Jika Cinta Nabi
Oleh Nurudin
======
"Kemarin di sekolah pak guru nanya, siapa yang cinta nabi
Muhammad saw?" putriku membuka pembicaraan malam itu, usai mengerjakan
tugas agamanya.
" Terus?" tanyaku sambil memeriksa hasil pekerjaan rumahnya
"Semua tunjuk jari. Kemudian pak guru nanya lagi, apa bukti kalau
kalian cinta nabi
Muhammad saw?"
" Kalian jawab apa?"
" Tidak ada yang menjawab, semua diam. Termasuk aku!"
***
Pertanyaan yang sama, apakah kita mencintai nabi kita, nabi Muhammad
saw? Dengan mantap kita pasti akan menjawab, ya! Tapi jika ditanya, apa
bukti kalau kita mencinta nabi
Muhammad saw, maka terkadang kita seperti
anak kecil yang bingung dan membingungkan. Kita bingung menunjukan
bukti kecintaan kita pada sang nabi karena perbuatan kita yang terkadang
bertolak belakang dengan apa yang kita ucapkan.
Banyak cara dan acara yang digelar dalam rangka memperingati hari
kelahiran nabi Muhammad saw. Apakah ini sebuah bukti kecintaan kita pada
sang nabi? Tentu saja! Begitulah jawaban mereka yang melakukannya.
Namun benarkah ini bukti cinta kita pada sang nabi? Belum tentu di mata
Allah dan sang nabi.
Rosululloh mencontohkan kita untuk bersedekah dengan harta kita, tapi
bukan dengan cara mubazir, menghanyutkan ke laut misalnya. Untuk apa
dan untuk siapa? Bukan pula dengan cara untuk diperebutkan hingga tak
jarang menimbulkan kericuhan.
Rosululloh menyuruh kita untuk mencari ilmu, meskipun umpamanya
sampai ke negeri China. Mengadakan dan mengikuti pengajian adalah salah
satu cara untuk menambah pengetahuan agama kita. Tapi bukan kemudian
mengotori masjid dengan berbagai sampah makanan dan minuman. Bukan pula
dengan melalaikan sholat shubuh lantaran pengajian diadakan hingga larut
malam.
Rosullloh tak pernah memberikan contoh atau perintah khusus untuk
merayakan hari kelahiran beliau. Kalaupun kemudian ada yang mengadakan
berbagai acara dalam rangka memperingati hari kelahiran beliau, meski
sebagian mengatakan itu bid'ah namun sebagian lagi menganggap
acara-acara yang mereka gelar hanya sekedar memanfaatkan momen ini untuk
mengarahkan semangat kaum muslim ke jalur yang benar dan lebih
bermanfaat. Semua tentu kembali bagaimana niat dan tata caranya.
Ada satu hal yang terkadang kita lupakan, padahal itulah inti
sesungguhnya dari momen peringatan hari kelahiran nabi. Peringatan hari
kelahiran nabi semestinya menjadikan kita lebih dekat dengan sosok mulia
beliau. Bukan sekedar menyegarkan ingatan kita akan sejarah hidup
beliau, tapi membangkitkan semangat kita dalam meneladani segala akhlak
dan perbuatan beliau yang sangat mulia.
Jika benar kita cinta nabi, semestinya kita tahu apa dan bagaimana
sosok sang nabi, akhlaknya dan segala kemuliaannya. Jika benar kita
cinta nabi, semestinya akhlak dan perbuatan kita didasarkan pada contoh
yang beliau berikan.
Jika kita cinta nabi, semestinya ibadah wajib tak pernah kita
tinggalkan karena ibadah sunnahpun senantiasa kita jalankan. Ibadah
bukan lagi sekedar kewajiban, tapi kebutuhan. Rosululloh yang sudah
dijamin Allah masuk syurga saja sangat taat dan tekun beribadah, apalagi
kita yang masih berlumur dosa seharusnya memastikan segala tingkah laku
kita menjadi amalan yang bernilai ibadah.
Jika kita cinta nabi, semestinya kita menjadi orang yang sangat
memuliakan orang tua, menghormati tamu dan tetangga dan menjaga akhlak
dalam pergaulan, bukan menganggap orang tua hanya sebagai beban, tamu
atau tetangga hanya akan merepotkan sementara teman hanya sekedar tempat
untuk kita meminta bantuan.
Jika kita cinta nabi, semestinya kita menjadi orang yang mudah
memaafkan kesalahan orang lain, bukan membesar-besarkan permusuhan,
apalagi sampai mewariskan dendam pada keturunan.
Jika kita cinta nabi, semestinya kita peduli dengan kesusahan yang
dialami tetangga kanan kiri kita, bukan menganggap kesulitan mereka
sebagai urusan mereka, diluar urusan rumah tangga kita.
Jika kita cinta nabi, semestinya kita menjadi seorang dermawan yang
gemar membantu kaum fakir miskin, bukan dengan mudah memberikan label
malas pada mereka tanpa kita memberikan bantuan apa-apa.
Jika kita cinta nabi, semestinya kita mengasihi anak-anak yatim,
bukan membiarkan mereka dengan anggapan toh masih ada kerabat yang lebih
wajib mengurus segala keperluannya, sementara kita hanya orang lain
yang tak ada pertalian darah dengan mereka.
Kita memang hanyalah manusia biasa yang tak sesempurna rosululloh,
namun kita bisa meneladani beliau sampai batas maksimal kemampuan kita.
Mari kita jadikan momen peringatan maulid nabi ini sebagai titik awal
untuk mengikuti jejak-jejak syurga sang nabi.
Mari kita rubah senandung
harian kita dengan shalawat. Sesungguhnya rosululloh tak memerlukan doa
kita, tapi kitalah yang membutuhkan syafaat dari beliau.
Allohumma sholli ala Muhammad ya robbi sholli alaihi wasalim
http://abisabila.
abisabila@ymail.
============
Jadikanlah Sabar dan Shalat Sebagai Penolongmu. Dan Sesungguhnya Yang Demikian itu Sungguh Berat, Kecuali Bagi Orang-Orang yang Khusyu [ Al Baqarah : 45 ]
[Non-text portions of this message have been removed]
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar