Jumat, 26 September 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2274

Messages In This Digest (25 Messages)

1a.
Dialog "DUA SISI" pada satu hati From: ekadirna
1b.
Re: Dialog "DUA SISI" pada satu hati From: Bu CaturCatriks
2.
Juru Terjemah di WordPress Puitis ? From: Rumah Ilmu Indonesia
3a.
Re: (ruang keluarga) sebuah ruang kelas bernama pernikahan From: Bu CaturCatriks
4a.
Selamat Mudik From: Pandika Sampurna
4b.
Re: Selamat Mudik From: ugik madyo
5.
Project 10 tothe 100 From: yudha_bs
6.
:} [SK] Selamat Mudik From: varel.g@live.com
7a.
Re: Selamat Idul Fitri From: yudhi mulianto
8.
[rampai]Tak Membajak Hatimu From: fla cheya
9.
[rampai]Seperti Pintamu From: fla cheya
10.
[rampai]Aku Jera... From: fla cheya
11.
MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN From: fla cheya
12.
[Catcil] Mereka dan 1000 Cinta From: Kang Dani
13a.
[Catcil] Mereka dan 1000 Cinta [2] From: Kang Dani
13b.
Re: [Catcil] Mereka dan 1000 Cinta [2] From: Bu CaturCatriks
14.
( OOT ) Surat dari Bekas "Artis Porno" From: endut_wrah2
15.1.
Re: Salam Kenal From: Bu CaturCatriks
15.2.
Re: Salam Kenal From: Hadian Febrianto
15.3.
Re: Salam Kenal From: sismanto
16.
(undangan) Santunan Anak Yatim & Silaturahim Di Panti Asuhan, Ahad 2 From: Lia Octavia
17a.
minal aidin wal faidzin From: CaturCatriks
17b.
Re: minal aidin wal faidzin From: Bu CaturCatriks
18.
[Hikmah Pesantren] Kesedihan Saat Ajal Beo Tiba From: caliyan
19.
Fwd: Jalan Menuju Tuhan From: Pandika Sampurna

Messages

1a.

Dialog "DUA SISI" pada satu hati

Posted by: "ekadirna" ekadirna@yahoo.com   ekadirna

Thu Sep 25, 2008 9:58 am (PDT)

- Kenapa di dunia ini
Harus ada SIANG dan MALAM ya...Bunda?
* Untuk saling melengkapi, anakku...
Seperti halnya PANAS dan HUJAN,
Bahkan MATAHARI dan REMBULAN pun berkejaran saling merindukan

- Lantas kenapa harus ada LANGIT dan BUMI, Bunda?
* Ah, anakku...
Jika LANGIT tak ada, bagaimana BUMI akan ada?
Jika BUMI tak ada, bagaimana LANGIT akan SEMPURNA?

- Lalu, kenapa harus ada JALAN BERKELOK dan
ANGIN BADAI TOPAN, Bunda...?
* Agar ketika kau berada di JALAN YANG LURUS,
Kau tidak terlupa untuk memaknai arti
Dan ketika angin badai topan berubah menjadi UDARA,
Kau dapat meresapi KESEJUKKANNYA...

- Bunda, kenapa di dunia ini harus ada KEJAHATAN dan KEBAIKAN?
* Anakku sayang...kalau tak ada kejahatan bagaimana kau akan tahu
ARTI KEBAIKAN?

- Tapi kenapa ada orang yang bisa MENGHALALKAN SEGALA CARA
Untuk menjatuhkan orang lain, Bunda?
* Biarkan saja anakku, karena dari hal itu kau akan tahu
bagaimana TATA CARA YANG BAIK untuk mencapai suatu tujuan,
Tanpa harus menjatuhkan orang lain untuk itu...

- Kenapa harus ada KEGAGALAN,Bunda?
* Karena dari kegagalan, engkau akan lebih bisa meresapi makna
KEBERHASILAN,sayang... sebagaimana ketika DUKA sirna kan lebih bisa
meresapi makna BAHAGIA yang tiba...

- Kenapa harus ada DENDAM, Bunda..?
* Karena Allah menciptakan RINDU dibaliknya...dan menghadirkan
Sikap BIJAKSANA untuk meruntuhkan EGO yang ada diantaranya...

- Bunda...kenapa harus ada BENCI?
* Karena Allah menciptakan SUKA dan TAWA dibaliknya...dan
menghadirkan sikap ARIF untuk meruntuhkan tembok KEANGKUHAN
yang menjadi tirainya...

- Kenapa harus ada AMARAH, Bunda...?
* Ah,anakku...percayalah pada satu hal...
Sesungguhnya seberapa besar kemarahan yang ada terhadapmu
Maka dibalik semua itu...sebenarnya tersimpan rasa CINTA yang
begitu mendalam...kemarahan ada karena cinta yang terlampau membara
menghadirkan kecewa karena tak seperti yang dipinta...dan pedang
untuk meruntuhkannya hanya satu anakku, KEIKHLASAN...
memberikan cinta...

* Anakku...ingatlah selalu,
KEYAKINAN itu tidak memakai kata TAPI...
Jadi tanamkan keyakinan yang kuat dalam dirimu,
maka kau akan menemukan segalanya kan menjadi lebih berarti...

* Tidak ada yang sia-sia anakku...
Tidak ada yang dicipta untuk jadi yang PERCUMA...
Semua sarat makna...
Agar kelak kita lebih bisa meresapi satu kata...BAHAGIA...

* Anakku, Allah menciptakan PERBEDAAN...
Untuk menjadikannya menjadi satu KEKUATAN,
Kekuatan dalam cintaNya...
Percaya dan yakinlah akan hal itu..!

(Eka Dirnawati, 25092008)

1b.

Re: Dialog "DUA SISI" pada satu hati

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Sep 25, 2008 10:18 pm (PDT)

bu guru eka,
- kenapa ada niatan jahat?
- kenapa seseorang bisa menyusun rencana jahat sesempurna mungkin,
dengan niatan ingin menyakiti orang lain?

maaf kalau dodol, ya, bu.

(salah satu) murid sk

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ekadirna" <ekadirna@...>
wrote:
>
> - Kenapa di dunia ini
> Harus ada SIANG dan MALAM ya...Bunda?
> * Untuk saling melengkapi, anakku...
> Seperti halnya PANAS dan HUJAN,
> Bahkan MATAHARI dan REMBULAN pun berkejaran saling merindukan
>
> - Lantas kenapa harus ada LANGIT dan BUMI, Bunda?
> * Ah, anakku...
> Jika LANGIT tak ada, bagaimana BUMI akan ada?
> Jika BUMI tak ada, bagaimana LANGIT akan SEMPURNA?
>
> - Lalu, kenapa harus ada JALAN BERKELOK dan
> ANGIN BADAI TOPAN, Bunda...?
> * Agar ketika kau berada di JALAN YANG LURUS,
> Kau tidak terlupa untuk memaknai arti
> Dan ketika angin badai topan berubah menjadi UDARA,
> Kau dapat meresapi KESEJUKKANNYA...
>
> - Bunda, kenapa di dunia ini harus ada KEJAHATAN dan KEBAIKAN?
> * Anakku sayang...kalau tak ada kejahatan bagaimana kau akan tahu
> ARTI KEBAIKAN?
>
> - Tapi kenapa ada orang yang bisa MENGHALALKAN SEGALA CARA
> Untuk menjatuhkan orang lain, Bunda?
> * Biarkan saja anakku, karena dari hal itu kau akan tahu
> bagaimana TATA CARA YANG BAIK untuk mencapai suatu tujuan,
> Tanpa harus menjatuhkan orang lain untuk itu...
>
> - Kenapa harus ada KEGAGALAN,Bunda?
> * Karena dari kegagalan, engkau akan lebih bisa meresapi makna
> KEBERHASILAN,sayang... sebagaimana ketika DUKA sirna kan lebih
bisa
> meresapi makna BAHAGIA yang tiba...
>
> - Kenapa harus ada DENDAM, Bunda..?
> * Karena Allah menciptakan RINDU dibaliknya...dan menghadirkan
> Sikap BIJAKSANA untuk meruntuhkan EGO yang ada diantaranya...
>
> - Bunda...kenapa harus ada BENCI?
> * Karena Allah menciptakan SUKA dan TAWA dibaliknya...dan
> menghadirkan sikap ARIF untuk meruntuhkan tembok KEANGKUHAN
> yang menjadi tirainya...
>
> - Kenapa harus ada AMARAH, Bunda...?
> * Ah,anakku...percayalah pada satu hal...
> Sesungguhnya seberapa besar kemarahan yang ada terhadapmu
> Maka dibalik semua itu...sebenarnya tersimpan rasa CINTA yang
> begitu mendalam...kemarahan ada karena cinta yang terlampau
membara
> menghadirkan kecewa karena tak seperti yang dipinta...dan pedang
> untuk meruntuhkannya hanya satu anakku, KEIKHLASAN...
> memberikan cinta...
>
> * Anakku...ingatlah selalu,
> KEYAKINAN itu tidak memakai kata TAPI...
> Jadi tanamkan keyakinan yang kuat dalam dirimu,
> maka kau akan menemukan segalanya kan menjadi lebih berarti...
>
> * Tidak ada yang sia-sia anakku...
> Tidak ada yang dicipta untuk jadi yang PERCUMA...
> Semua sarat makna...
> Agar kelak kita lebih bisa meresapi satu kata...BAHAGIA...
>
> * Anakku, Allah menciptakan PERBEDAAN...
> Untuk menjadikannya menjadi satu KEKUATAN,
> Kekuatan dalam cintaNya...
> Percaya dan yakinlah akan hal itu..!
>
> (Eka Dirnawati, 25092008)
>

2.

Juru Terjemah di WordPress Puitis ?

Posted by: "Rumah Ilmu Indonesia" rumahilmubandung@gmail.com   rezaervani

Thu Sep 25, 2008 10:32 am (PDT)

3a.

Re: (ruang keluarga) sebuah ruang kelas bernama pernikahan

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Sep 25, 2008 5:56 pm (PDT)

tahu gak mas nur?

bahkan smp kinipun, saya masih suka nanya masku dgn "yang, kok, kamu
mau sih sama aku?"
karena, dgn poin 1 yg mas nur sebutkan, saya tahu, seberapa susah
lakunya saya :) (yg selalu saya tekankan ke suami saya: "beneran,
yang, kagak ada yg mau ma aku. kamu doang, deh!")

cinta itu satu paket
kita mencintai orang sebagai satu paket, lengkap, baik-buruknya.

tulisan panjang ini dibuat tak hanya utk mengurutkan benang kusut
pikiran saya, mas nur
tapi juga utk menjawab banyak pertanyaan "kok bisa sama mas catur?"
setelah sms mengagetkan ttg pernikahan kami.

dan berlembar2 panjangnya tulisan itu bisa saya ringkas jadi satu
kalimat sederhana: "i just can't find another man" :)

thanks for reading, mas nur

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Nursalam AR"
<nursalam.ar@...> wrote:
>
> Orang bilang sebuah tulisan memancarkan aura dan spirit sang
penulisnya.
> Membaca tulisan Retno, yang diam-diam saya jadi pengagum rahasia
> tulisan-tulisannya sejak ia awal bergabung di SK, saya tertegun
pada tiga
> kata "sungguh" yang melompat dari tulisan super panjang ini (untuk
kategori
> milis).
> (1) Sungguh berat menjadi seorang Retno dengan akrobat emosinya
(istilah
> lain dari 'rollercaster mood':). Seorang Retno terus berjuang
dengan
> penaklukan emosi-emosinya. Hm..bukankah itu juga yang kita alami
setiap
> hari? (thx for being my mirror!)
> (2) Sungguh hebat seorang Catur Sukono yang mendampingi Retno,
dengan
> segenap perjuangannya. Hebat, bukan dalam artian kehebatan
superhero tanpa
> cela, tapi kehebatan seorang manusia yang apa adanya. Karena lebih
asyik
> nonton Spiderman yang bisa patah hati daripada Batman yang tiada
> tanding (rasanya malam ini saya terlalu banyak berfilosofi ya:)
> (3) Sungguh indah hidup ini jika kita punya waktu merefleksikan
diri, dan
> bisa berbaginya dengan orang lain. Writing is healing. You made
it, Retno.
>
> Tabik,
> Nursalam AR
>
>
> On 9/22/08, Bu CaturCatriks <punya_retno@...> wrote:
> >
> > dear all,
> >
> > hanya sekedar berbagi banyak pandangan dan pelajaran yg saya
dapat
> > dlm pernikahan.
> > oya, sebelumnya,
> > ini adalah salah satu tulisan terpanjang yg pernah saya buat.
> > sekaligus, salah satu tulisan terjujur, dimana saya benar2
mencoba
> > menumpahkan banyak pertanyaan dr kepala saya.
> > mohon maaf kalau membosankan dan membingungkan.
> >
> > -retno-
> >
> > Sebuah Ruang Kelas Bernama Pernikahan
> > Oleh Retnadi Nur'aini
> >
> > Marriage (noun): legal union of a man and woman as husband and
wife.
> > Marriageable (adjective): old enough or suitable for marriage
> > Marry (verb): take somebody as a husband or wife; join as husband
> > and wife; find suitable partner for
> > Married (adjective): having a husband or wife
> > (Oxford Pocket Dictionary)
> >
> > Di umur 23 tahun, kata "pernikahan" adalah kata yang terasa tak
pas
> > untuk dilekatkan pada diri saya. Tidak sebagai kata benda. Tidak
> > sebagai kata sifat. Tidak juga sebagai kata kerja.
> >
> > Mungkin karena saat itu saya pikir umur saya masih kelewat muda.
> > Mungkin karena saya tengah senang-senangnya bekerja, diselingi
> > bermain dan berkumpul bersama teman-teman saya. Mungkin karena
saat
> > itu—seperti dalam kumpulan esai karya Ayu Utami yang berjudul
> > Parasit Lajang—konsep membentuk keluarga tampak begitu tak
efisien
> > bagi lajang seperti saya yang masih menumpang di rumah orangtua.
> >
> > Mungkin karena saya pikir saya masih kelewat egois dalam banyak
hal
> > yang saya inginkan. Mungkin juga karena saya tak pernah
mencantumkan
> > kata ini dalam daftar target, resolusi, harapan, ataupun mimpi
yang
> > ingin saya capai tahun ini, sehingga saya juga sama sekali tak
> > pernah memacu—ataupun memaksa diri saya sendiri untuk mencoba
> > mengenakan kata ini dalam diri saya. Atau mungkin karena saya
> > kelewat nyaman saja dengan keadaan saat itu, dan punya banyak
> > keengganan dan kecemasan akan suatu perubahan.
> >
> > Apapun itu—it just didn't fit.
> > ***
> >
> > Pelajaran 1: Merumuskan Definisi Konseptual
> >
> > Di umur 23 tahun, konsep pernikahan juga sekaligus merupakan
sebuah
> > konsep raksasa yang sulit saya rumuskan. Selain karena
keterbatasan
> > pemahaman, saya juga belum tahu apa yang sungguh-sungguh saya
> > inginkan dalam suatu pernikahan.
> >
> > Maka untuk mulai merumuskannya, saya pun mencoba premis yang
> > berkebalikan. Yaitu dengan mendaftar apa yang sungguh-sungguh
tidak
> > saya inginkan dalam suatu pernikahan. Berbekalkan sedikit
pengalaman
> > hubungan interpersonal bersama beberapa pria, disambi mengamati
> > sejumlah kehidupan pernikahan di sekitar saya, pelan-pelan,
sayapun
> > mulai menabung rumusan konsep pernikahan. Beberapa diantaranya:
Saya
> > tak menginginkan pernikahan yang di dalamnya ada pembagian tugas
> > domestik berdasarkan jender dan nilai-nilai patriarki. Saya tak
> > menginginkan pernikahan dimana setiap orang di dalamnya punya ego
> > dan ambisi sedemikian besarnya untuk satu kepuasan memenangkan
adu
> > argumentasi, dan mengesampingkan konsep diskusi dan kompromi.
Saya
> > tak menginginkan pernikahan dimana setiap orang di dalamnya tidak
> > tahu caranya menggunakan intonasi. Saya tak menginginkan
pernikahan,
> > yang di dalamnya orang mandeg berjalan dalam proses pencarian
jati
> > diri.
> >
> > Jujur, mulanya, tabungan konsep di atas memang merupakan gabungan
> > dari daftar "cacat" atas sejumlah kehidupan pernikahan yang saya
> > amati, sekaligus daftar "dosa" para mantan pasangan saya. Dimana
> > dalam setiap akhir hubungan, dengan dinginnya, saya akan
menyerahkan
> > daftar panjang ini sebagai alasan kenapa kami tak lagi bisa
berjalan
> > bersama.
> >
> > Tidak adil, memang. Dan tentu saja, daftar itu tak serta merta
> > menamatkan riwayat hubungan kami. Ada banyak
pertanyaan "Kenapa?",
> > yang diteruskan dengan "Kenapa sekarang?".
> >
> > Namun seiring dengan waktu yang membalut semua luka, ia juga
> > sekaligus menegur ego saya yang pongah dan kekanakan. Bahwa
seperti
> > seorang murid yang gagal ujian, setiap mantan pasangan berhak
tahu,
> > kenapa nilainya bisa buruk—di kala ia pikir ia sudah belajar sama
> > kerasnya dengan murid lainnya. "Oke, kamu mungkin sekarang sudah
> > pindah kelas dan tak lagi bisa belajar bersama dengannya, but at
> > least, let him learn. Biarkan ia mendapat pelajaran yang telah
> > menjadi haknya," tegur waktu.
> >
> > Jadi, alih-alih menggunakan daftar ini sebagai self defense
> > mechanism, saya mencoba mengganti judulnya dengan "Daftar Harapan
> > untuk Calon Pasanganmu Berikutnya," sebelum diserahkan pada
mantan
> > pasangan saya. Dan untuk saya sendiri "Daftar Harapan atas Dirimu
> > Sendiri."
> >
> > Dari sana, kami belajar bahwa pelajaran kami sekarang memang
sudah
> > berbeda bentuknya, dan saya tak bisa belajar bersama seorang
> > pasangan yang tinggal kelas. Ia harus lebih dulu menuntaskan
tahapan
> > pelajarannya, untuk kemudian bisa memahami tahap pelajaran
> > selanjutnya. Di sisi lain, saya juga tak bisa mengajarinya,
ataupun
> > mengatrol nilainya. Saya tak berhak, tak berwenang, dan juga tak
> > mampu untuk melakukannya. Di atas semuanya, bukan itu
> > konsep "belajar bersama dalam suatu hubungan interpersonal" di
> > kepala saya. Dengan lapang dada, kami pun belajar tentang konsep
> > memaafkan dan merelakan. Kami juga belajar tentang konsep
kenangan,
> > masa lalu, dan bergerak maju. Move on.
> > ***
> >
> > Saya dibesarkan dalam keluarga dengan ke dua orangtua pekerja.
> > Dimana ayah saya adalah seorang workholic dan ibu saya adalah
> > seorang guru SD yang sangat berdedikasi pada murid-muridnya.
Namun
> > saat saya menginjak bangku SMU, ibu saya memutuskan untuk pensiun
> > dini, demi mengurus keluarga.
> >
> > Dan ya, ibu saya sungguh-sungguh berkomitmen pada keputusannya.
> > Beliau sungguh-sungguh membaktikan dirinya untuk keluarga. Setiap
> > hari, beliau akan bangun pukul 2 pagi untuk shalat tahajud, tidak
> > tidur sampai subuh, dan menyiapkan sarapan lengkap—berupa nasi
dan
> > lauk pauknya, bukan sekedar roti tawar beroles selai atau
margarin—
> > dan bergelas-gelas minuman hangat. Setiap hari, 3 kali sehari,
> > beliau akan mengganti minuman untuk Bapak—pagi hari ada kopi
susu,
> > air jeruk, dan air putih. Siang hari, ada es sirup dan air putih.
> > Sore hari ada teh manis dan air putih.
> >
> > Tak pernah sekalipun Ibu alpa menyiapkan bekal makan siang kami
> > semua. Dan sampai kini, masing-masing dari kami menyimpan satu
> > taplak meja khusus buatan Ibu yang bersulamkan nama setiap kami
di
> > atasnya.
> >
> > Ibu nyaris tak pernah berjalan-jalan. Ataupun, menonton televisi.
> > Bahkan saat beliau sedang sendirian di rumah. Ketimbang jalan-
jalan,
> > beliau lebih memilih untuk mengaji, membaca buku, menulis diary,
> > atau tidur. Dan beliau hanya menonton televisi, saat kami datang
dan
> > menyetel televisi. Itupun lebih karena beliau ingin menemani
kami.
> >
> > Kesenangan termewah ibu saya adalah makanan. Dimana beliau bisa
> > membeli semangkuk bakso, atau sepiring nasi padang, untuk dirinya
> > sendiri—dan bukannya disajikan di atas meja makan sebagai lauk
bagi
> > kami semua.
> >
> > Tumbuh dengan menyaksikan ini, satu ide lagi muncul di kepala
saya.
> > Bahwa saya tak menginginkan pernikahan, dimana ada orang yang
> > menjadi martir di dalamnya. Tapi, hey, benarkah ibu saya menjadi
> > martir dalam pernikahan ini?
> >
> > She seems quite happy.
> >
> > Sayapun bertanya padanya. Apakah beliau bahagia?
> >
> > Yang dijawab beliau dengan senyum tulus. "Tentu saja, saya
bahagia.
> > Memang ada masa-masa sulit, Retno. Dan lebih sulit lagi, karena
dulu
> > saya menjalani itu sendirian. Tidak ada Bapak (saat itu Bapak
sedang
> > kuliah di luar negeri), dan tidak ada keluarga saya. Namun saya
> > bilang ke diri saya 'Harus bisa, harus bisa',"
> >
> > Seketika kepala saya kembali menelurkan sekeranjang pertanyaan.
Is
> > it cultural? (Karena dulu ide feminisme belum terpublikasikan
merata
> > di Indonesia), is it psychological? (Karena ibu saya dibesarkan
> > dalam keluarga yang mengajarkannya untuk nrimo dengan keadaan,
plus
> > itu keluarga Jawa), is it genetic? (Karena uti saya—ibu dari ibu
> > saya—juga punya karakter yang sama), is it astrological? (Karena
ibu
> > saya berzodiak Sagitarius), is it educational? (Karena ibu saya
> > hanya mengenyam pendidikan D3, dan saya sedikit di atas beliau—
S1),
> > is it hormonal? Dietary? Philosopical? Religion? Educational?
> > Environmental? What is the root of her character? Kenapa beliau
> > tampak tidak keberatan? Kenapa beliau tampak ikhlas menjalaninya?
> >
> > Kenapa beliau bisa dengan tulusnya bilang 'I'm happy, Retno.'
Dan di
> > atas semuanya, kenapa saya pikir, saya tidak bisa menjalani itu
> > semua?
> >
> > Tidakkah Ibu merasa mengorbankan terlalu banyak hal?
> > Lagi-lagi sambil tersenyum, Ibu saya menjawab "Semuanya setimpal,
> > Retno. Ada kakak-kakakmu. Ada kamu. Dan saya bangga dengan
kalian,"
> > Satu jawaban sederhana yang seketika membungkam semua pertanyaan
> > saya.
> > ***
> >
> > Pelajaran 2: Kriteria Pasangan Ideal
> >
> > Subjudul di atas merupakan satu pertanyaan yang akan mendapatkan
> > jawaban berlembar-lembar banyaknya, dengan sedemikian detilnya,
oleh
> > banyak orang. Banyak orang yang mampu merinci jawabannya secara
> > spesifik dengan—cantik/ ganteng, tinggi, putih, rambut panjang
(bila
> > wanita), pintar, religius, mapan, bibit, bebet, bobot, dsb.
Banyak
> > pula orang yang akan menjawab singkat "Yang penting, mau nerima
gua
> > apa adanya, mengisi kekurangan gua."
> >
> > Sejumlah jawaban spesifik, yang mostly, terasa tak pas menjadi
> > standar kriteria saya akan calon pasangan ideal. Selain karena
> > tampilan fisik dan hal-hal penunjangnya (saya sering
> > mengistilahkannya dengan 'kualitas administratif') bukan menjadi
> > prioritas utama saya, psikologis personal justru menjadi
> > pertimbangan penting buat saya.
> >
> > Selama bertahun-tahun lamanya, saya pun mencoba merumuskan
standar
> > kualifikasi psikologis calon pasangan yang saya inginkan.
Beberapa
> > diantaranya adalah: secure pada dirinya sendiri, tulus, open
mind,
> > bersedia untuk diajak berkompromi dalam jangka panjang.
> >
> > Dalam salah satu buku yang saya baca, ada kutipan yang menarik
> > tentang kriteria pasangan. "Gua cuma tahu, kalo sama dia, dalam
hati
> > gua, terdengar suara tutup botol dengan ulirnya. Klik."
> >
> > Ide yang menarik. Namun, ah, bukankah percakapan menyenangkan
selalu
> > bisa diciptakan? Darimana kita tahu bahwa bunyi 'klik' itu
> > adalah 'klik' yang sebenarnya? Apa simptomnya?
> >
> > Pertanyaan ini menghantui kepala saya selama bertahun-tahun
lamanya,
> > sampai tahun 2006. Tahun itu, saya bertemu dengan seorang pria—
> > sekarang mantan, yang tak hanya membunyikan 'klik' di kepala
saya,
> > namun juga lonceng. Saat bersamanya, saya bisa membayangkan kami
tua
> > bersama. Dimana kami dengan rambut memutih duduk-duduk di karpet
> > ruang tamu, bergantian membacakan kalimat demi kalimat dalam
cerpen
> > Seksi karya Jhumpa Lahiri. Yes, I can picture it. Dengan
detilnya,
> > dengan cantiknya, dengan sempurnanya.
> >
> > Namun ada kalanya, kita tak selalu memperoleh apa yang kita
> > harapkan. Pun saya mampu membayangkan setiap detil masa depan
kami,
> > hubungan itu merupakan suatu hubungan yang tidak ideal.
> > Ketidakidealan ini melahirkan banyak pertengkaran dan adu
> > argumentasi melelahkan, yang akhirnya membawa saya pada satu
> > kesimpulan: bahwa ada kalanya, cinta saja tak cukup. Dengan berat
> > hati, kami pun memutuskan untuk berpisah di tahun 2007.
> >
> > Perpisahan yang sekaligus merampok separuh jiwa saya, untuk
kemudian
> > menenggelamkannya entah dimana. Saat memunguti remah-remah jiwa
yang
> > tercecer, ide kriteria "mau menerima diri kita apa adanya, dan
mau
> > mengisi kekurangan kita" pun seketika jadi tampak masuk akal di
> > kepala saya. Namun seperti halnya skripsi, itu semata-mata
hanyalah
> > batasan definisi konseptual. Saat kita ingin menerapkannya ke
dalam
> > kehidupan nyata, apa instrumennya? Apa indikatornya? Apa
> > operasionalisasi konsepnya? Apa petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
> > teknisnya?
> >
> > Saat itulah seorang Catur Sukono datang.
> >
> > Saat saya tengah membenahi diri saya dengan remah-remah jiwa yang
> > tersisa, mencoba merekatkan kembali kepercayaan diri dan konsep
diri
> > yang babak belur karena hubungan sebelumnya.
> >
> > Dan sebagai kejutan, pria ini datang dengan membawa sebuah
proposal
> > pernikahan.
> > ***
> >
> > Saya selalu berpikir, bahwa suatu hubungan adalah laiknya
investasi.
> > Dimana setiap orang di dalamnya akan berinvestasi waktu,
perasaan,
> > materi, dan banyak hal lainnya, dengan tujuan memperoleh laba
jangka
> > panjang—dalam konteks ini, pernikahan, maupun hubungan jangka
> > panjang yang stabil.
> >
> > Karenanya, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, calon investor
> > tentu perlu tahu segala faktor resiko yang akan dijalaninya,
> > termasuk resiko kerugian. Maka saya pun menjelaskan pada pria ini
> > tentang diri saya. Bahwa saya baru keluar dari hubungan yang
sangat
> > melelahkan, dan kembali berada di titik nol pencarian jati diri.
> > Bahwa untuk membangun kepercayaan diri, saya kerap memantrai diri
> > saya, dan memasang topeng imej sosok yang manis, lucu,
menyenangkan.
> > Pikir saya saat itu, kalaupun saya belum bisa bahagia, at least,
> > saya bisa berpura-pura tampak bahagia. Dan mungkin, dengan
begitu,
> > saya akan sungguh-sungguh bahagia. Seperti saya di masa
sebelumnya.
> >
> > Namun topeng itu tidak saya kenakan 24 jam sehari 7 hari
seminggu.
> > Saat terbuka, akan tampak wajah asli saya yang dipenuhi bekas
luka
> > dan buruk rupa. Bahwa menumpang rollercoaster mood saya bisa
sangat
> > sangat melelahkan. Bahwa saya punya setumpuk ketakutan tentang
> > pernikahan dan menjadi orangtua, dan bahwa pernikahan kembali
> > menjadi satu konsep blur yang gagal saya petakan.
> >
> > Karenanya, saat proposal itu datang, dan saya mulai membaca
lembar
> > demi lembar isinya, hal pertama yang ingin saya lakukan adalah
lari.
> > Kabur. Pertama, kami belum cukup mengenal satu sama lain. Yang
> > membuat kepala saya dengan skeptisnya bertanya memburu "Bagaimana
> > kalau dia abusif?", "Bagaimana kalau dia seorang skizofrenik atau
> > manik depresi?", "Bagaimana kalau dia seorang
> > megalomaniak?", "Bagaimana kalau dia seorang MPD?", "Bagaimana
> > kalau dia adalah semua kombinasi di atas?"—atau singkatnya, hal-
hal
> > mendalam yang tak kasat mata dan tak terdeteksi hanya dalam
beberapa
> > bulan perkenalan.
> >
> > Bertahun lalu, saya pasti akan menolak mentah-mentah ide kabur
dari
> > masalah ini. "Hanya anak kecil yang lari dari masalah. Orang
dewasa
> > akan bangun dan menghadapinya," begitu pikir saya dulu.
> >
> > Tapi saat itu, saya sedang tak mampu berpikir jernih atas banyak
> > hal. Kegagalan hubungan sebelumnya, membuat kepercayaan diri saya
> > jatuh bebas di titik nol. Satu-satunya pria yang saya bisa
> > membayangkan tua bersama dengannya, ternyata tak mampu
> > memperjuangkan saya. Apa mungkin, saya memang tak seberharga itu
> > untuk diperjuangkan, ya?, begitu pikir saya. Ya, saat itu, saya
> > memang tak lagi percaya akan kemampuan akal sehat saya untuk
> > mengambil keputusan, dan membuat saya meragukan definisi
konseptual
> > saya akan banyak hal, seperti tentang kepercayaan, komitmen, dan
> > cinta.
> >
> > Namun saat mata raga mulai tumpul menatap, hadirlah sang mata
hati.
> > Dimana kompas yang berlaku bukan lagi fakta dan logika, melainkan
> > feeling dan intuisi. Seperti saran Morrie yang dikutip Mitch
Albom
> > dalam buku Tuesdays with Morrie "Kadang-kadang, kita tak boleh
> > percaya pada apa yang kita lihat, kita harus percaya pada apa
yang
> > kita rasakan."
> >
> > Dengan lembutnya, mata hati pun menjawab setumpuk pertanyaan
skeptis
> > kepala saya. Bahwa pria sederhana ini adalah sosok yang cukup
stabil
> > dan nyaman dengan dirinya sendiri—hal yang amat sangat jarang
saya
> > temui. Faktor yang juga membuatnya menjadi sosok yang cukup kuat
> > untuk disandari. Bahwa ia berpikiran terbuka, dapat dipercaya,
> > bertanggung jawab, bisa diajak berkompromi, dan yang terpenting—
> > mencintai Tuhan dalam setiap sel tubuhnya.
> >
> > Karena ijab kabul pernikahan adalah salah satu perjanjian utama
yang
> > disaksikan langsung oleh Tuhan. Pun tidak merasa religius, namun
> > saya percaya, bahwa para pecinta Tuhan tak akan berani
mendustaiNya.
> > Dan ya, saya percaya pada pria ini.
> > ***
> > Pelajaran 3: Bimbingan Mata Hati
> >
> > Toh, meski demikian, tetap saja kepala saya tak berhenti
bertanya.
> > Seperti rentetan peluru. "Lantas, bagaimana denganmu? Apa kamu
> > menginginkan pria ini untuk 50 tahun, 60 tahun ke depan—seumur
> > hidupmu? Apa kamu mencintainya? Bagaimana dengan rasa bosan,
> > mengingat kamu adalah tipe orang yang mudah bosan? Apa jaminannya
> > pernikahanmu akan utuh untuk jangka panjang? Dan bagaimana dengan
> > anak? Dengan kondisimu sekarang, kamu pasti tak bisa menjadi ibu
> > yang baik, kan? Tidakkah lebih urgent untuk lebih dahulu
membenahi
> > dirimu? Dan bagaimana dengan mimpi-mimpi yang belum kamu capai
dan
> > masih kamu inginkan? Dan bagaimana denganmu?", cecar kepala saya
> > tanpa ampun.
> >
> > Dengan panik, sayapun berteriak "Stop! Stop! Stop! Saya mohon,
> > berhentilah bertanya, karena kamu tidak membantu!"
> > Disinilah lagi-lagi, mata hati merengkuh saya. Dengan lembut ia
> > menggandeng saya ke tempat wudhu, membasuh semua pekat dan ruwet
> > pertanyaan kepala saya. Dengan lembut, ia berbisik agar saya
minta
> > petunjuk dariNya. "Jika bimbang meraja, maka bertanyalah pada
> > Penciptamu. Adukan padaNya, minta petunjukNya, mohonkan
> > pertolonganNya," begitu bisiknya.
> >
> > Malam itu adalah malam tahun baru 2008, saat untuk pertama
kalinya
> > saya shalat istikharah dengan niatan bertanya pada Tuhan untuk
> > urusan jodoh dan pernikahan. Dari beberapa buku dan pendapat yang
> > saya kumpulkan, sejumlah orang konon, mendapatkan petunjuk dan
> > hidayah melalui mimpi. Tidak demikian halnya dengan saya.
> > Kala itu, hampir dini hari. Seorang teman saya yang tengah
menginap
> > sedang terlelap di dalam kamar. Sementara saya yang tak bisa
tidur
> > usai shalat istikharah, memilih untuk duduk di ruang keluarga.
Hanya
> > duduk saja, tanpa menonton televisi. Di luar, hanya sesekali saja
> > terdengar lengkingan terompet dan suara orang yang sesekali
> > melintas.
> >
> > Sebuah keheningan yang mendamaikan.
> > Dan seperti dalam banyak keheningan saya lainnya, sebuah suara
pun
> > tiba-tiba hadir mengetuk kepala saya.
> >
> > "Ya, saya ingin melakukannya," ujar suara itu. Bening dan jelas.
> > Saya mengernyitkan dahi. Ini bukan suara sang kepala. Karena sang
> > kepala selalu berbicara tegas dan cepat, dengan intonasi datar
dan
> > nada dingin tanpa emosi. Dan juga bukan suara sang hati, yang
hampir
> > selalu terdengar pilu dan merintih, atau tercekat. Saya tidak
kenal
> > suara ini, pikir saya.
> >
> > "Kamukah itu, mata hati? Kenapa menggunakan kata 'saya', dan
> > bukannya 'kamu' seperti yang biasa kamu lakukan saat membimbing
> > saya?," tanya saya.
> >
> > Sambil tersenyum sejuk, mata hati pun menjawab "Karena memang
bukan
> > saya yang mengatakannya, Retnadi sayang. Dirimu sendirilah yang
> > mengatakannya. Itu adalah suaramu."
> >
> > Selama beberapa waktu sayapun menunggu cecaran pertanyaan dari
> > kepala. Namun tak terjadi sesuatu. Lima belas menit. Setengah
jam.
> > Satu jam. Kepala saya tetap tak bergeming.
> >
> > Pelan-pelan, bibir saya pun berucap syukur "Alhamdulillah, terima
> > kasih Tuhan. Dan ya, saya ingin melakukannya. Saya ingin
> > melakukannya. Saya ingin melakukannya."
> > ***
> >
> > Proses pun dimulai.
> >
> > Diawali dengan tahap perkenalan pria ini pada ke dua orangtua
saya,
> > yang dilanjutkan dengan proses lamaran. Sepanjang proses
> > berlangsung, saya pun mengutarakan keinginan saya pada pria ini
akan
> > ketiadaan resepsi dan seserahan saat lamaran.
> >
> > Dan betapa pria ini tercengang-cengang mendengarnya—terlebih saat
> > kami tahu, bahwa kami akan menikah di masjid yang sama dengan
salah
> > satu abang saya, dimana abang saya dan mempelai wanitanya
kemudian
> > akan menyelenggarakan resepsi pernikahan di gedung samping
masjid.
> >
> > "Tapi itu, kan, hak kamu. Kamu juga berhak untuk dirayakan,
apalagi
> > kamu anak perempuan bungsu, satu-satunya pula," ujar pria ini.
> >
> > Butuh diskusi cukup panjang bagi saya untuk meyakinkan pria ini,
> > bahwa bagi saya, perayaan memang sungguh-sungguh bukanlah hal
> > penting. Saya tak menginginkannya. Saya tak membutuhkannya. Bahwa
> > bagi saya, yang utama adalah ijab kabul. Sisanya adalah asesoris
> > pendukung belaka. Bahwa bagi saya, hidup tak berhenti seusai
> > resepsi. Bahwa masih ada banyak hal yang harus dipikirkan—cicilan
> > rumah, kontrol kehamilan, biaya persalinan, pendidikan anak,
> > kesehatan anak, simpanan untuk pernikahan anak, dsb.
> >
> > "Atau begini, anggap saja semua orang punya daftar prioritas
> > pribadi. Banyak perempuan memprioritaskan resepsi dan turut adat
> > sebagai sesuatu yang utama. Dan itu bukan hal yang salah, tentu
> > saja. Dengan segala hormat, saya sangat menghargai prioritas
mereka.
> > Namun, saya juga punya prioritas saya sendiri, yang kebetulan
> > berbeda dengan mereka. How's that?," jelas saya panjang lebar.
> >
> > "Dan bagaimana dengan orangtuamu?" tanya pria ini.
> >
> > Alhamdulillah, saya dikaruniai orangtua Sjamsuddin Shiddieg dan
> > Sangi Siti Rahayu yang luar biasa. Dengan pikiran terbuka dan
lapang
> > dada, mereka pun meluluskan keinginan saya. Pada hari Kamis, 1
Mei
> > 2008, saya dan pria inipun resmi terdaftar sebagai murid suatu
ruang
> > kelas bernama Pernikahan.
> >
> > Bismillahirohmanirrahim.
> > ***
> >
> > Pelajaran 4: Berdiskusi bersama Kepala dan Hati
> >
> > Sebagai murid baru, tentu banyak aturan baru yang harus saya
> > adaptasi. Mulai dari tampilan pakaian, jam pulang, izin untuk
> > keluar, cara bicara, cara tertawa, larangan keluar malam, dsb.
Yang—
> > di luar dugaan kepala saya yang skeptis—ternyata saya nyaman-
nyaman
> > saja menjalankannya.
> >
> > Tentu saja, saya selalu punya banyak
pertanyaan. "Kenapa?", "Kenapa
> > nggak boleh?", "Kenapa jangan?". Dan saat suami saya menjawab
> > dengan "Nggak papa, nggak boleh aja," maka saya akan mengejar
> > dengan "That's not an answer. Come on, try me."
> >
> > Ya, ada kalanya saya bisa sangat melelahkan. Beberapa orang
mungkin
> > berpikir bahwa banyak bertanya adalah sinyal kekritisan. Namun
bagi
> > saya, banyak bertanya berarti sinyal butuhnya persediaan berton-
ton
> > kesabaran. Bayangkan menerima pertanyaan 'Kenapa' dan 'Itu bukan
> > jawaban. Ayo, cari lagi jawabannya yang logis,' selama hampir 7
kali
> > sehari dan tidak meledak karenanya. Suami saya mestinya dapat
> > lencana karenanya. Karena dengan sabarnya, ia akan menjelaskan
> > alasannya, baik dari sisi agama, logika, maupun keinginan
> > personalnya.
> >
> > Dengan tangan terbuka, suami saya bahkan mengundang dua tetangga
> > saya untuk bertamu. Mereka adalah kepala saya yang kerap haus
akan
> > pemenuhan self fulfilling prophecy, dan hati saya yang kerap
kelewat
> > sensitif pada banyak emosi. Dengan ramahnya, suami saya
menyilakan
> > mereka untuk masuk, duduk bersama di ruang tamu kami. Dan
> > berdiskusi.
> >
> > Ini adalah hal baru bagi saya—yang selama bertahun-tahun lamanya
> > selalu gagal mengajak hati dan kepala untuk sekedar bertukar sapa
> > dengan ramah. Seorang mantan pasangan dulu pernah
berkomentar "Gee,
> > Retno, kamu harus mulai belajar caranya mengajak hati dan
kepalamu
> > untuk berdiskusi." Yang saat itu dijawab dengan sinisnya oleh
saya
> > dengan "Yeah, right. Like I know how."
> >
> > Dan kini, betapa saya sungguh tercengang-cengang kala mendapati
> > kepala dan hati sungguh-sungguh mendengarkan ucapan suami saya.
> > Mereka tidak sedikitpun memotong ataupun menyela perkataan suami
> > saya. Mereka juga tak sekalipun berbisik-bisik pada saya, tentang
> > ketidaksetujuan mereka. Mereka sungguh-sungguh duduk diam, dan
> > mendengarkan.
> >
> > Usai penjelasan suami saya, barulah dengan tertib satu persatu
dari
> > mereka mengutarakan argumennya. Lagi-lagi ini adalah hal baru
buat
> > saya. Karena semua argumentasi itu terbungkus dalam balutan kata
> > yang tertutur rapi, logis, jelas, dan santun. Tidak ada adu
> > argumentasi diwarnai drama air mata dan kurasan emosi melelahkan.
> > Tak heran, bila kemudian proses kompromi pun tercapai dengan
> > anggukan sepakat dan kepuasan dari semua tamu kami. It's a win-
win
> > solution.
> >
> > Begitulah proses adaptasi saya di ruang kelas baru ini.
> > ***
> >
> > Pelajaran 5: Belajar Bernafas
> >
> > Pun hati dan kepala saya sudah mulai belajar duduk bersama dalam
> > satu kursi, tetap saja ada saat-saat dimana kepala saya lagi-lagi
> > akan kelewat banyak bertanya dan mencerca, sementara hati saya
lagi-
> > lagi akan kelewat banyak merasa.
> >
> > Ya, ini melelahkan. Sangat.
> >
> > Saat saya sempat memutuskan untuk berhenti bekerja kantoran dan
> > tinggal di rumah saya, menjadi kontributor untuk sebuah majalah,
> > misalnya. Ada banyak momen dimana kepala saya tanpa henti
bertanya.
> >
> > Bolehkah saya merasa bosan di rumah? Bolehkah saya mencoba
> > mengatasinya dengan berjalan-jalan ke rumah abang atau orangtua
saya
> > sendirian? Saat saya belum selesai mencuci baju karena terlalu
fokus
> > menulis, apakah saya bersalah sebagai seorang istri? Saat saya
lupa
> > menanak nasi sarapan dan nasi semalam ternyata sudah basi—
sehingga
> > kami yang lapar terpaksa menunggu selama 45 menit—apakah saya
> > menjadi istri yang buruk, karenanya? Saat saya menghabiskan 3,5
jam
> > di warnet dan pulang saat makan siang—pun suami saya saat itu
makan
> > siang di kantor—apakah saya adalah seorang istri yang egois?
Apakah
> > itu membuat saya menjadi sosok istri yang tak bertanggung jawab
> > karenanya?
> >
> > Logically, kepala saya tentu tahu jawabannya—yang juga telah saya
> > confirm dengan suami saya. Bahwa tentu saja, tidak, Retnadi. It's
> > OK. Shit happens. Semua orang bisa melakukan kesalahan. Dan itu
tak
> > lantas menggeneralisirmu menjadi istri yang buruk. "And yes,
> > sweetie, I love you that much," ujar suami saya.
> >
> > Jika memang demikian, lantas kenapa saya masih belum merasa lega?
> > Kenapa saya terus-menerus merasa bersalah, sesak napas, dan mulai
> > berpikir bahwa 'Apakah saya menikah terlalu cepat?'
> >
> > I hate that thought. Karena saya tahu pasti, bahwa saya mencintai
> > suami saya, dan bahwa saya telah mengambil keputusan untuk
menjalani
> > ini bersamanya. Pertanyaan `what if' adalah pertanyaan mengawang-
> > awang yang melelahkan, tanpa tujuan, dan sia-sia.
> >
> > Namun bagaimana menjawab ini pada kepala saya yang haus jawaban?
> >
> > Bahkan kala suatu proses adaptasi berjalan halus dan mulus, saya
> > tahu bahwa seharusnya saya bersyukur. Dan ya, tentu saja saya
> > bersyukur. Namun saat kepala saya yang bawel tiba-tiba menerima
saja
> > semua bentuk kompromi ini dengan lapang dada, giliran diri saya
yang
> > bertanya-tanya akan krisis identitasnya. "Ada apa dengan kamu,
No?
> > Apa ini berarti konsepmu selama ini salah? Dan yang sekarang ini
> > adalah yang benar? Jadi, yang mana identitas dirimu? Jadi, kamu
itu
> > yang mana?"
> >
> > Dan saya tidak tahu jawabannya.
> >
> > Saya ingat pada suatu malam, kala pertanyaan ini kembali mencecar
> > saya. Saat itu, saya meng-sms Ain. "Ain, I work from home, like I
> > always wanted to. I have a beautiful husband that loved me and
> > adored me so much. I live in a house that have a beautiful
scenery.
> > But why is hard for me to breath? Why is so hard to breathe?"
> >
> > Ain membalasnya dengan satu sms sederhana. Satu sms berisi
kalimat
> > yang dikutipnya dari Eat, Pray, Love-nya Elizabeth
Gilbert. "What do
> > you really really really want, Jo?"
> >
> > Sadly, I have no answer.
> >
> > Malam itu hampir pukul 1 pagi. Suami saya sudah terlelap di
kamar.
> > Sementara saya menangis di ruang depan, karena saya tak punya
> > jawaban untuk membalas sms Ain. Dan seperti banyak hari buruk
saya
> > lainnya, saya pun menelpon Citra. Yang lagi-lagi, seperti biasa,
> > punya jawaban melegakan.
> >
> > "Retnadi sayang, you're married at 23. Tentu saja, itu bawa
banyak
> > perubahan. Beberapa perubahan pasti melahirkan banyak pertanyaan
> > membingungkan seperti ini. Tapi tahu nggak, No? It's OK, untuk
tidak
> > punya jawaban atas segala hal. It's OK, untuk bilang sama kepala
dan
> > dirimu sendiri, atau bahkan semua pertanyaan yang kamu temui,
> > dengan "Maaf, untuk saat ini, saya tidak punya jawabannya. Tapi
saya
> > akan belajar untuk mencarinya." It's OK, and we still love you.
So
> > take your time, Retnadi. Take your time. Love you," ucap Citra
> > mengelus hati saya.
> > ***
> > Pelajaran 6: Dua Aksioma
> >
> > Dalam ilmu komunikasi, aksioma adalah sesuatu yang tak
terbantahkan.
> > Aksioma komunikasi yang terkenal adalah `we cannot not
communicate'.
> > Karena pun kita menolak komunikasi verbal, akan selalu ada
komponen
> > nonverbal yang mengkomunikasikan pesan kita.
> >
> > Di umur 24 tahun, saya pun menyusun dua aksioma saya. Pertama, we
> > can't pleased everyone. Kita tak bisa menyenangkan semua orang.
Pun
> > saya berusaha sekeras mungkin, akan selalu ada masukan,
keinginan,
> > dan harapan yang tak terakomodir. Pun saya berusaha sekeras
mungkin,
> > hasil akhir tetaplah berada di tangan Tuhan. And it's OK,
because we
> > can't pleased everyone. Saya berikhtiar, Tuhanlah yang
menentukan.
> >
> > Aksioma ke dua (thanks to Citra), bahwa saya tak harus punya
jawaban
> > atas segala hal. Selama bertahun-tahun lamanya, kepala saya yang
> > haus jawaban, tanpa henti bertanya, dan betapa saya berusaha
keras
> > untuk menjawabnya. Berusaha keras menyusun banyak konsep, banyak
> > definisi, banyak deskripsi, banyak pernyataan, banyak alur
logika,
> > banyak pertimbangan, dan setumpuk penjelasan lain yang saya kira
> > dapat memuaskan kepala saya. Tak pernah sekalipun terlintas,
bahwa
> > saya boleh menjawab 'I don't know how. I just know', atau 'I
don't
> > know, now. Let's figure it out later.'
> >
> > Saat pagi hari misalnya. Saat suami saya sudah berangkat ke
kantor,
> > sementara saya yang usai meratakan tanah belakang, beristirahat
di
> > atas karpet. Dengan kaki berselonjor, sarapan nasi putih hangat
> > berlaukkan beberapa potong gorengan, untuk kemudian minum
secangkir
> > kopi susu. This is it. The moment of happiness. I'm just happy. I
> > just know.
> >
> > Atau saat saya tengah kebingungan untuk mengambil suatu
keputusan.
> > Saat itu, saya menangis sejadi-jadinya di atas sajadah, terus-
> > menerus bertanya pada Tuhan. Please tell me what to do. Please
tell
> > me what to do. Please tell me what to do.
> > Dan sama seperti di malam tahun baru 2008, mata hati pun kembali
> > membimbing saya. Dengan tenangnya, dengan lembutnya, dengan
> > sabarnya.
> >
> > Ah, betapa melegakan.
> >
> > Kini, pun banyak pertanyaan kembali berseliweran di kepala saya,
> > saya tahu, bahwa saya akan selalu bisa mengembalikannya pada
Tuhan.
> > Sama seperti saat dulu saya memutuskan untuk keluar dari hubungan
> > melelahkan, sama seperti saat saya memutuskan untuk menikah, sama
> > seperti saat saya memutuskan untuk kembali bekerja kantoran.
> >
> > Dan sebagai murid baru di ruang kelas bernama pernikahan ini,
tentu
> > akan selalu ada banyak materi yang tak saya pahami. Akan ada
> > sejumlah kesalahan yang saya lakukan, ataupun suami saya lakukan.
> > And it's ok. Seperti kutipan lirik lagu Ordinary People John
> > Legend "We're just ordinary people, we don't which way to go.
`Cause
> > we're ordinary people, maybe we should take it slow."
> >
> > Pelan-pelan, saya dan suami saya akan belajar bersama di ruang
kelas
> > baru ini. PadaNya, Sang Maha Guru. Semoga pelajaran ini
berlangsung
> > selamanya. Untuk semua hal yang akan datang, attraversiamo*.
Amin.
> > ***
> >
> > *Attraversiamo (Italian phrase): Let's cross it over.
> >
> > PS: Di akhir tulisan ini, seketika saya terpikir, bahwa dengan
> > deskripsi kata sifat, mungkin kata 'pernikahan' bisa menjadi
suatu
> > kata yang pas untuk dilekatkan pada diri saya. Dengan suami dan
> > cinta yang begitu mempesona, saya pun tak bisa menemukan kata
sifat
> > lain, selain: bahagia.
> >
> > Yes, I'm happily married. I just know.
> >
> >
> >
> >
>
>
>
> --
> -"Let's dream together!"
> Nursalam AR
> Translator, Writer & Writing Trainer
> 0813-10040723
> E-mail: salam.translator@...
> YM ID: nursalam_ar
> http://nursalam.multiply.com
>

4a.

Selamat Mudik

Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com   pandika_sampurna

Thu Sep 25, 2008 6:12 pm (PDT)

Pagi ini entah sudah untuk keberapa kali dalam tahun-tahun belakangan ini, menjelang seminggu Hari Idul Fitri, saya merasakan lengang di jalan menuju ke kantor.
Kelihatannya orang-orang Jakarta sudah mulai mudik ya.
 
Beberapa pembantu di lingkungan tetangga kelihatan sudah pulang kampung.
 
Ada teman katanya besok akan mudik dan lebih afdol kirim email ucapan Idul Fitri lebih awal karena di kampung jarang ada warnet.
 
Tiga ponakan baru sampai di Jakarta dari Semarang jam tiga subuh kemarin, dan paginya buru-buru berangkat lagi ke airport untuk terbang ke Sumatera.
 
Suara muadzin di mesjid menjelang Isya sudah berbeda, biasa merdu berubah parau, ternyata yang biasa bertugas sudah pulang ke kampung.
Beberapa kotak sampah di depan rumah-rumah juga sudah mulai menggunung, ternyata yang biasa bertugas sudah tidak muncul-muncul. Mungkin jadi sebagian sudah balik kampung.
Renovasi rumah juga terhenti karena tukang-tukangnya pulang kampung lebih awal, takut tidak kebagian karcis bus.
Pesanan baju di penjahit cepat selesai, namun waktu dicoba kekecilan. Mau di balikin, si penjahitnya sudah pulang ke Padang.
Siaran televisi menayangkan rombongan besar penjual jamu yang ramai-ramai pulang kampung.
Di koran ada berita kalau hari ini puncak mudik dengan kereta. Sedang untuk jalur darat puncak arus mudik di jalan tol Cikampek diperkirakan hari Sabtu.
 
Bagaimana dengan anak-anak ESKA?
Apakah Mbak Indarwati pulang ke Pati?
Yons yang di Cibubur pulang tidak ke Purwokerto?
Mas Catur mudikkah ke Semarang?
Mas Suhadi balik tidak dari Surabaya?
Kang Dani, Galih, Yayan, Dyiah, Lia, dan yang lain-lain bagaimana?
Asal jangan saja Fiyan dan Nursalam ikut-ikutan pulang kampung, biar bisa nemenin saya lebaran di Jakarta.
 
Ayo siap-siap.
Silahkan mudik. Silahkan pulang kampung.
Jenguk orang tua dan saudara-saudara. Silaturahmi, buat jiwa dan hati bersih kembali.
 
Selamat Mudik.
Selamat Idul Fitri.
Mohon maaf lahir dan batin.
 
 

4b.

Re: Selamat Mudik

Posted by: "ugik madyo" ugikmadyo@gmail.com   ugikmadyo

Thu Sep 25, 2008 6:40 pm (PDT)

Di Surabaya juga sama Pak
Jalan-jalan udah mulai agak sepi.
Milist juga mulai sepi
Udah pada mudik semua kali ya...
Jadi pengen mudik...
Tapi gak mungkin, saya (seperti tahun-tahun yang lalu) kudu jaga gawang
Biar semua pada lancar telfon dan SMS hehehe

Selamat mudik semua...
Semoga selamat sampai tujuan

Mo ngucapin juga
Selamat Idul Fitri
Taqoballahu minna waminkum

Selamat berbahagia di kampung halaman

Ugik Madyo
yang lagi kangen kumpul bareng keluarga besar :D

2008/9/26 Pandika Sampurna <pandika_sampurna@yahoo.com>

> Pagi ini entah sudah untuk keberapa kali dalam tahun-tahun belakangan
> ini, menjelang seminggu Hari Idul Fitri, saya merasakan lengang di jalan
> menuju ke kantor.
> Kelihatannya orang-orang Jakarta sudah mulai mudik ya.
>
> Beberapa pembantu di lingkungan tetangga kelihatan sudah pulang kampung.
>
> Ada teman katanya besok akan mudik dan lebih afdol kirim email ucapan Idul
> Fitri lebih awal karena di kampung jarang ada warnet.
>
> Tiga ponakan baru sampai di Jakarta dari Semarang jam tiga subuh kemarin,
> dan paginya buru-buru berangkat lagi ke airport untuk terbang ke Sumatera.
>
> Suara muadzin di mesjid menjelang Isya sudah berbeda, biasa merdu berubah
> parau, ternyata yang biasa bertugas sudah pulang ke kampung.
> Beberapa kotak sampah di depan rumah-rumah juga sudah mulai menggunung,
> ternyata yang biasa bertugas sudah tidak muncul-muncul. Mungkin jadi
> sebagian sudah balik kampung.
> Renovasi rumah juga terhenti karena tukang-tukangnya pulang kampung lebih
> awal, takut tidak kebagian karcis bus.
> Pesanan baju di penjahit cepat selesai, namun waktu dicoba kekecilan. Mau
> di balikin, si penjahitnya sudah pulang ke Padang.
> Siaran televisi menayangkan rombongan besar penjual jamu yang ramai-ramai
> pulang kampung.
> Di koran ada berita kalau hari ini puncak mudik dengan kereta. Sedang untuk
> jalur darat puncak arus mudik di jalan tol Cikampek diperkirakan hari Sabtu.
>
> Bagaimana dengan anak-anak ESKA?
> Apakah Mbak Indarwati pulang ke Pati?
> Yons yang di Cibubur pulang tidak ke Purwokerto?
> Mas Catur mudikkah ke Semarang?
> Mas Suhadi balik tidak dari Surabaya?
> Kang Dani, Galih, Yayan, Dyiah, Lia, dan yang lain-lain bagaimana?
> Asal jangan saja Fiyan dan Nursalam ikut-ikutan pulang kampung, biar bisa
> nemenin saya lebaran di Jakarta.
>
> Ayo siap-siap.
> Silahkan mudik. Silahkan pulang kampung.
> Jenguk orang tua dan saudara-saudara. Silaturahmi, buat jiwa dan hati
> bersih kembali.
>
> Selamat Mudik.
> Selamat Idul Fitri.
> Mohon maaf lahir dan batin.
>
> .
>
>
>
5.

Project 10 tothe 100

Posted by: "yudha_bs" yudha_bs@yahoo.com.sg   yudha_bs

Thu Sep 25, 2008 7:06 pm (PDT)

Saatnya untuk beraksi temen2 ESKA dan Indonesia untuk menunjukkan
karyanya pada dunia. Bahwa orang Indonesia juga memiliki ide2 yang
luar biasa.... Ayo semangat!

Dalam menyambut ulang tahunnya yang ke 10, Google bagi-bagi duit US$
10 juta untuk mereka yang mempunyai ide brilian tentang berbagai aspek.

Kompetisi terbuka ini disebut dengan Project 10 to the 100. Dimana
ide-ide brilian dibutuhkan untuk rantai kebaikan demi menyelamatkan
dunia dalam berbagai aspek.

Aspek tersebut termasuk Community, Opportunity, Energy, Environment,
Health, Education, Shelter dan Everything Else. Kontestan diminta
untuk menuangkan ide yang berhubungan dengan aspek-aspek tersebut
seperti misalnya, untuk kategori Environment, peserta diminta idenya
tentang bagaimana cara mempromosikan dunia agar lebih bersih dan
membuat ekosistem global lebih stabil.

Yang akan dinilai dari ide tersebut adalah kedalaman ide, kemungkinan
implementasi, efesien atau tidak dan berapa orang yang akan mengalami
perubahan dengan ide yang dituangkan.

"Ide ini bisa besar atau kecil, berbasis teknologi atau sekedar ide
simpel. Tetapi yang lebih penting berapa besar impactnya," tulis
Google dalam rilisnya yang dikutip detikINET dari UPI, Kamis (25/9/2008).

Google menyediakan tempat khusus untuk menuangkan ide di
http://www.project10tothe100.com/ index, dan peserta diminta untuk
menjelaskan idenya secara singkat, tentunya dalam bahasa Inggris.
Peserta juga diminta untuk mengupload sebuah video di YouTube
berdurasi kurang dari 30 detik tentang ide perubahan tersebut.

100 semifinalis akan diumumkan 27 Januari 2009 dan untuk pemenang
favorit akan dipilih oleh online voter. Kemudian, 5 pemenang yang
diumumkan pertengahan Februari 2009 akan mendapatkan total hadiah
sebesar US$ 10 juta.

Dead Line : 20 Oktober 2008
Source : detikinet.com
keterangan lebih lanjut : http://www.project10tothe100.com

6.

:} [SK] Selamat Mudik

Posted by: "varel.g@live.com" varel.g@live.com

Thu Sep 25, 2008 7:08 pm (PDT)

Pagi ini

pagi ini aku merasa semalam adalah lailatul qadar
walaupun itu rahasia Allah.
Pagi ini matahari begitu redup.
Indah cahyanya.
Hangat sinarnya.
Merdu suara alamya.
Pagi ini badanku begitu hangat.
Penuh semangat
penuh harap
penuh nikmat
pagi ini aku merasa semalam adalah malam lailatul qadar

Jepara, 26 September 2008
varel_g@yahoo.co.id

-----Original Message-----
From: ugik madyo <ugikmadyo@gmail.com>
Sent: 2008-09-26 09:40:43 GMT+08:00
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
Subject: Re: [sekolah-kehidupan] Selamat Mudik

Di Surabaya juga sama Pak
Jalan-jalan udah mulai agak sepi.
Milist juga mulai sepi
Udah pada mudik semua kali ya...
Jadi pengen mudik...
Tapi gak mungkin, saya (seperti tahun-tahun yang lalu) kudu jaga gawang
Biar semua pada lancar telfon dan SMS hehehe

Selamat mudik semua...
Semoga selamat sampai tujuan

Mo ngucapin juga
Selamat Idul Fitri
Taqoballahu minna waminkum

Selamat berbahagia di kampung halaman

Ugik Madyo
yang lagi kangen kumpul bareng keluarga besar :D

2008/9/26 Pandika Sampurna <pandika_sampurna@yahoo.com>

> Pagi ini entah sudah untuk keberapa kali dalam tahun-tahun belakangan
> ini, menjelang seminggu Hari Idul Fitri, saya merasakan lengang di jalan
> menuju ke kantor.
> Kelihatannya orang-orang Jakarta sudah mulai mudik ya.
>
> Beberapa pembantu di lingkungan tetangga kelihatan sudah pulang kampung.
>
> Ada teman katanya besok akan mudik dan lebih afdol kirim email ucapan Idul
> Fitri lebih awal karena di kampung jarang ada warnet.
>
> Tiga ponakan baru sampai di Jakarta dari Semarang jam tiga subuh kemarin,
> dan paginya buru-buru berangkat lagi ke airport untuk terbang ke Sumatera.
>
> Suara muadzin di mesjid menjelang Isya sudah berbeda, biasa merdu berubah
> parau, ternyata yang biasa bertugas sudah pulang ke kampung.
> Beberapa kotak sampah di depan rumah-rumah juga sudah mulai menggunung,
> ternyata yang biasa bertugas sudah tidak muncul-muncul. Mungkin jadi
> sebagian sudah balik kampung.
> Renovasi rumah juga terhenti karena tukang-tukangnya pulang kampung lebih
> awal, takut tidak kebagian karcis bus.
> Pesanan baju di penjahit cepat selesai, namun waktu dicoba kekecilan. Mau
> di balikin, si penjahitnya sudah pulang ke Padang.
> Siaran televisi menayangkan rombongan besar penjual jamu yang ramai-ramai
> pulang kampung.
> Di koran ada berita kalau hari ini puncak mudik dengan kereta. Sedang untuk
> jalur darat puncak arus mudik di jalan tol Cikampek diperkirakan hari Sabtu.
>
> Bagaimana dengan anak-anak ESKA?
> Apakah Mbak Indarwati pulang ke Pati?
> Yons yang di Cibubur pulang tidak ke Purwokerto?
> Mas Catur mudikkah ke Semarang?
> Mas Suhadi balik tidak dari Surabaya?
> Kang Dani, Galih, Yayan, Dyiah, Lia, dan yang lain-lain bagaimana?
> Asal jangan saja Fiyan dan Nursalam ikut-ikutan pulang kampung, biar bisa
> nemenin saya lebaran di Jakarta.
>
> Ayo siap-siap.
> Silahkan mudik. Silahkan pulang kampung.
> Jenguk orang tua dan saudara-saudara. Silaturahmi, buat jiwa dan hati
> bersih kembali.
>
> Selamat Mudik.
> Selamat Idul Fitri.
> Mohon maaf lahir dan batin.
>
> .
>
>
>

7a.

Re: Selamat Idul Fitri

Posted by: "yudhi mulianto" yudhi_sipdeh@yahoo.com   yudhi_sipdeh

Thu Sep 25, 2008 7:47 pm (PDT)


Cerita bagus yang mengajak hidup dalam kedamaian...damai di bumi :-)

K E R U K U N A N hidup saling bantu dan tolong menolong dalam kebaikan MEMBUAT H I D U P TERASA M E N Y E N A N G K A N :-)

Melihat dan memperlakukan manusia sebagai manusia...Seperti melihat diri kita sendiri sebagai manusia :-)

thanks sudah berbagi

salam

yudhi

--- On Wed, 9/24/08, melly kiong <melly_kiong@yahoo.com> wrote:

Suasana Lebaran dirumahku

Sebenarnya ini adalah tradisi yang sudah lama terjadi di rumah mungilku.

Setiap perayaan adalah moment yang baik buat keluarga kami. Karena penduduk di dalam rumah kami berasal dari beberapa Agama, maka perayaan kamipun beraneka ragam.

Ada warga muslim yaitu mitra kerjaku dirumah , ada warga Buddha yaitu aku sendiri dan mertuaku, dan ada umat Kristiani yaitu suamiku dan anak anakku.Makanya tidak heran setiap perayaan hari besar adalah perayaan yang bahagia dalam keluarga kami.

Tanpa instruksi apapun, helai horden demi horden dibuka, bahkan daun pintu serta jendela sekalipun mereka buka untuk dicuci, walaupun dalam suasana puasa . Mereka dengan begitu semangat´45 melakukan semua itu. Sungguh luar biasa, dedikasi dan rasa memiliki mereka.

Dalam hal ini saya sungguh merasakan adanya pendidikan yang saya dapatkan dari tingkah laku yang diperlihatkan oleh Mbak mbakku , sejujurnya saya pribadi malu, tetapi saya harus berani mengatakan kalau kedewasaan mereka dalam bertanggung jawab, rasa memiliki, tidak berhitungan dalam pekerjaan, tidak melakukan suatu pekerjaan hanya karena perintah tidak ada alasan walaupun sedang puasa dan ketulusan dalam berbuat. Sungguh satu pendidikan untuk diri saya dan orang orang yang merasa diri lebih intelek.

Jadi pendidikan tidak selalu harus kita dapatkan di bangku sekolah, melainkan dalam universitas kehidupkan kita , yang penting kita harus bekali diri dengan sensitifitas terhadap lingkungan sekitar dan juga jiwa besar untuk merasa perlu terus menyempurnakan diri menjadi lebih baik.

Terima kasih untuk Guru guru kehidupanku, saya Melly Kiong mengucapkan :

" Minal Aidin Walfaizin , mohon maaf lahir dan bathin, semoga di hari yang Fitri ini kita terlahir kembali menjadi manusia yang lebih baik dan lebih peduli "

8.

[rampai]Tak Membajak Hatimu

Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com   fla_cheya

Thu Sep 25, 2008 7:56 pm (PDT)

Pusaranmu semakin keraskan tatapan
pahamilah... aku tak membajak hatimu
hingga hilangmu semata yang tertinggal
dengarlah... wacanaku tetap terbenahi
kubiarkan ia menjalar mengepung sebentuk bayangan
dengan nafas wajar mengagumimu
masihkah tetap berdoa untukku???
 
Telah terbentang lusuh tak terkenali
nyaman dalam menikmati jamuan senyap
setia tak tumbang menerima lepuhan hambar
selalu berbicara meski tak lagi terdengar
Akankah terlihat olehmu???
puaskah berlalu lalang dipuncak sana
meski artiku bukan bersenandung dalam gemerlab
 
Apakah tetap diriku teranggap???
ketika engganku menyaksikan kenangan
apalagi mengetik seluruh senyuman
walau secarik karya menunggu denyutmu
menghujamkan diri diperayaan senja
seperti melajunya kita didua roda
sungguh... aku tak membajak tentangmu...
 
27 September 2008
flacheya@gmail.com
http://cheya.blogspot.com

9.

[rampai]Seperti Pintamu

Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com   fla_cheya

Thu Sep 25, 2008 7:57 pm (PDT)


 
Tak hanya tampak disebuah ingatan
namun nyatamu ada dalam waktuku
Tak hanya terlihat sekelibat
namun jelas tumbuh dijiwaku
hingga rela mengayuh cawan detikmu
 
Jumlah hurufku bukan pengabai tahtamu
apalagi kerlip tuk lenyapkan jutaan wangi
embunmu sedikit gagaskan cerita
bukan pertanda aku tak bersyukur
kumohon... terapungkan cemburumu
mekarmu lebih tertawan indah dikisahku
 
Dirimu terangi terik malamku
mengerahkan seluruh cinta bersama doa
demi keringnya lara yang pernah menganga
 
Seperti pintamu disebuah pagi
seperti pintamu disebuah sore
seperti pintamu disebuah malam
aku berdoa bersamamu...
 
26 September 2008
flacheya@gmail.com
http://cheya.blogspot.com

10.

[rampai]Aku Jera...

Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com   fla_cheya

Thu Sep 25, 2008 7:58 pm (PDT)

Aku jera kepakkan sayap terlalu singkat
pijakan itu terkuak hanya buatku terjatuh
sembari terdiam kau berkata
namun aku tak mendengar ributnya kalbumu
barangkali... aku bukan lagi musyafir diantara dedaunan
 
Ceraikan aku dalam kerlipmu
aku tak kan mengadu ....
enyahkan saja kesangsianku
sungguh lelah mengantarkanku dipucuk pinus
 
Serendah itu kau cerna
muramkan diriku tanpa rekayasa
bodohnya kumasih seret dirimu kedalam tintaku
memukul rata tiap kehilangan digumpalan awan
 
Sapaanku purnamaku ingin terhenti
menjenguk maumu meski nyalaku tak sudi
bila semua harus terselip selamanya
biarkan dirimu terpenjara dalam karyaku
 
21 September 2008
flacheya@gmail.com
http://cheya.blogspot.com
 

11.

MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN

Posted by: "fla cheya" fla_cheya@yahoo.com   fla_cheya

Thu Sep 25, 2008 9:16 pm (PDT)

Assalamualaikum Wr Wb
Mulianya pijaran ramadhan akan bergegas pergi seiring gema takbir yang menjemput hari nan fitri. Minal Aidzin Wal Faidzin 1429 H semoga Allah semakin mencintai kita, menghapus dosa kita, menambah keberkahan dalam hidup kita dan mempertemukan kita lagi dengan ramadhan yang akan datang amin
Met mudik........... ;p
Wassalamualaikum Wr Wb
Ika N Family
http://cheya.blogspot.com

12.

[Catcil] Mereka dan 1000 Cinta

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Sep 25, 2008 9:26 pm (PDT)

Galih dan 1000 cinta

Sejak bertanggung jawab pada acara milad SK 2 di Situ Gintung, Galih sudah menunjukkan cara kerja yang baik dan bertanggung jawab penuh. Lalu menjelang ramadhan, saya tidak ragu untuk memberinya tanggung jawab serupa, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Dan seperti yang sudah saya duga, Galih bisa menjalankan amanahnya dengan baik. Tentu saja semuanya karen dukungan dari Sahabat SK yang lain.

Hal yang membuat saya merasa bersalah padanya adalah ketika untuk rapat dan ifthor di rumah Mbak Indar, Galih harus kehilangan dompetnya yang sarat dengan surat-surat berharga. Meski akhirnya karena keikhlasannya jugalah dompet dan surat-surat berharganya bisa kembali.  Thx for lead this programe, Brow!

Lia dan 1000 Cinta

Jika angka donasi hingga puncak acara mencapai 20 juta lebih, itu pasti karena Allah swt yang membisikkan pada hati para muzakky, untuk turut peduli pada rumah-rumahNya. Dan bisikkan itu termanifestasikan melalui update-update progresi program 1000 cinta untuk 1000 musholla ke jagat maya, dan Lia melakukannya dengan baik. Sempurna.

Selama kurang lebih 3 pekan progress report 1000 cinta untuk 1000 musholla di posting olehnya, hingga semakin banyak orang yang membaca dan menyumbangkan kelebihan rizkinya pada panitia. Dan puncaknya, saya kagum dan terheran-heran, ketika Lia memutuskan terbang ke Jogja untuk menghadiri lounching acara serupa dengan biaya transportasi sendiri. Sebagai ketua komunitas saya tersipu untuk hal ini, untuk ketidakmapanan saya sebagai seorang pemimpin.

Retno dan 1000 Cinta

Untuk jarak yang ditempuh antara Bogor dan Jakarta setiap kali SK membutuhkannya, untuk kerelaan suaminya mengizinkan dia sibuk di SK, dan untuk setiap permintaan maaf diiringi perasaan bersalah setiap kali acara berjalan tidak maksimal, saya benar-benar menghargai bendahara SK ini.

Meski ditengah kesbukannya, Retno masih menyempatkan memberikan list nama-nama panti yang akhirnya dieksekusi oleh Galih dan Yayan, mengirimkan list nama-nama terminal di sekitar Jakarta untuk penyaluran dinasi 1000 cinta. Dan pulang malam sebelum hari H.

Indarwati dan 1000 Cinta

Ibu dengan 2 orang anak ini membuka pintu rumahnya lebar-lebar ketika kami memutuskan untuk menggelar rapat baksos sekaligus buka puasa bersama di rumahnya. Makanan lezat dan istimewa dia hidangkan pada kami yang selalu mencari perbaikan gizi di mana-mana ^_^

Meski Yasmin kecil tidak terlalu sehat, Mbak Indar melaju menyongsong cinta di setiap kesempatan. Bahkan ia datang bersama suaminya yang friendly dan Ais yang cerewet pada acara puncak yang crowded. Terimaksih untuk tumpangannya, Mbake, aku ga akan pernah bosen nebeng:D

Nia dan 1000 Cinta

Gadis Parung yang satu ini sudah tidak sungkan lagi berada di rumah saya. Endah menjadi teman curhatnya yang setia. Sebagai pembawa acara I-SK, Nia cukup akrab dengan Endah. Penerima dorprize kamera pada milad SK 1 ini, cukup periang diantara kegiatan mengajar dan les biolanya.

Nia pun menjadi salah satu sahabat SK yang jarang sekali absen di setiap kegiatan SK, selalu datang di manapun SK berkumpul meski sering terlambat. Dan anehnya, semua sahabat SK yang lain akan dengan setia menanti kedatangannya.

Novi dan 1000 Cinta

Lyouter freelancer yang satu ini terpilih menjadi Bintang SK pada milad SK ke 2. Keaktifannya di milis membuat Novi cukup dikenal dianatara sahabat SK. Dalam 1000 Cinta, Novi menjadi salah satu PJ Jakarta Timur, Sayangnya, ketika menjelang akhir Ramadhan, Bintang SK ini harus bedrest di tempat tidurnya (ya iyaa lah namanya juga bedrest ya di tempat tidur, masa di dapur?) karena terkena gejala tipes (apa tifus?).

Yang pasti, Kontribusinya dalam program inipun tidak bisa diragukan, diantara hobbynya mengejar deadline, Novi masih menyempatkan diri untuk berpergian dalam rangka menyebar 1000 cinta. Pet sembuh ya, Nop.

Dyah dan 1000 Cinta

Ibu guru yang satu ini, meskipun bukan kembarannya Novi, tapi selalu terlihat bersama. Kemana ada Dyah, pasti ada Novi nebeng di Colombusnya.  Punya track record nyasar yang lumayan parah dan itupun dilaluinya bersama Novi. Saya menyimpulkan Dyah dan Novi tidak bisa bekerja menjadi kurir.

Donasi 1000 cinta berupa alat sholat didrop dirumah Dyah di Jakarta Timur , secara Dyah memang PJnya. Meski bisa dikatakan Newbe di SK, tapi eksistensinya di sekolah ini tidak bisa diragukan, Dyah akan menyapa semua  murid baru di SK dengan ramah. Untung saja, ketika Dyah dan sahabat SK di Jakarta Timur menyebarkan donasi 1000 Cinta, Dyah tidak nyasar seperti biasanya.

Divin dan 1000 Cinta

Dulu, Divin akan selalu datang jika sahabat dekatnya datang, Achi. Penyair dari Tangerang ini pembaca puisi yang handal. Saya sudah sering melihatnya tampil. Dan SK memang komplit. SK punya semuanya, ada penyair dan Divin salah satunya.

Meski sibuk menulis script untuk sinetron-sinetron kejar tayang, Divin menyempatkan hadir dalam acara-acara SK. Haturnuhun, Sis. Lain kali jangan nyasar lagi ya ^_^

Bu Has dan 1000 Cinta

Sejak awal saya sudah tahu bawah beliau adalah manifestasi dari sebuah kebaikan dari Allah swt. Saya juga yakin beliau sibuk dengan pekerjaannya di Kantor, saya juga tahu bahwa ketulusan selalu mengiringi setiap perbuatannya.

Menjadi PJ 1000 cinta di gedung Sentra Mulia bersama sahabatnya Bu Betty, kontribusinya tak berbilang, ini bukan hanya nominal, tapi cinta. Feel guilty, itulah yang saya rasakan ketika acara puncak tidak bisa memberikan kenyamanan pada orang-orang ini. Semoga nanti.

Fiyan Arjun dan 1000 Cinta

Dari sekian banyak komunitas yang ia ikuti, SK menjadi rumah kedua baginya setelah rumahnya yang asli di Ulujami. Berinteraksi lebih dalam dengan Fiyan, kita akan tau bahwa dia adalah sosok polos yang tengah bergulat mencari jati diri. Dan tentunya sebuah eksistensialisme dalam dunia tulis menulis. You guys harus 'intim' dengannya terlebih dahulu untuk mengetahui itu.

Dan 1000 cinta akhirnya menjadi prioritas kehadirannya dibandingkan acara-acara lain yang saya yakin tidak kalah berharga. Terimaksih untuk membuat skala prioritas, Brow.

Yayan dan 1000 Cinta

Pendiam bukan berarti pasif, itulah yang saya tangkap dari pemuda jangkung ini. Meski bukan PJ acara untuk wilayah Jakarta Selatan, Yayan tidak segan menjadi kurir untuk menjemput donasi berupa barang dari daerah Selatan dan kembali dibawanya ke Jakarta Timur, meski harus meniggalkan honda tangguhnya di parkiran.

Ketika proses packing alat sholat dimulai di rumah saya, Yayan pun datang dengan motornya yang sarat dengan muatan. Layaknya seorang musafir yang hendak menggelar dagangan permadaninya di negeri seberang. Terimaksih untuk semua kerepotan itu, Brow.

Pak Yudi dan 1000 Cinta

Komitmen Bapak dengan 1 anak ini dalam ketepatan waktu, memang tidak saya ragukan. Setelah berkali-kali konfirmasi tentang teknis pelaksanaan simbolisasi acara penyerahan donasi, Pak Yudi sudah standbye di lokasi. Meski terkadang sering bicara ngelantur (hehehe), saya menghargai komitmennya dalam membantu panitia.

Jika hanya mengenalnya sekilas, mungkin akan cepat muncul sebuah kesimpulan kalau Pak Yudi adalah orang yang kurang bersahabat, tapi lagi-lagi ungkpan don't judge a book from it cover berlaku untuknya. Dia orang yang ramah dan penuh canda. Sungguh. Tararengkyu, Pak Yudi.

Margo dan 1000 Cinta

Ayah satu anak ini masih selalu menyempatkan memantau progress baksos melalui pesan singkatnya di YM, beberapa kali meminta maaf karena tidak bisa menghadiri rapat-rapat pra acara, tidak membuat dia alfa dalam acara ini.

Ada pesan-pesan darinya yang ia kutip dari film Sang Murabbi yang ia sampaikan pada kultum bada sholat Dzhuhur di musholla KPJ; Ada dua hal yang harus kita ingat, dan ada du hal yang harus kita lupakan. Apakah itu? Cari jawabanya dalam film sang murobbi yang asli, bukan bajakan *loh, kok?* Atau sms aja mas Margo ^_^

Mr. R dan 1000 Cinta

Tak banyak bicara. Itu akronim dari Mas R Widhiatma. Meski pada setiap kesempatan dalam pra acara tidak terdengar suaranya *mungkin karena terlalu pendiamnya* ternyata dia hadir dalam rangkaian acara tersebut. Bahkan ternyata turut berperan dalam acara penyebaran donasi di Jakarta Timur. Nuhun, Brow.

Dikdik dan 1000 Cinta

Semenjak pindah kantor dan pekerjaannya, Ikhwan yang satu ini sudah jarang hadir di kelas. Bahkan artikel-artikel penyejuk imannya yang seringkali meniupkan kesejukan di kelas SK sudah jarang kita baca. Bukan karena dia tak cinta SK *halah* tapi karena akses internet di kantornya yang dibatasi.

Jika acara 1000 cinta menjadi lebih cantik dengan spanduk, Banner, pamflet dan hal-hal lainnya yang berhubungan  dengan disain, maka Dikdik menjadi most wanted person yang akan segera dimintai bantuan. Brow, harus cepat diinstal tuh potoshop di kompie kantor. ^_^

Pak Sinang dan 1000 Cinta

Terhimpunnya donasi 1000 cinta hingga mencapai 20 juta, tidak mungkin tercapai jika beliau tidak pernah menghimpun kami di sekolah ini. Bukan hanya kepedulian yang ditunjukkannya pada kami, tapi juga cinta dengan bahasanya sendiri. Rasa sungkan dan segan terhadap sosoknya, berhasil saya redam dan saya sublimasi menjadi rasa hormat, kagum sekaligus heran dengan kedermawanannya terhadap SK.

Saya selalu berfikir bahwa sebuah kemapanan yang diiringi kedermawanan maka akan menghasilkan sosok seperti beliau.

Endah, Nibras dan 1000 Cinta

Lalu, ketika semua lelah, ketika semua gundah mendominasi hari-hari saya, saya akan pulang lepas senja, menuju sebuah rumah kontrakan di perbatasan selatan Jakarta, dimana 2 nyawa saya yang lain menanti.

Yang satunya akan segera menyiapkan air dingin dari dalam kulkas untuk segera saya reguk, dan yang satunya lagi menanti saya di atas kasur dengan wajahnya yang lugu, lucu, tampan dan membahagiakan. Untuk kemudian saya cium tanpa henti. Jika saya mujur, saya akan mendapatkan upah dari ciuman itu: Sebuah tawa penawar lelah. Dan ujung hidung saya akan ditelannya bulat-bulat ^_^. I Love u.

Lalu saya terlalu sombong untuk bertekad menuliskan semua nama sahabat SK yang terlibat ataupun tidak dalam 1000 cinta, karena kalian tak berbilang, tak terkatakan.

Taqabalallahu Minna Wa minkum,
shiyamana wa shiyamakum
Nyuhunkeun dihapunten bilih aya kalepatan,
Abdi ge masih seeur berproses dan belajar.
Bilih aya kalepatan ageng sumawanten alit,
agung cukup lumur, neda jembar hapunten anu diteda.
Perkawis kalepatan sok bujeng ku aya basana menta dihampura,
sanaos teu aya basana akang parantos jadi lautan hampura kana kalepatan.

Dani Ardiansyah
I-Moov Mobile Solution
Jl. Radio Dalam Raya No. 5H Lt. 4
HP: 085694771764

13a.

[Catcil] Mereka dan 1000 Cinta [2]

Posted by: "Kang Dani" fil_ardy@yahoo.com   fil_ardy

Thu Sep 25, 2008 9:36 pm (PDT)

Galih dan 1000 cinta

Sejak
bertanggung jawab pada acara milad SK 2 di Situ Gintung, Galih sudah
menunjukkan cara kerja yang baik dan bertanggung jawab penuh. Lalu
menjelang ramadhan, saya tidak ragu untuk memberinya tanggung jawab
serupa, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Dan seperti yang sudah saya
duga, Galih bisa menjalankan amanahnya dengan baik. Tentu saja semuanya
karen dukungan dari Sahabat SK yang lain.

Hal
yang membuat saya merasa
bersalah padanya adalah ketika untuk rapat dan ifthor di rumah Mbak
Indar, Galih harus kehilangan dompetnya yang sarat dengan surat-surat
berharga. Meski akhirnya karena keikhlasannya jugalah dompet dan
surat-surat berharganya bisa kembali.  Thx for lead this programe, Brow!

Lia dan 1000 Cinta

Jika
angka donasi hingga puncak acara mencapai 20 juta lebih, itu pasti
karena Allah swt yang membisikkan pada hati para muzakky, untuk turut
peduli pada rumah-rumahNya. Dan bisikkan itu termanifestasikan melalui
update-update progresi program 1000 cinta untuk 1000 musholla ke jagat
maya, dan Lia
melakukannya dengan baik. Sempurna.

Selama
kurang lebih 3 pekan progress report 1000 cinta untuk 1000 musholla di
posting olehnya, hingga semakin banyak orang yang membaca dan
menyumbangkan kelebihan rizkinya pada panitia. Dan puncaknya, saya
kagum dan terheran-heran, ketika Lia memutuskan terbang ke Jogja untuk
menghadiri lounching acara serupa dengan biaya transportasi sendiri.
Sebagai ketua komunitas saya tersipu untuk hal ini, untuk
ketidakmapanan saya sebagai seorang pemimpin.

Retno dan 1000 Cinta

Untuk
jarak yang ditempuh antara Bogor dan Jakarta setiap kali SK
membutuhkannya, untuk kerelaan suaminya mengizinkan dia sibuk di SK,
dan untuk setiap permintaan maaf diiringi perasaan bersalah setiap kali
acara berjalan tidak maksimal, saya benar-benar menghargai bendahara SK
ini.

Meski
ditengah kesbukannya, Retno masih menyempatkan memberikan list
nama-nama panti yang akhirnya dieksekusi oleh Galih dan Yayan,
mengirimkan list nama-nama terminal di sekitar Jakarta untuk penyaluran
dinasi 1000 cinta. Dan pulang malam sebelum hari H.

Indarwati dan 1000 Cinta

Ibu
dengan 2 orang anak ini membuka pintu rumahnya lebar-lebar ketika kami
memutuskan untuk menggelar rapat baksos sekaligus buka puasa bersama di
rumahnya. Makanan lezat dan istimewa dia hidangkan pada kami yang
selalu mencari perbaikan gizi di mana-mana ^_^

Meski
Yasmin kecil tidak terlalu sehat, Mbak Indar melaju menyongsong cinta
di setiap kesempatan. Bahkan ia datang bersama suaminya yang friendly
dan Ais yang cerewet pada acara puncak yang crowded. Terimaksih untuk
tumpangannya, Mbake, aku ga akan pernah bosen nebeng:D

Nia dan 1000 Cinta

Gadis
Parung yang satu ini sudah tidak sungkan lagi berada di rumah saya.
Endah menjadi teman curhatnya yang setia. Sebagai pembawa acara I-SK,
Nia cukup akrab dengan Endah. Penerima dorprize kamera pada milad SK 1
ini, cukup periang diantara kegiatan mengajar dan les biolanya.

Nia
pun menjadi salah satu sahabat SK yang jarang sekali absen di setiap
kegiatan SK, selalu datang di manapun SK berkumpul meski sering
terlambat. Dan anehnya,
semua sahabat SK yang lain akan dengan setia menanti kedatangannya.

Novi dan 1000 Cinta

Lyouter
freelancer yang satu ini terpilih menjadi Bintang SK pada milad SK ke
2. Keaktifannya di milis membuat Novi cukup dikenal dianatara sahabat
SK. Dalam 1000 Cinta, Novi menjadi salah satu PJ Jakarta Timur,
Sayangnya, ketika menjelang akhir Ramadhan, Bintang SK ini harus
bedrest di tempat tidurnya (ya iyaa lah namanya juga bedrest ya di
tempat tidur, masa di dapur?) karena terkena gejala tipes (apa tifus?).

Yang
pasti, Kontribusinya dalam program inipun tidak bisa diragukan,
diantara hobbynya mengejar deadline, Novi masih menyempatkan diri untuk
berpergian dalam rangka menyebar 1000 cinta. Pet sembuh ya, Nop.

Dyah dan 1000 Cinta

Ibu
guru yang satu ini, meskipun bukan kembarannya Novi, tapi selalu
terlihat bersama. Kemana ada Dyah, pasti ada Novi nebeng di
Colombusnya.  Punya track record nyasar yang lumayan parah dan itupun
dilaluinya bersama Novi. Saya menyimpulkan Dyah dan Novi tidak bisa
bekerja menjadi kurir.

Donasi
1000 cinta berupa alat sholat didrop dirumah Dyah di Jakarta Timur ,
secara Dyah memang PJnya. Meski bisa dikatakan Newbe di SK, tapi
eksistensinya di sekolah ini tidak bisa diragukan, Dyah akan menyapa
semua  murid baru di SK dengan ramah. Untung saja, ketika Dyah dan
sahabat SK di Jakarta Timur menyebarkan donasi 1000 Cinta, Dyah tidak
nyasar seperti biasanya.

Divin dan 1000 Cinta

Dulu, Divin akan selalu datang jika sahabat dekatnya datang, Achi. Penyair dari Tangerang ini pembaca puisi yang
handal. Saya sudah sering melihatnya tampil. Dan SK memang komplit. SK punya semuanya, ada penyair dan Divin salah satunya.

Meski
sibuk menulis script untuk sinetron-sinetron kejar tayang, Divin
menyempatkan hadir dalam acara-acara SK. Haturnuhun, Sis. Lain kali
jangan nyasar lagi ya ^_^

Bu Has dan 1000 Cinta

Sejak
awal saya sudah tahu bawah beliau adalah manifestasi dari sebuah
kebaikan dari Allah swt. Saya juga yakin beliau sibuk dengan
pekerjaannya di Kantor, saya juga
tahu bahwa ketulusan selalu mengiringi setiap perbuatannya.

Menjadi
PJ 1000 cinta di gedung Sentra Mulia bersama sahabatnya Bu Betty,
kontribusinya tak berbilang, ini bukan hanya nominal, tapi cinta. Feel
guilty, itulah yang saya rasakan ketika acara puncak tidak bisa
memberikan kenyamanan pada orang-orang ini. Semoga nanti.

Fiyan Arjun dan 1000 Cinta

Dari
sekian banyak komunitas yang ia ikuti, SK menjadi rumah kedua baginya
setelah rumahnya yang asli di Ulujami. Berinteraksi lebih dalam dengan
Fiyan, kita akan tau bahwa dia adalah sosok polos yang tengah bergulat
mencari jati diri. Dan tentunya sebuah eksistensialisme dalam dunia
tulis menulis. You guys harus 'intim' dengannya terlebih dahulu untuk
mengetahui itu.

Dan
1000 cinta akhirnya menjadi prioritas kehadirannya dibandingkan
acara-acara lain yang saya yakin tidak kalah berharga. Terimaksih untuk
membuat skala prioritas, Brow.

Yayan dan 1000 Cinta

Pendiam
bukan berarti pasif, itulah yang saya tangkap dari pemuda jangkung ini.
Meski bukan PJ acara untuk wilayah Jakarta Selatan, Yayan tidak segan
menjadi kurir untuk menjemput donasi berupa barang dari daerah Selatan
dan kembali dibawanya ke Jakarta Timur, meski harus meniggalkan honda
tangguhnya di parkiran.

Ketika
proses packing alat sholat dimulai di rumah saya, Yayan pun datang
dengan motornya yang sarat dengan muatan. Layaknya seorang musafir yang
hendak menggelar dagangan permadaninya di negeri seberang. Terimaksih
untuk semua kerepotan itu, Brow.

Pak Yudi dan 1000 Cinta

Komitmen
Bapak dengan 1 anak ini dalam ketepatan waktu, memang tidak saya
ragukan. Setelah berkali-kali konfirmasi tentang teknis pelaksanaan
simbolisasi acara penyerahan donasi, Pak Yudi sudah standbye di lokasi.
Meski terkadang sering bicara ngelantur (hehehe), saya menghargai
komitmennya dalam membantu panitia.

Jika
hanya mengenalnya sekilas, mungkin akan cepat muncul sebuah kesimpulan
kalau Pak Yudi adalah orang yang kurang bersahabat, tapi lagi-lagi
ungkpan don't judge a book from it cover berlaku untuknya. Dia orang
yang ramah dan
penuh canda. Sungguh. Tararengkyu, Pak Yudi.

Margo dan 1000 Cinta

Ayah
satu anak ini masih selalu menyempatkan memantau progress baksos
melalui pesan singkatnya di YM, beberapa kali meminta maaf karena tidak
bisa menghadiri rapat-rapat pra acara, tidak membuat dia alfa dalam
acara ini.

Ada
pesan-pesan darinya yang ia kutip dari film Sang Murabbi yang ia
sampaikan pada kultum bada sholat Dzhuhur di musholla KPJ; Ada dua hal
yang harus kita ingat, dan ada du hal yang harus kita lupakan. Apakah
itu? Cari jawabanya dalam film sang murobbi yang asli, bukan bajakan
*loh, kok?* Atau sms aja mas Margo ^_^

Mr. R dan 1000 Cinta

Tak
banyak bicara. Itu akronim dari Mas R Widhiatma. Meski pada setiap
kesempatan dalam pra acara tidak terdengar suaranya *mungkin karena
terlalu pendiamnya* ternyata dia hadir dalam rangkaian acara tersebut.
Bahkan ternyata turut berperan dalam acara penyebaran donasi di Jakarta
Timur. Nuhun, Brow.

Dikdik dan 1000 Cinta

Semenjak
pindah kantor dan pekerjaannya, Ikhwan yang satu ini sudah jarang hadir
di kelas. Bahkan artikel-artikel penyejuk imannya yang seringkali
meniupkan kesejukan di kelas SK sudah jarang kita baca. Bukan karena
dia tak cinta SK *halah* tapi karena akses internet di kantornya yang
dibatasi.

Jika
acara 1000 cinta menjadi lebih cantik dengan spanduk, Banner, pamflet
dan hal-hal lainnya yang berhubungan  dengan disain, maka Dikdik
menjadi most wanted person yang akan segera
dimintai bantuan. Brow, harus cepat diinstal tuh potoshop di kompie
kantor. ^_^

Pak Sinang dan 1000 Cinta

Terhimpunnya
donasi 1000 cinta hingga mencapai 20 juta, tidak mungkin tercapai jika
beliau tidak pernah menghimpun kami di sekolah ini. Bukan hanya
kepedulian yang ditunjukkannya pada kami, tapi juga cinta dengan
bahasanya sendiri. Rasa sungkan dan segan terhadap sosoknya, berhasil
saya redam dan saya sublimasi menjadi rasa hormat, kagum sekaligus
heran dengan kedermawanannya terhadap SK.

Saya selalu berfikir bahwa sebuah kemapanan yang diiringi kedermawanan maka akan menghasilkan sosok seperti beliau.

Endah, Nibras dan 1000 Cinta

Lalu,
ketika semua lelah, ketika semua gundah mendominasi hari-hari saya,
saya akan pulang lepas senja, menuju sebuah rumah kontrakan di
perbatasan selatan Jakarta, dimana 2 nyawa saya yang lain menanti.

Yang
satunya akan segera menyiapkan air dingin dari dalam kulkas untuk
segera saya reguk,
dan yang satunya lagi menanti saya di atas kasur dengan wajahnya yang
lugu, lucu, tampan dan membahagiakan. Untuk kemudian saya cium tanpa
henti. Jika saya mujur, saya akan mendapatkan upah dari ciuman itu:
Sebuah tawa penawar lelah. Dan ujung hidung saya akan ditelannya
bulat-bulat ^_^. I Love u.

Lalu
saya terlalu sombong untuk bertekad menuliskan semua nama sahabat SK
yang terlibat ataupun tidak dalam 1000 cinta, karena kalian tak
berbilang, tak terkatakan.

Taqabalallahu Minna Wa minkum,

shiyamana wa shiyamakum
Nyuhunkeun dihapunten bilih aya kalepatan,
Abdi ge masih seeur berproses dan belajar.
Bilih aya kalepatan ageng sumawanten alit,
agung cukup lumur, neda jembar hapunten anu diteda.
Perkawis kalepatan sok bujeng ku aya basana menta dihampura,
sanaos teu aya basana akang parantos jadi lautan hampura kana kalepatan.

Dani Ardiansyah
I-Moov Mobile Solution
Jl. Radio Dalam Raya No. 5H Lt. 4
HP: 085694771764

13b.

Re: [Catcil] Mereka dan 1000 Cinta [2]

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Sep 25, 2008 10:08 pm (PDT)

Dani dan 1000 Cinta

untuk pernyataan "ok, aku aja!" setiap kali kami kekurangan personil
(ex: membungkus lebih dr 40 paket alat sholat utk acara puncak,
perantara dgn baznas, mjd PJ jaksel, kesediaan utk kuliah dhuha--ini
masih akan ditambah dgn daftar panjang kesediaan dani utk menghandle
operasionalisasi acara milad sk, marketing buku menggenggam cahaya
dan koordinator pengiriman, dan sejumbreng pekerjaan lainnya), utk
semua pertimbangan logis, rasional, dan pengambilan keputusan yg
sigap dan tangkas, utk semangat positif yg ditularkannya saat tim
mulai kehabisan energi, utk sepasang telinga yg selalu siaga 24 jam
utk mendengarkan keluh kesah semua sahabat sk, utk penghiburan tanpa
batas dr seorang sahabat.
terima kasih, kang dani.

utk semua panitia dan sahabat sk lain,
dgn semua partisipasi aktif kalian dlm program ini,
tentu saja, satu terima kasih tak akan cukup
namun bagaimanapun,
terima kasih.

insya allah, Tuhan akan membalas amalan kalian dgn sebaik-baiknya.
terima kasih banyak.

salam cinta,

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Kang Dani <fil_ardy@...>
wrote:
>
> Galih dan 1000 cinta
>
> Sejak
> bertanggung jawab pada acara milad SK 2 di Situ Gintung, Galih
sudah
> menunjukkan cara kerja yang baik dan bertanggung jawab penuh. Lalu
> menjelang ramadhan, saya tidak ragu untuk memberinya tanggung jawab
> serupa, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Dan seperti yang sudah
saya
> duga, Galih bisa menjalankan amanahnya dengan baik. Tentu saja
semuanya
> karen dukungan dari Sahabat SK yang lain.
>
> Hal
> yang membuat saya merasa
> bersalah padanya adalah ketika untuk rapat dan ifthor di rumah Mbak
> Indar, Galih harus kehilangan dompetnya yang sarat dengan surat-
surat
> berharga. Meski akhirnya karena keikhlasannya jugalah dompet dan
> surat-surat berharganya bisa kembali.  Thx for lead this programe,
Brow!
>
> Lia dan 1000 Cinta
>
> Jika
> angka donasi hingga puncak acara mencapai 20 juta lebih, itu pasti
> karena Allah swt yang membisikkan pada hati para muzakky, untuk
turut
> peduli pada rumah-rumahNya. Dan bisikkan itu termanifestasikan
melalui
> update-update progresi program 1000 cinta untuk 1000 musholla ke
jagat
> maya, dan Lia
> melakukannya dengan baik. Sempurna.
>
> Selama
> kurang lebih 3 pekan progress report 1000 cinta untuk 1000
musholla di
> posting olehnya, hingga semakin banyak orang yang membaca dan
> menyumbangkan kelebihan rizkinya pada panitia. Dan puncaknya, saya
> kagum dan terheran-heran, ketika Lia memutuskan terbang ke Jogja
untuk
> menghadiri lounching acara serupa dengan biaya transportasi
sendiri.
> Sebagai ketua komunitas saya tersipu untuk hal ini, untuk
> ketidakmapanan saya sebagai seorang pemimpin.
>
> Retno dan 1000 Cinta
>
> Untuk
> jarak yang ditempuh antara Bogor dan Jakarta setiap kali SK
> membutuhkannya, untuk kerelaan suaminya mengizinkan dia sibuk di
SK,
> dan untuk setiap permintaan maaf diiringi perasaan bersalah setiap
kali
> acara berjalan tidak maksimal, saya benar-benar menghargai
bendahara SK
> ini.
>
> Meski
> ditengah kesbukannya, Retno masih menyempatkan memberikan list
> nama-nama panti yang akhirnya dieksekusi oleh Galih dan Yayan,
> mengirimkan list nama-nama terminal di sekitar Jakarta untuk
penyaluran
> dinasi 1000 cinta. Dan pulang malam sebelum hari H.
>
> Indarwati dan 1000 Cinta
>
> Ibu
> dengan 2 orang anak ini membuka pintu rumahnya lebar-lebar ketika
kami
> memutuskan untuk menggelar rapat baksos sekaligus buka puasa
bersama di
> rumahnya. Makanan lezat dan istimewa dia hidangkan pada kami yang
> selalu mencari perbaikan gizi di mana-mana ^_^
>
> Meski
> Yasmin kecil tidak terlalu sehat, Mbak Indar melaju menyongsong
cinta
> di setiap kesempatan. Bahkan ia datang bersama suaminya yang
friendly
> dan Ais yang cerewet pada acara puncak yang crowded. Terimaksih
untuk
> tumpangannya, Mbake, aku ga akan pernah bosen nebeng:D
>
> Nia dan 1000 Cinta
>
> Gadis
> Parung yang satu ini sudah tidak sungkan lagi berada di rumah saya.
> Endah menjadi teman curhatnya yang setia. Sebagai pembawa acara I-
SK,
> Nia cukup akrab dengan Endah. Penerima dorprize kamera pada milad
SK 1
> ini, cukup periang diantara kegiatan mengajar dan les biolanya.
>
> Nia
> pun menjadi salah satu sahabat SK yang jarang sekali absen di
setiap
> kegiatan SK, selalu datang di manapun SK berkumpul meski sering
> terlambat. Dan anehnya,
> semua sahabat SK yang lain akan dengan setia menanti kedatangannya.
>
> Novi dan 1000 Cinta
>
> Lyouter
> freelancer yang satu ini terpilih menjadi Bintang SK pada milad SK
ke
> 2. Keaktifannya di milis membuat Novi cukup dikenal dianatara
sahabat
> SK. Dalam 1000 Cinta, Novi menjadi salah satu PJ Jakarta Timur,
> Sayangnya, ketika menjelang akhir Ramadhan, Bintang SK ini harus
> bedrest di tempat tidurnya (ya iyaa lah namanya juga bedrest ya di
> tempat tidur, masa di dapur?) karena terkena gejala tipes (apa
tifus?).
>
>
> Yang
> pasti, Kontribusinya dalam program inipun tidak bisa diragukan,
> diantara hobbynya mengejar deadline, Novi masih menyempatkan diri
untuk
> berpergian dalam rangka menyebar 1000 cinta. Pet sembuh ya, Nop.
>
> Dyah dan 1000 Cinta
>
> Ibu
> guru yang satu ini, meskipun bukan kembarannya Novi, tapi selalu
> terlihat bersama. Kemana ada Dyah, pasti ada Novi nebeng di
> Colombusnya.  Punya track record nyasar yang lumayan parah dan
itupun
> dilaluinya bersama Novi. Saya menyimpulkan Dyah dan Novi tidak bisa
> bekerja menjadi kurir.
>
> Donasi
> 1000 cinta berupa alat sholat didrop dirumah Dyah di Jakarta
Timur ,
> secara Dyah memang PJnya. Meski bisa dikatakan Newbe di SK, tapi
> eksistensinya di sekolah ini tidak bisa diragukan, Dyah akan
menyapa
> semua  murid baru di SK dengan ramah. Untung saja, ketika Dyah dan
> sahabat SK di Jakarta Timur menyebarkan donasi 1000 Cinta, Dyah
tidak
> nyasar seperti biasanya.
>
> Divin dan 1000 Cinta
>
> Dulu, Divin akan selalu datang jika sahabat dekatnya datang, Achi.
Penyair dari Tangerang ini pembaca puisi yang
> handal. Saya sudah sering melihatnya tampil. Dan SK memang
komplit. SK punya semuanya, ada penyair dan Divin salah satunya.
>
> Meski
> sibuk menulis script untuk sinetron-sinetron kejar tayang, Divin
> menyempatkan hadir dalam acara-acara SK. Haturnuhun, Sis. Lain kali
> jangan nyasar lagi ya ^_^
>
> Bu Has dan 1000 Cinta
>
> Sejak
> awal saya sudah tahu bawah beliau adalah manifestasi dari sebuah
> kebaikan dari Allah swt. Saya juga yakin beliau sibuk dengan
> pekerjaannya di Kantor, saya juga
> tahu bahwa ketulusan selalu mengiringi setiap perbuatannya.
>
> Menjadi
> PJ 1000 cinta di gedung Sentra Mulia bersama sahabatnya Bu Betty,
> kontribusinya tak berbilang, ini bukan hanya nominal, tapi cinta.
Feel
> guilty, itulah yang saya rasakan ketika acara puncak tidak bisa
> memberikan kenyamanan pada orang-orang ini. Semoga nanti.
>
> Fiyan Arjun dan 1000 Cinta
>
> Dari
> sekian banyak komunitas yang ia ikuti, SK menjadi rumah kedua
baginya
> setelah rumahnya yang asli di Ulujami. Berinteraksi lebih dalam
dengan
> Fiyan, kita akan tau bahwa dia adalah sosok polos yang tengah
bergulat
> mencari jati diri. Dan tentunya sebuah eksistensialisme dalam dunia
> tulis menulis. You guys harus 'intim' dengannya terlebih dahulu
untuk
> mengetahui itu.
>
> Dan
> 1000 cinta akhirnya menjadi prioritas kehadirannya dibandingkan
> acara-acara lain yang saya yakin tidak kalah berharga. Terimaksih
untuk
> membuat skala prioritas, Brow.
>
> Yayan dan 1000 Cinta
>
> Pendiam
> bukan berarti pasif, itulah yang saya tangkap dari pemuda jangkung
ini.
> Meski bukan PJ acara untuk wilayah Jakarta Selatan, Yayan tidak
segan
> menjadi kurir untuk menjemput donasi berupa barang dari daerah
Selatan
> dan kembali dibawanya ke Jakarta Timur, meski harus meniggalkan
honda
> tangguhnya di parkiran.
>
> Ketika
> proses packing alat sholat dimulai di rumah saya, Yayan pun datang
> dengan motornya yang sarat dengan muatan. Layaknya seorang musafir
yang
> hendak menggelar dagangan permadaninya di negeri seberang.
Terimaksih
> untuk semua kerepotan itu, Brow.
>
> Pak Yudi dan 1000 Cinta
>
> Komitmen
> Bapak dengan 1 anak ini dalam ketepatan waktu, memang tidak saya
> ragukan. Setelah berkali-kali konfirmasi tentang teknis pelaksanaan
> simbolisasi acara penyerahan donasi, Pak Yudi sudah standbye di
lokasi.
> Meski terkadang sering bicara ngelantur (hehehe), saya menghargai
> komitmennya dalam membantu panitia.
>
> Jika
> hanya mengenalnya sekilas, mungkin akan cepat muncul sebuah
kesimpulan
> kalau Pak Yudi adalah orang yang kurang bersahabat, tapi lagi-lagi
> ungkpan don't judge a book from it cover berlaku untuknya. Dia
orang
> yang ramah dan
> penuh canda. Sungguh. Tararengkyu, Pak Yudi.
>
> Margo dan 1000 Cinta
>
> Ayah
> satu anak ini masih selalu menyempatkan memantau progress baksos
> melalui pesan singkatnya di YM, beberapa kali meminta maaf karena
tidak
> bisa menghadiri rapat-rapat pra acara, tidak membuat dia alfa dalam
> acara ini.
>
> Ada
> pesan-pesan darinya yang ia kutip dari film Sang Murabbi yang ia
> sampaikan pada kultum bada sholat Dzhuhur di musholla KPJ; Ada dua
hal
> yang harus kita ingat, dan ada du hal yang harus kita lupakan.
Apakah
> itu? Cari jawabanya dalam film sang murobbi yang asli, bukan
bajakan
> *loh, kok?* Atau sms aja mas Margo ^_^
>
> Mr. R dan 1000 Cinta
>
> Tak
> banyak bicara. Itu akronim dari Mas R Widhiatma. Meski pada setiap
> kesempatan dalam pra acara tidak terdengar suaranya *mungkin karena
> terlalu pendiamnya* ternyata dia hadir dalam rangkaian acara
tersebut.
> Bahkan ternyata turut berperan dalam acara penyebaran donasi di
Jakarta
> Timur. Nuhun, Brow.
>
> Dikdik dan 1000 Cinta
>
> Semenjak
> pindah kantor dan pekerjaannya, Ikhwan yang satu ini sudah jarang
hadir
> di kelas. Bahkan artikel-artikel penyejuk imannya yang seringkali
> meniupkan kesejukan di kelas SK sudah jarang kita baca. Bukan
karena
> dia tak cinta SK *halah* tapi karena akses internet di kantornya
yang
> dibatasi.
>
> Jika
> acara 1000 cinta menjadi lebih cantik dengan spanduk, Banner,
pamflet
> dan hal-hal lainnya yang berhubungan  dengan disain, maka Dikdik
> menjadi most wanted person yang akan segera
> dimintai bantuan. Brow, harus cepat diinstal tuh potoshop di kompie
> kantor. ^_^
>
> Pak Sinang dan 1000 Cinta
>
> Terhimpunnya
> donasi 1000 cinta hingga mencapai 20 juta, tidak mungkin tercapai
jika
> beliau tidak pernah menghimpun kami di sekolah ini. Bukan hanya
> kepedulian yang ditunjukkannya pada kami, tapi juga cinta dengan
> bahasanya sendiri. Rasa sungkan dan segan terhadap sosoknya,
berhasil
> saya redam dan saya sublimasi menjadi rasa hormat, kagum sekaligus
> heran dengan kedermawanannya terhadap SK.
>
> Saya selalu berfikir bahwa sebuah kemapanan yang diiringi
kedermawanan maka akan menghasilkan sosok seperti beliau.
>
> Endah, Nibras dan 1000 Cinta
>
> Lalu,
> ketika semua lelah, ketika semua gundah mendominasi hari-hari saya,
> saya akan pulang lepas senja, menuju sebuah rumah kontrakan di
> perbatasan selatan Jakarta, dimana 2 nyawa saya yang lain menanti.
>
> Yang
> satunya akan segera menyiapkan air dingin dari dalam kulkas untuk
> segera saya reguk,
> dan yang satunya lagi menanti saya di atas kasur dengan wajahnya
yang
> lugu, lucu, tampan dan membahagiakan. Untuk kemudian saya cium
tanpa
> henti. Jika saya mujur, saya akan mendapatkan upah dari ciuman itu:
> Sebuah tawa penawar lelah. Dan ujung hidung saya akan ditelannya
> bulat-bulat ^_^. I Love u.
>
> Lalu
> saya terlalu sombong untuk bertekad menuliskan semua nama sahabat
SK
> yang terlibat ataupun tidak dalam 1000 cinta, karena kalian tak
> berbilang, tak terkatakan.
>
> Taqabalallahu Minna Wa minkum,
>
> shiyamana wa shiyamakum
> Nyuhunkeun dihapunten bilih aya kalepatan,
> Abdi ge masih seeur berproses dan belajar.
> Bilih aya kalepatan ageng sumawanten alit,
> agung cukup lumur, neda jembar hapunten anu diteda.
> Perkawis kalepatan sok bujeng ku aya basana menta dihampura,
> sanaos teu aya basana akang parantos jadi lautan hampura kana
kalepatan.
>
> Dani Ardiansyah
> I-Moov Mobile Solution
> Jl. Radio Dalam Raya No. 5H Lt. 4
> HP: 085694771764
>

14.

( OOT ) Surat dari Bekas "Artis Porno"

Posted by: "endut_wrah2" endut_wrah2@yahoo.com   endut_wrah2

Thu Sep 25, 2008 10:22 pm (PDT)


[:-?]
AKU DAPET DARI MILIST TETANGGA NIH.
Bagus tulisannya. semoga berguna untuk kita semua.
Semoga saja yang sudah kembali ke jalan yang benar dan di ridhoi Allah,
dapat terus menjaga diri sendiri, lingkungan, keluarga dan orang lain.

salam.
woro
( OOT ) Surat dari Bekas "Artis Porno"
<../../../../Manager-Indonesia/message/33414;_ylc=X3oDMTJzcTBwaWs5BF9TAz\
k3MzU5NzE1BGdycElkAzE1NTM3NDI1BGdycHNwSWQDMTcwNTkwOTU1OQRtc2dJZAMzMzQxNA\
RzZWMDZG1zZwRzbGsDdm1zZwRzdGltZQMxMjIyMzcyOTEx> Posted by:
"Ahmadi Agung" Agung@kaochem.co.id
<mailto:Agung@kaochem.co.id?Subject=%20Re%3A%28%20OOT%20%29%20Surat%20da\
ri%20Bekas%20%22Artis%20Porno%22> Wed Sep 24,
2008 10:32 pm (PDT) Surat dari Bekas "Artis
Porno"
Oleh : Redaksi <http://swaramuslim. net/ <http://swaramuslim.net/> > 24
Sep 2008 - 5:30 pm
<http://swaramuslim. com/comments. php?id=6088_ 0_15_0_C
<http://swaramuslim.com/comments.php?id=6088_0_15_0_C> >

Shelley Luben <http://www.shelleyl ubben.com/
<http://www.shelleylubben.com/> > mantan aktris porno
mengaku bisa keluar dari dunia gelap bernama 'industri pornografi' dan
memilih menjadi aktivis melawan ekploitasi seksual terhadap gadis-gadis
muda Amerika.

Gadis cantik, bertubuh seksi dan mata yang membangkitkan gairah
seakan-akan berkata "i want You". Itu kesan yang terlihat di setiap
sampul film porno. Tapi, bisa jadi itulah tipuan terbesar sepanjang
masa.

Inilah kisah dan pengakuan Shelley Luben tentang masa buruk dan seluk
beluk industri maksiat itu. Tulisan ini diturunkan sebagai pelajaran
bagi kita semua. Terutama para aktivis yang "menurut mata" terhadap
dampak industri pornografi.

Percayalah, Aku tahu !!

"Aku dulu pernah melakukannya sepanjang waktu dan aku melakukannnya
karena Nafsuku akan kekuasaan dan kecintaanku kepada uang. Aku tidak
pernah menyukai seks. Bahkan Aku tidak menginginkannya dan faktanya aku
lebih banyak minum Jack Daniels (jenis minuman alkohol import original.
Sejenis Jhonny Walker yang juga masuk Indonesia, red) daripada bersama
para pria yang dibayar seperti aku untuk "berpura-pura" di film.

Ya Benar tidak ada diantara kami -gadis-gadis blonde yang menyukai being
in porn movie. Kami benci disentuh oleh orang asing yang sama sekali
tidak peduli dengan kami. Kami benci dianggap rendah oleh mereka,
laki-laki dengan keringat dan bau busuknya. Beberapa diantara kami
sering sampai muntah di kamar mandi saat break syuting. Sedangkan yang
lainnya berusaha menenangkan diri dengan merokok Marlboro tanpa henti.

Tapi porn industry (industri pornografi) ingin agar kamu selalu berpikir
kalau kami artis porno sangat menyukai seks. Mereka ingin kamu percaya
bahwa kami senang dilecehkan seperti binatang dalam berbagai jenis
adegan di film.

Kenyataannya, artis porno sering tidak tahu apa saja adegan yang akan
mereka lakukan saat pertama kali datang ke lokasi syuting dan kami hanya
diberi dua pilihan oleh produser: "Lakukan atau Pulang Tanpa Bayaran.
Kerja atau tidak akan bisa kerja lagi."

Iya memang benar kami punya pilihan.

Beberapa diantara kami memang sangat memerlukan uang. Tapi kami
dimanipulasi, dipaksa bahkan diancam.

Beberapa diantara kami terjangkit AIDS karena profesi ini. Atau tertular
herpes dan berbagai macam penyakit kelamin lain yang sukar disembuhkan.
Salah seorang artis film porno setelah syuting dengan menahan sakit
sepanjang hari setelah sampai dirumah menembak kepalanya dengan pistol.

Kebanyakan dari artis porno mungkin berasal dari keluarga yang
berantakan dan pernah mengalami pelecehan seksual dan perkosaan dari
keluarga atau tetangganya sendiri. Saat kami kecil kami hanya ingin
bermain dengan boneka, bukan mendapatkan trauma saat seorang laki-laki
dewasa berada diatas tubuh kami.

Jadi sejak kecil kami belajar bahwa seks bisa membuat kami berharga. Dan
dengan semua pengalaman mengerikan itu kami menipu kalian di depan
kamera padahal sebenarnya kami membenci di setiap menitnya.

Karena trauma itu kebanyakan artis porno hidupnya tergantung kepada
alkohol dan narkotika. Dan hidup kami juga selalu diliputi ketakutan
akan terjangkit HIV atau penyakit kelamin lainnya seperti; Herpes,
gonorrhea, syphilis, chlamydia, dll. setiap hari menghantui kami.

Menurut catatan Shelley dalam situs web nya. Sebelas bintang pornografi
mati akibat HIV, bunuh diri, pembunuhan dan obat pada tahun 2007. Antara
2003 dan 2005, 976 orang pemain dilaporkan dengan 1.153 hasil positif
STD. 66% dari pemain pornografi terkena Herpes, penyakit yang tak dapat
disembuhkan.

Memang setiap bulan kami diperiksa tapi kamu tahu, kalau hal tersebut
tidak akan bisa mencegah kami tertular penyakit-penyakit mematikan itu.
Selain penyakit, adegan syuting tidak kalah mengerikannya, banyak dari
kami mengalami luka sobek atau luka pada organ tubuh bagian dalam kami.

Diluar syuting kami sering berharap bisa menjalani hidup yang normal.
Tapi sangat sulit menjalin hubungan yang normal dengan laki-laki
'biasa', maka dari itu kebanyakan dari kami menikah dengan sutradara
film porno atau menjalani hidup sebagai lesbian.

Buat aku, momen yang tidak akan terlupakan adalah ketika tanpa sengaja
anak perempuanku melihat ibunya yang telanjang sedang berciuman dengan
gadis lain. Anakku pasti akan terus mengingatnya juga.

Pada hari yang lain kami bisa berubah seperti zombie dengan botol bir di
tangan kanan dan gelas wisky di tangan kiri. Kami tidak suka
bersih-bersih jadi sering kali kami harus menyewa pembantu untuk
membersihkan kotoran kami. Selain itu artis porno benci memasak sendiri.
Biasanya kami memesan makanan yang kemudian kami muntahkan lagi karena
kebanyakan dari kami menderita bulimia, semacam gejala lapar yang tidak
pernah terpuaskan.

Bagi artis porno yang memiliki anak, kami adalah ibu yang paling buruk.
Kami menjerit dan bahkan memukul anak kami tanpa alasan. Seringkali saat
kami begitu mabuknya sampai-sampai anak kami yang berumur 4 tahun yang
menyeret kami dari lantai. Dan ketika ada tamu (kebanyakan karena alasan
seks) kami harus mengunci anak kami terlebih dulu dikamar dan menyuruh
mereka untuk diam.

Kalau aku biasa membekali anak gadisku dengan pager dan kusuruh dia
menungguku di taman sampai aku selesai dengan tamuku."

Semua Tipuan...

"Kalau kamu bisa melihat lebih dalam kehidupan artis film porno mungkin
kamu akan kehilangan minat menonton film porno. Kenyataan sebenarnya
kami artis film porno ingin mengakhiri semua rasa malu ini dan semua
trauma dalam hidup kami. Tapi sayangnya kami tidak bisa melakukannya
sendiri.

Kami berharap kalian kaum pria membantu kami, memperjuangkan kebebasan
dan kehormatan kami. Kami ingin kalian memeluk kami saat kami menghapus
air mata dan menyembuhkan luka di hati kami. Kami berharap kalian mau
berdoa untuk kami dan semoga Tuhan akan mendengar dan mengampuni semua
kesalahan kami di masa lalu.

Industri film porno tidak lebih dari "seks palsu" dan "tipuan kamera".
Percayalah.. .....!

[Kiriman Abidin MA diambil dari situs http://www.shelleyl ubben.com
<http://www.shelleylubben.com/>
<http://www.shelleyl ubben.com/ <http://www.shelleylubben.com/> >
Tulisan ini didedikasikan oleh Shelley
untuk semua aktris pornografi yang terjangkit HIV, meninggal akibat
overdosis atau bunuh diri/www.hidayatull ah.com]
15.1.

Re: Salam Kenal

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Thu Sep 25, 2008 10:27 pm (PDT)

waalaikumsalam wr wb

wuih, ada orang malang lagi!
malang kan kota yg cantik
mana perpusnya oke banget kan ya?
konon, salah satu perpus terbaik di indonesia, ya, mas?
wow, so cool!
di jakarta, perpusnya banyak yg garing. buku2nya nggak update.
kecuali perpus kaya perpus diknas (tapi itu kan lungsuran dr british
council, bukan?), ccf, atau perpus2 pusat kebudayaan.
saya ngidam bgt tuh pingin main ke perpus malang.
smp mereweli semua orang malang yg saya tau--termasuk mas.
maab...hehehe

oya, salam kenal, saya retno.

-retno-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ukhtihazimah"
<ukhtihazimah@...> wrote:
>
> Wa'alaykumsalam wr wb
>
> loh wong malang, idem dong mas. Salam kenal balik
> dari dua cah malang yang lagi ngrantau di mbandung.
>
> mugi2 betah mas ten SK, dienteni tulisan en komentar
> e ndek milis
>
> salam satu jiwa,
> sinta en ela yang lagi dalam perjalanan mudik k
> malang. horey!
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "lukman"
> <sdolanmlg@> wrote:
> >
> > Assalamu'alaikum
> >
> > Salam kenal Saya Lukman Hakim
> > saya masih ikut-ikut baca aja....
> > apakah ada teman SK yang dari Kota Malang
> > Matur Nuwun
> >
> > Wassalam...
> > Terima Kasih sudah diberi kesempatan untuk
> bergabung
> > Lukman
> >
>

15.2.

Re: Salam Kenal

Posted by: "Hadian Febrianto" hadianf@gmail.com   hadian.kasep

Thu Sep 25, 2008 11:38 pm (PDT)

wa'alaikum salam wr.wb

Selamat datang mas lukman... saya juga orang malang (orang bernasib malang
maksudnya) hehehe...
maksud bernasib malang, kalo pengen punya rumah, malangkahkan saja kakiku ke
rumah yang dituju kemudian tawar dan beli... pengen mobil tinggal
mlangkahkan kaki ke dealer, cari mobil yang diinginkan dan tinggal beli...
amin

semuanya tinggal dan mudah2an ga ketinggalan jaman.

Salam dari Bandung yang sudah mulai panas...

Mudik yooooooooooooook ke bukit tinggi (daerah asalnya istriku)...
Sahabat yang di bukit tinggi, kopdar yuk???

--
Regards,
Hadian Febrianto, S.Si
PT SAGA VISI PARIPURNA
Jl. Rereng Barong no.53 Bandung 40123
Ph/fax: (+6222) 2507537
15.3.

Re: Salam Kenal

Posted by: "sismanto" siril_wafa@yahoo.co.id   siril_wafa

Fri Sep 26, 2008 12:17 am (PDT)

Waalaikum salam Wr. WB.

Wah arek Malang yo Mas Lukman? Salam aja sama terminal Arjosari,
Terminal Gadang, and Terminal Landung Sari. ^_^

-Sismanto-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Bu
CaturCatriks" <punya_retno@...> wrote:
>
> waalaikumsalam wr wb
>
> wuih, ada orang malang lagi!
> malang kan kota yg cantik
> mana perpusnya oke banget kan ya?
> konon, salah satu perpus terbaik di indonesia, ya, mas?
> wow, so cool!
> di jakarta, perpusnya banyak yg garing. buku2nya nggak update.
> kecuali perpus kaya perpus diknas (tapi itu kan lungsuran dr
british
> council, bukan?), ccf, atau perpus2 pusat kebudayaan.
> saya ngidam bgt tuh pingin main ke perpus malang.
> smp mereweli semua orang malang yg saya tau--termasuk mas.
> maab...hehehe
>
> oya, salam kenal, saya retno.
>
> -retno-
>
>
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ukhtihazimah"
> <ukhtihazimah@> wrote:
> >
> > Wa'alaykumsalam wr wb
> >
> > loh wong malang, idem dong mas. Salam kenal balik
> > dari dua cah malang yang lagi ngrantau di mbandung.
> >
> > mugi2 betah mas ten SK, dienteni tulisan en komentar
> > e ndek milis
> >
> > salam satu jiwa,
> > sinta en ela yang lagi dalam perjalanan mudik k
> > malang. horey!
> >
> > --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "lukman"
> > <sdolanmlg@> wrote:
> > >
> > > Assalamu'alaikum
> > >
> > > Salam kenal Saya Lukman Hakim
> > > saya masih ikut-ikut baca aja....
> > > apakah ada teman SK yang dari Kota Malang
> > > Matur Nuwun
> > >
> > > Wassalam...
> > > Terima Kasih sudah diberi kesempatan untuk
> > bergabung
> > > Lukman
> > >
> >
>

16.

(undangan) Santunan Anak Yatim & Silaturahim Di Panti Asuhan, Ahad 2

Posted by: "Lia Octavia" liaoctavia@gmail.com   octavialia

Thu Sep 25, 2008 11:45 pm (PDT)

Sahabat-sahabat SK yang baik,

Sebagai penutup dari rangkaian kegiatan bakti sosial Ramadhan "1000 Cinta
Untuk 1000 Mushalla" yang alhamdulillah telah bergulir dan terlaksana dengan
baik, dan setelah Ahad lalu kita berbuka puasa bersama dengan anak-anak dari
panti asuhan di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, maka dengan ini kami
mengundang sahabat-sahabat SK yang mungkin masih berada di Jakarta dan
sekitarnya, juga mungkin bagi yang belum pulang ke kampung halaman, atau
juga yang belum liburan, untuk datang ke acara santunan untuk anak yatim dan
silaturahim yang insya Allah akan diadakan pada:

Hari/tanggal : Ahad / 28 September 2008
Waktu : Pukul 16.00 (ba'da ashar) - selesai
Tempat : Panti Asuhan Rabbani
Jl. Raya Gn. Sindur No. 27
Parung, Bogor

Untuk konfirmasi kehadiran dapat menghubungi Galih Ari Permana
(087877328607).

Ditunggu ya kehadiran sahabat-sahabat sekalian.

Dengan ini, kami atas nama seluruh panitia dan relawan bakti sosial Ramadhan
2008 "1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla" memohon maaf lahir dan bathin atas
semua salah dan khilaf yang pernah terbuat. Taqobalallahu minna waminkum,
minal aidin wal faidzin.

Wassalamu'alaikum wrwb
Panitia Pusat 1000 Cinta Untuk 1000 Mushalla
17a.

minal aidin wal faidzin

Posted by: "CaturCatriks" akil_catur@yahoo.co.id   akil_catur

Fri Sep 26, 2008 12:06 am (PDT)

Assalamualaikum wr wb

walau belum lebaran, tapi berniat memanfaatkan internet di kantor krn hari ini hari terakhir bekerja di bulan ramadhan, saya dan istri (retno) mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1429 h, selemat meraih kemenagan.

semoga ibadah puasa dan ibadah2 kita selama bulan ramadhan diterima Alloh Swt.

mohon maaf lahir dan batin

ttd
catur + retno

__________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

17b.

Re: minal aidin wal faidzin

Posted by: "Bu CaturCatriks" punya_retno@yahoo.com   punya_retno

Fri Sep 26, 2008 1:00 am (PDT)

wah, keduluan, ayang!
iya ayang, aku maafkan dgn lapang dada (ini apa seeh??, hehe, love
you)
anyway, utk semua sahabat sk, minal aidin walfaidzin, ya...

-retno&catur-

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, CaturCatriks
<akil_catur@...> wrote:
>
> Assalamualaikum wr wb
>
> walau belum lebaran, tapi berniat memanfaatkan internet di kantor
krn hari ini hari terakhir bekerja di bulan ramadhan, saya dan istri
(retno) mengucapkan selamat hari raya idul fitri 1429 h, selemat
meraih kemenagan.
>
> semoga ibadah puasa dan ibadah2 kita selama bulan ramadhan
diterima Alloh Swt.
>
> mohon maaf lahir dan batin
>
>
> ttd
> catur + retno
>
>
>
>
__________________________________________________________
______
> Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan
@rocketmail.
> Cepat sebelum diambil orang lain!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>

18.

[Hikmah Pesantren] Kesedihan Saat Ajal Beo Tiba

Posted by: "caliyan" yayan_unj@yahoo.com   c_al_iyan

Fri Sep 26, 2008 12:34 am (PDT)

Sebuah pesantren di daerah jawa tengah memberikan cerita hikmah untuk
kita semua. Ceritanya dimulai bertahun-tahun lalu saat pengurus
pesantren tersebut tepatnya pemilik pondokan (sebutan sebuah
pesantren) memelihara se-ekor burung Burung Beo. Beo merupakan jenis
burung yang paling cerdas menirukan suara-suara manusia selain burung
kakak tua. Bertahun-tahun kiayi mengajarkan sebuah kalimat kepada Beo
itu. Kalimat yang sering kita baca dalam sholat. Kalimat Tauhid,
"Laillahaillallah Muhammadarrasulullah" terus diajarkan kepada Beo.
Hingga begitu lancarnya di lafadzkan oleh burung Beo.

Selama beberapa lama pondokan diramaikan kalimat tauhid di ucapkan si
Burung Beo. Memberikan suasana dzikir para santri semakin berwarna.
Ada kebanggaaan sendiri melihat seekor burung bersuara kalimat tauhid.

Tahun berganti tahun. Suatu pagi kiayi memberikan makan seperti biasa
untuk Beo kebanggaan itu. Ada yang aneh dari Beo yang tak seperti
biasanya. Lincah, berputar-putar 360 derajat, makan minum dan
mengucapkan kalimat tuhid. Kali ini Beo begitu lunlai. Diperhatikannya
Beo oleh Pak Kiayi yang semain lama semakin menunduk. Tak berapa lama
Beo terjatuh dari tenggerannya. "Plak". Burung beo terjatuh di dasar
sangkar luas itu. Konstan kiayi sedih dan menangis. Sejak saat itu
beliau selalu menangis, bahkan saat mengajar. Hingga beberapa hari tak
reda sedihnya. Hal ini membuat santri khawatir akan kondisi Pak Kiayi.
Suatu hari seluruh santri berkumpul untuk membicarakan solusi agar
Kiayi tidak lagi bersedih. Mereka sepakat untuk mengumpulkan sebagian
uang jajan untuk membelikan se-ekor Beo untuk Pak Kiayi. Mereka
benar-benar mengira kesedihan Pak Kiayi disebabkan matinya beo
terdahulu yang sangat di banggakan oleh seluruh seantero pondokan.

Pada suatu pagi seusai sholat subuh berjamaah sebelum kuliah subuh.
Perwakilan salah satu santri memberanikan diri untuk berbicara
mengutarakan rencana santri se pondokan yang akan mengganti beo yang
meninggal dan memberikan uang yang telah terkumpul dan dikira cukup
membeli seeokr Beo.

Santri: Assalamu'alaykum Wr Wb, Afwan Kiayi ana mohon izin berbicara
sebelum kuliah subuh dimualai

Kiayi: Silahkan, apa yang akan kau sampaikan?

Santri: Kemarin kami semua berkumpul dan bermusyawarah bagaiamana
mencari solusi agar Kiayi tak bersedih lagi karena beo yang telah
mati. Kita bisa menggantinya insyaAllah.

Kiayi : Alhamdulillah, hari ini saya melihat persaudaraan antar santri
yang semakin erat. Walaupun kalian dari berbagai suku tetapi dapat
disatukan menjadi saudara dengan balutan Iman kepada Allah. Tidak ada
lagi sekat lagi karena golongan darah atau saudara sedarah. Kalian
telah menunjukkan persaudaraan kalian didasarkan karena cinta Pada
Allah. Subhanallah. Jaga itu.

Santri: ????

Santri semakin bingung. Kiayi meneruskan ceritanya kenapa dia bersedih.

Kiayi : Kalian tahu kenapa aku bersedih. Kalian menyaksikan aku
mengajarkan kalimat Tauhid (Laillahaillallah....) kepada Beo itu
bertahun-tahun dan dia lancar mengucapkannya selama beberapa tahun
juga. Tahukah yang sangat membuat sedih hingga kini? Aku sedih karena
burung Beo yang telah kuajarkan kalimat tadi ternyata ketika sakaratul
maut hanya berbunyi, "Kheeeeek". Ya itu saja yang di suarakan beo itu.
Padahal aku mengajarkannya bertahun-tahun mengucapkan kalimat tauhid.
Inilah yang membuat aku bersedih dan melakukan instropeksi diri.
Apakah nanti di penghujung sakaratul maut aku juga akan seperti Beo
itu. Padahal aku selalu mengajarkan kalimat Tauhid dan selalu ber
ibadah. Hari ini aku berpesan kepada kalian semua untuk terus
meningkatkan ibadah kita secara sungguh-sungguh. Dan jangan ada
penyakit dalam hati kita.

Serentak Pondokan hening. Seluruhnya menunduk dan menangis tersedu.
Beberapa santri berpelukkan dan saling meminta maaf kepada saudara
lainnya. Dalam konsisi seperti ini ada satu pertanyaan, "Bagaimana
dengan kita semua?"......Malam ganjil, 25 Ramadhan 1429 H. Masjid
Asy-Syifa RSI JakTim.

http://ya2nya2n.multiply.com
Mohon Maaf Lahir Bathin

19.

Fwd: Jalan Menuju Tuhan

Posted by: "Pandika Sampurna" pandika_sampurna@yahoo.com   pandika_sampurna

Fri Sep 26, 2008 12:54 am (PDT)

From: BPST_EP@yahoogroups.com [mailto:BPST_EP@yahoogroups.com] On Behalf Of Jonih Rahmat
Sent: 26 September 2008 13:45

Suatu hari, seorang murid berceritera kepada Abu Khair, seorang guru sufi:" Guru, di negeri sana, ada orang bisa terbang!"
 
Sang guru menjawan enteng:" Tidak aneh, capung pun bisa terbang."
Murid: " Guru, dikampung sana, ada orang bisa berjalan di atas air!"
 
Sang Guru, lagi2 menjawan dg ringan saja: "Tidak aneh, katak pun bisa berjalan di atas air."
 
Murid: "Tapi Guru, di kampung sebelah, ada orang yg dalam satu waktu yg sama, berada di beberapa tempat."
 
Guru menjawab: "Ooo, kalau yg begitu, yg paling pintar adalah syetan. Dia, dalam waktu yg bersamaan bisa berada di ribuan hati manusia!"
 
Sang murid terheran-heran dg semua jawaban gurunya. Dia menduga, orang2 yg punya kesaktian itu adalah orang2 kekasih Tuhan. Orang2 yg sdh berada di jalan Tuhan. Karena dekatnya hubungan dg Tuhan, mereka mendapat kelebihan2 itu.
 
Sambil rada2 bingung, si murid kembali bertanya: "Jadi, jalan menuju Tuhan itu yg bagaimana?????"
 
Dg santai sang Guru menjawab: "Jalan menuju Tuhan adalah sebanyak bilangan nafas manusia. Sangat banyak!!!
Tetapi, jalan yg terdekat adalah....berbuat baik kepada sesama."
 
 
Semoga semua manusia, tanpa kecuali, saling memaafkan. Hidup penuh kedamaian. Tak ada lagi prasangka, pamrih, & pura2.
 

Recent Activity
Visit Your Group
Share Photos

Put your favorite

photos and

more online.

Women of Curves

on Yahoo! Groups

A positive group

to discuss Curves.

Everyday Wellness

on Yahoo! Groups

Find groups that will

help you stay fit.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: