Senin, 30 November 2009

[sekolah-kehidupan] Digest Number 2898

Messages In This Digest (9 Messages)

Messages

1.1.

File - Moderator Sekolah Kehidupan

Posted by: "sekolah-kehidupan@yahoogroups.com" sekolah-kehidupan@yahoogroups.com

Sun Nov 29, 2009 3:10 am (PST)




(Moderator) INFO: Cara Mudah Baca Email

Para anggota milis sekolah-kehidupan Yth.,

Dari pengamatan yang kami lakukan, jumlah postingan yang masuk ke milis kita rata-rata 20-30 email sehari baik berupa artikel maupun postingan lainnya. Sehubungan dengan itu maka kami menyarankan bagi semua anggota agar email-box tidak cepat penuh maka disarankan agar mengubah status posting-emailnya dari individual email menjadi digest atau web-only. Tetapi dari pengalaman yang kami lakukan, hal yang terbaik bila kita memilih option web-only. Dengan pilihan ini maka kita hanya bisa membaca seluruh postingan dengan cara membuka mail site, juga untuk membalas postingan, serta mengirim email langsung ke si penulis.

1. Cara mengubah sistem info email dari individual email ke digest atau web-only
Ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan,
Sign in dulu, kemudian klik Edit Membership
Kemudian di bawah ubah pilihan dari individual email ke pilihan digest atau web-only.
Kemudian akhiri dengan klik tanda SAVE

2. Cara mudah untuk membuka mail-group.
Bila kita sudah ingin memilih dengan web-only, berarti informasi semua postingan harus
dilihat di mail site. Untuk itu ketik http://groups.yahoo.com/group/sekolah-kehidupan.
Sign in dulu, kemudian klik view all, untuk melihat semua postingan dari dulu yang paling
lama sampai yang terbaru.
Untuk memudahkan membuka mail-site kita di waktu-waktu berikutnya maka alamat mail
tadi yang di awali dengan http://....., sebaiknya di book-mark atau di masukkan dalam
daftar favorite (ada di ujung atas sebelah kiri layar monitor). Klik Favorites, dan add.

Demikian yang dapat disampaikan. Terima kasih.

Salam Hormat,
Moderator Bersama


2.

[Resensi] Negeri 5 Menara

Posted by: "budi" magnifico_99@yahoo.co.id   magnifico_99

Sun Nov 29, 2009 6:18 am (PST)



Mohon maaf sebelumnya kepada moderator kalau judul postingannya ga' sesuai, lama ga 'masuk kelas' sampai lupa judul 'ruangannya':D

Dan mohon maaf juga kalau ternyata sebelumnya sudah ada yang mem-posting tulisan dengan tema yang sama. Saya poting tulisan buat mengobati rindu saya dengan 'sekolah' ini karena saya yang dah terlampau lama ga masuk kelas, cuma berdiri dibalik jendela.
*ih meuni lebai gitu

*********

Sore itu rencananya saya sekedar `bertamasya' di toko buku sembari menunggu waktu berbuka. Sebenarnya juga saya sedang menahan diri untuk berkunjung ke toko karena lagi `puasa' belanja buku dengan alibi lagi mau pengiritan, tapi kenyataannya ga bisa juga meskipun kalau diitung-itung sudah lebih dari 1 bulan saya sama sekali tidak berkunjung ke toko buku. Hehehe..terpaksanya waktu beli buku kemaren nitip temen yang beliin. Anehh

Deretan buku baru memenuhi rak depan pintu masuk namun setengah jam pertama saya berhasil menahan diri untuk mengambil beberapa buku baru yang menarik buat saya. Sampai akhirnya tangan saya memegang dua buah buku [novel dan komik] serta satu buku untuk catatan harian yang bentuknya unik.

Saya akan coba resensikan dua buku itu dalam dua tulisan terpisah. Pertama tentang novel yang saya beli. Judulnya "Negeri 5 Menara" karya A. Fuadi, mantan wartawan TEMPO dan VOA, penyuka fotografi, yang kini menjadi direktur komunikasi di sebuah NGO konservasi. Beliau alumni Pondok Modern Gontor, HI Unpad, George Washington University, dan Royal Holloway, University of London.

Novel ini menceritakan tentang seseorang yang bernama Alif. Ceritanya sendiri diangkat dari kisah nyata si penulis. Seumur hidupnya Alif tidak pernah menginjak tanah diluar ranah Minangkabau. Masa kecilnya dilalui dengan berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, main bola di sawah dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba dia harus melintasi punggung Sumatera menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya pengin dia menjadi Buya Hamka walaupun Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di hari pertama di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan "mantera" sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dipersatukan oleh hukum jewer berantai, Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid, mereka menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang beranjak ke ufuk. Awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: jangan pernah remehkan impian,walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Sejak cetak pertama Juli 2009, buku ini telah cetak ulang sebanyak dua kali yaitu pada bulan Oktober di tahun yang sama. Buku ini sendiri konon katanya satu dari Trilogi Novel karya A. Fuad yang rencana akan segera di-film-kan. Dalam sampul depan cetakan ketiga tertuliskan "Rp. 1.000 dari penjualan buku ini disumbangkan untuk korban Gempa Sumatera". So kesempatan buat pembaca yang suka beramal sekaligus melengkapi koleksi perpusatakaan pribadinya. Selain itu setengah dari royalti buku ini juga disumbangkan untuk Komunitas Menara, sebuah organisasi sosial berbasis volunteerism yang ingin menyediakan sekolah, perpustakaan, klinik dan dapur umum gratis bagi kalangan yang tidak mampu. Harga novel ini Rp 50.000 diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.

Selamat membaca dan semoga mengnspirasi ^-^

3.

Menghadapi Masalah Hidup

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Sun Nov 29, 2009 6:49 am (PST)



*Menghadapi Masalah Hidup*

*Simak judulnya. "Menghadapi Masalah Hidup". Bukan "Menjalani Masalah
Hidup". Lebih berat bagi kita untuk keluar dari persoalan kehidupan, jika
kita masih terbenam dan tenggelam di dalamnya. Seketika kita meniatkan untuk
"menghadapi", sadarilah bahwa kita sebenarnya sudah "keluar" dari persoalan.

Apa yang penting bagi kita adalah menjawab pertanyaan, "what's next?".
Ketiadaan jawaban atas pertanyaan ini, akan membuat kita kembali "masuk" ke
dalam persoalan. Ya, memang, magnet dari setiap persoalan cenderung sangat
besar. Tak bisa kita pungkiri ini adalah tentang seni hidup yang butuh
pembelajaran. Jika perlu seumur hidup. Mari kita pelajari bersama.

1. SADARI

Maka, upaya terbaik kita yang pertama adalah sebuah kesadarantentang keber
adaan persoalan itu dan tentang pemahaman bagaimanamemisahkan "diri" dari
"masalah". Sebagian besar dari apa yang tertulis di sini adalah seni tentang
itu.

"It isn't that they can't see the solution. It's that they can't see the
problem."
G. K. Chesterton

2. TERIMA

Jangan tolak keberadaan masalah. Jika ia memang ada dan nyata,terima dulu.
Pisahkan dua hal ini; "ada masalah" dan "saya ada masalah". Ketika kita
merasa frustrasi, maka kita sebenarnya sedang dalam kesulitan untuk
memisahkan dua cara pandang ini. Be aware.

"You won't find a solution by saying there is no problem."
William Rotsler

3. SOLUSI ADA DI DALAMNYA

Setiap persoalan, dipastikan selalu membawa bibit penyelesaian. Dan yang
namanya bibit, sifat alamiahnya adalah pantas untuk tumbuh. Maka persoalan
atau masalah, adalah tentang bagaimana Tuhan sebenarnya sedang menumbuhkan
dan mendewasakan kita.

Kita bisa menyelami lagi maksud dari Surat Al-Syarh (Alam Nasyrah) dalam
kitab suci kita.

"Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."
(QS.94:6)

"If you don't have any problems, you don't get any seeds."
Norman Vincent Peale

4. SELESAIKAN

Masalah hanya akan berlalu jika diselesaikan.

"The best way to escape from your problem is to solve it"
Dr. Robert Anthony

"The best way out is always through."
Helen Keller

Belajarlah tentang cara dan pola yang sistematis dalam menyelesaikan
masalah. Belajarlah auditing untuk berbagai persoalan.

5. NAIKKAN LEVEL BERPIKIR

Masalah kita muncul pada sebuah tingkat atau cara berpikir. Masalah itu akan
bisa diselesaikan hanya jika kita menaikkan tingkat berpikir kita. Ini bisa
dilakukan dengan mempelajari seluk beluk persoalan dan dengan melatih pola
berpikir problem solving.*

*"Problems cannot be solved at the same level of awareness that created
them."
Albert Einstein

Cara yang paling mudah: Turunkan tingkat kepentingan dari masalah. Ini bisa
dilakukan dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang menguji tingkat
kepentingan masalah.

Latihan ini akan membiasakan himmah (kecenderungan, hasrat, niat, tekad,
kehendak, semangat, sikap menyukai atau menyenangi, kecintaan) hati dan pola
pikir kita, ke hal-hal lain yang jauh lebih baik untuk diri kita.

"Apakah masalah ini memang benar-benar masalah?"
"Apakah 'ini masalah' adalah hanya cara pandang saya saja?"
"Adakah sesuatu yang lebih baik dari apa yang menjadi masalah itu?"

Banyak sekali hal yang kita anggap masalah, sebenarnya hanya persoalan
remeh. "Masalah" semacam ini bisa selesai justru dengan tidak menganggapnya
sebagai masalah.

Hadapilah hanya yang memang benar-benar masalah.

6. JIKA PERLU: TULIS

Jika kita anggap perlu, tuliskanlah masalah yang kita hadapi. Berikan semua
rincian yang bisa kita pikirkan. Dengan melakukan ini, kita akan bisa mulai
mengorganisir, memilih, dan memilah pokok-pokok permasalahan yang kita
hadapi.

7. CARI SOLUSI

Kita tak akan menemukan, jika kita tidak mencari.

Selalulah berupaya untuk mencari solusi. Ketahuilah, jika kita mencari kita
pasti akan menemukan. Kita mungkin tidak tahu kapan, tapi pasti, pasti kita
temukan. Teruslah mencari.

Sabar, tidak putus asa, dan pantang menyerah.

8. GUNAKAN WAKTU DENGAN BIJAK

Isilah waktu kita dengan mencari, menemukan, dan mengembangkansolusi.
Jadilah manusia yang berorientasi pada solusi. Berhentilahmempertanyakan,
dan mulailah bertanya. Mempertanyakan adalah tanda belum menerima, dan
bertanya adalah sebaliknya.

Gunakan hanya sedikit waktu untuk masalah, dan segeralah bergerak mencari
solusi.

9. PROPORSIONAL

Jangan biarkan masalah kita menjadi lebih besar dari pada diri kita sendiri.
Ingatlah bahwa "sering", belum tentu sama dengan "besar".

Setiap masalah akan menjadi aturable (bisa di-manage), manakala masalah itu
bisa diterjemahkan menjadi pecahan-pecahan kecil dari langkah-langkah yang
perlu kita ambil.

10. BERSIKAPLAH BENAR

Kembangkan dan latih sikap yang tepat untuk setiap masalah. Berlatihlah
untuk terampil menerapkan Prinsip 10/90 dari Stephen Covey. 10% adalah fakta,
90% adalah sikap.

Jika sudah terbiasa, maka yang biasa kita sebut dengan "masalah" akan
menjadi "pengalaman belajar" dan "kesempatan".

"10% of life is made up of what happens to you. 90% of life is decided by
how you react."
Stephen Covey

11. JANGAN LIHAT MASALAH YANG TAK ADA

Gunakan kekuatan imajinasi kita untuk mencari solusi. Jangan gunakan untuk
membayang-bayangkan masalah yang tidak ada.

Semoga bermanfaat.

"Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan."
(QS.94:6)

Bahkan, bersama satu kesulitan, ada dua (at least) kemudahan. Kemudahan
pertama adalah ketika kita "menghadapi" dan bukan"menjalani". Kemudahan
kedua adalah ketika kita menggeser fokus kepada yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang.

Bukankah kita telah diperintah-Nya untuk menegakkan dua hal beratdengan
khusu' yang akan menjadi keringanan yang menolong?

Sabar dan solat.

Wallahua'lam.

Dari materi oleh Chuck Gallozzi dengan komentar dan tambahan semampu saya.

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc
http://www.facebook.com/motivasi
*
4.

Mengelola Masalah Hidup

Posted by: "Ikhwan Sopa" ikhwan.sopa@gmail.com   ikhwansopa

Sun Nov 29, 2009 6:49 am (PST)



*Leadership: Mengelola Masalah*
*
*
*"Makin besar masalah yang Anda hadapi, makin besar peluang yang Anda
miliki."*
Matthias Schmelz - Penulis buku termahal di dunia, di Amazon bukunya (450
halaman) dijual seharga $995.

Di dalam kata "problem" ada suku kata "pro". Dalam bahasa latin, "pro"
berarti "positif" atau "berpihak". Jika kita punya masalah, maka ia
sebenarnya *positif* dan *berpihak* kepada kita. Ingatlah lagi berbagai
masalah dan persoalan yang berhasil kita selesaikan, pasti selalu*berdampak
positif* dan makin *membesarkan* kita.

Apa yang sering terjadi, adalah sikap *otomatis* kita yang cenderung
menjadikan masalah atau problem sebagai sesuatu yang "*kontra*" terhadap
diri kita sendiri. Maka menghadapi
masalah<http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc/2009/11/motivasi-menghadapi-masalah-hidup.html>,
sebenarnya adalah tentang bagaimana menjadikannya sebagai *sekutu* yang
makin menguatkan kita.

Untuk bisa menyelesaikan masalah, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah
merubah *proses berpikir* dan *berpersepsi*. Sebab, inti setiap masalah
adalah tentang cara berpikir dan cara memandang. Kemudian, cara berpikir dan
cara memandang itulah yang akan membentuk cara kita membangun *perasaan*.
Artinya, perasaan tidak datang dan diterpakan begitu saja kepada kita. Ia
adalah sesuatu yang kita bangun sendiri. Di sinilah letaknya, apa yang
sesungguhnya menjadi persoalan kita.

Jika kita bisa merubah proses berpikir dan bercara pandang, dan kemudian
kita bisa membangun perasaan yang lebih berpihak atau "pro" kepada diri
sendiri, maka kita akan menjadi lebih *kreatif*. Dan kreatifitas, akan
bermuara pada berbagai *pilihan*. Dan kekayaan pilihan, adalah peluang untuk
berbagai *keputusan* dan *tindakan* yang akan menciptakan *solusi*.

*== ALBERT EINSTEIN ==*
Fisikawan, Outstanding Problem Solver.

Albert Einstein pernah mengatakan bahwa jika dia diberi waktu satu jam untuk
menyelesaikan suatu masalah, maka ia akan menggunakan 55 menit untuk
*mendefinisikan
masalah* dan 5 menit untuk *menemukan solusi*.

Cara problem solving a la Einstein telah terbukti juga ampuh untuk
menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan pada umumnya. Einstein
mengungkapkan sembilan langkah penting yang perlu ditempuh untuk
menyelesaikan masalah.

*1. Rephrase the problem*

Ketika seorang eksekutif di Toyota bertanya kepada para karyawan,
"bagaimanakah caranya menaikkan produktifitas kalian?", maka respon yang
diperoleh adalah wajah-wajah bengong. Kemudian, eksekutif itu merubah
pertanyaannya menjadi, "bagaimanakah caranya agar pekerjaan kalian menjadi
lebih mudah?" Kita tahu, sisanya adalah sejarah besar Toyota.

Me-rephrase persoalan akan membuat pola berpikir menjadi lebih*akurat* dan *
berdayaguna*.

*2. Expose and challenge assumptions*

Setiap persoalan, selalu dilatarbelakangi oleh setumpuk *asumsi*.
Asumsi-asumsi itu, bisa jadi tidak akurat atau mengakibatkan bias. Hal
pertama yang perlu dilakukan adalah membuatnya *eksplisit*, dan kemudian
mengujinya dengan berbagai pertanyaan yang menantang.

*"Benarkah bahwa...?"*

Menguji asumsi akan membuat pola berpikir menjadi lebih *jernih* dan*terarah
*.

*3. Chunk up*

Setiap persoalan, adalah bagian dari persoalan yang lebih besar. Maka, apa
yang perlu dilakukan adalah menelusuri persoalan ke atas, sehingga bisa
diketahui dengan jelas bagaimana dan seberapa besar pengaruhnya pada
berbagai target yang lebih besar.

*"Bagian dari persoalan apakah, persoalan yang satu ini?"*

Chunking up akan membuat persoalan menjadi *jelas* duduk perkaranya.

*4. Chunk down*

Setiap persoalan, terdiri dari berbagai persoalan yang lebih kecil. Maka,
apa yang perlu dilakukan adalah menelusuri persoalan ke bawah, sehingga bisa
diketahui dengan jelas detil-detil dari persoalan.

*"Persoalan-persoalan apa yang membangun persoalan yang satu ini?"*

Chunking down akan membuat persoalan menjadi lebih *spesifik* dan pada saat
yang sama akan membuat diri kita bisa merasa *lebih besar*dari persoalan.

*5. Find multiple perspectives*

Setiap persoalan, terkait dengan berbagai sudut pandang berbagai pihak.
Persoalan dan penyelesaiannya, akan berpengaruh terhadap hubungan-hubungan
dengan berbagai pihak ini. Dalam NLP, cara ini erat hubungannya dengan
konsep ekologis.

*"Bagaimanakah persoalan ini dari sudut atau dari kacamata...?"*

Mengambil multi persepsi akan membuat persoalan menjadi lebih ter*fokus* dan
pada saat yang sama akan sangat membantu agar berbagai kemungkinan solusi
tidak berdampak *menciptakan* persoalan baru atau *memperberat* suatu
persoalan yang lain.

*6. Use effective language constructs*

Aspek pilihan bahasa dan kata-kata sangat berpengaruh terhadap bagaimana
suatu persoalan akan *ditindaklanjuti* dan *dikelola*. Lebih jauh lagi,
aspek bahasa dan kata-kata sangat berpengaruh pada tinggi rendahnya *tingkat
stamina* kita dalam menindaklanjuti dan mengelola persoalan.

*"Besar atau hanya sering?"*

*7. Make it engaging*

Buatlah persoalan menjadi *menarik*, karena kita akan menghabiskan sejumlah
energi dan waktu dalam menghadapi persoalan. Jika persoalan menarik, maka
energi dan waktu yang digunakan akan tergantikan dengan *efisien* dan *
menguatkan*.

*"Persoalan, atau tantangan?"*

*8. Reverse the problem*

Salah satu trik untuk keluar dari persoalan dengan segera, adalah dengan *
menjungkirbalikkan* persoalan.

Jika kita ingin menang, cari tahu apa yang akan membuat kita kalah. Jika
kita ingin besar, temukan apa yang membuat kita kecil. Jika kita ingin
berhasil, selidiki apa yang akan membuat kita gagal.

*9. Kumpulkan fakta-fakta*

Persoalan harus *jelas* dan *detil*. Jangan sampai, sesuatu yang bukan
persoalan malah kita anggap persoalan, atau suatu persoalan muncul dengan *
kabur* dan *samar-samar*.

*== MATTHIAS SCHMELZ ==*
Penulis buku termahal di dunia, "The Millionaire Maker".

Proses berpikir, cara pandang, perasaan, dan kreatifitas, selalu berhubungan
dengan berbagai *makna*. Dan makna, selalu lekat dengan*kata-kata* dan *
bahasa*.

Kata-kata memiliki kekuatan, sebab pikiran kita bekerja dengan *bahasa*.
Jika kita ingin merubah proses berpikir dan berpersepsi, kita bisa
memulainya dengan mengubah *kata-kata* yang kita gunakan. Mulailah dengan
memaknai ulang kata "masalah", "persoalan", dan "problema". Kita perlu
melakukan ini sesegera mungkin saat kita merasa ketiga hal itu datang.

*Pilihan 1 - "Situasi"*

Jika kita memaknainya sebagai situasi, maka hal ini akan membuat kita lebih
*tenang*. Sebab, apa yang disebut dengan situasi bersifat *netral*, dan dia
tidak hanya terekspos kepada diri kita secara pribadi, melainkan "sedang
terjadi" pada dunia yang kita hidup di dalamnya. Entah apakah situasi itu
baik atau buruk, setiap situasi punya karakter khas, yaitu bisa *dianalisis*
.

Dalam kacamata ini, masalah, persoalan, dan problema, adalah "*obyek
pembelajaran*". Dan belajar, tidak pernah merugikan.

*Pilihan 2 - "Tantangan"*

Jika kita memaknainya sebagai tantangan, maka hal ini akan memicu*ambisi* kita
untuk dua hal sekaligus, yaitu menerima dan menuntaskan. Rata-rata kita
menyukai tantangan. Hidup kita cenderung membosankan tanpa tantangan.

Dalam kacamata ini, masalah, persoalan, dan problema, adalah sesuatu yang
membuat "*hidup menjadi lebih hidup*".

*Pilihan 3 - "Kesempatan"*

Jika kita memaknainya sebagai kesempatan, maka hal ini akan merubah*sikap*
dan *pendekatan* kita. Jika kita benar-benar bisa memaknainya, maka kita
tidak memilih kalimat, "Kok bisa sih, gue ngalamin yang beginian?"
melainkan, "Apa yang bisa aq lakukan untuk keluar dari hal ini?" atau, "Apa
dari hal ini yang akan menguntungkan saya?"

*Pilihan 4 - "Kesenjangan Keputusan"*

Jika kita memaknainya sebagai kesenjangan keputusan, maka hal ini akan
langsung *mendorong* kita untuk menuju solusi. Dengan dorongan ini, kita
tidak lagi berputar-putar di sekitar persoalan dan terlalu lama berkutat
dengannya, melainkan mulai memikirkan berbagai keputusan yang harus kita
ambil sebagai penyelesaian.

Kabar baiknya, berbagai persoalan, biasanya hanyalah tentang kesenjangan
keputusan. Nyaris setiap persoalan bisa diselesaikan dengan mengambil
keputusan.

*== STEVEN GILLMAN ==*
Brain Power Enhancer.

*Teknik Un-Bonding - "Bagaimana jika...?"*

Setiap persoalan melekat pada suatu pihak. Persoalan kita melekat pada diri
kita. Persoalan juga bisa melekat pada sesuatu yang tidak bermasalah. Untuk
bisa menghadapi persoalan, kita harus bisa*memisahkan* persoalan atau *
mengisolirnya* dari berbagai hal yang tidak relevan. Salah satu caranya
adalah dengan membuat persoalan menjadi "semakin berat".

Kita menjalankan bisnis di rumah. Kemudian muncul persoalan, yaitu bahwa
kita menganggap rumah kita sudah mulai sumpek.

*"Bagaimana jika... rumah ini lebih kecil lagi?"
"Apa yang bisa kita lakukan?"*

Menjawab pertanyaan di atas, akan cenderung mendorong kita*memisahkan* bisnis
kita dari rumah kita. Kita bisa berpikir untuk menempatkan bisnis kita di
salah satu pojok rumah kita.

Jika kita melupakan pertanyaan ini, apa yang kita anggap solusi mungkin saja
adalah membesarkan rumah atau menyewa ruangan kantor di luar rumah. Untuk
bisnis kita itu adalah solusi, tapi bisa memunculkan*persoalan baru*, yaitu
biaya.

*== MINDTOOLS ==*
Career Skills Expert.

*Teknik Mencecar - "Mengapa...?"*

*"Mengapa pelanggan kita, Tuan A tidak puas?"*
Sebab kita tidak melayaninya sebagaimana yang kita janjikan.

*"Mengapa kita tidak melayaninya sebagaimana yang kita janjikan?"*
Sebab kita terlalu sibuk dengan pelanggan lain dan berbagai pekerjaan.

*"Mengapa kita terlalu sibuk dengan pelanggan lain dan berbagai pekerjaan?"*
Sebab kita tidak pernah mengira pelanggan menjadi begitu banyak dan
pekerjaan menumpuk dalam waktu singkat.

*"Mengapa sampai kita tidak bisa memproyeksikan hal ini?"*
Sebab kita selalu sibuk mengejar penjualan.

*"Mengapa penjualan kita menjadi sesuatu yang harus dikejar?"*
Sebab kita butuh cash flow yang terjamin.

Oh begitu. Kita perlu berhemat lebih jauh lagi, agar cash flow tetap
terjamin *dan* kita bisa menyisihkan sebagian darinya untuk membiayai
karyawan kita mengikuti pelatihan "service excellence" bersama Pak Sopa,
sehingga walaupun sibuk berjualan mereka tetap bisa melayani pelanggan
dengan baik. Nanti saya minta beliau mengisi pelatihan di luar jam kerja. ;)

*Teknik Apresiasi - "Terus kenapa kalo gitu...?"*

Teknik ini biasa digunakan di dunia militer. Tujuannya
adalah*memperkaya* informasi
terkait dengan fakta-fakta masalah. Teknik ini bisa dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan "*Terus kenapa kalo gitu...?*" secara bertubi-tubi.

*"Terus kenapa kalo gitu...?"*
Ya...

*"Terus kenapa kalo gitu...?"*
Ya... terus ...

*"Terus kenapa kalo gitu...?"*
Terus...

*"Terus kenapa kalo gitu...?"*
Jadinya...

Pertanyaan yang bertubi-tubi dan diajukan dengan *kepala dingin*, akan
membuat persoalan menjadi semakin jelas *arah* dan *juntrungannya*. Semakin
pasti *dampak* dan *akibatnya*. Semakin kuat *pengaruh* dan*perannya*.

*== CHUCK GALLOZZI ==*
Personal Development Expert, Motivator.

Jika kita menghadapi masalah, sebenarnya kita sedang memiliki "*sesuatu yang
perlu berubah*".

*Langkah 1 - Menjawab Masalah*

*"Apa yang saya inginkan sekarang?"*

Pertanyaan ini terdiri dari sub-sub pertanyaan;

*"Apa yang saya ingin miliki?"
"Ingin menjadi manusia yang bagaimanakah saya ini?"
"Apa yang akan saya lakukan dalam posisi itu?"
"Apa yang saya akan bagi bersama orang lain?"*

Menjawab pertanyaan ini adalah tentang *tujuan, arah, orientasi, makna
hidup, dan alasan keberadaan diri*.

*Langkah 2 - Merespon Masalah*

*"Apa yang menghalangi saya dari mendapatkannya?"
"Apa yang akan saya lakukan tentang itu?"*

Menjawab pertanyaan yang pertama adalah sebuah pengakuan
tentang*keberadaan* masalah.
Tindak lanjut dari jawabannya adalah*persiapan-persiapan*. Menjawab
pertanyaan berikutnya adalah memproduksi peta jalan (*roadmap*) dan rencana
tindakan (*action plan*).

Langkah kedua ini adalah tahap pertama menuju solusi. Tahap pertama menuju
solusi selalu merupakan tahap yang diwarnai dengan berbagai keragu-raguan.
Ketahuilah bahwa fenomena ini adalah *normal*. Kuncinya adalah *berani* dan
*percaya diri*.

*Langkah 3 - Implementasi*

Lakukan apa yang telah menjadi rencana tindakan.

*Langkah 4 - Maintenance*

Lakukan monitor untuk *progres* dan *kemajuan*, dan lakukan langkah*
perbaikan* jika dipandang perlu.

*Langkah 5 - Relapse*

Kita mungkin tidak langsung berhasil. Maka yang perlu kita lakukan adalah
mengulangi kembali langkah 1 sampai langkah 5. Lagi... lagi... dan lagi.

*"Gagal hanya ada jika kita berhenti."*

Semoga bermanfaat.

Ikhwan Sopa
Master Trainer E.D.A.N.
http://www.motivasi-komunikasi-leadership.co.cc
http://www.facebook.com/motivasi
5.

(catcil) Pesan Qurban

Posted by: "agus syafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Sun Nov 29, 2009 4:54 pm (PST)



(catcil) Pesan Qurban

By: agussyafii

Pagi di hari Ahad anak-anak Amalia wajahnya tersenyum cerah. 2 ekor kambing dari dermawan terasa kebahagiaan untuk anak-anak Amalia. Tak lama kemudian Lita menyampaikan apa saja kegiatan Qurban Untuk Amalia. Diawali oleh pembacaan ayat suci al-Quran oleh Ari dan terjemahan oleh Melly. Ada Cerdas Cermat dan Tebak Makna oleh Kak Yusman bersama Kak Rani dan Kak Nia. Tibalah waktu saya menyampaikan Pesan Qurban bagi anak-anak Amalia. Wajahnya berbinar-binar mendengarkan cerita.

Ditengah kerinduan Nabi Ibrahim untuk menemui Siti Hajar, istri tercintanya dan Nabi Ismail, putranya ditengah gurun tandus. Nabi Ibrahim bertemu dengan keduanya, saling menumpahkan kerinduan yang selama ini terpendam. Tempat pertemuan Nabi Ibrahim dengan istri dan putranya sekarang di kenal dengan Padang Arofah. Sesudah mereka melepas kerinduan, mereka kembali ke Mekkah. Nabi Ibrahim nampak kelelahan. Di dalam tidurnya Nabi Ibrahim bermimpi mendapatkan perintah oleh Alloh SWT agar menyembelih putranya Nabi Ismail sebagai kurban. Ketika terbangun dari tidur Nabi Ibrahim hatinya berdebar-debar, itulah ujian yang datangnya dari Alloh SWT.

Ujian ini adalah ujian yang terberat bagi Nabi Ibrahim bila dibanding dengan ujian disaat Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Alloh SWT untuk meninggalkan Siti Hajar dan Nabi Ismail di gurun yang tandus, tidak ada tanaman dan sumber air. Bagaimanapun beratnya ujian harus dilaksanakan. Kemudian disampaikanlah perintah Alloh SWT kepada putranya Nabi Ismail.

Anak-anak Amalia terlihat mendengarkan dengan khidmatnya. Tak lama terdengar suara Dani, 'Nanti Nabi Ismail diganti dengan domba..' 'Dengerin Kak Agus tuh..' kata Ari menyuruh Dani. 'Terus gimana Kak?' Tanya Egi.

Nah, selanjutnya Nabi Ibrahim menyampaikan pesannya kepada putranya Nabi Ismail. 'Hai Ismail! Tadi malam aku diperintahkan oleh Alloh SWT untuk menyembelihmu, bagaimana menurutmu, nak? Nabi Ismail menjawab tanpa ragu, 'Wahai ayahanda, sekiranya itu perintah Alloh SWT maka laksanakanlah apa yang telah menjadi perintahnya.' Ketika Nabi Ibrahim sudah menyiapkan pedang yang akan digunakan untuk menyembelih putranya, pedang itu sudah hendak digunakan, tiba-tiba digantikan dengan hewan ternak dan akhirnya Nabi Ismail selamat.

Pada akhir cerita saya menyampaikan untuk anak-anak Amalia bahwa Pesan Qurban dalam keterangan Surat Ash-Shoffat, 100-113, kita haruslah meneladani ketabahan seorang ayah dan putranya dalam keimanan dan berpegang teguh serta taat terhadap perintah Alloh SWT. Sekalipun sebelum peristiwa Qurban Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sudah sering diuji oleh Alloh SWT. Nabi Ibrahim yang harus diuji dengan kobaran api namun Nabi Ibrahim berserah diri kepada Alloh SWT dan selamat. Sementara Nabi Ismail dan Siti hajar, ibundanya ditinggal sendirian ditengah-tengah gurun yang tandus tanpa bekal apapun dengan penuh ketabahan dan keyakinan kepada Alloh SWT dan juga selamat. Demikian halnya kita, bila kita tabah dan yakin akan pertolongan Alloh SWT, Insya Alloh kita juga akan selamat.

Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS Ash-shoffat:110)

Wassalam,
agussyafii

--
Terima kasih dukungan dan partisipasi teman2 semua atas terselenggaranya kegiatan Qurban Untuk Amalia yang terselenggara pada hari Ahad, tanggal 29 November 2009 di Rumah Amalia. Silahkan lihat di http://agussyafii.blogspot.com atau http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431

6a.

[Lonceng} I-Sk, Akhirnya Bujangers SK Cuci Gudang Juga

Posted by: "Nia Robie'" musimbunga@gmail.com

Sun Nov 29, 2009 8:11 pm (PST)



Salam,
Sahabat SK di manapun berada. setelah membaca kabar burung eh kabar maya
dari seseorang yang banyak berrjasa untuk ngurusin website SK, yaitu Dikdik
Andhika R. yang akan menikah dengan Lia (bukan Lia Octavia). maka sudah
seharusnya diberitahukan juga kabar bahagia. dari seorang bujangers asal
jawa tengah (iya bukan ya?) yang kita tau bergabung dengan SK Bandung. mau
tau kabar selanjutnya?

silahkan baca sajah hahaha (gaya Pahlawan Bertopeng):

Akad Nikah

Alhamdulillah telah Engkau pertemukan kedua putra-putri kami
dan Engkau persatukan keduanya dalam tali suci pernikahan

Zaenal Abidin
Putra Bpk/Ibu Suparmo-Sukirah

dengan

Novia Anna Rosita
Putri Bpk/Ibu Harno-Sutinah

Akad Nikah

Hari : Jumat, 4 Desember 2009
Pukul 09.00 WIB s/d Selesai
Bertempat di Tegalrejo RT.02 RW.01 Sugihmanik,
Tanggungharjo, Grobogan, Jawa tengah
Walimatul Ursy

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan memohon Ridho serta Rahmat Allah SWT,
kami bermaksud menyelenggarakan Syukuran Pernikahan
putra-putri kami yang Insya Allah akan dilaksanakan pada :

Hari : Jumat, 04 Desember 2009
Pukul : 13.00 WIB s/d 15.00 WIB
Bertempat di Tegalrejo RT.02 RW.01 Sugihmanik,
Tanggungharo, Grobogan, Jawa Tengah

Do'a Restu dan kehadiran anda adalah kado terindah bagi kami
Jazakumullahu Khairan Katsiran, hanya kepada
Illahi Robbi terurah do'a sebagai ungkapan terima kasih kami

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hormat Kami

Kel Bpk. Suparmo & Ibu Sukirah - Kel. Bpk. Harno & Ibu Sutinah

Zaenal & Anna
cek di mari : http://www.mywedding.com/zenanna

sekian berita dari sayah...
hayo bujangers sapa lagi yang menyusul?

bang fy? Aga? Yanyan? Aris?budi? dsbdsb :D

salam,

panitia rusuh :D

nia robie'
6b.

Re: [Lonceng} I-Sk, Akhirnya Bujangers SK Cuci Gudang Juga

Posted by: "zaenal" zaen_01@yahoo.com   zaen_01

Sun Nov 29, 2009 9:25 pm (PST)




Cuci Gudang.... mentang-mentang akhir tahun....huehehe

--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups.com, "Nia Robie'" <musimbunga@...> wrote:
>
> Salam,
> Sahabat SK di manapun berada. setelah membaca kabar burung eh kabar maya
> dari seseorang yang banyak berrjasa untuk ngurusin website SK, yaitu Dikdik
> Andhika R. yang akan menikah dengan Lia (bukan Lia Octavia). maka sudah
> seharusnya diberitahukan juga kabar bahagia. dari seorang bujangers asal
> jawa tengah (iya bukan ya?) yang kita tau bergabung dengan SK Bandung. mau
> tau kabar selanjutnya?
>
> silahkan baca sajah hahaha (gaya Pahlawan Bertopeng):
>

7.

(catcil) Keberkahan

Posted by: "agus syafii" agussyafii@yahoo.com   agussyafii

Sun Nov 29, 2009 8:38 pm (PST)



Keberkahan

By: agussyafii

Ada salah satu kerabat dekat, beliau seorang hafidz (penghapal al-Quran 30 Juz) karena sakit kemudian menderita kebutaan. Sampai pada suatu hari saya bertemu dengan beliau dan sempat bertanya, kenapa tidak berobat? bukankah sekarang teknologi sudah canggih bisa menyembuhkan kebutaannya?' Beliau hanya menjawab dengan senyuman dan berkata, 'Jika saya bisa melihat, nanti malah kebanyakan nonton maksiat, disyukuri aja..semua ini keberkahan agar hapalan saya terjaga.'

Pesan beliau yang saya tangkap adalah kekurangan yang ada pada dirinya bukanlah dianggap sebagai musibah atau bencana melainkan sebuah keberkahan yang patut disyukuri karena dengan tidak melihat berarti beliau bisa menjaga hapalan al-Qurannya selama 24 jam. Untuk sekedar menghapal al-Quran sangatlah mudah namun menjaga hapalan tidaklah mudah. Bahkan menurut salah satu riwayat, Imam Syafii pernah hapalan al-Qurannya hilang karena tanpa sengaja melihat betis seorang perempuan. Barangkali alasan itulah saya bisa mengerti gangguan penglihatan bagi beliau justru dianggapnya sebagai suatu berkah yang membuatnya mampu memaksimalkan waktunya dan lebih berkonsentrasi pada hapalan al-Qurannya.

Sejarah juga mencatat, banyak orang yang memiliki kekurangan fisik namun malah menjadikan keberkahan dalam hidupnya seperti Stephen Hawking menderita penyakit ALS atau degenerative disease yaitu sebuah penyakit langka yag muncul akibat kerusakan sel-sel syaraf pengontrol otot-otot tubuh, seharusnya istirahat total tetapi Stephen Hawking malah memilih tetap berkarya dan meraih sejumlah penghargaan. Stephen Hawking mengatakan selalu berusaha hidup senormal mungkin, tidak memikirkan rasa sakit maupun keterbatasan fisiknya.

Tentunya banyak diantara kita secara fisik, kecerdasan, bakat yang mengagumkan namun seringkali mudah menyerah dalam kehidupan karena hanya sebagian kecil dari kita yang bersedia memanfaatkan segala potensi yang ada dengan penuh kegigihan. Sementara beliau yang seorang hafidz ataupun Stephen Hawking merupakan teladan orang-orang yang penuh semangat yang luar biasa memanfaatkan kekurangan dan keistimewaannya untuk terus berkarya. Barangkali itulah yang disebut sebagai keberkahan.

---
Melimpahnya keberkahan dari sisi Alloh Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al Mulk: 1-2).

Wassalam,
agussyafii

8.

Artikel: Apakah Hidup Anda Diliputi Oleh Keberuntungan?

Posted by: "Dadang Kadarusman" dkadarusman@yahoo.com   dkadarusman

Sun Nov 29, 2009 8:40 pm (PST)



Artikel: Apakah Hidup Anda Diliputi Oleh Keberuntungan?
 
Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
 
Sudah sejak lama orang tua kita percaya bahwa kehidupan kita diliputi oleh keberuntungan. Itulah sebabnya, kita selalu mengatakan ̢۪untung...,̢۪ sekalipun kita baru saja mengalami sebuah musibah. Selama ini, kedalam diri kita sudah ditanamkan sebuah sikap untuk selalu melihat segala situasi dari sisi positifnya. Sehingga, dalam situasi apapun kita masih merasakan betapa beruntungnya diri kita. Jika demikian, apakah sumpah serapah atau rasa syukur yang lebih layak untuk diungkapkan?
 
Ketika saya masih kecil, rumah kediaman kami dilalap api, hingga seluruhnya berubah menjadi abu. Ayah dan Ibu saya bilang; ”Untung kita semua selamat,”.  Sampai sekarang saya masih teringat dengan kobaran api itu. Dan setiap kali mengenangnya; saya juga teringat kata-kata Ayah-Ibu saya tentang keberuntungan itu.  Â Ã‚ 
 
Ketika sudah bisa berenang di sungai, saya tenggelam. Air deras menyeret tubuh saya hingga tersangkut disela-sela pintu penahan air di bendungan. Sampai sekarang saya masih ingat betapa beruntungnya saya karena ada rongga udara yang terbentuk antara lempengan pintu irigasi dengan titik jatuh air sehingga melalui rongga itu saya bisa bernafas sampai orang-orang berhasil menemukan saya.  
 
Ketika beranjak remaja, gejolak muda mendorong saya untuk pergi ke Gunung Tangkuban Perahu dan membiarkan diri saya menginap disana. Bermalam di gunung sama sekali bukanlah masalah. Tetapi, melakukannya sendirian dialam liar tanpa perlengkapan apapun; kedengarannya bukan gagasan yang cerdas. Sampai saat ini saya masih mengenang betapa beruntungnya saya karena bisa selamat melalui malam yang mengerikan itu.  Â Ã‚ 
 
Kemarin malam, saya melakukan beberapa permainan kecil dengan anak-anak. Setelah melalui tahap tertawa dan melompat-lompat yang seru, saya berencana untuk melakukan sesuatu yang lain. Kali ini saya membutuhkan sebuah media yang harus dipotong-potong.  Â Maka saya mengambil cutter kecil. Ketika memotong media itu, entah kenapa ujung cutter tergelincir dan patah hingga melukai pangkal jari tangan saya, persis dibagian yang banyak urat-urat kecilnya. Darah segar segera mengalir. Dan secara spontan saya berkata dalam hati;’Untung tidak sampai memutuskan urat-uratnya.”  Saya kira masalah akan terhenti sampai disana. Ternyata saya keliru.
 
Sebelum sempat memberi tahu orang lain bahwa tangan saya terluka, anak lelaki kecil saya yang tengah berada dipuncak rasa senang berlari kearah saya. Lalu tanpa disadari dia merebut cutter itu dari genggaman saya. Maka secara spontan saya berteriak; ”Abang, ayah pegang pisau tajam, jangan merebutnya. BAHAYA!” tapi terlambat. Dia sudah terlanjur melakukannya. Ketika itu, saya merasakan segalanya seolah berjalan dalam gerak lambat. Semua kengerian itu seolah menancap dalam pikiran saya. Mulai dari ujung cutter yang tergelincir. Lalu dia patah merobek pangkal jari tangan saya. Urat-urat yang terlihat. Darah segar yang mengalir. Rasa perih yang menyayat. Dan..., tangan-tangan kecil polos yang merebut gagang cutter mengira mainan terbuat dari plastik.
 
Pikiran saya secepat kilat membayangkan luka macam apa yang bisa dialami oleh anak saya. Namun, ajaib sekali; tangannya tidak apa-apa. Lalu saya melihat gagang pisau cutter kecil itu. Ternyata, memang semua bagian pisaunya sudah patah tadi ketika saya memotong media permainan itu. Sekarang, saya merasa sangat beruntung karena pisau tajamnya sudah patah. Jika tadi pisau itu tidak patah, dan tanpa bisa dihindari anak lelaki kecil saya yang antusias itu merebutnya dari tangan saya; maka boleh jadi tangannya akan terluka parah.  Sekarang saya tahu, betapa beruntungnya kami.....
 
Jika anda merasa saya sedang memamerkan keberuntungan-keberuntungan yang pernah saya alami dalam hidup, semoga anda berkenan mengubah prasangka itu. Sebab, kalaupun saya berniat untuk pamer, maka tidaklah mungkin saya bisa menceritakan satu demi satu keberuntungan itu. Sebab, kita semua tanpa henti-hentinya mendapatkan keberuntungan hidup yang sedemikian banyaknya sehingga kita tidak mungkin mampu bahkan untuk sekedar menyebutkannya satu persatu. Seperti firman Tuhan yang pernah diajarkan oleh guru ngaji saya, bahwa;”Jika engkau menghitung nikmat yang Tuhan berikan kepadamu, niscaya kamu tidak akan bisa menghitungnya....”
 
Tapi, jika benar nikmat Tuhan itu sedemikian banyaknya; mengapa kehidupan kita sering tidak beranjak ke tingkat yang kita impikan? Mungkin karena kita selalu mengimpikan kehidupan materialis. Kita terlampau sering mengukur kenikmatan dari jumlah uang yang kita dapatkan. Dari kekayaan yang kita kumpulkan. Dari kedudukan yang bisa kita banggakan. Dan dari jubah nama besar yang kita kenakan. Padahal, ternyata keberuntungan kita bisa menjelma dalam bentuk lain yang sering kita abaikan. Kesehatan kita. Kesempurnaan penciptaan tubuh kita. Terbebasnya kita dari perasaan tertekan. Rasa tenang kita. Tidur nyenyak kita. Pekerjaan dan gaji rutin yang kita terima. Dan semua hal lain yang jumlahnya tiada terhingga. Namun, karena kita kurang mensyukurinya; maka kita sering lupa bahwa semua itu adalah wujud keberuntungan hidup yang Tuhan anugerahkan kepada kita.
 
Memang benar bahwa ̢۪sudut pandang̢۪ kita menentukan apakah kita bisa menemukan hikmah dibalik setiap kejadian atau tidak. Namun, saya meyakini bahwa keberuntungan sama sekali bukan soal sudut pandang; melainkan soal kesadaran. Kita perlu lebih sadar bahwa Tuhan menginginkan kehidupan kita baik. Bahkan Tuhan tetap ingin agar hidup kita baik sekalipun kita sering mengambil langkah dan keputusan-keputusan yang bodoh. Hanya saja, kita sering tidak menyadari semua kebaikan Tuhan selama ini. Sehingga, kita sering berburuk sangka kepada-Nya. Kita mengira bahwa Dia memberi orang lain lebih banyak nikmat, daripada yang diberikan-Nya kepada kita. Padahal, boleh jadi kenikmatan yang sesungguhnya terletak pada hati nurani kita. Bukan pada benda atau atribut-atribut yang kita lekatkan pada tubuh kita. Jika kita berhasil menemukan tak berhingga kenikmatan didalam hati kita; mungkin kita bisa lebih sadar akan betapa beruntungnya diri kita. Karena ternyata. Kehidupan
kita. Diliputi. Oleh keberuntungan.
 
Mari Berbagi Semangat!
Dadang Kadarusman
Natural Intelligence & Mental Fitness Learning Facilitator  
http://www.dadangkadarusman.com/  
Talk Show setiap Jumat jam 06.30-07.30 di 103.4 DFM Radio Jakarta
 
Catatan Kaki:
Betapa banyak kebodohan yang sudah kita buat. Namun, Tuhan selalu bersedia untuk menutupinya dengan begitu banyak keberuntungan yang bisa kita dapat.
 
Melalui project Mari Berbagi Semangat! (MBS!) sekarang buku saya yang berjudul ”Belajar Sukses Kepada Alam” versi Bahasa Indonesia dapat diperoleh secara GRATIS. Jika Anda ingin mendapatkan ebook tersebut secara gratis silakan perkenalkan diri disertai dengan alamat email kantor dan email pribadi (yahoo atau gmail) lalu kirim ke bukudadang@yahoo.com
 
 

Recent Activity
Visit Your Group
Sell Online

Start selling with

our award-winning

e-commerce tools.

Group Charity

Give a laptop

Get a laptop: One

laptop per child

Yahoo! Groups

Do More For Dogs Group

Join a group of dog owners

who do more.

Need to Reply?

Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.

Create New Topic | Visit Your Group on the Web

Tidak ada komentar: