Senin, 23 November 2009

[daarut-tauhiid] Kemuliaan Para Sahabat Rasulullah SAW

Ditulis Oleh: Munzir Almusawa


Saturday, 21 November 2009


Kemuliaan Para Sahabat Rasulullah SAW
Senin, 16 November 2009

ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó : áÇóÊóÓõÈøõæÇ
ÃóÕúÍóÇÈöíú Ýóáóæú Ãóäøó ÃóÍóÏóßõãú ÃóäúÝóÞó ãöËúáó ÃõÍõÏò ÐóåóÈðÇ ãóÇÈóáóÛó
ãõÏøó ÃóÍóÏöåöãú æóáÇó äóÕöíúÝóåõ

(ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí)

Sabda Rasulullah saw :
" Janganlah kalian mencaci para sahabatku, jika diantara kalian menginfakkan
emas sebesar gunung Uhud, maka belum menyamai segenggam dari mereka tidak
pula setengah genggam dari mereka ". (Shahih Bukhari)

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

ÍóãúÏðÇ áöÑóÈøò ÎóÕøóäóÇ ÈöãõÍóãøóÏò æóÃóäúÞóÐóäóÇ ãöäú ÙõáúãóÉö ÇúáÌóåúáö
æóÇáÏøóíóÇÌöÑö ÇáÍóãúÏõáöáøóåö ÇáøóÐöíú åóÏóÇäóÇ ÈöÚóÈúÏöåö ÇúáãõÎúÊóÇÑö
ãóäú ÏóÚóÇäóÇ Åöáóíúåö ÈöÇúáÅöÐúäö æóÞóÏú äóÇÏóÇäóÇ áóÈøóíúßó íóÇ ãóäú
ÏóáøóäóÇ æóÍóÏóÇäóÇ Õóáøóì Çááåõ æóÓóáøóãó æóÈóÇÑóßó Úóáóíúåö æóÚóáóì Âáöåö
æÇóáúÍóãúÏõáöáøåö ÇáøóÐöí ÌóãóÚóäóÇ Ýöí åóÐóÇ ÇáúãóÌãóÚö ÇúáßóÑöíúãö
æóÇúáÍóãúÏõáöáåö ÇáøóÐöíú ÌóãóÚóäóÇ Ýöíú åóÐöåö ÇáúÌóáúÓóÉö ÇúáÚóÙöíúãóÉö...


Limpahan puji ke hadirat Allah SWT Yang telah mengumpulkan kita kepada
rahasia anugerah yang abadi dari Sang pemilik keabadian yang membuka
keabadian , yang membuka rahasia keabadian dalam kebahagiaan yang hal itu
hanya milik Sang Maha Abadi, diberikan kepada yang dikehendakiNya yang
mereka mengikuti tuntunan para Nabi dan Rasul para pembawa tuntunan mulia
nan abadi dipimpin oleh sang pembawa keluhuran risalah yang mulia dan abadi
Sayyidina Muhammad saw . Pemimpin seluruh makhluk Allah , sebagaimana sabda
beliau saw riwayat Shahih Al Bukhari :

ÃóäóÇ ÓóíøöÏõ ÇáäÇÓ íóæúãó ÇúáÞöíóÇãóÉö ( ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí

" Akulah pemimpin seluruh manusia (yang pertama hingga yang terakhir) di
hari kiamat " . ( Shahih Al Bukhari )"

Dan beliaulah pemimpin semua manusia mulai dari Nabiyullah Adam AS hingga
manusia yang terakhir hidup di atas permukaan bumi, kesemuanaya di bawah
kepemimpinan tunggal Sayyidina Muhammad SAW . Kepemimipinan yang abadi
dipilih oleh Yang Maha Abadi untuk memimpin dalam kebahagiaan yang abadi .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Semoga aku dan kalian disampaikan oleh Allah pada samudera kebahagiaan yang
abadi, dengan kecintaan dan kerinduan kita kepada sang pembawa risalah yang
luhur Muhammad Rasulullah SAW yang telah berwasiat kepada kita dari
beribu-ribu dan beratus ribu tuntunan Nabawiyah, yang menuntun kita kepada
keluhuran dan kebahagiaan.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Sampailah kita pada hadits mulia ini dimana Rasul saw bersabda :

áÇóÊóÓõÈøõæÇ ÃóÕúÍóÇÈöíú Ýóáóæú Ãóäøó ÃóÍóÏóßõãú ÇóäúÝóÞó ãöËúáó ÃõÍõÏò
ÐóåóÈðÇ ãóÇÈóáóÛó ãõÏøó ÃóÍóÏöåöãú æóáÇó äóÕöíúÝóåõ ( ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí

" Janganlah kalian mencaci para sahabatku, jika diantara kalian menginfakkan
emas sebesar gunung Uhud, maka belum menyamai segenggam dari mereka tidak
pula setengah genggam dari mereka ". ( Shahih Al Bukhari )

Meskipun kita berinfak emas sebesar gunung Uhud sekalipun, maka hal itu
belum menyamai satu genggam tangan mereka yang berinfak di masa Nabi di awal
perjuangannya, dan tidak pula menyamai pahala setengah dari satu genggam
tangan mereka ketika mereka berinfak di jalan Allah di masa kebangkitan
pertama Sayyidina Muhammad SAW . Karena apa ? Al Imam Ibn Hajar di dalam
Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari mensyarahkan makna ucapan ini, bahwa
ucapan ini diucapakan kepada para sahabat . Para sahabat yang hidup di masa
Nabi SAW telah diucapkan ucapan ini , menunjukkan bahwa para sahabat itu
memiliki derajat kemuliaan dari yang pertama berjuang bersama Rasulullah saw
baru yang kemudian masuk Islam selanjutnya dan selanjutnya .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Di awal masa perjuangan Rasul saw , keadaan beliau demikian sulitnya namun
kemudian beliau dalam limpahan kemegahan oleh Allah swt, sehingga beliau
tiada henti-hentinya melimpahruahkan harta, emas , perak , hewan ternak dan
lain sebagainya disampaikan kepada para muslimin dan muallaf ( orang yang
baru masuk Islam ) bahkan mereka yang di luar Islam. Hadirin hadirat, hadits
ini juga bukan dimaksud untuk menegur atau menghardik ummat beliau untuk
tidak mencaci para sahabat, tetapi agar kita menjaga lidah kita dari mencaci
orang-orang yang dekat dengan Allah, karena Rasul SAW bersabda riwayat
Shahih Al Bukhari :

ÓöÈóÇÈõ ÇáúãõÓúáöãö ÝõÓõæúÞñ æóÞöÊóÇáõåõ ßõÝúÑñ ( ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí

" Mencaci seorang muslim itu adalah fasiq dan memerangi muslim itu kufur " (
Shahih Al Bukhari)

Fasiq adalah orang yang tidak baik di mata Allah, orang yang hina di mata
Allah . Jika kita menggunakan lidah ini untuk mencaci seorang muslim itu
adalah fasiq, maka lebih –lebih lagi mencaci para sahabat Sayyidina Muhammad
saw, kenapa? karena mereka berjuang langsung bersama Rasulullah saw, mereka
penopang dakwah Sang Nabi, mereka yang menjadi benteng atas panah dan tombak
yang diarahkan kepada tubuh sang Nabi, mereka jadikan tubuh mereka sebagai
perisainya. Maka sebanyak-banyaknya amal baik seseorang tiada artinya
dibanding amal yang sedikit dari para sahabat, karena apa ?, karena mereka
hidup bersama Nabi Muhammad saw dan karena mereka mencintai Rasulullah saw .


Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Tentunya bukan berarti jauhnya kita dengan para sahabat, justru dengan
hadits ini Rasul SAW menghendaki kita untuk sampai, bersama dan berkumpul
dengan para sahabat karena ketika kita mencintai para sahabat maka kita akan
bersama mereka, demikian indahnya sang Nabi yang ingin menjadikan rantai
kemuliaan itu tidak putus hanya pada generasi beliau, tapi berkesinambungan
dari generasi ke generasi mulai dari Tabi'in lalu Tabi'ittabi'in kemudian
Aslafuna As Shaalihin, 14 abad rantai mahabbah terus bersambung kepada
mereka yang ingin sampai pada kelompok para shahabat RA, mereka yang
mencintai para sahabat akan bersama para sahabat Nabi Muhammad saw. Mereka
orang-orang yang mulia, tetapi muncul di masa sekarang ini kelompok yang
membenci para sahabat Rasul SAW ,
dalam kelompok lain mereka mencintai sahabat tapi membenci Ahlu bait Rasul
saw. Ini adalah dua kelompok yang satu mencintai sahabat Rasul tapi membenci
keluarga Rasul, dan kelompok yang lain mencintai keluarga Rasul tapi
membenci para sahabat Rasul. Ahlussunnah wal jama'ah berpegang teguh dengan
tuntunan sang Nabi, mencintai para sahabat dan mencintai keluarga Rasul saw,
sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad saw.

Hadirin hadirat, para sahabat pun sangat mencintai keluarga Rasul saw
demikian pula keluarga Rasul saw sangat mencintai para sahabat. Diriwayatkan
dalam Shahih Al Bukhari, berkata Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq RA :

ÇõÑúÞõÈõæúÇ ãõÍóãøóÏðÇ Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó Ýöí Ãóåúáö ÈóíúÊöåö (
ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí

" Jagalah dan dekatlah kepada Nabi Muhammad saw dengan mencintai keluarga
beliau ". ( Shahih Al Bukhari )

Diriwayatkan pula dalam Shahih Al Bukhari, berkata Sayyidina Abi Bakr As
Shiddiq RA :

æóÇáøóÐöíú äóÝúÓöíú ÈöíóÏöåö áóÞóÑóÇÈóÉö ÑóÓõæúáö Çááåö ÃóÍóÈøó Åöáóíøó Ãóäú
ÃóÕöáó ãä ÞóÑóÇÈóÊöíú ( ÕÍíÍ ÇáÈÎÇÑí

" Demi Zat yang jiwaku ada padaNya ( Allah swt ), sungguh menyambung
silaturrahmi dengan kerabat Rasulullah lebih aku cintai daripada menyambung
silaturrahmi dengan kerabatku ". ( Shahih Al Bukhari )

Demikian ikatan Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq RA dengan kelurga Rasul Saw.
Adapun mengenai kejadian tanah sebagaimana riwayat Shahih Al Bukhari bahwa
Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq RA ketika didatangi oleh Sayyidatuna Fatimah
Az Zahra', putri Rasulullah saw untuk mengambil tanah waris dari sang Nabi,
maka Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq sebagai khalifah menolaknya dan
mengatakan Rasulullah saw bersabda bahwa " Rasul tidak mewariskan harta tapi
mewariskan ilmu ", maka Sayyidah Fatimah kembali ke rumahnya, namun sebagian
orang mengatakan bahwa kejadian ini merupakan perbuatan kelancangan dari
Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq yang menyakiti hati putri Rasulullah saw ,
tentunya tidak demikian, karena Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq setelah
menjalankan tugasnya bahwa telah diperintahkan oleh Rasul SAW, bahwa semua
Nabi dan Rasul tidak mewarisi harta tetapi mereka mewariskan ilmu, maka
semua harta beliau saw masuk ke baitul maal . Namun setelah Sayyidina Abi
Bakr mendengar desas desus yang mengatakan bahwa putri Rasulullah kecewa,
maka diriwayatkan dalam Fathul Baari Bisyarah Shahih Al Bukhari bahwa
Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq datang berkunjung ke rumah Sayyidina Ali bin
Abi thalib Kw. Maka berkata Sayyidina Ali : " Wahai Khalifah Abu Bakr, apa
yang membuatmu datang kesini ?", berkata Sayyidina Abi Bakr : " Aku memohon
izin untuk meminta maaf kepada putri Rasulullah saw, Sayyidah Fathimah Az
Zahra' barangkali aku telah menyinggung perasaannya ", maka sayyidina Ali
mengizinkan , kemudian Sayyidina Abi Bakr masuk dan memohon maaf,
diriwayatkan dalam Fathul Bari bahwa Sayyidina Abi Bakr tidak keluar dari
kamar itu sampai Sayyidatuna Fathimah Az Zahra' telah ridha dan gembira
dengan sesuatu yang barangkali menyinggung perasaannya . Maka berkata Al
Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa riwayat ini menyelesaikan permasalahan
tanah dengan tuntas karena sayyidina Abi Bakr telah memohon maaf kepada
Sayyidatuna Fathimah, dan Sayyidatuna Fathimah sudah merelakannya,

Lantas siapa lagi yang masih ingin meributkan bahwa para sahabat saling
bermusuhan satu sama lain, bahwa para sahabat berebutan tanah satu sama
lain, ini bukan sinetron, ini keluarga Sayyidina Muhammad SAW . Semua
khulafaa Ar Rasyidiin adalah keluarga Rasulullah SAW, Sayyidina Abi Bakr As
Shiddiq adalah mertua Rasulullah saw, Sayyidina Umar Ibn Khattab mertuanya
Rasul SAW, Sayyidina Utsman menantu Rasulullah saw, sayyidina Ali bin Abi
Thalib adalah saudara sepupu dan menantu Rasulullah saw. Maka jika ada
seseorang atau suatu kelompok dari muslimin atau bukan muslimin mengatakan
bahwa sayyidina Abu Bakr, Umar dan Utsman tidak menghargai keluarga Rasul
saw, justru mereka ( Khulafaaur Raasyidin) itu keluarga Rasulullah saw, yang
dua mertua Rasulullah dan yang dua adalah menantu Rasulullah saw . Maka
mereka yang mengatakan hal itu berarti menjelekkan juga keluarga Rasulullah
saw . Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq RA orang yang sangat mencintai keluarga
Rasulullah saw, dan sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw serta semua keluarga
Rasul SAW dan para sahabat semuanya sangat mencintai Sayyidina Abi Bakr As
Shiddiq RA. Mereka akrab dalam bergaul dan bercanda. Diriwayatkan dalam
Shahih Al Bukhari, ketika Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq datang dengan wajah
yang tidak cerah, wajah yang sedih maka Rasul SAW berkata : " Sahabat kalian
ini sedang dalam kesedihan, apa yang membuatmu sedih wahai Abu Bakr "?, maka
sayyidina Abi Bakr menjawab : " Aku sedikit berselisih faham dengan Umar Ibn
Khattab, lalu aku datang ke rumahnya untuk memohon maaf, tapi Umar tidak
membukakan pintu untuk ku dibiarkan saja di depan pintu ", maka merah
padamlah wajah sayyidina Muhammad saw mendengar ucapan Sayyidina Abi Bakr As
Shiddiq. Dan tidak lama kemudian sayyidina Umar Ibn Khattab datang .
Rasulullah saw tanpa langsung menegur sayyidina Umar, beliau hanya berkata :
" Demi Allah, ketika semua orang mendustakan aku, ketika kalian semua
mengatakan aku pendusta , Abu Bakr sudah membenarkan ajaranku dan ketika
semua orang mendustakan aku, Abu Bakr As Shiddiq juga yang menolongku ",
maka Sayyidina Abu Bakr berlutut dan menangis di kaki Rasulullah memohon
maaf agar Umar ibn Khattab dimaafkan oleh Rasul SAW. Maka Sayyidina Umar
baru ditanya oleh Rasul SAW : " Wahai Umar apa yang telah kau perbuat pada
sahabatmu, sahabatmu telah meminta maaf kepadamu tetapi kau tidak mau
memaafkannya ", maka Sayyidina Umar Ibn Khattab berkata : " betul ya
Rasulallah, awalnya aku tidak mau memaafkan , tapi setelah ku buka pintu
beliau sudah tidak ada, ku menyusul ke rumahnya beliau pun tidak ada, lantas
aku ingin mengadu kepada mu bahwa aku mencari Abu Bakr setelah aku tidak mau
membukakan pintu untuk Abu Bakr dan ternyata beliau sudah disini ". Demikian
indahnya para sahabat Rasululullah saw Radiyallahu 'anhum wa ardhahum.
Ketika tiba saat-saat wafatnya sayyidina Abi Bakr As Shiddiq RA, maka
Sayyidina Abi Bakr berkata kepada putrinya, Aisyah istri Rasulullah saw : "
Wahai Aisyah putriku, Rasulullah saw dulu ketika wafat dikafani dengan
berapa helai kain ? ", maka Sayyidatuna Aisyah berkata : " tiga helai kain
wahai Ayah ", berkata lagi Sayyidina Abi Bakr : " Wahai Aisyah, Rasulullah
wafatnya pada hari apa ? " Sayyidatuna Aisyah berkata : " Hari senin ",
kemudian Sayyidina Abi Bakr bertanya lagi : " Wahai Aisyah, hari ini hari
apa "?, Sayyidatuna Aisyah menjawab : " hari senin wahai Ayah ", kemudian
Sayyidina Abu Bakr berkata : " Kalau begitu, aku harapkan sebelum
terbenanmnya matahari adalah waktu wafatku ". Dan benar sore itu wafatlah
Sayyidina Abi Bakr As Shiddiq RA , hari Senin di hari wafatnya Rasulullah
saw, demikian khalifah yang pertama.

Khalifah yang kedua Sayyidina Umar ibn Khattab RA, kita memahami demikian
banyak riwayat beliau sebagai orang yang selalu membela Rasulullah saw
dengan segala kemampuannya, dan cintanya kepada Rasul saw sangat luar biasa
hingga beliau lebih mencintai Rasulullah saw lebih dari dirinya sendiri, dan
ketika beliau berdoa di salah satu doanya adalah :

Çóááøóåõãøó ÇÑúÒõÞúäöí ÇáÔøóåóÇÏóÉó Ýöí ÈóáóÏö ÑóÓõæúáößó

" Wahai Allah berilah aku mati syahid negeri Rasul-MU "

Sayyidina Umar RA meminta mati syahid, tetapi ada syaratnya mati syahid
harus di Madinah Al Munawwarah, tidak mau di tempat yang lain, ingin
dimakamkan di Madinah demikian doa sayyidina Umar ibn Khattab yang
diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari . Bahkan di detik-detik wafatnya
sayyidina Umar Ibn Khattab RA, sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al
Bukhari, ketika beliau sedang melakukan shalat dhuhur tiba-tiba ada
seseorang menyerangnya dan menusuknya dengan pedang, dan robohlah Sayyidina
Umar bin Khattab tetapi tidak langsung wafat, maka beliau di bawa ke
rumahnya kemudian beliau minta susu, beliau menyukai susu karena Rasulullah
saw juga menyukai susu. Ketika para sahabat melihat Sayyidina Umar ibn
Khattab sudah terengah-engah dan darah terus mengalir dari luka besar di
perutnya bekas tusukan pedang, setelah air susu diminum maka susu itu tumpah
dari bekas luka di perutnya, maka para sahabat berkata kalau sudah begini
berarti ini sudah ajal . Maka sayyidina Umar bin Khattab dengan
tersengal-sengal berkata kepada putranya sayyidina Abdullah : " Wahai
Abdullah pergilah engkau ke rumah Sayyidatuna Aisyah Ummul Mu'minin, katakan
kepada Ummul Mu'minin kalau seandainya diperkenankan aku ingin dimakamkan di
sebelah makam Rasulullah saw ", inilah wasiat sayyidina Umar bin Khattab.
Maka pergilah putranya, sayyidina Abdullah mendatangi sayyidatuna Aisyah,
meminta izin agar Ayahnya diizinkan untuk dimakamkan di sebelah makam
Rasulullah saw. Maka menangislah sayyidatuna Aisyah setelah mendengar bahwa
Amiirul Mu'minin Sayyidina Umar bin Khattab sudah luka parah dan sedang
menanggung sakaratul maut, maka Sayyidatuna Aisyah mengizinkannya. Kenapa
Sayyidina Umar meminta izin kepada Sayyidatuna Aisyah?, karena Rasulullah
saw dimakamkan di rumah sayyidatuna Aisyah RA. Dan kembalilah sayyidina
Abdullah menghadap ayahnya, ternyata ayahnya sayyidina Umar masih hidup,
ketika sayyidina Umar melihat anaknya kembali, beliau dalam keadaan
bersandar kemudian tegak dengan tersengal-sengal ia berkata kepada anaknya :
" Apa yang akan kamu katakana, kabar apa yang akan kamu sampaikan, apakah
aku diizinkan untuk dimakamkan di sebelah Rasulullah saw ? ", berkata
sayyidina Abdullah : " sudah diizinkan wahai Amiirul Mu'minin", maka
berkatalah sayyidina Umar bin Khattab : " Demi Allah, tiada satu cita-cita
yang lebih aku dambakan di dunia ini selain aku dimakamkan di samping makam
Rasulullah saw ". Demikianlah keadaan wafatnya Sayyidina Abu Bakr As
Shiddiq, Sayyidina Umar bin Khattab RA.

Demikian pula Khalifah ketiga Sayyidina Utsman bin Affan RA orang yang
sangat dicintai oleh Rasulullah SAW yang menikah dengan dua puteri
Rasulullah saw yaitu Sayyidatuna Ruqayyah dan Sayyidatuna Ummu Kaltsum.
Ketika sayyidina Utsman bin Affan Ra sudah hampir wafat, ia bermimpi Rasul
SAW bersama sayyidina Abu Bakr As Shiddiq bersama Sayyidina Umar bin Khattab
dan para sahabat lainnya yang telah wafat, maka Rasulullah saw berkata : "
Wahai Utsman apakah kau mau berbuka di dunia atau berbuka puasa bersama kami
?" , maka Sayyidina Utsman bin Affan berkata : " Ma'akum, ma'akum ( bersama
kalian ) wahai Rasulullah ". Maka di siang hari itu masuklah seseorang dari
kelompok munafik dan memukulkan pedang di wajah sayyidina Utsman bin Affan
yang sedang membaca Al qur'an Al Karim, dan darahpun mengalir membasahi
wajah beliau dan mushaf Al quran Al Karim, dan disaat itu tentunya beliau
berbuka puasa bersama Rasulullah SAW . Diriwayatkan dalam Sirah As Shahabah
bahwa saat itu beliau sedang dalam keadaan sakit keras, tapi beliau
memaksakan untuk berpuasa, maka setelah ditanya mengapa kau puasa wahai
Utsman sedangkan engkau dalam keadaan sakit, setelah ditanya beberapa kali
beliau tetap tidak menjawab, tetapi akhirnya Sayyidina Utsman menceritakan
bahwa beliau bermimpi Rasulullah saw bersama sayyidina Abi Bakr dan
sayyidina Umar bin Khattab dan Rasulullah saw bertanya maukah kau berbuka
puasa bersama kami?, maka aku ( sayyidina Utsman ) berpuasa agar bisa
berbuka puasa bersama mereka. Hadirin hadirat, Sayyidina Utsman adalah salah
satu Khalifah yang berjasa di dalam banyak hal, diantaranya berakhirnya
penjilidan Al quran Al Karim sehingga digelari Mushaf Utsmani .

Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika salah seorang yang membenci
sayyidina Utsman di masa Taabi'in berkata kepada Abdullah bin Umar : " Wahai
Ibn Umar, aku ingin bertanya tiga hal, yang pertama bukankah sayyidina
Utsman bin Affan tidak hadir dalam perang Badr ?", sayyidina Abdullah bin
Umar menjawab : " betul, beliau tidak hadir di perang Badr ", kemudian orang
itu bertanya lagi :" bukankah dia tidaka hadir di Baiat Ar Ridwan ? ",
sayyidina Abdullah bin Umar berkata : " betul, beliau tidak hadir dalam
Baiat Ar Ridwan ", dan orang itu berkata lagi : " bukankah dia tidak hadir
dalam perang Uhud ? ", sayyidina Abdullah bin Umar menjawab : " betul beliau
tidak hadir di dalam perang Uhud ". Maka orang itu berkata : " Ya sudah
terimakasih ", dan kemudian pergi. Sayyidina Abdullah bin Umar memanggilnya
: " Wahai fulan, kemarilah!! Kalau kau mengatakan bahwa sayyidina Utsman bin
Affan tidak hadir dalam perang Badr itu betul, namun banyak saksi yang
mutawatir, para sahabat menyaksikan bahwa ketidakhadiran sayyidina Utsman
bin Affan di dalam perang Badr itu dikarenakan sayyidina Utsman bin Affan
menjaga istrinya yaitu putri Rasulullah saw yang sedang sakit" . Maka ketika
itu sayyidina Utsman bin Affan bertanya kepada Rasulullah saw : Wahai
Rasulullah, aku mau berangkat perang tapi putrimu sedang sakit ", maka
Rasulullah saw berkata : " tetap di tempatmu, jangan berangkat perang
jagalah putriku ", maka ia menjaga putri Rasulullah saw dan meninggalkan
perang Badr, sampai ketika kepulangan Rasul saw terdengar kabar bahwa Allah
SWT mengampuni dosa-dosa Ahlul Badr sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al
Bukhari bahwa Rasul saw bersabda : Allah swt berfirman kepada Ahlu Badr :

ÇöÚúãóáõæúÇ ãóÇÔöÆúÊõãú ÝóÞóÏú ÛóÝóÑúÊõ áóßõãú

" Wahai Ahlu Badr, beramallah semau kalian sungguh Aku telah mengampuni
dosa-dosa kalian "

Maka Sayyidina Utsman menangis dan berkata : "Ya Rasulullah kemuliaan Badr
tidak aku dapatkan, demi menjaga putrimu", maka Rasulullah saw berkata :
"Engkau termasuk ahlul Badr, dan engkau mendapatkan pahala ahlul Badr ". Hal
ini merupakan salah satu dalil bahwa mengirim pahala kepada yang hidup pun
diperbolehkan karena hal itu diperbuat oleh Rasul saw. Maka berkata
sayyidina Abdullah bin Umar : " Ketidakhadiran sayyidina Utsman bin Affan di
perang Badr karena menjaga putri Rasulullah saw, tetapi Rasulullah
mengatakan bahwa sayyidina Utsman bin Affan termasuk Ahlul Badr dan
mendapatkan pahala ahlul Badr ". Adapun ketidakhadiran sayyidina Utsman di
perang Uhud dikarenakan di saat itu Rasul saw mengutus beliau ke suatu
tempat, ini adalah perintah Rasul saw. Dan ketidakhadiran beliau di Baiat Ar
Ridwan karena beliau telah di perintah oleh Rasulullah untuk pergi ke Makkah
Al Mukarramah dalam tugas". Diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari ketika
dalam Bai'at Ar Ridwan, Rasul saw mengangkat tangan kanan beliau seraya
berkata kepada para sahabat : " ini tangan kanannya Utsman bin Affan,
mewakili daripada tangan Utsman bin Affan ". Demikian keadaan para sahabat
RA wa ardhaahum.

Adapun Khalifah yang terakhir Baabul 'Ilm ( gerbang ilmu ) nya Rasulullah
saw yaitu sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw. Di riwayatkan dalam Shahih Al
Bukhari bahwa Rasulullah saw berkata kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib :

íóÇ Úóáöíøõ ÃóäúÊó ãöäøöíú æóÃóäóÇ ãöäúßó

" Wahai Ali, kau adalah bagian dariku dan aku adalah bagian dari kamu "

Merupakan satu kedekatan dan bentuk cinta yang sangat dahsyat dari Nabi
Muhammad saw. Ketika para sahabat ingin melamar putri tercinta Rasulullah
saw, sayyidatuna Fathimah Az Zahra' , maka Rasul saw tidak memberikannya
sampai sayyidina Ali yang datang kepada Rasulullah saw , maka barulah
Rasulullah memberikan putrinya untuk dinikahi oleh sayyidina Ali bin Abi
Thalib Kw. Dan sayyidina Ali tidak menyukai perpecahan, sungguh ketika
terjadi perpecahan dan perbedaan pendapat maka sayyidina Ali berkata :
"silahkan kalian musyawarah sendiri dan putuskan sendiri, sungguh aku benci
dengan perbedaan pendapat, yang kuinginkan adalah seluruh manusia ini satu
suara dan satu pendapat, kalau aku tidak bisa menyatukan perpecahan ini aku
lebih memilih menyusul para sahabatku (sayyidina Abu Bakr, Umar dan Utsman
RA)". Setelah waktunya dekat sayyidina Ali berkata : " mana orang yang akan
datang memukulkan pedangnya ke wajahku ?!", maka seseorang berkata : "Wahai
Ali Amirul Mu'minin apa maksudmu berkata seperti itu ?", sayyidina Ali
berkata : " Rasul saw telah bersabda : " Wahai Ali nanti disaat waktunya
engkau wafat, kau akan banyak menghadapi perpecahan dan peperangan hingga
ketika engkau sedang shalat maka ada seseorang dari sisimu memukulkan
pedangnya di dahimu lantas darahmu mengucur sampai ke jambangmu, dan
jenggotmu dan menetes maka itulah saat wafatmu" . Ketika sayyidina Ali
menghadapi permasalahan dan perpecahan antara kaum muslimin, seraya berkata
: " mana orang yang akan datang memukul wajahku dengan pedangnya ". Dan saat
sayyidina Ali sedang shalat subuh maka hal itu terjadi pada sayyidina Ali
bin Abi Thalib Kw, tetapi beliau tidak langsung wafat beliau sempat bicara
kepada para sahabat : " Janganlah kalian menyiksa orang yang telah memukulku
dengan pedangnya itu, jangan terlalu keras mengikatnya jangan kau zhalimi
dia karena aku akan berjumpa lagi dengan dia di hadapan Allah swt, kalau
kalian berbuata zhalim kepadanya maka hal itu akan memberatkan hisabku",
demikianlah keadaan sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw, demikian keadaan
Khulafaa Ar Rasyidin , demikian orang-orang mulia ini, demikian muhajirin
dan anshar orang-orang yang sangat mencintai Rasulullah SAW .

Ketika perang Hunain dimana perang Hunain ini diikuti oleh banyak para
Thulaqaa' yaitu yang awalnya adalah para musuh Islam tetapi kemudian masuk
Islam . Namun ketika mereka terjebak dalam kesulitan di perang hunain maka
mereka berpecah belah, mundur melarikan diri dan Rasul SAW hanya bersama
dengan beberapa orang terdekat beliau, maka Rasul SAW melihat ke atas bukit
dan berkata ; " Ya Ma'syaral Anshar ( wahai kaum Anshar ) ", maka kaum
Anshar pun turun seraya berkata : " Labbaik wa sa'daik wa nahnu ma'aka ya
Rasulallah ( kami datang wahai Rasulullah dan kami bersamamu )". Maka
Rasulullah memanggil pula yang di atas bukit di sebelah kirinya : " Ya
Ma'syaral Anshar ", maka kaum Anshar pun turun dengan ucapan yang sama: "
Labbaika wa sa'daika ya Rasulallah ", lalu mereka bersatu dengan Anshar maka
musuh-musuh terkalahkan dan Rasul saw membawa ghanimah ( harta rampasan
perang ) dengan kemenangan, lalu membagikannya kepada kaum muhajirin dan
kaum thulaqaa, padahal kaum thulaqaa' adalah orang-orang yang meninggalkan
Rasul saw saat perang itu, maka sebagian kaum ada yang berkata : " Nabi
ketika dalam kesusahan yang dahsyat kami yang dipanggil , tetapi disaat
pembagian ghanimah perang kami tidak kebagian ". Maka Rasul saw memanggil
kaum Anshar, beliau tidak marah kepada kaum Anshar dengan mengatakan :"
Kalian kan punya harta, punya rumah, hewan ternak dan punya usaha, sedangkan
mereka orang thulaqaa' orang-orang yang baru saja memusuhi Islam kemudian
masuk Islam, dan Muhajirin adalah orang-orang yang pindah dari Makkah dan
tidak punya rumah sebagian tidak punya harta maka mereka lebih berhakl dari
kalian..! ", tapi Rasul tidak mengatakan demikian namun Rasul SAW berkata :
" Sungguh wahai kaum Anshar, kuberikan ghanimah perang berupa harta dan
hewan ternak, kambing dan onta kepada kaum muhajirin dan thulaqa', dan aku
berikan diriku pada kalian, ridhakah kalian " ?, maka kaum Anshar pun
menunduk dan Rasul saw berkata : " Mereka kaum thulaqa' dan Muhajirin pulang
dengan membawa kambing dan onta, sedangkan kalian pulang membawa diriku ",
maka kaum Anshar menangis gembira, demikian cintanya Rasulullah kepada kaum
Anshar. Diriwayatkan di dalam Shahih Muslim, ketika di hari Fath Makkah
Rasul SAW berkata : " Barangsiapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan dia aman,
barangsiapa yang masuk ke rumahnya dan mengunci rumahnya dia aman, dan
barangsiapa yang masuk ke Masjidil Haram maka dia aman ". Maka kaum Anshar
mulai risau setelah mendengar perkataan Rasul SAW, dan mereka berkata :
"Rasulullah sudah pulang kampung dan sekarang kita sudah tidak diperhatikan
lagi, buktinya Rasulullah sudah memuliakan Abu Sufyan yang awalnya adalah
musuh besar Islam kini beliau sudah pulang kampung dan kembali kepada
keluarganya". Maka kabar sampai kepada Rasul SAW lewat Jibril AS " kaum
Anshar ada yang berkata bahwa engkau telah pulang ke kampung halaman dan
berpisah dengan mereka, tampaknya mereka kecewa wahai Rasulullah". Maka
Rasul saw memanggil " Ya ma'syaral anshar ( wahai kaum Anshar ) ", dan
merekapun datang berkerumun dihadapan Rasul saw tampak wajah mereka muram
dan sedih, maka Rasul SAW berkata : " kalian telah mengatakan bahwa aku akan
pulang kampung kembali ke tanah kelahiranku di Makkah", lantas Rasulullah
saw bersabda :

ßóáÇøó Åöäøöí ÚóÈúÏõ Çááåö æóÑóÓõæúáõåõ åóÇÌóÑúÊõ Åöáóì Çááåö æóÅöáóíúßõãú
ÇóáúãóÍúíóÇ ãóÍúíóÇßõãú æóÇáúãóãóÇÊõ ãóãóÇÊõßõãú

" Sungguh tidak, aku ini hamba Allah dan RasulNya, aku hijrah kepada Allah
dan kepada kalian hidupku bersama kalian, dan wafatku bersama kalian "

Maka merekapun menangis, memeluk dan mencium Rasul saw dari gembiranya. Jadi
Rasul saw berkata : " kalian mengatakan aku sudah pulang kampung lalu kalian
berpisah denganku, maksudnya begitu? Maka Rasul berkata : " Sungguh aku ini
hambaAllah dan RasulNya , aku hijrah dari Makkah kepada Allah ke kampung
kalian, maka hidupku bersama kalian dan wafatku bersama kalian ", maksudnya
Rasul akan kembali ke Madinah setelah ini dan wafat disana. Maka kaum Anshar
menangis dan memeluk Rasul saw karena gembira. Inilah 14 abad yang silam
yang terang benderang dengan cahaya keluhuran, cahaya keluhuran itu tidak
padam terwariskan dari zaman ke zaman dengan satu sambungan sabda sang Nabi
saw :

ÇóáúãóÑúÁõ ãóÚó ãóäú ÃóÍóÈøó

" Seseorang bersama dengan orang yang dicintai "

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah…

Inilah idola kita kaum Muhajirin dan Anshar hingga malam ini kita masih
mendengar lantunan qasidah " Thala'al Badr 'Alaina" dipukul dengan rebana
oleh sahabat kita jamaah hadrah, yang ini merupakan qasidah kaum Anshar saat
menyambut Nabi Muhammad saw. Inilah keadaan kita walaupun 14 abad sudah
lewat dari masa itu, tapi gema qasidah "Thala'al Badr 'Alaina" masih
menggema di majelis-majelis kita menyambut sang Nabi saw, walaupun kita
tidak melihat beliau, walaupun kita tidak jumpa dengan beliau, namun cinta
dan rindu tidak akan pernah sirna pada ummat ini . Semoga selalu makmur pada
jiwaku dan kalian cinta dan rindu kita kepada Rasulullah. Kita bermunajat
kepada Allah swt semoga Allah swt melimpahkan kepada kita rahmat dan
kebahagiaan, dijauhkan dari kita segala musibah dan kesulitan, dijauhkan
dari segala permasalahan, dijauhkan dari kita hal-hal yang menyulitkan kita
. Rabbi, tumpahkan kepada kami kemudahan dan singkirkan dari kami kesulitan,
hapuskan dosa-dosa kami , dan dosa-dosa ayah bunda kami, pastikan semua
wajah ini terang benderang dengan cahaya pengampunan , setelah berdiri dari
Majelis ini tidak satupun terkecuali telah terkena hembusan pengampunan ,
dan tidak satupun masih membawa dosanya dsri tempat ini terkecuali telah Kau
maafkan Ya Rabbi Ya Zal Jalaali wal ikram Ya Zatthawli wal in'aam, Wahai
Yang Maha menawarkan pemberian dan anugerah, kami memohon kepadaMu wahai
yang maha memberi, wahai yang menamakan diriNya Maha Dermawan , maka kami
memohon sedikit kedermawananMu yang dengan itu kami akan tenang dengan
kebahagiaan dunia dan akhirah, Wahai yang menciptakan kerajaan langit dan
bumi dari tiada, wahai yang menjadikan apa-apa yang kami lihat dan kami
dengar dan semua kejadian yang ada di alam semesta ini, wahai Allah…yang
dengan memanggil namaMU maka dipastikan salah satu dari tiga hal yaitu,
dikabulkan doanya, kalau tidak maka akan dihapuskan dosanya, kalau tidak
maka akan dihapuskan salah satu musibah yang akan menimpanya. Kami tidak
menginginkan salah satunya, tapi kami menginginkan semuanya wahai Rabbi,
kami menginginkan ketiganya, kabulkan doa kami wahai Rabbi , jauhkan kami
dari musibah, hapuskan dosa kami wahai Rabbi…

ÝóÞõæúáõæúÇ ÌóãöíúÚðÇ...

Katakanlah bersama-sama..

íóÇ Çááåú íóÇ Çóááåú íóÇ Çááåú...íóÇ Çááåõ íóÇ ÑóÍúãóäõ íóÇ
ÑóÍöíúãõ...áÇóÅáåó ÅöáÇøó Çááå... ãõÍóãóøÏñ ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáóøì Çááåõ
Úóáóíúåö æóÓóáóøãó ÚóáóíúåóÇ äóÍúíóÇ æóÚóáóíúåóÇ äóãõæúÊõ æóÚóáóíúåóÇ
äõÈúÚóËõ Åöäú ÔóÇÁó Çááåõ ãöäó ÇúáÃóãöäöíúäó.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah..

Jika kalian melihat saya dalam keadaan seperti ini maka tidak usah risau
karena hanya kelelahan saja, dan saya mohon maaf pada jamaah di Pondok Bambu
semalam saya tidak bisa hadir karena memang kondisi saya drop, tetapi tidak
ada apa-apa hanya kelelahan saja dan butuh istirahat, jadi jangan risau
dengan keadaan saya seperti ini. Dan saya mohon doa besok siang insyaallah
saya berangkat ke Palembang Tabligh Akbar disana, karena Palembang ini sudah
beberapa tahun mengundang tapi selalu di tunda terus, dan ini adalah kali
yang keenam, tentunya saya tidak mau mengecewakan mereka lagi, mohon doa
restu semoga acara ini sukses dan dakwah ini semakin luas, demikian yang
ingin saya sampaikan.

Kita lanjutkan acara ini dengan mengenang kembali indahnya Nabi kita
Muhammad SAW, yang mana sebelum itu kita berdoa mudah-mudahan Allah
mendamaikan Negeri kita Zhahiran wa Bathinan, dan semoga Allah menyingkirkan
segala musibah dan bencana alam dan digantikan dengan hidayah dan
pengampunan , dan semoga masyarakat mulai dari yang terendah hingga pemimpin
tertingginya dilimpahi hidayah dan bimbingan yang luhur oleh Allah SWT,
hingga terbimbing ke jalan yang lebih baik dari hari ke harinya, masyarakat
dan pemerintahan kita semoga semakin baik Amin Allahumma Amin. Kembali kita
mengenang indahnya Nabi kita Muhammad saw, falyatafaddhal…

Best Regards,

SAIFUL ILMI

Production Engineering

PT. Katsushiro Indonesia

Jl. Jababeka XII Blok I - Cikarang - Bekasi

Telp. 021-8934953

Fax . 021-8934957

Hp. 081-59404731

[Non-text portions of this message have been removed]

------------------------------------

====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/

Tidak ada komentar: