Senin, 23 November 2009

[daarut-tauhiid] Inovatif di Usia Senja

*Inovatif di Usia Senja*

Oleh Syarif Niskala (also blogged at syarifniskala.com)


"Payung … payuuuung. Ngadangdosan payuuuung. Ngasah pésooo. Pésooooo …."
Setengah berlari saya keluar rumah memanggilnya, "Mang … mang …." Dengan
sigap lelaki tua dengan rambut yang putih dan memakai topi kumal menoleh dan
menghampiri. "Mang, badé ngasah péso. Mangga kalebet" sapa saya sambil
membukakan pintu gerbang. Dengan wajah ramah khas Pasundan, bapak
berperawakan kurus dan sedikit terbungkuk itu masuk.

"Linggih di mana Mang" sapa saya sambil memperhatikan bapak tua yang sedang
asyik mengasah pisau kami dengan mesin pengasah.

"Di Sindanglaya"

"Oh, caket Ujungberung nya. Tebih ogé geuning"

"Ah heunteu, Jang. Naék angkot konéng, ngan ukur dua rébu"

"Eh enya nya, Panghegar – Dipatiukur, sanés?"

Saya berbincang akrab dengan bapak itu sampai selesai mengasah dua pisau
dapur kami. Dia sangat memahami bahan dasar pisau. Dia bercerita tentang
kualitas pisau Tasikmalaya yang tak kalah dengan kualitas pisau yang sering
dijajakan *door-to-door*atau diiklankan malam-malam di televisi. Bahkan
katanya, pisau-pisau dari Tasikmalaya itu, tidak mudah tumpul, walau
ukurannya kecil dan gagangnya terkadang dibuat dari kayu pohon nangka.
Seingat saya, memang banyak perajin perkakas di daerah Salawu – Tasikmalaya.

"Janten, sabaraha Pak?" tanya saya ketika hampir selesai. "Dua rébu …."

---

Sejak 2 pekan lalu, kami memang menanti-nanti bapak itu lewat di depan
rumah. Pisau-pisau kami sudah lama tumpul, kurang efektif bila digunakan.
Dan menurut penuturan istri yang berpapasan sewaktu pergi ke pasar, bapak
itu telah berada di ujung jalan sedang mengasah pisau di rumah ketua DKM.
Dan hanya beberapa saat setelah pulang dari pasar, pengasah pisau itu lewat
di depan rumah. Menurut perhitungan saya, jika 1 pisau diasah selama 5
menit, maka paling tidak sudah mengasah 12 buah pisau. Memang menjelang Hari
Raya Qurban adalah sangat tepat untuk pengasah pisau berkeliling.

Menjual jasa mengasah pisau, mungkin tidak banyak terpikirkan oleh banyak
orang. Tapi ini adalah kebutuhan yang faktual. Selain karena saat ini batu
asah sulit didapatkan, pekerjaan mengasah pisau di rumah tidak lagi dikuasai
oleh para ayah. Memang ada alat asah yang dijual di supermarket, tapi
hasilnya tidak memuaskan. Lagi pula tidak dapat membuat mata pisau yang
tumpul berat menjadi tajam kembali.

Ada kejelian yang akurat pada Pak Tua dalam membaca peluang usaha pada
profesi mengasah pisau. Memang, bisa saja Pak Tua itu mengambil profesi itu
karena sentuhan *The Power of Kapepet*, tapi tetap saja tidak menghilangkan
ketajaman instingnya mengendus potensi ekonomi. Ini adalah inovasi yang
brilian, dibandingkan tim anak muda yang menggelar atraksi monyet di*traffic
light* yang padat. Sekali lagi, faktor usia tidak menjadi hambatan
berinovasi. Untuk sebuah keberhasilan bisnis yang panjang dan besar, Pak Tua
itu tinggal melengkapinya dengan merk, kontak bisnis (nomor telepon,
alamat), dan strategi duplikasi untuk wilayah-wilayah yang potensial.

Apa yang dilakukan Pak Tua Sang Pengasah Pisau Keliling, jauh lebih baik
dibandingkan seorang lulusan sarjana S-1 yang sudah 3 tahun menunggu
panggilan kerja. Bahkan dibandingkan dua orang kepala keluarga yang hampir
frustrasi menganggur selama 2 tahun akibat dampak rasionalisasi pabrik
tekstil yang tidak kompetitif lagi. Ya, karena ide (ilham) bisnis sepertinya
lebih bertebaran di luar rumah.

Terima kasih Pak Tua, hatur nuhun pisan.

From the note of Syarif Niskala


Catatan:

Batu gerinda tebal sekitar 2 cm sebesar piring yang ditopang kayu cagak.
Pada poros batu gerinda dipasang besi yang disambungkan dengan tuas engkol
di sebelah kanan. Diantara tuas pengengkol dengan batu gerinda ada dudukan
dengan laher terpancang kuat pada rangka kayu penopang.
Ngadangdosan = memperbaiki, péso = pisau, ngasah = menajamkan, badé = mau,
mangga = silakan, kalebet = masuk, linggih = tinggal, caket = dekat, tebih =
jauh, nya = ya, ogé = juga, geuning = ternyata, heunteu = nggak, jang = nak,
naék = naik, konéng = kuning, ngan ukur = hanya sekadar, rébu = ribu, enya =
iya, sanés = bukan, janten = jadi, sabaraha = berapa, hatur nuhun pisan =
terima kasih banyak/sekali.

--
Mau mengabadikan nama? Atau punya ide unik dan cemerlang?
SEGERA daftarkan (register) kekayaan intelektual Anda sebagai domain melalui
DOMAINSAJA.COM
Murah dan cepat....
Cara bayarnya? PAKE PULSA bo.. Transfer aja, beres dechhh.


[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: