Bantuan Perlu, Solusi Banjir Lebih Diperlukan
Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Bandung seperti Bale Endah, Rancaekek, Bojong Soang, dan Dayeuh Kolot merupakan banjir langganan karena bisa terjadi setiap musim penghujan. Bulan Januari dan Februari setiap tahun adalah waktu-waktu langganan banjir datang dan bencana ini sudah dialami warga sekitar wilayah tersebut selama bertahun-tahun.
Selama itu pula warga seperti memiliki aktivitas rutin untuk menghadapi banjir. Suasana seperti ini mirip dengan kondisi yang dialami sebagian warga Jakarta yang selalu terkena dampak banjir setiap awal tahun seperti Kampung Melayu, Bukit Duri dan daerah lainnya. Setiap musim penghujan warga di daerah langganan banjir sudah punya "SOP" sendiri dalam menghadapi banjir. Contohnya, kebanyakan penduduk membangun rumahnya masing-masing dua lantai, lantai dua akan dijadikan tempat mengungsi ketika banjir tiba. Seluruh harta benda yang berharga akan segera dipindahkan ke lantai atas ketika musim hujan dimulai.
Masyarakat di Bale Endah pun demikian, sudah mengerti bahwa setiap awal tahun wilayahnya akan dikunjungi banjir selama berhari-hari. Kadang dua hari surut, dua hari kemudian banjir lagi. Bisa sepekan banjir tidak surut, kemudian surut sehari, esoknya air sungai Citarum naik lagi. Jadi, mengungsi sudah menjadi aktivitas rutin warga setiap awal tahun. Maka tak aneh kalau ada orang yang iseng mengganti nama Bale Endah menjadi Bale Banjir. "Ya kumaha atuh, kalau banjir terus mah ya tidak endah (indah – red), namanya" ujar seorang warga.
Sebagian warga di Bale Endah pun membangun rumahnya dua lantai, dan bila terjadi banjir mereka segera mengungsi ke lantai dua. Sama seperti warga di Kampung Melayu, Jakarta, harta benda berharga segera diungsikan ke lantai atas. Ada yang tetap bertahan di rumahnya meski banjir sudah setinggi 2 sampai 3 meter karena khawatir kehilangan harta bendanya jika ditinggal mengungsi. Ada pula yang terpaksa mengungsi lantaran tak ada lagi tempat aman di rumahnya. Karena memang lebih banyak warga yang rumahnya hanya satu lantai.
Dampak banjir tentu saja bukan persoalan mengungsi dan merepotkan warga untuk bertahan hidup di tenda selama beberapa hari. Kampung Cieunteung, Desa Bale Endah, Kecamatan Bale Endah misalnya, setiap tahun bisa mengalami banjir 2 hingga 3 kali pertahun. Aktivitas warga bisa lumpuh selama berhari-hari, sekolah bisa libur beberapa pekan, buku-buku dan alat peraga rusak, termasuk buku dan seragam anak-anak di rumah yang ikut rusak dan basah. Bangunan rumah dan sekolah bila terendam cukup lama akan lebih cepat rusak, listrik harus dipadamkan, aktivitas terganggu. Para lelaki tak bisa bekerja karena mengurusi rumah yang banjir, akibatnya stabilitas perekonomian rumah tangga pun terancam.
Karenanya, kalau pun ada bantuan yang diberikan para donatur setiap kali banjir terjadi, mereka sangat bersyukur. Meski bantuan-bantuan tersebut hanya merupakan stimulan saja dan belum bisa menutupi kebutuhan hidup mereka secara penuh selama di pengungsian, sekecil apapun tetap diperlukan. Namun demikian, sejujurnya masyarakat di Bale Endah dan daerah banjir lainnya di sekitar Sungai Citarum sudah merasa sangat bosan dengan keadaan wilayah mereka yang tak henti dilanda banjir.
Tak jarang terjadi keributan kecil di pengungsian, terkait soal bantuan yang sedikit sedangkan jumlah pengungsi tak terbilang. Sampai-sampai ada yang bilang, "Dari pada bikin ribut lebih baik tidak usah ada bantuan…" kalimat yang tak bijak terdengarnya, namun sangat wajar jika kita bisa memahaminya dari sisi mereka. Kemarahan bisa berlangsung terus menerus dari masyarakat pengungsi sebagai bentuk akumulasi kekesalan dan kekecewaan mereka terhadap banjir yang tak kunjung ada solusinya. "Ya sebenarnya kami tetap bersyukur warga kami diperhatikan dengan adanya bantuan dari para donatur, meskipun kami lebih berharap pemerintah segera menemukan solusi dari permasalahan ini," ujar seorang warga di Bale Endah.
Pemerintah tentu saja bukan tak pernah punya solusi mengatasi banjir, namun mungkin karena sudah bertahun-tahun tak nampak hasilnya, wajar bila masyarakat kemudian menilai bahwa persoalan banjir semakin tak ada jalan keluarnya. Kebijakan pemerintah –ini berlaku umum- bahwa harus ada jarak antara pemukiman dan daerah aliran sungai (DAS), boleh jadi tidak dipatuhi secara baik oleh masyarkat. Boleh jadi, banyak pertimbangan ketika warga terpaksa bertempat tinggal bertetangga dengan sungai. Dari alasan ekonomi hingga keterbatasan lahan. "mau bagaimana lagi pak, mampunya kami ya seperti ini. Kalau mampu sih kami juga mau tinggal di real estate…" seloroh seorang warga korban banjir langganan di Jakarta.
Relokasi warga di pemukiman sekitar DAS sekadar menjadi wacana ketika lahan baru pun sulit didapat, dan boleh jadi persoalan anggaran pun jadi kendalanya. Karena itu, sekarang banyak mengemuka di masyarakat wacana pengerukan sungai sebagai salah satu solusi penanganan banjir. Entah apakah ini juga merupakan solusi yang tepat atau bukan, masih harus dibuktikan. Terpenting dari semua itu, banjir atau bencana lainnya adalah permasalahan bersama, saling menuding bukanlah jalan terbaik untuk penyelesaiannya. Kita perlu saling bahu membahu mencari jalan keluar dari setiap persoalan yang ada.
Terlepas dari soal itu, sungai semestinya kita perlakukan sebaik-baiknya. Kembalikan sungai sebagaimana fungsinya, dari pantauan tim ACT di lapangan, banyak sampah yang memadati sungai. Boleh jadi pendangkalan yang terjadi di beberapa sungai di Indonesia juga akibat ulah manusia yang membuang sampah sembarangan. Kearifan lokal (local wisdom) yang pernah berlaku di masyarakat kita dahulu harus dikembalilkan. Sungai adalah sahabat kehidupan, bukan ancaman bencana. Itu hanya berlaku jika kita mampu memperlakukan sungai layaknya sahabat. Sahabat tidak melukai, sahabat tidak mengotori, sahabat tidak merugikan. Sahabat saling memberi, sahabat saling menguntungkan, sahabat itu menghidupkan.
Mari, jadikan sungai sahabat kehidupan kita agar mereka tak menebar ancaman bagi kehidupan kita di masa sekarang dan masa yang akan datang. (Gaw)
Bayu Gawtama
ACT Foudation
http://actforhumani
Bayu Gawtama
Life-Sharer
http://solifecenter
0852 190 68581
Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar