk.. selamat.. selamat low?
kayaknya kita kudu raker nih.. tapi biarin bebrapa waktu ini kita nunggu
raker sk, secra pada mudik tuh mas...
aku sih jaga kandang...

salam
nihaw

Pada 27 September 2008 13:19, epri_tsi <epri_tsi@yahoo.com> menulis:

> Salah satu program kerja yang katanya tak terwujud pada periode
> kepengurusan yang lalu adalah membuat Hak Paten atas Nama komunitas
> Sekolah kehidupan, begitu kurang lebih Nursalam membacakan LPJ nya di
> SItu Gintung beberapa waktu lalu.
>
> Karena saya juga melihat ada komunitas2 lain yang mencoba membuat nama
> dan jargon2 yang agak mirip, saya kira perlu difikirkan untuk segera
> membuat Hak Paten SK ya.
>
> Sekedar masukan saja.
>
> Terimakasih.
>
> Epri Tsaqib
>
> ** Berikut ini baru saja saya menemukan template tentang milis yang
> saya temui ketika mencari kata "sekolah kehidupan" di groups yahoo.
>
> LifeSharing Community :
>
> "Jika setiap tempat adalah sekolah, maka setiap orang adalah guru".
> LivingSchool Community adalah komunitas orang-orang yang mau belajar
> dan mengambil hikmah dari setiap perjalanan kehidupan yang dilaluinya,
> kumpulan orang-orang yang senantiasa belajar dari semua orang yang
> ditemuinya, belajar dari setiap kejadian yang berlangsung di muka
> bumi, setiap jam, menit dan detik.
>
> See?
>
> :)
>
>
>
4.

Ramadhan akan pulang

Posted by: "Fedi R." fedi_tm@korindo.co.id

Sat Sep 27, 2008 6:55 am (PDT)

Iedul Fithr ...,

momen yang ditunggu ..,

auranya menghipnotis mayoritas kaum muslim

antrian para mustahiq zakat menghiasi moment iedul fithr tahun ini ..,

disamping berbagai berita kecelakaan yang membuat orang2 yg b'niat mudik ketemu sama emak bapak d kampung,,harus (rela) "ditagih presentasi kehidupany" sama malaikat penjaga kubur,,terlepas siap atw tidakny mereka berpresentasi,mari qta doakan semoga amal ibadah mereka diterima oleh AlLah SWT., aamiin.,

Ramadhan 1429 H sebentar lagi akan meninggalkan qta .., Begitu banyak ummat Muhammad yang m'peroleh jackpot AlLoh d bulan ini ( conngrats ya shob ..^-^ mdh2an aq pun mampu memperolehny d taun2 yg akan datang .., aamiin )
malam yg lebih baik dari 1000 bulan luput dari pRioritasku .........ah sial ........kenapa aq tak mampu ...........

Di hari yang fithr yang akan hadir ini ..,
Tuhan ..,
Yang maha membolak - balikan hati ..,
Ajari aq bersyukur
Ajari aq merayakan Iedul Fithr..,

Di hari yang fithr yang akan hadir ini ..,
Aq meminta kasih sayangMU iLahi
Aq mengemis padaMU iLahi,,
Terimalah puasaku yang amat sangat rendah kualitasny ini..,

Di hari yang fithr yang akan hadir ini ..,
Aq mengemis padaMU iLahi ..,
Sampaikan aq ke ramadhanMU lagi ..,
Walau aq hanya akan mengulang kesalahanku lagi..,
Menyia-nyiakan "tawaranMu" yang suci ..,

hambaMU yg hina...
"Sagiat 99"

5a.

Re: FW: [sekolah-kehidupan] Re: Selamat Mudik

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Sat Sep 27, 2008 6:58 am (PDT)

hi..hi.. nitip dunks.. kelompen geulis... ngartos teu? sandal cantik tuh:)
aku liat di salah satu acara tv yang pembawa acaranya fauzi baadilla
sama soto sapi H. didi :D

salam
nihaw..
(yang masih jaga kandang)

Pada 27 September 2008 04:19, jun an nizami <tinta_mirah@yahoo.co.id>menulis:

> Tasik yang cantik tunggu aku dengan senyum dibalik kerudung biru itu..
> Tasik yang cantik,aku balik,mudik.
> (asal bunyi ya?)
>
> kang galih,jadi mampir ya ke saung murung?
>
> Selamat mudik semuanya.
>
> Salam_mirah: jun nizami
> http://zunannizami.multiply.com
>
>
> ----- Original Message -----
> Subject: [sekolah-kehidupan] Re: Selamat Mudik
> Date: Fri, 26 Sep 2008 15:22:00
> From: ukhtihazimah <ukhtihazimah@yahoo.com <ukhtihazimah%40yahoo.com>>
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>
> >
>
> Met mudik juga Mbak Lia, ntar kalo ketemu Pak Hadian, ingetin dia
> buat bawa oleh-oleh Bung Hatta [maksudnyeeee]
>
> Happy Mudik ya mbak Lia ;)
>
> :sinta:
>
> --- In sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com , "Lia Octavia"
> <liaoctavia@ ...> wrote:
> >
> > Pak Sinang dan sahabat-sahabat SK semuanya,
> >
> > Aku mohon maaf lahir bathin ya atas semua sikap-sikap atau kata-
> kataku yang
> > kurang berkenan selama ini. Mohon dimaafkan semua ya...
> > Insya Allah aku pergi ke Padang tanggal 30 Sep nanti untuk
> merayakan Idul
> > Fitri dan liburan dengan Mbak Uri dan keluarganya di sana.
> Sebenarnya
> > keinginan untuk liburan ke sana sudah direncanakan 2 tahun yang
> lalu,
> > alhamdulillah tahun ini insya Allah dapat dilaksanakan.
> >
> > Selamat liburan bagi sahabat-sahabat yang pulang ke kampung halaman:
> > - Kang Dani yang akan ke Madiun besok tgl 27
> > - Mbak Retno yang akan ke Banjarnegara pada hari lebaran
> > - Mbak Shinta dan Mbak Ela yang sudah dalam perjalanan ke Malang
> > - Pak Sis yang akan ke Balikpapan
> > - Kang Hadian yang akan ke Bukittinggi (waaaah kita bisa ketemu di
> > Bukittinggi nih Kang ^_^)
> > dan sahabat-sahabat lainnya yang sudah merencanakan liburan yg tak
> dapat
> > kusebutkan satu persatu
> >
> > Special thanks buat Kang Dikdik yang sudah mengirimkan hadist-
> hadistnya via
> > sms mulai dari awal Ramadhan hingga semalam yang menemaniku sahur
> dan
> > melewatkan sepertiga malam-malam terakhir di bulan ini. Semoga
> Allah semakin
> > mencintaimu. Amin.
> >
> > Wassalam
> > Lia
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > 2008/9/26 Pandika Sampurna <pandika_sampurna@ ...>
> >
> > > Pagi ini entah sudah untuk keberapa kali dalam tahun-tahun
> belakangan
> > > ini, menjelang seminggu Hari Idul Fitri, saya merasakan lengang
> di jalan
> > > menuju ke kantor.
> > > Kelihatannya orang-orang Jakarta sudah mulai mudik ya.
> > >
> > > Beberapa pembantu di lingkungan tetangga kelihatan sudah pulang
> kampung.
> > >
> > > Ada teman katanya besok akan mudik dan lebih afdol kirim email
> ucapan Idul
> > > Fitri lebih awal karena di kampung jarang ada warnet.
> > >
> > > Tiga ponakan baru sampai di Jakarta dari Semarang jam tiga subuh
> kemarin,
> > > dan paginya buru-buru berangkat lagi ke airport untuk terbang ke
> Sumatera.
> > >
> > > Suara muadzin di mesjid menjelang Isya sudah berbeda, biasa merdu
> berubah
> > > parau, ternyata yang biasa bertugas sudah pulang ke kampung.
> > > Beberapa kotak sampah di depan rumah-rumah juga sudah mulai
> menggunung,
> > > ternyata yang biasa bertugas sudah tidak muncul-muncul. Mungkin
> jadi
> > > sebagian sudah balik kampung.
> > > Renovasi rumah juga terhenti karena tukang-tukangnya pulang
> kampung lebih
> > > awal, takut tidak kebagian karcis bus.
> > > Pesanan baju di penjahit cepat selesai, namun waktu dicoba
> kekecilan. Mau
> > > di balikin, si penjahitnya sudah pulang ke Padang.
> > > Siaran televisi menayangkan rombongan besar penjual jamu yang
> ramai-ramai
> > > pulang kampung.
> > > Di koran ada berita kalau hari ini puncak mudik dengan kereta.
> Sedang untuk
> > > jalur darat puncak arus mudik di jalan tol Cikampek diperkirakan
> hari Sabtu.
> > >
> > > Bagaimana dengan anak-anak ESKA?
> > > Apakah Mbak Indarwati pulang ke Pati?
> > > Yons yang di Cibubur pulang tidak ke Purwokerto?
> > > Mas Catur mudikkah ke Semarang?
> > > Mas Suhadi balik tidak dari Surabaya?
> > > Kang Dani, Galih, Yayan, Dyiah, Lia, dan yang lain-lain bagaimana?
> > > Asal jangan saja Fiyan dan Nursalam ikut-ikutan pulang kampung,
> biar bisa
> > > nemenin saya lebaran di Jakarta.
> > >
> > > Ayo siap-siap.
> > > Silahkan mudik. Silahkan pulang kampung.
> > > Jenguk orang tua dan saudara-saudara. Silaturahmi, buat jiwa dan
> hati
> > > bersih kembali.
> > >
> > > Selamat Mudik.
> > > Selamat Idul Fitri.
> > > Mohon maaf lahir dan batin.
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> >
>
> __________________________________________________________
> Nama baru untuk Anda!
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
> @rocketmail.
> Cepat sebelum diambil orang lain!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>
>
6a.

FW: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi

Posted by: "jun an nizami" tinta_mirah@yahoo.co.id   tinta_mirah

Sat Sep 27, 2008 8:38 am (PDT)

Dan saya yang mempunyai garis nasib lintang nya sendiri.

Salam dari seseorang yang tak seberuntung sekalipun untuk sebuah keberuntungan seorang lintang.

----- Original Message -----
Subject: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi
Date: Fri, 26 Sep 2008 16:22:16
From: ketik_galih <ketik_galih@yahoo.co.id>
To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>

Laskar pelangi takkan terikat waktu....
Bebaskan mimpimu diangkasa
Warnai bintang di jiwa...

Akhirnya aku menjadi salah satu orang dari deretan penonton pemutaran
film Laskar Pelangi. Film yang kehadirannya cukup dinanti-nanti oleh
para pembaca buku yang ditulis oleh Andrea Hirata itu, termasuk
diriku. Sebuah buku yang cukup fenomenal yang telah memberikan
pancaran sinar bagi pembacanya.

Setelah menunggu satu jam akhirnya layar besar itu berdiri dengan
tegak dihadapanku. Detik-detik berlalu membawa putaran proyektor untuk
secara perlahan menampilkan gambar-gambar yang akan bercerita tentang
sebuah perjuangan dan tekad. Aku pun dibuat tidak bergeming selama
kurang lebih dua jam. Tawa, decak kagum, simpati menjadi bagian dari
ekspresi yang aku pancarkan selama menonton film itu.

Lintang, ya, dialah yang menjadi sosok inspirasi dari film ini.
Kesungguhan dan keuletannya dalam mewujudkan mimpi yang ketika itu
hampir sirna di tanah Blitung. Ada satu sikap yang sampai saat ini
masih aku ingat dan aku jadikan pelajaran bagi hidupku. Yaitu ketika
Lintang memutuskan untuk berhenti sekolah karena kondisi hidupnya yang
telah menyedutkannya pada dua pilihan, sekolah atau menjadi kepala
keluarga bagi adik-adiknya selepas ayahnya meninggal. Ketika
meninggalkan bangku sekolah yang sebenarnya akan menjadi gerbang
pembuka bagi setiap mimpi-mimpinya aku melihat Lintang bersikap
realistis dengan kenyataan yang ada. Jujur aku bangga dengan keputusan
yang diambil Lintang meski hal itu banyak disesalkan oleh Ikal dan
teman-temannya.

Lintang menjadi sebuah lilin kala itu. Dia rela membakar satu persatu
mimpi yang telah disusunnya demi mimpi adik-adiknya. Namun meski
demikian jiwa yang tegar selalu ditunjukkan oleh Lintang.

Aku memang bukan Lintang. Tapi aku cukup merasakan ketika harus
menutup rapat pintu yang akan mengantarkan setiap helai mimpi yang
sudah mulai bersemi. Di usia yang sangat muda Lintang dihadapkan pada
keadaan yang seharusnya tidak dia rasakan. Lagi, aku cukup mengerti
ketika Lintang mengambil keputusan yang sangat berat itu. Ketika harus
menggantungkan mimpi-mimpinya dan menggantikannya dengan yang lebih
realistis dan sesuai dengan kenyataan yang ada.

Aku memang bukan Lintang. Tapi kami dihadapkan pada kondisi yang
nyaris sama, mungkin hanya perbedaan masa dan usia. Jika Lintang masih
duduk di bangku sekolah dasar ketika ayahnya meninggal sedangkan aku
di usia 23 tahun, aku lebih dewasa tentunya. Namun kami menghadapi
kenyataan itu ketika bibit mimpi kami sedang bersemi. Lintang baru
saja memenangkan lomba cerdas cermat yang telah membawa dirinya
menjadi sosok brilian sedangkan aku baru saja 3 bulan menikmati
predikat baru sebagai seorang pekerja. Sekian banyak mimpi kala itu
yang telah aku susun.

Peristiwa itu membuat Lintang dan aku untuk bersikap rasional dan
bijak terhadap mimpi-mimpi yang telah kami susun. Tidaklah mungkin
Lintang mengejar Sorbone University sementara hidup adik-adiknya akan
terlantar. Tidaklah mungkin aku mengejar gelar S2 sementara terdapat
ibu dan adik-adiku yang harus dinafkahi. Akhirnya merekalah yang
Lintang dan aku pilih. Aku simpan sementara rencana-rencana masa depan
yang sudah aku susun. Secara teratur aku kembali memetakan
rencana-rencana yang lebih realistis dan lebih memihak pada keluarga.

Cemburu itu terkadang muncul ketika mereka sudah mulai menuju
kemapanan yang sebenarnya dapat aku raih pula jika saja arah takdir
itu tidak bergeser. Mungkin Lintang sudah berada di Sorbone asyik
berkutat dengan buku-buku dan para pengajar terhebat. Mungkin aku
sudah mulai dapat menikmati istana mungilku dan tidak lama kemudian
menghadapi acara wisuda untuk yang kedua kali, atau bahkan seorang
bidadari sudah berada di sampingku.

Sebuah kondisi yang cukup sulit. Tapi aku lebih beruntung dari Lintang
dengan gelar sarjana yang aku peroleh dan pekerjaan yang sudah aku
dapat. Tapi Lintang, apalah yang bisa dilakukan oleh anak sekolah
dasar yang tidak tamat untuk mencari nafkah buat keluarganya. Tapi
Lintang lebih mempunyai kekuatan daripada aku. Kekuatan yang membuat
kepalanya tetap tegap. Bahkan kekuatannya dapat menular kepada
teman-temannya termasuk diriku.

Hidup memang untuk memilih. Bagiku pertarungan antara keegoisan dan
kebijakan. Lintang harus memilih begitu pula dengan aku. Jika Lintang
memilih mereka begitu pula diriku. Satu lagi pesan yang aku dapat,
kali ini dari bapak kepala sekolah. Sebuah nasihat yang membakar
kembali semangatku. Hidup itu adalah banyak memberi bukan banyak
menerima. Ya, Lintang telah memberikan hidupnya demi adak-adiknya. Aku
pun akan memberikan hidupku untuk keluargaku.

Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

Laskar.... pelangi...
takkan terikat... waktu....
Bebaskan mimpimu diangkasa
Warnai bintang di jiwa...

Menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta kita di dunia....
selamanya

Cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adil
tapi cinta lekang di kita...

Laskar.... pelangi.....
takkan terikat.... waktu....
jangan berhenti.... mewarnai....
jutaan mimpi di bumi...

Menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta kita di dunia....
Selamanya

__________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

6b.

Re: FW: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi

Posted by: "Nia Robiatun Jumiah" musimbunga@gmail.com

Sat Sep 27, 2008 8:52 am (PDT)

dimanapun dan apapun
sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi orang lain.. kata
A'agym
so optimis yuuuukkss...

salam perjuangan (halah..)
nihaw

Pada 27 September 2008 22:38, jun an nizami <tinta_mirah@yahoo.co.id>menulis:

> Dan saya yang mempunyai garis nasib lintang nya sendiri.
>
> Salam dari seseorang yang tak seberuntung sekalipun untuk sebuah
> keberuntungan seorang lintang.
>
>
> ----- Original Message -----
> Subject: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi
> Date: Fri, 26 Sep 2008 16:22:16
> From: ketik_galih <ketik_galih@yahoo.co.id <ketik_galih%40yahoo.co.id>>
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com<sekolah-kehidupan%40yahoogroups.com>
> >
>
> Laskar pelangi takkan terikat waktu....
> Bebaskan mimpimu diangkasa
> Warnai bintang di jiwa...
>
> Akhirnya aku menjadi salah satu orang dari deretan penonton pemutaran
> film Laskar Pelangi. Film yang kehadirannya cukup dinanti-nanti oleh
> para pembaca buku yang ditulis oleh Andrea Hirata itu, termasuk
> diriku. Sebuah buku yang cukup fenomenal yang telah memberikan
> pancaran sinar bagi pembacanya.
>
> Setelah menunggu satu jam akhirnya layar besar itu berdiri dengan
> tegak dihadapanku. Detik-detik berlalu membawa putaran proyektor untuk
> secara perlahan menampilkan gambar-gambar yang akan bercerita tentang
> sebuah perjuangan dan tekad. Aku pun dibuat tidak bergeming selama
> kurang lebih dua jam. Tawa, decak kagum, simpati menjadi bagian dari
> ekspresi yang aku pancarkan selama menonton film itu.
>
> Lintang, ya, dialah yang menjadi sosok inspirasi dari film ini.
> Kesungguhan dan keuletannya dalam mewujudkan mimpi yang ketika itu
> hampir sirna di tanah Blitung. Ada satu sikap yang sampai saat ini
> masih aku ingat dan aku jadikan pelajaran bagi hidupku. Yaitu ketika
> Lintang memutuskan untuk berhenti sekolah karena kondisi hidupnya yang
> telah menyedutkannya pada dua pilihan, sekolah atau menjadi kepala
> keluarga bagi adik-adiknya selepas ayahnya meninggal. Ketika
> meninggalkan bangku sekolah yang sebenarnya akan menjadi gerbang
> pembuka bagi setiap mimpi-mimpinya aku melihat Lintang bersikap
> realistis dengan kenyataan yang ada. Jujur aku bangga dengan keputusan
> yang diambil Lintang meski hal itu banyak disesalkan oleh Ikal dan
> teman-temannya.
>
> Lintang menjadi sebuah lilin kala itu. Dia rela membakar satu persatu
> mimpi yang telah disusunnya demi mimpi adik-adiknya. Namun meski
> demikian jiwa yang tegar selalu ditunjukkan oleh Lintang.
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi aku cukup merasakan ketika harus
> menutup rapat pintu yang akan mengantarkan setiap helai mimpi yang
> sudah mulai bersemi. Di usia yang sangat muda Lintang dihadapkan pada
> keadaan yang seharusnya tidak dia rasakan. Lagi, aku cukup mengerti
> ketika Lintang mengambil keputusan yang sangat berat itu. Ketika harus
> menggantungkan mimpi-mimpinya dan menggantikannya dengan yang lebih
> realistis dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi kami dihadapkan pada kondisi yang
> nyaris sama, mungkin hanya perbedaan masa dan usia. Jika Lintang masih
> duduk di bangku sekolah dasar ketika ayahnya meninggal sedangkan aku
> di usia 23 tahun, aku lebih dewasa tentunya. Namun kami menghadapi
> kenyataan itu ketika bibit mimpi kami sedang bersemi. Lintang baru
> saja memenangkan lomba cerdas cermat yang telah membawa dirinya
> menjadi sosok brilian sedangkan aku baru saja 3 bulan menikmati
> predikat baru sebagai seorang pekerja. Sekian banyak mimpi kala itu
> yang telah aku susun.
>
> Peristiwa itu membuat Lintang dan aku untuk bersikap rasional dan
> bijak terhadap mimpi-mimpi yang telah kami susun. Tidaklah mungkin
> Lintang mengejar Sorbone University sementara hidup adik-adiknya akan
> terlantar. Tidaklah mungkin aku mengejar gelar S2 sementara terdapat
> ibu dan adik-adiku yang harus dinafkahi. Akhirnya merekalah yang
> Lintang dan aku pilih. Aku simpan sementara rencana-rencana masa depan
> yang sudah aku susun. Secara teratur aku kembali memetakan
> rencana-rencana yang lebih realistis dan lebih memihak pada keluarga.
>
> Cemburu itu terkadang muncul ketika mereka sudah mulai menuju
> kemapanan yang sebenarnya dapat aku raih pula jika saja arah takdir
> itu tidak bergeser. Mungkin Lintang sudah berada di Sorbone asyik
> berkutat dengan buku-buku dan para pengajar terhebat. Mungkin aku
> sudah mulai dapat menikmati istana mungilku dan tidak lama kemudian
> menghadapi acara wisuda untuk yang kedua kali, atau bahkan seorang
> bidadari sudah berada di sampingku.
>
> Sebuah kondisi yang cukup sulit. Tapi aku lebih beruntung dari Lintang
> dengan gelar sarjana yang aku peroleh dan pekerjaan yang sudah aku
> dapat. Tapi Lintang, apalah yang bisa dilakukan oleh anak sekolah
> dasar yang tidak tamat untuk mencari nafkah buat keluarganya. Tapi
> Lintang lebih mempunyai kekuatan daripada aku. Kekuatan yang membuat
> kepalanya tetap tegap. Bahkan kekuatannya dapat menular kepada
> teman-temannya termasuk diriku.
>
> Hidup memang untuk memilih. Bagiku pertarungan antara keegoisan dan
> kebijakan. Lintang harus memilih begitu pula dengan aku. Jika Lintang
> memilih mereka begitu pula diriku. Satu lagi pesan yang aku dapat,
> kali ini dari bapak kepala sekolah. Sebuah nasihat yang membakar
> kembali semangatku. Hidup itu adalah banyak memberi bukan banyak
> menerima. Ya, Lintang telah memberikan hidupnya demi adak-adiknya. Aku
> pun akan memberikan hidupku untuk keluargaku.
>
> Mimpi adalah kunci
> untuk kita menaklukan dunia
> berlarilah tanpa lelah
> sampai engkau meraihnya
>
> Laskar.... pelangi...
> takkan terikat... waktu....
> Bebaskan mimpimu diangkasa
> Warnai bintang di jiwa...
>
> Menarilah dan terus tertawa
> walau dunia tak seindah surga
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
> cinta kita di dunia....
> selamanya
>
> Cinta kepada hidup
> memberikan senyuman abadi
> walau hidup kadang tak adil
> tapi cinta lekang di kita...
>
> Laskar.... pelangi.....
> takkan terikat.... waktu....
> jangan berhenti.... mewarnai....
> jutaan mimpi di bumi...
>
> Menarilah dan terus tertawa
> walau dunia tak seindah surga
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
> cinta kita di dunia....
> Selamanya
>
> __________________________________________________________
> Dapatkan nama yang Anda sukai!
> Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>
>
6c.

Re: FW: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Sun Sep 28, 2008 4:21 am (PDT)

Hobi banget yah mikir diri sendiri gak beruntung, apakah kata 'beruntung' sudah terpendam [ato dipendam?!] begitu dalamnya bersama dengan kebahagiaan, sukacita dan SYUKUR.okay brow, lingkaran kehidupan akan selalu merespon apa yang mengalir dari kepalamu.
 :sinta:

Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
^_^

www.sinthionk.rezaervani.com
www.sinthionk.multiply.com YM: sinthionk

--- On Sat, 9/27/08, jun an nizami <tinta_mirah@yahoo.co.id> wrote:
From: jun an nizami <tinta_mirah@yahoo.co.id>
Subject: FW: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi
To: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Date: Saturday, September 27, 2008, 3:38 PM

Dan saya yang mempunyai garis nasib lintang nya sendiri.

Salam dari seseorang yang tak seberuntung sekalipun untuk sebuah keberuntungan seorang lintang.

----- Original Message -----

Subject: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi

Date: Fri, 26 Sep 2008 16:22:16

From: ketik_galih <ketik_galih@ yahoo.co. id>

To: <sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com>

Laskar pelangi takkan terikat waktu....

Bebaskan mimpimu diangkasa

Warnai bintang di jiwa...

Akhirnya aku menjadi salah satu orang dari deretan penonton pemutaran

film Laskar Pelangi. Film yang kehadirannya cukup dinanti-nanti oleh

para pembaca buku yang ditulis oleh Andrea Hirata itu, termasuk

diriku. Sebuah buku yang cukup fenomenal yang telah memberikan

pancaran sinar bagi pembacanya.

Setelah menunggu satu jam akhirnya layar besar itu berdiri dengan

tegak dihadapanku. Detik-detik berlalu membawa putaran proyektor untuk

secara perlahan menampilkan gambar-gambar yang akan bercerita tentang

sebuah perjuangan dan tekad. Aku pun dibuat tidak bergeming selama

kurang lebih dua jam. Tawa, decak kagum, simpati menjadi bagian dari

ekspresi yang aku pancarkan selama menonton film itu.

Lintang, ya, dialah yang menjadi sosok inspirasi dari film ini.

Kesungguhan dan keuletannya dalam mewujudkan mimpi yang ketika itu

hampir sirna di tanah Blitung. Ada satu sikap yang sampai saat ini

masih aku ingat dan aku jadikan pelajaran bagi hidupku. Yaitu ketika

Lintang memutuskan untuk berhenti sekolah karena kondisi hidupnya yang

telah menyedutkannya pada dua pilihan, sekolah atau menjadi kepala

keluarga bagi adik-adiknya selepas ayahnya meninggal. Ketika

meninggalkan bangku sekolah yang sebenarnya akan menjadi gerbang

pembuka bagi setiap mimpi-mimpinya aku melihat Lintang bersikap

realistis dengan kenyataan yang ada. Jujur aku bangga dengan keputusan

yang diambil Lintang meski hal itu banyak disesalkan oleh Ikal dan

teman-temannya.

Lintang menjadi sebuah lilin kala itu. Dia rela membakar satu persatu

mimpi yang telah disusunnya demi mimpi adik-adiknya. Namun meski

demikian jiwa yang tegar selalu ditunjukkan oleh Lintang.

Aku memang bukan Lintang. Tapi aku cukup merasakan ketika harus

menutup rapat pintu yang akan mengantarkan setiap helai mimpi yang

sudah mulai bersemi. Di usia yang sangat muda Lintang dihadapkan pada

keadaan yang seharusnya tidak dia rasakan. Lagi, aku cukup mengerti

ketika Lintang mengambil keputusan yang sangat berat itu. Ketika harus

menggantungkan mimpi-mimpinya dan menggantikannya dengan yang lebih

realistis dan sesuai dengan kenyataan yang ada.

Aku memang bukan Lintang. Tapi kami dihadapkan pada kondisi yang

nyaris sama, mungkin hanya perbedaan masa dan usia. Jika Lintang masih

duduk di bangku sekolah dasar ketika ayahnya meninggal sedangkan aku

di usia 23 tahun, aku lebih dewasa tentunya. Namun kami menghadapi

kenyataan itu ketika bibit mimpi kami sedang bersemi. Lintang baru

saja memenangkan lomba cerdas cermat yang telah membawa dirinya

menjadi sosok brilian sedangkan aku baru saja 3 bulan menikmati

predikat baru sebagai seorang pekerja. Sekian banyak mimpi kala itu

yang telah aku susun.

Peristiwa itu membuat Lintang dan aku untuk bersikap rasional dan

bijak terhadap mimpi-mimpi yang telah kami susun. Tidaklah mungkin

Lintang mengejar Sorbone University sementara hidup adik-adiknya akan

terlantar. Tidaklah mungkin aku mengejar gelar S2 sementara terdapat

ibu dan adik-adiku yang harus dinafkahi. Akhirnya merekalah yang

Lintang dan aku pilih. Aku simpan sementara rencana-rencana masa depan

yang sudah aku susun. Secara teratur aku kembali memetakan

rencana-rencana yang lebih realistis dan lebih memihak pada keluarga.

Cemburu itu terkadang muncul ketika mereka sudah mulai menuju

kemapanan yang sebenarnya dapat aku raih pula jika saja arah takdir

itu tidak bergeser. Mungkin Lintang sudah berada di Sorbone asyik

berkutat dengan buku-buku dan para pengajar terhebat. Mungkin aku

sudah mulai dapat menikmati istana mungilku dan tidak lama kemudian

menghadapi acara wisuda untuk yang kedua kali, atau bahkan seorang

bidadari sudah berada di sampingku.

Sebuah kondisi yang cukup sulit. Tapi aku lebih beruntung dari Lintang

dengan gelar sarjana yang aku peroleh dan pekerjaan yang sudah aku

dapat. Tapi Lintang, apalah yang bisa dilakukan oleh anak sekolah

dasar yang tidak tamat untuk mencari nafkah buat keluarganya. Tapi

Lintang lebih mempunyai kekuatan daripada aku. Kekuatan yang membuat

kepalanya tetap tegap. Bahkan kekuatannya dapat menular kepada

teman-temannya termasuk diriku.

Hidup memang untuk memilih. Bagiku pertarungan antara keegoisan dan

kebijakan. Lintang harus memilih begitu pula dengan aku. Jika Lintang

memilih mereka begitu pula diriku. Satu lagi pesan yang aku dapat,

kali ini dari bapak kepala sekolah. Sebuah nasihat yang membakar

kembali semangatku. Hidup itu adalah banyak memberi bukan banyak

menerima. Ya, Lintang telah memberikan hidupnya demi adak-adiknya. Aku

pun akan memberikan hidupku untuk keluargaku.

Mimpi adalah kunci

untuk kita menaklukan dunia

berlarilah tanpa lelah

sampai engkau meraihnya

Laskar.... pelangi...

takkan terikat... waktu....

Bebaskan mimpimu diangkasa

Warnai bintang di jiwa...

Menarilah dan terus tertawa

walau dunia tak seindah surga

bersyukurlah pada Yang Kuasa

cinta kita di dunia....

selamanya

Cinta kepada hidup

memberikan senyuman abadi

walau hidup kadang tak adil

tapi cinta lekang di kita...

Laskar.... pelangi.....

takkan terikat.... waktu....

jangan berhenti.... mewarnai....

jutaan mimpi di bumi...

Menarilah dan terus tertawa

walau dunia tak seindah surga

bersyukurlah pada Yang Kuasa

cinta kita di dunia....

Selamanya

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _

Dapatkan nama yang Anda sukai!

Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.

http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/















Recent Activity
Visit Your Group
Y! Messenger

Instant smiles

Share photos while

you IM friends.

Yahoo! Groups

Come check out

featured healthy living

groups on Yahoo!

Cat Groups

on Yahoo! Groups

discuss everything

related to cats.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: