Onta Itu Mengadu Kepada Rasulullah
Oleh: Mochamad Bugi
dakwatuna.com – Suatu hari untuk suatu tujuan Rasulullah keluar rumah
dengan menunggangi untanya. Abdullah bin Ja'far ikut membonceng di
belakang. Ketika mereka sampai di pagar salah salah seorang kalangan
Anshar, tiba-tiba terdengar lenguhan seekor unta.
Unta itu menjulurkan lehernya ke arah Rasulullah saw. Ia merintih. Air
matanya jatuh berderai. Rasulullah saw. mendatanginya. Beliau mengusap
belakang telinga unta itu. Unta itu pun tenang. Diam.
Kemudian dengan wajah penuh kemarahan, Rasulullah saw. bertanya,
"Siapakah pemilik unta ini, siapakah pemilik unta ini?"
Pemiliknya pun bergegas datang. Ternyata, ia seorang pemuda Anshar.
"Itu adalah milikku, ya Rasulullah," katanya.
Rasulullah saw. berkata, "Tidakkah engkau takut kepada Allah karena
unta yang Allah peruntukkan kepadamu ini? Ketahuilah, ia telah
mengadukan nasibnya kepadaku, bahwa engkau membuatnya kelaparan dan
kelelahan."
Subhanallah! Unta itu ternyata mengadu kepada Rasulullah saw. bahwa
tuannya tidak memberinya makan yang cukup sementara tenaganya diperas
habis dengan pekerjaan yang sangat berat. Kisah ini bersumber dari
hadits nomor 2186 yang diriwayatkan Abu Dawud dalam Kitab Jihad.
Bagaimana jika yang mengadu adalah seorang pekerja yang gajinya tidak
dibayar sehingga tidak bisa membeli makanan untuk keluarganya,
sementara tenaganya sudah habis dipakai oleh orang yang
mempekerjakannya? Pasti Rasulullah saw. lebih murka lagi.
Di kali yang lain, Abdullah bin Umar menceritakan bahwa Rasulullah
saw. pernah bersabda, "Seorang wanita disiksa karena menahan seekor
kucing sehingga membuatnya mati kelaparan, wanita itupun masuk
neraka." Kemudian Allah berfirman –Allah Mahatahu—kepadanya, "Kamu
tidak memberinya makan, tidak juga memberinya minum saat ia kamu
pelihara; juga engkau tidak membiarkannya pergi agar ia dapat mencari
makanan sendiri dari bumi ini." (HR. Bukhari, kitab Masafah, hadits
nomor 2192).
Yang ini cerita Amir Ar-Raam. Ia dan beberapa sahabat sedang bersama
Rasulullah saw. "Tiba-tiba seorang lelaki mendatangi kami," kata Amir
Ar-Raam. Lelaki itu dengan kain di atas kepadanya dan di tangannya
terdapat sesuatu yang ia genggam.
Lelaki itu berkata, "Ya Rasulullah, saya segera mendatangimu saat
melihatmu. Ketika berjalan di bawah pepohonan yang rimbun, saya
mendengar kicauan anak burung, saya segera mengambilnya dan
meletakkannya di dalam pakaianku. Tiba-tiba induknya datang dan segera
terbang berputar di atas kepalaku. Saya lalu menyingkap kain yang
menutupi anak-anak burung itu, induknya segera mendatangi anak-anaknya
di dalam pakaianku, sehingga mereka sekarang ada bersamaku."
Rasulullah saw. berkata kepada lekaki itu, "Letakkan mereka."
Kemudian anak-anak burung itu diletakan. Namun, induknya enggan
meninggalkan anak-anaknya dan tetap menemani mereka.
"Apakah kalian heran menyaksikan kasih sayang induk burung itu
terhadap anak-anaknya?" tanya Rasulullah saw. kepada para sahabat yang
ada waktu itu.
"Benar, ya Rasulullah," jawab para sahabat.
"Ketahuilah," kata Rasulullah saw. "Demi Dzat yang mengutusku dengan
kebenaran, sesungguhnya Allah lebih penyayang terhadap hamba-hamba-Nya
melebihi induk burung itu kepada anak-anaknya."
"Kembalikanlah burung-burung itu ke tempat di mana engkau
menemukannya, bersama dengan induknya," perintah Rasulullah. Lelaki
yang menemukan burung itupun segera mengembalikan burung-burung itu ke
tempat semula.
Begitulah Akhlak terhadap hewan yang diajarkan Rasulullah saw. Bahkan,
membunuh hewan tanpa alasan yang hak, Rasulullah menggolongkan suatu
kezhaliman. Kabar ini datang dari Abdullah bin Amr bin Ash, bahwa
Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang membunuh seekor burung
tanpa hak, niscaya Allah akan menanyakannya pada hari Kiamat."
Seseorang bertanya, "Ya Rasulullah, apakah hak burung tersebut?"
Beliau menjawab, "Menyembelihnya, dan tidak mengambil lehernya lalu
mematahkannya." (HR. Ahmad, hadits nomor 6264)
Jika kepada hewan saja kita memenuhi hak-haknya, apalagi kepada
manusia. Adakah hak-hak orang lain yang belum kita tunaikan?
http://www.dakwatuna.com/2007/onta-itu-mengadu-kepada-rasulullah/
------------------------------------
====================================================
Pesantren Daarut Tauhiid - Bandung - Jakarta - Batam
====================================================
Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
====================================================
website: http://dtjakarta.or.id/
====================================================Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/daarut-tauhiid/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
daarut-tauhiid-digest@yahoogroups.com
daarut-tauhiid-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
daarut-tauhiid-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar