Jumat, 17 Juli 2009

[daarut-tauhiid] kesaksian ... Fwd: Ritz Carlton dan JW Marriot

 

Ritz Carlton dan JW Marriot

Pukul 8.30 saya kaget menerima SMS ada bom meledak di hotel Ritz Carlton dan
JW Marriot di Mega Kungingan, dua hotel yang sangat familiar bagi wartawan
bisnis

Dua hotel ini kerap dijadikan tempat perusahaan-perusahaan besar menggelar
jumpa pers, dengan diselingi makan siang tentunya. Selama setahun lalu saya
kerap mendatangi dua hotel ini untuk liputan bisnis.

Ritz Carlton dan JW Marriot terketak berseberangan jalan, keduanya
dihubungkan oleh sebuah terowongan bawah tanah. Kabarnya pemilik dua hotel
ini sama karena humasnya pun sama. Saya sendiri pernah melewati terowongan
ini.

Dua hotel itu mendapat penjagaan sangat ketat. JW Marriot sendiri pernah
merasakan pedihnya ledakan bom Agustus tahun 2003 yang menewaskan 12 orang
dan membuat hotel itu harus tutup lima minggu. Namun penjagaan di Ritz
Carlton saya lihat justru lebih ketat. Tiap hari selalu ada beberapa anggota
Brimob dengan senjata AK-101.

Ritz Carlton meninggalkan kesan bagi saya. Suatu ketika pada sebuah acara
seminar, ada salah satu peserta seminar komisaris sebuah BUMN, orangnya
sudah sepuh, mengaku pada sekuriti hotel bahwa kehilangan handphone-nya. Ya,
tebakan Anda tepat, Nokia E-90 communicator. Saya yakin orang itu pasti lupa
meletakkan handphone-nya di meja atau di rest room (toilet). Sekuriti hotel
tak mau ambil risiko. Dia minta semua wartawan tidak meninggalkan hotel dulu
karena tas-tas mereka akan digeledah. Busyet!! Untung tidak ketemu itu hp di
tas wartawan!! Memang wartawan itu profesi yang mengenaskan.....

Ritz Carlton punya lobi di belakang. Untuk masuk ke hotel setiap pengunjung
yang jalan kaki diperiksa di portal oleh beberapa staf sekuriti, tas bawaan
dibuka. Kalau bawa mobil, mobilnya dibuka dulu untuk diperiksa secara
visual, lalu langsung bisa ke lobi belakang.

Lolos dari portal, jalan kaki ke lobi di belakang melawati jalan menanjak.
Di sana telah menunggu sekuriti lain dengan gerbang metal detektor.
Handphone, kunci motor/mobil, sebaiknya dikeluarkan dulu. Di sini tas sekali
lagi dibuka dan badan kita masuk gerbang metal detektor. Keluar dari gerbang
metal detektor akan melalui pemeriksaan badan lagi (setengah digeledah)
dengan tongkat metal detektor portable, persis seperti di bandara.

Tapi selalu ada pembedaan. Kalau anda pakai jas necis hampir dipastikan
hanya lewat gerbang metal detektor saja tanpa harus menjalani pemeriksaan
badan. Bule, tampang Cina, atau Korea dipastikan selalu lolos tanpa
pemeriksaan badan.

Sayangnya pemeriksaan fisik dengan membuka tas tidak berlaku bagi tas-tas
koper tamu hotel, hanya pada atas tangan atau tas ransel saja. Tas koper
cenderung bebas masuk, apalagi kalau itu koper traveller bagi orang yang
hendak menginap. Tas itu hanya dilewatkan saja pada gerbang metal detektor,
atau sering kali lewat sebelahnya.

Orang bilang keamanan Ritz Carlton dan JW Mariot ketat. Tapi bagi pengebom
sebenarnya tidak juga. Bila Anda punya niat ngebom, tinggal bawa tas koper
berisi bahan peledak saja masuk dan pura-pura mau menginap. Tapi sebaiknya
Anda menginap agar bisa lebih matang merencanakan aksi pengeboman. Jangan
lupa buat KTP palsu di salah satu kecamatan di Jakarta, paling cuma gopek.
Dan jangan lupa pakai jas paling necis. Bagus juga kalau punya tampang
Indo... he he he

Kalau koper Anda lewat gerbang metal detektor tak masalah karena bahan
peledak bukan logam. Detonator yang merupakan bahan logam bisa diselundukan
di casing laptop beserta kabel-kabelnya. Timer berupa handphone sangat mudah
masuk.

Seharusnya hotel sekelas Ritz dan JW Marriot memasang scanner X-ray seperti
di Pacific Places. Di Pacific Place juga ada hotel Ritz Carlton, tapi kalau
masuk lewat lobinya kayaknya gak ada X-ray scanner.

X-ray scanner seperti yang dipakai di bandara ini tidak akan membedakan
siapa tamunya, mau bule, Cina, Korea, atau Melayu karena semua bawaan harus
lewat scanner itu.... Produk X-ray scanner sudah ada yang bisa mendeteksi
bahan peledak....

Nah, dengan adanya bom lagi, tentu yang akan menerima berkahnya adalah para
penyalur X-ray scanner. Bakal banjir pesanan !!!

RIP to the fallen.... Mr Timothy Mackay, CEO PT Holcim Tbk. Saya belum
pernah wawancara langsung dengan Anda tapi sedih Anda harus jadi korban.
Juga para korban lainnnya.

Damn to the bomber....

----------------------------------------------------------

Tell a Lie big enough and keep repeating it, people will eventualy come to
believe it ... (Goebbels)

Rahmad Budi H

www.sandyakala.wordpress.com

Republika

Jl Warung Buncit Raya 37

Jakarta Selatan

cellphone:+628567112387

__._,_.___
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
       website:  http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

Tidak ada komentar: