Senin, 29 September 2008

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2279

sekolah-kehidupan

Messages In This Digest (20 Messages)

Messages

1a.

Re: [cakit] bagaimana dengan episode ini?

Posted by: "ukhti hazimah" ukhtihazimah@yahoo.com   ukhtihazimah

Sun Sep 28, 2008 4:46 am (PDT)

-Episode pertama-Sang perokok bebas menentukan puasa atau kah tidak, sang pengingat juga mempunyai pilihan mengingatkan dengan cara baik ato buruk. Dan yang pasti, ada konsekuensi dari pilihan-pilihan mereka. -Episode kedua-Kembali pilihan berperan, sang ibu pedagang mempunyai pilihan waktu untuk berdagang, sang organisasi masa juga punya pilihan mau jadi makhluk-anarkis-sok-keren atau pemberi solusi. Pilihan-pilihan yang diambil di setiap episode mempengaruhi bagaimana akhir dari episode, yang mungkin sebenarnya tiap episode bisa berakhir dengan win-win solution. Dan bisa jadi sisi lain Ramadhan ini takkan berulang ke Ramadhan selanjutnya, saat setiap insan bisa melihat ada sesuatu yang 'salah' dan pelajaran di sana.:sinta yang rada nglantur: Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
^_^

www.sinthionk.rezaervani.com
www.sinthionk.multiply.com YM: sinthionk

--- On Sat, 9/27/08, jun an nizami <tinta_mirah@yahoo.co.id> wrote:
From: jun an nizami <tinta_mirah@yahoo.co.id>
Subject: [sekolah-kehidupan] [cakit] bagaimana dengan episode ini?
To: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
Cc: "sanggar-sastra-tasik@yahoogroups.com" <sanggar-sastra-tasik@yahoogroups.com>
Date: Saturday, September 27, 2008, 9:22 AM

Terik ramadhan menjadikan dua kali lipat atas rasa dahaganya.

Namun pula menjadikan berlipat-lipat pahala bagi yang mampu menjinakan nafsu-nafsunya.

Siang itu,yang saat sebotol air mineral yang tawar sekalipun,sepertiny a menjadi kelihatan paling manis didalam imajinasi.

&lt;1&gt;siang itu, terlihat

seorang pemuda di pelataran parkir pasar membakar rokoknya dalam kejemuan penantian..sambil sesekali mereguk air mineralnya itu.peduli setan, dengan orang-orang sekitar.padahal, dapat dipastikan dia sendiri adalah muslim.

Dari sebilah kaca spion motornya.pemuda itu melihat seseorang menjelang mendatanginya dengan berkata-kata.

-mas,tolong dong hargai suasana ramadhan umat muslim.!- Ucapnya.

Si pemuda itu sepertinya tersinggung, terlihat dari rona mukanya yang dengan cepat telah berubah.

-lalu bagaimana dengan hak saya yang tidak berpuasa?-ia mengelak dengan membentak.

Suasana semakin menjadi panas dengan kebisingan suara2 knalpot.namun seseorang diantara mereka telah mampu menjinakan apa yang disebut api itu untuk mengalah.

Dan Kawan..Bagaimana dengan jawaban atas episode ini?

&lt;2&gt; Lalu terdengar lagi kabar.disudut sana sebuah organisasi massa kembali mengobrak-abrik beberapa warung makan yang masih buka pada saat siang hari di bulan ramadhan. Terlihat,pengunjun- pengunjung warung makan itu berlarian setelah mendengar gertakan-gertakan. sedangkan, seorang ibu tua pemilik warung kecil-kecilan tersebut sedang tersedu di sebelah trotoar jalan meratapi modal usaha untuk berdagang sebagai persiapan lebaran telah menjadi sisa-sisa dan berantakan.

Lalu apa yang dapat kita jawabkan atas sebuah episode ini..kawan?

Lalu,apakah episode-episode semacam ini akan terus menjadi menu tiap ramadhan datang?

Salam_mirah: jun nizami.

http://zunannizami. multiply. com

____________ _________ _________ _________ _________ _________ _

Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas.

Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang.

http://id.messenger .yahoo.com















1b.

Re: [cakit] bagaimana dengan episode ini?

Posted by: "teha" teha.sugiyo@toserbayogya.com

Sun Sep 28, 2008 7:47 pm (PDT)

if it is to be, it is up to me...

ukhti hazimah wrote:
>
> -Episode pertama-
>
> Sang perokok bebas menentukan puasa atau kah tidak, sang pengingat
> juga mempunyai pilihan mengingatkan dengan cara baik ato buruk. Dan
> yang pasti, ada konsekuensi dari pilihan-pilihan mereka.
>
> -Episode kedua-
>
> Kembali pilihan berperan, sang ibu pedagang mempunyai pilihan waktu
> untuk berdagang, sang organisasi masa juga punya pilihan mau jadi
> makhluk-anarkis- sok-keren atau pemberi solusi.
>
> Pilihan-pilihan yang diambil di setiap episode mempengaruhi bagaimana
> akhir dari episode, yang mungkin sebenarnya tiap episode bisa berakhir
> dengan win-win solution. Dan bisa jadi sisi lain Ramadhan ini takkan
> berulang ke Ramadhan selanjutnya, saat setiap insan bisa melihat ada
> sesuatu yang 'salah' dan pelajaran di sana.
>
> :sinta yang rada nglantur:
>
>
>
> Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
> ^_^
>
> www.sinthionk. rezaervani. com <http://sinthionk.rezaervani.com/>
> www.sinthionk. multiply. com <http://www.sinthionk.multiply.com/>
> YM: sinthionk
>
>
> --- On *Sat, 9/27/08, jun an nizami /<tinta_mirah@ yahoo.co. id>/* wrote:
>
> From: jun an nizami <tinta_mirah@ yahoo.co. id>
> Subject: [sekolah-kehidupan] [cakit] bagaimana dengan episode ini?
> To: "sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com" <sekolah-kehidupan@
> yahoogroups. com>
> Cc: "sanggar-sastra- tasik@yahoogroup s.com" <sanggar-sastra-
> tasik@yahoogroup s.com>
> Date: Saturday, September 27, 2008, 9:22 AM
>
> Terik ramadhan menjadikan dua kali lipat atas rasa dahaganya..
> Namun pula menjadikan berlipat-lipat pahala bagi yang mampu
> menjinakan nafsu-nafsunya.
> Siang itu,yang saat sebotol air mineral yang tawar
> sekalipun,sepertiny a menjadi kelihatan paling manis didalam
> imajinasi.
> &lt;1&gt;siang itu, terlihat
> seorang pemuda di pelataran parkir pasar membakar rokoknya dalam
> kejemuan penantian..sambil sesekali mereguk air mineralnya
> itu.peduli setan, dengan orang-orang sekitar.padahal, dapat
> dipastikan dia sendiri adalah muslim.
> Dari sebilah kaca spion motornya.pemuda itu melihat seseorang
> menjelang mendatanginya dengan berkata-kata.
> -mas,tolong dong hargai suasana ramadhan umat muslim.!- Ucapnya.
> Si pemuda itu sepertinya tersinggung, terlihat dari rona mukanya
> yang dengan cepat telah berubah.
> -lalu bagaimana dengan hak saya yang tidak berpuasa?-ia mengelak
> dengan membentak.
> Suasana semakin menjadi panas dengan kebisingan suara2
> knalpot.namun seseorang diantara mereka telah mampu menjinakan apa
> yang disebut api itu untuk mengalah.
>
> Dan Kawan..Bagaimana dengan jawaban atas episode ini?
>
> &lt;2&gt; Lalu terdengar lagi kabar.disudut sana sebuah organisasi
> massa kembali mengobrak-abrik beberapa warung makan yang masih
> buka pada saat siang hari di bulan ramadhan. Terlihat,pengunjun-
> pengunjung warung makan itu berlarian setelah mendengar
> gertakan-gertakan. sedangkan, seorang ibu tua pemilik warung
> kecil-kecilan tersebut sedang tersedu di sebelah trotoar jalan
> meratapi modal usaha untuk berdagang sebagai persiapan lebaran
> telah menjadi sisa-sisa dan berantakan.
>
> Lalu apa yang dapat kita jawabkan atas sebuah episode ini..kawan?
>
> Lalu,apakah episode-episode semacam ini akan terus menjadi menu
> tiap ramadhan datang?
>
> Salam_mirah: jun nizami.
> http://zunannizami. multiply. com <http://zunannizami.multiply.com>
>
> ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas.
> Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang.
> http://id.messenger .yahoo.com <http://id.messenger.yahoo.com>
>
>
>

2a.

Re: FW: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi

Posted by: "setyawan_abe" setyawan_abe@yahoo.com   setyawan_abe

Sun Sep 28, 2008 6:32 am (PDT)

Ini embak teh tos ti Jatim atau isih neng mBandung tho?

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, ukhti hazimah
<ukhtihazimah@...> wrote:
>
> Hobi banget yah mikir diri sendiri gak beruntung, apakah kata
'beruntung' sudah terpendam [ato dipendam?!] begitu dalamnya bersama
dengan kebahagiaan, sukacita dan SYUKUR.okay brow, lingkaran kehidupan
akan selalu merespon apa yang mengalir dari kepalamu.
> :sinta:
>
> Keindahan selalu muncul saat kepala manusia berpikir positif
> ^_^
>
> www.sinthionk.rezaervani.com
> www.sinthionk.multiply.com YM: sinthionk
>
> --- On Sat, 9/27/08, jun an nizami tinta_mirah@... wrote:
> From: jun an nizami tinta_mirah@...
> Subject: FW: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi
> To: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com"
sekolah-kehidupan@yahoogroups.com
> Date: Saturday, September 27, 2008, 3:38 PM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Dan saya yang mempunyai garis nasib lintang nya sendiri.
>
>
>
> Salam dari seseorang yang tak seberuntung sekalipun untuk sebuah
keberuntungan seorang lintang.
>
>
>
> ----- Original Message -----
>
> Subject: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi
>
> Date: Fri, 26 Sep 2008 16:22:16
>
> From: ketik_galih <ketik_galih@ yahoo.co. id>
>
> To: <sekolah-kehidupan@ yahoogroups. com>
>
>
>
> Laskar pelangi takkan terikat waktu....
>
> Bebaskan mimpimu diangkasa
>
> Warnai bintang di jiwa...
>
>
>
> Akhirnya aku menjadi salah satu orang dari deretan penonton pemutaran
>
> film Laskar Pelangi. Film yang kehadirannya cukup dinanti-nanti oleh
>
> para pembaca buku yang ditulis oleh Andrea Hirata itu, termasuk
>
> diriku. Sebuah buku yang cukup fenomenal yang telah memberikan
>
> pancaran sinar bagi pembacanya.
>
>
>
> Setelah menunggu satu jam akhirnya layar besar itu berdiri dengan
>
> tegak dihadapanku. Detik-detik berlalu membawa putaran proyektor untuk
>
> secara perlahan menampilkan gambar-gambar yang akan bercerita tentang
>
> sebuah perjuangan dan tekad. Aku pun dibuat tidak bergeming selama
>
> kurang lebih dua jam. Tawa, decak kagum, simpati menjadi bagian dari
>
> ekspresi yang aku pancarkan selama menonton film itu.
>
>
>
> Lintang, ya, dialah yang menjadi sosok inspirasi dari film ini.
>
> Kesungguhan dan keuletannya dalam mewujudkan mimpi yang ketika itu
>
> hampir sirna di tanah Blitung. Ada satu sikap yang sampai saat ini
>
> masih aku ingat dan aku jadikan pelajaran bagi hidupku. Yaitu ketika
>
> Lintang memutuskan untuk berhenti sekolah karena kondisi hidupnya yang
>
> telah menyedutkannya pada dua pilihan, sekolah atau menjadi kepala
>
> keluarga bagi adik-adiknya selepas ayahnya meninggal. Ketika
>
> meninggalkan bangku sekolah yang sebenarnya akan menjadi gerbang
>
> pembuka bagi setiap mimpi-mimpinya aku melihat Lintang bersikap
>
> realistis dengan kenyataan yang ada. Jujur aku bangga dengan keputusan
>
> yang diambil Lintang meski hal itu banyak disesalkan oleh Ikal dan
>
> teman-temannya.
>
>
>
> Lintang menjadi sebuah lilin kala itu. Dia rela membakar satu persatu
>
> mimpi yang telah disusunnya demi mimpi adik-adiknya. Namun meski
>
> demikian jiwa yang tegar selalu ditunjukkan oleh Lintang.
>
>
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi aku cukup merasakan ketika harus
>
> menutup rapat pintu yang akan mengantarkan setiap helai mimpi yang
>
> sudah mulai bersemi. Di usia yang sangat muda Lintang dihadapkan pada
>
> keadaan yang seharusnya tidak dia rasakan. Lagi, aku cukup mengerti
>
> ketika Lintang mengambil keputusan yang sangat berat itu. Ketika harus
>
> menggantungkan mimpi-mimpinya dan menggantikannya dengan yang lebih
>
> realistis dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
>
>
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi kami dihadapkan pada kondisi yang
>
> nyaris sama, mungkin hanya perbedaan masa dan usia. Jika Lintang masih
>
> duduk di bangku sekolah dasar ketika ayahnya meninggal sedangkan aku
>
> di usia 23 tahun, aku lebih dewasa tentunya. Namun kami menghadapi
>
> kenyataan itu ketika bibit mimpi kami sedang bersemi. Lintang baru
>
> saja memenangkan lomba cerdas cermat yang telah membawa dirinya
>
> menjadi sosok brilian sedangkan aku baru saja 3 bulan menikmati
>
> predikat baru sebagai seorang pekerja. Sekian banyak mimpi kala itu
>
> yang telah aku susun.
>
>
>
> Peristiwa itu membuat Lintang dan aku untuk bersikap rasional dan
>
> bijak terhadap mimpi-mimpi yang telah kami susun. Tidaklah mungkin
>
> Lintang mengejar Sorbone University sementara hidup adik-adiknya akan
>
> terlantar. Tidaklah mungkin aku mengejar gelar S2 sementara terdapat
>
> ibu dan adik-adiku yang harus dinafkahi. Akhirnya merekalah yang
>
> Lintang dan aku pilih. Aku simpan sementara rencana-rencana masa depan
>
> yang sudah aku susun. Secara teratur aku kembali memetakan
>
> rencana-rencana yang lebih realistis dan lebih memihak pada keluarga.
>
>
>
> Cemburu itu terkadang muncul ketika mereka sudah mulai menuju
>
> kemapanan yang sebenarnya dapat aku raih pula jika saja arah takdir
>
> itu tidak bergeser. Mungkin Lintang sudah berada di Sorbone asyik
>
> berkutat dengan buku-buku dan para pengajar terhebat. Mungkin aku
>
> sudah mulai dapat menikmati istana mungilku dan tidak lama kemudian
>
> menghadapi acara wisuda untuk yang kedua kali, atau bahkan seorang
>
> bidadari sudah berada di sampingku.
>
>
>
> Sebuah kondisi yang cukup sulit. Tapi aku lebih beruntung dari Lintang
>
> dengan gelar sarjana yang aku peroleh dan pekerjaan yang sudah aku
>
> dapat. Tapi Lintang, apalah yang bisa dilakukan oleh anak sekolah
>
> dasar yang tidak tamat untuk mencari nafkah buat keluarganya. Tapi
>
> Lintang lebih mempunyai kekuatan daripada aku. Kekuatan yang membuat
>
> kepalanya tetap tegap. Bahkan kekuatannya dapat menular kepada
>
> teman-temannya termasuk diriku.
>
>
>
> Hidup memang untuk memilih. Bagiku pertarungan antara keegoisan dan
>
> kebijakan. Lintang harus memilih begitu pula dengan aku. Jika Lintang
>
> memilih mereka begitu pula diriku. Satu lagi pesan yang aku dapat,
>
> kali ini dari bapak kepala sekolah. Sebuah nasihat yang membakar
>
> kembali semangatku. Hidup itu adalah banyak memberi bukan banyak
>
> menerima. Ya, Lintang telah memberikan hidupnya demi adak-adiknya. Aku
>
> pun akan memberikan hidupku untuk keluargaku.
>
>
>
> Mimpi adalah kunci
>
> untuk kita menaklukan dunia
>
> berlarilah tanpa lelah
>
> sampai engkau meraihnya
>
>
>
> Laskar.... pelangi...
>
> takkan terikat... waktu....
>
> Bebaskan mimpimu diangkasa
>
> Warnai bintang di jiwa...
>
>
>
> Menarilah dan terus tertawa
>
> walau dunia tak seindah surga
>
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
>
> cinta kita di dunia....
>
> selamanya
>
>
>
> Cinta kepada hidup
>
> memberikan senyuman abadi
>
> walau hidup kadang tak adil
>
> tapi cinta lekang di kita...
>
>
>
> Laskar.... pelangi.....
>
> takkan terikat.... waktu....
>
> jangan berhenti.... mewarnai....
>
> jutaan mimpi di bumi...
>
>
>
> Menarilah dan terus tertawa
>
> walau dunia tak seindah surga
>
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
>
> cinta kita di dunia....
>
> Selamanya
>
>
>
> ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
>
> Dapatkan nama yang Anda sukai!
>
> Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
>
> http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/
>

2b.

Re: FW: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Mon Sep 29, 2008 2:49 am (PDT)

Siapa yang menilai seorang itu beruntung atau tidak?

Entah sampai kapan, orang merasa tidak beruntung, ketika Allah telah
melimpahkan segala nikmat dan karunia yang tak terhingga...

Bernapas, berjalan, melangkah, membaca, hingga menggerakkan anggota
tubuh untuk sholat...

Mas Jun, kamu orang yang beruntung, yang telah diberi nikmat dan
karunia yang melimpah dari-Nya

Mas Jun, kamu orang yang beruntung ketika masih bisa mengecap manisnya
Ramadhna

Mas Jun, kamu orang yang beruntung ketika bisa menulis, membaca kisah
penuh hikmah dari sahabat-sahabat Eska :) berteman, bersahabat dengan
mereka...

Yah, kamu beruntung di sekolah yang indah ini ;)

Salam

Novi
yang tidak bermaksud menggurui, hanya bermaksud mengajak tersenyum :)

Duh, beruntungnya, di kala keadaan apapun kita bisa terus tersenyum....

:)

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, jun an nizami
<tinta_mirah@...> wrote:
>
> Dan saya yang mempunyai garis nasib lintang nya sendiri.
>
> Salam dari seseorang yang tak seberuntung sekalipun untuk sebuah
keberuntungan seorang lintang.
>
>
> ----- Original Message -----
> Subject: [sekolah-kehidupan] Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi
> Date: Fri, 26 Sep 2008 16:22:16
> From: ketik_galih <ketik_galih@...>
> To: <sekolah-kehidupan@yahoogroups.com>
>
> Laskar pelangi takkan terikat waktu....
> Bebaskan mimpimu diangkasa
> Warnai bintang di jiwa...
>
> Akhirnya aku menjadi salah satu orang dari deretan penonton pemutaran
> film Laskar Pelangi. Film yang kehadirannya cukup dinanti-nanti oleh
> para pembaca buku yang ditulis oleh Andrea Hirata itu, termasuk
> diriku. Sebuah buku yang cukup fenomenal yang telah memberikan
> pancaran sinar bagi pembacanya.
>
> Setelah menunggu satu jam akhirnya layar besar itu berdiri dengan
> tegak dihadapanku. Detik-detik berlalu membawa putaran proyektor untuk
> secara perlahan menampilkan gambar-gambar yang akan bercerita tentang
> sebuah perjuangan dan tekad. Aku pun dibuat tidak bergeming selama
> kurang lebih dua jam. Tawa, decak kagum, simpati menjadi bagian dari
> ekspresi yang aku pancarkan selama menonton film itu.
>
> Lintang, ya, dialah yang menjadi sosok inspirasi dari film ini.
> Kesungguhan dan keuletannya dalam mewujudkan mimpi yang ketika itu
> hampir sirna di tanah Blitung. Ada satu sikap yang sampai saat ini
> masih aku ingat dan aku jadikan pelajaran bagi hidupku. Yaitu ketika
> Lintang memutuskan untuk berhenti sekolah karena kondisi hidupnya yang
> telah menyedutkannya pada dua pilihan, sekolah atau menjadi kepala
> keluarga bagi adik-adiknya selepas ayahnya meninggal. Ketika
> meninggalkan bangku sekolah yang sebenarnya akan menjadi gerbang
> pembuka bagi setiap mimpi-mimpinya aku melihat Lintang bersikap
> realistis dengan kenyataan yang ada. Jujur aku bangga dengan keputusan
> yang diambil Lintang meski hal itu banyak disesalkan oleh Ikal dan
> teman-temannya.
>
> Lintang menjadi sebuah lilin kala itu. Dia rela membakar satu persatu
> mimpi yang telah disusunnya demi mimpi adik-adiknya. Namun meski
> demikian jiwa yang tegar selalu ditunjukkan oleh Lintang.
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi aku cukup merasakan ketika harus
> menutup rapat pintu yang akan mengantarkan setiap helai mimpi yang
> sudah mulai bersemi. Di usia yang sangat muda Lintang dihadapkan pada
> keadaan yang seharusnya tidak dia rasakan. Lagi, aku cukup mengerti
> ketika Lintang mengambil keputusan yang sangat berat itu. Ketika harus
> menggantungkan mimpi-mimpinya dan menggantikannya dengan yang lebih
> realistis dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi kami dihadapkan pada kondisi yang
> nyaris sama, mungkin hanya perbedaan masa dan usia. Jika Lintang masih
> duduk di bangku sekolah dasar ketika ayahnya meninggal sedangkan aku
> di usia 23 tahun, aku lebih dewasa tentunya. Namun kami menghadapi
> kenyataan itu ketika bibit mimpi kami sedang bersemi. Lintang baru
> saja memenangkan lomba cerdas cermat yang telah membawa dirinya
> menjadi sosok brilian sedangkan aku baru saja 3 bulan menikmati
> predikat baru sebagai seorang pekerja. Sekian banyak mimpi kala itu
> yang telah aku susun.
>
> Peristiwa itu membuat Lintang dan aku untuk bersikap rasional dan
> bijak terhadap mimpi-mimpi yang telah kami susun. Tidaklah mungkin
> Lintang mengejar Sorbone University sementara hidup adik-adiknya akan
> terlantar. Tidaklah mungkin aku mengejar gelar S2 sementara terdapat
> ibu dan adik-adiku yang harus dinafkahi. Akhirnya merekalah yang
> Lintang dan aku pilih. Aku simpan sementara rencana-rencana masa depan
> yang sudah aku susun. Secara teratur aku kembali memetakan
> rencana-rencana yang lebih realistis dan lebih memihak pada keluarga.
>
> Cemburu itu terkadang muncul ketika mereka sudah mulai menuju
> kemapanan yang sebenarnya dapat aku raih pula jika saja arah takdir
> itu tidak bergeser. Mungkin Lintang sudah berada di Sorbone asyik
> berkutat dengan buku-buku dan para pengajar terhebat. Mungkin aku
> sudah mulai dapat menikmati istana mungilku dan tidak lama kemudian
> menghadapi acara wisuda untuk yang kedua kali, atau bahkan seorang
> bidadari sudah berada di sampingku.
>
> Sebuah kondisi yang cukup sulit. Tapi aku lebih beruntung dari Lintang
> dengan gelar sarjana yang aku peroleh dan pekerjaan yang sudah aku
> dapat. Tapi Lintang, apalah yang bisa dilakukan oleh anak sekolah
> dasar yang tidak tamat untuk mencari nafkah buat keluarganya. Tapi
> Lintang lebih mempunyai kekuatan daripada aku. Kekuatan yang membuat
> kepalanya tetap tegap. Bahkan kekuatannya dapat menular kepada
> teman-temannya termasuk diriku.
>
> Hidup memang untuk memilih. Bagiku pertarungan antara keegoisan dan
> kebijakan. Lintang harus memilih begitu pula dengan aku. Jika Lintang
> memilih mereka begitu pula diriku. Satu lagi pesan yang aku dapat,
> kali ini dari bapak kepala sekolah. Sebuah nasihat yang membakar
> kembali semangatku. Hidup itu adalah banyak memberi bukan banyak
> menerima. Ya, Lintang telah memberikan hidupnya demi adak-adiknya. Aku
> pun akan memberikan hidupku untuk keluargaku.
>
> Mimpi adalah kunci
> untuk kita menaklukan dunia
> berlarilah tanpa lelah
> sampai engkau meraihnya
>
> Laskar.... pelangi...
> takkan terikat... waktu....
> Bebaskan mimpimu diangkasa
> Warnai bintang di jiwa...
>
> Menarilah dan terus tertawa
> walau dunia tak seindah surga
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
> cinta kita di dunia....
> selamanya
>
> Cinta kepada hidup
> memberikan senyuman abadi
> walau hidup kadang tak adil
> tapi cinta lekang di kita...
>
> Laskar.... pelangi.....
> takkan terikat.... waktu....
> jangan berhenti.... mewarnai....
> jutaan mimpi di bumi...
>
> Menarilah dan terus tertawa
> walau dunia tak seindah surga
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
> cinta kita di dunia....
> Selamanya
>
>
>
>
>
>
>
__________________________________________________________
> Dapatkan nama yang Anda sukai!
> Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
>

3.

Saham Yang Tidak Pernah Turun Nilainya

Posted by: "dkadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sun Sep 28, 2008 6:36 am (PDT)

Saham Yang Tidak Pernah Turun Nilainya

Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.

Konon, berinvetasi sudah menjadi salah satu ciri gaya hidup manusia
modern. Orang-orang yang sudah sadar akan pentingnya berinvestasi
menanamkan uangnya untuk membeli saham, membeli surat utang negara,
atau bemain valas dan berbagai jenis investasi lainnya. Meskipun
tujuan berinvestasi adalah untuk mencari keuntungan, namun ada
kalanya justru uang yang kita investasikan menjadi berkurang. Memang,
para manager investasi bisa membantu kita memaksimalkan laba dan
mengurangi resiko rugi. Namun, pasti akan lebih elok lagi kalau
investasi kita dijamin selalu menguntungkan. Tidak pernah rugi. Tidak
bisa diakuisisi oleh orang lain. Berlaku sepanjang masa. Bahkan
setelah kita mati pun keuntungannya tetap mengalir. Tapi, mana ada
investasi macam itu?

Pertengahan bulan September lalu, kejutan besar menghantui pasar
investasi dunia. Hari itu, kita seolah disadarkan tentang betapa
rapuhnya dunia bisnis ini. Sehingga, negara sekuat Amerika pun
kelimpungan. Dan, yang lebih mengejutkan lagi, pada tanggal 16
September 2008 Bank Investasi Lehman Brother yang sudah beroperasi
selama 158 tahun dinyatakan bangkrut. Pada kesempatan lain, teman
saya menceritakan bahwa dia pernah mendapatkan keuntungan sekitar
US$2,700.- hanya dalam satu malam. Terpukau oleh 'keberuntungan
pemula' itu; semua uang yang semula akan digunakan untuk membeli
rumah dia investasikan demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar
lagi. Dan. Amblas!

Sedangkan pada suatu sore, seorang Kakek tengah berhadapan dengan
lelaki muda berdasi disebuah padepokan. "Maukah engkau kutunjukkan
kepada investasi yang sahamnya tidak pernah turun?" tanya sang Kakek.
Lelaki itu menatap matanya. Dia tidak pernah percaya kepada rayuan
gombal para pengelola keuangan semacam itu. Apalagi ketika si Kakek
mengatakan bahwa keuntungannya bersifat abadi. Tidak perlu dimonitor
setiap hari. Tidak usah pergi kepasar modal. Tidak perlu membayar fee
kepada fund manager.

"Saya tidak percaya," kata lelaki itu. "Tapi, sebaiknya kakek katakan
saja." lanjutnya. "Mungkin itu bisa menjadi hiburan atas kerugian
yang baru saja saya alami." nada suaranya terdengar sinis.

"Kakek tahu penyebab hilangnya kepercayaanmu," jawabnya. Lelaki itu
mengangkat kepalanya. Tatap matanya mengisyaratkan keraguan. "Karena
kamu bertransaski dengan manusia," lanjut si Kakek.

"Maksud kakek apa?"
"Setiap transaksi dengan manusia tidak dijamin akan menghasilkan
keuntungan," jawabnya. "Karena, manusia cenderung mengambil kentungan
untuk dirinya sendiri terlebih dahulu. Setelah dia sendiri untung,
baru dia memikirkan orang lain." lanjutnya. "Kalau perlu, manusia
membiarkan temannya jatuh kedalam kerugian karena mereka percaya
bahwa hukum ekonomi itu berarti keluar sedikit dapatnya banyak...."

"Iya, tapi kalau tidak dengan manusia saya harus bertransaksi dengan
siapa? Monyet?" Lelaki itu kesal bukan hanya karena merasa disindir,
tetapi juga karena dia tahu bahwa monyet tidak bisa melipatgandakan
uangnya.

"Kita mesti bertransaksi dengan Tuhan." jawab si Kakek. Matanya
tertuju lurus menabrak kedua bola mata lelaki itu. Tembus hingga
menghunjam ulu hatinya. 'Deg', lelaki itu merasakan tumbukan
dijantungnya. Tuhan? Bahkan dia sudah lama tidak mengingat nama itu.
Dia terlalu sibuk dengan urusan kantornya. Bisnis akhir-akhir ini
menjadi semakin manja. Tidak bisa berkembang kalau tidak di-ninabobo-
kan oleh dirinya secara langsung. Dan pasar modal semakin kurang
bersahabat. Sehingga uang yang ditanamnya terancam lenyap. Tapi,
dipikir-pikir ada benarnya juga apa yang dikatakan si kakek. Uang
yang lenyap dari tangannya berarti keuntungan bagi pihak lain. Oh.
Uang itu sungguh tidak menghilang. Dia ada. Tapi, dia berpindah
tangan. Dari tangan orang-orang yang bangkrut seperti dirinya.
Berpindah ke rekening orang-orang yang untung. Sama seperti ketika
dia yang untung. Ada seseorang dibelaham bumi lain yang mengalami
kerugian. Duh, inilah rupanya yang dihasilkan oleh 'untung dan rugi'.

"Tuhan mengajarkan konsep untung dan untung." lanjut si Kakek seolah
mengerti apa yang dipikirkannya. "Jika kamu menginvestasikan uangmu
dijalan Tuhan. Atau sekedar berbuat kebajikan untuk sesama. Maka
kebajikan itu akan ditransformasikan menjadi lembaran-lembaran saham
yang semakin hari-semakin bertambah labanya. Tanpa ada kemungkinan
orang lain merebut saham itu dari tanganmu." Lanjutnya.

Si Kakek kemudian mengatakan bahwa orang-orang yang menerima
kebajikan itu diuntungkan. Hidup mereka menjadi termudahkan.
Pandangan mereka menjadi tercerahkan. Lalu mereka mencerahkan orang
lain lagi. Dan orang yang mereka cerahkan mencerahkan orang-orang
disekitarnya. Teruuuuus begitu. Sehingga saham yang kita tanamkan
melalui kebajikan itu semakin hari semakin berkembang. Hebatnya lagi,
kita tidak harus memiliki uang untuk membeli saham itu. Cukup dengan
memasuki lingkaran kebajikan itu saja, kita sudah bisa memiliki saham
yang nilainya tidak pernah turun itu. Semakin banyak kebaikan itu
kita sebarkan, semakin banyak lembaran saham yang kita kumpulkan. Dan
suatu hari nanti; saham-saham itu bisa kita gunakan untuk penebusan
atas dosa-dosa kita dimasa lalu. Dan, ketika jumlah saham itu sudah
mencukupi untuk menghapuskan semua dosa-dosa kita, maka neraca rugi
laba kita menunjukan 'break even point'. Kita kembali menjadi seperti
bayi yang baru dilahirkan. Dan. Kita kembali kepada 'Fitri'. Tepat
dihari yang fitri.

Hore,
Hari Baru!
Dadang Kadarusman
http://dkadarusman.blogspot.com/
http://www.dadangkadarusman.com/

Catatan Kaki:
Mohon maaf lahir dan batin.

4a.

Re: Selamat Mudik

Posted by: "magnifico_99" magnifico_99@yahoo.co.id   magnifico_99

Sun Sep 28, 2008 6:52 am (PDT)

Sama-sama ya pak...
SK'er BAndung juga dah pada kalang kabut nih..tinggal diriku ma pak
teha...
Mas Hadian mudik ke bukittinggi....
Sinta ma Ela...dari tanggal 25 dah pamitan....mudik ke surabaaya...
Mas Jun? dia juga mudik ke Tasik....
Adakah yang tersisa...dan mo menemaniku l;ebaran di Bandung?
hiks..mesak-ke..tenan...Piss

Tetep semangat untuk 2malam terakhir,

regard,

budi's

4b.

Re: Selamat Mudik

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Sun Sep 28, 2008 9:16 pm (PDT)

Selamat Idul Fitri Pak Sinang, Mohon Maaf Lahir Bathin...

salam,
fety dan aan

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Pandika Sampurna
<pandika_sampurna@...> wrote:
>
> Pagi ini entah sudah untuk keberapa kali dalam tahun-tahun
belakangan ini, menjelang seminggu Hari Idul Fitri, saya merasakan
lengang di jalan menuju ke kantor.
> Kelihatannya orang-orang Jakarta sudah mulai mudik ya.
>  
> Beberapa pembantu di lingkungan tetangga kelihatan sudah pulang
kampung.
>  
> Ada teman katanya besok akan mudik dan lebih afdol kirim email
ucapan Idul Fitri lebih awal karena di kampung jarang ada warnet.
>  
> Tiga ponakan baru sampai di Jakarta dari Semarang jam tiga subuh
kemarin, dan paginya buru-buru berangkat lagi ke airport untuk
terbang ke Sumatera.
>  
> Suara muadzin di mesjid menjelang Isya sudah berbeda, biasa merdu
berubah parau, ternyata yang biasa bertugas sudah pulang ke kampung.
> Beberapa kotak sampah di depan rumah-rumah juga sudah mulai
menggunung, ternyata yang biasa bertugas sudah tidak muncul-muncul.
Mungkin jadi sebagian sudah balik kampung.
> Renovasi rumah juga terhenti karena tukang-tukangnya pulang kampung
lebih awal, takut tidak kebagian karcis bus.
> Pesanan baju di penjahit cepat selesai, namun waktu dicoba
kekecilan. Mau di balikin, si penjahitnya sudah pulang ke Padang.
> Siaran televisi menayangkan rombongan besar penjual jamu yang ramai-
ramai pulang kampung.
> Di koran ada berita kalau hari ini puncak mudik dengan kereta.
Sedang untuk jalur darat puncak arus mudik di jalan tol Cikampek
diperkirakan hari Sabtu.
>  
> Bagaimana dengan anak-anak ESKA?
> Apakah Mbak Indarwati pulang ke Pati?
> Yons yang di Cibubur pulang tidak ke Purwokerto?
> Mas Catur mudikkah ke Semarang?
> Mas Suhadi balik tidak dari Surabaya?
> Kang Dani, Galih, Yayan, Dyiah, Lia, dan yang lain-lain bagaimana?
> Asal jangan saja Fiyan dan Nursalam ikut-ikutan pulang kampung,
biar bisa nemenin saya lebaran di Jakarta.
>  
> Ayo siap-siap.
> Silahkan mudik. Silahkan pulang kampung.
> Jenguk orang tua dan saudara-saudara. Silaturahmi, buat jiwa dan
hati bersih kembali.
>  
> Selamat Mudik.
> Selamat Idul Fitri.
> Mohon maaf lahir dan batin.
>  
>  
>

4c.

Re: Selamat Mudik

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Mon Sep 29, 2008 3:01 am (PDT)

HAri ini saya mudik ke rumah :D
setelah berhari-hari di Pondok Gede (rumah kakak)
Memboyong 4 ponakan dan banyak barang-barang

Insya Allah, kalau sudah agak mendingan dan keadaan memungkinkan bakal
mudik bareng ibu dan kakak ke Boyolali dan sekitarnya tanggal 10-an...

Selamat idul Fitri Pak Sinang

maaf lahir batin

salam

Novi

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Pandika Sampurna
<pandika_sampurna@...> wrote:
>
> Pagi ini entah sudah untuk keberapa kali dalam tahun-tahun
belakangan ini, menjelang seminggu Hari Idul Fitri, saya merasakan
lengang di jalan menuju ke kantor.
> Kelihatannya orang-orang Jakarta sudah mulai mudik ya.
>  
> Beberapa pembantu di lingkungan tetangga kelihatan sudah pulang kampung.
>  
> Ada teman katanya besok akan mudik dan lebih afdol kirim email
ucapan Idul Fitri lebih awal karena di kampung jarang ada warnet.
>  
> Tiga ponakan baru sampai di Jakarta dari Semarang jam tiga subuh
kemarin, dan paginya buru-buru berangkat lagi ke airport untuk terbang
ke Sumatera.
>  
> Suara muadzin di mesjid menjelang Isya sudah berbeda, biasa merdu
berubah parau, ternyata yang biasa bertugas sudah pulang ke kampung.
> Beberapa kotak sampah di depan rumah-rumah juga sudah mulai
menggunung, ternyata yang biasa bertugas sudah tidak muncul-muncul.
Mungkin jadi sebagian sudah balik kampung.
> Renovasi rumah juga terhenti karena tukang-tukangnya pulang kampung
lebih awal, takut tidak kebagian karcis bus.
> Pesanan baju di penjahit cepat selesai, namun waktu dicoba
kekecilan. Mau di balikin, si penjahitnya sudah pulang ke Padang.
> Siaran televisi menayangkan rombongan besar penjual jamu yang
ramai-ramai pulang kampung.
> Di koran ada berita kalau hari ini puncak mudik dengan kereta.
Sedang untuk jalur darat puncak arus mudik di jalan tol Cikampek
diperkirakan hari Sabtu.
>  
> Bagaimana dengan anak-anak ESKA?
> Apakah Mbak Indarwati pulang ke Pati?
> Yons yang di Cibubur pulang tidak ke Purwokerto?
> Mas Catur mudikkah ke Semarang?
> Mas Suhadi balik tidak dari Surabaya?
> Kang Dani, Galih, Yayan, Dyiah, Lia, dan yang lain-lain bagaimana?
> Asal jangan saja Fiyan dan Nursalam ikut-ikutan pulang kampung, biar
bisa nemenin saya lebaran di Jakarta.
>  
> Ayo siap-siap.
> Silahkan mudik. Silahkan pulang kampung.
> Jenguk orang tua dan saudara-saudara. Silaturahmi, buat jiwa dan
hati bersih kembali.
>  
> Selamat Mudik.
> Selamat Idul Fitri.
> Mohon maaf lahir dan batin.
>  
>  
>

5a.

(catcil) ANTARA SAYA, MUDIK DAN MONAS

Posted by: "bujang kumbang" bujangkumbang@yahoo.co.id   bujangkumbang

Sun Sep 28, 2008 8:53 am (PDT)

                          ANTARA SAYA, MUDIK DAN MONAS
 
                                                  Fiyan Arjun
                           http://sebuahrisalah.multiply.com
                                         id ym:paman_sam2
 
 
 

__________________________________________________________
Coba emoticon dan skin keren baru, dan area teman yang luas.
Coba Y! Messenger 9 Indonesia sekarang.
http://id.messenger.yahoo.com
5b.

Ode Seratus Pertempuran

Posted by: "satya aditya" ukasah_aditya@yahoo.com   ukasah_aditya

Sun Sep 28, 2008 9:09 pm (PDT)

Ode seratus pertempuran itu telah tersiul keras
Dari arak-arakan awan kemunafikan dan kefanaan dunia
Mentari kini mulai kelam dan berkarat. Terbaring terkhianati
 
Terlilit asa keserakahan anak adam
berwujud iblis berbaju kekuasaan dan kekayaan.
Seperti sederetan nisan terbalut asap kelabu dalam ruang hampa tak bertuan
Mereka berdiri tegak menantang awan berarak dengan asap pekat berbau amis darah manusia yang bercampur kotoran kemiskinan.
Serta rengekan bayi-bayi malang tanpa makan
Serta Bau-bau keringat orang-orang kaum papa yg tak pernah merasakan kenikmatan dunia, sedikitpun.
Betapa keadaan amat sentimentil dengan kehadirannya
 
Tak pernah ada kemungkinan selain memperbesar segalanya yang mungkin
Dari sudut-sudut kemungkinan yang ada…
Pernah kita bernazar menantang matahari dan awan-awan yang berarak.
Menghempas mundur siulan-siulan bernama kekayaan semu dan kesombongan
Bagi mereka yang punya menu sederetan makanan dari UANG-UANG orang-orang miskin dan rakyat jelata.
Bagi mereka yang sudah tak doyan lagi makan nasi yang berasal dari keringat-keringat kejujuran dan kesederhana para petani.
 
Ode itu telah tertiup…
Nazar kita pada syurga dan harumnya
Maka hari ini, aku mengajakmu menantang seratus pertempuran yang menyiul
Pada para pemakan hak orang lain dengan HARAM…
Aku akan mengerjarmu seperti KUTUKAN
Kutukan agar kau mengerti bau amis darah orang-orang miskin yang terbuang
Dan arti keringat-keringat kejujuran dan kesederhanaan…
 
 
 
Ode Seratus Pertempuran
Ukasah aditya
Akhir ramadhan 1429 H
http://cerminhati.multiply.com
YM : ukasah_aditya
 
 
 

6.

(Inspirasi) Maaf

Posted by: "teha" teha.sugiyo@toserbayogya.com

Sun Sep 28, 2008 8:42 pm (PDT)

Inspirasi

*M A A F
*Nampaknya, kata "maaf" sangat familiar bagi kita. Hampir semua media
massa saat ini menuliskan kata tersebut dengan berbagai tambahan dan
hiasan. Kita pun sudah mengucapkannya berulang-ulang.
Tidak bermaksud menggurui, nampaknya kita juga sangat memahami dan mampu
membedakan mana ucapan maaf yang tulus, dan mana ucapan maaf yang
basa-basi, formalitas. Marilah kita memahami makna kata "maaf" supaya
bisa mengucapkannya dengan baik dan benar.
"Maaf", juga "memaafkan", adalah verba, kata kerja. Artinya: memberi
ampun atas kesalahan orang lain, dan tidak menganggap lagi kesalahan
tersebut. Dengan demikian, pada saat kata "maaf" keluar dari bibir, itu
bukan sekedar permohonan, melainkan berarti meterai yang memastikan
bahwa di hati dan di pikiran kita telah hilang perasaan marah, telah
musna perasaan menyalahkan, atau tuntutan dan sejenis itu terhadap
seseorang. Itulah pernyataan maaf yang setulus hati. Percayalah, setelah
itu pintu silaturahmi dan semangat saling mendukung, saling menghormati,
termasuk kerjasama tim akan meningkat kualitasnya.
Kalau setelah mengucapkan atau memberi maaf, lalu pikiran masih
mengingat-ingat kesalahan orang lain, itu berarti ucapan maaf yang
basa-basi. Percayalah, itu tidak ada gunanya. Pintu silaturahmi tetap
tertutup, tidak ada saling mendukung, tidak ada saling menghormati,
bahkan tidak ada perbaikan dalam kualitas kerjasama.
Kini tibalah kita pada pertanyaan penting: apakah memaafkan itu harus?
Pertama-tama, marilah kita perhatikan hukum sebab akibat atau sering
disebut juga sebagai hukum kelanggengan energi, yang menegaskan bahwa
siapa yang menanam akan menuai, siapa yang mengeluarkan akan
mendapatkan. Artinya, siapa yang menanam atau mengeluarkan energi
negatif dalam bentuk: marah, dendam, benci, sakit hati, permusuhan, dia
akan mendapatkan kembali hal-hal /destruktif /itu dalam jumlah yang
lebih. Ini menyakitkan!
Sebaliknya, siapa yang menanam atau mengeluarkan energi positif dalam
bentuk: sukacita, damai, riang-gembira dan memaafkan, dia akan menuai
dan mendapatkan kembali hal-hal yang /konstruktif /itu dalam jumlah yang
lebih. Ini membahagiakan!
Dari hukum relasi dengan Sang Khalik, bukankah kita adalah ciptaan-Nya
yang sangat istimewa? Yang oleh pemuka agama sering disebut sebagai
citra Sang Maha Kuasa? Oleh karena itulah, kita memang tidak ada alasan
untuk saling tidak memaafkan.
Mereka yang dengan tulus mengucapkan maaf, yang dengan tulus memberi
maaf, adalah mereka yang memiliki energi positif, yang mengakui bahwa
dirinya adalah ciptaan Sang Maha Kuasa.
Sekarang, marilah kita ulurkan tangan kepada setiap orang yang kita
jumpai sambil dengan kebeningan hati dan ketulusan jiwa, mengucapkan :
*Mohon maaf lahir dan batin. Selamat Idul Fitri 1429 H.*

live as if you were to die tomorrow
learn as if you were to live forever.
(mahatma gandhi)

7.

Pengalamanku Tentang Mudik Dimuat di Republika

Posted by: "Mas Badiyo" b4diyo@yahoo.com

Sun Sep 28, 2008 9:09 pm (PDT)

Alhamdulillah, tulisanku dimuat di rubrik citizen jurnalism Republika, Minggu, 28 September 2008. Memang tidak seberapa sih, tapi sekecil apa pun nikmat, sekecil apa pun prestasi, pantas dan harus kita syukuri. Untuk itulah saya sangat bersyukur atas prestasi tersebut. Harapan saya, mudah-mudahan ini akan menjadi langkah awal bagi saya untuk meraih prestasi yang lebih baik dalam dunia kepenulisan.

Untuk itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada moderator serta semua rekan-rekan di milis ini. Berkat ilmu dan juga suport dari semua rekan-rekan, saya bisa meraih prestasi ini. Sekali lagi terima kasih banyak dan mari raih prestasi dan sukses bersama.

Salam,
Badiyo

8a.

Maaf Lahir Bathin

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Sun Sep 28, 2008 9:11 pm (PDT)

Buat semuanya...

Selamat Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1429 H
Maaf Lahir Bathin untuk semua kesalahan..

yang berlebaran jauh dari sanak keluarga,
fety

9a.

Re: Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Sun Sep 28, 2008 9:14 pm (PDT)

Mas galih, sepakat, hidup adalah memilih. kadang kita berhadapan
dengan pilihan yang sulit dan kadang orang-orang memandang kita
memilih hal yang salah. Tapi, percayalah selama pilihan itu tumbuh
dari sebuah hati nurani, kita telah memilihi yang benar.
Itu yang aku dan suami yakini...

salam,
fety

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ketik_galih"
<ketik_galih@...> wrote:
>
> Laskar pelangi takkan terikat waktu....
> Bebaskan mimpimu diangkasa
> Warnai bintang di jiwa...
>
> Akhirnya aku menjadi salah satu orang dari deretan penonton
pemutaran
> film Laskar Pelangi. Film yang kehadirannya cukup dinanti-nanti oleh
> para pembaca buku yang ditulis oleh Andrea Hirata itu, termasuk
> diriku. Sebuah buku yang cukup fenomenal yang telah memberikan
> pancaran sinar bagi pembacanya.
>
> Setelah menunggu satu jam akhirnya layar besar itu berdiri dengan
> tegak dihadapanku. Detik-detik berlalu membawa putaran proyektor
untuk
> secara perlahan menampilkan gambar-gambar yang akan bercerita
tentang
> sebuah perjuangan dan tekad. Aku pun dibuat tidak bergeming selama
> kurang lebih dua jam. Tawa, decak kagum, simpati menjadi bagian dari
> ekspresi yang aku pancarkan selama menonton film itu.
>
> Lintang, ya, dialah yang menjadi sosok inspirasi dari film ini.
> Kesungguhan dan keuletannya dalam mewujudkan mimpi yang ketika itu
> hampir sirna di tanah Blitung. Ada satu sikap yang sampai saat ini
> masih aku ingat dan aku jadikan pelajaran bagi hidupku. Yaitu ketika
> Lintang memutuskan untuk berhenti sekolah karena kondisi hidupnya
yang
> telah menyedutkannya pada dua pilihan, sekolah atau menjadi kepala
> keluarga bagi adik-adiknya selepas ayahnya meninggal. Ketika
> meninggalkan bangku sekolah yang sebenarnya akan menjadi gerbang
> pembuka bagi setiap mimpi-mimpinya aku melihat Lintang bersikap
> realistis dengan kenyataan yang ada. Jujur aku bangga dengan
keputusan
> yang diambil Lintang meski hal itu banyak disesalkan oleh Ikal dan
> teman-temannya.
>
> Lintang menjadi sebuah lilin kala itu. Dia rela membakar satu
persatu
> mimpi yang telah disusunnya demi mimpi adik-adiknya. Namun meski
> demikian jiwa yang tegar selalu ditunjukkan oleh Lintang.
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi aku cukup merasakan ketika harus
> menutup rapat pintu yang akan mengantarkan setiap helai mimpi yang
> sudah mulai bersemi. Di usia yang sangat muda Lintang dihadapkan
pada
> keadaan yang seharusnya tidak dia rasakan. Lagi, aku cukup mengerti
> ketika Lintang mengambil keputusan yang sangat berat itu. Ketika
harus
> menggantungkan mimpi-mimpinya dan menggantikannya dengan yang lebih
> realistis dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi kami dihadapkan pada kondisi yang
> nyaris sama, mungkin hanya perbedaan masa dan usia. Jika Lintang
masih
> duduk di bangku sekolah dasar ketika ayahnya meninggal sedangkan aku
> di usia 23 tahun, aku lebih dewasa tentunya. Namun kami menghadapi
> kenyataan itu ketika bibit mimpi kami sedang bersemi. Lintang baru
> saja memenangkan lomba cerdas cermat yang telah membawa dirinya
> menjadi sosok brilian sedangkan aku baru saja 3 bulan menikmati
> predikat baru sebagai seorang pekerja. Sekian banyak mimpi kala itu
> yang telah aku susun.
>
> Peristiwa itu membuat Lintang dan aku untuk bersikap rasional dan
> bijak terhadap mimpi-mimpi yang telah kami susun. Tidaklah mungkin
> Lintang mengejar Sorbone University sementara hidup adik-adiknya
akan
> terlantar. Tidaklah mungkin aku mengejar gelar S2 sementara terdapat
> ibu dan adik-adiku yang harus dinafkahi. Akhirnya merekalah yang
> Lintang dan aku pilih. Aku simpan sementara rencana-rencana masa
depan
> yang sudah aku susun. Secara teratur aku kembali memetakan
> rencana-rencana yang lebih realistis dan lebih memihak pada
keluarga.
>
> Cemburu itu terkadang muncul ketika mereka sudah mulai menuju
> kemapanan yang sebenarnya dapat aku raih pula jika saja arah takdir
> itu tidak bergeser. Mungkin Lintang sudah berada di Sorbone asyik
> berkutat dengan buku-buku dan para pengajar terhebat. Mungkin aku
> sudah mulai dapat menikmati istana mungilku dan tidak lama kemudian
> menghadapi acara wisuda untuk yang kedua kali, atau bahkan seorang
> bidadari sudah berada di sampingku.
>
> Sebuah kondisi yang cukup sulit. Tapi aku lebih beruntung dari
Lintang
> dengan gelar sarjana yang aku peroleh dan pekerjaan yang sudah aku
> dapat. Tapi Lintang, apalah yang bisa dilakukan oleh anak sekolah
> dasar yang tidak tamat untuk mencari nafkah buat keluarganya. Tapi
> Lintang lebih mempunyai kekuatan daripada aku. Kekuatan yang membuat
> kepalanya tetap tegap. Bahkan kekuatannya dapat menular kepada
> teman-temannya termasuk diriku.
>
> Hidup memang untuk memilih. Bagiku pertarungan antara keegoisan dan
> kebijakan. Lintang harus memilih begitu pula dengan aku. Jika
Lintang
> memilih mereka begitu pula diriku. Satu lagi pesan yang aku dapat,
> kali ini dari bapak kepala sekolah. Sebuah nasihat yang membakar
> kembali semangatku. Hidup itu adalah banyak memberi bukan banyak
> menerima. Ya, Lintang telah memberikan hidupnya demi adak-adiknya.
Aku
> pun akan memberikan hidupku untuk keluargaku.
>
> Mimpi adalah kunci
> untuk kita menaklukan dunia
> berlarilah tanpa lelah
> sampai engkau meraihnya
>
> Laskar.... pelangi...
> takkan terikat... waktu....
> Bebaskan mimpimu diangkasa
> Warnai bintang di jiwa...
>
> Menarilah dan terus tertawa
> walau dunia tak seindah surga
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
> cinta kita di dunia....
> selamanya
>
> Cinta kepada hidup
> memberikan senyuman abadi
> walau hidup kadang tak adil
> tapi cinta lekang di kita...
>
> Laskar.... pelangi.....
> takkan terikat.... waktu....
> jangan berhenti.... mewarnai....
> jutaan mimpi di bumi...
>
> Menarilah dan terus tertawa
> walau dunia tak seindah surga
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
> cinta kita di dunia....
> Selamanya
>

9b.

Re: Aku, Lintang, dan Laskar Pelangi

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Mon Sep 29, 2008 2:42 am (PDT)

Ulasan yang menarik :)

sebenernya hampir aja mau meneteskan air mata, tapi... ga jadi, deh,
kalo ga bikin tambah pilek :D

Ditinggal kepala keluarga dalam sebuah keluarga memang berat,
beraaaaaat banget.... Alhamdulillah, aku punya ibu dan kakak yang
hebat-hebat dan selalu jadi inspirasi hidupku dan tentunya seorang
bapak, yang hingga kini masih ingin aku teruskan mimpi-mimpinya....

Selangkah, dua langkah, Pak... moga aku bisa... aamiin

ngutip perkataan Arai, ah
"Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu"

Hihihi, jadi ga nyambung gini, ya :D

Kalau gitu, semangat deh
SEMANGAAAAAAAAAAT ;)

salam

Novi
yang harus bersabar untuk nonton Laskar Pelangi
btw, galih nonton di MM atau di mall bekasi? :D

udeh ada belum ya di MM :D

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "ketik_galih"
<ketik_galih@...> wrote:
>
> Laskar pelangi takkan terikat waktu....
> Bebaskan mimpimu diangkasa
> Warnai bintang di jiwa...
>
> Akhirnya aku menjadi salah satu orang dari deretan penonton pemutaran
> film Laskar Pelangi. Film yang kehadirannya cukup dinanti-nanti oleh
> para pembaca buku yang ditulis oleh Andrea Hirata itu, termasuk
> diriku. Sebuah buku yang cukup fenomenal yang telah memberikan
> pancaran sinar bagi pembacanya.
>
> Setelah menunggu satu jam akhirnya layar besar itu berdiri dengan
> tegak dihadapanku. Detik-detik berlalu membawa putaran proyektor untuk
> secara perlahan menampilkan gambar-gambar yang akan bercerita tentang
> sebuah perjuangan dan tekad. Aku pun dibuat tidak bergeming selama
> kurang lebih dua jam. Tawa, decak kagum, simpati menjadi bagian dari
> ekspresi yang aku pancarkan selama menonton film itu.
>
> Lintang, ya, dialah yang menjadi sosok inspirasi dari film ini.
> Kesungguhan dan keuletannya dalam mewujudkan mimpi yang ketika itu
> hampir sirna di tanah Blitung. Ada satu sikap yang sampai saat ini
> masih aku ingat dan aku jadikan pelajaran bagi hidupku. Yaitu ketika
> Lintang memutuskan untuk berhenti sekolah karena kondisi hidupnya yang
> telah menyedutkannya pada dua pilihan, sekolah atau menjadi kepala
> keluarga bagi adik-adiknya selepas ayahnya meninggal. Ketika
> meninggalkan bangku sekolah yang sebenarnya akan menjadi gerbang
> pembuka bagi setiap mimpi-mimpinya aku melihat Lintang bersikap
> realistis dengan kenyataan yang ada. Jujur aku bangga dengan keputusan
> yang diambil Lintang meski hal itu banyak disesalkan oleh Ikal dan
> teman-temannya.
>
> Lintang menjadi sebuah lilin kala itu. Dia rela membakar satu persatu
> mimpi yang telah disusunnya demi mimpi adik-adiknya. Namun meski
> demikian jiwa yang tegar selalu ditunjukkan oleh Lintang.
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi aku cukup merasakan ketika harus
> menutup rapat pintu yang akan mengantarkan setiap helai mimpi yang
> sudah mulai bersemi. Di usia yang sangat muda Lintang dihadapkan pada
> keadaan yang seharusnya tidak dia rasakan. Lagi, aku cukup mengerti
> ketika Lintang mengambil keputusan yang sangat berat itu. Ketika harus
> menggantungkan mimpi-mimpinya dan menggantikannya dengan yang lebih
> realistis dan sesuai dengan kenyataan yang ada.
>
> Aku memang bukan Lintang. Tapi kami dihadapkan pada kondisi yang
> nyaris sama, mungkin hanya perbedaan masa dan usia. Jika Lintang masih
> duduk di bangku sekolah dasar ketika ayahnya meninggal sedangkan aku
> di usia 23 tahun, aku lebih dewasa tentunya. Namun kami menghadapi
> kenyataan itu ketika bibit mimpi kami sedang bersemi. Lintang baru
> saja memenangkan lomba cerdas cermat yang telah membawa dirinya
> menjadi sosok brilian sedangkan aku baru saja 3 bulan menikmati
> predikat baru sebagai seorang pekerja. Sekian banyak mimpi kala itu
> yang telah aku susun.
>
> Peristiwa itu membuat Lintang dan aku untuk bersikap rasional dan
> bijak terhadap mimpi-mimpi yang telah kami susun. Tidaklah mungkin
> Lintang mengejar Sorbone University sementara hidup adik-adiknya akan
> terlantar. Tidaklah mungkin aku mengejar gelar S2 sementara terdapat
> ibu dan adik-adiku yang harus dinafkahi. Akhirnya merekalah yang
> Lintang dan aku pilih. Aku simpan sementara rencana-rencana masa depan
> yang sudah aku susun. Secara teratur aku kembali memetakan
> rencana-rencana yang lebih realistis dan lebih memihak pada keluarga.
>
> Cemburu itu terkadang muncul ketika mereka sudah mulai menuju
> kemapanan yang sebenarnya dapat aku raih pula jika saja arah takdir
> itu tidak bergeser. Mungkin Lintang sudah berada di Sorbone asyik
> berkutat dengan buku-buku dan para pengajar terhebat. Mungkin aku
> sudah mulai dapat menikmati istana mungilku dan tidak lama kemudian
> menghadapi acara wisuda untuk yang kedua kali, atau bahkan seorang
> bidadari sudah berada di sampingku.
>
> Sebuah kondisi yang cukup sulit. Tapi aku lebih beruntung dari Lintang
> dengan gelar sarjana yang aku peroleh dan pekerjaan yang sudah aku
> dapat. Tapi Lintang, apalah yang bisa dilakukan oleh anak sekolah
> dasar yang tidak tamat untuk mencari nafkah buat keluarganya. Tapi
> Lintang lebih mempunyai kekuatan daripada aku. Kekuatan yang membuat
> kepalanya tetap tegap. Bahkan kekuatannya dapat menular kepada
> teman-temannya termasuk diriku.
>
> Hidup memang untuk memilih. Bagiku pertarungan antara keegoisan dan
> kebijakan. Lintang harus memilih begitu pula dengan aku. Jika Lintang
> memilih mereka begitu pula diriku. Satu lagi pesan yang aku dapat,
> kali ini dari bapak kepala sekolah. Sebuah nasihat yang membakar
> kembali semangatku. Hidup itu adalah banyak memberi bukan banyak
> menerima. Ya, Lintang telah memberikan hidupnya demi adak-adiknya. Aku
> pun akan memberikan hidupku untuk keluargaku.
>
> Mimpi adalah kunci
> untuk kita menaklukan dunia
> berlarilah tanpa lelah
> sampai engkau meraihnya
>
> Laskar.... pelangi...
> takkan terikat... waktu....
> Bebaskan mimpimu diangkasa
> Warnai bintang di jiwa...
>
> Menarilah dan terus tertawa
> walau dunia tak seindah surga
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
> cinta kita di dunia....
> selamanya
>
> Cinta kepada hidup
> memberikan senyuman abadi
> walau hidup kadang tak adil
> tapi cinta lekang di kita...
>
> Laskar.... pelangi.....
> takkan terikat.... waktu....
> jangan berhenti.... mewarnai....
> jutaan mimpi di bumi...
>
> Menarilah dan terus tertawa
> walau dunia tak seindah surga
> bersyukurlah pada Yang Kuasa
> cinta kita di dunia....
> Selamanya
>

10a.

Re: (bahasa) Quote of the day - 25 Sep 2008

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Sun Sep 28, 2008 9:20 pm (PDT)

mbak Lai, aku punya guru kehidupan terutama banyak belajar tentang
kehidupan dari teman-teman SK, dan mbak Lia salah satunya dan paling
utama" bapak ibuku, bapak ibu mertuaku serta masku adalah orang yang
telah mengajariku banyak hal lagi:)

thanks very much for your writing,

fety

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia"
<liaoctavia@...> wrote:
>
> "Have you ever really had a teacher? One who saw you as a raw but
precious
> thing, a jewel that, with wisdom, could be polished to a proud
shine? Where
> no books were required, the subject is the meaning of life. It was
taught
> from the experience. The teaching goes on."
>
> *(Tuesday With Morrie - Mitch A)
>
> *"Apakah kau pernah benar-benar memiliki seorang guru? Guru yang
melihatmu
> sebagai sosok yang masih belum terbentuk tetapi berharga; permata
yang dapat
> digosok menjadi mengilap dengan kebijaksanaan? Dimana buku tak
diperlukan,
> mata pelajarannya adalah arti kehidupan. Belajar dari pengalaman.
Pengajaran
> yang akan terus berlangsung."
>

11a.

Re: [Catcil] Mereka dan 1000 Cinta [2]

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Sun Sep 28, 2008 9:25 pm (PDT)

Hmm, 1000 cinta pertama SK yang mesti terlewatkan karena sebuah jarak.
semoga setelah menyelesaikan amanah ini tetap masih ada 1000 cinta SK
yang lain...

salam,
fety

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, Kang Dani <fil_ardy@...>
wrote:
>
> Galih dan 1000 cinta
>
> Sejak
> bertanggung jawab pada acara milad SK 2 di Situ Gintung, Galih sudah
> menunjukkan cara kerja yang baik dan bertanggung jawab penuh. Lalu
> menjelang ramadhan, saya tidak ragu untuk memberinya tanggung jawab
> serupa, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Dan seperti yang sudah
saya
> duga, Galih bisa menjalankan amanahnya dengan baik. Tentu saja
semuanya
> karen dukungan dari Sahabat SK yang lain.
>
> Hal
> yang membuat saya merasa
> bersalah padanya adalah ketika untuk rapat dan ifthor di rumah Mbak
> Indar, Galih harus kehilangan dompetnya yang sarat dengan surat-
surat
> berharga. Meski akhirnya karena keikhlasannya jugalah dompet dan
> surat-surat berharganya bisa kembali.  Thx for lead this programe,
Brow!
>
> Lia dan 1000 Cinta
>
> Jika
> angka donasi hingga puncak acara mencapai 20 juta lebih, itu pasti
> karena Allah swt yang membisikkan pada hati para muzakky, untuk
turut
> peduli pada rumah-rumahNya. Dan bisikkan itu termanifestasikan
melalui
> update-update progresi program 1000 cinta untuk 1000 musholla ke
jagat
> maya, dan Lia
> melakukannya dengan baik. Sempurna.
>
> Selama
> kurang lebih 3 pekan progress report 1000 cinta untuk 1000 musholla
di
> posting olehnya, hingga semakin banyak orang yang membaca dan
> menyumbangkan kelebihan rizkinya pada panitia. Dan puncaknya, saya
> kagum dan terheran-heran, ketika Lia memutuskan terbang ke Jogja
untuk
> menghadiri lounching acara serupa dengan biaya transportasi sendiri.
> Sebagai ketua komunitas saya tersipu untuk hal ini, untuk
> ketidakmapanan saya sebagai seorang pemimpin.
>
> Retno dan 1000 Cinta
>
> Untuk
> jarak yang ditempuh antara Bogor dan Jakarta setiap kali SK
> membutuhkannya, untuk kerelaan suaminya mengizinkan dia sibuk di SK,
> dan untuk setiap permintaan maaf diiringi perasaan bersalah setiap
kali
> acara berjalan tidak maksimal, saya benar-benar menghargai
bendahara SK
> ini.
>
> Meski
> ditengah kesbukannya, Retno masih menyempatkan memberikan list
> nama-nama panti yang akhirnya dieksekusi oleh Galih dan Yayan,
> mengirimkan list nama-nama terminal di sekitar Jakarta untuk
penyaluran
> dinasi 1000 cinta. Dan pulang malam sebelum hari H.
>
> Indarwati dan 1000 Cinta
>
> Ibu
> dengan 2 orang anak ini membuka pintu rumahnya lebar-lebar ketika
kami
> memutuskan untuk menggelar rapat baksos sekaligus buka puasa
bersama di
> rumahnya. Makanan lezat dan istimewa dia hidangkan pada kami yang
> selalu mencari perbaikan gizi di mana-mana ^_^
>
> Meski
> Yasmin kecil tidak terlalu sehat, Mbak Indar melaju menyongsong
cinta
> di setiap kesempatan. Bahkan ia datang bersama suaminya yang
friendly
> dan Ais yang cerewet pada acara puncak yang crowded. Terimaksih
untuk
> tumpangannya, Mbake, aku ga akan pernah bosen nebeng:D
>
> Nia dan 1000 Cinta
>
> Gadis
> Parung yang satu ini sudah tidak sungkan lagi berada di rumah saya.
> Endah menjadi teman curhatnya yang setia. Sebagai pembawa acara I-
SK,
> Nia cukup akrab dengan Endah. Penerima dorprize kamera pada milad
SK 1
> ini, cukup periang diantara kegiatan mengajar dan les biolanya.
>
> Nia
> pun menjadi salah satu sahabat SK yang jarang sekali absen di setiap
> kegiatan SK, selalu datang di manapun SK berkumpul meski sering
> terlambat. Dan anehnya,
> semua sahabat SK yang lain akan dengan setia menanti kedatangannya.
>
> Novi dan 1000 Cinta
>
> Lyouter
> freelancer yang satu ini terpilih menjadi Bintang SK pada milad SK
ke
> 2. Keaktifannya di milis membuat Novi cukup dikenal dianatara
sahabat
> SK. Dalam 1000 Cinta, Novi menjadi salah satu PJ Jakarta Timur,
> Sayangnya, ketika menjelang akhir Ramadhan, Bintang SK ini harus
> bedrest di tempat tidurnya (ya iyaa lah namanya juga bedrest ya di
> tempat tidur, masa di dapur?) karena terkena gejala tipes (apa
tifus?).
>
>
> Yang
> pasti, Kontribusinya dalam program inipun tidak bisa diragukan,
> diantara hobbynya mengejar deadline, Novi masih menyempatkan diri
untuk
> berpergian dalam rangka menyebar 1000 cinta. Pet sembuh ya, Nop.
>
> Dyah dan 1000 Cinta
>
> Ibu
> guru yang satu ini, meskipun bukan kembarannya Novi, tapi selalu
> terlihat bersama. Kemana ada Dyah, pasti ada Novi nebeng di
> Colombusnya.  Punya track record nyasar yang lumayan parah dan
itupun
> dilaluinya bersama Novi. Saya menyimpulkan Dyah dan Novi tidak bisa
> bekerja menjadi kurir.
>
> Donasi
> 1000 cinta berupa alat sholat didrop dirumah Dyah di Jakarta Timur ,
> secara Dyah memang PJnya. Meski bisa dikatakan Newbe di SK, tapi
> eksistensinya di sekolah ini tidak bisa diragukan, Dyah akan menyapa
> semua  murid baru di SK dengan ramah. Untung saja, ketika Dyah dan
> sahabat SK di Jakarta Timur menyebarkan donasi 1000 Cinta, Dyah
tidak
> nyasar seperti biasanya.
>
> Divin dan 1000 Cinta
>
> Dulu, Divin akan selalu datang jika sahabat dekatnya datang, Achi.
Penyair dari Tangerang ini pembaca puisi yang
> handal. Saya sudah sering melihatnya tampil. Dan SK memang komplit.
SK punya semuanya, ada penyair dan Divin salah satunya.
>
> Meski
> sibuk menulis script untuk sinetron-sinetron kejar tayang, Divin
> menyempatkan hadir dalam acara-acara SK. Haturnuhun, Sis. Lain kali
> jangan nyasar lagi ya ^_^
>
> Bu Has dan 1000 Cinta
>
> Sejak
> awal saya sudah tahu bawah beliau adalah manifestasi dari sebuah
> kebaikan dari Allah swt. Saya juga yakin beliau sibuk dengan
> pekerjaannya di Kantor, saya juga
> tahu bahwa ketulusan selalu mengiringi setiap perbuatannya.
>
> Menjadi
> PJ 1000 cinta di gedung Sentra Mulia bersama sahabatnya Bu Betty,
> kontribusinya tak berbilang, ini bukan hanya nominal, tapi cinta.
Feel
> guilty, itulah yang saya rasakan ketika acara puncak tidak bisa
> memberikan kenyamanan pada orang-orang ini. Semoga nanti.
>
> Fiyan Arjun dan 1000 Cinta
>
> Dari
> sekian banyak komunitas yang ia ikuti, SK menjadi rumah kedua
baginya
> setelah rumahnya yang asli di Ulujami. Berinteraksi lebih dalam
dengan
> Fiyan, kita akan tau bahwa dia adalah sosok polos yang tengah
bergulat
> mencari jati diri. Dan tentunya sebuah eksistensialisme dalam dunia
> tulis menulis. You guys harus 'intim' dengannya terlebih dahulu
untuk
> mengetahui itu.
>
> Dan
> 1000 cinta akhirnya menjadi prioritas kehadirannya dibandingkan
> acara-acara lain yang saya yakin tidak kalah berharga. Terimaksih
untuk
> membuat skala prioritas, Brow.
>
> Yayan dan 1000 Cinta
>
> Pendiam
> bukan berarti pasif, itulah yang saya tangkap dari pemuda jangkung
ini.
> Meski bukan PJ acara untuk wilayah Jakarta Selatan, Yayan tidak
segan
> menjadi kurir untuk menjemput donasi berupa barang dari daerah
Selatan
> dan kembali dibawanya ke Jakarta Timur, meski harus meniggalkan
honda
> tangguhnya di parkiran.
>
> Ketika
> proses packing alat sholat dimulai di rumah saya, Yayan pun datang
> dengan motornya yang sarat dengan muatan. Layaknya seorang musafir
yang
> hendak menggelar dagangan permadaninya di negeri seberang.
Terimaksih
> untuk semua kerepotan itu, Brow.
>
> Pak Yudi dan 1000 Cinta
>
> Komitmen
> Bapak dengan 1 anak ini dalam ketepatan waktu, memang tidak saya
> ragukan. Setelah berkali-kali konfirmasi tentang teknis pelaksanaan
> simbolisasi acara penyerahan donasi, Pak Yudi sudah standbye di
lokasi.
> Meski terkadang sering bicara ngelantur (hehehe), saya menghargai
> komitmennya dalam membantu panitia.
>
> Jika
> hanya mengenalnya sekilas, mungkin akan cepat muncul sebuah
kesimpulan
> kalau Pak Yudi adalah orang yang kurang bersahabat, tapi lagi-lagi
> ungkpan don't judge a book from it cover berlaku untuknya. Dia orang
> yang ramah dan
> penuh canda. Sungguh. Tararengkyu, Pak Yudi.
>
> Margo dan 1000 Cinta
>
> Ayah
> satu anak ini masih selalu menyempatkan memantau progress baksos
> melalui pesan singkatnya di YM, beberapa kali meminta maaf karena
tidak
> bisa menghadiri rapat-rapat pra acara, tidak membuat dia alfa dalam
> acara ini.
>
> Ada
> pesan-pesan darinya yang ia kutip dari film Sang Murabbi yang ia
> sampaikan pada kultum bada sholat Dzhuhur di musholla KPJ; Ada dua
hal
> yang harus kita ingat, dan ada du hal yang harus kita lupakan.
Apakah
> itu? Cari jawabanya dalam film sang murobbi yang asli, bukan bajakan
> *loh, kok?* Atau sms aja mas Margo ^_^
>
> Mr. R dan 1000 Cinta
>
> Tak
> banyak bicara. Itu akronim dari Mas R Widhiatma. Meski pada setiap
> kesempatan dalam pra acara tidak terdengar suaranya *mungkin karena
> terlalu pendiamnya* ternyata dia hadir dalam rangkaian acara
tersebut.
> Bahkan ternyata turut berperan dalam acara penyebaran donasi di
Jakarta
> Timur. Nuhun, Brow.
>
> Dikdik dan 1000 Cinta
>
> Semenjak
> pindah kantor dan pekerjaannya, Ikhwan yang satu ini sudah jarang
hadir
> di kelas. Bahkan artikel-artikel penyejuk imannya yang seringkali
> meniupkan kesejukan di kelas SK sudah jarang kita baca. Bukan karena
> dia tak cinta SK *halah* tapi karena akses internet di kantornya
yang
> dibatasi.
>
> Jika
> acara 1000 cinta menjadi lebih cantik dengan spanduk, Banner,
pamflet
> dan hal-hal lainnya yang berhubungan  dengan disain, maka Dikdik
> menjadi most wanted person yang akan segera
> dimintai bantuan. Brow, harus cepat diinstal tuh potoshop di kompie
> kantor. ^_^
>
> Pak Sinang dan 1000 Cinta
>
> Terhimpunnya
> donasi 1000 cinta hingga mencapai 20 juta, tidak mungkin tercapai
jika
> beliau tidak pernah menghimpun kami di sekolah ini. Bukan hanya
> kepedulian yang ditunjukkannya pada kami, tapi juga cinta dengan
> bahasanya sendiri. Rasa sungkan dan segan terhadap sosoknya,
berhasil
> saya redam dan saya sublimasi menjadi rasa hormat, kagum sekaligus
> heran dengan kedermawanannya terhadap SK.
>
> Saya selalu berfikir bahwa sebuah kemapanan yang diiringi
kedermawanan maka akan menghasilkan sosok seperti beliau.
>
> Endah, Nibras dan 1000 Cinta
>
> Lalu,
> ketika semua lelah, ketika semua gundah mendominasi hari-hari saya,
> saya akan pulang lepas senja, menuju sebuah rumah kontrakan di
> perbatasan selatan Jakarta, dimana 2 nyawa saya yang lain menanti.
>
> Yang
> satunya akan segera menyiapkan air dingin dari dalam kulkas untuk
> segera saya reguk,
> dan yang satunya lagi menanti saya di atas kasur dengan wajahnya
yang
> lugu, lucu, tampan dan membahagiakan. Untuk kemudian saya cium tanpa
> henti. Jika saya mujur, saya akan mendapatkan upah dari ciuman itu:
> Sebuah tawa penawar lelah. Dan ujung hidung saya akan ditelannya
> bulat-bulat ^_^. I Love u.
>
> Lalu
> saya terlalu sombong untuk bertekad menuliskan semua nama sahabat SK
> yang terlibat ataupun tidak dalam 1000 cinta, karena kalian tak
> berbilang, tak terkatakan.
>
> Taqabalallahu Minna Wa minkum,
>
> shiyamana wa shiyamakum
> Nyuhunkeun dihapunten bilih aya kalepatan,
> Abdi ge masih seeur berproses dan belajar.
> Bilih aya kalepatan ageng sumawanten alit,
> agung cukup lumur, neda jembar hapunten anu diteda.
> Perkawis kalepatan sok bujeng ku aya basana menta dihampura,
> sanaos teu aya basana akang parantos jadi lautan hampura kana
kalepatan.
>
> Dani Ardiansyah
> I-Moov Mobile Solution
> Jl. Radio Dalam Raya No. 5H Lt. 4
> HP: 085694771764
>

12a.

Re: [catciL]kangeen...

Posted by: "inga_fety" inga_fety@yahoo.com   inga_fety

Sun Sep 28, 2008 9:31 pm (PDT)

Novi, gimana sekarang? udah sembuhkah?
banyak istirahat novi sayang..

saalm,
fety

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "novi_ningsih"
<novi_ningsih@...> wrote:
>
> ~Rasanya sangat rindu~ Seingatku,launchng buku di bandung itu acr
sk yg kuhadiri.Terakhir,mendatangi rumah kang dani,ketika
packing&terlambat hadir ketika acara d Bulungan.
> Dua hari setelah itu,aq trbukti kena tipes.
> Betapa sedihnya,tak bisa lg bertemu sobat sk.Tak bisa OL.Hanya
sesekali pun,langsung pusing.Hingga setelah otak atik hp,aq bs
posting ini&rasanya kangen:-).
> Terimakasih atas telp,sms peringatan&perhatiannya:-)
> Membaca posting teman2,serasa kembali dekat,apalg saat ini hanya bs
terbaring:-)
>

12b.

Re: [catciL]kangeen...

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Mon Sep 29, 2008 2:54 am (PDT)

Alhamdulillah, terimakasih Fety :)

sudah membaik dari pertengahan Ramadhan lalu :D
hehehe, bed restnya 2 minggu euy :D
tapi hingga hari ini pun masih tetap kudu bed rest :D

Kangen sama Fety, ceritain ramadhan di sana, dunk :)

Nia....

iya, nurut, deh kalo ga sakit kepala akan datang menyakitkan , halah
bahasanya :D

salam novi

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "inga_fety" <inga_fety@...>
wrote:
>
> Novi, gimana sekarang? udah sembuhkah?
> banyak istirahat novi sayang..
>
>
> saalm,
> fety
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "novi_ningsih"
> <novi_ningsih@> wrote:
> >
> > ~Rasanya sangat rindu~ Seingatku,launchng buku di bandung itu acr
> sk yg kuhadiri.Terakhir,mendatangi rumah kang dani,ketika
> packing&terlambat hadir ketika acara d Bulungan.
> > Dua hari setelah itu,aq trbukti kena tipes.
> > Betapa sedihnya,tak bisa lg bertemu sobat sk.Tak bisa OL.Hanya
> sesekali pun,langsung pusing.Hingga setelah otak atik hp,aq bs
> posting ini&rasanya kangen:-).
> > Terimakasih atas telp,sms peringatan&perhatiannya:-)
> > Membaca posting teman2,serasa kembali dekat,apalg saat ini hanya bs
> terbaring:-)
> >
>

13a.

Re: (catcil) Hari-Hari Terakhir Ramadhan Dalam Pelukan

Posted by: "novi_ningsih" novi_ningsih@yahoo.com   novi_ningsih

Mon Sep 29, 2008 2:24 am (PDT)

mbak Lia, aku ingat di malam itu pun aku mendengar kabar yang sangat
menyedihkan...

dan malam itu benar-benar berbeda, sedihhh banget...

salah satu sahabatku, yang usianya lebih muda dan sempat
mengkhawatirkan kesehatanku berpulang....
Aku masih menyimpan sms darinya yang menyuruh aku minum vermin, makan
pisang sunprite dan istirahat...

Sebelumnya, pertengahan ramadhan, budeku (kakak dari almarhum bapak)
meninggal....

Rasanya sedih banget, ....

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Lia Octavia"
<liaoctavia@...> wrote:
>
> http://mutiaracinta.multiply.com
>
>
> Sepertiga malam terakhir, Jumat, 26 September 2008 pukul 2.30 pagi
>
>
> Sebuah sms dari Kang Dikdik membangunkanku sebelum alarm hp-ku berbunyi.
> Kulihat jam, pukul 2.30 pagi. Mataku masih terasa berat dan lelah karena
> berhari-hari kurang tidur. Aku hanya tidur rata-rata 3 sampai 4 jam saja
> sehari selama Ramadhan. Kang Dikdik selalu rajin mengirimkan aku sms
berisi
> hadist-hadist setiap subuh sejak awal Ramadhan. Apalagi ada promo
sms gratis
> dari Telkomsel, jadilah sepertiga malam terakhir itu biasanya juga
diwarnai
> dengan forward-forward-an sms hadist ke teman-temanku sesama pelanggan
> Telkomsel.
>
>
>
> Kubaca sms darinya. Isinya sebagai berikut: "Alhamdulillah, dengan
> berakhirnya Berkah Ramadhan Telkomsel, maka berakhir pula SMS Hadist
> Ramadhan. Mohon maaf sudah bikin inbox penuh, hehe. Wassalam - dikdik"
>
>
> Tiba-tiba perasaan sedih membuncah di dalam dadaku. Sedih sekali
sehingga
> aku menangis sewaktu mempersiapkan sahur, menangis saat makan sahur,
> menangis waktu mendengar adzan subuh, dan menangis saat shalat
subuh. Aku
> tiba-tiba menyadari bahwa sebentar lagi Ramadhan akan pergi. Allah sudah
> banyak sekali menjamuku Ramadhan ini dengan begitu banyak
nikmat-Nya. Dengan
> begitu banyak kelapangan rejeki, kemudahan dalam berbagai urusan,
> terkabulnya segala doa.
>
>
> Sementara aku menyadari, betapa aku rasanya belum sempat berbuat banyak.
> Belum bisa melayani Ramadhan dengan maksimal dan sebaik-baiknya. Masih
> kurang sabar. Masih kurang ikhlas. Masih kurang bisa memaafkan.
Masih banyak
> prasangka pada orang lain. Masih banyak kekurangan. Sedih. Aku merasa
> Ramadhan sedang berkemas-kemas dan sebentar lagi akan pergi dari
> haribaanku.
>
>
> Dan di malam ke-25 Ramadhan lalu, saat aku merasakan "ia" hadir. Ia yang
> kemuliannya bernilai setara dengan 1000 bulan, dan saat itu aku
hanya bisa
> mengirimkan sms ke beberapa orang teman, mengajak mereka shalat tahajjud
> setelah sahur. Mungkin kebanyakan dari mereka tidak mengetahuinya, atau
> tidak melakukannya, atau mungkin sudah mengetahuinya, atau sudah
> melakukannya. Tetapi itulah yang terjadi. Di sela rasa kantuk yang
nyaris
> tak tertahankan, mulai pukul 1.30 malam, aku tahu "ia" hadir, tersenyum
> padaku, dan ketenangan serta keindahan itu tak bisa digambarkan dengan
> kata-kata.
>
>
> Aku, seorang manusia biasa, hamba-Nya, hanya bisa menangis bersujud
di ujung
> sajadahnya, dan memohon semoga bisa bertemu Ramadhan lagi tahun depan.
> Ramadhan, let it be me...
>
>
> Jakarta, 26 September 2008 at 5.00 p.m.
>
> **************************
>
> *Let It Be Me
>
> By Elvis Presley
> ***
> God bless the day I found you
> I want to stay around you
> And so I beg you
> Let it be me
>
> Don't take this heaven from one
> If you must cling to someone
> Now and forever
> Let it be me
>
> Each time we meet love
> I find complete love
> Without your sweet love
> What would life be
>
> So never leave me lonely
> Tell me you'll love me only
> And that you'll always
> Let it be me
>
> Each time we meet love
> I find complete love
> Without your sweet love
> What would life be
>

Recent Activity
Visit Your Group
Family Photos

Learn how to best

capture your

family moments.

John McEnroe

on Yahoo! Groups

Join him for the

10 Day Challenge.

Cat Fanatics

on Yahoo! Groups

Find people who are

crazy about cats.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: