Messages In This Digest (12 Messages)
- 1a.
- Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya From: febty f
- 1b.
- Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya From: Nursalam AR
- 1c.
- Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya From: Novi Khansa
- 1d.
- Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya From: evawani suryani
- 1e.
- Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya From: Syafaatus Syarifah
- 2a.
- Re: [Catcil] Duh, Ternyata Aku Pun Pernah Melukai Hati Orang From: Novi Khansa
- 2b.
- Re: [Catcil] Duh, Ternyata Aku Pun Pernah Melukai Hati Orang From: budi
- 3.
- [catcil] Sudah Terlanjur From: novi khansa'
- 4.
- (Hanya) Saat Perayaan Tiba From: deesiey
- 5.
- Terapi ; Hampa dan Kekosongan Diri From: rahmad nurdin
- 6a.
- To All yang komen Re: [sekolah-kehidupan] Re: [ catcil ] Engkau Yang From: Siwi LH
- 7a.
- Re: [catcil] Ibu Rumah Tangga=Pembokat? --> all From: Syafaatus Syarifah
Messages
- 1a.
-
Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
Posted by: "febty f" inga_fety@yahoo.com inga_fety
Sun Feb 14, 2010 3:12 am (PST)
mbak siwi, indah nian ungkapan hatinya:)
salam
febty
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Siwi LH <siuhik@...> wrote:com
>
> Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
>
> Bila sekedar ingin menjadi objek
> cintanya maka kecantikan, ketampanan, keseksian, bibir bergincu, atau perut
> sixpact cukuplah menjadi bekalmu, namun bila kau ingin bertahta dihatinya maka
> ketulusan cinta yang utuh dan penuh, layak engkau jadikan bekal memperjuangkannya.
>
> Sudah hampir 10 tahun Abah saya
> hidup sendiri tanpa didampingi istri tercintanya. Tepatnya 10 Nopember tahun
> 2000 Ibunda saya tercinta meninggal dunia. Hari itu seakan masih kemaren.
> Senyum ayunya seakan masih tertinggal di pelupuk mata ini setiap harinya. Bau
> tubuhnya seakan tak pernah hilang dari ingatan hidung kami. Rasanya baru
> kemaren saya merajuk di pangkuannya, menggeledot manja di lengannya. Rasanya
> baru kemaren coklat yang kau bawakan itu habis kukunyah perlahan-lahan di kamar
> kosku. Saat dulu aku sekolah jauh dari dirimu. Rasanya baru kemaren rindu itu
> begitu menggelegak, dan tahu harus kemana menggenapinya?
>
> Betapa sepuluh tahun tak pernah
> mengusik kedudukanmu dihatinya, tahta itu tetap utuh dan penuh disana. Aku
> yakin itu. Karena setiap kami berempat mengajaknya ke makammu dia selalu
> menggeleng, âRasanya Abah belum sanggup!â sambil mamalingkan muka, yang
> sepertinya ada kristal bening di sudut matanya. Apalagi pertanyaan dan tawaran
> untuk menikah lagi, selalu dijawabnya dengan senyum kecil entah ataukah senyum
> kecut dan berkata âtidak!â dengan tegas. Dan yang sebenarnya yang kulihat dari
> senyum itu adalah kegetiran, kerinduan yang dalam akan hadirmu. Cintamu terlalu
> agung untuk sekedar dilupakan.
>
> Saya tak tahu cinta seperti apa
> yang bersemayam dihatimu yang mampu membuat hatinya membatu untuk hanya
> mencintaimu semata, selamanya (mungkin)? Cinta berbentuk apa yang kau persembahkan
> bagi jiwanya sehingga lekukannya membuatnya tak mampu melepaskan pesonanya?
>
> Yang kutahu cintamu sederhana
> saja, menyisihkan lauk pauk menu hari itu, dalam sebuah mangkuk selesai engkau
> memasak dan selalu kau bilang âIni untuk Abah yang sudah bersusah payah mencari
> rejeki buat keluarga!â aih Indahnya! Dan ketika ia tiba dari kerja, segera kau
> songsong dengan binar cintamu, menungguinya melahap masakanmu hingga kunyahan terakhirnya.
> Mengaminkan setiap ucapannya. Khusyuâ menjadi jamaahnya, mendukung apapun dia.
> Sangat menghormatinya hatta dia hanyalah seorang guru Tsanawiyyah. Tak pernah
> terdengar tuntutanmu tentang materi karena yang ada hanyalah kesyukuran yang
> penuh atas gaji yang tak seberapa untuk menghidupi keempat anak-anakmu. Dalam
> kekuranganmu bukan tuntutan yang kau ajukan, justru mencari solusi
> pemecahannya. Membuka warung sembako salah satu usahamu mendukungnya. Bahkan
> ketika usahamu membuka Warung Makan Sate An Niâmah penghasilannya melebihi
> gajinya, penuh kesyukuran itu yang selalu kau tunjukkan, tanpa pernah sekalipun
> menyinggung harga dirinya sebagai laki-laki.
>
> Mungkin justru kesederhanaan itu
> yang telah memenjara hatinya, hanya untukmu. Tak ada yang sanggup mengusiknya. Dan
> tahukah engkau setelah sepuluh tahun cinta itu teruji dengan hasil luar biasa?.
> Dia masih sering menangis hanya karena melihat anak-anakmu yang tumbuh
> berkembang, mempersembahkan cucu-cucu untuknya. Dia sering bergumam,
> âSeandainya engkau masih ada!â Dia mengingatmu, hanya mengingatmu, yang kuyakin
> bukan tubuh yang melekat di jasadmu, bukan rambutmu yang tergerai, bukan⦠aku
> yakin yang dirindukannya adalah hangat kasihmu, sepenuh cintamu, dan ketulusan
> jiwamu. Seperti pula yang hingga kini tak sanggup kami lupakan.
>
> Yang justru sekarang mengusikku
> adalah, bisakah aku kelak bila sampai waktuku bisa dikenang seperti dirimu
> dikenang suamimu? Anak-anakmu? Indah Mom, semua kenangan yang kau goreskan
> dalam hidup kami, semuanya indah⦠dan tak tergantikan⦠How can am I?
> Mom I Miss
> U ⦠So Muchâ¦
>
> 12 Februari 2010
> Dedicated to Ibunda Kusniyah Rahayu dan Abah Imam
> Rohaniâ¦
> Terimakasih atas sesi pelajaran tentang cinta yang tak
> tergantikan Salam Hebat Penuh Berkah
> Siwi LH
> cahayabintang. wordpress.com
> siu-elha. blogspot.com
> YM : siuhik
>
- 1b.
-
Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
Posted by: "Nursalam AR" nursalam.ar@gmail.com
Sun Feb 14, 2010 3:42 am (PST)
Sepakat sama Sinta, ceritanya keren. Daleem bener, mungkin karena dari lubuk
hati terdalam ya:). Tapi tidak sepakat dengan "keheranan" Sinta:). Banyak
kok lelaki yang menduda dan tidak menikah lagi selama jangka waktu yang
lama. Salah satunya (almarhum) ayah saya. Selepas ibu saya wafat pada 1997,
Aba', begitu saya memanggilnya, tetap menduda hingga akhir hayatnya pada
2006. Jadi, selama 9 tahun. Padahal anak-anaknya sudah cukup mandiri dan tak
melarangnya sama sekali untuk menikah lagi. Karena kasihan lihat beliau
mencuci dan memasak sendiri.
Saat ditanya alasannya, Aba' bilang,"Ga ada lagi yang kayak ibu lo..". Saya
tahu betul ia bukan lelaki romantis, seperti saya:). Ia tipikal montir dan
pekerja keras (karena ditinggal kedua orang tua sejak usia 2 tahun dan
berdagang sejak usia 5 tahun) yang perhatiannya lebih banyak dicurahkan
dengan perbuatan, ketimbang dengan kata-kata manis. Tapi rasanya
perkataannya tadi adalah perkataan paling romantis yang pernah keluar dari
bibirnya.
Makasih, Mbak Siwi, sudah membuat saya mengenang beliau...
Semoga ibunda Mbak Siwi dilapangkan dan diterangi Allah kuburnya dan sang
ayahanda dipanjangkan usia dan diberkahi hidupnya. Amin!
Tabik,
Nursalam AR
-
2010/2/14 ukhti hazimah <ukhtihazimah@yahoo.com >
>
>
> Subhanallah Mbak, ceritanya baguuuuus banget. Gak nyangka ada pria yang
> bisa bertahan gak menikah lagi selama 10 tahun ditinggal istrinya, coz
> selama ini cerita semacam itu cuma aku liat di televisi. Tapi balik lagi,
> bahwa pengambilan sikap suami emang tergantung dari bagaimana istrinya dulu
> memperlakukan suami [dan keluarga]. Sweet sweet banget deh :)
>
> TFS Mbak Siwi,
> :sinta:
>
> "Keindahan selalu hadir saat manusia berpikir positif"
>
> BloG aKu & buKu
> http://jendelakumenatapdunia. blogspot. com
>
> BloG RaMe-RaMe
> http://sinthionk.multiply. com
> http://berceritapadadunia.blogspot. com
>
> YM : SINTHIONK
>
>
>
> --- On *Fri, 2/12/10, Siwi LH <siuhik@yahoo.com >* wrote:
>
>
> From: Siwi LH <siuhik@yahoo.com >
> Subject: [sekolah-kehidupan] [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
> To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
> Date: Friday, February 12, 2010, 9:27 AM
>
>
>
>
> Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
>
>
>
>
>
--
"NO WAY BACK!"
Nursalam AR
Translator - Writer
0813-10040723
021-92727391
Facebook: www.facebook.com/nursalam. ar
Blog: www.pengejarmakna.blogdetik. com
- 1c.
-
Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
Posted by: "Novi Khansa" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Sun Feb 14, 2010 6:39 am (PST)
Mbak, indah banget...
*bingung mau komen apa lagi :D
hehe,
Mbak Siwi, kangeeeeeeeeeeeeen :D
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Siwi LH <siuhik@...> wrote:com
>
> Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
>
> Bila sekedar ingin menjadi objek
> cintanya maka kecantikan, ketampanan, keseksian, bibir bergincu, atau perut
> sixpact cukuplah menjadi bekalmu, namun bila kau ingin bertahta dihatinya maka
> ketulusan cinta yang utuh dan penuh, layak engkau jadikan bekal memperjuangkannya.
>
> Sudah hampir 10 tahun Abah saya
> hidup sendiri tanpa didampingi istri tercintanya. Tepatnya 10 Nopember tahun
> 2000 Ibunda saya tercinta meninggal dunia. Hari itu seakan masih kemaren.
> Senyum ayunya seakan masih tertinggal di pelupuk mata ini setiap harinya. Bau
> tubuhnya seakan tak pernah hilang dari ingatan hidung kami. Rasanya baru
> kemaren saya merajuk di pangkuannya, menggeledot manja di lengannya. Rasanya
> baru kemaren coklat yang kau bawakan itu habis kukunyah perlahan-lahan di kamar
> kosku. Saat dulu aku sekolah jauh dari dirimu. Rasanya baru kemaren rindu itu
> begitu menggelegak, dan tahu harus kemana menggenapinya?
>
> Betapa sepuluh tahun tak pernah
> mengusik kedudukanmu dihatinya, tahta itu tetap utuh dan penuh disana. Aku
> yakin itu. Karena setiap kami berempat mengajaknya ke makammu dia selalu
> menggeleng, âRasanya Abah belum sanggup!â sambil mamalingkan muka, yang
> sepertinya ada kristal bening di sudut matanya. Apalagi pertanyaan dan tawaran
> untuk menikah lagi, selalu dijawabnya dengan senyum kecil entah ataukah senyum
> kecut dan berkata âtidak!â dengan tegas. Dan yang sebenarnya yang kulihat dari
> senyum itu adalah kegetiran, kerinduan yang dalam akan hadirmu. Cintamu terlalu
> agung untuk sekedar dilupakan.
>
> Saya tak tahu cinta seperti apa
> yang bersemayam dihatimu yang mampu membuat hatinya membatu untuk hanya
> mencintaimu semata, selamanya (mungkin)? Cinta berbentuk apa yang kau persembahkan
> bagi jiwanya sehingga lekukannya membuatnya tak mampu melepaskan pesonanya?
>
> Yang kutahu cintamu sederhana
> saja, menyisihkan lauk pauk menu hari itu, dalam sebuah mangkuk selesai engkau
> memasak dan selalu kau bilang âIni untuk Abah yang sudah bersusah payah mencari
> rejeki buat keluarga!â aih Indahnya! Dan ketika ia tiba dari kerja, segera kau
> songsong dengan binar cintamu, menungguinya melahap masakanmu hingga kunyahan terakhirnya.
> Mengaminkan setiap ucapannya. Khusyuâ menjadi jamaahnya, mendukung apapun dia.
> Sangat menghormatinya hatta dia hanyalah seorang guru Tsanawiyyah. Tak pernah
> terdengar tuntutanmu tentang materi karena yang ada hanyalah kesyukuran yang
> penuh atas gaji yang tak seberapa untuk menghidupi keempat anak-anakmu. Dalam
> kekuranganmu bukan tuntutan yang kau ajukan, justru mencari solusi
> pemecahannya. Membuka warung sembako salah satu usahamu mendukungnya. Bahkan
> ketika usahamu membuka Warung Makan Sate An Niâmah penghasilannya melebihi
> gajinya, penuh kesyukuran itu yang selalu kau tunjukkan, tanpa pernah sekalipun
> menyinggung harga dirinya sebagai laki-laki.
>
> Mungkin justru kesederhanaan itu
> yang telah memenjara hatinya, hanya untukmu. Tak ada yang sanggup mengusiknya. Dan
> tahukah engkau setelah sepuluh tahun cinta itu teruji dengan hasil luar biasa?.
> Dia masih sering menangis hanya karena melihat anak-anakmu yang tumbuh
> berkembang, mempersembahkan cucu-cucu untuknya. Dia sering bergumam,
> âSeandainya engkau masih ada!â Dia mengingatmu, hanya mengingatmu, yang kuyakin
> bukan tubuh yang melekat di jasadmu, bukan rambutmu yang tergerai, bukan⦠aku
> yakin yang dirindukannya adalah hangat kasihmu, sepenuh cintamu, dan ketulusan
> jiwamu. Seperti pula yang hingga kini tak sanggup kami lupakan.
>
> Yang justru sekarang mengusikku
> adalah, bisakah aku kelak bila sampai waktuku bisa dikenang seperti dirimu
> dikenang suamimu? Anak-anakmu? Indah Mom, semua kenangan yang kau goreskan
> dalam hidup kami, semuanya indah⦠dan tak tergantikan⦠How can am I?
> Mom I Miss
> U ⦠So Muchâ¦
>
> 12 Februari 2010
> Dedicated to Ibunda Kusniyah Rahayu dan Abah Imam
> Rohaniâ¦
> Terimakasih atas sesi pelajaran tentang cinta yang tak
> tergantikan Salam Hebat Penuh Berkah
> Siwi LH
> cahayabintang. wordpress.com
> siu-elha. blogspot.com
> YM : siuhik
>
- 1d.
-
Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
Posted by: "evawani suryani" eva_wani@yahoo.com eva_wani
Sun Feb 14, 2010 8:38 pm (PST)
Assalamu'alaikum wr wb,
mba siwi..... bagus bangeeet, penyampaiannya juga bikin haru......
...duh...saya bisa gitu ga ya...
salam kenal eva.
--- On Fri, 2/12/10, Siwi LH <siuhik@yahoo.com > wrote:
From: Siwi LH <siuhik@yahoo.com >
Subject: [sekolah-kehidupan] [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Date: Friday, February 12, 2010, 4:27 AM
Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
Bila sekedar ingin menjadi objek
cintanya maka kecantikan, ketampanan, keseksian, bibir bergincu, atau perut
sixpact cukuplah menjadi bekalmu, namun bila kau ingin bertahta dihatinya maka
ketulusan cinta yang utuh dan penuh, layak engkau jadikan bekal memperjuangkannya.
Sudah hampir 10 tahun Abah saya
hidup sendiri tanpa didampingi istri tercintanya. Tepatnya 10 Nopember tahun
2000 Ibunda saya tercinta meninggal dunia. Hari itu seakan masih kemaren.
Senyum ayunya seakan masih tertinggal di pelupuk mata ini setiap harinya. Bau
tubuhnya seakan tak pernah hilang dari ingatan hidung kami. Rasanya baru
kemaren saya merajuk di pangkuannya, menggeledot manja di lengannya. Rasanya
baru kemaren coklat yang kau bawakan itu habis kukunyah perlahan-lahan di kamar
kosku. Saat dulu aku sekolah jauh dari dirimu. Rasanya baru kemaren rindu itu
begitu menggelegak, dan tahu harus kemana menggenapinya?
Betapa sepuluh tahun tak pernah
mengusik kedudukanmu dihatinya, tahta itu tetap utuh dan penuh disana. Aku
yakin itu. Karena setiap kami berempat mengajaknya ke makammu dia selalu
menggeleng, "Rasanya Abah belum sanggup!" sambil mamalingkan muka, yang
sepertinya ada kristal bening di sudut matanya. Apalagi pertanyaan dan tawaran
untuk menikah lagi, selalu dijawabnya dengan senyum kecil entah ataukah senyum
kecut dan berkata "tidak!" dengan tegas. Dan yang sebenarnya yang kulihat dari
senyum itu adalah kegetiran, kerinduan yang dalam akan hadirmu. Cintamu terlalu
agung untuk sekedar dilupakan.
Saya tak tahu cinta seperti apa
yang bersemayam dihatimu yang mampu membuat hatinya membatu untuk hanya
mencintaimu semata, selamanya (mungkin)? Cinta berbentuk apa yang kau persembahkan
bagi jiwanya sehingga lekukannya membuatnya tak mampu melepaskan pesonanya?
Yang kutahu cintamu sederhana
saja, menyisihkan lauk pauk menu hari itu, dalam sebuah mangkuk selesai engkau
memasak dan selalu kau bilang "Ini untuk Abah yang sudah bersusah payah mencari
rejeki buat keluarga!" aih Indahnya! Dan ketika ia tiba dari kerja, segera kau
songsong dengan binar cintamu, menungguinya melahap masakanmu hingga kunyahan terakhirnya.
Mengaminkan setiap ucapannya. Khusyu´ menjadi jamaahnya, mendukung apapun dia.
Sangat menghormatinya hatta dia hanyalah seorang guru Tsanawiyyah. Tak pernah
terdengar tuntutanmu tentang materi karena yang ada hanyalah kesyukuran yang
penuh atas gaji yang tak seberapa untuk menghidupi keempat anak-anakmu. Dalam
kekuranganmu bukan tuntutan yang kau ajukan, justru mencari solusi
pemecahannya. Membuka warung sembako salah satu usahamu mendukungnya. Bahkan
ketika usahamu membuka Warung Makan Sate An Ni´mah penghasilannya melebihi
gajinya, penuh kesyukuran itu yang selalu kau tunjukkan, tanpa pernah sekalipun
menyinggung harga dirinya sebagai laki-laki.
Mungkin justru kesederhanaan itu
yang telah memenjara hatinya, hanya untukmu. Tak ada yang sanggup mengusiknya. Dan
tahukah engkau setelah sepuluh tahun cinta itu teruji dengan hasil luar biasa?.
Dia masih sering menangis hanya karena melihat anak-anakmu yang tumbuh
berkembang, mempersembahkan cucu-cucu untuknya. Dia sering bergumam,
"Seandainya engkau masih ada!" Dia mengingatmu, hanya mengingatmu, yang kuyakin
bukan tubuh yang melekat di jasadmu, bukan rambutmu yang tergerai, bukan... aku
yakin yang dirindukannya adalah hangat kasihmu, sepenuh cintamu, dan ketulusan
jiwamu. Seperti pula yang hingga kini tak sanggup kami lupakan.
Yang justru sekarang mengusikku
adalah, bisakah aku kelak bila sampai waktuku bisa dikenang seperti dirimu
dikenang suamimu? Anak-anakmu? Indah Mom, semua kenangan yang kau goreskan
dalam hidup kami, semuanya indah... dan tak tergantikan... How can am I? Mom I Miss
U ... So Much...
12 Februari 2010
Dedicated to Ibunda Kusniyah Rahayu dan Abah Imam
Rohani...
Terimakasih atas sesi pelajaran tentang cinta yang tak
tergantikan Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik
- 1e.
-
Re: [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id sya4215
Sun Feb 14, 2010 9:00 pm (PST)
Pesan yang indah disampaikan dengan bahasa yang indah,
Thanks Mbak Siwi..
----- Original Message -----
From: Siwi LH
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Friday, February 12, 2010 4:27 PM
Subject: [sekolah-kehidupan] [ catcil ] Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
Engkau Yang Bertahta Di Hatinya
Bila sekedar ingin menjadi objek cintanya maka kecantikan, ketampanan, keseksian, bibir bergincu, atau perut sixpact cukuplah menjadi bekalmu, namun bila kau ingin bertahta dihatinya maka ketulusan cinta yang utuh dan penuh, layak engkau jadikan bekal memperjuangkannya.
Sudah hampir 10 tahun Abah saya hidup sendiri tanpa didampingi istri tercintanya. Tepatnya 10 Nopember tahun 2000 Ibunda saya tercinta meninggal dunia. Hari itu seakan masih kemaren. Senyum ayunya seakan masih tertinggal di pelupuk mata ini setiap harinya. Bau tubuhnya seakan tak pernah hilang dari ingatan hidung kami. Rasanya baru kemaren saya merajuk di pangkuannya, menggeledot manja di lengannya. Rasanya baru kemaren coklat yang kau bawakan itu habis kukunyah perlahan-lahan di kamar kosku. Saat dulu aku sekolah jauh dari dirimu. Rasanya baru kemaren rindu itu begitu menggelegak, dan tahu harus kemana menggenapinya?
Betapa sepuluh tahun tak pernah mengusik kedudukanmu dihatinya, tahta itu tetap utuh dan penuh disana. Aku yakin itu. Karena setiap kami berempat mengajaknya ke makammu dia selalu menggeleng, "Rasanya Abah belum sanggup!" sambil mamalingkan muka, yang sepertinya ada kristal bening di sudut matanya. Apalagi pertanyaan dan tawaran untuk menikah lagi, selalu dijawabnya dengan senyum kecil entah ataukah senyum kecut dan berkata "tidak!" dengan tegas. Dan yang sebenarnya yang kulihat dari senyum itu adalah kegetiran, kerinduan yang dalam akan hadirmu. Cintamu terlalu agung untuk sekedar dilupakan.
Saya tak tahu cinta seperti apa yang bersemayam dihatimu yang mampu membuat hatinya membatu untuk hanya mencintaimu semata, selamanya (mungkin)? Cinta berbentuk apa yang kau persembahkan bagi jiwanya sehingga lekukannya membuatnya tak mampu melepaskan pesonanya?
Yang kutahu cintamu sederhana saja, menyisihkan lauk pauk menu hari itu, dalam sebuah mangkuk selesai engkau memasak dan selalu kau bilang "Ini untuk Abah yang sudah bersusah payah mencari rejeki buat keluarga!" aih Indahnya! Dan ketika ia tiba dari kerja, segera kau songsong dengan binar cintamu, menungguinya melahap masakanmu hingga kunyahan terakhirnya. Mengaminkan setiap ucapannya. Khusyu´ menjadi jamaahnya, mendukung apapun dia. Sangat menghormatinya hatta dia hanyalah seorang guru Tsanawiyyah. Tak pernah terdengar tuntutanmu tentang materi karena yang ada hanyalah kesyukuran yang penuh atas gaji yang tak seberapa untuk menghidupi keempat anak-anakmu. Dalam kekuranganmu bukan tuntutan yang kau ajukan, justru mencari solusi pemecahannya. Membuka warung sembako salah satu usahamu mendukungnya. Bahkan ketika usahamu membuka Warung Makan Sate An Ni´mah penghasilannya melebihi gajinya, penuh kesyukuran itu yang selalu kau tunjukkan, tanpa pernah sekalipun menyinggung harga dirinya sebagai laki-laki.
Mungkin justru kesederhanaan itu yang telah memenjara hatinya, hanya untukmu. Tak ada yang sanggup mengusiknya. Dan tahukah engkau setelah sepuluh tahun cinta itu teruji dengan hasil luar biasa?. Dia masih sering menangis hanya karena melihat anak-anakmu yang tumbuh berkembang, mempersembahkan cucu-cucu untuknya. Dia sering bergumam, "Seandainya engkau masih ada!" Dia mengingatmu, hanya mengingatmu, yang kuyakin bukan tubuh yang melekat di jasadmu, bukan rambutmu yang tergerai, bukan... aku yakin yang dirindukannya adalah hangat kasihmu, sepenuh cintamu, dan ketulusan jiwamu. Seperti pula yang hingga kini tak sanggup kami lupakan.
Yang justru sekarang mengusikku adalah, bisakah aku kelak bila sampai waktuku bisa dikenang seperti dirimu dikenang suamimu? Anak-anakmu? Indah Mom, semua kenangan yang kau goreskan dalam hidup kami, semuanya indah... dan tak tergantikan... How can am I?
Mom I Miss U ... So Much...
12 Februari 2010
Dedicated to Ibunda Kusniyah Rahayu dan Abah Imam Rohani...
Terimakasih atas sesi pelajaran tentang cinta yang tak tergantikan
Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik
- 2a.
-
Re: [Catcil] Duh, Ternyata Aku Pun Pernah Melukai Hati Orang
Posted by: "Novi Khansa" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Sun Feb 14, 2010 6:33 am (PST)
Akhirnya, di-sharing juga :P
Hehe, aku jadi ingat, kamu pernah kok cerita yang ini dulu... :D
Dengan menyadari sesuatu, makin mudah memaafkan...
Itu yang sedang terjadi sama aku, pril, hehe
Bedanya, aku justru baru saja 'menyakiti' orang lain..
Sampai hari ini, aku masih ga berani untuk kontak, hehe...
dasar pengecut, ya
seringnya memilih untuk berdoa, moga saja, orang tersebut memaafkan...
TFS ^^
pengen 'berani', deh rasanya, hehe
salam
Novi
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Aprillia Ekasari <april_reto@com ...> wrote:
>
>
>
>
>
> Eits, harap
> jangan terlalu lama mengernyitkan dahi membaca judul di atas. Ntar kerutannya
> nambah lho! ^_^V
>
> Â
>
> Well, ini
> cuma sebuah babak dari skenario hidupku yang Allah buat scene plot-nya. Babak itu
> sudah berlalu sekarang, karena hidup berjalan terus, terus, dan terus.
>
> Â
>
> Akan kumulai dari apa yang kulakukan beberapa hari lalu.
> Ketika itu, tiba-tiba aku merasakan kebosanan yang luar biasa dengan Facebook
> (FB). Banyak alasan, antaranya ada beberapa orang yang ingin aku hindari tapi
> tidak tega ku-remove dari FB dengan alasan tidak ingin memutus silaturahmi
> (Ah!), karena FB membuatku mengkhianati blogku di Multiply, karena FB
> membosankan, dan lain-lainnya lah.
>
> Â
>
> Akhirnya
> account FB ku-nonaktifkan. Report di email pun sudah terkirim yang menyatakan
> bahwa account FB atas nama Aprillia Ekasari nonaktif. Pukul sebelasan pada malam
> harinya, sepupuku yang tinggal di Jakarta
> bahkan mengirim SMS, âBu, FB kenapa ya? Kok tiba-tiba ilang Bu?â Ya, iyalah,
> lha wong tuh FB dah ku-nonaktifkan.
>
> Â
>
> Tapi, apa yang terjadi dua hari kemudian? Ternyata FB-ku
> kembali aktif. Entah aku yang katrok karena tidak bisa me-nonaktifkan FB dengan
> benar, ataukah ada yang membajak FB-ku itu. Duh! Kuputuskan mengotak-atik FB
> itu lagi, namun belum sempat mengklik tombol setting tak sengaja aku membaca
> report bahwa seseorang menerima pertemananku di FB.
>
> Â
>
> Seseorang
> itu, sebut saja namanya SH. Dia teman masa kecilku di TK-SD, juga
> di tempat ngaji Iqro dan latihan Karate dulu. Kalau tak salah aku sudah mengadd-nya berbulan-bulan
> lalu, sudah lama sampai aku lupa kapan tepatnya. Aku maklum kalau dia tak mau
> meng-approve. Ya, mungkin karena aku pernah melukai hatinya di masa lalu.
> Benarkah aku sebegitu jahat padanya? Sepertinya begitu deh. Hehehe.
>
> Â
>
> Waktu itu kami sama-sama kelas tiga SMP, tapi beda
> sekolah. Untuk pertama kalinya seorang laki-laki bertanya kepadaku, âMau nggak
> jadi pacarku?â Siapa laki-laki itu? Ya, si SH yang kuceritakan tadi. Sayangnya,
> SH âmenembakkuâ di waktu yang salah. Kenapa salah? Meski sudah duduk di kelas
> tiga SMP, aku masih menganggap bahwa âPacaranâ adalah hal paling menjijikkan in
> the world. Mungkin masa puber-ku belum datang waktu itu. Aku pun sebenarnya mengidolakan
> orang lain, tapi hanya mengidolakan, seperti ngefansnya seseorang ke aktor
> ganteng nan keren, bukan jatuh cinta rasanya, entahlah. Aku memperlakukan SH
> dengan sangat buruk. Beberapa kali dia datang ke rumah, tapi dengan cueknya aku
> malah meninggalkannya main bulu tangkis dengan teman-temanku, dia mengajak
> jalan-jalan dan berusaha tampil dengan baju bagus dan sandal baru, aku dengan
> santainya tidak menghargainya dengan memakai celana pendek plus kaos jelek khas
> anak ingusan waktu itu, masih banyak lagi mungkin. Kalau diingat-ingat, memang
> perlakuanku kepadanya menyebalkan sih.
>
> Â
>
> Singkat cerita, aku menolaknya. Seluruh dunia menghujatku
> waktu itu (lebai mode on). Teman-temanku bertanya, âApa kurangnya si SH? Fisik?
> OK! Ganteng, putih, tinggi. Pinter? Jangan ditanya, se-SD dulu dia juaranya
> sampai pas SMP berhasil masuk SMP paling favorit di Surabaya! Anak orang yang cukup terpandang lagi!â
> Hallah! Entahlah, pas SMP aku nggak pernah mikir segitu jauhnya tuh. Pokoknya
> aku nggak bisa jatuh cinta sama SH, titik, nggak ada alasan lain.
>
> Â
>
> Sampai
> akhirnya kelas tiga SMA aku dan SH bertemu lagi di salah satu lembaga bimbingan
> belajar. Kebetulan sekolah kami satu komplek. Saat itu, kami
> memang sudah saling menyapa tapi sama-sama canggung. Sebenarnya ingin sekali meminta maaf
> atas kelakuanku yang dulu. Tapi, aku tidak punya keberanian, meski beberapa
> kali berpapasan. Lucunya lagi, tiba-tiba saja saat itu aku merasa SH mendadak
> berubah dari menyebalkan karena mengejar-ngejarku (hallah!) menjadi laki-laki
> paling menarik in the world. Sepertinya masa puberku datang. Hahaha. Tapi sayang,
> I was too late. SH sudah punya pacar waktu itu. Tahu dari mana? Suatu hari
> sepulang dari sekolah aku satu angkot dengan pacarnya (sebenarnya waktu itu
> baru PDKT nampaknya). Waktu itu pacar SH dan seorang temannya bercakap-cakap
> membicarakan si SH. Aku pun hanya tersenyum kecut dalam hati, diiringi canda
> temanku yang juga teman SH, sebut saja EP yang terkekeh-kekeh karena dua orang
> di dekat kami (pacar SH dan temannya) tak tahu bahwa kami berdua juga kenal SH.
> EP juga tahu sejarah masa lalu-ku dengan SH.
>
> Â
>
> Tiba-tiba
> aku menuduh diriku tolol karena pernah menolak si SH. Penyesalan
> selalu datang terlambat. Kalau hidupku dikartunkan, babak itu akan persis
> percakapan (di serial) Lizzie McGuire dengan sahabatnya Gordo:
>
> Â
>
> âLizzie setengah tersenyum, walaupun dia masih
> menangis.âAku merasa sedih sekali,â akunya.
>
> âYeah, aku
> tahu,â hibur Gordo. âTapi kau bakal bisa mengatasinya. Sedangkan cowok
> itu? Dia bakal menyadari betapa tolol dirinya dan menyesali diri sepanjang sisa
> hidupnya.ââ
>
> Â
>
> Yup, waktu itu posisiku sama dengan si cowok yang sedang
> dibicarakan Gordo dengan Lizzie. Menyesal.
>
> Â
>
> Agak maju
> ke masa depan, kira-kira dua tahun lalu, aku mendengar bahwa SH menikah dengan
> si pacar yang kujumpai di angkot dulu. Lumayan lama juga ternyata mereka
> pacarannya, dari SMA hingga lulus kuliah. Bahkan dari FB-nya kemarin aku jadi
> tahu kalau mereka sudah punya seorang baby yang lucu.
>
> Â
>
> Aku masih bertanya-tanya, kenapa FB-ku aktif dengan
> sendirinya. Tapi, aku ambil saja hikmahnya, mungkin Tuhan ingin aku ketemu SH
> ini. Yah, karena tak jumpa dengan orangnya langsung, sementara kutulis saja
> permintaan maaf-ku atas perlakuan burukku yang tega membuatnya patah hati di
> masa lampau di wall-nya. Ternyata, itu membuatku lega. Sangat lega.
>
> Â
>
> Berkaitan dengan patah hati, ternyata aku yang masa
> pubernya terlambat ini akhirnya mengalaminya juga beberapa waktu lalu. Dunia tiba-tiba menjadi seperti
> lirik lagunya Mocca yang berbunyi, âLoosing you is not the end of the world. But, itâs true that it
> definitely hurts. That it definitely hurts!â
>
> Â
>
> Hurt se-hurt-hurt-nya saat itu. But, ada saatnya kalimat bijak âTime
> will heal every broken heartâ akhirnya singgah dalam skenario hidupku. Sekarang
> sih, sudah bisa nyanyi-nanyi riang, âWeâve come to the final story. All of it
> has passed behind me. With my smile and now Iâm ready, for my next step
> againâ¦du du duâ¦na na naâ¦â Plus âbertemuâ SH menyadarkanku bahwa memaafkan orang
> yang melukai hatiku adalah keharusan. Sebab, aku juga ingin SH memaafkanku.
>
> Â
>
> Sekarang, mengetahui keadaan SH beristri dan beranak satu
> apa aku masih menyesal? Hahaha. Stupid question. Entahlah. Tapi, aku bersyukur
> juga sih, nggak pernah jadian sama SH, karena kalau jadian sama dia pasti
> pacaran lama tuh. Hahaha. Tuhan memang sayang kepadaku. Selama ini, kalau
> jalanku melenceng sedikit ke arah hal haram (menurut keyakinanku) itu pasti aku
> akan langsung dipapah-Nya ke jalan yang benar.
>
> Â
>
> Tapi, bukan itu poin ceritaku ini. Intinya adalah ternyata aku as a
> human, ketika terluka hati sibuk menyalahkan orang lain. Sementara, aku lupa,
> bahwa ternyata aku juga pernah menyakiti hati orang lain. Dengan melihat
> kesalahan sendiri, ternyata lebih mudah bagiku memaafkan orang yang telah
> melukai hatiku. Juga karena aku sadar, aku tidak bisa memaksa orang lain
> bertanggungjawab atas perasaanku. Aku sendiri lah yang harus bertanggungjawab
> terhadap perasaanku. Yah, begitulah seharusnya.
>
> Â
>
> Happy
> weekend all! ^_^
>
> Â
>
> Â
>
> Surabaya, 14 Februari 2010
>
>
>
> Aprillia Ekasari
> 081 793 222 06
>
- 2b.
-
Re: [Catcil] Duh, Ternyata Aku Pun Pernah Melukai Hati Orang
Posted by: "budi" magnifico_99@yahoo.co.id magnifico_99
Sun Feb 14, 2010 3:12 pm (PST)
Matur suwun mbak sharingnya....
Membuat saya tersadarkan, mungkin apa yang hari ini saya 'panen' adalah hasil dari apa yang dulu pernah saya 'tanam' pada diri orang laen. Entah itu kebaikan atau pun sebaliknya.
sekali lagi matur tengkyuuu....
REgards,
Budi'S
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , Aprillia Ekasari <april_reto@com ...> wrote:
>
>
>
>
>
> Eits, harap
> jangan terlalu lama mengernyitkan dahi membaca judul di atas. Ntar kerutannya
> nambah lho! ^_^V
- 3.
-
[catcil] Sudah Terlanjur
Posted by: "novi khansa'" novi_ningsih@yahoo.com novi_ningsih
Sun Feb 14, 2010 11:18 am (PST)
Sudah lahir sudah terlanjur.
Mengapa harus menyesal.
Hadapi dunia berani.
Bukalah dadamu.
Tantanglah dunia.
Tanyakan salahmu.
Wibawa...
(Ipang-apatis)
=====
Aku
pandangi nilai yang sudah terpampang di web kampus, alhamdulillah,
lumayan dibanding dengan keadaanku yang sering bolos. Kuliah cuma tiga
kali seminggu, tapi absennya sering ~_~ Dapat nilai lumayan saja sudah
cukup menghibur. Mengikis sedikit demi sedikit prinsip aneh yang selama
ini kupegang, "Nilai jelek pas kuliah yang disambi kerja masih bisa
dimaafkan".
Prinsip aneh biar aku tidak menyesal, tetapi juga bisa jadi 'gawat' karena bikin aku susah untuk sadar dan maju *_*
Aaah, kesadaran itu mahal sekali... Apalagi kalau aku harus flashback...
Sekitar
2004 lalu, aku sempat memutuskan untuk kuliah lagi. Akan tetapi, karena
aku harus memulai lagi dari nol, tak ada nilai yang bisa dikonversi,
aku memilih mundur. Tapi, kalau dihitung-hitung, seandainya aku jadi
mengambil kuliah tahun itu, tahun 2008 aku sudah selesai S1.
Kenyataanya, aku sempat mengambil kuliah 2005-2007 non gelar, jeda dua
tahun, sampai akhirnya aku tetap mengambil S1 tahun kemarin (2009).
Tebak? Itu pun harus aku jalani selama 4 tahun karena lagi-lagi tak ada
nilai yang bisa dikonversi (ya iyalah jurusannya jauh banget :P).
Dihitung-hitung, kalau lancar (semoga lancar) 2013 aku bisa lulus.
Yah,
ini hanya hitung-hitungan iseng, terpikir akan waktu yang khawatir
hilang dengan kesia-siaan dan tanpa sadar jumlah umur bertambah, tapi
jatah hidup makin berkurang.
Yah, sungguh aku berencana untuk
beberapa hal, tapi siapa yang tahu jalan hidup ini? Aku tak menyesal
mengambil kuliah dua tahun itu, walau tak selesai. Di sana aku dapat
banyak hal yang makin membuka otak dan hatiku. Masa-masa itu
mengajarkan aku banyak hal yang tak selamanya indah. Pernyataan ini tak
hanya berguna untuk mengobati diriku, tapi juga 'mencambuk' aku agar
serius untuk kuliah yang sekarang.
So, aku tak seharusnya
menyesal. Mungkin saja mengingat hal itu, aku makin sadar, kuliah yang
sekarang harus aku jalani dengan benar-benar... Hmmm, keputusan kuliah
tahun lalu bercampur dengan banyak kejadian di tahun 2009.
Kejadian-kejadian yang menyadarkanku untuk bisa lebih banyak belajar
lagi.
Kepala pun mulai memikirkan banyak hal, spontanitas,
rencana hidup, kenyataan, keadaan, peristiwa bersejarah, airmata,
tangis, marah, dan banyak hal. Keputusan untuk menjalani saat ini yang
memang seharusnya dipikirkan lebih matang.
Bismillah...
memulai untuk sesuatu yang lebih baik lagi dan semoga bisa istikamah, aamiin.
====
Roda-roda terus berputar.
Tanda masih ada hidup.
Karna dunia belum henti.
Berputar melingkar searah.
Terik embun sejuta sentuhan.
Pahit mengaju pelengkap.
Seribu satu perasaan.
Bergabung setangkup senada.
Jurang curam berkliaran.
Tanda bahaya sana sini.
Padang rumput lembut hijau.
Itu pun tiada tertampak.
Sudah lahir sudah terlanjur.
Mengapa harus menyesal.
Hadapi dunia berani.
Bukalah dadamu.
Tantanglah dunia.
Tanyakan salahmu.
Wibawa...
(Ipang-apatis)
*perenungan menjelang habisnya liburan semester 1
***
"Anda adalah cermin dari pikiran-pikiran Anda Sendiri"
(Syekh Muhammad Al Ghazali)
***
novi_khansa'kreatif
~Graphic Design 4 Publishing~
YM : novi_ningsih
http://akunovi.multiply. com
http://novikhansa.wordpress. com/
- 4.
-
(Hanya) Saat Perayaan Tiba
Posted by: "deesiey" deesiey@gmail.com deesiey
Sun Feb 14, 2010 4:49 pm (PST)
Yippie! Ini adalah hari yang menyenangkan.
Kenapa? Soalnya baru kali ini Valentine berbarengan dengan Tahun Baru Cina.
Pas pula di hari minggu. Pas banget khan?
Tanggal merah, merayakan hari merah muda, pakai baju merah, dan dapat
angpaomerah. Hihihi. :D
Biasanya pada Tahun Baru itu, keluarga besar dari mamaku selalu berkumpul
bersama. Entah itu makan-makan saja, atau ada misanya. Pokok-e kumpul!
Kumpul setahun sekali itu it's a must! Diluar itu silahkan jugaa.:)
Adik-adikku semua datang, sepupu-sepupu, paman-paman, tante-tante,
keponakan-keponakan semua hadir. Baik sekedar untuk mengucapkan selamat
tahun baru, atau sekalian kumpul-kumpul.
Hari yang penuh tawa!
Melupakan semua amarah di hari kemarin, melupakan pertengkaran, pokok-e
kumpul.
Kami mungkin memang tidak berada di Cina (yang katanya tanah leluhur kami).
Lha wong rata-rata hampir sebagian besar lahir dan besar di Indonesia (dan
kami dengan bangga menyebut bahwa kami masih bangsa Indonesia). Tapi pada
hari ini biasanya dimanfaatkan untuk berkumpul bersama seluruh saudara,
bergembira, dan merayakan.
Walaupun sederhana dan apa adanya. Yang penting kumpul!
Alangkah bahagianya dan alangkah damainya dunia jika saja setiap hari
seperti ini.
Meletakkan semua kemarahan dan pertengkaran hari kemarin. Dan bersama
berkumpul, saling mengasihi, saling memperhatikan, saling menjaga, dan
merayakan.
Bayangkan, dua saudara yang tadinya bertengkar dan saling tidak mau sapa,
akhirnya bisa melupakan sejenak, dan bersilahturahmi. Makan bersama lagi.
Hehehe.
Yang tadinya biasanya cuek-cuek saja sendiri, tapi bisa memperhatikan
saudaranya yang lain. Sudah makan atau belum, mau makan jeruk atau tidak.
Hehehe. Alangkah bahagianya.
Kalau diingat-ingat, kita sering kali begitu yah. Aku juga suka begitu :P
Di hari-hari biasa sering kali penuh amarah dengan sesama. Tapi pas ada
perayaan, apapun itu agamanya, mau apapun itu suku dan bangsanya,
amarah-amarah itu bisa tersimpan rapi dalam kotak.
Kenapa ya?
Kenapa harus menunggu hari perayaan?
Apakah karena makanan-makanannya? Ataukah karena hadiah-hadiahnya? Atau
karena pesta-pestanya?
Padahal jika diingat-ingat, hidup kita itu tidak ada yang tahu kapan akan
berakhir.
Masa harus menanti perayaan berikutnya baru bisa penuh kasih?
Nah kalau sudah keburu dapat panggilan, bagaimana dong?
Seperti kata seorang paman kakekku tadi siang, "Jangan suka menunggu, nanti
sudah keburu berkurang, menyesal deh," (kira-kira begitu deh).
Dalam hati aku mengangguk-angguk. Walau di luar aku sedang menikmati
sepotong kue lapis.
Jangan menunggu penyesalan tiba baru ada kata maaf.
Jangan menunggu kepergian tiba baru ada kata-kata sayang.
Jangan menunggu esok sudah terlalu terlambat baru ada sebuah pelukan.
Nikmatilah hidup setiap harinya. Penuh kasih, dan tanpa amarah (kalau tidak
mungkin yaaa 1 sendok teh saja deh) :P
Amarah memang bukan untuk disimpan (bisa meledak nanti kotaknya, GAWAT),
tapi justru harus dirubah menjadi kasih. Menjadi sebuah kata maaf dan
pemahaman.
Mensyukuri berkat yang diterima tiap detiknya.
Dan belajar mengasihi tiap saatnya (bukan nunggu perayaan tahun depan dulu).
Susah? Lha iyaaa dong pasti susah. Kalau tidak sulit mah semua pasti sudah
jadi masternya. :P
Tapi khan justru itu harus mulai belajar dari sekarang.
Pelan pelan tapi pasti. Selangkah demi selangkah maju.
Yang penting sekarang bukanlah hasilnya. Tapi niatnya.
Niat untuk menjadi lebih baik. Niat untuk menjadi manusia yang semakin penuh
kasih.
Jadi..masih mau menunggu sampai perayaan tahun depan lagi?
Happy Valentine & Gong Xi Fat Choi my friend!
14 Februari 2010 <http://www.facebook.com/sharer. >php
--
http://sampiran.blogspot. com/
- 5.
-
Terapi ; Hampa dan Kekosongan Diri
Posted by: "rahmad nurdin" rahmad.aceh@gmail.com rahmadsyah_tcc
Sun Feb 14, 2010 5:15 pm (PST)
Assalamu'alaikum wr.wb
Shahabat saya yang terkasih. Semoga setelah kita menghabis masa libur
bersama keluarga, teman, dan shahabat. Allah berikan kepada kita kekuatan
yang lebih besar, dari peristirahatan kita kemarin. Sehingga kita menjadi
pribadi yang lebih kuat dan prima hari ini. Untuk membangun tangga-tangga
sejarah, menuju impian yang kita idamkan.
Tiga hari yang lalu, saya berdiskusi dengan seorang teman. Dari pembicaraan
itu, ada hal yang membuat saya bertanya-tanya *"How can it be"*. Teman saya
menyampaikan, *"terkadang ada saat nya, kami menangis dan tertawa tanpa
alasan yang jelas. Karena dengan menangis itu sendiri, bisa membuat masalah
lebih mereda".*
Sungguh kondisi itu, membuat saya penasaran. Bagaimana bisa air mata jatuh
tanpa alasan yang jelas, hanya kepingin saja. Mungkin itu pernah anda alami.
Saya tidak tau bagaimana itu bisa. Tapi, terkadang itu terjadi kepada siapa
saja. Sehingga untuk memahami kondisi ini. Saya berusaha untuk mengalami apa
yang disampaikan oleh teman saya.
Kemudian, saya lakukan salah satu tehnik yang dibahas di *Mind-Design
Therapy.* Yaitu untuk memahami apa yang dirasakan oleh orang lain. Dengan
tehnik ini pula, seolah-olah kita bisa tau apa yang difikirkan orang lain.
Benar saja, tiba-tiba saya seperti mau menangis, mata saya berkaca-kaca.
Sementara itu, Saya mencoba bertanya kepada diri untuk memahami, bagaimana
ini bisa terjadi? Entah bagaimana, saya jadi teringat pesan guru saya
di *Ponpes
NLP Pasar Minggu*. *"Jika kamu pernah bertanya kepada dirimu, bagaimana ini
bisa terjadi? Itu menandakan, bahwa kamu tidak SADAR akan dirimu
sendiri"*. Lalu,
saya praktekkan latihan KESADARAN, antara keberadaan tubuh, fikiran dan
perasaan yang timbul tenggelam dalam diri saya.
Akhirnya saya pun menyadari, apa yang terjadi pada diri saya. Menangis tanpa
sebab yang jelas, karena adanya ke*HAMPA*an dan *KEKOSONGAN* diri. Lebih
dalam lagi saya menggali, kehampaan ini muncul karena memikirkan sesuatu
yang diinginkan, namun belum terjadi. Tapi, bila kita mau jujur kepada diri
sendiri, sebenarnya hal itu belum terjadi, karena kita belum melakukannya.
Ketidakmampuan untuk melakukan ini, bisa dikarenakan faktor intenal dan
faktor ekternal. Faktor internal karena belum berani, malu atau mungkin
karena tanpa ada alasan yang jelas. Sementara, faktor external mungkin bisa
disebabkan oleh banyak hal. Tapi, kondisi yang saya dapatkan saat itu,
karena faktor harapan, dan mempertimbangkan akan orang terdekat, yaitu
keluarga.
Selain itu juga, ada fikiran yang muncul. Seandainya apa yang saya inginkan
sudah terjadi, mungkin tidak seperti ini yang saya rasakan. Bahkan ada yang
lebih ekstrim, muncul pemikiran ; buat apa lagi aku hidup, lebih baik aku
mati.
Kembali dengan pertanyaan diatas, bagaimana ini bisa terjadi? Setelah saya
menemukan apa sebenarnya yang difikirkan dan dirasakan. Sebagai
Mind-Therapist, saya mencoba memikirkan, solusi apa yang dapat saya berikan.
Barangkali, shahabat yang baik. Juga pernah mengalami kondisi seperti
diatas. Entah itu ingin menangis tanpa alasan yang jelas, atau mungkin duduk
terdiam tidak tau mengapa. Bisa jadi mungkin bahkan hal lain. Namun, jika
ditelusuri fikiran dan persaan anda, seperti yang telah saya sebutkan
diatas. Anda boleh melakukan cara-cara ini sekarang. Saya yakin, percaya dan
sadar. Cara ini, belum tentu tepat untuk semua orang. Tapi, kita tidak
pernah tau sebelum mencoba melakukannya.
1. Ambillah posisi duduk yang nyaman dan tenang serta aman menurut anda.
2. Berdoa sesuai dengan keyakinan anda. Dengan harapan, agar apa yang
anda fikirkan dan rasakan sekarang, segera bisa kembali sebagaimana
biasanya.
3. Anda boleh melakukan ini sambil memejamkan mata anda atau sembil
menutup mata.
4. Tarik nafas yang dalam, kemudian tahan sejenak dan hembuskan. Lakukan
sebanyak 7 kali.
5. Sadari keberadaan tubuh, dari rambut, sampai keujung kaki. Bila anda
belum terbiasa, boleh gunakan tangan untuk membantu. Dengan mengusap seluruh
tubuh...
6. Sambil anda menyadari keberadaan tubuh. Pusatkan fikiran dan perasaan
anda kepada anggota tubuh yang anda usap/sentuh. Hadirkan kesyukuran,
fikirkan itu.
7. Kemudian rasakan syukur itu, perbesar rasa syukur. Boleh sambil
berlafadz, Alhamdulillah. (*Saat memperbesar rasa syukur ini, anda boleh
perlambat usapan tangan anda pada tubuh, agar bentuk dan rasa syukurnya
lebih mengena*.)
*Bisa jadi, pada saat rasa syukur diperbesar. Anda akan menangis, atau ingin
sujud syukur, atau bahkan melihat semacam ada cahaya putih. Ikuti saja
keinginan dan nikmati saja kondisi itu.*
1. Berdoalah kepada Allah. Mohon untuk diberikan solusi dari
masalah-masalah anda. Mohon agar apa yang anda cita-citakan / inginkan,
segera diwujudkan dan dikabulkan oleh Allah.
2. Buka mata anda, ucapkan Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur yang
dalam. Sambil tersenyum.
Shahabat yang terkasih. Bisa jadi hal-hal yang kita anggap itu lebih baik
bagi kita, mungkin saja belum tentu baik bagi Allah. Terkadang kita
menganggap, jika yang kita mau itu tercapai, maka akan membuat kita lebih
bahagia. Tapi, beberapa moment sudah kita lewati, itu akan menjadi biasa
saja setelah tergapai, karena kita membuat perbandingan baru yang lebih
besar.
Jika ada rasa khawatir dan belum muncul keberanian dalam tindakan, mungkin
bisa membaca artikel saya sebelumnya tentang (*Khawatir ; cara menjemput
ajal dengan perlahan-lahan<http://rahmadsyahnlp.blogspot. >com/2010/ 02/khawatir- cara-menjemput- kematian- dengan.html
*).
Selamat mempraktekkan dan semoga bermanfaat. Jika anda mendapat hasil dan
cara ini efektif bagi anda. Sampaikan / sharekan kepada teman-teman dan
shahabat yang membutuhkan. Note ini sangat diizinkan untuk di Copy paste...
Bogor 15 Februari 2010
--
RAHMADSYAH
Practitioner NLP I 081511448147 I Motivator & Mind-Therapist
www.facebook.com/rahmadsyahI YM ; rahmad_aceh
- 6a.
-
To All yang komen Re: [sekolah-kehidupan] Re: [ catcil ] Engkau Yang
Posted by: "Siwi LH" siuhik@yahoo.com siuhik
Mon Feb 15, 2010 12:48 am (PST)
@ Mas Agus Salim, Thx atas quote-nya, jujur aku mikirnya lamaa banget mencerna... saking dalemnya komen njenengan kali ya?...
@ Ukhti Hazimah, Dirimu juga sweet kok Sin, tengkyu ya, sudah membacanya,....
Stereotip yg berkembang emg spt itu Sin, tapi dirimu sudah menjawabnya, bahwa semua berpulang pada individunya, semoga engkaupun dikaruniai pernikahan yang barokah ya?...
@April , Wow, statementmu nohok banget Pril, pindah rasa dan pindah hati, iyo tah?, tak rasak-rasakno kok yo iyo bek'e yo? tp spt kata Sinta semua berpulang pd manusianya... sepakat!
@heheheh... mellow banget ya Fey,... but terima kasih sudah membacanya, komenmu bisa jadi amunisi buat nulis lagi, hehehe
@Abah saya juga bukan tipikal romantis Mas Nur, makanya reaksi cinta yang sederhana dari beliau berasa dalem banget jadinya, mgkn tipikal ortu jaman dulu gitu ya? gak banyak ngegombal, seperti tipikal Ayah2 kita, tapi cinta mereka dalem banget...
Amin do'anya Mas Nur, Insyaallah malaikat mengangkat do'a saudaraku yang tulus, dan do'a itu kembali kepada sang pendo'a (halah boso opo iki?)
@Tengkyu Nopi sudah membacanya, rasanya cerita tentang Ibu dan Ayah selalu indah siapapun penceritanya Nop!,
Nopiiiiiii.... Kangeeeeeennnnn Juga! smg ketemu di milad ya? *big hugs*
@Waalaaikum salam wr wb, Salam kenal juga Mbak Eva, Deuh... Insyaallah dirimu bisa lebih dari itu kok mbak... Nice to have you here, Sist!
@Matur nuwun Mbak Syasya sudah membacanya, spt kubilang pd Nopi, cerita ttg ortu kita selalu jadi indah siapapun penceritanya mbak, kebetulan saiki aku sing ketiban wahyu buat crita, hehehe....
Tengkyu for all...
Salam Hebat Penuh Berkah
Siwi LH
cahayabintang. wordpress.com
siu-elha. blogspot.com
YM : siuhik
_____________________ _________ __
- 7a.
-
Re: [catcil] Ibu Rumah Tangga=Pembokat? --> all
Posted by: "Syafaatus Syarifah" syarifah@gratika.co.id sya4215
Mon Feb 15, 2010 1:23 am (PST)
FTM? pengennn... semoga bisa dalam waktu dekat..
doain yaaaa....
----- Original Message -----
From: asma_h_1999
To: sekolah-kehidupan@yahoogroups. com
Sent: Sunday, February 14, 2010 5:16 AM
Subject: [sekolah-kehidupan] Re: [catcil] Ibu Rumah Tangga=Pembokat? --> all
wew...
setuju dengan mba febti.
as
--- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "Den Bagusnya" <milis75@...com > wrote:
>
> koq pd jijik ama lebel pembokat sih?
> meurutku koq sejajar semua orang & profesi
> asalkan tidak kriminal :D
> hanya orang payah yg bikin kasta2 :-j
> meurutku smua orang sederajat
>
> --- In sekolah-kehidupan@yahoogroups. , "asma_h_1999" <asma_h_1999@com > wrote:
> >
> >
> > wew....mba-mba/mas-mas
> > Kita kudu lebih hati-hati dengan pilihan kata yang digunakan
> >
> > Ibu rumah tangga = pembokat ? gak setuju bangettt.
>
Need to Reply?
Click one of the "Reply" links to respond to a specific message in the Daily Digest.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Individual | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar